Universitas Kristen Maranatha viii
STUDI PERENCANAAN KOEFISIEN DEBIT
MELALUI PINTU TONJOL DENGAN MODEL FISIK
DUA DIMENSI
Stefanus Marcel NRP : 9821053 Pembimbing: Ir. Endang Ariani, Dipl. HE
Pembimbing Pendamping: Robby Yussac Tallar, ST., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
ABSTRAK
Dalam pengelolaan suatu sistem jaringan irigasi, diperlukan bangunan-bangunan air pendukung. Salah satu dari bangunan-bangunan air tersebut adalah pintu tonjol. Pintu tonjol adalah alat modifikasi dari pintu sorong yang dapat mengatur dan mengukur debit.
Pada bangunan jaringan irigasi, karakteristik aliran yang melalui pintu tonjol ini belum diketahui secara lengkap, sehingga pintu tonjol belum dapat difungsikan sebagai alat ukur debit selain sebagai alat pengatur ketinggian muka air. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan koefisien debit yang optimal melalui pintu tonjol dan juga melihat penggerusan yang terjadi dengan uji model fisik dua dimensi.
Model yang digunakan adalah saluran kaca laboratorium Universitas Kristen Maranatha. Model pintu tonjol yang digunakan dengan dimensi 59.5 (tinggi) x 40 (lebar) x 0,4 (tebal) dalam cm, dan dasar pintu dengan dimensi 200 (panjang) x 40 (lebar) x 12 (tinggi) dalam cm, dengan kemiringan di udik 1:2 dan di hilir 1:1. Diameter tonjolan yang digunakan adalah 4 cm; 5 cm; 6 cm; 7 cm dan 8 cm. Adapun endapan yang digunakan yaitu: Pasir jenis A lolos saringan No. 10 dan tertahan pada saringan nomor 20, pasir jenis B lolos saringan No. 20 dan tertahan pada saringan nomor 40, dan pasir jenis C lolos saringan 3/8” dan tertahan pada saringan nomor 4.
Hasil studi penelitian ini didapat hasil sebagai berikut, Nilai Koefisien Debit ( μ ) terbesar adalah 0.708033236 yang terdapat pada bukaan pintu tonjol terkecil, yaitu bukaan pintu 1 cm; diameter tonjolan terkecil, yaitu diameter tonjolan 4 cm; dan debit maksimum ( debit 100% ), yaitu debit 0.008131884 m³/detik.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i
SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR... ii
LEMBAR PENGESAHAN...iii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...iv
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...v
PRAKATA ...vi
ABSTRAK...viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR NOTASI... xiii
DAFTAR GAMBAR...xv
DAFTAR TABEL ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan...1
1.2 Tujuan Penulisan ...2
1.3 Pembatasan Masalah ...2
1.4 Sistematika Penulisan ...4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bangunan Pengatur dan Bangunan Pengukur ...5
2.2 Sedimen...10
2.3 Prosedur Kerja...12
2.3.1 Bagan Alir Prosedur Kerja...12
Universitas Kristen Maranatha x
2.3.3 Percobaan-percobaan Aliran...15
2.3.4 Prosedur Percobaan Analisis Ukuran Butir………....15
BAB 3 MODEL FISIK 3.1 Deskripsi Model...12
3.2 Ukuran Butir...23
BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Percobaan Lengkung Debit...25
4.2 Hasil Pengujian aliran dengan bukaan 1 cm, 2cm, 3cm...29
4.2.1 Diameter Tonjol 4 cm………..……..30
4.2.1.1 Percobaan 1 dengan bukaan 1 cm………...30
4.2.1.2 Percobaan 2 dengan bukaan 1 cm………..30
4.2.1.3 Percobaan 1 dengan bukaan 2 cm………….…….32
4.2.1.4 Percobaan 2 dengan bukaan 2 cm………..32
4.2.1.5 Percobaan 1 dengan bukaan 3 cm………..33
4.2.1.6 Percobaan 2 dengan bukaan 3 cm………..34
4.2.2 Diameter Tonjol 5 cm……..……….….……35
4.2.2.1 Percobaan 1 dengan bukaan 1 cm………...35
4.2.2.2 Percobaan 2 dengan bukaan 1 cm………..36
4.2.2.3 Percobaan 1 dengan bukaan 2 cm………….…….37
4.2.2.4 Percobaan 2 dengan bukaan 2 cm………..38
4.2.2.5 Percobaan 1 dengan bukaan 3 cm………..39
4.2.2.6 Percobaan 2 dengan bukaan 3 cm………..40
4.2.3.1 Percobaan 1 dengan bukaan 1 cm………...41
4.2.3.2 Percobaan 2 dengan bukaan 1 cm………..42
4.2.3.3 Percobaan 1 dengan bukaan 2 cm………….…….43
4.2.3.4 Percobaan 2 dengan bukaan 2 cm………..44
4.2.3.5 Percobaan 1 dengan bukaan 3 cm………..45
4.2.3.6 Percobaan 2 dengan bukaan 3 cm………..46
4.2.4 Diameter Tonjol 7 cm………47
4.2.4.1 Percobaan 1 dengan bukaan 1 cm………...47
4.2.4.2 Percobaan 2 dengan bukaan 1 cm………..48
4.2.4.3 Percobaan 1 dengan bukaan 2 cm………….…….49
4.2.4.4 Percobaan 2 dengan bukaan 2 cm………..50
4.2.4.5 Percobaan 1 dengan bukaan 3 cm………..51
4.2.4.6 Percobaan 2 dengan bukaan 3 cm………..52
4.2.5 Diameter Tonjol 8 cm………53
4.2.5.1 Percobaan 1 dengan bukaan 1 cm………...53
4.2.5.2 Percobaan 2 dengan bukaan 1 cm………..54
4.2.5.3 Percobaan 1 dengan bukaan 2 cm………….…….55
4.2.5.4 Percobaan 2 dengan bukaan 2 cm………..56
4.2.5.5 Percobaan 1 dengan bukaan 3 cm………..57
4.2.5.6 Percobaan 2 dengan bukaan 3 cm………..58
4.3 Analisis Ukuran Butir Untuk Pasir Sedimen...72
4.3.1 Analisa Ukuran Butir Pasir A………72
4.3.2 Analisa Ukuran Butir Pasir B………75
Universitas Kristen Maranatha xii
4.4 Hasil Pengujian Pengerusan...81 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
D A F T A R N O T A S I
A = Luas basah penampang saluran ( m2 ) a = Tinggi bukaan pintu (cm)
B = Lebar bendung ( m )
b = D i a m e t e r t o n j o l a n p i n t u C = koefisien Chezy
Cc = Koefisien gradasi Cd = koefisien debit
Cu = Koefisien keseragaman
D10 = Diameter butiran tanah yang bersesuian dengan 10% dari butiran yang lolos saringan (atau ukuran efektif) (mm)
D30 = Diameter butiran tanah yang bersesuaian dengan 30% dari butiran yang lolos saringan (atau ukuran efektif) (mm)
D60 = Diameter butiran tanah yang bersesuaian dengan 60% dari butiran yang lolos sarigan (ukuran efektif) (mm)
L = lebar (m) N (%) = Persen lolos
Q = Debit aliran (m3/detik) R (%) = Persen kumulatif tertahan SP = Pasir bergradasi buruk SW = Pasir bergradasi baik
hhilir = Tinggi muka air di hilir pintu sorong (m)
Universitas Kristen Maranatha xiv
Δhhilir = Tinggi muka air di hilir pintu sorong dikurangi tinggi dasar pintu sorong
(m)
q = Debit aliran dibagi lebar (m3/det/m1) Wr = Berat tertahan (gr)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pintu Sorong...6
Gambar 2.2 Pintu Romijn... ………....…..7
Gambar 2.3 Pintu Crump-de Gruyter...8
Gambar 2.4 Pintu Tonjol...10
Gambar 2.5 Bagan Alir Prosedur Kerja...13
Gambar 3.1 Pintu Tonjol Pada Saluran...20
Gambar 3.2 Model Pintu Tonjol dan Dasar Pintu Tonjol ...21
Gambar 3.3 Sketsa Alat Ukur Thomson...21
Gambar 3.4 Meteran Taraf Pada Udik...22
Gambar 3.5 Meteran Taraf Pada Hilir...22
Gambar 3.6 Saringan dan Mesin Pengayak...24
Gambar 4.1 Hubungan Antara Q danΔh Alat Ukur Thomson...28
Gambar 4.2 Hubungan Antara µ danΔh/a Bukaan Pintu 1 cm...60
Gambar 4.3 Hubungan Antara µ danΔh/a Bukaan Pintu 2 cm...61
Gambar 4.4 Hubungan Antara µ danΔh/a Bukaan Pintu 3 cm...62
Gambar 4.5 Hubungan Antara QThomson dan ΔhThomson untuk Bukaan Pintu 1 cm...63
Gambar 4.6 Hubungan Antara QThomson dan ΔhThomson untuk Bukaan Pintu 2cm...64
Universitas Kristen Maranatha xvi
Gambar 4.8 Hubungan Antara µ dan QThomson untuk Bukaan Pintu 1
cm...66
Gambar 4.9 Hubungan Antara µ dan QThomson untuk Bukaan Pintu 2 cm...67
Gambar 4.10 Hubungan Antara µ dan QThomson untuk Bukaan Pintu 3 cm...68
Gambar 4.11 Hubungan Antara µ dan Δh/a Untuk Bukaan Pintu 1, 2, 3 cm...69
Gambar 4.12 Hubungan Antara QThomson dan ΔhThomson Untuk Bukaan Pintu 1, 2, 3 cm...70
Gambar 4.13 Hubungan Antara µ dan QThomson Untuk Bukaan Pintu 1, 2, 3 cm...69
Gambar 4.14 Kurva Distribusi Ukuran Pasir A...74
Gambar 4.15 Kurva Distribusi Ukuran Pasir B...77
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hasil perhitungan nilai hThomsondan nilai QThomson ...27
Tabel 4.2 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 1 cm...31
Tabel 4.3 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 2 cm...33
Tabel 4.4 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 3 cm...35
Tabel 4.5 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 1 cm...37
Tabel 4.6 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 2 cm…….……..39
Tabel 4.7 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 3 cm...41
Tabel 4.8 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 1 cm…………...43
Tabel 4.9 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 2 cm...45
Tabel 4.10 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 3 cm…………...47
Tabel 4.11 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 1 cm…………...49
Tabel 4.12 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 2 cm...51
Tabel 4.13 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 3 cm…………...53
Tabel 4.14 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 1 cm…………...55
Tabel 4.15 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 2 cm...57
Tabel 4.16 Hasil perhitungan Koefisien Debit Untuk Bukaan 3 cm…………...59
Tabel 4.17 Analisa Ukuran Butir Pasir A………74
Tabel 4.18 Analisa Ukuran Butir Pasir B………77
Tabel 4.19 Analisa Ukuran Butir Pasir C………80
Tabel 4.20 Penggerusan Terdalam dari Tiap-tiap Jenis Pasir ...82
Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agar pengelolaan air irigasi pada jaringan irigasi menjadi efektif, maka debit harus di ukur dan di atur pada hulu saluran primer, pada cabang saluran dan pada bangunan sadap tersier. Berbagai macam bangunan dan peralatan telah dikembangkan untuk maksud tersebut.
Pintu tonjol adalah salah satu alat modifikasi dari pintu sorong yang dapat mengatur dan mengukur debit. Pintu tonjol banyak digunakan pada bukaan kecil
2
karena penggunaan pada bukaan yang lebih besar alat-alat angkatnya akan terlalu berat untuk menanggulangi gaya gesek pada sponeng. Pada bangunan di jaringan irigasi, karakteristik aliran yang melalui pintu tonjol ini dapat diketahui secara lengkap, sehingga pintu tonjol dapat difungsikan sebagai alat ukur debit selain sebagai alat pengatur ketinggian muka air. Apabila pintu tonjol dapat difungsikan sebagai alat ukur debit, maka perencanaan dan pengoperasian sistem jaringan irigasi akan lebih mudah.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Maksud dari penulisan Tugas Akhir ini untuk mendapatkan koefisien debit yang optimal melalui pintu tonjol dan juga melihat penggerusan yang terjadi dengan uji model fisik dua dimensi.
Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk memudahkan perencanaan dan pengoperasian pintu tonjol sebagai alat ukur debit pada suatu sistem jaringan irigasi dengan nilai koefisien debit mendekati angka satu sebagai nilai yang optimal.
1.3 Pembatasan Masalah
Penelitian dengan uji model fisik dilakukan dengan model dua dimensi pintu tonjol dari saluran kaca laboratorium Universitas Kristen Maranatha dengan pembatasan masalah sebagai berikut:
Universitas Kristen Maranatha 3
2. Ukuran model pintu tonjol yang digunakan, adalah tinggi 59.5 cm, lebar 40 cm, dan ketebalan model pintu 4 mm dan terbuat dari flexy glass, dengan tonjolan berbentuk setengah lingkaran yang diletakan
diujung dasar pintu dengan diameter 4 cm, 5 cm, 6 cm, 7 cm, 8 cm. 3. Dasar pintu tonjol yang digunakan, panjang 200 cm, lebar 40 cm,
tinggi 12 cm, dengan kemiringan 1:2 pada udik pintu dan 1:1 pada hilir pintu, yang terbuat dariflexy glass.
4. Sedimen yang digunakan menggunakan 3 jenis pasir :
Jenis pasir A adalah pasir hasil penyaringan yang lolos
saringan no.10 (≤2,00 mm ) dan tertahan no.20 (≤ 0.85 mm ).
Jenis pasir B adalah pasir hasil penyaringan yang lolos saringan
no.20 (≤0.85 mm ) dan tertahan no.40 (≤0.425 mm ).
Jenis pasir C adalah pasir hasil penyaringan yang lolos saringan
no 3/8” (≤9.5 mm ) dan tertahan no.4 (≤4.75 mm ). 5. Pengukuran debit menggunakan alat ukur Thomson dihilir saluran. 6. Kemiringan dasar saluran sama dengan nol.
7. Tinggi bukaan pintu ditentukan sebelumnya, yaitu 1 cm, 2 cm, 3 cm. 8. Skala model tidak diperhitungkan.
4
1.4 Sistematika Pembahasan
Penjabaran permasalahan dalam Tugas Akhir ini menurut sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas latar belakang, maksud dan tujuan, pembatasan masalah serta sistematika pembahasan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN PROSEDUR KERJA
Membahas tinjauan pustaka tentang bangunan pengatur dan bangunan ukur termasuk di dalamnya pintu tonjol, serta bangunan-bangunan pengatur dan pengukur lainnya, serta prosedur kerja dan langkah-langkah percobaan.
BAB 3 MODEL FISIK
Membahas deskripsi model fisik yang digunakan. BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Membahas hasil-hasil data percobaan dan menganalisisnya. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Universitas Kristen Maranatha
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dan analisis maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai Koefisien Debit ( μ ) terbesar adalah 0.708033236 yang terdapat pada :
Bukaan Pintu tonjol terkecil, yaitu bukaan pintu1 cm.
Universitas Kristen Maranatha 88
Diameter tonjolan terkecil, yaitu diameter tonjolan 4 cm.
Debit maksimum ( debit 100% ), yaitu debit 0.008131884 m³/detik.
2. Penggerusan terdalam terjadi pada ukuran butiran pasir terkecil, yaitu pasir lolos saringan nomor 20 dan tertahan pada saringan nomor 40, dan penggerusan terdangkal terjadi pada ukuran butiran pasir terbesar, yaitu pasir lolos saringan nomor 3/8” dan tertahan pada saringan nomor 4.
5.2 Saran
Dari hasil kesimpulan diatas didapatkan saran-saran sebagai berikut: 1. Untuk penelitian lebih lanjut, variasi-variasi diameter butir pasir untuk
penggerusan dapat ditambahkan atau dikurangi sehingga didapat hasil yang lebih akurat lagi.
2. Kemiringan dasar saluran dapat divariasikan.
3. Diperlukan adanya peralatan yang lebih canggih yang dapat dipergunakan, misalnya pemakaian meteran taraf digital untuk pembacaan tinggi muka air yang tidak rata baik di udik maupun di hilir, dan pintu air menggunakan sistem otomatis untuk mendapatkan debit maksimum yang sama nilainya disetiap perubahan diameter dan bukaan pintu.
4. Dapat dilakukan percobaan untuk aliran tidak Sempurna atau aliran terganggu sebagai bahan perbandingan.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 89
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Standarisasi Nasional, Tata Cara Perencanaan Hidrologi Dan Hidraulik Untuk Bangunan di Sungai,SNI 03-1724-1989
2. Das, Braja M. (1985), Mekanika Tanah - Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis, Jilid 1, Terjemahan Noor Endah Mochtar, Ir., M.Sc, Ph.D, dan Indra Surya B. Mochtar, Ir., M.Sc, Ph.D. Principles of Geotechnical Engineering, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Departemen PekerjaanUmum Direktorat Jendral Pengairan. (1989), Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama KP-02.
4. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Pengairan. (1989), Standar Perencanaan Irigasi, Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan
KP-04.