1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada setiap aktifitas, tubuh selalu membutuhkan kontrol keseimbangan postural dengan tujuan untuk mencapai postur berdiri yang stabil, karena pada dasarnya setiap aktifitas fisik baik statis maupun dinamis akan menempatkan seseorang pada posisi yang tidak stabil dengan resiko yang besar untuk mengalami kejadian jatuh (Gunarto, 2005).
Diperkirakan proporsi lanjut usia (60 tahun keatas) akan menjadi dua kali lipat dari 11% di tahun 2006 menjadi 22% di tahun 2050. Di Indonesia sendiri jumlah lanjut usia pada tahun 2010 sekitar 24 juta jiwa atau 9,77% dari seluruh jumlah penduduk. Tahun 2020 diperkirakan lanjut usia meningkat menjadi 28,8 juta jiwa atau 11,34% dari total jumlah penduduk, yang diungkapkan oleh Kepala Pusat Intelegensia Kemenkes (Sutriyanto, 2012).
2
keseimbangan postural. Lansia merupakan kelompok umur yang paling beresiko mengalami gangguan keseimbangan postural (Ceranski, 2006).
Gangguan kontrol keseimbangan postural dapat menimbulkan masalah besar bagi kualitas hidup seseorang, seperti hilangnya rasa percaya diri dalam beraktifitas karena adanya rasa takut jatuh, patah tulang, cedera kepala serta kecelakaan akibat kecenderungan jatuh. Semuanya akan mampu menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan ketergantungan seseorang dalam melakukan aktifitas kehidupan (Assmusen, 1999). Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan keseimbangan postural, diantaranya adalah efek penuaan, kecelakaan, maupun karena faktor penyakit. Namun dari tiga hal ini, faktor penuaan adalah faktor utama penyebab gangguan keseimbangan postural pada lansia (Avers, 2007). Peningkatan keseimbangan postural dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya jatuh pada Lansia (Siburian, 2006). Menurut Ceranski, (2006) ada beberapa jenis olahraga atau latihan yang direkomendasikan untuk meningkatkan keseimbangan postural lansia, salah satunya adalah Balance exercise.
Balance exercise merupakan intervensi fisioterapi yang dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi lansia yang mempengaruhi keseimbangan postural (Kusnanto, 2007). Latihan balance exercise merupakan aktivitas fisik yang dilakukan untuk meningkatkan kestabilan tubuh dengan meningkatkan kekuatan otot ekstrimitas bawah (Nyman, 2007).
3
menurunkan frekuensi terjatuh pada lansia dengan osteoporosis. Keseimbangan tubuh lebih baik pada lansia yang diberikan latihan keseimbangan dibandingkan kelompok kontrol dimana perbedaan rata- rata keseimbangan sangat bermakna (Maryam et al., 2010). Balance exercise dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 5 minggu adalah frekuensi yang optimal, dan dapat meningkatkan keseimbangan postural lansia dan mencegah timbulnya jatuh (Skelton, 2001).
Melihat dari permasalahan di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh Balance Exercise terhadap keseimbangan postural lansia.
B. Perumusan Masalah
Apakah ada pengaruh balance exercise terhadap keseimbangan postural pada lansia?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh balance exercise terhadap keseimbangan postural pada lansia.
D. Manfaat Pelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan referensi dan bahan pembanding dalam kegiatan pelayanan kesehatan.
b. Memperoleh pengalaman dalam penelitian yang di harapkan akan bermanfaat dalam memberikan pelayanan kesehatan, khususnya bidang fisioterapi.
4
2. Manfaat Praktis