• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Pendekatan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Pendekatan Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

ii TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institusi Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh

KHUSNUL WULANDARI NPM : 1422010018

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

(2)

iii TESIS

Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institusi Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh

KHUSNUL WULANDARI NPM : 1422010018

Pembimbing I : Dr. H. Subandi, MM Pembimbing II : Dr. Nasir, M.Pd

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

(3)

iv

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Khusnul Wulandari

NPM : 1422010018

Prpgram Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesisi yang berjudul “IMPLEMENTASI PENDEKATAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SD NEGERI I YUKUM JAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH” adalah benar karya asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apaila terdapat kesalahan kekeliruan didalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandar Lampung, 07 Januari 2016 Yang menyatakan,

(4)

v

Perubahan kurikulum merupakan suatu keniscayaan. Terlebih tujuan perubahan kurikulum dimaksudkan untuk perbaikan system pendidikan demi mencapai hasil sesuai dengan salah satu cita-cita bangsa yang tertuang dalam teks pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi, baik budi pekerti luhur, serta displin yang tinggi. Salah satu cirri dari kurikulum 2013 yakni dalam proses pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian autentik.

Permasalahan utama yang mendasari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana implementasi kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian secara autentik di SDN I Yukum Jaya, langkah – langkah apa saja yang telah dilaksanakan sekolah dan guru dalam implementasi Kurikulum 2013, serta faktor apa saja yang menmpengaruhi implemntasi Kurikulum 2013, dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu mendeskripsikan implemntasi kurikulum 2013.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat menggambarkan, menuturkan, dan menafsirkan data yang ada dan menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis dan lisan dari sumber dan perilaku yang dapat diamati. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, observasi, awancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan mereduksi data, mengorganisasikan data, dan menyimpulkan data. Hasil analisi data selanjutnya dicek keabsahannya melalui pemeriksaan trianggulasi, dan pengecekan kecukupan referensial.

(5)

vi

Judul Tesis : IMPLEMENTASI PENDEKATAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SD NEGERI I YUKUM JAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Nama Mahasiswa : Khusnul Wulandari

NPM : 1422010018

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Telah disetujui untuk dapat diujikan tertutup pada Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung

Bandar Lampung 25 Januari 2016

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H. Subandi, MM Dr.Nasir, M.Pd

NIP. 196308081993121002 NIP.196904052009011003

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah

(6)

vii

Tesis yang berjudul IMPLEMENTASI PENDEKATAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SD NEGERI I YUKUM JAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH, ditulis oleh : Khusnul Wulandari, NPM : 1422010018 telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan disetujui untuk diajukan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

TIM PENGUJI

Ketua Sidang : Dr. H. Achmad Asrori, MA (……….)

Sekretaris : Dr.Nasir, S.Pd, M.Pd (……….……….)

Penguji I : Prof.Dr.H. Sulthon Syahri,MA (……….)

Penguji II : Dr.H. Subandi, MM (……….)

(7)

viii

Judul Tesis : IMPLEMENTASI PENDEKATAN KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SD NEGERI I YUKUM JAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Nama Mahasiswa : Khusnul Wulandari

NPM : 1422010018

Program Studi : Ilmu Tarbiyah

Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Telah disetujui untuk dapat diujikan terbuka pada Program Pasca Sarjana IAIN Raden Intan Lampung

Bandar Lampung …… 2016

MENYETUJUI

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H. Subandi, MM Dr.Nasir, M.Pd

NIP. 196308081993121002 NIP.196904052009011003

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah

Dr. H. Achmad Asrori, MA NIP. 19550710 198503 1003

(8)

ix

PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SD NEGERI I YUKUM JAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH, ditulis oleh : Khusnul Wulandari, NPM : 1422010018 telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan disetujui untuk diajukan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

TIM PENGUJI

Ketua Sidang : Dr. H. Achmad Asrori, MA (……….)

Sekretaris : Dr.Nasir, S.Pd, M.Pd (……….……….)

Penguji I : Prof.Dr.H. Sulthon Syahri,MA (……….)

Penguji II : Dr.H. Subandi, MM (……….)

Direktur Program Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung

Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag NIP. 196010201988031005

(9)

x

Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga dan para pengikutnya yang taat kepada ajaran agamanya.

Tesis ini disusun guna memenuhi dan melengkapi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Megister dalam Ilmu Tarbiyah Konsentrasi Pendidikan Agama Islam pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung Program Pascasarjanah. Dalam penyusunan tesis ini penulis menyadari masih banyak kesalahan dan keliruan serta jauh dari pada sempurna, hal ini semata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.

Penulisan tesis tentang IMPLEMENTASI PENDEKATAN

KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SD NEGERI I YUKUM JAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH ini tidak mungkin terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Idham Kholid, M.Ag, Selaku Direktur Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr.H.Achmad Asrori, MA. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Tarbiyah Pascasarjana IAIN Raden Intan Lampung.

(10)

xi

5. Ibu Ernani, S.Ag selaku guru Pendidikan Agama Islam di SDN I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah.

6. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, itu disebabkan karena masih terbatasnya ilmu dan teori penelitian yang penulis kuasai. Oleh karenanya kepada para pembaca kiranya dapat memberikan masukan dan saran-saran yang bersifat membangun sehingga penelitian ini akan lebih baik lagi.

Akhirnya penulis berdo‟a semoga Allah SWT. senantiasa membalas jasa

dan budi baik semua pihak yang telah membantu penulis dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin Ya Robbal „alamin.

Bandar Lampung,10 Januari 2016 Penulis,

(11)

xii

Artinya :

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”1

(12)

xiii

berasal dari bahasa Arab. Pedoman trasliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

Arab Latin Arab Latin

Tidak dilambangkan

T

B Z

T „

S G

J F

H Q

Kh K

D L

Z M

R N

Z W

S H

Sy „

S Y

D

Maddah

Madah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf trasliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf Huruf dan tanda

Â

Î

(13)

xiv

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN ORISINALITAS ……… ... ii

ABSTRAK ……… ... …… iii

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ……… ... v

KATA PENGANTAR ……… ... vi

MOTTO ……… ... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ……….. x

DAFTAR ISI ……… xii

DAFTAR TABEL ………. xiii

DAFTAR GAMBAR ……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... 10

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Kerangka Pikir ... 13

BAB II. LANDASAN TEORI A. Implementasi Kurikulum 2013 ... 17

B. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 47

C. Pendekatan Saintifik Dan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013... 59

(14)

xv

B. Sumber Data Penelitian ... 84 C. Metode Pengumpulan Data ... 85 D. Metode Analisis Data ... 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian ... 91 B. Penyajian dan Analisis Data ... 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 119 B. Rekomendasi ... 119

(15)

xvi

Tabel 1 Hasil Observasi Prasurvei Penerapan Pendekatan Saintifik dan penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013 pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas II. 8

Tabel 2 Aktivitas Perolehan Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan 33

Tabel 3 Tabel Isi KI dan KD Mata Pelajaran Pendidikan Islam

dan Budi Pekerti SD 52 Tabel 4 Tabel Deskripsi Kegiatan dan Peran Guru dalam

Kegiatan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik. 69

Tabel 5 Rubrik Penilaian Daftar Cek 73

Tabel 6 Rubrik Skala Penilaian (rating scale) 74

Tabel 7 Format Penilaian Proyek 75

Tabel 8 Format Penilain Portofolio 76

Tabel 9 Rubrik Penilaian Tes Tertulis 77

Tabel 10 Format Penilaian Tes Lisan 78

Tabel 11 Keadaan Siswa 93

Tabel 12. Keadaan Guru 93

Tabel 13 Keadaan Tenaga Kependidikan / TU SDN I Yukum Jaya 93

Tabel 14 Data Ruang Kelas SDN I Yukum Jaya 94

Tabel 15 Tabel Kegiatan Perencanaan Pembelajaran 101

Tabel 16 Tabel Komponen RPP 102

Tabel 17 Rubrik Penilaian Sikap Spiritual 109

Tabel 18 Rubrik Penilaian Sikap Sosial 110

(16)

xvii

Hal

Gambar 1 Kerangka Berfikir 16

Gambar 2 Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif,

kreatif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan

(17)

xviii

Lampiran 1. Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah

Lampiran 2 Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah

Lampiran 3 Pedoman Observasi Penilaian Autentik Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Guru Tentang Implementasi Pendekatan Saintifik Dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah

Lampiran 5 Pedoman Wawancara Guru Mengenai Hambatan Yang Ditemui Guru Dalam Implementasi Pendekatan Saintifik Dan Penilaian Autentik Pada Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Tentang Implementasi Pendekatan Saintifik Dan Penilaian Autentik Dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah

(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pilar teganya suatu bangsa, melalui pendidikanlah suatu bangsa akan mampu menjadi martabatnya. Pendidikan Nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai prantara sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkemah menjadi manusia yang berkuwalitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jamana yang selalu berubah.

Pendidikan merupakan suatu proses jangka panjang yang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia di dunia ini, sebab hanya melaui proses pendidikan yang baik maka manusia akan mampu meraih dan menguasai ilmu pengetahuan untuk bekal hidupnya. Melalui proses pendidikan sesorang dapat mengetahui apa yang tidak diketahui, hal ini sesuai dengan fitrah Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Alaq; 3-5 yang berbunyi;

Artinya; Bacalah dan Tuhanmulah yang, Maha pemurah Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.2

Sebagaimana yang ditentukan juga dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa;

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. 3

2 Departemen Agama RI,

Al-Quran dan Terjemahannya, (Diponegoro: CV, 2005), h.479. 3 Ramayulis,

(19)

Keberhasilan proses pendidikan tidak bisa ditentukan hanya dengan pengetahuan dan kompetensi serta profesionalitas pendidik semata, namun juga harus dilakukan dengan system yang tersusun dan terencana dengan baik yaitu kurikulum. Karena bagaimanapun baiknya suatu tujuan, jika dilakukan dengan cara yang tidak baik maka hasilnya bias dipastikan akan tidak baik. Demi tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang dituangkan dalam pasal 3 undang-undang Sistem Penidikan Nasional tentang fungsi dan tujuan pendidikan, dinyatakan sebagai berikut:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.4

Pada hakekatnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.5 Berangkat dari definisi kurikulum berdasarkan UUD sisdiknas tersebut, setidaknya ada tiga komponen penting yang ada dalam kurikulum yaitu komponen tujuan pendidikan, komponen proses dan komponen evaluasi. Tujuan pendidikan dalam setiap kurikulum dirumuskan berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Kurikulum boleh bergonta-ganti namun tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam kurikulum tidak boleh keluar dari apa yang diamanatkan pancasila dan UUD 1945. Seperti Kurikulum Tahun 2006 (KTSP) dikembangkan dan diperbaharui menjadi Kurikulum 2013. Namun, setelah Kurikulum 2013 secara serentak mulai diberlakukan di seluruh Indonesia pada tahun pelajaran 2014/2015, ternyata Kurikulum 2013 masih memiliki kelemahan-kelemahan yang perlu dikaji ulang.

4

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat 1, (Bandung:

Citra Umbara, 2006), hlm. 3 5

(20)

Berdasarkan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan surat edaran menteri yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

Permendikbud Nomor 160 Tahun 2014 menyebutkan bahwa satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama pada Tahun Pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua selama Tahun Pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Sedangkan satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama tiga semester tetap menggunakan Kurikulum 2013. Sekolah-sekolah tersebut merupakan sekolah rintisan penerapan Kurikulum 2013.

Dalam implementasi kurikulum 2013 tidak terlepas dari pro dan konta dari seluruh masyarakat Indonesia terutama praktisi pendidikan, karena menimbulkan berbagai masalah. Kurikulum 2013 mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya dari segi persiapan, hal ini karena kurikulum 2013 membutuhkan anggaran dana yang cukup banyak, ditambah lagi kurang optimalnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah kepada seluruh pelaksana pendidikan dilapangan, membuat para gru masih banyak yang kebingungan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.6

Prof.H.Arief Rachman, M.Pd mengatakan ada 4 perbedaan penekanan pesan antara kurikulum 2013 dan kurikulum sebelumnya, yaitu:

1. Pada kurikulum sebelumnya, pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan (fokus pdaa kognitif), sedangkan pada kurikulum 2013 semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (fokus pada afektif/karakter)

6 Enco Mulyasa,

Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung; PT

(21)

2. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran (parsial pada KTSP), sedangkan pada kurikulu 2013, mata pelajaran diturunkan dari kompentensi yan ingin dicapai (holistic anar mata pelajaran)

3. Pada KTSP terjadi Individual teacher, dan dapa kurikulum 2013 terjadi teamteaching.

4. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan cenderung

menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran. Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.7

Pemerintah beranggapan bahwa kurikulum ini lebih berat dari pada kurikulum-kurikulum sebelumnya. Guru sebagai garda terdepan pendidikan menjadi ujung tombak implementasi kurikulum 2013 sedangkan guru yang belum profesional hanya dilatih berberapa bulan saja untuk mengubah pembelajaran sesuai dengan kurikuum 2013.8

Banyak pembaharuan yang terdapat dalam Kurikulum 2013, meskipun Kurikulum ini masih perlu dikembangkan dan diperbaiki lagi. Menurut Permendikbud RI No.65 Tahun 2013 tentang standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik. Upaya penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran ini sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam proses pembelajaran berbasis saintifik, ranah sikap mengamati trasformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “mengapa”. Ranah keterampilan mengamati trasformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”. Ranah pengetahuan mengamati trasformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang

“apa”. Hasil akhirnya adalah penikatan dan keseimbangan antara

7 https://revyareza.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp-2006/ diakses pada tanggal 04 januari 2016 pukul 07.00 wib.

8 Ester Lince Napituputu,

Ujung Tombak Kurikulum Menyambut Kurikulum 2013,

(22)

kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia

yang mmiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,

keterampilan dan pengetahuan. 9

Melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong peserta didik untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya dalam proses pembelajaran peserta didik dibelajarakan dan dibiasakan untuk menemukan ebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berfikir logis, runut dan sistematis, dengan menggunakan kapasitas berfikir tingkat tinggi (High Order Thingking). Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

yang sesuai dengan Permendikbud Nomer 81a Tahun 2013 dalam proses pembelajaran kurikulum 2013, meliputi mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, menalar /mengasosiasi dan

mengomunikasikan.10

Pembaharuan lainnya yang terlihat jelas dalam Kurikulum 2013 adalah pengunaan Penilaian Autentik (Authentic Assesment) untuk

mengukur hasil belajar peserta didik. Menurut Permendikbud RI Nomer 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, Otentik menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya dapat dipercaya, asli, nyata, falid, atau realiabel. Jadi penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komperhensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan

keluaran (oauput) pembelajaran.11

9 Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI Tahun 2014,”Panduan Pendektan Saintifik Kurikulum 2013”, h.2

10 Daryanto,

Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. (Yogyakarta: Gava

Media, 2014), h. 59

11

(23)

Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian autentik harus mencermintaka masalah dunia nyata, buka dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kopetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampila, dan sikap). Penilaian autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh pesrta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang ingin dilakuka oleh peserta didik.

Menurut Daryanto Penilaian otentik memiliki relevasi kuat terhadap pendekatan ilmiah atau saintifik dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring. Penilaian otentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukan kompetensi-kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih outentik. 12 Jenis Penilaian Autentik adalah penilaian kinerja, evaluasi diri, esai, proyek, dan fortofolio.

Pemerintah juga telah menyiapkan solusi terkait kekhawatiran dari tenaga pendidik akan beban pekerjaan yang semakin berat dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 ini. Upaya pemerintah untuk meringankan beban guru adalah menyediakan buku pegangan bagi guru. Dalam buku ini sudah ada pemetaan SK dan KD, langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru untuk setiap pembelajaran, serta rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai aktivitas siswa. Hal ini diharapkan dapat membantu mempermudah guru dalam pembuatan perencanaan pembelajaran dan menghilangkan kekhawatiran para guru akan beban pekerjaan yang ditanggung.

SD Negeri I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah merupkan salah satu SD di Kabupaten Lampung Tengah yang sudah melakukan berberapa persiapan untuk mengimplemntasikan Kurikulum 2013. Hal ini terlihat dari sarana prasarana, fasilitas dan sumber belajar yang mendukung, ada berberapa usaha yang sudah ditempuh guru-guru.

12 Daryanto,

(24)

Termasuk guru mata Pelajaran Agama Islam yakni Ibu Ernani yang yang juga merupakan anggota Kelompok kerja Guru (KKG) PAI Kecamatan lampung tengah. Sehingga sekolah lebih cepat mendapat informasi mengenai Kurikulum 2013 khususnya untuk pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Hal ini akan sangat membantu dalam implementasi Kurikulum 2013. Sejauh ini, guru-guru di SDN I Yukum Jaya selalu melakukan usaha mempersiapkan hal-hal yang terkait dengan implementasi Kurikulum 2013, seperti diklat-diklat dan seminar kurikulum 2013, yang dilakukan oleh pemerintah melalui dinas pendidikan maupun kementrian agama kabupaten lampung tengah.13 Hal ini karena banyak sekali persiapan-persiapan yang harus dilakukan oleh guru terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 khususnya untuk persiapan administrasi pembelajaran. Dalam berberapa kesempatan sekolah juga mengutus guru-guru termasuk guru PAI untuk mengikuti soialisasi Kurikulum 2013 agar dapat terealisisai dengan maksimal. Salah satunya adalah sosialisasi Kurikulum 2013 yang diikuti oleh guru PAI. Namun kesemuanya itu tidak terlepas dari hambatan-hambatan. Salah satu hamnbatan tersebut diantaranya adalah masalah penilaian. Dimana guru pada umumnya masih kebingungan dalam hal penilaian.14 Selain itu materi Kurikulum 2013 yang berbeda dengan Kurikulum KTSP, sehingga diperlukan waktu, tenaga dan pikiran yang ekstra bagi guru dalam persiapan pembelajaran.

Didalam kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan salh satu mata pelajaran pokok di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,SMK, tak terkecuali SD Negeri I Yukum Jaya. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kini berubah menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Waktu pembelajaran yang semula 2 jam perminggu ditambah sehingga sekarang menjadi 4 jam pelajaran perminggu. Penambahan jam pelajaran PAI yang menjadi 4 jam ini bukan mejadi

13 Data Prasurvey tentang implemntasi kurikulum 2013 di SDN I Yukum Jaya, pada Tanggal 01 Oktober 2015.

(25)

masalah yang besar, justru penambahan jam tersebut dirasakan sangat berguna.

Dalam hal proses pembelajaran kurikulum 2013 yang menerapkan pendekatan saintifik dan penilaian otentik. Hasil wawancara yang dilakukan pada guru kelas II SDN I Yukum Jaya pada tanggal 05 September 2015, guru melakukan perencanaan pembelajaran dengan membuat RPP sendiri setiap akan melaksanakan pembelajaran. Guru menggunakan buku guru dan buku siswa yang telah disediakan oleh pemerintah saat proses pembelajaran. Guru juga mengkaji buku guru dan buku siswa tersebut. Untuk proses pembelajarannya, guru mengatakan bahwa proses pembelajaran sudah menggunakan Pendekatan Saintifik. Dan penilaian secara otentik secara maksimal, walau kadang terkendala dalam hal penilaian.15

Hasil Observasi Prasurvei Penerapan pendekatan saintifik dan penilaian otentik dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas II di SDN I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah dapat terlihat dari tabel dibawah ini.16

Tabel I Hasil Observasi Prasurvei Penerapan Pendekatan Saintifik dan penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013 pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas II.

Hal yang diobservasi

Langkah pembelajaran

Deskripsi Kegiatan Terlaksana Ya Jarang Tidak

Mengamati Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.

Menanya Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang

15 Hasil wawancara prasurvey dengan Ibu Ernani, guru PAI diSDN I Yukum Jaya, pada tanggal 02 Okatober 2015.

(26)

Mengumpulkan membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.

Mengkomunikas ikan

Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik, menyusun laporan tertulis, dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.

Penilaian Otentik

Sikap 1.Sikap sepiritual: Membaca basmalah sebelum beraktifitas, Berdoa

sebelum belajar, Berdoa sesudah belajar, dan Mengucapkan salam 2.Sikap social: Jujur, Disiplin,

Tanggung jawab, Santun, Peduli dan Percaya diri

Pengetahuan 1. Tes tertulis : pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan dan

Berdasarkan dari latar belakang diatas, penyusun tertarik untuk menyusun tesis dengan Judul Implementasi Pendekatan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti di SD Negeri I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah sebagai tugas akhir

(27)

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis dapat mengelompokan masalah yang akan menjadi pembahasan pada tesis ini menjadi berberapa aspek diantaranya:

1) Langkah – langkah implementasi kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik

2) Langkah-langkah implementasi kurikulum 2013 dengan penilaian Autentik

3) Faktor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum 2013 di SDN I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah.

2. Batasan Masalah

Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas/lebar sehingga penelitian lebih bias fokus untuk dilakukan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, serta bertolak dari berbagai pertimbangan baik keterbatasan kemampuan, waktu, biaya dan sebagainya, maka penulis hanya fokus pada penerapan proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik dan penilaian autentik pada kurikulum 2013 di SDN I Yukum Jaya dengan berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan oleh peneliti di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

(28)

2. Faktor pendukung dan penghambat apa saja yang dapat mempengaruhi dalam implemntasi kurikulum 2013 di SDN I Yukum Jaya?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Akademis

Secara akademis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara

mendalam sejauh mana penerapan atau implementasi pendekatan kurikulum 2013 pada proses pembelajaran, serta untuk mengetahui

faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi guru dalam menerpakan implementasi tersebut.

b. Tujuan Prktis

Secara praktis penelitian ini bertujuan untuk memberi masukan kepada para guru dalam menjalankan dan mengotimalkan peran yang

dimilikinya khususnya dalam meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru dalam melaksanakan perannya sebagai pendidik di SD Negeri I Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah.

E. Manfaat Penelitian

Setiap hasil penelitian pada prinsipnya harus berguna dan bermanfaat sebagai petunjuk dalam pengambilan keputusan dalam artian yang cukup luas dan

(29)

1. Manfaat teoritis

a) Memperluas pengetahuan dan wawasan tentang Kurikulum 2013, baik yang berkaitan dengan aspek kesiapan

manajemen, pelaksanaan, keunggulan, dan kemungkinan problem-problem dalam pelaksanaan.

b) Memberikan informasi berkaitan dengan upaya-upaya,

kemungkinan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendekatan kurikulum 2013 khususnya

bagi guru Pendidikan Agama Isam. 2. Manfaat praktis

a) Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan masukan dan evaluasi dalam melakukan pembenahan sehingga tercipta suasana baru yang lebih kondusif.

b) Pendidik dan insan pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam, agar lebih mengetahui upaya-upaya apa saja yang perlu dan dapat dilakukan dalam penerapan konsep Kurikulum 2013.

c) Bagi IAIN Raden Intan Lampung, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian keilmuan dan pengembangan kajian

khususnya bidang kebijakan pendidikan.

d) Penulis dan pembaca, semoga dapat mengetahui dan memahami

(30)

F. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan konsep dasar yang memuat hubungan kausal hipotesis antar variable bebas dengan variable terkait dalam rangka memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti.17

1. Implementasi kurikulum 2013

Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intektual, emosional, serta fisiknya.18

Menurut Permendikbut Nomer 81a Tahun 2013 implementasi kurikulum 2013 pada SD/MI,SMP/MTs, SMA/MA,SMK dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014.19 Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum yang sudah ada sebelumnya, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Salah satu prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 yakni menekankan pada peningkatan dan keseimbangan keterampilan mental (soft skills)dan keterampilan fisikal (hard skills) yang meliputi aspek kompetensi

sikap, pengetahuan, danketerampilan.20

2. Pendekatan Saintifik

Pendekatan Saintifik adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati (observing), menanya (questioning),

mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan

(communication).21

17 Raflis,

Profesi Keguruan,(Jakarta:Rineka Cipta,2004), h.42 18 Oemar Hamalik, dasar

-dasar pengembangan kurikulum, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), h.238 19 Daryanto,

Op.Cit, h.12 20

Ibid, h.18 21 Fadlillah,

(31)

Pendekatan Saintifik adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran melalui proses ilmiah yang sesuai dengan prinsip pembelajaran kurikulum 2013.22 Pembelajaran menggunakan pendekatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pada ketercapaian keseimbangan hard skills dan soft skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan,

dan keterampilan siswa secara maksimal.

Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive reasoning).23

3. Penilaian Autentik

Menurut Komentar Ismet basuki dan Hariyanto, dalam hubungannya dengan penilaian, dikenal istilah penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan cermin nyata dari kondisi pembelajaran siswa. Penilaian autentik, disebut demikian karena unik berdasarkan pengalaman pribadi, pengalaman langsung didunia nyata setiap siswa. Penilaian autentik disebut pula dengan penilaian alternatif, penilaian kinerja, penilaian informal, dan penilaian berlandaskan situsi. Penilaian autentik didefinisikan sebagai bentuk penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukan aplikasi yang bermakna dari suatu pengetahuan atau keterampilan esensial.24

Dalam American Librabry Association, asesmen/ Penilaian

autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang

22 Daryanto,

Op.Cit, h. 17 23

Ibid, h.55

24 Ismer Basuki & Hariyanto,

Asesmen Penilaian, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya

(32)

relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton Public School, asesmen/

penilaian autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins mendefinisikan asesmen autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan sebagainya.25

Asesmen autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Karena, penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.26

Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan pendekatan scientific, memahahi aneka

fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar sekolah. Di sini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel, dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Asesmen autentik pun mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian

25Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pelatihan Kurikulum 2013, h.240

26

(33)

mengubahnya menjadi pengetahuan baru.27 Jenis jenis penilaian Autentik yaitu, penilain Kinerja, Penilaian Proyek, Penilaian Portofolio, Penilaian Tertulis dan lisan.28

Penilaian Autentik dalam implementasi kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari:29

1. Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian

“teman sejawa” (peer evaluasi) oleh peserta didik dan jurnal.

2. Pengetahuan melalui tes tulis, tes, lisan dan penugasan.

3. Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemostrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.

Dalam bentuk sederhana, kerangka pikir dalam penulisan tesis ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Berfikir

27

Ibid, h.242

28 Modul Pelatihan Kurikulum 2013,

Op.Cit, h.242 29 Daryanto,

Op.Cit, h.115

Implementasi Pendekatan Kurikulum 2013

Pendekatan Saintifik :

1.Mengamati (Observasi) 2.Menanya

3.Mengumpulkan informasi 4.Menalar / Mengasosiasi

5. Mengomunikasikan

Penilaian Autentik :

1. Penilaian Kinerja 2. Penilaian Proyek 3. Penilaian Portofolio 4. Penilaian Tulisan dan lisan

Berberapa Faktor Yang Mempengaruhi: 1. Faktor Pendukung

(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Implementasi Kurikulum 2013 1. Pengertian Implementasi

Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.30 Kalau diibaratkan dengan sebuah rancang bangun yang dibuat oleh seorang insinyur bangunan, tentang rancangan sebuah rumah pada kertas maka, implementasi yang dilakukan oleh para tukang akan berhasil dengan baik jika sesuai dengan rancang, apabila yang dilakukan oleh para tukang tidak sama dengan rancang sang insinyur maka hasilnya, akan terjadi masalah besar dengan bangunan tersebut.

Selain pengertian singkat menurut KKBI Tersebut, berikut penulis sajikan berberapa pengertian implementasi menurut para ahli diantaranya;

1. Menurut Majone Wildavsky, imlementasi adalah evaluasi

2. Menurut Kadir, implementasi adalah kegiatan yang diperoleh dari kegiatan seleksi.

3. Menurut Brrowne dan Wildavsky, implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.

4. Menurut Mclaughin, implemntasi adalah aktifitas yang saling menyesuaikan.

5. Menurut Schubert, implemetasi adalah system rekayasa.

6. Menurut Fullan, implentasi adalah proses untuk melaksanakan ide, program, atau seperangkatat aktifitas baru dengan harappan orang lain dapt menerima dan melakukan perubahan.31

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang disusun secara matang dan terperinci, implemntasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap fix.32 Secara singkat implementasi bias diartikan pelaksanaan atau penerapan.

30 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta;Balai

Pustaka, 2001), h.256

31 http://dilihatnya.com/1597/pengertian-implementasi-menurut-para, diakses pada tanggal 10-01-2016, pukul 17.00 wib.

(35)

Dengan demikian maka implementasi kurikulum juga dituntut untuk melaksanakan sepenuhnya apa yang telah dirancang dalam kurikulum untuk dijalankan dengan segenap hati dan keinginan kuat, permasalahan besar akan terjadi apabila yang dilaksanakan bertolak belakang atau menyimpang dari yang telah dirancang maka terjadilah kesia-siaan antara rancangan dengan implementasi. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk kemudian dijalankan sepenhnya oleh seluruh stacholder yang ada. Rancangan kurikulum dan implentasi

kurikulum adalah sebuah system dan membentuk sebuah garis lurus dalam hubungannya (konsep linearitas) dalam arti implementasi mencerminkan rancangan, maka sangat penting sekali bgai guru serta actor lapangan yang terlihat dalam proses belajar mengajar sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum untuk memahami perancangan kurikulum dengan baik dan benar.

Implementasi kurikulum menduduki posisi yang sangat penting Dalam pendidikan, sebab implemntasi kurikulum merupakan ruh dari pendidikan itu sendiri. Implementasi adalh suatu proses penempatan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap.33 Implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum yang tertulis dalam bentuk pembelajaran.

Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah di kembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian di ujicobakan dengan pelaksanaan dan pegelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peerta didik, baik perkembangan intelektual, emosional,serta fisiknya.34

Menurut beberapa keterangan di atas dapat di ambil suatu pengertian bahwa pelaksanaan kurikulum harus di lakukan secara komprehensif, artinya mulai dari pengetahuan, perencanaan, pengembangan, inovasi, dan perubahan, baik oleh kepala sekolah, guru dan personel pelaku kurikulum lainya.

33 Kunandar,

Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Penididikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru,( Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2007), h.211

34 Oemar Hamalik,

(36)

2. Pengertian Kurikulum

Kurikulum berasal dari Bahasa Latin “curriculae”, yang memiliki arti

jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk untuk memperoleh ijazah.35

William B. Ragan mendefinisikan kurikulum dalam arti luas, yang meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman anak di bawah tanggung jawab sekolah.36 Pendapat serupa diungkapkan oleh Alice Miel yang mengatakan bahwa kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah.37 Sedangkan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum adalah rencana dan pengaturan isi serta bahan pelajaran, termasuk cara-cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai pembelajarn khususnya dan tujuan pendidikan secara umum serta memberikan pengalaman bagi siswa.

Kurikulum 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis Kompetensi yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap didalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan, untuk itu kurikulum 2013 dikembangkan dengan menitik beratkan pada empat kompetensi inti (KI) yaitu;

1. Kompetensi inti 1 berisikan sikap spiritual 2. Kompetensi inti 2 berisikan sikap social

35 Oemar Hamalik,

Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), h 16 36 S. Nasution,

Asas-Asas Kurikulum. (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 5 37

(37)

3. Kompetensi inti 3 berisikan pengetahuan dan 4. Kompetensi inti 4 berisikan keterampilan (skill)

Pada kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.

3. Landasan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan landasan empirik. Landasan yuridis merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum dan yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan kurikulum. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan kurikulum sebagai dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan.

1) Landasan Yuridis

Berdasarkan permendikbud no 67 tahun 2013, landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

3. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah

4. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 65 tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah

5. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 57 tahun 2014 tentang Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidayah.

6. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomer 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.38

(38)

2) Landasan Filosofis

Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-lalu-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warganegara di amsa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.39

3) Landasan Empiris

Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini.

Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar.

39 Kepala Badan PSDMPK-PMP,

(39)

Beban belajar ini bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar. Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan karakter.

Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi, termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran di dalam satuan pendidikan. Maka, kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi nilai-nilai kejujuran pada peserta didik. Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya sumber air bersih adanya potensi rawan pangan pada berbagai beahan dunia, dan pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa kini dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu lingkungan dan ketahanan pangan.

Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment), studi yang memfokuskan pada literasi bacaan,

matematika, dan IPAmenunjukkan peringkat Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada

(40)

esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperanserta dalam membangun negaranya pada abad 21.40

4) Landasan Teoritik

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan

standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi.

Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk besikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut; (1) pembelajaran yang dilakukan guru

(taugh curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan

pembelajaran disekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik sesuai dengan latar belakang, karakteristikk, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.41

Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.42

4. Pentingnya Pengembangan Kurikulum 2013

Zaman terus berkembang dan berubah. Seiring dengan perubahan tersebut, muncul berbagai persoalan yang harus dihadapi manusia. Hanya SDM tangguh yang bisa bersaing di zaman yang terus berkembang. Menciptakan SDM yang tangguh dan berkualitas menjadi tuntutan setiap negara. Menjawab

40

Ibid, h.82

41 PP No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintahan Nomer 19 tahun 2005 tentang Setandar Nasional Pendidikan, h; 6

42

(41)

permasalahan SDM tersebut, pemerintah di Indonesia berusaha memperbaiki pendidikan di negara ini.

Pendidikan yang diselenggarakan secara optimal diharapkan dapat menciptakan lulusan yang berkualitas yang memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah terus mengembangkan kurikulum di Indonesia. Terkait Kurikulum 2013, ada beberapa faktor yang menjadi alasan dalam mengembangkan kurikulum tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain tantangan masa depan dan berbagai fenomena negatif yang terjadi pada masyarakat.43

Pengembangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor antara lain adalah sebagai berikut ini.44

1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional.

2. Sosial agama dan budaya yang berlaku dalam masyarakat.

3. Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dsb.

4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.

Zaman yang terus berubah dan berkembang. Pembangan dan atau perubahan kurikulum terus dilakukan agar bisa menyesuaikan dengan perubahan zaman. Indonesia terus mengalami perubahan kurikulum sejak merdeka tahun 1945. Kurikulum-kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia adalah sebagai berikut.45

1. Kurikulum rencana pelajaran (1947). 2. Kurikulum 1968.

3. Kurikulum 1975.

4. Kurikulum 1984 (Penyempurnaan Kurikulum 1975). 5. Kurikulum 1994.

6. Kurikulum berbasis kompetensi (2014). 7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006). 8. Kurikulum 2013.

43 M. Fadlillah,

Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs,& SMA/MA.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), h. 17 44

Ibid, h.19

45 Kurniasih dan Sani Berlin.

Implementasi Kurikulum 2013: Konsep & Penerapan. (Surabaya:

(42)

Tantangan di masa depan dimaksudkan bahwa siswa harus memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup agar dapat bersaing dan menggapai kesuksesan. Sedangkan fenomena negatif di masyarakat dimaknai dengan berbagai perilaku pelajar yang jauh dari tuntunan agama seperti perkelahian, narkoba, kecurangan ujian, dll. Pengembangan kurikulum dimaksudkan untuk mengatasi masalahmasalah tersebut.

Alasan lain perlunya pengembangan Kurikulum 2013 adalah masih terdapat permasalahan-permasalahan pada Kurikulum 2006 (KTSP). Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut.46

1. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

2. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangann kebutuhan (misalnnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills and hard skills, kewirausahaan) belum

terakomodasi di dalam kurikulum.

3. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala.

Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi alasan dalam mengembangkan Kurikulum 2013 antara lain tuntutan zaman yang terus berkembang, berbagai fenomena negatif yang terjadi pada masyarakat Indonesia, dan adanya kelemahan-kelemahan pada KTSP.

5. Tujuan dan Fungsi Kurikulum 2013

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa fungsi kurikulum ialah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia

46

(43)

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Kurikulum 2013 antara lain sebagai berikut.47

1. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skills dan soft skills melalui kemampuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang. 2. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif,

kreatif dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

Dari beberapa uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan Kurikulum 2013 adalah untuk menyiapkan kemampuan siswa agar menjadi sumber daya manusia yang produktif, kreatif dan inovatif dengan berusaha meningkatkan serta menyeimbangkan kemampuan hard skills dan soft skills

siswa.

6. Karakteristik Kurikulum 2013

Berdasarkan permendikbud no 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, karakteristik kurikulum 2013 adalah sebagi berikut;

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengmbangan sikap spiritual dan social, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual an pesikomotorik;

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang di pelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3. Mengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkan nya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4. Memberi waktu yang cukup leluasauntuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

5. Kompetensi di nyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang di rinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

6. Kompetensi inti kelas menjadi unsure pengorganisasi (organizing elements)

kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran

47

(44)

di kembangkan untuk mencapai kompetensi yang di nyatakan dalam kompetensi inti

7. Kompetensi dasar di kembangkan didasarkan pada perinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran

dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).48

Pada dasarnya kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh

karna itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukurdari pencapaian kompetensi.

Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensiyang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Kompetensi untukKurikulum 2013 irancang sebagai berikut:

a) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi inti (KI) kelas yang dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi dasar (KD) mata pelajaran.

b) Kompetensi inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus di pelajari peserta didik untuk suatujenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran peserta didik aktif.

c) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang di pelajari peserta didik untuk suatu tema SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

d) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

e) Kompetensi inti menjadi unsure organisatoris (organizing elements)

Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.

(45)

f) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan peda prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata

pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).

g) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu matapelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

h) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

7. Pembelajaran Kurikulum 2013

Pembelajaran pada Kurikulum 2013 berbeda dengan pembelajaran pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan Pendekatan Saintifik dan tematik integratif. Fadlillah mengungkapkan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.49

Corey mengartikan pembelajaran sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memngkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.50 Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.51

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada

49

Ibid, h. 171 50 Syaiful Sagala,

Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung: Alvabeta, 2013), h. 61 51 Oemar Hamalik,

(46)

siswa.52Dari pendapat-pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media, metode, dan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan.

1) Prinsip Pembelajaran Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu KBK dan KTSP. Maka prinsip pembelajaran pada Kurikulum 2013 tidak beda jauh dengan kurikulum KBK dan KTSP. Perbedaannya terletak pada titik tekan pembelajarn dan cakupan materi yang diberikan pada siswa. Kurikulum 2013 berupaya menyeimbangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa Kurikulum 2013 tidak hanya fokus pada pengetahuan saja, namun juga mengutamakan kemampuan sikap dan keterampilan.

Peningkatan dan keseimbangan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi tujuan pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Lampiran Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, menyebutkan prinsip-prinsip pembelajaran untuk mewujudkan ketercapaian tujuan pembelajaran tesebut antara lain sebagai berikut.53

1. Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu. 2. Peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar. 3. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah. 4. Pembelajaran berbasis kompetensi.

5. Pembelajaran terpadu.

6. Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi.

7. Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif.

52 Winataputra, Udin S., dkk.

Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Universitas

Terbuka.2008), h.119 53 Kemdikbud.

(47)

8. Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills.

9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat.

10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).

11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. 12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. 14. Suasana belajar menyenangkan dan menantang.

Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penerapan prinsip-prinsip ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dapat menumbuhkan kreativitas, kemandirian, kejujuran, dan tanggung jawab siswa.

2) Karakteristik Pembelajaran Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 mempunyai karakteristik atau ciri khas yang membedakan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

a) Pendekatan pembelajaran

Gambar

Gambar 2  Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif,
Tabel I Hasil Observasi Prasurvei Penerapan Pendekatan Saintifik dan
Gambar 1 Kerangka Berfikir
Tabel 2. Tabel Aktivitas Perolehan Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan56
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menghuraikan realiti sebenar aplikasi amalan toleransi beragama dalam kehidupan seseorang Muslim, Mohd Kamil dan Mohd Fauzi (2008) menyatakanbahawa

Djezed (1983) menyatakan bahwa “letak kaki tumpu, perkenaan kaki pada bola, perkenaan bola pada kaki, titik berat badan, kekuatan otot tungkai dan gerakan lanjutan ( follow trough

Latihan leg press secara signifikan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada latihan sitting calf terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai (dengan selisih

Dalam pelaksanaan Rencana Kinerja tahun 2016 Poltekkes Medan Menetapkan Rencana Kinerja tahun 2016 yang terintegrasi dengan Rencana Strategis Poltekkes Medan Tahun

Daya Manusia Dalam Meningkatkan Motivsasi Kerja Karyawan Pada Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Nahdatul Ulama Lampung ” adalah sebuah proses yang dilakukan oleh

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan prototipe satu berupa Panduan Layanan Bimbingan Peningkatan Keterampilan Berdiskusi Di Kelas Dengan Teknik Assertive Training

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembinaan yang dilakukan KBIH Nurul Huda adalah merupakan strategi korporasi yang diwujudkan dengan pelaksana atau

Tingginya angka pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di lingkungan perumahan telah meningkatkan keresahan di masyarakat. Untuk itu, penelitian ini bertujuan