PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN METODE
KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SD KANISIUS
KOTABARU
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi S1-PGSD
Oleh:
DEWI MARLINA CANDRAWATI
NIM: 081134224
PROGRAM STUDI S1-PGSD
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN METODE
KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SD KANISIUS
KOTABARU
TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi S1-PGSD
Oleh:
DEWI MARLINA CANDRAWATI
NIM: 081134224
PROGRAM STUDI S1-PGSD
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iii
iv
Persembahan
Teriring rasa syukur, skripsi ini Kupersembahkan untuk:
Suamiku Wisnu dan anakku Angel tersayang yang selalu ada
menemani hidupku.
Bapak dan ibu, yang sangat aku hormati terimakasih atas
ketulusan kasih sayang serta doa tanpa akhir dalam mendidik dan membimbing aku dalam meniti tiap langkah hidup.
Rm. Albertus Hartana, SJ yang selalu mendorong dan memotivasi
hidupku agar selalu bersemangat.
Ketiga adikku (Ike, Iput, dan Robet) yang selalu mendukung dan
memotivasiku.
Sahabat-sahabat terbaikku yang selalu ada disaat susah dan
senang.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
v
MOTTO
¾ Jadilah dirimu sendiri agar kepuasan hati dapat kita rasakan
dalam meniti hidup.
¾ Belajarlah mengalah dan sanggup menerima kritik, karena itu
semua merupakan awal dari kedewasaan, kebijaksanaan, dan
kemenangan.
¾ Hidup khan menjadi indah ketika kita dapat berguna bagi orang
lain terutama yang kita sayangi.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 Mei 2010
Penulis
Dewi Marlina Candrawati
NIM. 081134224
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Dewi Marlina Candrawati
Nomor Mahasiswa : 081134224
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya saya berjudul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SD KANISIUS KOTABARU
TAHUN AJARAN 2009/2010
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijindari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 17 Juni 2010
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SD KANISIUS KOTABARU
TAHUN AJARAN 2009/2010
Dewi Marlina Candrawati
Universitas Sanata Dharma
2010
Prestasi belajar siswa kelas V SD Kanisius Kotabaru dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial tentang gejala alam masih rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa ini terlihat pada nilai rata-rata ulangan harian yang belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 7,00.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui metode belajar kelompok pada siswa kelas VI SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas VI SD Kanisius Kotabaru dengan jumlah 35 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi gejala alam di SD Kanisius Kotabaru dengan metode belajar kelompok.
Teknik analisis data yang adalah mendiskripsikan analisis secara kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes atau evaluasi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kelas VI dengan menggunakan metode belajar kelompok dalam kegiatan pembelajaran pada pokok bahasan materi gejala alam dikatakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui tahapan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2. Peningkatan prestasi belajar pada siswa kelas VI rata-rata sebesar: (1) 62 pada nilai dasar berubah menjadi 69,8 setelah diadakan siklus 1, dan menjadi 78,8 setelah diadakan siklus 2. Dengan demikian terbuktibahwa metod kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS bagi siswa kelas VI SD Kanisius Kotabaru tahun ajaran 2009/2010.
ix
ABSTRACT
ENHANCING ACHIEVEMENT LEARNING LESSONS IN EYES USING SOCIAL SCIENCE WORKING GROUP ON CLASS VI SD KANISIUS KOTABARU
ACADEMIC YEAR 2009/2010
Dewi Marlina Candrawati
Sanata Dharma
2010
Fifth grade student achievement in elementary Canisius Kotabaru Social Sciences materials for natural phenomena is still low. The low student achievement is seen in the average value of daily tests that do not meet the specified KKM is 7.00.
This study aims to determine the increase in the Social Sciences learning achievement through group learning method in sixth grade elementary school students in Yogyakarta Kotabaru Canisius.
This research is a class action with research subjects are teachers and students of class VI Canisius Kotabaru SD with the number of 35 students consisting of 18 male students and 17 female students. The object of this research is the learning process of Social Sciences with the materials natural phenomena in elementary Canisius Kotabaru with group learning method.
Data analysis technique is to describe in quantitative analysis. Data collection techniques used in this study is to test or evaluation.
The research concluded that of the Classroom Action Research (CAR) class of VI using the method of group learning in the learning activities on the subject matter of natural phenomena is said to improve student achievement through the learning stages of the cycle 1 and cycle 2. Improving learning achievement in sixth-grade students by an average of: (1) 62 in the basic values changed to 69.8 after a cycle 1, and a 78.8 after a cycle 2. Thus proved that the metod of group work to improve student achievement in social studies subjects for sixth grade elementary school students Canisius Kotabaru 2009/2010 academic year.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar S-1 di bidang Ilmu
Pendidikan.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penyelesaian skripsi ini berkat
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M. Ed, Ph. D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang telah memberikan izin penelitian ini.
2. Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku pembimbing dan Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma yang telah
mengarahkan dan membimbing penulis.
3. Rusmawan, S.Pd, Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan dan
membimbing penulis.
4. Y. Maryono Susanto Ama. Pd, selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kotabaru
Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
xi
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini masih ada
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dan positif dari para pembaca dan pengguna skripsi ini. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang berkepentingan.
Yogyakarta, 21 Mei 2010
Penyusun,
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN DEWAN PENGUJI ... iii
HALAMAN PERSEBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
HALAMAN ABSTRAK ... ix
HALAMAN ABSTRACT ... x
HALAMAN KATA PENGANTAR ... xi
HALAMAN DAFTAR ISI ... xii
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 3
C. Perumusan Masalah ... 3
D. Batasan Pengertian ... 3
E. Pemecahan Masalah ... 4
F. Tujuan Penelitian ... 4
G. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Prestasi Belajar ... 6
B. Metode Belajar Kelompok ... 8
C. Pembelajaran Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) ... 11
D. Kerangka Berpikir ... 14
E. Hipotesis Tindakan ... 15
BAB III METODE PENELITIAN ... 16
A. Setting Penelitian ... 16
1. Tempat Penelitian ... 16
2. Subyek Penelitian ... 16
3. Obyek Penelitian ... 16
4. Waktu Penelitian ... 17
xiii
B. Prosedur Penelitian ... 19
1. Persiapan ... 19
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 19
3. Tahap Pelaksanaan Setiap Siklus ... 19
C. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 21
D. Teknik Analisis Data ... 21
E. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 23
1. Pengujian Validitas ... 23
2. Pengujian Reliabilitas ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27
A. Keadaan fisik SD Kanisius Kotabaru ... 26
Pelaksanaan Siklus I ... 27
1. Perencanaan ... 27
2. Pelaksanaan Tindakan ... 27
3. Observasi ... 28
4. Refleksi ... 28
5. Hasil Pengukuran ... 29
6. Analisis Data ... 31
B. Pelaksanaan Siklus II ... 31
1. Perencanaan ... 31
2. Pelaksanaan Tindakan ... 32
3. Observasi ... 32
4. Refleksi ... 32
5. Hasil Pengukuran ... 33
6. Analisis Data ... 34
C. Pembahasan ... 35
BAB V PENUTUP ... 40
A. Kesimpulan ... 40
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Waktu penelitian ……… 17
Tabel 2. Pengumpulan data ………. 21
Tabel 3. Kondisi tiap siklus ………. 22
Tabel 4. Kualifikasi Koefisien Korelasi ……….. 25
Tabel 5. Kualifikasi Koefisien Korelasi ……….. 26
Tabel 6. Jumlah siswa SD Kanisius Kotabaru ……… 27
Tabel 7. Hasil pengukuran siklus I ………. 30
Tabel 8. Hasil pengukuran siklus II ……… 33
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Silabus
2. Rencana Pelaksaaan Pembelajaran
a. RPP Siklus I
b. RPP Siklus II
3. Kisi-kisi Soal
a. Kisi-kisi Soal Siklus I
b. Kisi- kisi Soal Siklus II
4. Lembar Kerja Siswa Siklus I
5. Lembar Evaluasi Siklus I
6. Lembar Kerja Siswa Siklus I
7. Lembar Evaluasi Siklus II
8. Analisis Soal Siklus I
9. Analisis Soal Siklus II
10.Analisis Reliabilitas Sisklus I
11.Analisis Reliabilitas Sisklus II
12.a. Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak masalah yang terkait dengan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) di SD kelas atas, misal: kesulitan mengintegrasikan berbagai
cabang ilmu sosial dalam pembahasan satu pokok bahasan atau topik, minat,
perhatian, dan prestasi belajar siswa serta optimalisasi belajar dalam
pembelajaran IPS yang cenderung rendah. Hasil belajar siswa dalam IPS yang
kurang tinggi serta strategi pembelajaran IPS di SD yang dikembangkan guru
kurang menarik dan bervariasi bagi siswa. Pembelajaran IPS yang kurang
menarik membuat siswa menjadi bosan dan malas untuk mengikuti pelajaran.
Jika hal ini terus berlangsung maka hal ini dapat menyebabkan prestasi belajar
siswa menjadi menurun.
Salah satu masalah yang dihadapi di SD Kanisius Kotabaru dalam
prestasi belajar IPS adalah masih rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan
pengamatan pada siswa kelas VI tahun 2008/2009, menunjukkan 70% siswa
mendapatkan nilai tes atau ulangan harian di bawah rata-rata nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ada 23 dari 35 siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa pencapaian prestasi belajar siswa ini masih dibawah nilai
Penyebabnya antara lain adalah pembelajaran IPS hanya dilakukan
dengan metode ceramah yang berpusat satu arah pada guru dan siswa hanya
mendengarkan serta mencatat sehingga yang aktif hanya guru. Secara
keseluruhan respon dan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat, ide
atau gagasan masih kurang. Terkadang siswa juga merasa ada yang kurang
jelas atau kurang mengerti tentang materi pembelajaran tapi mereka malu dan
takut untuk bertanya pada gurunya. Hal ini menimbulkan banyak siswa yang
tidak memperhatikan dan kurang berkonsentrasi dalam mengikuti proses
belajar IPS
Melihat permasalahan di SD Kanisius Kotabaru kelas VI, peneliti
tertarik untuk menerapkan metode kerja kelompok sebagai upaya untuk
peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Dalam belajar
berkelompok siswa dianjurkan untuk mencari data lapangan atau melakukan
pengamatan terhadap sesuatu fenomena, atau membuat suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan berkelompok.
Melalui metode kerja kelompok diharapkan adanya peningkatan
prestasi prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial bagi siswa kelas VI SD
Kanisius Kotabaru semester 2 tahun pelajaran 2009/2010, dengan
menggunakan metode kerja kelompok dapat mengaktifkan siswa karena
kerjasama secara berkelompok tidak ada rasa enggan, rendah diri, dan malu
untuk bertanya maupun minta bantuan pada teman, serta bahasa dari teman
B. Batasan Masalah
Tidak mungkin mengatasi masalah tersebut dalam waktu singkat
dengan memperhatikan semua kemungkinan penyebabnya. Oleh karena itu
penelitian ini dibatasi hanya pada usaha peningkatan prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan metode kerja kelompok pada siswa kelas VI SD
Kanisius Kotabaru semester 2 tahun ajaran 2009/2010.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat
disimpulkan permasalahannya antara lain:
1. Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas VI SD Kanisius Kotabaru
semester 2 tahun ajaran 2009/2010?
2. Bila dapat, seberapa tinggi peningkatannya?
D. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir tentang istilah
yang dipakai maka peneliti memberikan batasan pengertian sebagai berikut:
A.Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
B.Metode kerja kelompok adalah suatu metode belajar yang digunakan secara
bersama-sama untuk berusaha memecahkan suatu masalah atau tugas secara
berkelompok.
E. Pemecahan Masalah
Masalah masih rendahnya prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI
SD Kanisius Kotabaru semester 2 tahun ajaran 2009/2010 tentang gejala alam
akan diatasi dengan menggunakan metode kerja kelompok, yang pelaksanaan
pembelajarannya diusahakan seluruh siswa ikut berperan aktif.
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka
penelitian ini betujuan untuk:
1. Untuk mengetahui apakah metode belajar kelompok dapat meningkatkan
prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa SD Kanisius Kotabaru
semeseter 2 tahun ajaran 2009/2010.
2. Jika dapat, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi
peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial menggunakan metode kerja kelompok pada siswa kelas VI SD
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk mengembangkan atau menerapkan pengetahuan yang
telah diperoleh dalam bangku perkuliahan dalam dunia pendidikan di SD
khususnya tentang peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
menggunakan metode kerja kelompok.
2. Bagi guru
Memberi masukan bagi guru dalam penggunaan metode kerja kelompok
pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial semester 2 kelas VI Sekolah
Dasar.
3. Bagi siswa
Merupakan pengalaman belajar bagi siswa dalam menggunakan metode
kerja kelompok dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa
kelas VI Sekolah Dasar.
4. Bagi sekolah
Dapat dijadikan salah satu contoh metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan prestasi belajar, terutama dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial kelas VI Sekolah Dasar pada semester 2.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
Siswa dan guru merupakan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran. Tentunya mereka ingin mengetahui proses dan hasil kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Untuk memperoleh informasi tentang prestasi
belajar, maka guru harus menyediakan evaluasi. Evaluasi hasil belajar
menekankan pada diperolehnya informasi tentang seberapa jauh perolehan
siswa dalam mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Dengan demikian,
evaluasi dapat menunjukkan prestasi belajar siswa
Prestasi belajar adalah salah satu hal yang dapat menentukan bahwa
seorang siswa dikatakan berhasil atau tidak dalam proses pembelajarannya,
siswa berhasil jika mendapatkan nilai yang bagus dan tidak berhasil bila
mendapatkan nilai yang kurang bagus. Adapun beberapa definisi tentang
prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran yang hasilnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru (Depdikbud, 1988: 700).
Menurut Winkel (1984:64) prestasi diartikan sebagai bukti usaha
yang dapat dicapai. Untuk mengetahui hasil dari usaha pembelajaran maka
perlu adanya pengukuran secara langsung dengan menggunakan tes atau
evaluasi, hal ini juga bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan tingkat
Hilgard 1984 merumuskan bahwa belajar (learning) adalah proses
dalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi perubahan tingkah laku melalui
praktek atau latihan (Kingsley and Garry, 1957:12). Tiap orang harus belajar
dan belajar menjadi tanggung jawabnya. Dengan demikian apa yang dipelajari
dapat dikuasai dan tampak dalam penggunaannya.
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari
pelajaran-pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai pelajaran-pelajaran yang diberikan
oleh guru, yang selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi
(Mulyono, 1995:150). Prestasi belajar dipengaruhi oleh kemampuan kognitif
yang dimiliki oleh siswa, selain itu juga dipengaruhi oleh pengalaman
belajarnya.
Betha Nurina S. (2004:1) mengatakan bahwa prestasi belajar
merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan para peserta didik
sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Setiap usaha
yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai pengajar,
maupun oleh peserta didik sebagai pelajar yang bertujuan untuk mencapai
prestasi yang setinggi-tingginya. (http://re-searchengines.com/art05-57.html/
diakses pada tanggal 4 Maret 2010).
Betha Nurin S. (2004:1) menngatakan bahwa prestasi belajar
dinyatakan dengan skor hasil tes atau angka yang diberikan guru berdasarkan
pengamatannya belaka atau keduanya yaitu hasil tes serta pangamatan guru
pada waktu peserta didik melakukan diskusi kelompok. (
Nilai prestasi harus mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh
mana telah dapat mencapai tujuan yang ditetapkan di setiap bidang studi.
Simbol yang digunakan untuk menyatakan nilai, baik huruf maupun angka
hendaknya merupakan gambaran tentang prestasi saja. Unsur pertimbangan
atau kebijaksanaan guru tentang usaha dan tingkah laku siswa tidak boleh ikut
berbicara pada nilai tersebut (Suharsimi Arikunto, 2001:276).
Ranah tujuan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik (Davies,1987 dalam Dimyati dan Mudjiono,2002:20). Sedang
Sunaryo (1983:4) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil
perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa.
Berdasarkan uraian di atas, maka prestasi belajar dapat diartikan
sebagai hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga domain yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik sebagai ukuran keberhasilan siswa yang merupakan
suatu gambaran dari penguasaan kemampuan atau keterampilan para peserta
didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu yang
hasilnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
B. Metode Kerja Kelompok
1. Pengertian dan Keuntungan Metode Kerja Berkelompok
Kerja kelompok merupakan suatu metode belajar untuk secara
bersama-sama berusaha untuk memecahkan suatu masalah atau melakukan
Bekerjasama dalam kelompok merupakan motivasi yang sehat”. Kerjasama
tersebut dapat berupa menyelesaikan pekerjaan atau memecahkan masalah
yang harus dikerjakan secara berkelompok atau berpasangan. Metode kerja
kelompok dapat dapat digunakan dalam semua kelas baik besar maupun kecil.
Menurut Hisyam Zaini (2008:117) mengemukakan bahwa kerjar
kelompok sangat cocok untuk dilaksanakan ketika guru-guru ingin
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membantu peserta didik belajar berfikir dari sudut pandang suatu subyek
bahasan dengan memberi praktek berpikir.
b. Membantu peserta didik mengevaluasi logika serta bukti-bukti bagi posisi
dirinya atau posisi yang lain.
c. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk memformulasikan
penerapan suatu prinsip.
d. Membantu peserta didik menyadari akan suatu problem dan
memformulasikannya dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari
bacaan atau pengalaman siswa.
e. Memperoleh feedback yang cepat tentang seberapa jauh suatu tujuan tercapai.
Dalam kerja kelompok aktivitas belajar anak didukung oleh rasa
tanggung jawab terhadap kelompoknya. Setiap anak berusaha untuk
berpartisipasi aktif dalam menyumbangkan pikirannya, jiwa toleransi
(tenggang rasa, saling menghargai, dan saling memberi) sehingga mereka
Syamsu Yusuf (1993:75) mengemukakan bahwa kerja kelompok
mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Menumbuhkan kehati-hatian dalam mengerjakan tugas.
b. Menumbuhkan rasa kesetiakawanan, kebersamaan, kekompakan karena
keputusan yang diambil bersama.
c. Menyediakan kesempatan kepada yang berminat menjadi pemimpin dalam
menyelesaikan tugas kelompok.
Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa kerja kelompok
mempunyai banyak keuntungan terutama dalam menciptakan kerjasama yang
baik dalam menyelesaikan atau mengerjakan tugas dan dalam pengambilan
keputusan sehingga minat belajar siswa bertambah.
2. Alasan Penggunaan Metode Kerja Kelompok
a. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, antara lain aktif bertanya,
menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat,
dan bekerja sama dalam kelompok.
b. Mendorong siswa untuk berpikir lebih kreatif dan aktif.
c. Menciptakan suasana pembelajaran dalam kebersamaan dan
menyenangkan.
3. Kekuatan dan Keterbatasan Metode Kerja Kelompok
Moedjiono, sebagaimana dikutip oleh Sumantri (1999:48), menyatakan
bahwa kerja kelompok merupakam format belajar ang menitikberatkan
kepada interaksi antar anggota guna menyelesaikan tugas belajar secara
Dalam metode kerja kelompok, siswa dalam satu kelas dipandang satu
kesatuan tersendiri, ataupun dibagi atas kelompok-kelompok kecil dan
pembagian dibuat secara acak. Metode kerja kelompok memiliki kelebihan
dan kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihan Metode Kerja Kelompok
1) Membiasakan siswa untuk bekerjasama denngan temannya secara
demokrasi.
2) Menimbulkan sikap kompetitif atau persaingan yang sehat dan
sportif.
3) Guru tidak perlu mengawasi proses belajar secara individual,
sehingga lebih efisien.
4) Melatih siswa untuk hidup dalam lingkungan organisasi.
b. Kekurangan Metode Kerja Kelompok
1) Untuk mendapatkan pembagian kelompok yang optimal, guru
harus mengeluarkan tenaga ekstra dalam membagi kelompok.
2) Guru harus sekaligus melatih siswa berorganisasi, karena jika tidak,
maka kelompok tidak akan mampu bekerja secara optimal.
C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pembelajaran adalah suatu rangkaian kejadian yang mempengaruhi
siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar dapat dengan mudah (Gagne
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah dasar (2006:16) menyebutkan
bahwa kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi anatar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat
kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan
kepada para pendidik, khususnya guru agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran secara profesional.
2. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
3. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
4. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah pembelajaran terpadu,
meliputi berbagai cabang Ilmu Sosial dan pengalaman hidup kelompok orang,
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sosial siswa sebagai
persiapan menjadi warga masyarakat/negara yang baik (Arthur. K. Ellis,
1997;2). Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan tentang
manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu yang mempelajari kegiatan hidup
manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat dengan menggunakan ilmu
politik, ekonomi, sejarah, sosiologi, anthropologi dan sebagainya. Melalui
Ilmu Pengetahuan Sosial siswa diajarkan untuk mengerti keadaan masyarakat
dengan berbagai masalahnya, yang pemecahannya tidak mungkin dilakukan
dengan satu ilmu pengetahuan saja. Namun melibatkan berbagai cabang ilmu
pengetahuan. (Daldjoeni, 1981:7)
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran di SD
yang terdiri atas dua bahan kajian pokok: pengetahuan sosial dan sejarah,
pengetahuan mencakup antropologi,, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata
Negara. Bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia
sejak masa lalu hingga masa kini (Kurikulum SD, 1994:85).
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu rangkaian
belajar mengenai berbagai cabang ilmu sosial yang mempelajari politik,
ekonomi, budaya, dan aspek-aspek lingkungan dari suatu masyarakat untuk
dapat dipelajari konsep-konsepnya dan diterapkan dalam kehidupan
Pengertian gejala alam menurut S. Arie Priambodo (2009:22)
merupakan suatu kejadian atau peristiwa alam, buatan manusia, atau
perpaduan antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga
menimbulkan banyak dampak negatif yang dahsyat dan dampak positifnya
bagi kelangsungan kehidupan manusia.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya gejala alam yang
berupa bencana alam yakni bencana yang disebabkan oleh perubahan kondisi
alamiah alam semesta (angin: topan, badai, putting beliung; tanah: erosi,
sedimentasi, longsor, gempa bumi; air: banjir, tsunami, kekeringan, rembesan
air tanah; api: kebakaran, letusan gunung berapi).
Agar pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut
menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, maka
salah satu solusinya adalah pembelajaran dengan metode kerja kelompok.
D. Kerangka Berpikir
Kerja kelompok merupakan suatu cara belajar secara
bersama-sama untuk memecahkan suatu masalah atau melakukan suatu tugas. Melalui
kerja kelompok siswa akan berusaha berpartisipasi aktif dalam mengikuti
belajar bersama teman-temannya agar bisa mendapatkan suatu pemecahan
masalah berdasarkan kesepakatan mereka. Dalam kerja kelompok ini siswa
juga dituntut untuk dapat berpikir aktif dan mau untuk menghargai atau
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan tentang
manusia dengan lingkungan hidupnya. Melalui Ilmu Pengetahuan Sosial
siswa diajarkan untuk mengerti keadaan masyarakat dengan berbagai
masalahnya, yang pemecahannya tidak mungkin dilakukan dengan satu ilmu
pengetahuan saja. Namun melibatkan berbagai cabang ilmu pengetahuan.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial akan lebih mudah dipahami apabila
dalam pembelajaran tersebut tercipta suatu suasana pembelajaran dalam
kebersamaan dan menyenangkan. Pemahaman tersebut akan lebih mudah
didapat siswa dengan adanya pembelajaran berkelompok. Belajar
berkelompok memberikan kesempatan kepada para siswa untuk dapat
mengemukakan pendapat berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki.
Dengan begitu siswa dapat saling memotivasi sehingga prestasi belajar
mereka meningkat.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada kajian teori di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial pada siswa kelas VI SD Kanisius Kotabaru tahun ajaran
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SD Kanisius Kotabaru, Jl. Abubakar
Ali No. 2B Yogyakarta. Sekolah ini adalah sekolah milik yayasan Kanisius
cabang Yogyakarta yang terletak di tengah kota.
2. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa SD kelas VI Kanisius
Kotabaru tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 35 siswa, yang terdiri dari
18 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Siswa kelas VI SD Kanisius
Kotabaru ini memiliki kemampuan yang kurang dalam memahami Ilmu
Pengetahuan Sosial tentang gejala alam. Hal ini diketahui dari nilai rata-rata
ulangannya masih di bawah KKM.
3. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui seberapa besar
peningkatan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tentang gejala alam
dengan menggunakan metode kerja kelompok pada siswa kelas VI SD
4. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran.
Oleh karena itu yang dianggap tepat adalah desain penelitian tindakan kelas
(Class Room Action Research), yaitu pembelajaran yang dilakukan dalam
upaya perbaikan praktik-praktik pendidikan dengan melakukan tindakan
praktis serta refleksi dari tindakan tersebut (Kasbolah,1998:14).
Perbaikan pembelajaran dalam metode ini yang dimaksudkan adalah
perbaikan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan pokok
bahasan gejala alam yang dilaksanakan di SD Kanisius Kotabaru pada tahun
pelajaran 2009/2010. Karena bersifat perbaikan, tentu saja pelaksanaan
pembelajaran tidak cukup hanya satu kali saja, melainkan diperlukan
berulang-ulang dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya, sehingga
hasil pembelajaran tersebut dapat optimal. Adapun waktu penelitiannya
dapat dilihat pada tabel 1.
5. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.
NO Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1 Meminta ijin kepada sekolah yang akan diteliti √ 2 Observasi masalah di kelas √
3 Penyusuanan proposal
NO Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Juni 5 Pengolahan data √ √
6 Ujian akhir √
7 Revisi dan penulisan artikel √
B.Desain Penelitian
1. Model Penelitian
Model penelitian ini menggunakan model Khemis dan Tagart, yaitu
sebagai berikut :
Siklus I Siklus II
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini disusun sebagai berikut:
1. Persiapan
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan
diantaranya: Rencana
Tindakan
Tindakan
Rencana
Refleksi
Observasi
Pelaksanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi Pelaksanan
a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD Kanisius Kotabaru.
b. Observasi sebelum kegiatan wawancara pada siswa.
c. Identifikasi masalah.
d. Perumusan masalah
e. Menyusun Silabus, RPP, dan LKS.
f. Membuat kisi-kisi dan soal untuk test atau evaluasi pada siklus I dan siklus II.
Siklus I:
a. Perencanaan tindakan
1) Melaksanakan pre test untuk mengetahui gambaran awal sebelum tindakan
dilakukan. Soal untuk pre test berbentuk tes isian yang jumlahnya 20 soal.
2) Menentukan siswa untuk membentuk 7 kelompok (5 siswa)
3) Memberi pengarahan dan pembekalan materi pada siswa
4) Siswa belajar secara kelompok mengerjakan LKS tentang gejala alam
5) Siswa mencari pada sumber belajar yang ada untuk mengerjakan tugas
6) Wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
7) Pembahasan hasil kerja siswa secara klasikal kemudian evaluasi secara
tertulis
b. Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan tindakan.
c. Observasi
1) Melakukan pengamatan kegiatan siswa sewaktu proses pembelajaran Ilmu
2) Pada akhir siklus, melaksanakan post test untuk mengukur keberhasilan
siswa.
d. Refleksi
1) Mengevaluasi hasil observasi pada pembelajaran siklus I.
2) Menganalisis hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan hasil refleksi siklus I tersebut akan dipakai sebagai dasar
perbaikan pada siklus II.
Siklus II:
a. Perencanaan tindakan
1) Melaksanakan pre test untuk mengetahui gambaran awal sebelum tindakan
dilakukan. Soal untuk pre test berbentuk tes isian yang jumlahnya 20 soal
2) Menentukan siswa untuk membentuk 9 kelompok (3 siswa)
3) Memberi pengarahan dan pembekalan materi pada siswa
4) Siswa belajar secara kelompok mengerjakan LKS tentang gejala alam
5) Siswa mencari pada sumber belajar yang ada untuk mengerjakan tugas
6) Wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
7) Pembahasan hasil kerja siswa secara klasikal kemudian evaluasi
b. Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan tindakan.
c. Observasi
1) Melakukan pengamatan kegiatan siswa sewaktu proses pembelajaran Ilmu
2) Pada akhir siklus, melaksanakan post test untuk mengukur keberhasilan
siswa.
d. Refleksi
1) Mengevaluasi hasil observasi pada pembelajaran siklus II
2) Menganalisis hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilan
masing-masing siklus.
C.Pengumpulan Data dan Instrumennya
Tabel 2.
Pengumpulan Data
Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
Peningkatan
prestasi
belajar siswa
Nilai rata-rata siswa
dalam materi gejala
alam
Skor
nilai
tes
Tes Evaluasi
D.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian tindakan kelas ini adalah analisis
kuantitatif. Data tersebut diperoleh dari hasil post test pada siklus 1 dan siklus
2 dari hasil evaluasi yang diberikan peneliti.
Sebelum membuat soal evaluasi, peneliti membuat kisi-kisi soal terlebih
dahulu sesuai dengan indikator yang ingin dicapai oleh peneliti. Kisi-kisi
dibuat sebagai panduan untuk mempermudah dalam membuat soal evaluasi
Kondisi awal keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan kondisi akhir
yang diharapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.
Kondisi Tiap Siklus
Peubah Indikator Situasi awal
Akhir Siklus I
Akhir
Siklus II Deskriptor Instrumen
Peningkatan prestasi belajar siswa Nilai rata-rata siswa dalam materi gejala alam
62% 69% 78% Jumlah nilai seluruh siswa dibagi jumlah seluruh siswa Tes tertulis
a. Menentukan skor setiap siswa dalam % dengan :
Xi
X 100% Xmak
Keterangan : Xi = skor tiap siswa
Xmak = skor maksimal
Contoh : Siswa A skor ulangannya pada siklus pertama adalah 18
maka skor dalam (%) = 100 35 18
x % = 51,42%
b. menentukan skor rata-rata kelas dalam %
Keterangan : X = rata rata kelas
∑X = Jumlah skor seluruh siswa
N = Jumlah seluruh siswa
Contoh :jumlah skor seluruh siswa pada ulangan disiklus II
adalah 2400 maka skor rata-rata kelas dalam (%)
= 35 2450
= 70%
E.Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Masidjo (1995:242) yang dimaksud dengan validitas suatu tes adalah
taraf di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Misalnya, suatu ulangan Ilmu Pengetahuan Sosial tentang gejala alam
dikatakan valid apabila ulangan Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut
mengungkap hal-hal tentang Ilmu Pengetahuan Sosial. Suatu tes dikatakan
valid selain dilihat langsung dari keadaan dirinya juga dapat dilihat setelah
diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Apabila setelah
diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal atau apa yang
diukur, dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu. Karena harus
diperbandingkan berarti harus dicari sejauh manakah taraf kesesuaiannya
dengan tes lain. Dengan kata lain harus dicari sejauh mana taraf korelasinya
Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien
yang disebut koefisien validitas ( ). Koefisien validitas suatu tes
dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00.
Seperti halnya pada taraf reliabilitas suatu tes, untuk memberi arti terhadap
koefisien relibilitas dipakai besar koefisien korelasi dalam tabel statistik atas
dasar taraf signifikansi 5% (seperti terlampir), dan ancar-ancar besar
koefisien. Ketentuan inipun akan dipakai untuk memberi arti terhadap
koefisien validitas suatu tes. Ancar-ancar besar koefisien yang dimaksud
adalah:
Tabel 4. Kualifikasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00
0,71 – 0,90
0,41 – 0,70
0,21 – 0,40
Negatif – 0,20
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Besar koefisien validitas suatu tes dapat dihitung dengan teknik
korelasi Product-Moment dari Pearson, baik dengan rumus angka kasar
2. Pengujian Reliabilitas
Masidjo (1995:209) yang dimaksud dengan reliabilitas suatu tes
adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil
pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil.
Suatu tes yang reliable akan menunjukksn ketepatan dan ketelitian hasil
dalam satu atau berbagai pengukuran. Dengan kata lain skor-skor tersebut
dari berbagai pengukuran tidak menunjukkan penyimpangan atau
perbedaan-perbedaan yang berarti. Oleh karena itu, taraf reliabilitas suatu tes
dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien relilabilitas atau
. Koefisien reliabilitas dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara
-1,00 sampai dengan -1,00. Untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas
yang diperoleh dipakai besar koefisien korelasi dalam tabel statistik atas
dasar taraf signifikansi 5%, serta ancar-ancar besar koefisien, seperti yang
telah disebutkan di depan sebagai berikut:
Tabel 5. Kualifikasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan fisik SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta
Penelitian yang berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Tentang Gejala Alam Menggunakan Metode Belajar
Kelompok Pada Siswa SD Kanisius Kotabaru Tahun Ajaran 2009 / 2010
dilaksanakan di SD Kanisius Kotabaru yang terletak di jalan Abubakar Ali
2B, Gondokusuman, Yogyakarta. SD Kanisius berdiri pada tahun 1947, yang
terdiri atas tanah seluas kurang lebih 3.804 dengan luas bangunan sekolah
8.304 .
SD Kanisius mempunyai 6 kelas. Adapun jumlah murid seperti
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Jumlah siswa SD Kanisius Kotabaru
No Kelas Jumlah Siswa
1 I 33
2 II 28
3 III 33
4 IV 34
5 V 28
6 VI 35
Jumlah siswa kelas VI sebanyak 35 siswa, yang terdiri dari 18 siswa
laki-laki dan 17 siswa perempuan. Fasilitas pendukung pembelajaran IPS
cukup baik, karena ada beberapa media gambar, peta dan globe.
B. Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran
menggunakan metode belajar kelompok yaitu:
a. Melaksanakan pre test untuk mengetahui gambaran awal sebelum
tindakan dilakukan. Soal untuk pre test berbentuk tes isian yang
jumlahnya 20 soal.
b. Menentukan siswa untuk membentuk 7 kelompok (5 siswa)
c. Memberi pengarahan dan pembekalan materi pada siswa
d. Siswa belajar secara kelompok mengerjakan LKS tentang gejala alam
e. Siswa mencari pada sumber belajar yang ada untuk mengerjakan tugas
f. Wakil kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok
g. Pembahasan hasil kerja siswa secara klasikal kemudian evaluasi
secara tertulis
2. Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan pembelajaran siklus 1 sesuai dengan rencana
3. Observasi
Selama pelaksanaan siklus 1 peneliti melakukan observasi terhadap
kondisi belajar siswa. Respon siswa terhadap guru cukup baik, dan proses
pembelajaran berjalan cukup baik. Siswa berani untuk mengungkapkan
pendapat mereka secara bergantian dan mau menghargai pendapat teman
lainnya. Siswa dapat bekerjasama dengan cukup baik. Kemampuan siswa
dalam mengerjakan soal ulangan cukup baik dan mengalami kenaikan
nilai.
4.Refleksi
• Kesulitan siswa pada siklus I adalah proses diskusinya berjalan lambat,
hal ini disebabkan karena jumlah anggota kelompok yang masih
banyak dan mereka saling mengutarakan pendapat mereka
masing-masing secara bergantian, sehingga pada saat diskusi, situasi kelas
menjadi gaduh serta menyita waktu yang cukup banyak.
• Kekurangan yang ditemui dalam proses pembelajaran siklus peretama
ini diupayakan diperbaiki agar pembelajaran selanjutnya dapat lebih
maksimal supaya dapat mendorong peningkatan prestasi belajar siswa.
• Pemahaman siswa meningkat dari rata-rata nilai dasar 62%, hal
terbukti dengan hasil ulangan pada siklus 1 tentang gejala alam
mencapai rata-rata kelas 69,8% dengan siswa yang berhasil tuntas
memenuhi indikator keberhasilan siklus kedua yaitu 70 maka
penelitian ini dilanjutkan pada siklus kedua.
5. Hasil Pengukuran
Tabel 7. Hasil pengukuran siklus I
No.
Urut Nama
Siklus
1 Tuntas
Tidak Tuntas
1 Rosa De Lima 60 √
2 Abiyasa Atmojo 50 √
3 Stevanus Bagas Anggito 85 √
4 Cristin Ameliana 55 √
5 Ignatia Dewi Wulandari 65 √
6 Ersandi Petranius 80 √
7 Liliana Dalmalasari 60 √
8 Nindya Christalica 90 √
9 Maria Euphrasia Ratna 65 √
10 Bernaditus Rio Soni 65 √
11 Shelly Kris Herlani 90 √
12 Yudhistira Putro Nugraha 55 √
13 Brigita yovin Puspa Wijayani
90 √
14 Meilanesia Papuani Ramandey
No.
Urut Nama
Siklus
1 Tuntas
Tidak Tuntas
15 Stevanus Ardian Putranto 90 √
16 Theodora Arum Kristiawati 90 √
17 Albertus Magnus arya A. 85 √
18 Berlian Almananda Y. 85 √
19 Bimo Susetyo 80 √
20 Dimas Bayu Aji Putra 90 √
21 Petrus Gallilea Saputro 45 √
22 Albertus Konta Reinhart 80 √
23 Yoseph Kuntoro Nugrahanto 45 √
24 Ernest Lanang Pangestu 75 √
25 Nadea Indy Sara 50 √
26 Brigitta Pia Alvita 50 √
27 Riana Monita Sari 80 √
28 Theresa Sekar Wening 85 √
29 Sovian Mohammad Irvan 60 √
30 Yohana Novsaftiya 90 √
31 Yudhistiro Purwo C. 85 √
32 Guvinda Wahyu Bagus P. 40 √
No.
Urut Nama
Siklus
1 Tuntas
Tidak Tuntas
34 Maria Citra Kasih Larasati 85 √
35 Alexander Leison Jordan A. 50 √
Total
2445 18 17
Rata-Rata Kelas
69,8 51,42 48,57
6.Analisis Data
Berdasarkan tabel data hasil pengukuran di dapat rata-rata kelas
pada ulangan siklus I dengan mencapai 69,8 % dengan siswa yang berhasil
belajar tuntas sebesar 51,42%.
C. Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran
menggunakan metode belajar kelompok yaitu:
a. Melaksanakan pre test untuk mengetahui gambaran awal sebelum
tindakan dilakukan. Soal untuk pre test berbentuk tes isian yang
jumlahnya 20 soal
b. Menentukan siswa untuk membentuk 9 kelompok (3 siswa)
c. Memberi pengarahan dan pembekalan materi pada siswa
d. Siswa belajar secara kelompok mengerjakan LKS tentang gejala alam
e. Siswa mencari pada sumber belajar yang ada untuk mengerjakan tugas
g. Pembahasan hasil kerja siswa secara klasikal kemudian evaluasi
2.Pelaksanaan tindakan
Melaksanakan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana
tindakan.
3.Observasi
Selama pelaksanaan siklus II peneliti melakukan observasi situasi
belajar siswa. Persiapan bahan ajar sudah lebih baik, hal ini tampak pada
suasana pembelajaran dan kegiatan siswa yang lebih kondusif serta
terarah. Pengelompokan siswa yang sedikit jumlahnya mampu
meminimalisir kegaduhan di kelas sehingga siswa memiliki kesempatan
lebih banyak untuk berdiskusi dan mengerjakan tugas.
4.Refleksi
Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
Berdasarkan pada hasil tes prestasi belajar siswa pada siklus II ini dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata kelas siswa mencapai 78,8% dengan siswa
5.Hasil Pengukuran
Tabel 8. Hasil pengukuran siklus II
No.
Urut Nama Siklus II Tuntas Tidak Tuntas
1 Rosa De Lima 75 √ 2 Abiyasa Atmojo 85 √ 3 Stevanus Bagas Anggito 75 √ 4 Cristin Ameliana 70 √ 5 Ignatia Dewi Wulandari 85 √ 6 Ersandi Petranius 100 √ 7 Liliana Dalmalasari 70 √ 8 Nindya Christalica 95 √ 9 Maria Euphrasia Ratna 70 √ 10 Bernaditus Rio Soni 70 √ 11 Shelly Kris Herlani 85 √ 12 Yudhistira Putro Nugraha 75 √ 13 Brigita yovin Puspa Wijayani 100 √ 14 Meilanesia Papuani Ramandey 70 √ 15 Stevanus Ardian Putranto 70 √
16 Theodora Arum Kristiawati 60 √ 17 Albertus Magnus arya A. 75 √
18 Berlian Almananda Y. 50 √ 19 Bimo Susetyo 75 √
20 Dimas Bayu Aji Putra 85 √ No.
Urut Nama Siklus II Tuntas Tidak Tuntas
22 Albertus Konta Reinhart 85 √
23 Yoseph Kuntoro Nugrahanto 65 √ 24 Ernest Lanang Pangestu 75 √
25 Nadea Indy Sara 70 √ 26 Brigitta Pia Alvita 60 √ 27 Riana Monita Sari 70 √
28 Theresa Sekar Wening 100 √ 29 Sovian Mohammad Irvan 70 √ 30 Yohana Novsaftiya 70 √
31 Yudhistiro Purwo C. 50 √ 32 Guvinda Wahyu Bagus P. 70 √
33 Michael Setiawan 70 √ 34 Maria Citra Kasih Larasati 80 √
35 Alexander Leison Jordan A. 65 √
Total 2760 27 8
Rata-Rata Kelas 78,8 77,14 22,86
6. Analisis Data
Berdasarkan tabel data hasil pengukuran di dapat rata-rata kelas
pada ulangan siklus 2 mencapai 78,8% dengan siswa yang berhasil belajar
tuntas sebesar 77,14%. Pada siklus II ini dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan pembelajaran telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Setelah adanya perbaikan tindakan dalam pembelajaran dalam siklus ini,
C. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SD Kanisius
Kotabaru bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas VI
dengan menggunakan metode belajar berkelompok. Proses belajar mengajar
telah menggunakan metode belajar berkelompok yang meliputi beberapa
tahapan yang harus dilaksanakan, yaitu tahapan persiapan untuk membentuk
siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang pada siklus I terdiri dari 7
kelompok dengan jumlah anggota tiap kelompok 5, dan pada siklus II terdiri
dari 12 kelompok dengan jumlah anggota tiap kelompok ada 3 siswa.
Kemudian pada tahapan pelaksanaan, guru memberikan penjelasan terlebih
dahulu tentang materi gejala alam, dan siswa belajar dalam kelompoknya
sendiri. Selama berdiskusi, guru berkeliling kelas untuk memantau jalannya
diskusi dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan.
Hasil analisis prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa
prestasi siswa dapat meningkat. Nilai prestasi siswa pada setiap siklus
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas tersebut meningkat menjadi 69 pada
siklus I dan 79 pada siklus II. Dengan jumlah siswa yang telah mencapai
ketuntasan 51,42% pada siklus I dan 77,14% pada siklus II. Perubahan
kuantitas dari siklus I ke siklus II terjadi pada tingkat pemahaman dari 69%
menjadi 79% atau ada kenaikan tingkat pemahaman sebesar 10% dan pada
jumlah siswa yang berhasil belajar tuntas yaitu pada siklus I sebesar 51,42%
dan pada siklus II sebesar 78,8% atau kenaikan jumlah siswa yang berhasil
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 sampai dengan hasil
akhir pelaksanaan tindakan siklus ke-2 terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Hasil ulangan siswa kelas VI data awal, siklus 1 dan siklus 2
No.
Urut Nama
Data
Awal Siklus 1 Siklus 2
Nilai Nilai Nilai
1 Rosa De Lima 4 6 7,5
2 Abiyasa Atmojo 5 5 8,5
3 Stevanus Bagas Anggito 8 8,5 7,5
4 Cristin Ameliana 3 5,5 7
5 Ignatia Dewi Wulandari 5 6,5 8,5
6 Ersandi Petranius 7 8 10
7 Liliana Dalmalasari 5,5 6 7
8 Nindya Christalica 7,5 9 9,5
9 Maria Euphrasia Ratna 4 6,5 7
10 Bernaditus Rio Soni 3 Siklus 1 7
11 Shelly Kris Herlani 2,5 6,5 8.5
No.
Urut Nama
Data
Awal Siklus 1 Siklus 2
Nilai Nilai Nilai
13 Brigita yovin Puspa Wijayani
7 5,5 10
14 Meilanesia Papuani Ramandey
8,5 9 7
15 Stevanus Ardian Putranto 7 4,5 7
16 Theodora Arum Kristiawati 7 9 6
17 Albertus Magnus arya A. 8 9 7,5
18 Berlian Almananda Y. 5,5 8,5 5
19 Bimo Susetyo 6 8,5 7,5
20 Dimas Bayu Aji Putra 7,5 8 8,5
21 Petrus Gallilea Saputro 6 9 6
22 Albertus Konta Reinhart 6 8 8.5
23 Yoseph Kuntoro Nugrahanto
7 4,5 6,5
24 Ernest Lanang Pangestu 7 7,5 7,5
25 Nadea Indy Sara 6 5 7
26 Brigitta Pia Alvita 7 5 6
27 Riana Monita Sari 7 8 7
28 Theresa Sekar Wening 8 8,5 10
29 Sovian Mohammad Irvan 4 6 7
30 Yohana Novsaftiya 6,5 9 7
31 Yudhistiro Purwo C. 6 8,5 5
32 Guvinda Wahyu Bagus P. 2 4 7
33 Michael Setiawan 5 5 7
No.
Urut Nama
Data
Nilai Nilai Nilai
34 Maria Citra Kasih Larasati 7 8,5 8
35 Alexander Leison Jordan A.
2 5 6,5
Jumlah 217 244,5 276
Rata-Rata Kelas 6,20 6,98 7,88
Berdasarkan analisa pada tabel di atas terdapat kenaikan rata-rata
nilai ulangan sampai dengan akhir siklus yang kedua. Data awal sebelum
adanya tindakan nilai rata-rata hasil ulangan siswa adalah 62,00 dan pada
akhir siklus kedua nilai rata-rata ulangan siswa adalah 78,8. Dengan adanya
peningkatan rata-rata nilai ulangan siswa yang telah melebihi indikator
keberhasilan pada penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
peningkatan prestasi belajar sudah tercapai. Oleh karena itu penelitian
dihentikan sampai siklus kedua dan tidak dilanjutkan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tri Mulyani
(Universitas Negeri Semarang, 2006) tentang “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar IPS Sejarah Dengan Metode Diskusi Terbimbing Dalam Pokok
Bahasan Perserikatan Bangsa-Bangsa Pada Siswa Kelas VI SD Margosari
Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2005/2006 ” dengan hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui penerapan pembelajaran dengan
metode diskusi ada peningkatan prestasi belajar yang ditunjukkan pada awal
meningkat menjadi 74,4% pada siklus I serta 81,2% pada siklus II (diunduh
melalui dari
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0126.dir/doc.pdf
tanggal 26 Mei 2010). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sri Mudjiastuti (Universitas Negeri Semarang, 2006)
tentang “Penggunaan Metode Diskusi pada Mata Pelajaran IPS Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik di SD Negeri Sampangan 04
Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang Tahun Ajaran 2004-2005” yang
menunjukkan hasil bahwa prestasi belajar siswa cukup baik, dengan
mengalami peningkatan dari 81,4% pada siklus I menjadi 84,1 pada siklus II
(diunduh melalui dari
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas penggunaan metode kerja
kelompok tentang gejala alam pada siswa kelas VI SD Kanisius Kotabaru
yang sudah dilaksanakan, peneliti menarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dengan menggunakan metode kerja kelompok dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
tentang gejala alam pada kelas VI SD Kanisius Kotabaru tahun ajaran
2009/2010. Terbukti dengan tingkat prestasi yang melampaui SKBM
(Standar Ketuntasan Belajar Minimal) yaitu sebesar 69% pada siklus I
dan 79% pada siklus II untuk ketuntasan perorangan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah
dilaksanakan dapat dikemukakan beberapa saran dalam rangka peningkatan
atau perbaikan pembelajaran di SD, yaitu:
1. Pembelajaran IPS hendaknya bervariasi dan tidak monoton sehingga hasil
pembelajaran dapat lebih maksimal.
2. Guru bukan sebagai narasumber tunggal dalam pembelajaran di kelas,
guru hendaknya semakin terampil mennggunakan dan memadukan
3. Pembahasan materi pembelajaran IPS, hendaknya siswa dilatih menguasai
jenjang kognitif yang semakin tinggi (tidak hanya level pengetahuan
hafalan), namun perlu adanya pembahasan kontekstual, dan adanya
pemaknaan arah afektif.
42
DAFTAR PUSTAKA
Susento, MS. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Kepala Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tanlain Wens. 2005. Modul Kuliah Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta
Ellis, Arthur, K. 1997. Teaching and Learning Elementary. Social Studies. Boston: Allyn and Bacon.
I.G. AK Wardani; Kuswaya Wihardit-Noehl Nasution. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Samlawi, Fakih dan Mattuh, Bunyamin. 1999. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Dirjen Dikti (P3G-SD).
Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta. Media Abadi.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Kasbolah, Kasihani, ES. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang : Universitas Negri Malang.
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.
Priambodo, Arie, S. 2009. Panduan Praktis Menghadapi Bencana. Yogyakarta: Kanisius
Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Kelas VI. Jakarta: Depdikbud.
Hasan, M. 1999. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdikbud.
1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Garis-Garis Besar Program Pengajaran
Kelas VI
SD. Jakarta: Depdikbud.
1999/2000. Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah
Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Depdiknas. 2004. Model Pembelajaran Terpadu IPS . Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Balitbang Diknas Puskur.
Soemantri, M. Numan. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto. 2006. ”Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”.
Jakarta: Rhineka Cipta
Satuan Pendidikan
: SD Kanisius Kotabaru
Mata
pelajaran
:
IPS
Hari/tanggal/pertemuan ke : Rabu/10 Maret 2010
Kelas / semester
: VI / 2
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit ( 2 x jp)
Cabang
IPS
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Sub materi
pokok
pembelajar
an
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber
Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
Geografi
Sejarah
2.Memahami
gejala alam
yang terjadi
di Indonesia
dan
sekitarnya
.Memahami
gejala alam
yang terjadi
di Indonesia
dan
sekitarnya
2.1 Mengenal
cara-cara
menghadap
i bencana
alam
2.1 Mengenal
cara-cara
menghadap
i bencana
alam
Bencana
alam di
Indonesia
Kerugian
akibat
bencana
alam dalam
bidang
ekonomi
Kegiatan awal (10’)
1.
Apersepsi tentang cara-cara
menghadapi gejala alam
2.
Penyampaian tujuan
pembelajaran
3.
Membangun aturan
main/kesepakatan dalam
belajar
4.
Pembagian kelompok
1.
Siswa dapat
menyebutkan
beberapa
bencana alam
2.
Siswa dapat
menjelaskan
berbagai macam
kerugian akibat
bencana alam
3.
Siswa dapat
mengidentifikas
i bencana alam
Jenis
penilaian :
1.
tes tulis
2.
tes lisan
Cabang
IPS
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
pokok
pembelajar
an
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber
Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
Kegiatan Inti (60’)
1.
Siswa dibagi dalam beberapa
kelompok (tiap kelompok
terdiri dari 5 siswa)
2.
Setiap kelompok membaca
beberapa artikel di buku pada
sebuah buku tentang bencana
alam di Asia Tenggara
3.
Masing-masing kelompok
berdiskusi, tukar pengalaman
tentang beberapa bencana
alam yang terjadi pada
negara-negara di Asia
Tenggar dan menyebutkan
macam-macam kerugian
yang ditimbulkan
4.
Siswa mempresentasikan
hasil diskusi kelompok di
depan kelas
Kegiatan Penutup (10’)
1.
Bersama siswa guru
Cabang
IPS
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
pokok
pembelajar
an
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber
Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
2.
Refleksi dari isi pesan belajar
yang diterima sebagai pesan
moral dan hikmah belajar
yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari.
Dosen
Pembimbing
Guru
Pamong
Yogyakarta,
10
Maret
2010
Peneliti
...
...
Dewi
Marlina
Candrawati
Satuan Pendidikan
: SD Kanisius Kotabaru
Mata
pelajaran
:
IPS
Hari/tanggal/pertemuan ke : Jumat/19 Maret 2010
Kelas / semester
: VI / 2
Alokasi waktu
: 2 x 40 menit ( 2 x jp)
Cabang
IPS
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Sub materi
pokok
pembelajara
n
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber
Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
Geografi
Sejarah
2.Memahami
gejala alam
yang terjadi di
Indonesia dan
sekitarnya
.Memahami
gejala alam
yang terjadi di
Indonesia dan
sekitarnya
2.1 Mengenal
cara-cara
menghada
pi bencana
alam
2.1 Mengenal
cara-cara
menghada
pi bencana
alam
Bencana
alam di
Indonesia
Kerugian
akibat
bencana
alam dalam
bidang
ekonomi
Kegiatan awal (10’)
1.
Apersepsi tentang cara-cara
menghadapi gejala alam
2.
Penyampaian tujuan
pembelajaran
3.
Membangun aturan
main/kesepakatan dalam
belajar
4.
Pembagian kelompok
1.
Siswa dapat
menyebutkan
beberapa
bencana alam
2.
Siswa dapat
menjelaskan
berbagai macam
kerugian akibat
bencana alam
3.
Siswa dapat
mengidentifikasi
bencana alam
Cabang
IPS
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
pokok
pembelajara
n
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber
Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
Kegiatan Inti (60’)
5.
Siswa dibagi dalam
beberapa kelompok (tiap
kelompok terdiri dari 3
siswa)
6.
Guru menyajikan materi
pelajaran tentang sikap
dalam menghadapi gejala
alam melalui beberapa
gambar bencana alam
7.
Setiap kelompok mengamati
beberapa macam gambar
bencana alam yang
disediakan guru dan
membahas cara mengatasi
bencana alam tersebut
8.
Setiap kelompok
mempresentasikan di depan
kelas dari hasil pengamatan
dan hasil diskusi mereka
4.
Siswa dapat
membandingkan
ciri-ciri bencana
alam Indonesia
5.
Siswa dapat
mencari
perbedaan dan
persamaan
bencana alam
Indonesia
6.
Siswa dapat
mengidentifikasi
dampak
Cabang
IPS
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
pokok
pembelajara
n
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber
Belajar
1
2
3
4
5
6
7
8
Kegiatan Penutup (10’)
1.
Bersama siswa guru
membuat penguatan pesan
belajar tentang bencana
alam
2.
Refleksi dari isi pesan
belajar yang diterima sebagai
pesan moral dan hikmah
belajar yang dikaitkan
dengan kehidupan
sehari-hari.