• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP KETERAMPILAN LARI SAMBUNG DISMP NEGERI 1 SURANENGGALA KAB.CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP KETERAMPILAN LARI SAMBUNG DISMP NEGERI 1 SURANENGGALA KAB.CIREBON."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP KETERAMPILAN LARI SAMBUNG

DI SMP NEGERI 1 SURANENGGALA KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana pendidikan S1 Program Studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi

Oleh: SANILA NIM. 0900238

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Pengaruh Permainan Tradisional Bebentengan Terhadap Keterampilan Lari Sambung di SMP Negeri 1 Suranenggala Kabupaten Cirebon

Oleh SANILA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Sanila 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP KETERAMPILAN LARI SAMBUNG DI SMP NEGERI 1

SURANENGGALA

Oleh : SANILA

0900238

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dr. Uhamisastra, M. S. AIFO

NIP. 195106221980021001

Pembimbing II

Dr. Yudy Hendrayana, M. Kes. AIFO NIP. 1962071819883031004

Mengetahui, Ketua Program Studi

(4)

NAMA : SANILA: PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP KETERAMPILAN LARI

SAMBUNG DISMP NEGERI 1 SURANENGGALA KAB.CIREBON. Program Studi/PJKR/FPOK

Dr. Uhamisastra, M.S. AIFO. Pembimbing I. Dr. Yudy Hendrayana, M. Kes. AIFO. II.

Oleh : SANILA

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk mengetahui ada pengaruh yang signifikan dari penerapan permainan tradisional bebentengan terhadap keterampilan lari sambung. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Pretest-Postest Control Group Design. Adapun populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suranenggala, sedangkan sampel yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh kelas 7 C dan 7 D, masing-masing sebanyak 24 siswa laki-laki. Instrument penelitian adalah lembar observasi tes lari sambung. Hasil penelitian rata-rata pretes kontrol 45,92 kelas eksperimen 46,83. Rata-rata postes kontrol 73,96 dan rata-rata postes eksperimen 87,88 data postes tidak berdistribusi normal, sehingga analisis data menggunakan statistik nonparametrik yaitu Mann-Whitney, diperoleh hasil signifikan 0,01<0,05 sehingga hipotesis diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penerapan permainan tradisional bebentengan terhadap keterampilan lari sambung.

(5)

NAME : SANILA

TITTLE: EFFECT OF THE APLICATION BEBENTENGAN TRADITIONAL GAME INTO SKILL OF RUN CONTINUED RESEACH

AT SMP 1 SURANENGGALA KAB.CIREBON. Major/PJKR/FPOK Dr. Uhamisastra, M.S. AIFO. Pembimbing I.

Dr. Yudy Hendrayana, M. Kes. AIFO. II.

Oleh : SANILA

ABSTRACT

The purpose of research to find out there is a significant effect of the application of the bebentengan traditional game into skill of the run continued . This study uses a quasi- experimental design with pretest - posttest control group design . The population of the study is the entire class the first grade student of the state Junior high School 1 Suranenggala , whereas samples taken using cluster random sampling technique derived class 7 C and 7 D , respectively were 24 male students . Research instrument was a test run continued observation sheet . The results mean pretest control 45.92 46.83 experimental class . Average of the instruments is 73.96 and a posttest control mean 87.88 posttest experimental data is not normally distributed posttest , so the statistical analysis of the data using the nonparametric Mann - Whitney , significant results obtained 0.01 < 0.05 , so the hypothesis is accepted . It can be concluded that there is a significant effect of the application of the bebentengan traditional game of skill the run continued .

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK . ………... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah………. 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Batasan Penelitian ... 5

F. Waktu dan Tempat Penelitian...5

G. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Atletik ... 9

B. Lari Sambung/Estafet ... 10

1. Pengertian Lari Sambung/Estafet ... 10

2. Nomor-nomor Lari Sambung ... 11

3. Teknik Lari Sambung ... 12

4. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Lari Estafet ... 16

5. Tujuan Pembelajaran Lari Sambung/Estafet ... 16

(7)

C. Permainan Tradisional ... 19

1. Pengertian Permainan Tradisional ... 19

D. Pengaruh permainan tradisional bebentengan terhadap keterampilan lari sambung/estafet ... 25

E. Anggapan Dasar ... 28

F. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 30

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitia ... 30

C. Desain Penelitian dan Langkah-Langkah Penelitian ... 32

D. Instrumen Penelitian ... 34

E. Uji Coba Instrumen ... 38

F. Tehnik Pengumpulan Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGOLAHAN DATA A. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

B. Pengujian Instrumen Penelitian ... 52

1. Uji Validitas ... 52

2. Uji Reliabilitas ... 52

C. Pengolahan dan Analisis Data ... 52

1. Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 53

2. Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 54

D. Uji Hipotesis…..………. 54

E. Diskusi Penemuan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 59

DAFTRA PUSTAKA ... 61

(8)
(9)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Lari adalah aktifitas yang hampir dimiliki oleh semua orang di seluruh

dunia. Lari juga merupakan bagian dari cabang olahraga atletik, lari dalam

cabang atletik memiliki nomor-nomor seperti lari jarak pendek, lari jarak

menengah, lari jarak jauh, nomor lari yang termasuk ke dalam lari jarak pendek

adalah lari 100 meter, lari 200 meter, lari 400 meter. Ketiga jenis lari cepat ini

memiliki gerakan yang sama yang membedakan dari ketiga lari cepat ini hanya

dari irama langkah. Lari jarak pendek juga memiliki bentuk keterampilan lari

selain lari cepat ada juga lari gawang dan lari estafet. Dari ketiga jenis lari jarak

pendek yang disebutkan, penulis akan membahas nomor lari estafet. Lari estafet

merupakan bagian dari lari jarak pendek. Lari estafet (sambung) adalah lari yang

dilakukan secara bergantian. Dalam satu regu/tim lari sambung ada empat orang

pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung

ada perbedaan tidak seperti nomor lari jarak pendek lainya, lari sambung memiliki

keterampilan yang tidak akan dijumpai pada nomor lari lainnya, yaitu memberi

dan menerima tongkat sambil berlari secepat-cepatnya dari jarak dan batas

tertentu dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya.

Seperti yang disebutkan di atas, nomor lari estafet/lari sambung, menjadi

salah satu materi yang cukup menarik dalam pembelajaran atletik karena memiliki

muatan kompetisi, hanya tinggal kreasi seorang guru yang dapat lebih

meragamkan bentuk kegiatan dengan berbagai aktifitas gerak, keterampilan,

dengan banyaknya modifikasi dalam pembelajaran maka siswa akan lebih aktif

dalam mengikuti pembelajaran atletik lari estafet, meskipun lari estafet

memerlukan lapangan, dan alat sebagai penyambung saat berlari, lapangan dan

alat itu dapat dimodifikasi dengan benda seperti bola kecil, pipa kecil, bambu, dan

lain-lain. Proses pembelajaran lari estafet khususnya di SMP Negeri 1

Suranenggala Kabupaten Cirebon masih menganut metode komando yaitu siswa

(10)

sebenarnya. Hal ini dapat menimbulkan kurangnya aktifitas gerak siswa serta

dapat menimbulkan rasa jenuh, bosan, dalam proses pembelajaran atletik bahkan

atletik sering menjadikan momok pelajaran yang tidak disukai dan ada juga yang

menganggap pembelajaran atletik disekolah sebagai pelajaran yang menakutkan

maka dari sini seorang guru harus jeli pada saat memberikan materi atletik pada

siswa-siswinya. Pembelajaran atletik dengan pendekatan bermain akan lebih

efektif diberikan kepada siswa-siswi. Karena atletik diberikan dengan metode

bermain dapat menggugah perhatian seorang anak dan memberikan rasa

kesenangan dan gembira pada saat melakukan kegiatan pembelajaran atletik.

Pembelajaran Atletik dengan melalui metode bermain dapat memfasilitasi semua

tingkat keterampilan siswa yang ada pada kelas yang kita ajar. Dengan bermain

tidak menghilangkan unsur keseriusan dalam pembelajaran atletik

Lari sambung/estafet 4x100 dalam kegiatanya menggunakan tongkat pendek

ringan yang berukuran kurang lebih panjangnya 30 cm. Lari estafet dilakukan

oleh empat pelari dalam satu tim. Pelari satu melakukan start jongkok dan berlari

sampai batas tertentu. Kemudian diteruskan oleh pelari dua, lari pada batas

tertentu yang sama jauh jaraknya dengan pelari satu, pelari dua diteruskan oleh

pelari tiga, pelari tiga diteruskan pelari empat. Start yang digunakan pada pelari

dua, pelari tiga dan pelari empat adalah start berdiri atau melayang. Pelari empat

yang menjadi tugas terakhir yang membawa tongkat sampai memasuki garis

finish. Dalam lari estafet membutuhkan kerjasama tim untuk menghasilkan waktu yang baik. Start dan finish lari sambung sama dengan start dan finish pada lari

jarak pendek. Pada saat terjadi pergantian atau persambungan dari pelari satu ke

pelari dua, pelari dua ke pelari tiga, pelari tiga ke pelari empat akan terjadi serah

terima tongkat estafet. Lari estafet terdapat dua teknik operan dasar yang

digunakan untuk mengoper tongkat: teknik visual dan nonvisual. Yang dimaksud

dengan teknik visual adalah dengan cara melihat dan nonvisual tidak melihat.

Faktor pendukung proses pembelajaran lari estafet tidak lepas dari sumber

daya manusia, siswa, peran guru, sarana dan prasarana dari mulai lapangan,

tongkat, dan media lain yang mendukung. Salah satu masalah pendidikan jasmani

(11)

pertama, lanjutan, dan perguruan tinggi. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya sumber, sarana dan prasarana yang digunakan untuk

mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani yang terbatas. Begitu juga

di kalangan para siswa, ada kesan bahwa olahraga atletik yang melelahkan dan

merupakan seperangkat gerak monoton, tidak bervariasi dan hilangnya unsur

kesenangan kegembiraan yang tidak sesuai dengan makna pendidikan jasmani dan

rekreasi membuat pembelajaran atletik kurang diminati. Isi dari pembelajaran

atletik meliputi gerak lari, melempar dan melompat yang dianggap kurang mampu

memunculkan gerak keterampilan yang tinggi namun melelahkan. Unsur

keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar.

Pengaruh pendekatan pembelajaran permainan olahraga tradisional bisa di

jadikan alat media pembelajaran pendidikan olahraga atletik di sekolah. Beberapa

permainan tradisional seperti lari balok, gala asing, kucing tikus dan bebentengan

dari beberapa permainan olahraga tradisional dapat dimanfaatkan oleh seorang

guru yang ingin memberikan materi olahraga atletik, dengan mengadopsi

beberapa permainan olahraga tradisional seperti bebentengan kedalam

pembelajaran atletik lari estafet. Siswa selain mendapatkan unsur kesenangan,

kesehatan, siswa juga bisa mengenal lebih dalam manfaat permainan olahraga

tradisional dan akan lebih menghargai ragam budaya yang dimiliki oleh bangsa

ini. Selain memperkenalkan budaya yang sudah ada sejak zaman nenek moyang

dan dimainkan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Permainan

olahraga tradisional sebagai perisai jati diri bangsa yang harus dijaga.

Bebentengan merupakan permainan yang memiliki gerakan yang menyerupai

permainan atletik nomor lari estafet dimana didalam proses lari estafet ada unsur

kelincahan, kecepatan, kekuatan, memindahkan tongkat/memberikan tongkat

dengan batas tertentu. Dan hal ini tampak terlihat dalam permainan bentengan

terdapat kelebihan seperti : ada unsur lari, mengetik bagian tubuh lawan dengan

tangan, kelincahan, kecepatan, kekuatan. Menjaga benteng dan membebaskan

(12)

penelitian sebagai berikut: pengaruh permainan tradisional bebentengan terhadap

keterampilan lari sambung di SMP Negeri 1 Suranenggala Kab.Cirebon.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah,

maka perumusan masalah yang akan ditelusuri dalam penelitian ini adalah “Apakah pengaruh penerapan permainan tradisional bebentengan terhadap keterampilan lari sambung meningkat di SMP Negeri 1 Suranenggala Kabupaten Cirebon.”

C.Tujuan Penelitian

Sebelum suatu kegiatan dilaksanakan, tentunya telah ditetapkan tujuan yang

ingin dicapai. Dengan tujuan tersebut akan dapat memberikan arahan-arahan,

prosedur serta tahapan-tahapan yang harus dilakukan terhadap permasalahan yang

ada. Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain :

Untuk melihat apakah pengaruh permainan tradisional bebentengan

terhadap keterampilan lari sambung di SMP Negeri 1 Suranenggala. Kab.

Cirebon.

D.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis yang dilakukan secara

individu atau tim yang diharapkan dapat bermanfaat baik bagi individu maupun

bagi masyarakat secara umum. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

a) Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu

referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai aktifitas jasmani

dan olahraga tradisional dalam dunia akademik terutama di sekolah-sekolah

(13)

b) Secara Praktis

Secara praktis, dapat memberikan masukan yang berarti bagi para guru

pendidikan jasmani di SMP dalam pemilihan model pembelajaran terutama untuk

pengembangan hasil pembelajaran pendidikan jasmani siswa.

E.Batasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya penafsiran yang terlalu luas dan untuk

memperoleh gambaran yang jelas, baik yang menyangkut objek studi, cakupan

studi, maupun kedalaman studinya, maka atas dasar pertimbangan penulisan

maka perlu adanya pembatasan yaitu ruang lingkup penelitian. Analisis masalah

juga membatasi ruang lingkup masalah agar penelitian lebih lanjut dan terarah,

dengan demikian memperoleh gambaran yang jelas apabila penelitian itu di

anggap selesai dan berakhir. Adapun pembatasan masalah yang dimaksud sebagai

berikut:

1. Variabel bebas permainan tradisional bebentengan

2. Variabel terikat adalah keterampilan lari sambung/estafet

3. Penelitian hanya difokuskan pada pengaruh permainan tradisional bebentengan

terhadap keterampilan lari sambung.

4. Untuk penelitian hanya pada cabang atletik lari sambung/lari estafet. Sampel

penelitian adalah siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Suranenggala.

F. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian bulan september 10 sampai 5 oktober 2013

1. Tempat penelitian: SMP Negeri 1 Suranenggala Kab. Cirebon.

2. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen semu. Karena metode ini dapat memecahkan masalah yang akan

penulis teliti yaitu mengungkapkan seberapa besar pengaruh olahraga tradisional

bebentengan terhadap keterampilan lari sambung, yang sampelnya diberikan

(14)

Untuk mendapatkan metode eksperimen, menurut Surakhmad (1984:32)

yang menyatakan :

Metode eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab atau akibat

dengan memanipulasi satu atau lebih variabel pada satu (atau lebih) kelompok

eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak

mengalami manipulasi. Manipulasi berarti mengubah sistematis (nilai-nilai)

variabel bebas. Setelah dimanipulasikan variabel bebas itu biasanya disebut

garapan (treatmen). Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengumpul data

atau alat pengukurnya. Sedangkan validitas suatu alat ukur harus sesuai dengan

materi tes yang akan diukur. Mengenai validitas, Arikunto (2010;211) menjelaskan bahwa, “suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.”(Nurhasan,

2007:221).

Dalam penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam

mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian.

Desain penelitian diperlukan dalam suatu penelitian sebagai alur yang dapat

dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah

ditentukan sehingga tujuan atau hasil yang diperoleh akan sesuai dengan harapan.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan desain eksperimen

yaitu postest-only control group design.

G.Definisi Operasional

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam

penelitian ini, maka peneliti menjelaskan istilah–istilah dalam penelitian proposal

skripsi ini, yaitu:

a. Pengaruh adalah kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan prilaku dan sikap orang lain atau

(15)

b. Permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian dan membantu

anak mencapai perkembangan fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional.

[online: http://belajarpsikologi.com/metode-permainan-dalam-pembelajaran] 9

april 2013

c. Olahraga tradisional yaitu olahraga yang telah berkembang setelah beberapa

generasi ataupun olah raga yang terkait dengan tradisi budaya suatu bangsa.

d. Bebentengan, mengingat nama jenis benteng terinspirasi oleh aksi peperangan tempo dulu. Lihat saja istilahnya ada tawanan, membakar benteng musuh, dan lain

sebagainya

e. Keterampilan, kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan

benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak

dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan

sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak dapat dikatakan terampil

(Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati Zahri,1991:2). Sedangkan ruang lingkup

keterampilan sendiri cukup luas, meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir,

berbicara, melihat, mendengar, dan sebagainya. Dalam pembelajaran,

keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah

perilaku siswa menjadi cekat, cepat, dan tepat dalam melakukan atau menghadapi

sesuatu. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu

bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam

mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.

[online: http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/09/pengertian-keterampilan.html]

9 april 2013

f. Lari sambung / lari estafet adalah salah satu nomor lomba lari pada

perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai. Dalam satu

regu lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan

keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai

pada nomor lari yang lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari

(16)

diperlombakan adalah nomor 4x100 meter dan nomor 4x400 meter. Dalam

melakukan lari sambung bukan teknik lari saja yang perlu diperhatikan, tetapi

pemberian dan menerima tongkat di zona (daerah) pergantian seperti penyesuaian

jarak dan kecepatan dari setiap pelari. Sumber:

(17)

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan peneliti untuk

memperoleh data yang dipergunakan sesuai dengan permasalahan yang

diselidiki. Seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1998:131) sebagai

berikut:

Metode merupakan suatu cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji hipotesa, dengan mempergunakan tehnik serta alat-alat tertentu. Cara ini digunakan setelah penyidik, memperhitungkan kewajaranya, ditinjau dari tujuan penelitian serta dari situasi penelitian.

Dalam penelitiannya ini penulis menggunakan metode eksperimen.

Mengenai metode eksperimen ini Sugiyono (2009:72) menjelaskan, “Metode

penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendalikan”. Metode ini digunakan atas dasar

pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu

untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment.

Disamping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat yang diselidiki atau diamati.

Berdasarkan sifatnya dari penelitian eksperimen, maka dalam metode

eksperimen ada faktor yang dicobakan, dalam hal ini faktor yang dicobakan

dan merupakan variabel bebas adalah permainan tradisional bebentengan untuk

diketahui pengaruhnya terhadap keteramilan lari sambung.

B. Lokasi dan Subyek Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMP NEGERI 1 SURANENGGALA

KAB. CIREBON. Sekolah ini berada di Desa Keraton yang termasuk ke dalam

(18)

Sanila, 2013

bulan sebanyak 12 pertemuan.

2. Populasi

Yang dimaksud dengan populasi adalah”… keseluruhan subyek

penelitian.” Suharsimi Arikunto (2006:130). Dari pengertian tersebut populasi

yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah

320 siswa, di SMP NEGERI 1 SURANENGGALA Kabupaten Cirebon.

3. Sampel

Adapun yang dimaksud dengan sampel adalah”. . . . sebagian atau wakil

populasi yang diteliti.” Suharsimi Arikunto (2006:131). Berkaitan dengan

pengambilan sampel penelitian Surahkmad (1998:93). Mengemukakan

bahwa”…. Karena tidak mungkinnya penyelidikan ialah menemukan

generalisasi yang berlaku secara umum, maka seringkali penyelidikan terpaksa

menggunakan sebagaian saja dari populasi itu diadakan penarikan atau

pengambilan sampel (yakni penarikan sebagian populasi untuk mewakili

seluruh populasi).

Untuk mengetahui penentuan dan penjabaran sampel populasi yang di

ambil, menggunakan ketentuan : “….jika jumlah subyeknya besar, dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan penelitian dilihat dari waktu, tenaga, dan dana

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari sebuah subyek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang

sangat besar, hasilnya akan baik. (Suharsimi Arikunto, 2006:134).

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah siswa SMP Negeri 1

Suranenggala Kabupaten Cirebon. Yang dipilih dengan cara memilih sampel

yang homogen atau dengan cara purposive sampling dari kelas VII C dan D

dengan jumlah tiap kelas 41 siswa yang akan diambil dari masing kelas

(19)

Sanila, 2013

Untuk memperjelas prosedur penelitian atau pelaksanaan dalam

penelitian diperlukan adanya suatu desain penelitian ini dapat mempermudah

memperjelas perumusan prosedur penelitian.

Penelitian memerlukan jangka waktu yang cukup lama untuk mengetahui

perkembangan dan melihat hasil dari latihan, dalam penelitian penulis

menggunakan dua kelompok yang berbeda dan diberikan perlakuan berbada

pula.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan desain

eksperimen yaitu pretest-postest control group design. Mengenai design ini,

Sugiyono (2012: 112) menggambarkan sebagai berikut:

R O1 X1 R O2

R O3 X2 R O4

Gambar 3.1

Desain Penelitian Pretest-Postest Control Group Design

(Sugiyono, 2012: 112)

Keterangan:

R : Kelompok eksperimen dan kontrol

O1&O3 : Tes Awal (Pre-test)

O2 : Tes Akhir (Post-test) kelompok eksperimen

O4 : Tes Akhir (Post-test) kelompok kontrol

X1 : Treatment Kel Eksperimen

X2 : Treatment Kel Kontrol

Dari desain yang telah dikemukakan di atas, tes dilakukan dua kali O1

dan O3 sebagai tes awal dan sesudah diberikan perlakuan dilakukan O2 dan O4

sebagai tes akhir. Tanda X adalah kelompok yang diberikan perlakuan yaitu

(20)

Sanila, 2013

adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Alur penelitian

a. Populasi. Yang menjadi populasi dalam penelitian siswa SMP Negeri 1

suranenggala Kab.Cirebon Kelas VII SAMPEL TES ATLETIK

LARI

PERMAINAN BEBENTENGAN

TES ATLETIK LARI SAMBUNG

PENGOLAHAN DAN ANALISIS

POPULASI

KESIMPULAN

Kelas exsperimen

Kelas kontrol

Konvensional/ PERMAINANLARI

BALOK

TES LARI SAMBUNG

HASIL KELAS EXSPERIMEN

HASIL KELAS KONTROL

TES LARI SAMBUNG

(21)

Sanila, 2013

48 diambil secara acak yang terbagi dalam dua kelompok.

c. Tes awal lari sambung untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum

diberikan manipulasi atau perlakuan

d. Setelah diperoleh data hasil tes lari sambung maka siswa kelas VII

melakukan permainan olahraga tradisional.

e. Setelah data diperoleh dari tes awal dan tes akhir, kemudian data di hitung

dan dianalisis berdasarkan perhitungan statistik.

f. Setelah hasil penghitungan data di analisis dapat ditarik menjadi

kesimpulan.

D. Instrumen penelitian

Dalam mengumpulkan data dari suatu sampel penelitian diperlukan alat

yang disebut instrumen dan teknik pengumpulan data. Dalam hal ini peneliti

menggunakan teknik Observasi. Observasi merupakan alat ukur yang

digunakan bila obyak penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala

alam, responden tidak terlalu besar. Sudjana (2001:109) menjelaskan tentang

observasi sebagai alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur

tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat

diamati baik dalam situasi yang sebenernya maupun dalam situasi buatan.

Penelitian dalam tindakan melakukan penelitiannya alat observasi berupa

lembar panduan observasi yang sebelumnya sudah ditentukan peneliti.

Observasi yang akan dilaksanakan berupa tes awal sebelum diberikan

perlakuan dan tes akhir setelah diberikan perlakuan. Ada tiga jenis menurut

Sudjana (2001:122) “observasi secara langsung, observasi dengan alat peraga,

dan observasi partisipasi”. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan

penelitian secara langsung untuk mengamati penelitianya secara langsung pada

saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

a. Penyusunan instrument

Dalam penelitian peneliti menetapkan aspek-aspek serta indikator yang

akan diobservasi. Setelah peneliti membuat pedoman observasi sebelum

(22)

Sanila, 2013

apakah metode yang diterapkan signifikan atau tidak. Dalam observasi

partisifasi pasif peneliti menggunakan penilaian menurut peneliti dan guru

SMP NEGERI 1 SURANENGGALA. Untuk mempertegas penilaian

keterampilan lari estafet/sambung peneliti mengambil tolak ukur keterampilan

dari beberapa para ahli dari start, pemberian dan penerimaan tongkat, sampai

gerakan finis.

Kisi-kisi penilaian yang digunakan sesuai dengan penjelasan yang sudah

dipaparkan sebagai berikut:

1. Awalan mulai start.

Cara start Menurut Hendrayana (2007:53-54). Pada saat “bersedia”

sprinter telah siap pada balok start dan mengambil sikap awal. Siap sprinter

bergerak ke posisi start secara optimal. Pada saat “ya” pelari meninggalkan

balok start dan melakukan langkah lari :

a. “Bersedia” pelari mengambil posisi start di atas balok start. Kedua lengan

selebar bahu, kedua tangan berada dibelakang garis start, jari jari dan ibu

jari membentuk huruf “v” , kedua tangan ditempatkan nempel ditanah. b. “Siap” pinggul ke atas dan ke depan sudut lutut tungkai depan 80-90

derajat. Lutut tungkai belakang sudut 110 sampai 130 derajat.

c. “ya” tungkai depan diluruskan dengan serentak dan tungkai belakang

digerakan lurus ke depan. Kedua lengan digerakkan dengan kuat untuk

mengimbangi gerakan yang sangat kuat dari kedua tungkai.

2. Pemberian dan penerimaan tongkat.

Cara pemberian dan penerimaan tongkat dengan metode visual, menurut

sidik (2010:31). Sebagai berikut:

a. Penerimaan tongkat berada dalam zona pergantian 20 meter,

b. Pelari berangkat menghadap sisi dalam lintasan dan dalam dan

menjulurkan tangan kirinya keluar untuk menerima tongkat.

c. Pelari yang berangkat melakukan lari percepatan untuk menyamai

kecepatan dari pelari yang datang.

d. Pelari yang datang memegang tongkat keatas dan mendekat untuk

(23)

Sanila, 2013

3. Finish

Pada saat akan memasuki finis menurut Muniasari (2008:16) :

a.Tetap berlari dan menambah kecepatan.

b.Tidak merubah irama lari.

c.Mencondongkan dada kedepan, ayunkan kedua tangan ke bawah

kebelakang.

d.Pada saat memasuki finis mendahulukan dada.

4. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Tabel 3.1

Kriteria Penilaian Keterampilan

Lari Sambung/Estafet

Tes

Nilai Tes Awal

Jumlah

0 1

1. Start

a. “Bersedia” pelari mengambil posisi

start di atas balok start. Kedua

lengan selebar bahu, kedua tangan

berada dibelakang garis start, jari

jari dan ibu jari membentuk huruf v

, kedua tangan ditempatkan nempel

ditanah,

1

b. Lutut kaki belakang nempel di

tanah

1

c. “Siap” pinggul ke atas dan ke

depan sudut lutut tungkai depan

80-90 derajat. Lutut tungkai belakang

sudut 110 sampai 130 derajat.

1

d. Pada saat ”ya” pelari menghentakan dan berlari meninggalkan balok start.

1

Jumla skor kriteria start 4

(24)

Sanila, 2013

a. penerimaan tongkat berada dalam

zona pergantian 20 meter,

1

b. pelari berangkat menghadap sisi

dalam lintasan dan dalam dan

menjulurkan tangan kirinya keluar

untuk menerima tongkat.

1

c. pelari yang berangkat melakukan

lari percepatan untuk menyamai

kecepatan dari pelari yang datang.

1

d. pelari yang datang memegang

tongkat keatas dan mendekat untuk

meraih pelari yang berangkat,

pelari yang berangkat mengambil

tongkat dengan tangan kiri dan

mengubahnya segera ketangan

kanan.

1

Jumla skor 4

3. Finish

a. Tetap berlari dan menembah

kecepatan.

1

b. Tidak merubah irama lari.

1

c. Mencondongkan dada kedepan,

ayunkan kedua tangan ke bawah

kebelakang.

1

d. Pada saat memasuki finis mendahulukan dada.kecepatan stabil atau bertambah,

1

Jumlah Skor 4

(25)

Sanila, 2013

5. Kriteria penilaian

Dalam criteria penilaian peniliti mengambil dari kisi-kisi penilaian yang

diungkapkan penelitindalam beberapa aspek yang dinilai dari gerakan start,

pemberian dan penerimaan tongkat, sampai finish. Seperti yang dijelaskan

sebagai berikut:

a. Start

1. Beri nilai 4 apabila dalam keempat kategori dapat dilakukan denganbaik

2. Beri nilai 3 apabila dalam 1 kategori tidak dapat dilakukan

3. Beri nilai 2 apabila dalam 2 kategori tidak dapat dilakukan

4. Beri nilai 1 apabila dalam 4 kategori tidak dapat dilakukan.

b. Pemberian dan penerimaan tongkat

1. Beri nilai 4 apabila dalam keempat kategori dapat dilakukan denganbaik

2. Beri nilai 3 apabila dalam 1 kategori tidak dapat dilakukan

3. Beri nilai 2 apabila dalam 2 kategori tidak dapat dilakukan

4. Beri nilai 1 apabila dalam 4 kategori tidak dapat dilakukan.

c. Finish

1. Beri nilai 4 apabila dalam keempat kategori dapat dilakukan denganbaik

2. Beri nilai 3 apabila dalam 1 kategori tidak dapat dilakukan

3. Beri nilai 2 apabila dalam 2 kategori tidak dapat dilakukan

4. Beri nilai 1 apabila dalam 4 kategori tidak dapat dilakukan.

5. Kategori penyekoran

Peneliti menentukan kategori penyekoran sebagai berikut: kategori dari

setiap gerakan yang dilakukan oleh responden peneliti akan menilai dari

setiap gerakan-gerakan dengan angka (4) = sangat baik, (3) = baik, (2) =

cukup baik, (1) = kurang baik.

E.Uji Coba Instrumen

Setelah selesai penyusunan instrument peneliti melakukan uji coba

instrument. Uji coba dilakukan dalam satu sekolah, tetapi keresponden yang

(26)

Sanila, 2013

dilakukan uji validitas dan reabilitas setiap butir penilaian untuk menguji

keabsahan data dalam penelitian.

a. Uji validitas

Validitas instrument adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid

atau sasihan mempunyai kevalidan yang tinggi, sebaliknya instrument yang

kurang valid memiliki validitas yang rendah (Suharsimi Arikunto, 1998:160).

Untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada butir yang

dimaksud dikorelasikan dengan skor total.

Untuk menguji validitas setiap butir maka skor-skor yang ada pada butir

yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai

nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. dengan diperolehnya indeks

validitas setiap butir dapat diketahui dengan pasti butir-butir manakah yang

tidak memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya (Suharsimi Arikunto,

1998:168).

Untuk menguji validitas tiap butir tes maka skor-skor yang ada pada butir

yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk

mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data digunakan persamaan korelasi

product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu : Untuk menguji validitas tiap butir tes maka skor-skor yang ada pada butir

yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk

mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data digunakan persamaan korelasi

product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

  

X : skor tiap butir angket dari tiap responden

Y : skor total

(27)

Sanila, 2013

N : banyaknya data

1) Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan

(r hitung) dengan nilai koefisien korelasi yang terdapat dalan tabel (r tabel).

2) Membuat kesimpulan.

Nilai rhitung yang diperoleh akan dikonsultasikan dengan harga r product

moment pada tabel pada taraf signifikansi 0,05. Bila rhitung > rtabel maka item

tersebut dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas Alat Tes

Reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2010: 221) adalah suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data karena instrument tersebut sudah baik, Pengujian reliabilitas

menggunakan rumus korelasi product moment yaitu dengan mengkorelasikan

prolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan genap. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan

genap, untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman Brown sebagai berikut :

Keterangan :

ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb : Korelasi product moment antara butir tes gasal dan genap (rxy))

Tabel 3.2

Interprestasi derajat reliabilitas

Rentang Nilai Klasifikasi

0,000-0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,200-0,400 Derajat reliabilitas rendah

(28)

Sanila, 2013

0,800-1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan rumus tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Memberikan skor terhadap instrumen yang diperoleh oleh sampel b. Buat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang diperoleh. c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing sampel. d. Menghitung kuadrat jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing

sampel.

e. Menghitung varians masing-masing item dan varians total.

Tabel 3.3

Contoh Format Tabel Perhitungan Varians dan Varians Total

No. Sampel X X2

f. Menghitung koefisen Alfa

g. Membandingkan nilai koefisien Alfa dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat dalam tabel.

h. Membuat kesimpulan, jika nilai hitung ri > r xy, maka instrumen dinyatakan

reliabel

Hasil perhitungan ridibandingkan dengan r tabel pada taraf nyata α = 5 %.

Kriteria adalah sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel, maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

Jika r hitung  r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Secara teknis pengujian reliabilitas di atas dilakukan dengan menggunakan

bantuan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007.

F. Tehnik pengumpulan data

1. Mencari nilai rata-rata menurut Nurhasan et al, (2002:22)

Variabel dengan menggunakan rumus

X ∑

Keterangan :

X = Rata-rata yang dicari

∑xi = jumlah sekor

(29)

Sanila, 2013

2. Menggunakan simpangan baku (s) menurut Nurhasan et al, (2002:23)

Setiap variabel dengan rumus :

S=√

Keterangan:

S = simpangan baku

Xi = jumlah sekor yang dilakukan masing – masinng kelompok

dikuadratkan

n = jumlah orang coba

1 = angka tetap

3. Uji normalitas distribusi

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran skor yang

diperoleh siswa.

Pendekatan statistik yang penulis gunakan adalah rumus Lilliefors

Dengan langkag-langkah sebagai berikut:

b. Menyusun sampel nilai dari skor terendah sampai nilai data skor tertinggi.

c. Mencari nilai Z dengan rumus

z

keterangan :

xi = skor yang diperoleh

x = nilai rata-rata kelompok

s = simpangan baku

d. Mencari F (zi), denagn rumus

- Mencari (zi) nya negative dengan rumusiv, maka 0,5 – Z tabel

- Kalau (zi)nya posiyif, maka 0,5+tabel

e. Menghitung proporsi, dengan rummus

s(zi) =

f. Mencari selisi harga mutlak, dengan rumus:

(30)

Sanila, 2013

hasil selisi harga mutlak.

h. Membandingkan (Lo) dengan tabel Lilliefores dalam taraf nyata 0,05

i. Jika Lo lebih kecil dari L tabel, maka distribusi skor tersebut adalah normal.

Sebaliknya jika Lo lebih besar L tabel, maka distribusi skor tersebut tidak

normal.

4. Menguji homogenitas

2 2 2 1 S S

F

Dimana :

2 1

S = Varians dari kelompok lebih besar

2 2

S = Varians dari kelompok kecil

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih

kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α =

0,05

5. Menguji hipotesis/uji signifasi

Hipotesis yang penulis harapkan adalah hipotesis yang mengandung

pengertian sama.Lambangnya :

t =

n S

x 1 1

Rumusnya:

Kriteria Hipotesis dengan taraf nyata 0,05

a. Terima hipotesis nol jika harga t hitung lebih kecil dari t tabel (t hitung <t

tebel)

b. Tolak hipotesis nol jika harga t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel

(31)

Sanila, 2013

Tabel 3.4

Program latihan (metode latihan permainan tradisional)

(32)
(33)
(34)

Sanila, 2013

- -

Tabel 3.5

Lembar Observasi Lari estafet

Lari Sambung/Estafet

Tes

Nilai Tes Awal

Jumlah

0 1

1. Start

a. “Bersedia” pelari mengambil posisi

start di atas balok start. Kedua

lengan selebar bahu, kedua tangan

berada dibelakang garis start, jari jari

dan ibu jari membentuk huruf v ,

kedua tangan ditempatkan nempel

ditanah,

b. Lutut kaki belakang nempel di tanah

c. “Siap” pinggul ke atas dan ke depan

sudut lutut tungkai depan 80-90

derajat. Lutut tungkai belakang

sudut 110 sampai 130 derajat.

d. Pada saat ”ya” pelari menghentakan dan berlari meninggalkan balok start.

2. Pemberian dan

Penerimaan Tongkat

a. penerimaan tongkat berada dalam

zona pergantian 20 meter,

(35)

Sanila, 2013

menjulurkan tangan kirinya keluar

untuk menerima tongkat.

c. pelari yang berangkat melakukan lari

percepatan untuk menyamai

kecepatan dari pelari yang datang.

d. pelari yang datang memegang

tongkat keatas dan mendekat untuk

meraih pelari yang berangkat, pelari

yang berangkat mengambil tongkat

dengan tangan kiri dan

mengubahnya segera ketangan

kanan.

3. Finish

a. Tetap berlari dan menembah

kecepatan.

b. Tidak merubah irama lari.

c. Mencondongkan dada kedepan,

ayunkan kedua tangan ke bawah

kebelakang.

d. Pada saat memasuki finis mendahulukan dada.kecepatan stabil atau bertambah,

Skor = 12

Keterangan Kriteria penilaian:

1. Beri nilai 4 apabila dalam keempat kategori dapat dilakukan denganbaik

2. Beri nilai 3 apabila dalam 1 kategori tidak dapat dilakukan

3. Beri nilai 2 apabila dalam 2 kategori tidak dapat dilakukan

(36)

Sanila, 2013

Tabel 3.6

Program Latihan Permainan Lari Balok

(37)
(38)

Sanila, 2013

013 pendahul

uan -joging

-pemanasan

yang menuju

latihan inti

-Tes

melakukan

permainan

tradisional

lari balok.

-pelemasan/

pendinginan

evaluasi

2x15

Menit

10

menit

10

menit 5

menit

-

-

2

-

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari

penelitian ini diperoleh bahwa pengaruh permainan tradisional bebentengan

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap proses dan hasil pembelajaran lari

sambung. Hal ini dapat dilihat dari analisis data menggunakan statistik

nonparametrik Mann-Whitney, diperoleh asymp signifikan 0,001 < 0,05 sehingga

hipotesis penelitian diterima. Pengaruh permainan tradisional bebentengan juga

terlihat dari besar rata-rata hasil postest kelompok eksperimen (permainan

tradisional bebentengan) sebesar 87,88 yang lebih besar dibandingkan dengan

kelompok kontrol model konvensional/lari balok sebesar 73,96.

Berdasarkan tabel 4.2, nilai rata-rata (mean) pretest untuk siswa yang

diberikan perlakuan dengan permainan bebentengan (eksperimen) adalah sebesar

46,83, adapun rata-rata postestnya sebesar 87,88. Sehingga pada kelas eksperimen

terjadi peningkatan rata-rata sebesar 41,05 sedangkan untuk siswa yang tidak

diberikan perlakuan dengan model permainan konvensinal/lari balok (kontrol)

rata-rata pretestnya sebesar 45,92. Dan rata-rata postestnya sebesar 73,96.

Sehingga terjadi peningkatan rata-rata pada kelas kontrol sebesar 28,04

berdasarkan nilai rata-rata dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen lebih baik

daripada kelas kontrol.

B. Saran

Sehubung dengan penelitian yang penulis lakukan, maka penulis akan

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Permainan tradisional bebentengan dapat menjadi pilihan yang tepat untuk para

pengajar di sekolah maupun di tingkat perguruan tinggi dalam menghadapi

(40)

2. Melalui permaianan tradisional bebentengan dalam pembelajaran lari sambung

siswa akan lebih aktif kreatif dalam keterampilan gerak yang terkandung dalam

permainan bebentengan dan lari sambung yang di berikan pengajar.

3. Melalui permaianan tradisional bebentengan yang diterapkan dalam materi

pembelajaran lari sambung di tingkat sekolah, akan meningkatkan nilai-nilai

kehidupan yang terkandung dalam pendidikan jasmani seperti kerjasama,

menghargai kawan, bersedia berbagi tempat, dan menjaga keselamatan diri dan

teman.

4. Mengingat masih kurangnya penelitian tentang permainan tradisional dalam

ranah pendidikan jasmani, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut agar

dapat lebih meningkatkan hasil pembelajaran sesuai tujuan pendidikan jasmani.

5. Bagi rekan mahasiswa khususnya program studi pendidikan jasmani kesehatan

dan rekreasi yang akan mengadakan penelitian tentang pembelajaran

permainan tradisional bebentengan dan pembelajaran Atletik, penulis

menganjurkan untuk mencari variabel dan sampel penelitian yang lebih

relevan, agar hasilnya lebih maksimal demi kemajuan mutu ilmu pendidikan

khususnya bidang keilmuan pendidikan jasmani.

Demikian kesimpulan dan saran yang dapat penulis paparkan, semoga hasil

penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan kualitas pendidikan khususnya

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arikunto, Suharsimi, (1996), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Aip Syarifuddin, (1992), Belajar Aktif pendidikan jasmani dan kesehatan, untuk sekolah dasar kelas I sampai kelas IV, Jakarta, Penerbit PT. Gramedia.

Ardiwinata, Suherman, Dinata. (2006), Olahraga Tradisional, edisi I Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Bambang, et al (2010), Olahraga Tradisional, Kementerian Pemuda dan Olahraga, edisi II

Carol Lea Benjamin, (2000), Dasar Dasar Lari, Jakarta, penerbit Angkasa Bandung

Djumidar A. Widya, (2004). Belajar Berlatih Gerak-Gerak Dasar Atletik dalam Bermain. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Djumidar, (1997) Buku Materi Pokok Dasar-Dasar Atletik, Edisi ke 1 Universitas Terbuka. Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan dasar dan menengah bagian proyek peningkatan guru pendidikan jasmani dan kesehatan SD setara D II Jakarta.

Depdiknas, (2002), Panduan dan Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif bagi SDLB/SLB Tingkat Dasar, dirjm Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Luar biasa.

Gerry A, Carr, (1997). ATLETIK untuk Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hendrayana, (2007). Modul Bermain Atletik. Bandung : redpoint

Hendrayana, rahmat. (2007). Modul Bermain Atletik. Bandung : redpoint

(42)

Laksono, Suherman, Ariyanti, Carmo. (2010), Olahraga Tradisional, Kementerian Pemuda dan Olahraga, edisi II

Muniasari, (2008), Atletik. Bekasi: Ganeca Exact

Mark Guthrie, (2008), Sukses Melatih Atletik, Yogyakarta, PT.Pustaka Insan Madani.

Nurhasan et al. (2002), Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul Mata kuliah Statistika. Bandung: FPOK-UPI

Sugiyono. (2009). Statistik untuk Aenelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sundayana, (2010). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut: STKIP Garut Press

Sidik D. Z, (2010). Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Metodologi Ilmiah. Jakarta. Gramedia

Surakhmad, Winarno.(1990). Pengantar Metodologi Ilmiah

Sukintaka, (1991). Teori Bermain untuk PGSD Penjaskes. Jakarta: Depdikbud

Sudjana, (2001). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah, Skripsi, Tesis disesrtasi, Bandung : Sinar Baru Algesindo

Sudjana, Nana. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Wihendra, Adi, et al, (2008) Seri Olahraga Atletik lari, lompat, lempar. Yogyakarta, Pustaka Insani Madani.

(43)

Sumber Internet :

[onlain : http://file.repository.upi.edu] 12 mei 2013

[onlain :http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/

194903161972111YOYO_BAHAGIA/PEMBELAJARAN_ATLETIK_%28BUK

U%29.pdf] 7 juli 2013.

[onlain:s_jkr file upi edu] 1 agustus 2013

[onlain:http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/09/pengertian-keterampilan.html] 9

april 2013

[onlain:http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/sport/2140116-pengertian-lari-sambung-estafet/#ixzz2PxYqqmdU] 9 april 2013

[http://caturjokamers.blogspot.com/2012/09/lari-estafet-lari-sambung-artikel.html]

24 agustus 2013

[http://pecintapermainantradisional.blogspot.com/2012/05/bentengan.html] 26

agustus 2013

[http://www.bisnisman.com/lari-sambung-atau-lari-estafet#chitika_close_button]

26 agustus 2013

[http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/1968070719920

32-TITE_JULIANTINE/4._Jurnal Metode_Pereganganx.pdf] 27 agustus 2013

[http://riki14011887.blogspot.com/2007/12/lari-sprint.html] 27 agustus

2013[http://staff.uny.ac.id.kekuatan pdf] 27 agustus 2013

Sumber Skripsi :

Herdiawan. (2012) Pengaruh Pendekatan Permainan Bebentengan Terhadap

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian Pretest-Postest Control Group Design
Gambar 3.2                                      Alur penelitian
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Keterampilan
Tabel 3.2 Interprestasi derajat reliabilitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar lari sprint melalui modifikasi permainan lari bolak-balik pada siswa kelas X-5

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan permainan tradisional dan permainan konvesional dalam aktivitas warming up terhadap minat belajar pendidikan

Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh latihan lari zig-zag terhadap kemampuan menggiring dalam permainan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui, (1) pengaruh permainan tradisional terhadap efektivitas pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada siswa kelas V

Karena itu dapat memenangkan suatu perlombaan lari sambung, selain dari setiap regu bersangkutan harus memiliki kekuatan, kecepatan, daya tahan, serta teknik lari

Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh latihan lari zig-zag terhadap kemampuan menggiring dalam permainan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan media pembelajaran permainan tradisonal congklak terhadap kemampuan memahami kosa kata baru bagi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pendekatan permainan keterampilan gerak terpilih dan membandingkan pendekatan permainan keterampilan