• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DEMOKRASI DENGAN SIKAP INTEGRASI PADA MASYARAKAT DESA DAYU KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA SIKAP DEMOKRASI DENGAN SIKAP INTEGRASI PADA MASYARAKAT DESA DAYU KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010 2011"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DEMOKRASI DENGAN SIKAP

INTEGRASI PADA MASYARAKAT DESA DAYU

KECAMATAN GONDANGREJO

KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2010 / 2011

SKRIPSI

Oleh :

FATMA WATI

K 6406031

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

HUBUNGAN ANTARA SIKAP DEMOKRASI DENGAN SIKAP

INTEGRASI PADA MASYARAKAT DESA DAYU

KECAMATAN GONDANGREJO

KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2010 / 2011

Oleh :

FATMA WATI

K 6406031

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pembimbing I

Drs. Hassan Suryono, SH, MH, M.Pd NIP. 195605151985031 001

Pembimbing II

(4)

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan TIM Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama terang Tanda tangan

Ketua : Drs. Machmud AR, SH, M.Si (………) Sekeretaris : Winarno, S.Pd, M.Si (………) Anggota I : Drs.Hassan Suryono, M.Pd, SH, MH (………) Anggota II : Drs. E.S. Ardinarto, M.Pd (………)

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan.

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd,

(5)

commit to user

ABSTRAK

Fatma Wati. HUBUNGAN ANTARA SIKAP DEMOKRASI DENGAN SIKAP

INTEGRASI PADA

MASYARAKAT DESA DAYU KECAMATAN

GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010

/ 2011.

Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Februari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara Sikap Demokrasi Dengan Sikap Integrasi Pada Masyarakat Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 / 2011.

Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Dayu kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar, dengan populasi sejumlah 903 penduduk. Sampel diambil dengan teknik random sampling sejumlah 91 penduduk. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Sikap Demokrasi sedangkan variabel terikatnya adalah Sikap Intergasi. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa angket yang berisi daftar pernyataan tertulis. Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa korelasi Product Moment dari Pearson.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara Sikap Demokrasi Dengan Sikap Integrasi Pada Masyarakat (rxy > rtabel atau 0,459 > 0,207) dan ( thitung > ttabel atau 4,440 > 1,987)

pada taraf signifikasi 5%.

(6)

commit to user

ABSTRACT

Fatma Wati. THE RELATIONSHIP BETWEEN THE DEMOCRATION

ATTITUDE WITH THE INTEGRATION ATTITUDE OF THE SOCIETY IN THE VILLAGE DAYU SUBDISTRICT GONDANGREJO REGENCY KARANGANYAR YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University. February 2011.

The objective of research is to find out: whether or not there is a positive and significant relationship between the democration attitude with the integration attitude of the society in the village Dayu subdistrict Gondangrejo Regency Karanganyar year of 2010/2011.

In line with the research problem and objective, this research employed a correlational descriptive method. The population of research was the society of village Dayu subdistrict Gondangrejo regency Karanganyar, consisting of 903 society. The sample was taken using random sampling technique, 91 society. The independent variable of research was the democration attitude while the dependent one was the Integration Attitude. Technique of collecting data used was questionnaire containing written checklist. Technique of analyzing data employed was Pearson’s Product Moment correlational analysis technique.

Considering the result of research, it can be concluded that there is a positive and significant relationship between the democration attitude with the integration attitude in the society (rxy > rtabel or 0,459 > 0,207) and ( tstatistic > ttabel

(7)

commit to user

MOTTO

” Barang siapa yang mengajarkan ilmu, maka ia akan mendapatkan pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengerjakannya ”

( Nabi Muhammad SAW )

”Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang

yang mendapat siksa”

(8)

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan Kepada:

(9)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak selama persiapan, pelaksanaan sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan UNS.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS.

3. Dr. Sri Haryati M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang telah berkenan memberi ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. Hassan Suryono, SH, MH, M.Pd. Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Drs. ES. Ardinarto, M. Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Sunaryo. Kepala Desa yang telah memberikan ijin try out dan penelitian di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. 7. Berbagai pihak atas segala bantuannya yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Surakarta, April 2011

(10)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGAJUAN………. ii HALAMAN PERSETUJUAN……… HALAMAN PENGESAHAN... iii iv HALAMAN ABSTRACT………... v

HALAMAN MOTTO... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….. viii

KATA PENGANTAR………. ix

DAFTAR ISI……… x

DAFTAR TABEL……… xiii

DAFTAR GAMBAR……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……….. B. ldentifikasi Masalah……….... C. Pembatasan Masalah……… D. Perumusan Masalah………. E. Tujuan Penelitian………. F. Manfaat Penelitian………..

(11)

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka……… 1. Tinjauan Tentang Sikap Demokrasi……… 2. Tinjauan Tentang Sikap Integrasi……… 3.Tinjauan Tentang Hubungan Sikap Demokrasi

Dengan Sikap Integrasi……… B. Kerangka Berpikir……….. C. Perumusan Hipotesis………...

7 7 17 23 24 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... B. Metode Penelitian……….. C. Populasi dan Sampel... D. Teknik Pengumpulan Data... E. Teknik Analisis Data………..

26 26 27 30 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ………... 1. Data Sikap Demokrasi……… 2. Data Sikap Integrasi……… B. Pengujian Persyaratan Analisis………...

1. Uji Normalitas……… 2. Uji Linieritas……….. C. Pengujian Hipotesis………

1. Analisis Data……….. 2. Penafsiran Hipotesis……….. 3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis……… D. Pembahasan Hasil Analisis Data………

41 41 42 44 44 44 45 45 46 47 47

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

(12)

commit to user

B. Implikasi………... C. Saran ………..

49 50

DAFTAR PUSTAKA... 51

(13)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1

Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4

Jadwal Kegiatan Penelitian………... Jumlah Sampel yang diambil dari Tiap-tiap Desa... Distribusi frekuensi data Sikap Demokrasi……… Distribusi frekuensi data Sikap Integrasi ………...

(14)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1

Gambar 2 Gambar 3

Interaksi Hubungan antara Sikap Demokrasi dengan Sikap Integrasi... Grafik Histogram Sikap Demokrasi... Grafik Histogram Sikap Integrasi…...

24 42 43

(15)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Angket Uji Coba Variabel Sikap Demokrasi…… 53

Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel Sikap Demokrasi……… 54

Lampiran 3 Kisi-Kisi Angket Uji Coba Variabel Sikap Integrasi……… 58

Lampiran 4 Angket Uji Coba Variabel Sikap Integrasi……….. 59

Lampiran 5 Daftar Nama Kepala Keluarga Desa Dayu yang digunakan untuk Uji Coba... 62

Lampiran 6 Hasil Uji Coba Angket Sikap Demokrasi... 63

Lampiran 7 Perhitungan Validitas Angket Sikap Demokrasi………….. 65

Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Demokrasi………... 66

Lampiran 9 Hasil Uji Coba Angket Sikap Integrasi... 67

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Angket Sikap Integrasi ……... 69

Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Integrasi………….. 70

Lampiran 12 Surat Pengantar Ijin Penelitian... 71

Lampiran 13 Kisi-Kisi Angket Variabel Sikap Demokrasi……… 72

Lampiran 14 Angket Variabel Sikap Demokrasi………... 73

Lampiran 15 Kisi-Kisi Angket Variabel Sikap Integrasi……… 77

Lampiran 16 Angket Variabel Sikap Integrasi………... 78

Lampiran 17 Daftar Nama Kepala Keluarga Desa Dayu yang digunakan untuk Penelitian... 81

Lampiran 18 Hasil Perhitungan Angket Sikap Demokrasi... 83

Lampiran 19 Hasil Perhutungan Angket Sikap Integrasi... 85

Lampiran 20 Data Induk Penelitian... 87 Lampiran 21

Lampiran 22 Lampiran 23

Penghitungan Statistik Deskriptif Sikap Demokrasi... Penghitungan Statistik Deskriptif Sikap Integrasi... Uji Normalitas Sikap Demokrasi...

90 92

(16)

commit to user

Lampiran 24 Lampiran 25

Uji Normalitas Sikap Integrasi... Uji Linieritas...

98

101

Lampiran 26 Koefisien Korelasi Sederhana antara Sikap Demokrasi

dengan Sikap Integrasi... 110

Lampiran 27 Uji Keberartian Koefisien Korelasi……….. 111

Lampiran 28 Tabel Harga Kritik dari r Product Moment... 112

Lampiran 29 Tabel Nilai Kritik Uji Liliefors... 113

Lampiran 30 Tabel Distribusi t... 114

Lampiran 31 Nilai Persentase untuk Distribusi F……….. 115 Lampiran 32

Lampiran 33

Lampiran 34 Lampiran 35

Lampiran 36

Lampiran 37

Lampian 38

Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Menyusun Skripsi……… Surat Permohonan Ijin Try Out Kepada Pembantu

Dekan 1………. Surat Permohonan Ijin Try Out Kepada Rektor UNS…….. Surat Tidak Keberatan dari Badan Kesbang Pol & Limnas Karanganyar……….. Surat Rekomendasi Research/Survey dari Bapeda Karanganyar……… Surat Permohonan Ijin Try Out/ Penelitian Kepada Kepala Desa Dayu……… Surat Keterangan telah melakukan Try Out/Penelitian dari Kepala Desa Dayu………...

119

120 121

122

123

124

(17)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia adalah Negara dengan masyarakat yang majemuk. Sebuah Negara yang dibangun berdasarkan prinsip atas ideologi politik yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 yang dengan semangat persatuan dan kesatuan telah mempersatukan lebih dari 500 suku bangsa menjadi sebuah bangsa Indonesia. Ideologi politik yang telah mempersatukan suku bangsa menjadi bangsa Indonesia dan terwujud sebagai sebuah Negara kesatuan bukanlah idelogi politik suku bangsa dan tidak bersifat primodial.

Bangsa Indonesia dalam menjalankan sistem pemerintahannya menggunakan sistem demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada di tangan rakyat. Dalam pelaksanaannya rakyat akan mewakili kepada wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga-lembaga perwakil-wakilan rakyat. Para wakil-wakil rakyat itu mempunyai kewajiban untuk menyalurkan keinginan atau aspirasi rakyat dalam pemerintahan. Dengan demikian, pemerintahan hendaknya dilaksanakan sesuai dengan aspirasi rakyat.

Prinsip dasar demokrasi adalah kebebasan (freedom). Kebebasan dianggap sarana mencapai kemajuan dengan memberikan hasil maksimal dari usaha orang tanpa adanya pembatasan dari penguasa. Jadi, bagian tak terpisahkan dari ide kebebasan dalam pembatasan kekuasaan penguasa politik. Demokrasi adalah sistem politik yang melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi tugas pemerintah untuk menjamin kebebasan tersebut.

Toleransi yang tinggi yang dianut oleh demokrasi terhadap kebebasan ini membuka peluang yang besar bagi terjadinya konflik politik, baik antara rakyat dengan penguasa politik maupun antara sesama rakyat yang memperebutkan posisi politik, maupun antar sesama unsur elit penguasa politik. Oleh karena itu dampak politik dari kebebasan adalah amat besar.

(18)

commit to user

masing-masing, tidak takut akan ancaman dari siapapun yang memiliki jabatan, menimbulkan saling keterbukaan, dengan keterbukaan setiap masalah yang ada akan lebih mudah diselesaikannya, persaingan yang sehat tanpa adanya saling tutup menutupi, sehingga dengan kebebasan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan persatuan dan kesatuan atau sikap integrasi dalam masyarakat.

Namun demikian, kenyataan yang ada bahwa dibukanya kebebasan politik dan kehidupan demokratis menimbulkan berbagai masalah yang rumit dan bahkan cenderung anarkis. Demokrasi membawa dampak negatif bagi masyarakat, diantaranya dengan demokrasi rakyat mudah diprovokasi untuk demo dengan bayaran, banyak yang bertindak dan mengelurkan pendapat yang menyinggung sehingga terjadinya persaingan yang tidak sehat, banyak yang menyalahgunakan arti kebebasan dari demokrasi.

Bahkan seorang pengamat politik dan internasional Thomas Friedman

(www.google.demokrasi.com) mengatakan bahwa “Indonesia sebagai “the messy

state”. Kesemrawutan ini terlihat dengan munculnya berbagai bentuk konflik horizontal antar warga masyarakat ataupun antar etnis seperti yang terjadi di Papua, Madura, Kalimantan serta tawuran antar warga yang terjadi di beberapa daerah. Demikian juga dengan adanya aspirasi separatisme seperti yang telah terjadi di Timor-Timur, Aceh, Riau dan Papua. Masalah konflik-konflik yang terjadi antar kelompok masyarakat, sebagian besar dipicu oleh isu keinginan untuk memisahkan diri (disintegrasi) dengan alasan kemerdekaan untuk menentukan nasib sendiri sebagai bagian dari asas kebebasan sebagai pilar utama demokrasi, yang menimbulkan masalah seputar integrasi nasional Indonesia dalam kerangka nation building Indonesia.

(19)

commit to user

Oleh karena itu dalam rangka memperkokoh integrasi nasional, penegakan sistem demokrasi merupakan jalan keluar dalam upaya mempertahankan keberadaan bangsa Indonesia. Demokrasi yang dimaksud tidak hanya sekedar dalam perluasan partisipasi rakyat dalam proses politik, melainkan juga distribusi kekuasaan dan kekayaan secara adil serta proposional.

Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki sikap demokratis dalam rangka mempererat persatuan dan kesatuan, maka upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Upaya pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang demokratis tersebut direalisasikan melalui pendidikan demokrasi sejak dini. Pendidikan demokrasi tersebut diintegrasikan dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan tujuan untuk membentuk masyarakat yang memiliki jiwa dan sikap demokratis. Oleh karena itu, hal ini perlu diteliti untuk kepentingan pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Masyarakat sebagai warga Negara yang memiliki peran penting dalam sistem politik mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Dalam sistem politik yang demokratis, maka masyarakat berhak memiliki kebebasan, diantaranya adalah kebebasan untuk berfikir, mengeluarkan pendapat, berserikat dan berkumpul, dimana kebebasan ini dimiliki oleh tiap-tiap individu yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun sebagai dampak dari demokrasi. Selain hak, masyarakat juga mempunyai kewajiban untuk ikut berpartisipasi atau berperan aktif dalam sistem politik tersebut.

(20)

commit to user

Pelaksanaan musyawarah di desa Dayu mencerminkan adanya sikap demokrasi pada masyarakat desa Dayu. Dimana setiap warga masyarakat dapat mengeluarkan aspirasi pendapatnya masing-masing. Namun dalam pelaksanaan musyawarah tidak semua warga masyarakat hadir dalam musyawarah itu, hanya sebagian saja yang datang dan ikut berpatisipasi. Hal ini disebabkan karena adanya konflik dalam warga masyarakat yang menyebabkan warga enggan datang dalam musyawarah itu. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam musyawarah menandakan bahwa lemahnya sikap demokrasi dan rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat desa Dayu. Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat, sehingga dalam membangun demokrasipun juga sulit.

Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan Sikap Demokrasi dengan Sikap Integrasi pada Masyarakat Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 / 2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, yaitu :

1. Adanya sikap masyarakat yang kurang menunjukkan adanya sikap demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Semakin meningkatnya sikap masyarakat yang tidak mencerminkan adanya sikap persatuan dan kesatuan atau sikap integrasi.

3. Rendahnya sikap integrasi masyarakat yang diasumsikan berkaitan dengan tinggi rendahnya sikap demokrasi.

4. Adanya sikap masyarakat yang kurang menunjukkan sikap demokrasi dan sikap integrasi yang positif dan signifikan

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar dalam pembahasan masalah ini lebih terarah dan tidak menimbuilkan kesalahan penafsiran. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Obyek Penelitian

(21)

commit to user

a. Variabl bebas : Sikap demokrasi b. Variabel terikat : Sikap integrasi 2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dipaparkan , maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

”Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara sikap demokrasi dengan sikap integrasi pada masyarakat desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar ?"

E. Tujuan Penelitian

Dalam setiap penelitian pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai, dengan tujuan yang jelas tersebut maka akan mempermudah dalam melakukan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara sikap demokrasi dengan sikap integrasi pada masyarakat Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 2010/2011.

F. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan sikap demokrasi dalam meningkatkan sikap

integrasi pada masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru, guru dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai tambahan

materi dalam proses belajar mengajar mata pelajaran PPKn yaitu pada

(22)

commit to user

b. Bagi siswa, hasil dari penelitian dapat digunakan oleh siswa sebagai bahan analisa bahwa sikap integrasi akan tercapai apabila demokrasi dilaksanakan secara bertanggung jawab

(23)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Sikap Demokrasi

a. Sikap

1) Pengertian Sikap

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sikap,

banyak para ahli yang memberikan definisi mengenai sikap. Diantaranya

adalah W.A. Gerungan (1996 : 149) yang menyebutkan bahwa “Sikap atau

attitude adalah sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut

disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap

obyek itu”.

Chave dalam bukunya Saifuddin Azwar (2003: 5) memberi batasan

sikap sebagai berikut :

“Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon”.

Sedangkan D. Krech dan RS. Crutchfield dalam bukunya Abu

Ahmadi (1990 : 163) memberi batasan sikap sebagai berikut : “Sikap adalah

suatu organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi, atau

pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu”.

Dari beberapa pengertian sikap diatas, dapat disimpulkan bahwa

sikap adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong untuk

bertindak dengan disertai perasaan mendukung maupun perasaan tidak

mendukung di dalam menanggapi obyek tertentu.

Suatu reaksi atau tingkah laku seseorang ditentukan oleh sikap

terhadap suatu obyek tertentu. Seseorang dapat bersikap positif terhadap suatu

obyek apabila dirasakan menguntungkan, dan bersikap sebaliknya yaitu

negative jika dirasakan merugikan. Dengan demikian untuk menumbuhkan

(24)

commit to user

sikap yang positif perlu dijelaskan secara menyeluruh terhadap obyek yang akan dihadapi.

Sikap itu sangat dipengaruhi oleh adanya pengalaman dari proses sosialisasi, baik berupa motivasi, emosi, persepsi dan kognisi dengan dijelaskan tentang keuntungan-keuntungan dari suatu obyek dapat menumbuhkan sikap positif.

2) Ciri-ciri sikap

Sikap merupkan factor yang ada dalam diri manusia yang dapat

mendorong dan menimbulkan suatu tingkah laku tertentu dan sikap itu

tergantung pada obyek yang dihadapi, oleh karenanya obyek sedapat mungkin

merupakan suatu yang menarik dan menguntungkan.

Adapun ciri-ciri sikap menurut W.A. Gerungan (1996 : 151-152)

adalah sebagai berikut :

a) Sikap bukan dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk atau diperlajari sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungannya dengan obyek.

b) Sikap tidak dapat berubah-ubah namun dapat berubah pada

seseorang bila terdapat keadaan syarat-syarat tertentu yang dapat mempermudah sikap seseorang.

c) Sikap tidak berdiri sendiri, namun senantiasa mengandung

hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu.

d) Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, dapat juga merupakan suatu kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi sikap itu berkenaan dengan sutu obyek, tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyek-obyek yang serupa

e) Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat ini yang membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Sikap adalah sesuatu yang bukan dibawa sejak lahir, tetapi terbentuk

dalam perkembangan seseorang selam berhubungan dengan lingkungan

sosialnya. Sikap bertahan lama dan sulit untuk diubah bila sudah terbentuk

dan sudah menjadi sistem nilai dalam hidup seseorang.

Sikap mempunyai kecenderungan tetap sebagaimana pendapat Kimbal

(25)

commit to user

stability and persistence” bahwa sikap adalah mempunyai kecenderungan untuk stabil dan berlangsung lama, namun dalam kondisi tertentu sikap itu dapat berubah bila ada situasi yang memungkinkan. Sikap dapat berfungsi sebagai motivasi dalam bertingkah laku dan tidak dibawa sejak lahir, tetapi berbeda dengan pendororng-pendorong lain seperti lapar, haus, kebutuhan istirahat dan lain-lain.

3) Fungsi Sikap

Menurut Abu Ahmadi (1990 : 179) sikap berfungsi sebagai :

a) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri

b) Sikap berfungsi sebagai alat untuk mengatur tingkah laku

c) Sikap berfungsi sebagai alat untuk pengatur pengalaman-pengalaman

d) Sikap berfungsi sebagai penyertaan kepribadian

4) Unsur-unsur sikap

Menurut Mar’at (1984 : 13) sikap terdiri dari beberapa unsur yang satu

dengan yang lain saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, adapun

unsur-unsurnya adalah :

a) Unsur kognisi yang hubungannya dengan bakat, ide dan konsep

b) Unsur afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang

c) Unsur emosional yang merupakan kecenderungan bertingkah laku

Namun disamping itu, memiliki evaluasi negative dan positif yang

bersifat emosional. Hal ini disebabkan unsur afeksi, pengetahuan dan perasaan

merupakan sikap yang akan menimbulkan tingkah laku.

5) Pembentukan dan perubahan sikap

Secara garis besar pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan

oleh dua faktor pokok, yaitu :

a) Faktor individu itu sendiri atau faktor dari dalam, yang dimaksud faktor dari dalam adalah bahwa apa yang datang dari luar tidak semuanya begitu saja akan diterimanya tetapi individu mengadakan seleksi mana yang akan diterima dan mana yang ditolak.

(26)

commit to user

Dalam hubungannya dengan masalah ini, faktor-faktor yang dapat mengubah sikap menurut Bimo Walgito (1985 : 56 ) adalah sebagai berikut : a) Kekuatan atau force dapat memberikan suatu keadaan atau situasi yang

dapat mengubah sikap. Kekuatan dapat bermacam-macam bentunya, misalnya kekuatan fisik.

b) Berubahnya norma kelompok, bila seseorang telah menginternalisasikan norma kelompok yang akan diambil oper atau dijadikan normanya sendiri. c) Berubahnya membership group, maksudnya individu itu akan bergabung

dalam berbagai macam kelompok yang ada dalan masyarakat, baik karena adanya dorongan alami, karena membutuhkan, berhubungan dengan individu yang lain, maupun karena adanya kepentingan atau tujuan yang bersamaan.

d) Berubahnya reference group adalah terbentuknya norma-norma baru yang mendesak norma lama. Dengan terbentuknya nilai norma yang baru itu akan terbentuk pula sikap-sikap yang baru sesuai dengan norma-norma yang ada.

e) Membentuk kelompok yang sama sekali baru, dimana dengan memberntuk kelompok yang sama sekali baru dapat pula akan mengubah atau memberntuk suatu sikap yang baru pula. Dengan penbentukan kelompok baru dan dengan terbentuknya norma baru akan memungkinkan terjadinya sikap yang baru sesuai dengan norma yang ada.

6) Hal-hal yang mempengaruhi sikap

Mar’at (1984 :131) berpendapat bahwa “Situasi-situasi yang

mempengaruhi sikap ada dua yaitu dinamika kelompok dan situasi khusus”.

Dalam situasi kelompok social sikap individu sebagai anggota suatu

kelompok selalu berusaha menyatakan diri atau menyatakan keberadaannya

dalam suatu pola hubungan antar individu atau kelompok. Sikap merupakan

produk kultur yang sering bersifat situasional. Situasi khusus disebutkan

mempengaruhi sikap bisa dicontohkan dalam suatu situasi perorangan,

misalnya situasi peperangan , keadaan menjadi tegang dan orang-orang panik

karena kebutuhan.

b. Demokrasi

1) Pengertian Demokrasi

Pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa

(etimologis) dan istilah (terminologis). Secara etimologis “demokrasi” terdiri

dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti

(27)

commit to user

kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos

cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam sistem

pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan dan kekuasaan oleh rakyat.

Sementara Cornelius Castoriadis (2002) dalam menyatakan bahwa, “Democracy means the power ( kratos ) of the people ( demos) . Artinya demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat.

Henry B. Mayo dalam bukunya Winarno (2008 : 91) menyatakan bahwa :

“Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik”.

Sedangkan Sidney Hook memberikan pengertian demokrasi sebagai berikut:“Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa”(Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, 2003:110).

Ada satu pengertian mengenai demokrasi yang dianggap paling popular,yaitu pengertian demokrasi dari Abraham Lincoln dalam bukunya Winarno (2001:92) yang menyatakan bahwa “Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people)”.

Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalam mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan Negara, karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat.

(28)

commit to user

pemerinthan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan pemerinthan ditangan rakyat mengandung tiga hal : pertama, pemerintahan dari rakyat (government of the people); kedua, pemerintahan oleh rakyat

(government by people); ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for people).

2) Prinsip- prinsip demokrasi

Demokrasi dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki,

maka sudah barang tentu menjalankan prinsip-prinsipnya satu sama lain yang

saling berkaitan sebagai suatu sistem, sehingga apabila salah satu prinsip

kurang berjalan dengan baik akan mempengaruhi prinsip lainnya. Hal ini

dapat memberikan gambaran atau image bahwa demokrasi itu kurang berjalan

sehat, walaupun dalam demokrasi untuk memuaskan seluruh pihak akan sukar

diwujudkan.

Adapun prinsip-prinsip demokrasi menurut Sukarna (1981: 40-43)

adalah sebagai berikut :

a) Pembagian kekuasaan : legeslatif, eksekutif dan yudikatif

b) Pemerintahan konstitusionil

c) Pemerintahan berdasarkan hokum

d) Pemerintahan mayoritas

e) Pemerintahan dengan diskusi

f) Pemilihan umum yang bebas

g) Partai politik lebih dari satu dan menjalankan fungsinya

h) Managemen terbuka

i) Pers yang bebas

j) Pengakuan terhadap hak-hak minoritas

k) Perlindungan terhadap hak asasi manusia

l) Peradilan yang bebas dan tidak memihak

m) Pengawasan terhadap administrasi Negara

n) Mekanisme politik ang berubah antara kehidupan politik masyarakat

dengan kehidupan politik pemerintah

o) Kebijaksanaan negara dibuat oleh badan perwakilan politik

p) Penempatan pejabat-pejabat dengan merit system bukan spoil sistem

q) Penyelesaian perpecahan dengan cara damai atau kompromi

r) Jaminan terhadap kebebasa individu dalam batas-batas tertentu

s) Konstitusi/ Undang-Undang Dasar yang demokratis

(29)

commit to user

Merkl dalam bukunya Sukarna (1981: 44) menunjukkan suatu kondisi yang baik untuk tumbuhnya demokrasi, ialah sebagai berikut :

a) Kesadaran individu akan hak-hak dan kebebasan dirinya dan hak-hak serta kebebasan orang lain.

b) Sikap kerjasama

c) Kemampuan untuk mengemukakan alasan dan kompromi d) Suatu standar hidup yang stabil

e) Persamaan dalam bidang ekonomi dan social yang wajar. f) Sikap kedewasaan yang ditunjukkan karena pengalaman g) Suatu masyarakat beraneka ragam tetapi bebas

3) Nilai-Nilai yang terkandung dalam Demokrasi

Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang

dengan sendirinya dalam kehidupan bermasayarakat, berbangsa dan

bernegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga negara dan

perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai pandangan

hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.

Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila

masyarakat pada umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap

norma-norma dasar demokrasi. Oleh sebab itu, harus ada keyakinan yang luas di

masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang terbaik

dibanding dengan sistem lainnya. Untuk menumbuhkan keyakinan akan

baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi

tuntunan atau norma/ nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat.

Menurut Zamroni dalam bukunya Winarno (2001: 98) menyebutkan

adanya kultur atau nilai demokrasi antara lain :

a) Toleransi

b) Kebebasan mengemukakan pendapat

c) Menghormati perbedaan pendapat

d) Memahami keanekaragaman dalam masyarakat

e) Terbuka dan komunikasi

f) Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan

g) Percaya diri

h) Tidak menggantungkan pada orang lain

i) Saling menghargai

j) Mampu mengekang diri

k) Kebersamaan

(30)

commit to user

Sedangkan Rusli Karim dalam bukunya Winarno (2001: 99) menyebutkan perlunya kepribadian yang demokrastis meliputi : inisiatif, disposisi resiprositas, toleransi, kecintaan terhadap keterbukaan, komitmen dan tanggung jawab dan kerjasama keterhubungan.

Dari uraian diatas maka nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi menjadi sikap dan budaya demokrasi yang perlu dimiliki warga negara . Nilai-nilai demikrasi merupakan Nilai-nilai yang diperlukan untuk mengembangkan pemerintahan yang demokratis, sehingga setiap keputusan dan tingkah laku akan efesien dan efektif serta pencapaian tujuan masayarakat adil dan makmur akan lebih mudah tercapai.

4) Manfaat Demokrasi

Kehidupan masyarakat yang demokratis, dimana kekuasaan Negara di

tangan rakyat dan dilakukan dengan system perwakilan, dan adanya peran

aktif masyarakat dapat memberikan manfaat bagi perkembangan bangsa,

Negara dan masyarakat. Manfaat demokrasi diantaranya adalah sebagai

berikut :

a) Kesetaraan sebagai warga negara

Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap orang harus diperlakukan sama dan sederajat dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut perlakuan yang sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga negara. b) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum

Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain, pemerintahan yang demokrastis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan kebijakn, senakin besar pula kemungkinan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat. Rakyat biasalah yang merasakan pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah dalam praktiknya, dan kebijakan pemerintah dapat mencerminkan keinginan rakyat hanya jika ada saluran-saluran pengaruh dan tekanan yang konsisten dan efektif dari bawah. c) Pluralisme dan kompromi

(31)

commit to user

mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan di antara para warga negara.

d) Menjamin hak-hak dasar

Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka sebagai metode mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah perbedaan dalam kehidupan social tidak dapat terwujud tanpa kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi tentang hak-hak sipil dan politik: hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan diri. . Negara-negara demokrasi dapat diandalakan untuk melindungi hak-hak tersebut. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.

e) Pembaruan kehidupan social

Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian para politisi dilakuakan dengan cara yang santun dan damai, menjadikan system demokratis mampu mampu menjamin pembaruan kehidupanm social dan memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan atau kekacauan pemerintahan yang biasanya mengikuti pemberhentian tokoh kunci dalam rezim nondemokratis (Sarijanti dkk, 2006 : 51-53).

5) Demokrasi sebagai sikap hidup

Perkembangan baru menunjukkan bahwa demokrasi tidak hanya

dipahami sebagai bentuk pemerintahan dan system politik, tetapi demokrasi

dipahami sebagai sikap hidup atau pandangan hidup demokratis. pemerintahan

atau system politik demokrastis tidak datang, tumbuh dan berkembang dengan

sendirinya. Demokrasi bukanlah sesuatu yang taken for granted. Demokrasi

membutuhkan usaha nyata dari setiap warga Negara maupun penyelenggara

Negara untuk berperilaku sedemikianrupa sehingga mendukung pemerintahan

atau sistem politik demokratis. Perilaku yang mendukung tersebut tentu saja

merupakan perilaku yang demokratis.

Perilaku demokrasi terkait dengan nilai-nilai demokrasi. Perilaku yang

senantiasa bersandar pada nilai-nilai demokrasi akan membentuk budaya atau

kultur demokrasi. Pemerintahan demokratis membutuhkan kultur demokrasi

untuk membuatnya performed (eksis dan tegak). Perilaku demokrasi ada

dalam manusia itu sendiri, baik selaku warga Negara maupun pejabat Negara

(32)

commit to user

Hal ini sejalan dengan pendapat EPDP Departmen Informasi dan Kebudayaan (2010) yang menyatakan bahwa,” Democracy is more than just a set of specific government institutions; it rests upon a well-understood group

of principles, values, attitudes, and practices – all of which may take different

forms and expressions among cultures and societies around the world”. Artinya bahwa demokrasi adalah lebih dari sekedar seperangkat institusi pemerintah tertentu; itu terletak pada kelompok baik memahami prinsip, nilai, sikap, dan praktek - yang semuanya dapat mengambil bentuk yang berbeda dan ekspresi antara budaya dan masyarakat di seluruh dunia.

Berdasarkan pendapat diatas maka demokrasi tidak hanya dalam sekedar seperangkat institusi pemerintah, tetapi juga meliputi prinsip, nilai dan praktek yang harus diterapkan oleh seluruh masyarakat.

6) Tinjauan tentang sikap Demokrasi

Sikap adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong

untuk bertindak dengan disertai perasaan mendukung maupun perasaan tidak

mendukung di dalam menanggapi obyek tertentu. Sedangkan hakikat

demokrasi adalah sebagai suatu system bermasyarakat dan bernegara serta

pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan

rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Perilaku

demokrasi terkait dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi.

Berdasarkan kesimpulan dari pengertian sikap dan hakikat

demokrasi, maka sikap demokrasi dapat diartikan sebagai bagian dari

kepribadian seseorang untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip dan

nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi. Dengan masyarakat bersikap

demokratis maka mencerminkan bahwa pemerintahan memberikan penekanan

pada keberadan kekuasaan di tangan rakyat dengan kebebasan yang diberikan

oleh pemerintahan. Sikap demokrasi dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan

(33)

commit to user

7) Definisi Konseptual

Sikap Demokrasi adalah sikap hidup atau pandangan hidup

demokratis, dimana membutuhkan usaha nyata dari setiap warga Negara

maupun penyelenggara Negara untuk berperilaku sesuai dengan

prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi sehingga mendukung pemerintahan atau

sistem politik demokratis.

8) Definisi Operasional

1. Bertoleransi dan ikut berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat

2. Menghormati perbedaan pendapat antara warga masyarakat

3. Menghargai dan melaksanakan keputusan bersama

4. Menjalin kerjasama antar warga masyarakat dengan pikiran logis dan

itikad baik

5. Menghindari tindak kekerasan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

2. Tinjauan tentang Sikap Integrasi

a. Integrasi

1) Pengertian Integrasi

Secara etimologi, integrasi berasal dari kata latin integrare yang

artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu keseluruhan. Kemudian

dari bentuk kata kerja itu dibentuk kata benda integritas yang artinya keutuhan

atau kebulatan. Selanjutnya dari kata-kata integritas dibentuk kata sifat

integer, artinya utuh. Oleh sebab itu, istilah integrasi berarti membuat

unsur-unsur tertentu menjadi kesatuan yang bulat dan utuh (Departemen P dan K,

1997 : 24).

Sedangkan secara konsepsional integrasi merupakan pengendalian

seseorang terhadap konflik dan penyimpangan dalam tatanan sosial, dimana

system tersebut muncul melalui tahap atau proses sosial yaitu adanya

keteraturan dan saling ketergantungan tingkah laku yang terkoordinir dalam

suatu kelompok sosial (Emiliana Sadilah dkk, 1997 :25)

Sementara Lalande dalam bukunya Maurice Duverger (2003: 310)

(34)

commit to user

lebih rapat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota dalam masyarakat”.

Integrasi karena itu adalah proses mempersatukan masyarakat, yang cenderung membuatnya menjadi suatu kota yang harmonis, yang didasarkan pada tatanan yang oleh anggota-anggotanya dianggap sama harmonisnya.

Dari beberapa pengertian integrasi diatas, maka dapat dirumuskan bahwa integrasi merupakan upaya politik atau kekuasaan untuk menyatukan semua unsur masyarakat yang majemuk harus tunduk kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai kultur yang ada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan bersama dalam mencapai tujuan tujuan nasional dimasa depan untuk kepentingan bersama 2) Integrasi di Indonesia

Integrasi di Indonesia dapat dipahami dari empat dimensi pokok,

yaitu:

a) Dimensi sejarah, tampak bahwa pengalaman masa lampau sangat

membantu membentuk suatu kekuatan kohesif yang tangguh. Penderitaan yang dialami oleh rakyat ketika masa penjajahan telah membentuk ikatan yang kuat di antara rakyat itu sendiri. Pengalaman sejarah dan politik seperti inintelah membuat kohesi social menjadi lebih tinggi di antara rakyatnya.

b) Dimensi social-kultural, tampak dari nilai-nilai social budaya yang dipelihara bersama oleh masyarakat Indonesia, yang membedakannya dari kalangan lainnya di Negara-negara lain dan membentuk kesatuan yang kokoh. Perasaan sebagai satu kesatuan Negara dapat dilihat dari kesamaan bahasa, cirri-ciri budaya, agama serta peluang-peluang untuk bergabung dan berpartisipasi dalam organisasi Negara.

c) Dimensi interaksi, dapat dilihat dari berbagai penduduk dalam Negara tersebut yang mempromosi integrasi, khususnya diantara semua yang merasa memiliki atribut sosial budaya yang berlainan. Hal ini terjelma dalam berbagai bentuk mobilitas penduduk dan komunikasi anatar propinsi, termasuk hubungan atau jaringan laut, darat, udara, radio, televise, telepon, migrasi dan perdagangan.

d) Dimensi ekonomi, mencakup interdependensi ekonomis dan usaha

(35)

commit to user

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai integrasi nasional yang kuat, dipertlukan pendekatan, tidak saja dari aspek social budaya tetapi juga dari berbagai aspek.

3) Faktor Pendukung dan Penghambat Integrasi

Faktor-faktor pendorong integrasi menurut Hendropuspito dalam

bukunya Emiliana Sadilah dkk (1997 :5) adalah pembinaan kesadaran

nasional, perwujudan keadilan social, dan prinsip sub-solidaritas, pengawasan

social yang intensif, tekanan dari luar, bahasa kesatuan, dan lambing kesatuan.

Sedangkan unsur-unsur yang menghambat integrasi terdiri dari perbedaan

susku dan ras, kebudayaan, agama serta kepercayaan, daerahisme, dan

masalah mayoritas dan minoritas.

Sedangkan Suseno dalam bukunya Emiliana Sadilah dkk (1997 :5-6)

mengemukakan bahwa mudah-tidaknya tercapai integrasi nasional sangat

tergantung dari apa yang disebut sebagai “rukun”, yang artinya berada dalam

keadaan selaras, tenang, dan tentram, tanpa ada perselisihan dan pertentangan,

bersatu, saling membantu satu sama lainnya, menghilangkan keteganan dalam

masyarakat atau menyingkirkan unsure-unsur yang dapat menimbulkan

perselisihan dan keresahan.

Dari uraian diatas, integrasi sebagai hasil akhir dapat diukur dari

apakah anggota dari suatu etnik bersedia menerima etnik lain, toleransi,

tenggangrasa terhadap etnik lain, dan memiliki rasa saling

hormat-menghormati terhadap budaya dari etnik lain.

4) Macam-macam Integrasi

Menurut Coleman dkk dalam bukunya Syamsuddin Haris (1999 : 8)

ada dua dimensi utama konsep integrasi, yaitu :

a) Integrasi vertikal yang sering disebut integrasi politik yang mencakup masalah yang timbul dalam hubungan Negara dengan masyarakat.

b) Integrasi horizontal yang lebih bersifat kultural dan arena itu mencakup persoalan ketegangan hubungan diantara berbagai kelompok kultural di dalam masyarakat itu sendiri.

Sedangkan Myron Weiner dalam bukunya Syamsuddin Haris (1999 :

(36)

commit to user

1) Integrasi Bangsa

Yang dimaksud dengan integrasi bangsa ialah proses penyatuan berbagai kelompok sosial budaya kedalam satu kesatuan wilayah dengan satu identitas nasional. Apabila masyarakat itu berupa masyarakat yang majemuk yang terdiri dari berbagai agama, ras, suku dan sosial budaya, maka integrasi bangsa berarti penggabungan unsur-unsur tersebut menjadi satu kesatuan yang utuh.

2) Integrasi wilayah

Menurut Soehino (1980: 71) pengertian dari integrasi wilayah adalah ”Pembentukan kewenangan nasional pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil, yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya. Mengenai integrasi wilayah diperlukan sekurang-kurangnya dua hal, yaitu; pertama, konsep laut dan udara; Kedua, aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjadikan dan mempersatukan keaulatan tersebut dari penetrasi luar”.

Hubungannya dengan negara Indonesia, integrasi wilayah disini meliputi seluruh pulau dan seluruh propinsi yang masuk menjadi negara Indonesia.

3) Integrasi Nilai

Adapun yang dimaksud dengan integrasi nilai adalah persetujuan bersama tentang tujuan dan prinsip dasar politik integrasi nilai merupakan penciptaan suatu sistem nilai yang berupa ideologi nasional yang dipandang ideal, baik dan adil dalam menyelesaikan setiap permasalahan dalam berbagai kelompok masyarakat. Integrasi nasional ini merupakan prosedur yang dapat diterima oleh semua kelompok masyarakat guna memecahkan masyarakat. Untuk negara Indonesia ideologi nasional dalam pencerminan integrasi nilai adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ini dapat menjadikan wadah dari kemajemukan rakyat Indonesia.

(37)

commit to user

pedoman yang dinamakan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4).

4) Integrasi Elite dengan Massa.

Integrasi elite dengan masa ini merupakan upaya untuk menghubungkan antara golongan elite yang memerintah dengan rakyat yang diperintah, tetapi bentuk dan cara pelaksanaan kewenangan harus mendapat persetujuan dengan rakyat.

5) Perilaku Integrasi

Yang dimaksud dengan perilaku integrasi ialah kesediaan warga masyarakat untuk bekerja sama dalam suatu organisasi besar dan perilaku yang sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian beberapa tujuan organisasi.

Kesediaan warga masyarakat untuk bekerja sama dengan terorganisasi demi mencapai tujuan bersama, merupakan pola tingkah laku yang sangat esensial bagi masyarakat yang kompleks. Untuk itu setiap warga masyarakat dituntut untuk bersedia menerima dan melaksanakan secara ikhlas semua hasil kesepakatan guna mencapai tujuan organisasi yaitu Negara.

Berdasarkan pembahasan mengenai sikap dan integrasi nasional di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu obyek. Sikap perlu dinampakkan dalam bentuk perilaku, baik lisan maupun perbuatan. Adapun hal yang perlu disikapi dalam penelitian ini adalah integrasi nasional.

Jadi sikap integrasi nasional adalah kecenderungan untuk bertindak dengan lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, serta bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.

(38)

commit to user

Dalam hal ini Lindberg dan Scheingold (1970:99) menyatakan bahwa,” The most important dimensions of political integration are related tothe existence andstrength of a decision-making process..

Political integration as a process is in their terminology equal to increases

in scope and capacity of a decision-making process”, Artinya bahwa dimensi yang paling penting dari integrasi politik berkaitan dengan keberadaan dan kekuatan dari proses pengambilan keputusan. Politik integrasi sebagai suatu proses di mereka terminologi sama dengan peningkatan lingkup dan kapasitas keputusan-proses pembuatan.

5) Factor penentu tingkat integrasi

Howard Wriggins dalam bukunya Winarno (2001: 14) menyebutkan

ada lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik

mengembangkan integrasi bangsa, yaitu :

a) adanya ancaman dari luar

b) gaya politik kepemimpinan

c) kekuatan lembaga-lembaga politik

d) ideologi nasional

e) kesempatan pembangunan ekonomi.

Hampir senada dengan pendapat diatas, Sunyoto Usman dalam

bukunya Winarno (2001: 14) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat

dapat terintegrasi apabila :

a) Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nili-nilai fundamental

yang dapat dijadikan rujukan bersama

b) Masyarakat terhimpun dalam unit social sekaligus, memiliki “cross cutting

affiliation” sehingga menghasilkan “croos cutting loyality”

c) Masyarakat saling diatas ketergantungan diantara unit-unit social yang terhimpun didalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi

Dengan demikian pembangunan integrasi bnagsa dapat dilakukan

dengan cara mengembangkan factor-faktor penentu integrasi tersebut, sampai

pada taraf pencapaian tingkat integrasi yang ideal. Semua cara ini dapat

dipakai oleh Negara dan setiap Negara tentu memiliki pilihan-pilihan

(39)

commit to user

bangsa yang berhasil merupakan kunci bagi keutuhan bangsa dan kelancaran pembangunan nasional Negara.

6) Tinjauan tentang Sikap Integrasi

Sikap adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong

untuk bertindak dengan disertai persaan mendukung maupun persaan tidak

mendukung di dalam menanggapi obyek tertentu. Sedangkan integrasi adalah

proses mempersatukan masyarakat, yang cendrung membuat masyarakat

menjadi lebih baik atau harmonis.

Berdasarkan kesimpulan dari pengertian sikap dan integrasi, maka

sikap integrasi dapat diartikan sebagai bagian dari kepribadian seseorang yang

disertai perasaan untuk menciptakan suatu kesatuan dalam masyarakat dalam

maencapai tujuan yang lebih baik.

7) Definisi Konseptual

Sikap Integrasi merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang

disertai perasaan untuk menciptakan suatu kesatuan dalam masyarakat dalam

maencapai tujuan yang lebih baik atau harmonis dengan menggabungkan dan

mengumpulkan seluruh potensi perbedaan suku bangsa, agama, budaya dan

adanya hubungan dialogis keagamaan.

8) Definisi Operasional

1. Mengamalkan dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945

2. Mengutamakan kesatuan dan persatuan bangsa dan Negara

3. Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau

golongan

4. Menjalin kerja sama tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, ras dan

golongan

5. Menghormati bendera merah putih dan menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

3. Tinjauan tentang Hubungan antara Sikap Demokrasi dengan Sikap

Integrasi

Secara teoritis antara demokrasi dan integrasi memang menunjukkan

(40)

commit to user

kebebasan, persamaan, pengakuan akan hak warga dan kelompok-kelompok identitas harus berhadapan dengan keinginan untuk tetap berintegrasinya sebuah kesatuan kebangsaan.

Dalam hal ini teori Clifford Geert dalam bukunya The Integrative Revolution, Primordial Sentiments and Civil Politics in the Ne^ States

(www.demokrasidanintegrasi.com) menyatakan sebagai berikut :

Demokrasi dan integrasi adalah sesuatu yang dilematis, tetapi setiap negara dapat memenej dirinya sedemikian rupa, sehingga pemenuhan tuntutan demokrasi dan integrasi itu dapat terpenuhi secara serasi. Dengan demikian demokrasinya dapat tumbuh secara relatif bagus, sedangkan integrasinya terpelihara dengan kokoh.

Oleh karena itu demokrasi perlu mensyaratkan sikap plural, toleransi, menghargai perbedaan dan tidak memaksakan kehendak. Inilah sikap dan budaya demokrasi yang belum terbangun kuat dalam diri masyarakat Indonesia ditengah keinginan kuat menciptakan Negara kebangsaan yang demokratis. Dengan demikian sistem politik yang demokratis akan mendorong dan mempertahankan integrasi nasional sebuah Negara atas dasar prinsip kebebasan, kesetaraan dan toleransi.

Dalam hal ini maka masyarakat Indonesia dituntut untuk bersikap demokratis sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi, sehingga nantinya dapat menimbulkan sikap integrasi yang menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk tujuan yang lebih baik.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan penalaran untuk dapat sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan. Mengacu pada permasalahan dan kajian teori di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut :

(41)

commit to user

hak warga Negara untuk tetap berintegrasiya sebuah kesatuan kebangsaan. Suatu pemerintahan dapat dikatakan demokratis apabila masyarakatnya bersikap sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi.

Demokrasi dan integrasi merupakan sebuah dilema bagi suatu Negara dalam menjaga keutuhan bangsa. Integrasi merupakan upaya politik atau kekuasaan untuk menyatukan semua unsur masyarakat yang majemuk harus tunduk kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai kultur yang ada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan bersama dalam mencapai tujuan nasional dimasa depan untuk kepentingan bersama.

Dengan adanya masyarakat yang bersikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi, maka diharapkan dapat menimbulkan kesatuan dalam masyarakat. Dengan adanya sistem politik yang demokratis akan mendorong dan mempertahankan integrasi nasional sebuah Negara atas dasar prinsip kebebasan, kesetaraan dan toleransi, sehingga antara sikap demokrasi dan sikap integrasi mempunyai hubugan yang erat.

[image:41.595.113.514.228.503.2]

Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Interaksi Hubungan antara Sikap Demokrasi dengan Sikap Integrasi.

C. Hipotesis

Menurut Riduwan (2004:35) “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori yang masih harus diuji kebenaranya”. Dalam penelitian penulis merumuskan hipotesis yaitu hipotesis kerja (Ha) adalah sebagai berikut :

“Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara sikap demokrasi dengan sikap integrasi pada masyarakat desa Dayu kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar tahun 2010/2011”

(42)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo

Kabupaten Karanganyar. Pemilihan tempat penelitian tersebut dilakukan karena di

desa tersebut terdapat permasalahan serta tujuan penelitian yang dilakukan. Selain

itu desa tersebut merupakan tempat tinggal penulis sehingga lebih mudah dalam

memperoleh data-data yang diperlukan.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2010 sampai dengan

[image:42.595.113.526.231.574.2]

Oktober 2010, yang selanjutnya dapat diperlihatkan pada tabel berikut :

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Keterangan 2010

Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

Pengajuan judul xx

Penyusunan proposal xx xx

Perijinan xx

Penyusunan instrumen xx

Pengumpulan data xx

Analisis data xx

Penyusunan laporan xx

B.Metode Penelitian

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 52) “metode penelitian

merupakan rangkuman cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari

oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.

Menurut Abu achmadi dan Cholid Narbuko (2007: 41), “Metode adalah

cara yang tepat untuk melakukan sesuatu”. Sedangkan yang dimaksud dengan

penelitian adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang

(43)

commit to user

hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat”. (Winarno Surakhmad, 1998: 131)

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam suatu studi melalui penyelidikan terhadap suatu masalah sehingga mendapat pemecahan masalah yang tepat.

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional. Adapun alasan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional karena peneliti memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yang bersifat aktual dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini disusun, dijalankan, kemudian dianalisis untuk disimpulkan.

Penelitian ini bermaksud untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor, berhubungan dengan satu variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya. Dengan kata lain penelitian ini bermaksud mengungkapkan bentuk hubungan timbal balik antara variabel yang diselidiki. Intensitas hubungan itu diukur dengan menggunakan prosedur matematis yang menyatakan koefesien korelasi yang dapat bergerak dari -1,00 sampai dengan +1,00.

C. Populasi dan Sampel

Pelaksanaan penelitian tidak terlepas dari populasi dan sampel karena

merupakan subjek dalam penelitian. Agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan

baik, maka populasi dan sampel diambil secara tepat. Sampel yang diambil harus

representatif, yakni mewakili populasi.

1. Populasi Penelitian

Pengertian populasi menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108), adalah

“keseluruhan subyek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

kepela keluarga yang ada di Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar yang berjumlah 1.035 kepala keluarga. Kepala keluarga dianggap

(44)

commit to user

2. Sampel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2002:117) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah

bagian dari populasi (sebagian tau wakil dari populasi yang diteliti). Sampel

penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan

dapat mewakili seluruh populasi”. Mengingat jumlah populasi ada 1.035 kepala

keluarga, maka peneliti hanya akan mengambil sebagian dari jumlah populasi

yang menggunakan sampel.

Agar sampel yang diambil refresentatif maka berdasarkan ketentuan

Suharsimi Arikunto (2002: 112) yang menyebutkan bahwa :

“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannnya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau

20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek.

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Berdasarkan pada pendapat di atas, maka peneliti menentukan besar

sampel sebanyak 104 kepala keluarga yang diperoleh 10% dari seluruh Desa

Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 1.035

kepala keluarga. Kemudian teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

teknik random sampling.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sutrisno Hadi (2004: 83) menyatakan, ”Pada dasarnya teknik sampling

dapat dibagi menjadi dua yaitu teknik random sampling teknik non-random

sampling”

Adapun macam dari teknik sampling seperti penjelasan diatas adalah :

1) Teknik Random Sampling

Prosedur random sampling meliputi:

a) Cara Undian, yaitu pengambilan sampel secara undian.

b) Cara Ordinal, yaitu memilih nomor genap atau ganjil atau kelipatan

(45)

commit to user

c) Cara Randomisasi dari tabel bilangan random. 2) Teknik Non-Random Sampling meliputi:

a) Proportional sampling yaitu cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi. b) Teknik stratified sampling yaitu pengambilan sampel apabila

populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat. c) Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan

ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

d) Teknik quota sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pada quantum.

e) Teknik double sampling yaitu cara pengambilan sampel yang mengusahakan adanya sampel kembar.

f) Teknik area probability sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan cara pembagian sampel berdasarkan pada pembagian area. g) Teknik cluster sampling yaitu pembagian sampel berdasarkan atas

kelompok yang ada pada populasi.

Berdasarkan pendapat diatas, mengingat jumlah popuklasi yang diteliti banyak, maka penulis mengambil 10 % dari populasi.

Untuk teknik pengambilan sampel penulis melakukan secara proporsional random sampling yang artinya besar kecilnya sub populasi atau bagian individu– individu yang diambil tiap sub populasi diambil secara proporsional dan random atau acak. Dengan teknik pengambilan sampel secara proporsional random sampling maka setiap anggota populasi akan mempunyai kesempatan dam peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Alasan penulis menggunakan teknik tersebut karena dalam teknik proporsional random sampling bersifat secara objektif. Pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi yaitu tiap-tiap desa.

(46)

commit to user

Di dalam suatu penelitian, data merupakan faktor yang sangat penting, pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data atau keterangan yang benar dan dapat dipercaya dalam penelitian. Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam suatu penelitian maka kita perlu menentukan tehnik pengumpulan data.

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik komunikasi tak langsung. Alasan peneliti menggunakan tehnik tersebut karena peneliti mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan subjek penelitian dengan perantara alat, baik alat yang tersedia maupun alat khusus dibuat untuk keperluan itu . Pelaksanaannya dapat berlangsung didalam situasi yang sebenarnya maupun didalam situasi buatan. Untuk memperoleh data tentang sikap demokrasi dan sikap integrasi maka menggunakan angket.

1. Metode Angket

Menurut Riduwan (2003: 52-53) “angket (questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain, bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) “kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Sedangkan Sonny Sumarsono (2004: 81) menyatakan “Daftar pertanyaan

atau kuesioner diartikan sebagai suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara tertulis.”

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket/kuesioner

adalah suatu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain mengenai suatu

hal tertentu untuk dijawab. Peneliti menggunakan teknik angket untuk

mendapatkan data variabel bebas yaitu kesadaran akan hak asasi manusia.

a. Macam-macam Angket/Kuesioner

Dalam suatu kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis,

tergantung pada sudut pandangnya sebagai berikut:

(47)

commit to user

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128) bahwa, Kuesioner apabila dipandang dari cara menjawab dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a) Kuesioner terbuka yaitu kuesioner yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. b) Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 2) Dipandang dari jawaban yang diberikan

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128) bahwa, kuesioner apabila dipandang dari jawaban yang diberikan dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.

b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

3) Dipandang dari bentuknya

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 129) bahwa, kuesioner apabila dipandang dari bentuknya dibedakan menjadi empat macam yaitu :

a. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

b. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

c. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal

membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.

(48)

Gambar

Tabel 1   Jadwal Kegiatan Penelitian………………………………….......
Gambar 1 Interaksi Hubungan antara Sikap Demokrasi dengan Sikap
Tabel Harga Kritik dari r Product Moment..........................
Gambar 1. Interaksi Hubungan antara Sikap Demokrasi dengan Sikap Integrasi.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk lancarnya acara ini kepada Direktur Perusahaan untuk dapat membawa semua dokumen asli yang dilampirkan dalam dokumen isian kualifikasi serta menghadirkan tenaga ahli yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan karakteristik bahan baku penepungan dan minyak ikan makerel kasar hasil samping penepungan, serta untuk menentukan

“Dalam kegiatan pembelajaran tersebut terjadi interaksi edukatif antara peserta didik yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik yang melakukan kegiatan pembelajaran”

Pada pukul 12.00 pada Gambar 7(b) dan Gambar 8(b) menyatakan bahwa suhu pada ventilasi dan atap selatan bagian dalam lebih tinggi dibandingkan suhu pada titik

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL. GURU DAN

[r]

Oleh: Dr. Ugi Suharto Jadi dari berbagai macam pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Sekularisme ialah memisahkan agama dari kehidupan individu atau sosial

Atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) pada Materi Pencemaran Lingkungan untuk Meningkatkan