FREKUEITSI
MATARIA
PADA
MURID
SD
i1
sIOtsAN
KEC,
SIPORA
KABUPA"EN
KEPULAUAN
N,IENT
TSKRIPSI
nhfi
,saatsywatwtu{nntrqatfu
mgetusujueKgdof,te@,
::
ANANDIA
PUTRIYUNI
,' frl8P.9S12S039
FAKULTAS
KEDOKTERAN
UHryEN$TAS
AilDALAg
PADANG
.
FREKUNXST
MAN*ru+
PAOE
MURID
SD
01
SIOBAN
.
.
.KEC.
SIPORA KABTJPATEN
KEPTJLAUAIY
MENTAWAI
Skrlpri
I :t'
0lch
:.:
i, r ':'
AT.IAI\'DIA
PUTRTYUM
trIBP. 96120039
Tclah
disetujui
olchPcmbimbing
Stsipsi
Fakultns
Kedokteran
Unand
Pqbinbing
$krip$
-: : . ,.,:,.: tt:,: . -.
Name'
Jobatar
Dl(rrpsr
...o|leh.'..:...'....'....
..' , . , ., .- : . , . -.1 ,
t..f
l'
.'
.hf$ft
$61X{1039
'tctahd
,eid ' .
'$lffb
kultr*rxonr*.n
UnivdtnrAndrta*
padr taqgg*t
I
Agwrur.f;000,:'
.,,
,
:rrm rengBlr
Jnbatan
K$tul
,,fu,
,Ur
a
aty-arratry
fttt
g"^;t*.t"
ffi,;
a;t*aall
'ao. t
*L&
M
*ry,
,,,Aa{i*,
4:4g
*,a,,|,*
L.,*I^%i,
%+
,la
#;g
'a*in"',
o*i,
t*gi,
Wa^
K,u*.n"L,**,'
$*,&ft*r,
*;'7-a',:'
gari$s:l*%&
i*rnL,*oirf.*,r
Yr..;i&' *,gyn1u7
.l",r,,
J't...
,t*r*
%&-rk;%rJlu,,k
tunv rtw^ng.,f.,i
:cit"*cin;'9".
{.}""1.,.l
ABSTRAGT
FREQUENCIES
MALARIA
OF
SD 01
SIOBAN
STUDENTS
KECAMATAN
SIPORA
KABUPATEN MENTAWAI ISLANDS
By
AN*NDTA
PUTRI
YUNTUntiff
naw,
nukria
[isease isstiff
apuilfrc
freaftfi proiltemin tevetopirg
countries, sucfi as
Intonetia. flccorf,ing to
epif,erniofogystuly,
Infionesiais
stiff
entemic
makriaf
tisease area.foIentawai
isknf,s
is oneof
tfremakriaf
areas.llfre
researcfr fras 6een f,oneto
tfie
stutents
of
S{D0I
SioSan r(ecdmatanStpora 1(a6upaten futentawai
isknf,s
to rweatef,frequenciesant
distriSutions
of
makria
andpks,mofrum
species. llfre [e.rignof
researcfi is f,esctiptive.aata
weretafum
witfr tfiicdandtfiin
6toodstite
microscopicaf e4aminationwfiicfi
fras 6eenus ef, gicms a' s s tain
from
p eip frera[
6 food s amp fe.eeripfreraf Stoo[
sdmpfeof
dtt
stutmts
Qas
cfiltfiren) were e4aminet
Tfie resuft
is
earaite
fute (qq)
13,42T0.tfie
fiigfrestfrequency
of
makriat
parasite
founf,
at
age
6
to
g
ledrs
otf,
(o,oroto) species
of
pfasmodium
isf,ominat e
f,
5y Aksmo f,iumABSTRAK
FREKUENSI MALARIA PADA
MURID SD
01 SIOBAN
KEC.
SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
OLEH
*N.&NDI&
PUTRIYUNI
Qenyaftt
makria
fringgo saatini
masifi merupafomrnasakfi
futsefidtandi
neg
ard
6 erfunn 6ang
termasu{
I
n[one sia. S e cara epiiemiotogi
[i
futt afurn
6 a fiw aInilonesia masifi
merupafum
f,aerafr
enf,emispenyaftt makria.
r(epukuan
foLentawai
atafafr
safafi satu f,aerafi enf,emis mafaria.tekfr
dik{uftgn percfitian
pada
murif,Sa
U
Sio\an
1(ecamatan Stpora1(a6upaten
Kepufauan
g4.entawai
untu{
mengetafiui
Serapafrefurcnsi
tan
fiagaimana
f,utrifiusi mdkria
serta spetiesparasit
makri^a. (Desainpenefitian
ini
addkfi
tuL"rtf
(Data
diperotefi
secard
ntifuos{opis dengan
metafutfompemeifr"saan sediaan darafi teSd[ 6an
ttpit
yong
tefafr[ipuks
f,engan peutarnaanQiemsa
[ai
sampetf,arafitepi
Seturufr
muri[
SD
0I
Siofian
(149
ordng
ann{)
f,ipeifrga
sampeff,arafinya.
Difapat(gtn
angforparait
(oarasite
fute)
13,420/0. Qotonganuntur
terfianya{ditemufom parasit makria
atakfi
gofongan
urnur
6-8tafiun
yaitu
KATA
PENGANTAR
B ism i I lh irrahmanirrohino,
Syukur
Alhamdulillah
penulis haturkan
kepadaAllah
SWTrahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
judul
'(
freEuensi
Jvlafaria
yatra
jvturi"d
SD
ot
J(ecam^atan
Siyora
JCabuyaten JG1ru[auan
Jvlentawai
".Penulisan
skripsi
ini
diajukan
sebagaisalah satu syarat
untuk
menyelesaikanprogram studi Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas Padang.
Dengan selesainya penyusunan
skripsi
ini"
penulis
mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
l.
Bapak Dekan Fakultas Kedok*eran Universitas Andalas padang.2.
Ibu
Dra.
Nuzulia
lrawati,
MS
sebagai
Pembimbing
I
dan Bapak
Drs.Endrinaldi,
MS
sebagaiPembimbing
tr
yang
telah bertenan
meluangkanwaktunya
untuk
memberikanpetunjuk,
saran,bimbingan dan
pengarahansampai akhir
sklipsi
ini.3.
ukuih
dr.Musrineldy
selaku Pimpinan Puskesmas Sioban Kecamatan SiporaKepulauan Mentawai beserta staf yang banyak membantu penulis
di
lapangan.4.
Bapak Kepala
Sekolahdan
Majelis Guru SD
0l
Sioban Kecamatan SiporaKepulauan
Mentawai atas
kerja
sama
dan
bantuannya
dalam
mendekatimurid-murid
saat pengambilan ssrnpel.5.
Karyawan dan karyawati Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran UniversitasAndalas atas bantuanya selama pemeriksaan dan pengumpulan data.
atas
segalaini
denganSioban
6.
Papadan
mamatercinta
atas segala nasehat, dorongandan doa yang
tulusdalam mengiringi
langkahku
dalam meraih cita-cita;
Da
Yos, Reza
danseluruh keluarga.
7.
My
Honey,
Da Yev
selalu
sabarmemberikan
semangat,keyakinan
serta bantuan dalam menyelesaikanskipsi ini.
Swak sabeu.8.
Sahabatku tersayangAdek dan Vera
serta rekan-rekan'96
members yangtidak
dapat disebutkan satu persatu atas doronganmoril
danmotivasi.
Guys,You
are the best thingin
mylife.
Dengan segala kerendahan hati penulis sangat menyadari bahwa skripsi
ini
masih
jauh
dari
kesempumaan,karena
itu
kritik
dan
saranyang
membangun sangat diharapkan.Akhir
kata penulis berharap semoga skripsiini
bermanfaat untuk kemajuanilmu
kedolferan khususnyailmu
pengetahuanumunnya.
Padang,
Juli
2000Penulis
DAFTJR-]SI
Kata
Pengantar
Daftar isi
Daftar
Tabel
Daftar Gambar
BAB
I
PENDAHTJLUAN
A.
Latar Balakang MasalahB.
Perumusan MasalahC.
Tujuan PenelitianD.
Manfaat Penelitian,BAB
tr
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
SejarahB.
Penyebab Malaria dan HospesC.
Distribusi GoegrafikD.
Daur Hidup danMorfologi
E.
Cara InfeksiF.
Patologi danKlinik
G.
Diagnosis,
H.
PencegahanL
Lnunitas MalariaJ.
EpidemiologiMalaria
BAB
Itr
METODA
PENELITIAN
A.
Desain PenelitianB.
Waktu dan Tempat PenelitianC.
Populasi dan Sampel PenelitianD.
Metode Survey ,.E.
Telftnik
Pengumpilan Sampel YF.
Instrumen PenelitianG.
Cara Pemeriksaan "rBAB
IV
HASIL PENELITIAN
BAB
V
DISKUSI
A.
Diskusi Hasil PenelitianB.
Kesimpulan dan SaranDAFTAR KEPUSTAKAAN
DAFTAR TABEL
[image:10.484.27.438.68.283.2]Halaman
Tabel l.
SkizogoniEritrosit
padaMalaria
l
l
Z.
Spesies plasmodium malaria yang ditemukanpadasediaan darah tepi murid SD
0l
Sioban KecamatmSipora Kabupaten Kepulauan
Mentawai
263.
Distribusi fiekuensi parasit malaria berdasa*anunur
dan persentase
murid
SD0l
Sioban trGcamatan SiporaDAFTAR
GAMBAR
Gambar
l.
Siklus Hidup Parasit Malaria2.
Morfologi
Spesies Parasit MalariaHalaman
t2
l3
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
BelakangMasalah
Penyakit malaria hingga saat
ini
masih
merupakan masalah kesehatanmasyarakat di negara-negara tropis yang biasanya merupakan negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia
(l).
Secara
epidemiologi dikatakan
batrwaIndonesia
masih
merupakan daerah endemispenyakit malaria,
angka kesakitandan
kematian masih
tinggi
terutama
di
KawasanTimur
Indonesia
(2).
Telahdilaporkan bahwa
angka
malaria tertinggi
ditemukan
di
Irian
Jaya
denganParasite
Rale(PR)
l6,64yo pada PelitaV.
Di
Pulau Halmatreradari hasil
surveimalariometri oleh
stafDitjen
P2M-PLP
pada bulanJanuari
l99l
di
KecamatanJailolo
ternyata SlidePositivity
Rate (SPR)untuk
segalaumur
adalatr 62,3yodari
106 sediaan darah yang diperiksa (3,4).
Di
Pulau Jaw4kasus malariaklinis
tahun1989-1993 tertinggi ditemukan
di
Jawa Tengah ss,43yo,JawaTimur
20,l5yo
danJawa
Barat
11,32% (5).lt
/ ni
nropinsi
SumateraBarat
,
berdasarkanTabel Data
Kesehatan Tahun1999
Kanwil
DepKes
SumateraBarat
pemberantasanpenyakit
malaria
masihmenjadi prioritas
selamaPelita
VI.
Dari hasil
survei
malariometrik
SumateraBarat tahun
1999 diperoleh dataParasite
Rare(PR) l,52yo
danSlide
positivity
Rale
(SPR)28,40
dari
7058 sediaan daratr yang diperiksa. DaerahDati
II
yangterbanyak kasus malarianya ditemukan
di
Kabupaten Padang Pariaman denganjumlah
penderitaklinis
5055 orang,diikuti
Kabupaten Pesisir SelatanI170
orangdan
Kabupaten Sawahlunto971
or*gf
Daerahyang
akandilakukan
penelitianFebruari
1990 ditemukan 117 orang penderita malaria
kronis
dengan sediaandarah
positif
sebanyak67
orang(56,53o/o)til
a*
Wardanadkk
pada bulanJuli
lggs
melaporkan bahwa kepulauan
ini
menrpakan daerah
hiperendemisberdasarkan
indeks
pembesaranlimlra
danjuga
daerahhigh
prevalence
areadengan Slide Positivity Rate (SPR) sebesar 48,48% (7).
Dari
laporan tahunan
PuskesmasSioban Kecamatan Sipora
mengenaibeberapa penyakit terbanyak pada tahun 1998, penyakit malaria menempati urutan
ke-5
setelah
ISPA,
diare, rematik
dan
skabies.
Telah
dapat ditekan
bila
dibandingkan kasus malaria
tahun
1997 yangberada pada urutan ke-2 terbanyakdi
wilayah tersebut.Kepulauan Mentawai terletak
di
sebelah Barat Pulau Sumatera,terdiri
dariPulau Siberut , Pulau Sipora dan Kepulauan Pagai. Kepadatan penduduknya
tidak
merata berkisar 9,6
jiwa
per
km2. Desa Sioban
di
KecamatanSipora
adalah sebuah desa denganKriteria
SangatTerpencil
yang berbatasan langsung denganSamudera
Indonesia
sehingga
dijadikan
sebagai
pelabuhan
laut.
Desa ini
dihubungkan dengan transportasi
laut
, kira-kira l0 jam
dengan perjalanan kapallaut
dari
Padang.
Jumlah penduduk
12.921
jiwa
yang umunnya
bermatapencaharian sebagai
nelayan tradisional. Pada umumnya
tingkat
kesadaranpenduduk akan kesehatan sangat kurang karena
tingkat
pendidikan dan ekonomiyang masih rendah (8).
Topografi
desaini
terdiri
dari
dataran rendahdi
pinggir
pantai
,
denganrawa-rawa
pantai yang banyakditumbuhi oleh
pohon bakau, laguna danrawa-rawa air tawar yang pada waktu terjadinya pasang
naik
menyebabkan air lautnaik
payau).
Kondisi
perairan yang demikian merupakan tempat perindukan yangbaik
bagi vektor nyamuk
malaria
yaituAnopheles.
Ditambahlagi
dengan kebiasaanpenduduk yang menempatkan temak
di
dalam rumah./satu atap dengan rumah dandi
sekitar rumah banyak
ditumbuhi
semak-semakyang
dapat menjadi
tempat bersarangnya nyamuk (9).Parasit
malaria
menyebabkanpenderita mengalami
kekur.angan darahmerah karena sel-sel darah merah rusaklhancur, hal
ini
menyebabkan daya tahantubuh berkurang sehingga mudah terkena infeksi
penyakit lain,
daya kerja kurangdan
perfumbuhan
otak
pada
anak-anak terhambat
akibatnya
perkembangankecerdasan mereka terganggu.
Jika
sampaimenyumbat pembuluh darah
otak"penderita
dapat menjadi
gila
atau
meninggal
bila tidak
segera
diobati
(9). Dikatakan bahwa malaria merenggutlebih
dari
1,5juta
jiwa
per
tahundi
duniadan sekurang-kurangnya seorang meninggal tiap 20 detik (10).
Di
daerah endemi dengan transmisi malaria yangtinggi
hampir
sepanjangtahun,
penduduknya sangatkebal dan
sebagian besardalam
darahnya terdapatparasit malaria
dalamjumlah kecil
(ll).
pendudukyang
tinggal
dan
menetaplama
di
daerah hiperendemismempunyai
kekebalanterhadap
infeksi
malariadibandingkan para
pendatang,termasuk
anak-anak.Di
daerahdimana
malariatimbul
sepanjangtahun,
anak-anakyang kebal mungkin
mengandung parasitmalaria didarahnya tetapi
tidak
akan sakit secarLnyata,paling-paling hanya terasalemah (12,13).
Beranjak
dari
hal
diatas membuat penulis berkeinginanuntuk
melakukanB.
PerumusanMasalah
Sebagian besar dalam darah penduduk
lang
tinggal
dan menetap lamadi
daerah endemis akan didapatkan
parasit malaria
dalamjumlah kecil,
walaupuntidak
ditemui
gejala-gejalaklinis
malaria
(14).
Data rnengenaijumlah
penderitapenyakit
malariadi
KepulauanMentawai
berdasarkan pemeriksaanklini5
masihcukup
tinggi.
Pemeriksaanlaboratorium
di
daerahini
sangatjarang
dilakukankarena kurangnya
tenagayang
terampil dan
frsilitas
laboratorium
yang
tidak
memadai,
keadaanseperti
ini
juga
ditemui
di
Rrskesmas Sioban
Kecamatan Sipora Kabupaten KepulauanMentawai
Berdasarkan
uraian
diatas,
masalahyang penulis temui
adalah
apakahbenar
di
daerah endemis secaraklinis
dapat ditemukan parasit malaria pada orangyang
tidak
ditemui gejalaklinis
khas malaria secara bersamaan ?Mengingat sampai saat
ini
belum ada penelitian mengenai malariadi
DesaSioban
khususnyapada
murid SD
0l
Sioban Kecamatan
Sipora
KabupatenKepulauan
Mentawai
,
m4kt
dilakukanlah penelitianini
dengan langsung turunke
lapanganuntuk
mengetahuifrekuensi malaria
sebenamyapada anak
tanpaC.
1.
Tujuan
Penelitian
Tujuan Umum
Mengetahui
frekuensi malaria
padamurid
SD
0l
SiobanKec.
Sipora
Kab. Kepulauan Mentawai, yangtidak
ditemui gejala-gejalaklinis
khas malaria.Tujuan Khuzus
i
Mengetahui besamya angka parasit atau Parasite Rate (PR) padamurid
SD0l
Sioban.Mengetahui qpesies p lasmodium
P.
vivm,
P.malariae,
P.wale).
Mengetahui
distribusi
frekuensipersentasenya.
malaria yang ditemukan (P.
falciparum
,parasit malaria
berdasarkanumur
danD.
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian
ini
diharapkan dapat sebagai tambahan databagi
instansiterkait
terutama Dinas Kesehatan, sehingga upaya-upaya pemberantasan malariadapat
lebih
ditingkatkan
dan lebih
selektif
Dan
juga
masukanbagi
FakultasKedokteran sendiri. Disamping
itu
juga
diharapkanhasil
penelitian
ini
dapatmenjadi motivasi bagi
peneliti lain
untuk melakukan penelitiandi
daerah terpencillain
pada umumnya
dan
khususnya
daerah
Kepulauan
Mentawai,
sekaligussebagai pembanding dari hasil penelitian tersebut.
Bagi penulis, hasil
penelitian
ini
akan memberikan pengalaman tersendirimengenai daerah
terpencil, khususrya
di
Desa Sioban
Kec.
Sipora
Kab. Kepulauan Mentawai. Sekaligus menambah wawasanilmu
pengetahuan mengenaipenyakit malaria yang masih menjadi masalah kesehatan di negara kita.
BAB
II
TINJAUA}I
PUSTAKA
A.
Sejarah
Penyakit malaria
telah
diketahui
sejak
zamanYunani.
Klinik
penyakitmalaria
adalah khas, mudah dikenal, karena demam yangnaik turun
dan terafurdisertai
menggigil,
maka padawaktu
itu
sudahdikenalfebris tersiana
danfebris
kuartana. Disamping
itu
terdapat kelainan pada limpa, yaitu splenomegati: limpa
membesar dan menjadi keras, sehingga penyakit malaria disebut demam kura.
Meskipun penyakit
ini
telah diketahui
sejaklama,
penyebabnya belumdiketahui.
Temyata
penyakit
ini
banyak terdapat
di
daerahrawa-rawa
yangbanyak
mengeluarkan
bau
busuk
disekitamya,
maka
penyakitnya
disebut&
f
"malaria"
(berasal dari bahasaItalia
yaitu mal aera = udara buruk:
badaii
)
(l
l).
'lf
B.
PenyebabMalaria
dan HospesPenyakit
malaria
disebabkanoleh parasit
malari4
dengan klassifikasi
sebagai
berikut
(14)Phylum
Subphylum
Class
Subclass
Family
Genus
Protozoa
Sporozoa
Telosporea
Haemosporina
Plasmodiidae
Plasmodium
Genus
plasmodium
yang terdapat
pada
manusia
ada
4
spesies, yaituspesies yang biasanya menginfeksi
manusi4
95 o/o disebabkan olehP. vivax
danP.
falciparum
(15).Manusia
sebagai hospes perantara,nyamuk Anopheles
betina
sebagaihospes
definitif
dan vek:tor malaria(ll,16).
Lebih kurang 80
spesies Anophelestelah ditemukan
di
Indonesianamun
hanya
16
spesies diantaranyayang
telahterbukti
dapat menularkan malaria.Di
Pulau Jawadikenal4
spesies yang menjadivektor malaria yakni
Anopheles aconitus,An.
sundaicus,An.
balabacensis danAn.
Maculatus
(18).
An.
sundaicus
dinyatakan
sebagai
vektor
malaria di
sepanjang pantai pulau Jawa,
Bali,
Sumatera, Kalimantan danjuga Sulawesi
(19).C.
Distribusi Geografik
Malaria
ditemukan
640Lintang Utara
(Archagel
di
Rusia) sampai
320Lintang
Selatan (Cordobadi
Argentina),dari
daerah rendah 400m
di
permukaanlaut
(Laut
Mati)
sampai 2600m
di
atas permukaanlaut (Londiani
di
Kenya) atau2800 m (Cochabamba
di Bolivia).
Antara batas-batas garis lintang dan garisbujur
terdapat
daerah-daerahyang
bebas
malaria.
Di
Indonesia
penyakit
malariaditemukan tersebar
di
seluruh kepulauan(l
l).
Distribusi
P.
vivax paling
luas,
tersebar didaerahtropis,
subtropis
danberiklim
sedang(19). Di
Indonesia spesiesini
tersebardi
seluruh kepulauan danpada umumnya
di
daerah endemi mempunyai frekuensitertinggi
di
antara spesiesyang
lain
(11).
Spesies
yang
terbanyak
di
jumpai
di
Indonesia
adalahP.falciparum
danP.vivax;
P.malariae
di
Indonesiabagian
timur,
sedangkanP.
ovale pernah ditemukandi
Irian
Jaya dan Nusa TenggaraTimur
sertaD.
Daur Hidup
danMorfologi
Daur hidup
keempat
spesiesmalaria
pda
umumnya
sama. Prosesini
terdiri dari
fase
seksual eksogen(sporagoni) dalam
badannyamuk
Anophelesbetina sebagai
vektor
malaria dan fase ascksual (skizogoni) dalam badan hospesmanusia. Fase aseksual memprnyai
2daw yaitu(11):
l.
Daur eritrosit dalam darah (skizogorri€dhosiD2.
Daur dalam selparenkimhan(skizaoni
eksoeritrosit) atau stadiumjarittg*
Dibagi
atas :a.
Skizogoni pra-eritrosit (skizogoni ekso-eritrositikprimer)
b.
Skizogoni ekso-eritrositik sekunderFase
dalam
tubuh
nyamulc
Setelah nyamuk Anopheles
betinamenghisap darah penderita malaria )rang mengandung gametosit, maka terjadilah
perkembangan secara
seksual (sporogoni)
(11).
Dalam
lambung
nyamuk,malcrogametosit dan
milrogametosit meqiadi
malcrogamet dan milerogametyang
akan membentuk zygote dalam 20 menit sampai
2
jant setelah nyamuk menghisapdarah,
24
jam
kemudian
rygote
memanjang
dan
matang membentuk
ookinet(11,17). Ookinet
menembusdinding
lambung nyamuk menjadi ookista.
Dalambeberapa
hari
sampai
dua minggu ookista menjadi
matang
dan
mengandungberatus-ratus
sporozoit
Apabila
ookista pecah, sporozoit akan beredardi
seluruhtubuh nyamuk dan
sebagianmenuju
ke
kelenjar
liur
nyamuk. Waktu
antaranyamuk
mengisap darah, gametosit sampaikelenjar
liur
nyamuk
mengandungFase
jaringan.
Dalam
badan manusia sporozott
yang
terdapat
dalamkelenjar
liur
nyamuk akan dimasukanmelalui
luka tusuk ke dalam badan manusiaoleh
nyamvk
Anophelesbetina,
berkembangbiak
secara aseksual (skizogoni).Parasit
masuk dalam
aliran
darah, setelah%
- |
jam
masuk dalam sel
hati. Banyak yang dihancurkan oleh fagosit,tetapi
sebagian masuk dalam selhati
danberkembang
biak.
Prosesini
disebut skizogoni pra-erirosit atau ekso-eritrositik
primer
(ll).
Sporozoit
menladibulat
ataulonjong
danmulai
membelah dengan cepat.Hasil
skizogoni tersebut adalah merozott ekso-eritrositik dalamjumlah
yangbesar
(16).
Padaakhir
fase pra-eritrosit, skizonpecah, merozoit keluar dan masukperedaran darah. Sebagian besar menyerang
eritrosit
yang beradadi
sinusoid hatitetapi beberapa
di
fagositosis.Hasil
penelitian pada malariaprimata
menunjukanbahwa
ada2
populasisporozoit
yang
berbeda,
yaitu
sporozoit
yang
secara
langsung
mengalamipertumbuhan dan sporozoit, yang tetap
'tidur"
(dormant) selama periode tertentu(disebut hipnozoit)
sampaimenjadi
aktif
kembali
dan mengalami
pembelahanskizogoni.
Padainfeksi
P..vivax dan
P.
ovale
sebagiansporozoit yang
menjadi hipnozoit setelah beberapa waktu (sampaikira-kira
3 bulan) menjadiaktif
kembalidan
mulai
denganskizogoni ekso-eritrosit
sekunder. Merozoit
dariskizon
hati
masuk ke peredaran darah menghinggapi
eritrosit
danmulai
dengan daureritrosit
untuk
pembiakan
aseksual
(skizogoni darah).
Proses
ini
dianggap
sebagaipenyebab
timbulnya
relapsjangka
panjang
(long term relaps) atau
rekurensFase
dalam darah
/
eritrosit.
Merozoit
yang dilepaskan skizonjaringan
mulai
menyerangeritrosit.
Stadiumterrruda
dalam darah berbentukbulat, kecil;
beberapa diantaranya mengandung vakuola sehingga sitoplasma terdorong ke tepi
dan
inti
berada di kutubnya. Oleh karena sitoplasma mempunyai bentuk lingkaran,maka parasit muda disebut bentuk
cincin.
Stadium mudaini
disebut tropozoit.Sitoplasma eritrosit mempunyai bentuk tidak teratur pada berbagai stadium
pertumbuhan dan mengandung
kromatin, pigmen
serta granula.Pigmen
malariaadalah suatu
kompleks yang
terdiri dari protein
yang
telah
didenaturasi,yaitu
hemozoin atau hematin, suatu hasil metabolisme parasit dengan bahan-bahan dari
eritrosit.
Setelah masa pertumbuhan,
parasit berkembang
biak
secara aseksualmelalui
proses pembelahanyang disebut skizogoni.
Inti
parasit
membelahdiri
menjadi sejumlah
inti
yang lebihkecil.
Kemudian dilanjutkan dengan pembelahansitoplasma
untuk
membentuk skizon. Skizon matang mengandung bentuk-bentukbulat kecil,
terdiri
dari
inti
dan sitoplasma yang disebut merozoit. Setelah prosesskizogoni
selesai,eritrosit pecah
danmerozoff
dilepaskandalam
aliran
darah(sporulasi). Kemudian merozoit memasuki eritrosit
baru dan
generasi lain
dibentuk dengan cara yang sama. Pada daur eritrosit, skizogoni berlangsung secara
berulang-ulang
selamainfeksi dan
menimbulkan parasitemia
yang
meningkatdengan cepat sampai proses dihambat oleh respons imun hospes.
Perkembangan
parasit dalam
eritrosit
menyebabkan perubahan
padaeritrosit, yaitu
menjadi
lebih
besar,pucat dan
bertitik-titik.
Perubahanini
khasuntuk
spesies parasit. Daur skizogoni (faseeritrosit)
berlangsung beberapa waktu,ada yang sama diantara spesies tersebut seperti yang terlihat
di
tabel-1berikut
ini
:Tabel.l
SkizogoniEritrosit
padaMalaria
Spesies Daur
Eritrosit
Pembesaran
Eritrosit
Titik-titik
Eritrosit
Pigmen
P. vivax
P.falciparum
P. ovale
P.
malariae
48
jam
48jam
50
jam
72
jam
Schuftrer
Maurer
James
Ziemanrr
kuning
tengguli
hitam
tengguli tua
tengguli
hitam
Sumber: Wita Pribadi, dkk (l
I)
Setelah
2
atau3
generasi
merozoit dibentuk,
sebagian merozoittumbuh
menjadi bentuk seksual endogen. Proses
ini
disebut
gametogoni(gametogenesis).
Bentuk
seksual
tumbuh
tetapi intinya
tidak
membelah.Gametosit mempunyai bentuk
yang
berbedapada berbagai
spesies:
pada
P.falciparum
bentuknya seperti sabiUpisangbila
sudah**g,
pada spesies lainbentuknya
bulat.
Pada
semtra
spesiesplasmodiwn dengan
pulasan lfiusus,
gametosit
betina
(malcrogametosit) mempunyai sitoplasmabinr
denganinti
kecil
padat dan pada gametosit jantan
(milrogametosit)
sitoplasma berwamabiru
pucatatau merah muda dengan
inti
besar
dan difus.
Kedua macam
gametositmengandung banyak
butir-butir
pigmen(l
l).
G\
a!
L -v tr: ,4s
\) $'4
\
v .a\
Ss
\
\J .as
4
9=
:o
! c,t
3E
AA
9;
EgFF
;!
EE
(! a .l oo
5H
Eg
x
q q. o N ,o CL=
=
o N o o CL an a!-1
-*
-I
rl
4
=
2
3
-CN*
tst-F
)
II ! l!(ri
U)t
J
V
FT l-cnj
tl1
-t F2,
rlgE
26
gg.'
;:
EE
=
o 'tl o o E o N o oF
t
C !|o
o N o o=
g, r!E
o CL @I
Elo
;s
SEEi:
Adq.'dd
o a! a q. tcr/
o/
N .l anrE
!l!=rnC,:
E
i
3'r
i
'=E ri!
E= a a.E ! lll< t lll e,
:,.-- P. vivax.
ffi
q#tlw
xlg8,ar1
7,o,,"i01..
,@
EE€Fru
w
'1
ffi
q#
P. ovale
@
't@
2
ffi
\€p
3
ffi
4rtf'.i2,
.-ir.r'.-'i
,\i;#
7
6
/*'.'r
w
t,
7 S 3iLfll(
[image:24.494.15.455.48.721.2]l3
GAMBAR.
2
MORFOLOGI
SPESTES
PARASIT
MALARIA
- P. malariae
@
1
#
2
ffitu
Fdffi
qi*Er
E.
Cara
Infeksi
Bentuk
infektif dari
parasit malaria
adalahsporozoit.
Infeksi
dapatterjadi
dengan2 car4yaitu (10,13)
:1.
Secaraalarrri
melalui vektor,
bila
sporozoff
dimasukan
ke
dalam
badan manusia dengan tusukan nyamuk.2.
Secarainduksi
(induced),
bila
stadium aseksualdalam
eritrosit
secaratidak
sengaja masuk dalam badan manusia
melalui
darah, misalnya dengan tranfirsi,suntikan atau secara kongenital (bayi baru lahir mendapat
infeksi
dari ibu yangmenderita malaria
melalui
darah plasenta).F.
Patologi
danKlinik
Perjalanan penyakit malaria
terdiri
dari serangan demam yang disertai olehgejala
lain
dan
diselingi oleh
periode
bebaspenyakit. Gejala khas
demamnyaadalah periodisitasnya.
Masa tunas
intrinsik
padamalaria
adalahwaktu
antarasporozoitmasuk
dalam
badan hospes sampaitimbulnya
gejala demam, tergantungpada
spesiesparasit, pada beratnya
infeksi
dan pada pengobatan sebelumnya atau pada derajatresistensi
hospes.
Masa pra-paten
berrangsung
sejak saat
infeksi
sampaiditemukan parasit malaria dalam darah untuk pertama
kali,
karenajumlah
parasittelah melewati ambang
mikroskopik
(microscopic threshold)(l
l).
Demam.
Pada
infeksi
malaria, demam paroksismal
periodik
(intermiten)-berhubungan dengan pecahnya
eritrosit
dalam
jumlah
besar
secara serentakdengan
mengeluarkanbanyak
merozoit
serta
sisa-sisametabolisme
ke
dalamperedaran
darah
(16).
Padamalaria
vivax
danovale
(tersiana)
skizon
setiap"brood"
(kelompok) menjadi matang setiap 48jam
sehingga perioditas demamnyabersifat tersian; pada malaria kuartana yang disebabkan
oleh
P.
malariae
hal ini
terjadi dengan interval
72 jam(l
l,l7).
Serangan demam malaria biasanya
dimulai
dengan gejalaprodromal,yaitu
lesu,
sakit kepal4 nyeri otot
terutama punggungdan tungkai,
tidak
ada nafsumakan, kadang-kadang disertai dengan mual, muntah dan mencret
(l
l,2l).
serangan demam yang khas
terdiri
dari beberapastadium
(ll,16,17)
:l.
stadium menggigil
dimulai
dengan
perasaan
dingin
sekali,
sehinggamenggigil. stadium
ini
berlangsung antaral5
menit sampai 1jarn.2.
Stadiumpuncak
demamdimulai
pada
saat peraszumdingin
sekali
berubatrmenjadi panas sekali. stadium
ini
berlangsung selama 2 sampai 6 jarn.3.
Stadium berkeringatdimulai
dengan penderita berkeringatbanyak
sehinggatempat
tidur
basah. Stadiumini
berlangsung 2 sampai 4jam.
Serangan
demam
yang khas
ini
sering dimulai pada siang
hari
danberlangsung 8
-
12
jam.Setelahitu
terjadi
stadium apireksia. Lamanya serangandemam
ini
untuk tiap-tiap spesies malaria tidak sama.Gejala
infeksi
yang
timbul kembali
setelah serangan pertama biasanyadisebut relaps. Relaps dapat bersifat :
a.
rekrudesensi (relapsjangka
pendek) yangtimbul
karena parasit dalam darah(daur eritrosit) menjadi
banyak. Demamtimbul lagi
dalam waktu
g
minggusesudah serangan pertama hilang.
b.
Rekurens
(relapsjangka
panjang)
yang
timbul
karena
parasit daur
ekso-eritrosit dari
hati
masuk dalam darah danmenjadi
banyak, sehingga demamtimbul lagi
dalam
waktu
24
mnggu
atau
lebih
setelah
serangan pertamahilang.
Serangan demam
makin
lama
makin
berkurang
beratnyakarena
tubuhmenyesuaikan
diri
dengan adanya parasit dalam badan dan karena adanya responsimun
hospes (11).Splenomegali.
Splenomegaliterjadi
padaminggu
I
infeksi;
limpa
berubah darilunak
menjadi keras dan
makin
bertambah besarpada
infeksi
menahun
(16).Pembesaran limpa merupakan gejala khas terutama pada malaria menahun (11).
Anemia.
Pada malariaterjadi
anemia.Derajat
anemia tergantung pada spesiesparasit
yang
menyebabkanya.Anemia
terutama
tampak
jelas
pada
malariafalciparum
dengan
penghancuraneritrosit yang cepat dan hebat, dan
padamenahun.
Jenis
anemia
pada malaria
adalah
hemolitik,
normokrom
dannormositik.
Pada serangan akut kadar hemoglobin turun secara mendadak (11).Hepatomegali.
Malariafalciparum
dapatmenimbulkan
kelainanpada
organhati yaitu pembesaran hati dan tampak ikterus ringan (11). Pembesaran hati
terjadi
oleh karena kongesti pembuluh darah dan
proliferasi
selretikulo
endotelial (17).Malaria
Serebral.
Malaria
serebral adalah adalahpenyulit
malariafalciparum
yang
paling
sering menjadi
penyebab kematian.
Di
daerah
endemik
tinggi,
merupakan salah satu penyebab kematian pada anak usia dibawah 5 tahun (21).
Gagal
Ginjal.
Kelainan
ginjal
pada
malaria
falciparum berat
merupakankelainan fungsi
ginjal
yang bersifat
reversibel. Pada penderita dengan urin
berwarna
hitam,
gangguanginjal
dapat menetap walaupundilakukan
rehidrasi;hemolisis intravaskular menyebabkan nekrosis tubular ( 1 I ).
Hemoglobinuria
dan ('black
water
fever".
Black
water fever adalah hemolisisintravaskular dengan hemoglobinuria
disertai
oleh
manifestasi
infeksi
P.falciparum
yang berat, termasuk gagalginjal,
hipotensi dan koma,tetapi
denganparasitemia
yangrelatif
ringan.
Responhemolitik
yang berlebihan
disebabkanoleh mekanisme imunologi terhadap
kuinin
atau obat anti-malarialain (l
l).
G.
DiagnosisDiagnosis
pasti infeksi malaria dilakukan
dengan
menemukan parasitdalam
sediaan darahtebal dan
sediaan darahtipis
(11).
Pewamaanya memakaiprinsip
modifikasi
Romanowsky seperti pewarftum
Giems4
wright
atauLeishman (17,22). Hasil pewamaan diperiksa dibawah mikroskop.
Ditemukannya parasit
malaria
dalam daratr merupakan suatu infeksi.Orang yang
pemahtinggal
di
daerahendemi
selama beberapawaktu
mungkin
mengandung beberapa parasit malaria dalam darahnya, tetapi keluhan dan gejala
penyakit yang
timbul
tidak khas (11).Diagnosa
juga
bisa ditegakandari
gambaranklinis
penyakit
malariayang khas
dengan adanya
serangandemam intermiten,
diikuti
anemia
dansplenomegali,
jika
diagnosa secara laboratorium tidak bisa dilakukan, terutamadi
daerah-daerah terpencil
(l
1,23).H.
PencegahanPencegahan penyakit malaria
meliputi
(9,11,16) :(1)
mengurangi pengandunggametosityang
merupakan sumberinfeksi
denganpenemuan dan pengobatan penderita
(2)
pemberantasannyamuk (mosquito
control)
sebagaivektor malaria,
dengancara :
a.
pembasmian sarang-sarang perindukan'
b.
membrmuh larva/jentik nYamukc.
mengurangi jumlatr nyamuk dewasa(3)
melindungi
orang-orangyang peka
dengan cara mencegahjangan
sampaidigrgit
nyamuk dan dengan obatkimiawi
yang supresif'Pencegatran terhadap relaps dapat
dilakukan
dengan pemberianobat
antimalaria. Obat yang
dipakai
adalah golongan skizontisidajaringan
sekunderyaitu
primakuin
yang dapat membasmi parasit daur ekso-eritrosit (11).I.
Imunitas Malaria
Pada malaria terdapat 2 macam kekebalan yaitu (23):
1.
Kekebalan bawaan yang non spesifikKekebalan bawaan terhadap
malaria
berhubungan dengan
faktor
keturunan, yang berkaitan dengan eritrosit dan sel
NK
(naturalkiller
cells).Kekebalan
ini
mempengaruhi
pertumbuhan
bentuk
aseksual, tidak
mempengaruhi bentuk ekso-eritrosit atau gametosit'
2.
Kekebalan yang didaPatKekebalan
ini
dapat bersifat pasif atauaktif.
Kekebalan pasif berhubungandengan pemindahan
zat
protektif dari ibu ke
bayi,
bisajuga
didapat darisuntikan dari serum orang yang kebal terhadap
malaria-Kekebalan
aktif
merupakan peningkatan pertahanan hospes sebagai akibatinfeksi yang
pernah dideritanya, terutama
ditujukan
terhadap
siklus
aseksualdalam
darah. Kekebalan terhadapparasit
stadiumeritrosit tidak
mempengaruhipertumbuhan parasit stadium ekso
eritrosit
padamanusia
Gametosit Plasmodiumfalciparumtidak
dipengaruhi oleh serum imun.Respon
imun spesifik protektif
membentuk
za1ann yang
mempunyaiperanan
dalan
kekebalan. Kekebalan
yang didapat
terhadap
malaria
adalahspesifik
untuk
spesies
dan
stadium tertentu,
dan
7at anti protehif
juga
mempunyai spesifitas terhadap spesies dan stadium.
Daur hidup
parasit malariamemungkinkan dibentuknya
zat
arfiiprotektif
yang berbagai macam, sedangkankekebalan seluler yaitu sel
T
mutlak untuk kekebalanprotektif
malaria (23).J.
Epidemiologi
Malaria
Keadaan malaria
di
daerah endemitidak
sama. Derajat endemisitas dapatdiukur
denganberbagai cara seperti angka
limpa
(spleen
rate),
angka
parasit(parasite rate) dan angka sporozoit (sporozoit rate), yang disebut malariometri.
Angka limpa
adalah persentaseorang
dengan pembesaranlimpa
dalamsuatu masyarakat. Pemeriksaan
ini
dapatdilakukan
dengan berbagai carayaitu
cara Hacket dan cara Schuffner. Daerah disebut
hipo
endemikjika
angkalimpa
kurang
dari
l0%
pada anak yangberumw
2-9 tahun; meso endemikjika
angkalimpa
10-50%; hiper endemikjika melebihi
50Yo danholo
endemikjika
melebihi75%
(tL,24).
parasite Rate (PR) ditentukan dengan persentase orang yang dalam sediaan
darahnya
ditemukan parasit malaria
terhadaporang
yang
diperiksa pada
saattertentu.
Parasite Rate
=
Jumlatr sediaan darah (SD)positif
x
100% Jumlah SD Yang diPeriksaUntuk
survaimalariometrik
golonganumur yang diprioritaskan untuk
diperiksaadalah golongan
gmur
0-9 tahun, karena pada umur tersebut anak peka terhadappenyakit malaria
(24).BAB
Itr
METODA PENELITIAN
A.
DesainPenelitian
Jenis desain
penelitian
ini
adalahdeskriptif, penulis
melakukan observasi
padasuatusaatdanmenggambarkanataumelakukandeskripsimengenai
fenomena yang ditemukan tanp a menganalisarya'
B.
Waktu
danTemPat Penelitian
Penelitian dilakukan
Pada
bulanPengambilansampeldarahdilaksanakandiSekolahDasarUlDlUu4IllNv.v^r.
Kab.KepulauanMentawaidanpemeriksaa0sampeldarahsertapengumpulandata
dilakukan di Laboratorium parasitorogi Fakultas
Kedokteran
unand'
C.
PoPulasi dan SamPelPenelitian
PopulasidalampenelitianiniadalahsemuamuridSD0lSioban
KecamatansiporaKabupatenKepulauarrMentawai.Sebagaisampeldiambildari
muridyanghadirdankooperatifsaatdilakukanpengambilansampeldarah,yang
tidakditemuigejala.gejalakliniskhasmalaria,yaitu:demam,splenomegalidan
anemia
koujungtiva
secara bersamaan'D.
Metode
SurveYSurveydilakukanpadatarrgga|2TFebruaris/d4Maret2000.Penulis
memperolehdatamengenaimuridSD0lsiobanyangberjunrlalr16lorang,SS
olanglaki.lakidanT3ofangperempuansertanama.namadanumurrnasing.
masirrgmurid.DariPuskesmasSiobandidapatkandatamerrgenaijumlah
penderita malaria
yang
datangberobat dan
keterangan mengenai pemeriksaanlaboratorium yang pernah dilakukan'
E.
Teknik
PengumPulan SamPelNama dan umur
murid-murid
kelasI
sampai kelas 6 SD 01 Sioban dicatat berdasarkannomor
urut
absendi
tiap-tiap
kelas.Murid
yangtidak hadir'
tidak
kooperatif
danditemui
gejala-gejalaklinis
khas malaria secara bersamaan'tidak
diikutsertakan.
Penomoran sediaan darah disesuaikan dengan nomor urutini'
Sampel daratr
diambil
per kelas yangdimulai
dari kelas6'
Murid
dipanggil
satu persatu sesuai dengan
nomor
urut
absen. Sampel darahdiambil dari
darahtepi dengan metode sediaan darah tebal dan sediaan darah
tipis'
Cara pengambilansampel darah :
.
Sediaan Daratr Tebal (25)1.
Pegangjari
manis/tengatrtangan
kiri
dengan
posisi
membelakangi
anakkemudian bersihkan ujung
jari
itu
dengan kapasberalkohol'
Gosok sampaijari
itu
betul-betulbersih,
bersihkan ulang dengan kapaskering'
Tusuk ujung
jari
agakdi
pinggir (kulit
lebihtipis)
dengan cepat'Tetes
darah pertamadi
lap
dengan kapaskering untuk
menghindarkan seldarah pembeku (trombosit) pada sediaan darah dan agar bebas dari
alkohol'
Tekan ujung
jari
sampai tetes darah kedua yang agak besar keluar'Ambil
kaca objek dan tempelkan permukaan bawah kaca sediaan pada darah'Letakkan kaca sediaan yang sudah
berisi
daratrdi
atas meja dan bersihkanjari
anak dengan kapas alkohol dan
dijepit
denganjari
yanglain'
)
J.
5.
6. 4.
7.
Dengan
ujung
kaca
sediaanlain,
tetesandarah diputar
perlahan-lahan danteratur
dari
luar
ke
dalam
sehingga
menyatu
berbentuk
bulatan
dengandiameter
lebih kurangI
cm.8.
Letakkan
kaca sediaandi
tempatyang
datar sampai darahkering
sempumaoleh udara.
.
Sediaan Darah TiptsQ2)
1.
Sentuhlah tanpa menyentuh
kulit
setetesdarah
kecil
(garis
tengah tidak
melebihi
2
mm)
dengankaca
sediaan,kira-kira
2
cm dari ujungnya,
datt letakkanlah kacaitu di
atas meja denga tetes darahdi
sebelah kanan.2.
Dengan tangan kanan diletakkan kaca sediaanlain di
sebelahkiri
tetes darahtadi dan digerakan ke kanan hingga mengenai tetes darah.
3.
Tetes darah akan menyebar padasisi
kaca penggeseritu.
Tunggulah
sampaidarah
mencapaititik
kira-kira
0,5 cm dari sudut kaca penggeser.4.
Segeralah geserkan kacaitu
kekiri
sambil memegangnyamiring
dengan sudutantara 30-450 .
5.
Biarkan sediaan darah kering di udara.Kemudian sediaan darah
baik
tebal maupuntipis
diberi
nomor sesuaidengan
kelas dan nomor
urut
absendi
kelasnya. Setelah sediaan darah kering,disusun dan disimpan dalam kotak sebelum dipulas.
F.
InstrumenPenelitian
Bahan-bahan yang akan diperlukan untuk penelitian
ini
adalah :l.
darah tepi yangdiambil
dari ujungjari
manis/tengah tangankiri.
2.
alkohol
T0 %3.
metanol4.
zat pewarna Giemsa 5 %5.
aquadest6.
air
7.
oil
imersiSedangkan alat-alat yang akan digunakan
yaitu
:l.
objek glasslkaca sediaan2.
blood lancet3.
gelasukurdanPiPet
4.
rak pewarnaan5.
botol
Plastik6.
mikroskoP7.
kapas dantissue8.
alat-alattulis
G.
Cara Pemeriksaan
sediaan darah dipulas dan
diperiksa
di
Laboratorim
Parasit FakultasKedokteran Unand. Cara memulas sediaan darah :
*
Sediaan DarahTebal
(25)l.
sediaan daratrtebal
di
hemolisir
denganair
sampaipucat. Kemudian
susunkaca
sediaansatu
persatupada
rak
pewarnaansedemikian
rupa
sehinggaantara
satu kaca
sediaan denganlainnya tidak
bersentuhan'Lapisan
darahberada dibagian atas'
2.
Tetesi larutan Giemsa5%
denganpipet
pada sediaan darah sampai menutupisemua permukaan darah,
dimulai dari
satuarah
dan berakhir pada arah yanglain. Catat waktu mulai penetesan.
3.
Setelah pemulasan berlangsunglebih kurang
20
menit,
satu persatu
kacasediaan dibilas dari awal kaca sediaan dipulas.
4.
Bila
semua sediaan darah sudah bersih, tegakkan kaca sediaandi
tempat yang bersih dan aman supaya kering.*
Sediaan DarahTipis
(22)1.
Fiksasi sediaan darah dengan metanol lamanya kurang lebih 5 menit.2.
Letakkan
sediaandarah
yang
akan dipulas
di
atas
rak
pewamaan
dengan lapisan darah ke atas.3.
Setelah kering teteskan larutan Giemsa 5Voke atas sediaan dan biarkan selama20-30 menit.
4.
Sediaan dibilas dengan air dari botol plastik.5.
Letakkan sediaan dalam posisivertikal
dan biarkan mengering di udara.Sediaan darah yang
telah
dipulas,baik
sediaan darahtebal
maupuntipis
diperiksa
denganmikloskop
menggunakan lensaokuler
10x dan
lensaobjektif
l00x
denganoil
imersi. Hasil pemeriksaan berupa parasit malaria yang ditemukandan
jumlah
sediaan darah yangpositif
dicatat kemudiandihitung
Parasite Rate-nya.
Parasit malaria dikelompokkan
berdasarkan spesiesnyadan umur
murid,kemudian disajikan dan bentuk tabel.
BAB
TVHASIL PENELITIAN
Penelitian pada
murid
sD
01
Sioban
Kec-
Sipora
Kab'
KepulauanMentawai
dilakukan
dengan mengambil sampeldarah
dalJ,r49
anak yangtidak
ditemukan
gejala-geia[xklinis
khas malaria
yaitu
dema4
splenomegali
dananemia
konjungtiva
secara bersamaan. Sebanyak12
anakdari
16l
murid sD
01Sioban
tidak hadir
dantidak
kooperatif
saat pengambilan sampeldarah'
Seluruhsediaan darah tebal maupun
tipis
dipulas dengan pewamaan Giemsa, diperiksadi
laboratorium Parasitologi
Fakultas
Kedokteran Universitas
Andalas
dandidapatkan
20
orang anakpositif
parasit malaria dalam sediaan darahnya' Angkaparasit (Parasite Rate) anak SD tersebut adalah :
Parasite Rate
(PR)
=
X
100o70SPesies Plasntodium
dapat dilihat pada tabel.2.
20 x
1oo7o 14913r42oh
dari 20
orang
anakyang
positif
parasit
malarianyaTabet.2Spesiesplasmodiumy^ngditemukanpadasediaandarahtepi
Keterangan : Sediaan Darah
P I a s m o di um falc iP arunt Plasmodium
vivm
Plasmodium malarie
Plasmodium
wale
SD:
Pf:
Pm=
Po:
PV
Mix
:
Infeksi
CamPuranpada
tabeL2
dapatctilihat bahwa
Plasmodium
falciparum
merupakan'
spesiesterbanyakyangditemuiyaitu16oranganak(80%),sedangkan
Plasmodiunt
vivaxsebanyak4 orang
anak (20oh).Infeksi
campuran, PlasmodiuntmalariaedanPlasntodiumovaletidakditemukanpadapenelitianini.
Berdasartangolonganumufdidapatkandistribusifi.ekuensiparasitmalaria
seperli Pada tabel'3'
Tabel.3
Distribusi
Persentase
Mentawai'
frekuensi
parasit malaria
berdasarkan
umur
dan
murid
SD
01
Sioban
Kec'
Sipora
Kab'
Kepulauan
Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa
sediaan darahpositif
parasit
malariater.banyakdidapatkanpadagolonganuulul.6-3talrunyaitugoranganak
(6,04%)dan44ofanganakyangdiperiksa.Sediaandaralrpositifparasitmalaria
golongan
umlu
9-ll
tahun
sebanyak7
orang
anak (4,70o/o)dm
golongan umur 12-14 tahun didapatkan 4 orang anak (2,687o).Spesies
Plasmodiumfalcipuum
pada golonganumur G8
tahun ditemukan7
orang anak dan Pla-cmodiumvivu,2
orang anak;
golonganrmnrr
9-ll
Uhn
Plasmodium
falciparum
6
ormg
anak
danPla.smduim
vivu
I
orang
anak
;golongan
umur
12-14
tahun
Plasmodium
falciparum
3
orang anak
danPlasmodium
vivn
I
orang
anakdalam
sediaan darahtebal
atau
sediaan darahtipisnya.
Bentuk gametosit Plasmodium
falciparum
ditemukan pada2
sediaan darahBAB
V
DISKUSI
A.
Diskusi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pada
murid
SD0l
Sioban Kecamatan SiporaKabupaten Kepulauan Mentawai
yang
tidak
ditemui
gejala-geialaklinis
khasmalaria
secara bersamaan, diperoleh angka parasit (ParasiteRate)
13,42%o. HasrTyang
diperoleh
lebih
rendah
bila
dibandingkan
denganhasil penelitian
yangdilakukan oleh
Wardana
dkk
(1995)
terhadap
masyarakatpenggnjung
Balaipengobatan
dan
murid SD yang
mempunyai
gejala-gejalaklinis
khas
malariasecara bersamaan. Penelitiannya
dilakukan
di
enam desa
yaitu
Desagnumangayak, Desa
Malakopak dan
DesaTaikako
di
KecamatanPagai
UtaraSelatan;
Desa Saliguma, DesaMadobak
dan DesaMuara
Siberutdi
KecamatanSiberut
Selatan, dengan angka parasit (Parasite Rate) masing-masing desa yaituDesa
Saumangayak 25%o;
Desamalakopak
5O,OloA;
DesaTaikako
51,85o/o ;Desa Saliguma 53,85%o
;
DesaMuara Siberut
41,460
dan Desa Madobak 40%(7),
Ditemukannya angka parasit (Parasite
Rate)
13,42o/o padamurid SD
0l
Sioban Kecamatan Sipora Kabupaten KepulauanMentawai,
yangtidak
ditemuigejala-gejala
klinis
khas malaria secara bersamaan menunjukkan bahwamurid
SD0l
Siobanmulgkin
memiliki
kekebalan terhadap infeksi parasit malaria, sehinggagejala-gejala
klinis
khas malaria
tidak
muncul walaupun
ditemukan
parasitmalaria
dalam sediaan darahtepinya.
Keadaandi
atastersebut
menulut
teoripertumbuhan
dan
perkembangbiakanparasit malaria
sehingga
dalam
darahpenderita malaria terdapat parasit malaria dalam
jumlah
yang kecil (11).Menurut
Shulman,Phair dan
$smmers(1994)
menyatakanbahwa, baik
imunitas humoral
maupun
seluler
berperan membatasi meluas
dan
lamanyainfeksi
malaria karena imunitas tersebut
membatasi perkembangbiakan parasitmalaria. Penduduk yang
tinggal
pada daerah endemismalaria
akan menunjukangejala
klinis
khas malaria
sangat tergantungpada
sistemimun
atau
kekebalantubuhnya, sehingga dapat menekan
jumlah
parasit malaria dalamdarahrya
(26)'Spesies
plasmodium
yang
mendominasi
pada
murid
sD
0l
SiobanKecamatan Sipora Kabupaten Kepulauan
Mentawai
adalah
Plasmodiumfalciparunt
8}o/o, sedangkan Plasmodiu.mvivax
sebanyak20
o/o(tabel'2)'
Bila
dibandingkan dengan hasil penelitian Wardana dkk
juga
didapatkan Plasmodiumfalciparum
sebagai spesiesplasnrcdium
malariaterbanyak
dari
6
desapada
2kecamatan
di
Kepulauan Mentawai
yaitu
9?
sediaan
darah dengan
SlideFalciparum
Rate(SFR)
46,7Vo danFormula
Falciparum
8,92o/o(7).
Penelitianyang dilakukan
olehAdrial
(1995)
terhadapmurid
sDN
16 dan penduduk yangdatang berobat pada
waktu
pengobatanmasal
di
Desa
Saliguma
KecamatanSiberut Selatan Kepulauan
Mentawai yang
menemukan Plasmodiumfalciparunt
sebagai satu-satgnya spesies
plasntodium
sebanyak55
sediaan darahpositif
(27),demikian
juga
dengan
hasil
penelitian
Ismail (1990)
di
Kecamatan
PagaiKepulauan
Mentawai, yaitu
67
sediaan darahdari
117 orang penderita malariakr.onis yang
datalg
berkunjung saat pengobatan masal didaerah tersebut (6).KepulauanMentawaiterdiridaridesa-desayangumunnyaterdapatdi
pinggir
pantai, dengan rawa-rawayang
banyakditumbuhi
pohon bakau, lagunaserta rawa Payau.
Ditinjau
dari keadaantopografi
suatu daerah, perbedaan antata satu daerahdengan daerah
lainnya tidak
ada kaitannya
dengan perbedaan spesies parasitmalaria yang ditemukan pada daerah tersebut. Seperti
hasil
SurveiMalariometrik
di
daerah Transmigrasi
Goal,
Sidangoli
dan
Biamaahi
pulau
HalmaheraKabupaten
Maluku
Utara(lgg3-lgg4)
menemukanhasil
yang sama dengan yangditemukan
di
Kepulauan Mentawaiyaitu
Plasmodiumfalciparutn
sebagai spesiesplasmodium malaria terbanyak yaitu
75Yo dati222
sediaan darahyang
positif'
walaupun
keadaantopografi
daerahini
sangatjauh
berbeda dengan KepulauanMentawai. Lokasi
transmigrasi tersebutdipenuhi oleh
daerah persawahan'parit-parit
yang ditumbuhi
kangkung dankobakan
bekasgalian
tanah, dengan matapencaharian adalah bertani (4).
Sementara
itu,
penelitian
yang dilakukan oleh Marleta
dkk
(1994) di
beberapa desa
pada
Kecamatan
Teluk
Dalam
Kabupaten
Nias
mendapatkanspesies
parasit malaria yang dominan
adalah
Plasmodium
vivax'
Walaupunkeadaan
topografi
dari
beberapa desatempat
penelitiannya berbeda-beda tetapiparasit malaria yang ditemukan hanya satu spesies.
Topografi
desa-desa tersebutantara
lain
DesaLagundri
merupakan daerah pantai, tempat perindukan utamadi
desa
ini
adalah rawa-rawa yang banyakditumbuhi
pohon nipah;
sedangkan DesaBawomataluo dan Desa Bawonahono terletak
di
datarantinggi
pedalaman dengantanaman utama karet, cengkeh dan kelapa hibrida
(28)'
B.
I(esimpulan
dan
Saran1.
Kesimpulan
Hasil
penelitian malaria
murid SD
0l
Sioban Kecamatan
Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat disimpulkan sebagaiberikut
:l).
Besar angka parasit atau Parasite Rate (PR) padamurid
SD0l
Sioban adalah13,42Yo.
Z).
Spesiesparasit malaria
terbanyak
yang ditemukan
adalah
Plasmodiuntfalciparum
80 % dan P lasmoditt mvivm
seb any ak 20o/o.3).
Distribusi
frekuensi parasit malaria berdasarkanumur,
persentasetertinggi
adalah anak dengan golongan umur 6-8 tahun sebanyak 6,04yo.
2.
SaranBerdasarkan hasil penelitian
ini
maka penulis menyarankan :I
Untuk
menjaga kebersihanrumah dan lingkungan
dari
tempat-tempatyang
dapat menjadi
tempat
bersarangnyamuk
Anophelespada
masyarakat DesaSioban khuzusnya dan Kepulauan Mentaovsi
gmumnla.
I
Pemeriksaan secara berkalabagi
penderitamalaria
klinis
asimptomatik
atautidak
ditemukan gejala-gejala
klinis
khas malaria,
karena
jika
di
dalamdarahnya mengandung
gametoslt
dapatmenjadi
sumber penularan penyakitmalaria terutama
di
daerah endemis rnalaria seperti Kepulauan Mentawai.I
Melakukan penelitian
parasit malaria pada orang yangtidak
ditemui
gejala-gejalaklinis
khas malaria terutama pada anak-anak supaya dapat dengan cepatdiobati, bagi
peneliti
lain yanglspnirrat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
l.
Simanjuntak-cH,
PR. Arbani. status malaria
di
Indonesfa.
cermin
Dunia
Kedokteran
1989;55:3-7 .2.
Departemen KesehatanRI.
Srtuasidan hasil
kegiatan
:
malaria edisi
ke-2t995.
Jakarta, 1995.3.
Kirnowardoyo. Vektor
malaria
di
Indonesia
dan
status
kerentanannyaterhadap
insektisida.
Dalam: Kumpulan
Naskah
Lengkap
Simposium
danDiskusi
PanelMalaria.
Semarang, 1985.4.
M.
Soekirno, Santiyo,AA. Nadjib,
Suyitno, Mursiyatno,
M.Hasyimi.
FaunaAnopheles
dan
status,
pola
penularan
serta
endemisitas
malaria
di
Halmahera,
Matulat
(Jtara. Cermin Dunia Kedokteran 1997:118:15-19'5.
Harijani-Marwoto.
Situasimalaria
dan
valcsin untuk pemberantasanmalaria
di
Indonesia. Maj. Kedokteran Indonesia 1997;5:87-91'6.
Djohar-Ismail.
Prevalensimalaria
danpenyakit
kecacingan pada pengobatanmassal
di
KecamatanPagai
Kepulauan Mentawai,
SumateraBarat
bulanFebruari
1990. Laporan Penelitian. Lab ParasitologiFKUA,
Padang, 1990'7.
Hadi-Israweli,
Zaitul-Wardana,
Nusirwan-Acang.
Malaria
di
KepulauanMentawai.
Dalam: Kongres Perhimpunan Spesialis Penyakit Dalam Indonesia KeX.
Padang, 23-27 Juni 1996.8.
Yevri-Zulfi
qar. Pengalamanpelayanan
kesehatanmasyarakat
terasing di
P us ke smas Sioban Kecamatan Sipora- Mentaw
ai. t999'
9.
Dirjen PPM
&
PLP.
Pedomankegiatan
kader
dalam pemberantasan
dan pencegahan penyakitmalaria.
199411995.
/
10.
Abidin.
S Alisah.N,
Sungkar-Saleha. Beb.erapa infeksiparasitik
masa lampau dan masakini di
Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 1997;47:453-8.ll.Wita-Pribadi,
Rusli-Muljono, Sri-Oemijati.
Parasit malaria'
Dalam:parasitologi kedokteran. Jakarta:
Balai
PenerbitanFKUI,
cetakan kedua, 1990.12.
Jelliffe
DB.
Kesehatan anakdi
daerah tropis.
Jakarta:BumiAksara
Jakarta,1994.
13.
Hendrawan-Nadesul. Penyebab,
pencegahan
dan
pengobatan
malaria'
14. Faust EC, Russell
PF.
Craig and Faust's clinical parasitology, seventh edition.Philadelphi a: Lea
&
Febiger, 19 64.15.
Brown
FrW. Basicclinical
parasitology. Rukmono-Bintari, Hoedojo, Djakaria-nani S et al, penerjemah. Dasarparasitologiklinis.
Jakarta: Gramedia, 1983. 16. Garcia LS, BrucknerDA.
Diagnostic medical parasitology (1988).Makimian-Robby, penerj emah .
Di
agnostik parasi
tol ogi kedokteran Jakarta:EGC, 1996. 17.Chatterje
KD.
Parasitology,
protozology
and
helminthology.
Calcutta:Chatterje Medical Publisher, 1 980.
18.
H.
Suwasono,Widiarti,
S.
Nalim,
Anwar. Fluktuasi padat populasi An'
Balabacensis dan
An.
Maculatusdi
daerah endemis Kabupaten Baniamegara,Iawa
Tengah. Cermin Dunia Kedokteran1997;ll8:5-8.
19. Boewono, Sustriayu, Sularto,
Mujiono,
Sukarno. Penentuan vektormalaria
di
Kec
TelukDalam,l/ras.
Cermin DuniaKedokt.
1997;118:9-13'20.
Martinus-Sadeli.
Profilaksis malaria. Tinjauan
Kepustakaan.Bagian Ilmu
Penyakit DalamFKUA,
Padang, 1996.2l.Iskandar-Zulkarnain. Malaria berat
(malaria
pemisiosa).
Buku ajar
Ilmu
Penyakit Dalam
jilid
I,
edisi ketiga. Jakarta: Balai PenerbitFKUI,
1996.22.R.
Gandasoebnta. Penuntunlaboratorium
klinik,
cetakan keenam. Jakarta:Dian Rakyat, 1989.
23.
Wita-Pribadi,
Strngkar-Saleha. Malaria. Jakarta: Balai PenerbitFKUI,
1994-24.DepKes
H,
Direklorat Jenderal
PemberantasanPenyakit
Menular
danPenyehatan Lingkungan Pemukiman .
Malai
a : S urvaiMal
ariometrik.
1993 .25.
DepKeS
H,
Direktorat Jenderal
PemberantasanPenyakit
Menular
dan PenyehatanLingkungan
Pemukiman.Malaria
:
Pemeriksaanparasit
malariasecara
mikroskopik.
1993.26. Shulman, Phair, Sommers. Dasar
biologis
danklinis penyakit infeksi.
GadjahMada
University
Press, Yogyakarta Indonesia. Edisike-4.1994.
27.
Adrial.
Frekuensi Malaria pada pengobatan massaldi
Desa Saliguma, Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan Kepulauan Mentawai. Laporan Penelitiandalam Rangka Pengabdian Masyarakat. 1996.
28.
Rita-Marlet4,
,ua-ri1*i;
susuiayu, :sekaltud"
Emilianasiita-;
Penelitian
rnalario.di
Kecamatan TelukDalam,
Nias, Sumatera(Jtera. Cermin Duiria
J Kedokteran I 995; 106:5-9.
29.
DepKes
RI,
Diret*orat, Jenderal
PemberantasanPenyakit Menular
'dFnPenyehatan Linekurlgstl P.emukir-nan .
Malarfa
:Bpidemiologi'
1993'
'
SUMATERA BARAT
PeEa
lbkasi
KePulauan I'lentawai
RIWAYAT
HIDUP
Nama
:
ANANDTAPUTR|YUNI
TempaUTanggal
lahir
:
Padang, 2T
Juni
1977Anak
:
2dari
3bersaudara
Agama
:
lslam
Alamat
:
Wisma
Lapai
Jaya
Blok
E/28
Padang
Nama
Ayah
:
H.Murni
Karani, SKM
Nama
lbu
:
Hj.Risnawati
Riwayat Pendidikan :
TK
Aisyah
Padang
SD Negeri 7
Padang
SMP Negeri 2
Padang
SMA Negeri
1 Padang
Fakultas Kedokteran
Unand
Tamat
tahun
1984
Tamat
tahun
1990
Tamat
tahun
1993
Tamat
tahun
1996