• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : PTK Di Kelas IV SD Islam Fathia Kota Sukabumi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : PTK Di Kelas IV SD Islam Fathia Kota Sukabumi."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA PEMBELAJARAN IPS

(PenelitianTindakan Kelas Siswa Kelas IV SD Islam Fathia Kota Sukabumi)

Aeni latifah (1009554) Dr. Nana Supriatna, M.Ed Prof. Dr. Enok Maryani, MS

Penelitian ini dilatar belakangi oleh keprihatinan terhadap kondisi kualitas lingkungan yang semakin menurun disebabkan oleh perilaku manusia yang kurang memperhatikan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) atau pembangunan berwawasan lingkungan. Penanggulangan masalah tersebut salah satunya dapat dilakukan melalui upaya pendidikan di lembaga formal yaitu dengan mengintegrasikan mata pelajaran IPS ke dalam program farming and gardening. Dengan program farming and gardening yang dilaksanakan di sekolah diharapkan pada setiap diri siswa dapat tumbuh dan berkembang green behavior. Pada proses pembelajaran IPS masih lebih banyak mengarah kepada penguasaan pengetahuan, sehingga perilaku siswa di sekolah masih kurang peduli terhadap lingkungan seperti membuang sampah sembarangan, memetik dan mematahkan tanaman, serta membiarkan air tidak ditutup setelah mencuci tangan.

Penelitian ini menggunakan metode tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk mengembangkan green behavior melalui program farming and gardening pada pembelajaran IPS di SD Islam Fathia Kota Sukabumi. Penelitian ini dilaksanakan 3 tindakan atau 3 siklus.

Berdasarkan temuan hasil penelitian ini diketahui bahwa terjadi peningkatan kinerja guru dari siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 pada proses belajar dalam mengembangkan green behavior melalui program farming and gardening. Dengan demikian program farming and gardening yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran IPS dapat digunakan untuk menumbuh kembangkan green behavior bagi siswa di sekolah. Hal tersebut sesuai pendapat Michael K. Stone dan Zenobia Barlow dalam bukunya yang berjudul “Ecological Literacy” mereka membahas tentang bertani dan berkebun yang digunakan untuk menanam dan menumbuh kembangkan green habit sebagai pengembangan green behavior.

(2)

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

GREEN BEHAVIOR DEVELOPMENT PROGRAM THROUGH GARDENING AND FARMING ON SOCIAL STUDIES

(Classroom Action Research in 6th Class at Islamic Elementary School of Fathia Sukabumi)

Aeni Latifah (1009554) Dr. Nana Supriatna, M.Ed Prof. Dr. Enoch Maryani, MS

This study was motivated by concerns about the condition of decreasing environmental quality caused by human behavior less attention to sustainable development or development of environmentally sound. Combating these problems one of them can be done through education in formal institutions is to integrate social studies into farming and gardening programs. With farming and gardening programs are held in schools, every student is expected to be able to grow and develop green behavior. In the process of learning social studies still focus more on mastery of knowledge, so that the behavior of the students in school are less concerned about the environment such as littering, picking and breaking crop, and let the water does not shut down after washing hands.

This study uses Classroom Action Research that aims to understand the process of learning undertaken by teachers to develop green behavior through farming and gardening program in social studies learning at the Islamic elementary School of Fathia Sukabumi. This research was carried out 3 actions or 3 cycles.

Based on the findings of this research note that an increase in teacher performance of cycle 1, cycle 2, and cycle 3 in the learning process in developing green behaviors through farming and gardening programs. Thus farming and gardening programs are integrated into the social studies can be used to cultivate green behavior for students at school. This is consistent opinion of Michael K. Stone and Zenobia Barlow in his book entitled "Ecological Literacy" they talked about farming and gardening are used to grow and cultivate green habits as developing green behaviors.

(3)

1

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas lingkungan hidup dewasa ini semakin menurun, hal tersebut

dapat dilihat pada pencemaran udara yang diakibatkan oleh industri-industri

yang membuang asap tanpa dikelola terlebih dahulu. Demikian pula

pembuangan asap dari kendaraan bermotor. Selain pencemaran udara, juga

terjadi pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah industri yang dibuang

secara sembarangan ke sungai atau saluran-saluran air yang ada di sekitar

lokasi industri. Kondisi tersebut diperparah lagi oleh kebiasaan penduduk

membuang limbah rumah tangga ke sungai dan penggunaan peralataran

rumah tangga yang tidak ramah lingkungan, seperti menggunkaan lemari es

dan pendingin ruangan dengan bahan preon.

Di dalam proses interaksinya lingkungan hidup, manusia, udara, air,

tanah, flora, dan fauna satu sama lain tidak bisa dipisahkan. Satu sama lain

saling pengaruh mempengaruhi, artinya lingkungan mempengaruhi manusia

sehingga keberlangsungan hidup dengan makhluk lainnya dapat terwujud dan

terjaga baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Kondisi di atas tentunya akan sangat mengganggu keberlangsungan

hidup manusia, fenomena yang dihadapi oleh manusia yaitu masalah

lingkungan diantaranya seperti banjir, sampah, longsor menggambarkan

kurang harmonisnya manusia dengan lingkungan itu sendiri. Dengan

demikian sebenarnya keseimbangan lingkungan dengan kehidupan manusia

dapat diupayakan oleh manusia itu sendiri.

Hal tersebut selaras dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) Pasal 1

(2) yang menyampaikan upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,

(4)

2

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hukum.

Setiap individu dapat melakukan pengendalian terhadap dampak

lingkungan dengan upaya melakukan tindakan pengawasan. Dampak

lingkungan hidup diartikan sebagai pengaruh perubahan pada lingkungan

hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan. Oleh karena itu upaya

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi kewajiban bagi

negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan

pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup dapat tetap menjadi

sumber dan penunjang hidup bagi manusia serta makhluk hidup lainnya.

Pasal 1 (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menetapkan bahwa

pembangunan berkelanjutan sebagai upaya sadar dan terencana yang

memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi

pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,

kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi

masa depan.

Persoalan-persoalan lingkungan yang dihadapi mendorong

munculnya pembangunan berkelanjutan (development sustainable)

sebagaimana yang dikemukakan pada KTT (Earth Summit) atau biasa dikenal

dengan United Nations Conference on Environment and Development

(UNCED) atau Konferensi Khusus tentang Masalah Lingkungan dan

Pembangunan.

Mulyadi (2011: 2-6) mengemukakan bahwa : KTT kedua di Rio de

Jeneiro dengan motto ”think globally, act locally” menekankan pada

pentingnya kebersamaan dari negara-negara di dunia untuk bersama-sama

mengatasi berbagai masalah kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh

pelaksanaan pembangunan.

Demi berlangsungnya kehidupan dalam pembangunan yang

berkelanjutan dan berkesinambungan (sustainable) kondisi alam wajib dijaga

keseimbangannya sebagai modal pembangunan. Alvi Syahrin (1999: 27)

(5)

3

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan standar yang tidak hanya ditujukan bagi perlindungan lingkungan, melainkan juga bagi kebijaksanaan pembangunan, artinya : Dalam penyediaan, penggunaan, peningkatan kemampuan sumber daya alam dan peningkatan taraf ekonomi, perlu menyadari pentingnya pelestarian fungsi lingkungan hidup, kesamaan derajat antar generasi, kesadaran terhadap hak dan kewajiban masyarakat, pencegahan terhadap pembangunan yang desktruktif (merusak) yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan, serta berkewajiban untuk turut serta dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan pada setiap lapisan masyarakat.

Pembangunan terjadi seiring dengan perkembangan zaman,

pembangunan akan terus dilaksanakan seiring pemenuhan kebutuhan manusia

dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Berkaitan dengan hal

tersebut tentu menjadi perhatian serius terhadap teori yang dikemukakan oleh

Robert Maltus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan manusia mengikuti

deret ukur, sedangkan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung. Dari teori

ini menunjukkan bahwa antara pertumbuhan manusia dengan pemenuhan

kebutuhannya (pangan) mengalami ketidak seimbangan. Pada realitasnya

memang menjadi peringatan manusia untuk tidak terus mengeksploitasi alam

terhadap tuntutan kebutuhan dalam jumlah tinggi baik materil maupun

kualitas.

Banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya kualitas

lingkungan. Diantaranya, yaitu rendahnya tingkat pendidikan dan

pengetahuan masyarakat tentang lingkungan, sehingga mereka kurang respon

untuk dapat menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Di samping

itu, kebiasaan hidup masyarakat yang selalu membuang sampah di

sembarangan tempat, sulit untuk diubah dan ketidak pedulian terhadap

lingkungan yang mengakibatkan lingkungan menjadi kotor dan tercemar.

Cara yang paling efektif dalam rangka menyadarkan masyarakat akan

pentingnya pembangunan yang berkelanjutan yaitu melalui pendidikan.

Selaras dengan pendapat Khan (2010: 36) pada bab 36 hasil KTT Bumi

sebagai berikut:

(6)

4

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

development issues….It is critical for achieving environmental and

ethical awareness, values and attitudes, skill and behavior consistent with sustainable development and for effective public participation in decision-making” (United Nation Conference on Environment and Development, 1992, p.2)

Untuk meningkatkan mutu lingkungan, pendidikan mempunyai

peranan penting karena melalui pendidikan, manusia makin mengetahui dan

sadar akan bahaya limbah terhadap lingkungan, terutama bahaya pencemaran

terhadap kesehatan manusia. Melalui pendidikan lingkungan, seseorang

diperkenankan dengan ide-ide baru dan praktek baru, dan dengan pendidikan

dapat ditanamkan berpikir kritis, kreatif dan rasional.

Menjaga kehidupan yang seimbang dengan alam diperlukan

pengetahuan dan sikap peduli terhadap lingkungan dan menjadi karakter yang

harus dimiliki oleh setiap individu di muka bumi ini. Pembentukkan individu

yang berkarakter sesuai dengan tuntutan kehidupan adalah dengan

ecopaedagogy yang menjadi sebuah pendekatan dalam proses pembentukan

pengetahuan dan sikap peduli terhadap lingkungan.

Sesuai dengan pendapat Supriatna (2011: 68), sebagai berikut :

Ecopedagogy dapat diterjemahkan sebagai pendekatan dan proses pembelajaran untuk membentuk pengetahuan, sikap, watak, dan keterampilan pada para siswa yang selaras dengan gerakan green living. Dalam pendekatan tersebut dilakukan proses pembelajaran untuk memberikan pemahaman tentang keterbatasan sumber daya alam serta

keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut”.

Berdasarkan paparan di atas maka dibutuhkan sebuah kemasan

pendidikan yang tepat dalam memberikan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap peduli terhadap lingkungan sejak dari usia anak-anak. Hal ini sejalan

dengan pendapat Sumarmi (2008: 19) yang mengatakan bahwa “Penanaman

pondasi lingkungan sejak dini menjadi solusi utama yang harus dilakukan,

agar generasi muda memiliki pemahaman tentang lingkungan hidup dengan

baik dan benar.” Dengan demikian maka SD sebagai institusi pendidikan formal jenjang dasar memiliki peranan penting dalam upaya menanamkan

(7)

5

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki pemahaman tentang pentingnya menjaga dan melestarikan

lingkungan hidup dengan baik dan benar.

Pada perkembangannya dari sekian SD yang ada di Indonesia, SD

Islam Fathia Kota Sukabumi sebagai salah satu SD mencoba merealisasikan

konsep pendidikan lingkungan pada proses kegiatan belajar mengajar setiap

harinya. Salah satu keseriusan tersebut bisa dilihat dari fasilitas sekolah,

seperti ruang belajar yang disesuaikan dengan konsep belajar sekolah alam,

perpustakaan, pusat sumber belajar, taman hutan, lahan perkebunan, lahan

persawahan, dan kolam ikan. Kelengkapan fasilitas yang dimiliki SD Islam

Fathia jika dilihat dari beberapa standar yang telah ditetapkan oleh

pemerintah tentunya sudah memenuhi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Bab VII Standar sarana

dan Prasarana Pasal 42 ayat 2 dikemukakan bahwa:

Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Sebagai implementasi kepedulian terhadap lingkungan, SD Islam

Fathia memberikan bekal bagi setiap siswa sejak dini untuk hidup selaras dan

harmonis dengan keadaan alam. Dengan bekal yang dimiliki oleh setiap

siswa, maka apa yang selama ini menjadi kekhawatiran tentang ketidak

seimbangan hidup dengan alam tidak akan terjadi. Kegiatan belajar mengajar

yang dilaksanakan bertujuan menjadikan siswa lebih dekat dengan alam,

memahami konsep pentingnya lingkungan hidup, menampilkan sikap

apresiatif, menampilkan kreativitas, menampilkan peran serta nyata,

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman, pembiasaan di lingkungan

rumah, sekolah dan masyarakat, serta meningkatkan kesadaran dan

kepedulian terhadap lingkungan dimanapun mereka berada.

(8)

6

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SD Islam Fathia dilaksanakan dengan mengintegrasikan pada setiap mata

pelajaran sesuai yang tertuang dalam kurikulum. Barlia (2008: 82)

mejelaskan bahwa materi pendidikan lingkungan hidup dapat diintegrasikan

melalui bidang studi di sekolah, pendidikan lingkungan hidup dapat

dilaksanakan dengan pendekatan interdisipliner, multidisipliner dan

transdisipliner di sekolah. Dari sekian banyak bidang studi di sekolah dasar,

salah satu bidang studi yang memiliki keterkaitan erat dengan materi

pendidikan lingkungan hidup yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial.

Menurut Sapriya (2011: 12) IPS adalah suatu bidang studi yang di

ajarkan mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menegah (SMP/MTs dan

SMA/SMK/MA). Pembelajaran lingkungan hidup melalui mata pelajaran IPS

dapat dilakukan dengan mengkaji isu-isu permasalahan sosial. Permasalahan

sosial dalam pembelajaran IPS adalah “isu-isu lingkungan terutama berkaitan

dengan akibat eksploitasi sumber daya manusia dan pengelolaan kekayaan

bumi: tanah, hutan dan unsur lainnya” (Sapriya, 2011: 135). Isu-isu

permasalahan sosial tersebut seperti sampah, banjir, polusi udara, dan

pemanasan global.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang

terintegrasikan dengan humaniora, ilmu sosial dikemas untuk

mensosialisasikan dan menggeneralisasikan pengetahuan, sikap, dan nilai.

Individu dipersiapkan mampu memecahkan segala permasalahan baik pribadi

maupun sosial serta dapat ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS yang dikemukakan Sapriya

(2011: 12)

“….IPS di tingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk

mempersiapkan para peserta didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegaiatan kemasyarakatan agar menjadi

(9)

7

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi

ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek:

1. Manusia, tempat, dan lingkungan

2. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan

3. Sistem sosial dan budaya

4. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

Berdasarkan tujuan dan ruang lingkup pembelajaran IPS tersebut

persoalan lingkungan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan menjadi

bagian penting yang kelak dapat menjadi pengetahuan, keterampilan, dan

sikap serta nilai dalam menanggulangi berbagai persoalan lingkungan.

Selanjutnya, berdasarkan studi pendahuluan di SD Islam Fathia,

secara umum pembelajaran IPS mengenai lingkungan hidup mengacu pada

Standar Kompetensi (2006) sebagai Kurikulum Nasional, dalam proses

pembelajarannya lebih banyak menekankan pada pengetahuan (kognitif),

bukan pada sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Hal ini berdampak

pada masih adanya beberapa orang siswa kelas IV (empat) yang bersikap

kurang peduli terhadap lingkungannya. Beberapa bentuk contoh perilaku

tersebut dapat dilihat dari mencurat coret meja, memetik atau mematahkan

tanaman, membuang sampah sembarangan, serta membiarkan air mengalir

setelah selesai mencuci tangan. Jika masalah tersebut dibiarkan, maka tidak

menutup kemungkinan perilaku tersebut akan terus melekat pada diri setiap

individu siswa, bahkan menyebar pada siswa-siswa lainnya.

Melihat permasalahan di atas perlu segera ditindak lanjuti, maka

penulis merasa tertarik untuk mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup

ke dalam mata pelajaran IPS. Konsep sederhana yang akan dilakukan oleh

penulis adalah dengan memberikan pengetahuan tentang permasalahan sosial

serta sebab dan akibatnya, upaya yang akan dilakukan yaitu dengan

Mengembangkan Green Behavior melalui Program Farming and

(10)

8

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam

mengembangkan green behavior melalui program farming and gardening

pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Islam Fathia Kota Sukabumi ?

2. Bagaimana pengetahuan green behavior siswa kelas IV SD Islam Fathia

Kota Sukabumi pada pembelajaran IPS setelah diterapkannya program

farming and gardening ?

3. Bagaimana green behavior siswa kelas IV SD Islam Fathia Kota

Sukabumi pada pembelajaran IPS setelah diterapkannya program farming

and gardening ?

C. Klarifikasi Konsep

Green Behavior adalah perilaku hijau, sikap dan perbuatan yang

mencerminkan kepedulian terhadap alam sekitar serta menjadi bagian

kepribadian yang dimiliki oleh seseorang. Green behavior dalam tahapan

penelitian yang ramah terhadap lingkungan seperti menanam pohon di sekitar

sekolah, membuang sampah pada tempatnya, mempergunakan pupuk organik

untuk menyuburkan tanah.

Farming and gardening adalah sumber belajar yang digunakan pada

pembelajaran IPS di mana permasalahan sosial di lingkungan sekitar

merupakan salah satu materi dari mata pelajaran IPS. Melalui program

farming and gardening menjadikan siswa memahami konsep pentingnya

lingkungan hidup, menampilkan sikap apresiatif, menampilkan kreativitas,

menampilkan peran serta nyata, mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman, melakukan pembiasaan di lingkungan sekolah, serta

meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan.

(11)

9

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

dalam mengembangkan green behavior melalui program farming and

gardening pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Islam Fathia Kota

Sukabumi.

2. Untuk mengetahui pengetahuan green behavior siswa kelas IV SD Islam

Fathia Kota Sukabumi pada pembelajaran IPS setelah diterapkannya

program farming and gardening.

3. Untuk mengetahui perilaku green behavior siswa kelas IV SD Islam Fathia

Kota Sukabumi pada pembelajaran IPS setelah diterapkannya program

farming and gardening.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua kalangan

yang berkepentingan. Ada pun manfaat tersebut adalah :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap

berbagai upaya pengembangan pembelajaran IPS yang dikembangkan dengan

berbagai kajian ilmu yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran

sehingga pembelajaran IPS terus mengalami kemajuan sesuai dengan yang

diharapkan.

2. Secara Praktis

a. Bagi Guru

Dapat lebih mengenali kegiatan proses belajar mengajar yang lebih

efektif dan setiap pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

dapat dicapai dengan optimal terutama pada pembelajaran IPS dalam

mengembangkan green behavior siswa.

b. Bagi Siwa

Kegiatan belajar mengajar IPS menjadi mata pelajaran yang

menyenangkan karena pembelajaran dilaksanakan lebih kreatif, inovatif

(12)

10

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan sosial dan cara penanggulangannya dengan melestarikan

lingkungan sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

munculnya perilaku green behavior (peduli terhadap lingkungan).

c. Bagi Lembaga

Keberhasilan pembelajaran green behavior melalui program

farming and gardening menguatkan dan meyakinkan kepada para

pengguna jasa pendidikan atau pelanggan, bahwa SD Islam Fatihia

mempunyai kapabilitas untuk mewujudkan harapan para pelanggannya. Di

samping itu kepada pemerintah lebih menguatkan bahwa SD Islam Fathia

Kota Sukabumi sebagai sekolah alam yang mempunyai komitmen dan

konsisten dalam membangun output pendidikan yang mempunyai sikap

dan perilaku hijau.

F. Struktur Organisasi Penulisan

Struktur organisasi penulisan penelitian ini terdiri dari : Bab I,

Pendahuluan di dalamnya Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Klarifikasi Konsep, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika

Penulisan. Bab II, Kajian Pustaka membahas Pengembangan Green Behavior

Melalui Pendidikan, Pendidikan lingkungan dalam Mata Pelajaran IPS,

Pentingnya Green Behavior bagi Siswa Sekolah Dasar, Program Farming and

Gardening dalam Pengembangan Green Behavior, dan Hasil Penelitian

Terdahulu. Bab III, Metodologi Penelitian yaitu : Desain Penelitian, Lokasi

dan Subjek Penelitian, Metode dan Desain Penelitian, Prosedur Penelitian,

Teknik Pengumpulan data, Tehnik Pengolahan Data, dan Validasi Data. Bab

IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi Hasil Orientasi dan Identifikasi

Masalah, Deskripsi Pelaksanan Tindakan Pembelajaran dan Analisis dan

Pembahasan hasil penelitian. Bab V, Penutup yaitu Simpulan dan

(13)

35

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang akan dilaksanakan dengan mempergunakan tindakan

kelas (PTK) dalam mengambangkan green behavior melalui kegiatan farming

and gardening di Sekolah Dasar pada proses pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk melakukan suatu proses

perbaikan dalam pembelajaran dengan cara melakukan suatu tindakan yang

diperlukan sehingga dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi

dan proses selanjutnya siklus terus berlanjut sampai memperoleh hasil yang

diinginkan.

A.Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Islam Fathia yang terletak di Puri

Cibeureum Permai I Jl, Tampomas No 6-7 Kota Sukabumi. Dari pengamatan

dan informasi yang diperoleh dari guru yang mengajar dan membimbing siswa

kelas IV (empat) masih ada siswa memetik atau mematahkan tanaman,

membuang sampah sembarangan, membiarkan air mengalir setelah selesai

mencuci tangan.

2. Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV

(empat) SD Islam Fathia Tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 21 orang

terdiri dari 11 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.

Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan

diantaranya adalah :

a. SD Islam Fathia merupakan sekolah dasar yang mempunyai komitmen

selaras dengan alam dan fasilitas belajar berbasis lingkungan.

(14)

36

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu classroom action

research, dimaksudkan untuk peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada

sekelompok subjek yang diteliti dan mengambil tingkat keberhasilan atau

akibat tindakannya untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat

penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga

diperoleh hasil yang lebih baik (Trianto, 2011:14).

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

kelasnya tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga

meningkatkan hasil mutu instruksional, mengembangkan keterampilan guru.

Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada upaya pengembangan

green behavior melalui kegiatan farming and gardening dengan kajian

penelitian tindakan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan/pemahaman

konsep dan aplikasinya

2. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tindakan kelas (PTK) partisipan karena

peneliti terlibat langsung serta melakukan pengamatan dari awal sampai hasil

penelitian. Hal ini seiring dengan pendapat Trianto (2010:28) bahwa penelitian

tindakan kelas partisipan adalah sejak perencanaan penelitian peneliti

senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan

mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan

hasil penelitiannya.

Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam bentuk tahapan-tahapan siklus

yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang

dilakukan secara berulang-ulang sampai kepada peningkatan hasil perubahan

baik pengetahuan maupun aplikasinya.

(15)

37

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemis and Mc Taggart (1988). Dalam perencanaannya Kemis yang dikutip

oleh Rochiati Wiriaatmadja (2010:30) menggunakan sistem spiral refleksi diri

yang dimulai dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali yang merupakan

dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.

Pola dasar model penelitian tindakan kelas Kemis dan Taggart ditunjukan

pada gambar berikut :

Rochiati Wiriatmadja (2006:66)

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (1998) (Diadaptasi Dari Rochiati Wiriaatmadja, 2006: 66)

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti membuat

rencana tindakan yang akan dilakukan. Setelah rencana disusun barulah

[image:15.595.214.403.262.632.2]
(16)

38

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tindakan berlangsung peneliti mengobservasi guru kelas IV sebagai mitra yang

menerapkan pembelajaran melalui kegiatan farming and gardening di

lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil observasi tersebut, selanjutnya peneliti

melakukan refleksi asebagai upaya untuk memperbaiki pembalajaran agar

green behavior siswa meningkat.

Apabila melihat hasil refleksi menunjukan perlunya perbaikan atas

tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan yang akan dilaksanakan

berikutnya tidak hanya mengulang dari apa yang telah dilakukan sebelumnya

akan tetapi dilakukan terus menerus sampai masalah yang diteliti dapat

dipecahkan secara optimal.

Gambar 3.1 di atas sepertinya terlihat mutlak (2 siklus) dalam penelitian,

artinya dalam penelitian pelaksanaan hanya 2 siklus, akan tetapi banyaknya

siklus tergantung pada pencapaian target dari setiap indikator penelitian,

sehingga siklus akan berakhir apabila penelitian ini sudah mencapai target yang

telah ditetapkan oleh peneliti.

Adapun gambaran alur pelaksanaan siklus dalam pembelajaran IPS

mengembangkan green behavior melalui kegiatan farming and gardening

adalah sebagai berikut untuk memudahkan dalam memahami tahapan

(17)

39

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

[image:17.595.119.503.149.519.2]

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Modifikasi Model Spiral Dari Kemmis dan Mc Taggart

C.Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus,

banyaknya siklus yang akan dilaksanakan tergantung pada pencapaian target

dalam penelitian, jika dalam penelitian target sudah tercapai maka siklus pun

berakhir. Setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Dalam penelitian ini,

peneliti akan melaksanakan empat langkah prosedur penelitian yaitu rencana,

pelaksanaan, obervasi, dan refleksi-refleksi. OBSERVER

ACTION

OBSERVER

ACTION

OBSERVER

ACTION REFLECION

PLAN REFLECTION

PLAN REFLECTION

PLAN

SIKLUS II SIKLUS I

(18)

40

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih jelasnya, paparan langkah-langkah pelaksanaan penelitian

setiap tahap dalam setiap siklusnya sebagai berikut :

1. Siklus 1

1) Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi awal, peneliti dan guru mitra bekerjasama

(kolaboratif) merancang rencana tindakan penelitian dengan mulai

menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa

dan lembar observasi, serta materi pembelajaran yang akan dilaksanakan

tentang permasalahan sosial di lingkungan sekitar.

2) Pelaksanaan

Untuk mendukung proses pembelajaran, guru menyediakan media

tentang permasalahan sosial. Pada tahapan ini, guru melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah dibuat dan disepakati dengan guru mitra sesuai dengan materi

dan pengembangan green behavior siswa. Kegiatan diawali dengan

introduction, selanjutnya kegiatan inti dan menutup pelajaran.

3) Pengamatan (obsevasi)

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengamat (obsever).

Pengamatan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung

dengan mempergunakan lembar observasi dan yang telah dibuat

sebelumnya. Pelaksanaan pengamatan proses pembelajaran pada siklus 1

dijadikan sebagai masukkan pada siklus berikutnya.

4) Refleksi

Pada tahapan ini, peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi serta

menganalisis hasil pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran pada siklus

1, lembar kerja siswa dan lembar observasi. Refleksi dilakukan untuk

mengetahui peningkatan yang dicapai dalam proses pembelajaran siklus

1 sebagai masukan pada pelaksanaan tindakan siklus 2.

2.Siklus 2

(19)

41

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap perencanaan siklus 2, peneliti dibantu oleh guru mitra

menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

hasil refleksi siklus 1, lembar kerja siswa dan lembar observasi, serta

menentukan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Pada siklus ini guru mitra pada proses pembelajaran menyampaikan

materi pencemaran lingkungan sebagai permasalahan sosial dengan

mengamati permasalahan yang ada di lingkungan sekolah.

2) Pelaksanaan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dan disepakati.

Kegiatan diawali dengan introduction, kemudian kegiatan inti dan

menutup pelajaran sesuai refleksi siklus 1.

3) Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran di luar kelas

berlangsung dengan mempergunakan lembar observasi yang telah dibuat

sebelumnya. Pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus 2

dijadikan sebagai bahan masukkan pada siklus berikutnya.

4) Refleksi

Pada tahapan ini, peneliti bersama guru mitra mendiskusikan kembali

serta menganalisis hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus

2, lembar wawancara, lembar kerja siswa dan lembar observasi. Refleksi

dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang dicapai dalam

pembelajaran siklus 2 sebagai bahan masukan pelaksanaan tindakan pada

siklus 3.

3.Siklus 3

1) Perencanaan

Setelah selesai kegiatan penelitian pada siklus 2 selanjutnya dilakukan

penelitian siklus 3. Pada siklus 3 ini dimulai dengan tahapan perencanaan

peneliti bersama guru mitra menyusun kembali Rencana Pelaksanaan

(20)

42

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lembar observasi, serta menentukan materi pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

2) Pelaksanaan

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dan disepakati.

Kegiatan diawali dengan introduction, kemudian kegiatan inti dan

menutup pelajaran sesuai refleksi siklus 2.

3) Pengamatan

Pengamatan dilaksanakan ketika kegiatan pembelajaran di luar kelas

berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat

sebelumnya.

4) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti bersama guru mitra berdiskusi dan menganalisis

hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 3, lembar kerja

siswa dan lembar observasi. Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui

sejauh mana peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran siklus 3.

D.Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Observasi (observation)

Observasi peneliti lakukan karena merasa sangat perlu untuk mengamati

perilaku awal serta mengamati perubahan perilaku setelah diberikan

stimulus. Observasi ini lebih banyak menggunakan indra penglihatan

terhadap siswa tentang kesadaran lingkungan yang mencakup tindakan

siswa menyiram tanaman secara rutin, memupuk, dan membiasakan

membuang sampah terpisah antara organik dan anorganik.

2. Wawancara

Peneliti mencari informasi dengan wawancara terhadap guru kelas,

kepala sekolah, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah

(21)

43

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun informasi yang akan diperoleh melalui wawancara ini adalah

perilaku siswa yang berkaitan dengan pengetahuan tentang permasalahan

sosial dan kebiasaan-kebiasan yang dilakukan di sekolah.

3. Dokumen

Dokumentasi tentunya akan membantu peneliti dalam rangka

mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang

dilakukan penelitian seperti kurikulum, silabus, RPP, buku sumber

palajaran, laporan tugas siswa, serta photo kegiatan siswa.

4. Lembar Kerja Siswa

LKS digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan farming

and gardening tentang permasalahan sosial di lingkungannya, sebagai

prosedur dalam proses pembelajaran dengan mempergunakan lingkungan

sebagai sumber pembelajaran.

E.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini meliputi rangkaian 3

aspek di bawah ini:

a. Teknik pengolahan data untuk kinerja guru dalam penelitian

menggunakan pendekatan kualitatif. Pengelolaan pembelajaran yang

dilaksanakan oleh guru diamati melalui lembar pengamatan kinerja guru.

b. Penyekoran hasil tes pengetahuan/pemahaman konsep

Teknik pengolahan data hasil belajar siswa yang berupa hasil tes

pengetahuan siswa secara individu dilakukan dengan pendekatan

kuantitatif yaitu dengan cara.

(1). Skor < 65 = kurang,

(2). Skor 65-79 = cukup,

(3). Skor 80-89 = baik, dan

(22)

44

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(a) Menghitung rata-rata nilai kelas menggunakan rumus:

Keterangan: X :Nilai rata-rata kelas

ΣN : Jumlah nilai total kelas

n : Jumlah siswa

(b) Menghitung presentase daya serap kelas menggunakan rumus Daya Serap = ∑ Skor Peroleh

∑ Skor Maksimal X 100%

(c) Menghitung presentase ketuntasan belajar kelas, menggunakan

rumus:

KBSK = Jumlah Siswa Yang tuntas

Jumlah Siswa Keseluruhan X 100%

Keterangan:

KBSK : Ketuntasan belajar siswa Klasikal

: Jumlah siswa yang tuntas

: Jumlah Siswa keseluruhan

100 : Bilangan tetap

Nilai Ketuntasan Minimal yang ditentukan oleh peneliti dan guru

adalah 65 (enam lima), penetapan KKM tersebut berdasarkan

perumusan dari berbagai aspek daya dukung, intaqe, dan

kompleksitas. Adapun penetapan KKM tersebut dapat peneliti

jelaskan pada tabel terlampir.

c. Teknik pengolahan data untuk hasil observasi perilaku siswa dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan kriteria

pencapaian indikator sebagai berikut:

Baik : skor 3

Cukup : skor 2

(23)

45

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persentase pencapaian indikator tersebut kemudian diinterpretasikan

dengan target keberhasilan 65% siswa mampu memunculkan indikator

kinerja yang telah ditentukan. Di lembar observasi siswa apabila muncul

green behavior siswa sesuai indikator yang telah ditentukan diberi tanda

ceklis (√) dengan indikator : 1) Menunjukan sikap semangat serta

hati-hati dalam menyiram dan memberi pupuk, 2) Menggunakan air

seperlunya, baik untuk menyiram atau pun untuk cuci tangan, 3)

Membuang sampah pada tempatnya. (Tabel Terlampir)

Deskriptor :

Skor 1 jika muncul satu indikator

Skor 2 jika muncul kedua indikator

Skor 3 jika muncul ketiga indikator

Ket : Nilai Akhir = Skor yang di dapat x 100

Skor Ideal

2. Analisis Data

Menurut Moleong (2002:190) proses analisis data adalah: “dimulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu

wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya”.

Untuk dokumentasi resmi pada penelitian ini akan diguanakan

dokumen visual atau berbentuk foto. Selama kegiatan farming and

gardening berlangsung, semuanya akan didokumentasikan menggunakan

foto.

Setelah dibaca, dipelajari, ditelaah, maka langkah berikutnya

ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat

abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti,

proses, dan pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya.

Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-

satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Tahap akhir

(24)

46

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengolahan data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data,

paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data adalah proses penyederhanaan

yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstrakan data mentah

menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan

data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, termasuk dalam

format matrik, representatif grafik, dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan

data adalah proses pengambilan intisari dari penyajian data yang telah

diorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau formula yang singkat

dan padat tetapi mengandung arti yang luas.

Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah

dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber,

kemudian data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu

dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya.

Selanjutnya data tersebut disusun dan diketegorisasikan, kemudian

disajikan, dimaknai, disimpulkan, dan terakhir diperiksa keabsahannya.

Kegiatan akhir yang dilakukan adalah dengan mengadakan pemeriksaan

validasi data.

1. Indikator kinerja

Standar keberhasilan tindakan perbaikan yang dilakukan guru untuk

meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswa dalam pengembangan green

behavior melalui program farming and gardening dinyatakan berhasil,

apabila memenuhi dua aspek di bawah ini:

a. Hasil tes pengetahuan siswa, menunjukan 80% siswa mampu memenuhi

nilai 65 sebagi KKM yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Hasil observasi terhadap perilaku siswa, menunjukan 65% siswa

mampu memunculkan indikator kerja yang telah ditentukan

F. Validasi data

Dalam penelitian intsrumen-instrumen sangat diperlukan yang tentunya

(25)

47

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

validasi dan reliabilitas. Validasi instrument menunjukkan hasil dari suatu

pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur.

Gay (1983) yang dikutip Sukardi (2004: 121) mengemukakan

bahwa suatu instrument dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat

mengukur apa yang telah diukur.

Validasi untuk menguji derajat keterpercayaan atau derajat kebenaran

pada penelitian tindakan kelas ini akan mempergunakan versi Hopkins (1993)

yang dikutip oleh Rochiati Wiraatmadja (2010: 168-171) sebagai berikut :

1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara

sumber seperti kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa,

pegawai administrasi sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis

dilakukan peneliti untuk membandingkan dengan hasil orang lain. Misalnya

mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama.

3. Saturasi, yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada data lain

yang berhasil dikumpulkan.

4. Audit trail, yaitu seperti yang biasa dilakukan untuk mengaudit keuangan

maka dapat diperiksa kesalahan-kesalahan di dalam metode atau prosedur

yang dipakai oleh peneliti, dan juga dalam pengambilan kesimpulan. Audit

trail dapat dilakukan oleh teman sejawat peneliti, yang tentunya memiliki

pengetahuan dan keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas.

5. Expert opinion, dalam hal ini adalah pembimbing peneliti, para pakar yang

akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian, juga memberikan

arahan atau judgement terhadap masalah-masalah penelitian yang

dikemukakan peneliti. Perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan

arahan atau opini para pakar atau pembimbing yang selanjutnya

memvalidasi hipotesis, konstruk, atau katagori dan pada tahapan selanjutnya

analisis yang dilakukan peneliti akan meningkatkan derajat keterpecayaan

(26)

48

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Key respondents review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra

peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan

kelas untuk membaca draf awal laporan penelitian peneliti dan meminta

(27)

105

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa peogram

farming and gardening dalam mengembangkan green behavior siswa kelas

IV SD Islam Fathiya Kota Sukabumi pada pembelajaran IPS terbukti berhasil.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh selama penelitian dapat

diambil kesimpulan bahwa :

1. Kinerja guru dalam setiap tindakan pembelajaran mengalami peningkatan,

hal ini disebabkan adanya usaha guru untuk memanfaatkan hasil refleksi

sebagai upaya perbaikan. Secara umum setidaknya guru mampu

melakukan poin-poin penting yang menjadi kunci keberhasilan yang

meliputi: menggali kemampuan awal siswa dan menghubungkan dengan

konsep pengembangan green behavior dengan keterampilan bertanya,

menunjukan penggunaan media pembelajaran yang mempermudah siswa

menyerap materi pembelajaran, menyajikan materi pembelajaran secara

runtut dan jelas serta mengintegrasikan materi pembelajaan dengan

program farming and gardening, dan mampu menciptakan interaksi multi

arah antara siswa-siswa, siswa-guru, siswa-media selama proses

pembelajaran,

2. Hasil tes pengetahuan green behavior siswa pada materi permasalahan

sosial menunjukan adanya peningkatan pengetahuan siswa untuk setiap

siklusnya. Hal ini ditandai dengan perolehan nilai rata-rata yang

mencaapai 55,47 dengan daya serap siswa 55,47% pada siklus 1,

meningkatn menjadi 66,90 dengan daya serap siswa 66,90% pada siklus 2,

meningkat menjadi 74,76 dengan daya serap siswa 74,76% pada siklus 3.

Hal ini berdampak pada peningkatan angka ketuntasan belajar yang

semula 23,81% pada siklus 1, meningkat menjadi 47,62%, dan meningkat

menjadi 90,48% pada siklus 3. Oleh sebab itu maka tindakan pembelajaran

(28)

106

Aeni Latifah, 2014

PENGEMBANGAN GREEN BEHAVIOR MELALUI PROGRAM FARMING AND GARDENING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai target keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya

3. Hasil pengamatan perilaku green behavior menunjukan adanya

peningkatan untuk setiap siklusnya. Dari tiga indikator yang menjadi fokus

pengamatan siswa mampu mencapai nilai rata-rata 1,05 bila

dipersentasekan mencapai 34,92% pada siklus 1, pada siklus 2 meningkat

mampu mencapai nilai rata-rata 1,23 persentasenya meningkat menjadi

41,26%, dan pada siklus 3 mencapai nilai rata-rata 2,67 persentasenya

meningkat menjadi 88,89%. Merujuk pada persentase nilai rata-rata hasil

pengamatan sikap siswa siklus 3, maka pencapaian tindakan siklus tiga

berhasil melampaui 65% keberhasilan sebagai batas minimal. Dengan

demikian maka tindakan perbaikan dinyatakan berhasil.

B. Rekomendasi

Berdasarkan analisis hasil penelitian maka dalam hal ini peneliti

mengajukan beberapa rekomendasi:

1. Bagi guru hendaknya mencoba melakukan penelitian pengembangan green

behavior melalui kegiatan atau model pembelajaran yang lain, untuk

menambah referensi dan khazanah pengetahuan bagi terciptanya

pembelajaran green behavior yang lebih pariatif.

2. Bagi pihak sekolah agar memberikan ruang kepada guru untuk lebih

mengembangkan pendekatan, model, strategi dan metode pembelajaran

yang lain serta memberikan motivasi, pemahaman dan pasilitas kepada

siswanya agar terus mencintai, menjaga, dan melestarikan lingkungan

sekitarnya.

3. Para peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa,

hendaknya mempersiapkan referensi yang cukup serta waktu yang lebih

lama, karena penelitian ini juga bisa dikembangkan pada indikator yang

Gambar

Gambar 3.1  Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (1998)
Gambar 3.2 Modifikasi Model Spiral Dari Kemmis dan Mc Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS sebagai pelaksana tindakan dan

Merupakan tugas pokok para pendidik atau guru untuk membangkitkan minat siswa dalam kegiatan belajar mereka, baik itu belajar yang bersifat formal yaitu proses belajar yang

Penelitian ini bertujuan untuk 1) meningkatkan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV A SDN Sinduadi 1 Sleman dengan menggunakan metode Mind Mapping, 2)

Penelitian tindakan kelas tentang optimalisasi pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) melalui metode pengorganisasian tugas terstruktur dan kuis untuk

Abstak: Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS dengan penggunaan metode Inquiry pada

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di Kelas IV igunakan lembar observasi

Abstrak: Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada guru-guru SDN 1 Gunung Terang Langkapura bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penelitian tindakan kelas

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di Kelas IV igunakan lembar observasi