• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Interior Museum Wayang Golek Sunda Kota Bandung Dengan Tema Gunungan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Interior Museum Wayang Golek Sunda Kota Bandung Dengan Tema Gunungan."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

Budaya Sunda pada masyarakat kota Bandung dirasakan sudah tidak kental lagi. Karena pola pikir masyarakat yang kurang akan budaya dan kurangnya aturan yang kuat dari pemerintah, maka dibuat fungsi bangunan untuk pembelajaran kembali budaya lokal Sunda berupa museum. Museum ini dirancang dengan tujuan mampu meningkatkan kembali apresiasi masyarakat Kota Bandung terhadap budaya lokal Sunda melalui kesenian Wayang Golek.

Dalam penulisan makalah Tugas Akhir yang berjudul ”Perancangan Interior Museum Wayang Golek Sunda Kota Bandung dengan Tema

Gunungan” ini, penulis membahas mengenai perancangan sebuah Museum

Wayang Golek Sunda yang dirancang di Gedung Kantor Pos Indonesia, Jalan L.L.R.E. Martadinata (Riau), Bandung. Lokasi ini dipilih karena area ini merupakan area cagar budaya dan area pendidikan. Selain tempatnya yang berada di pusat kota, banyak pula wisatawan lokal dan asing yang berdatangan karena area ini juga merupakan area pusat perbelanjaan.

Konsep desain yang diterapkan pada interior Museum Wayang Golek Sunda ini mengambil gagasan ide dari wayang Gunungan yang memiliki makna keharmonisan dan tingkatan serta bentuknya yang dinamis. Keharmonisan dan keseimbangan alam yang terdapat dalam Gunungan ini diterapkan pada elemen interior museum. Untuk bentuk, menggunakan bentuk dinamis yang menggambarkan pikiran manusia untuk selalu mencari tahu. Selain itu, adanya tingkatan pada Gunungan, diterapkan ke dalam desain berupa adanya perbedaan signifikan dalam tiap ruang.

(2)

v

ABSTRACT

Sundanese culture in Bandung city community felt was not strong anymore. Because of the public mindset that less of its culture and the lack of a strong rule of government, then made the function return the building to learning the local culture in the form of Sundanese museum. The museum is designed with the aim to increase public appreciation of Bandung back to the local culture through the art of Sundanese Puppet Marionette.In this paper that is titled "Interior Design: Marionette Puppet Museum with the theme of Bandung Sundanese Gunungan", the author discusses about the interior design of the museum, which is located in Kantor Pos Indonesia Building, Jalan L.L.R.E. Martadinata (Riau), Bandung.

This location was chosen because this area is the area of cultural heritage and educational areas. In addition to its place in the center of town, many local and foreign tourists who arrive because the area is also a shopping area.

The design concept is applied to the interior of the Sunda Marionette Puppet Museum is taking the idea of puppets Gunungan idea that has meaning and harmony as well as its dynamic level. Harmony and balance of nature contained in this Gunungan applied to the interior elements of the museum. To shape, use a dynamic form that describes the human mind to always find out. In addition, the level of the Mount, is applied to the design of any significant differences in each chamber.

(3)

vi

1.2 Identifikasi Masalah... 2

1.3 Tujuan Perancangan... 3

1.4 Sistematika Penulisan... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Perkembangan Museum... 2.1.1 Perkembangan Museum di Luar Indonesia... 2.1.2 Perkembangan Museum di Indonesia... 5

2.5.1 Sejarah Perkembangan Wayang Golek... 2.5.2 Jenis Wayang Golek... 2.5.3 Figur-figur Wayang Golek... 2.5.4 Pola Pangadegan dan Alat Musik Pagelaran Wayang Golek Sunda...

2.6.1 Studi Banding Museum Batik Yogyakarta... 2.6.2 Studi Banding Museum Wayang DKI...

(4)

vii BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

3.1 Deskripsi Proyek... 29

3.2 Analisa Fungsional dan Pengguna... 31

3.2.1 Pengguna / User... 31

3.2.2 Kegiatan Museum... 32

3.2.3 Program Ruang dan Aktivitas Ruang... 3.2.4 Bubble Diagram... 3.2.5 Zoning-Blocking... 33 37 38 3.3 Analisa Fungsional... 39

3.3.1 Analisis Site... 39 4.2.6 Konsep Furniture... 4.2.7 Konsep Akustik...

4.8 Pencahayaan dan Penghawaan... 56

4.9 Keamanan... 56

(5)

viii BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan... 63

5.2 Saran... 64

DAFTAR PUSTAKA... 66

(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Figur Wayang Golek Sunda... 20

Gambar 2.2 Koleksi Museum Batik Yogyakarta... 24

Gambar 2.3 Interior Museum Batik Yogyakarta... 24

Gambar 2.4 Bangunan Museum Batik Yogyakarta... 24

Gambar 2.5 Koleksi Museum Batik Yogyakarta... 24

Gambar 2.6 Koleksi Museum Batik Yogyakarta... 25

Gambar 2.7 Koleksi Alat Batik Cetak Museum Batik... 25

Gambar 2.8 Koleksi Museum Batik Yogyakarta... 25

Gambar 2.9 Gedung Museum Wayang DKI... 27

Gambar 2.10 Tembok Sejarah Jan Pieterzoon Coen... 27

Gambar 2.11 Galeri Wayang... 27

Gambar 2.12 Display Foto dan Patung Wayang... 27

Gambar 2.13 Galeri Wayang... 28

Gambar 2.14 Galeri Wayang Lantai 2... 28

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Museum Wayang Golek Sunda... 30

Gambar 3.2 Bubble Diagram Museum Wayang Golek Sunda... 37

Gambar 3.3 Zoning Museum Wayang Golek Sunda... 38

Gambar 3.4 Blocking Museum Wayang Golek Sunda... 38

Gambar 3.5 Museum Galeri Lukis dan Patung... 41

Gambar 3.6 Museum of Art & Design... 41

Gambar 3.7 Interior Museum of Culture... 41

Gambar 3.8 Display Design of Museum 1... 41

Gambar 3.9 Display Case of Museum... 41

Gambar 3.10 Exhibition Design Museum... 41

Gambar 3.11 Atomic Testing Museum... 42

Gambar 3.12 Entrance of Museum... 42

Gambar 3.13 Display Design of Museum 2... 42

Gambar 4.1 Gunungan... 46

Gambar 4.2 Konsep Warna... 47

(7)

x

Gambar 4.4 Denah Khusus... 51

Gambar 4.5 Denah Pola Lantai I... 52

Gambar 4.6 Denah Pola Lantai II... 53

Gambar 4.7 Tampak Depan Meja Informasi... 55

Gambar 4.8 Smoke Detector... 56

Gambar 4.9 Sprinkler... 56

Gambar 4.10 Perspektif Meja Informasi... 57

Gambar 4.11 Layout Furniture I... 58

Gambar 4.12 Perspektif Ruang Pameran Utama... 59

Gambar 4.13 Ruang Pameran Utama... 61

Gambar 4.14 Perspektif Koridor... 61

(8)

xi

DAFTAR TABEL

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan banyak ragam budaya di dalamnya. Keanekaragaman budaya di Indonesia ini merupakan salah satu kekayaan negara yang harus dijaga dan dilestarikan karena merupakan salah satu identitas diri agar bangsa kita dikenal oleh bangsa lain. Selain itu, budaya juga perlu dilestarikan untuk menjaga budaya leluhur nenek moyang kita.

Permasalahan pencurian budaya saat ini sangat merugikan bangsa Indonesia karena identitas Indonesia menjadi semakin pudar, khususnya dalam masalah budaya yang sangat bersifat intern. Sebagai contoh, masalah budaya saat ini adalah pencurian status budaya Sunda, diantaranya berupa pencurian alat musik tradisional dan tarian daerah.

(10)

2

Sunda sehingga keaslian budaya Sunda mulai terasa pudar. Hal ini disebabkan karena pola pikir masyarakat yang sudah modern dan adanya asimilasi dari budaya-budaya daerah lainnya. Tidak hanya Budaya Sunda yang berada yang mulai pudar, tetapi beberapa bangunan tua di daerah pelestarian / daerah heritage

mulai rusak karena kurangnya perhatian dari pemerintah dan masyarakat Kota Bandung. Sebagai contoh, Gedung Museum Geologi Kota Bandung yang kurang menarik minat wisatawan lokal.

Hal ini disebabkan karena Museum Geologi kurang menampilkan suasana yang mendukung objek yang hendak ditampilkan. Jika suasana yang ditampilkan mendukung, maka kesan objek yang disampaikan dapat terlihat oleh wisatawan yang masih awam. Maka dari itu untuk menghadapi masalah kebudayaan di Kota Bandung, dibuat Museum Budaya Sunda dengan maksud untuk memperkenalkan kembali Budaya Sunda kepada masyarakat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, identifikasi masalah yang akan dibahas adalah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan:

1. Apa saja yang dibutuhkan dalam perancangan Museum Wayang Golek Sunda untuk penempatan display?

(11)

3

3. Bagaimana memenuhi kebutuhan ruang museum sehingga tercapai tujuan museum yang berfungsi sebagai sarana pendidikan dan wisata?

1.3 Tujuan Perancangan

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dijabarkan di atas, adapun tujuan dari perancangan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan merancang standar dari penempatan display berikut materialnya agar objek yang dipamerkan tidak rusak dan untuk memberikan sirkulasi yang baik.

2. Merancang interior Museum Wayang Golek Sunda sesuai dengan objek yang ditampilkan.

3. Merancang fasilitas ruang sesuai dengan kebutuhan pengunjung dan pengurus sebuah Museum Wayang Golek Sunda.

4. Memberikan informasi dan pembelajaran Budaya Sunda dengan memberikan fasilitas pertunjukan wayang golek kepada pengunjung.

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam menyusun makalah Tugas Akhir ini, penulis membagi makalah ke dalam 5 bab.

Bab I, Pendahuluan, membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan perancangan, dan sistematika penulisan.

(12)

4

wayang golek dan juga dasar dari wayang yaitu Gunungan serta pembagian kelas dalam pewayangan.

Bab III, Deskripsi Objek Studi, menjabarkan tentang objek studi, berbagai hasil analisis, kebutuhan ruang, pendekatan ruang, dan programming.

Bab IV, Konsep, menjelaskan konsep dan tema perancangan interior yang akan diimplementasikan ke dalam Museum Wayang Golek Sunda.

(13)

63

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

(14)

64

Perancangan desain interior museum ini memiliki banyak makna dalam mendesain. Seperti makna bentuk layout pada denah yang mengartikan dibagi menjadi 3 dunia atau 3 daerah privasi dimana masing-masing dibutuhkan keprivasiannya untuk melakukan aktifitasnya. Selain itu bentuk denah khusus yang menggambarkan dunia bawah dengan bentuk yang seimbang. Denah ini menggambarkan suatu bentuk kegiatan dimana manusia saling berkomunikasi untuk mendapatkan suatu jawaban pada area pameran utama

Selain itu penerapan filosofi bentuk gunungan dan keseimbangan alam diterapkan juga pada ceiling, pola lantai, dinding dan furniture. Maka banyak bentuk-bentuk yang dinamis. Banyaknya menggunakan material dominan kayu yang memiliki arti sebagai suatu proses kehidupan. Penyederhanaan warna dan pemakaian material merupakan salah satu bentuk penerapan budaya Sunda ke dalam bentuk interior. Warna-warna yang digunakan banyak menggunakan warna

monochrome, warna ini menunjukan adanya proses menjadi lebih baik atau tingkatan yang ada.

5.2 Saran

Saran penulis untuk pembaca yang ingin mendesain museum budaya lainnya sebaiknya melakukan beberapa wawancaya dengan beberapa budayawan dan melakukan survey terlebih dahulu pada bangunan yang akan kita desain dan melakukan beberapa penelitian mengenai kaitan budaya dengan masyarakat agar konsep yang dipilih dapat selaras dengan bangunan dan interior yang kita buat.

(15)

65

(16)

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM

WAYANG GOLEK SUNDA KOTA BANDUNG

DENGAN TEMA GUNUNGAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Program Strata Satu Program Studi Desain Interior

oleh

CHRISTIAN YOHANES

0663054

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

2010

(17)

LEMBAR PENGESAHAN

PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM WAYANG GOLEK SUNDA KOTA BANDUNG DENGAN TEMA GUNUNGAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa

isi CD-Rom Laporan Tugas Akhir sama dengan hasil revisi akhir. Bandung, 20 Agustus 2010

(Christian Yohanes) 0663054

Menyetujui,

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Drs. Rachman Yuda, M.B.A Ir. Martinus Deny, M. Sn

NIK : 630035 NIK : 630038

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Desain Interior

Krismanto Kusbiantoro, S.T, M.T

(18)

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Christian Yohanes

NRP : 0663054

Fakultas / Jurusan : Seni Rupa dan Desain / Desain Interior

menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensinya.

Demikianlah pernyataan ini saya buat.

Bandung, 20 Agustus 2010

(19)

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Christian Yohanes

NRP : 0663054

Fakultas / Jurusan : Seni Rupa dan Desain / S1 Desain Inteior Dengan ini, saya menyatakan bahwa

1). Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti noneksklusif ( Non-Exclusive Royalty Free Right) atas laporan penelitian saya yang berjudul

“Perancangan Interior Museum Wayang Golek Sunda Kota Bandung dengan Tema Gunungan.

2). Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalih mediakan / mengalih format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta.

3). Saya bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 20 Agustus 2010 Yang menyatakan,

(20)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan bimbingan-Nya sehingga karya perancangan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Program Strata Satu Program Studi Desain Interior. Adapun judul dari makalah ini adalah ”Perancangan Interior Museum Wayang Golek Sunda Kota Bandung dengan Tema Gunungan”. Makalah ini membahas tentang perancangan interior sebuah museum Wayang Golek Sunda Kota Bandung.

Makalah ini tidaklah sempurna tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Banyak ilmu, bantuan, saran dan kritik positif, informasi, dan bimbingan yang penulis terima dari teman-teman, staf pengajar serta pihak-pihak lain.

Karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Gai Suhardja, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha.

2. Bapak Drs. Rachman Yuda, M.B.A, selaku Dosen Pembimbing 1, yang telah membantu mengarahkan penulis selama proses perancangan Tugas Akhir.

3. Bapak Ir. Martinus Deny, M. Sn, selaku Dosen Pembimbing 2, yang telah membantu membagi ilmu tentang budaya wayang golek yang baik serta saran yang berharga.

4. Seluruh staf dosen pengajar Fakultas Seni Rupa dan Desain yang telah memberi ilmu dan membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Universitas Kristen Maranatha.

5. Keluarga yang selalu mengasihi, menyayangi, mendukung, dan mendampingi penulis selama ini.

6. Teman-teman di lingkungan Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha, khususnya teman-teman mahasiswa Desain Interior, yang merupakan teman seperjuangan dalam menghadapi Tugas Akhir.

(21)

Dalam penyusunan makalah ini, penulis juga tidak luput dari sejumlah kekurangan. Maka dari itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun agar dikemudian hari penulis dapat menjadi lebih baik lagi.

Penulis berharap pula, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah wawasan dalam dunia desain interior.

Penulis

(22)

66

DAFTAR PUSTAKA

Aryadini, Woro. 2002. Wayang dan Lingkungan. Jakarta: UI-Press.

D.K Ching, Francis. 2000. ARSITEKTUR: Bentuk, Ruang dan Tatanan II. Jakarta: Erlangga.

Ir. Frick, Heinz. 1988. Arsitektur dan Lingkungan. Jakarta:Kanisius

Ir. Mulyono, Sri. 1975. Wayang (Asal Usul, Filsafat & Masa Depannya). Jakarta: Alda.

Ir. Mulyono, Sri. 1979. Simbiolisme dan Mistikisme dalam Wayang. Jakarta: Gunung Agung.

Matthews, Geoff. 1991. Museum and Art Galleries. Oxford: Batterwort Architecture.

Neufert, Ernst. 1980. Architects’ Data, 2nd International English Edition. New York: Granada.

Panero, Julius, AID dan Martin Zelnik, AIA, ASID. 1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta:Erlangga.

Sudibyopromo, Rio. 1991. Ensiklopedi Wayang Purwa. Jakarta: Balai Pustaka. Vail Coleman, Laurence. 1950. Museum Building. Washington DC: The

Referensi

Dokumen terkait

1) PPL di MAN Yogyakarta III memberikan sarana dan wahana kepada mahasiswa PPL Universitas Negeri Yogyakarta sebagai calon pendidik yang profesional. 2) Kegiatan PPL

pengaruh penerapan teori van Hiele terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi segiempat kelas VII SMPN 1 Rejotangan Tulungagung adalah.

Setelah pelaksanaan kegiatan dimaksud selesai supaya menyerahkan hasilnya kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah;. Apabila masa

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang menyatakan besar pengaruh secara simultan variabel bebas(variasi jasa dan kualitas pelayanan) terhadap variabel terikat

Dengan menggunakan analisis korelasi dapat diketahui bahwa perusahaan mengalami peningkatan hasil penjualan,dan dengan analisis korelasi dapat dilihat juga bahwa hubungan kedua

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah menetapkan

Purwanto (2014) menyatakan bahwa karakteristik berpikir geometri pada siswa SMP kelas VII dan VIII sebagian besar berada pada level 0 (visualisasi) dan level 1

Assalamualaikum wr.wb, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya telah diberikan kesehatan, sehingga penulis dapat