• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SINDANGLAYA 1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SINDANGLAYA 1."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA

DI SEKOLAH DASAR NEGERI SINDANGLAYA 1

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Oleh

DEDE SHINTA MUSTIKA

0801453

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh Permainan Tradisional

Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di

Sekolah Dasar Negeri Sindanglaya 1

Oleh

Dede Shinta Mustika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan kesehatan

© Dede Shinta Mustika 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Dede Shinta Mustika

Nim : 0801453

Judul skripsi : Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa di

Sekolah Dasar Negeri Sindanglaya 1

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

(Dr. Uhamisastra, MS) NIP :195106221980021001

Pembimbing II

(Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M.Ed) NIP : 195003111978101001

Mengetahui Ketua

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Judul : Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa di Sekolah Dasar Negeri Sindanglaya 1 Nama: Dede Shinta Mustika, Pembimbing I Dr. Uhamisastra, MS, Pembimbing II Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M. Ed

(5)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

The influence of Traditional Games Against Social Behavior in Elementary School Students Sindanglaya 1. Name: Dede Shinta Mustika, Mentor I Dr. Uhamisastra, MS, Mentor II Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M. Ed.

(6)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Halaman

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH………. iii

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL……….. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian.………... 7

D. Manfaat Penelitian………... 7

E. Batasan Penelitian……….. 7

F. Definisi Oprasional……… 8

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Permainan Tradisional 1. Pengertian dan Krakteristik Permainan Tradisional ……….. 9

2. Macam-Macam Permainan Tradisional ………... 10

3. Manfaat Permainan Tradisional ……… 34

B. PRILAKU SOSIAL 1. Pengertian Prilaku social Manfaat Permainan Tradisional ……….. 35

2. Faktor-faktor Yang Dapat Membentuk Perilaku Sosial ………….. 41

3. Bentuk Perilaku Sosial ………. 42

4. Karakteristik Perilaku Sosial Siswa SD ……….. 45

C. Anggapan Dasar ……… 46

(7)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian……….. 49

B. Desaint Penelitian ………. 50

C. Populasi dan Sampel …….……… 50

D. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional ……… 52

E. Instrumen Penelitian ………. 56

F. Prosedur Penelitian ... 60

G. Prosedur Pengolahan Data ... 63

H. Lokasi Penelitian……… 64

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data……….. 65

B. Diskusi Penemuan……….. 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 72

B. Saran……….. 72

DAFTAR PUSTAKA……… 73

(8)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1

Galah Asin atau Gobak Sodor ………...

(9)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1

3.2 3.3 4.1 4.2

4.3 4.4

Kisi-Kisi Angket Pengaruh Permainan Tradisonal Terhadap Pembentukan Perilaku Sosial Di SD Negeri Sindanglaya 1

………...

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen ………..

Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban ... Deskripsi Skor Rata-rata Tes Perilaku Sosial ………. Hasil Uji Normalitas Skor Rata-rata Tes Perilaku Sosial Dengan Menggunakan Uji Kolmogorov – Smirnov ……… Hasil Uji Homogenitas Tes Perilaku Sosial ……… Hasil Analisis Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji Satu Pihak) Antara Kelompok Eksperimen Dengan Kelompok Kontrol ………

56 58 59 63

64 65

(10)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mengingat zaman semakin maju, sekarang ini banyak sekali bermunculan permaian anak yang semakin beraneka ragam. Seiring dengan kemajuan tersebut membawa dampak terkikisnya permaian tradisional, Kalaupun ada hanya sedikit yang masih memainkanya. Hal tersebut merupakan tanggung jawab semua untuk melestarikannya, mengingat itu semua termasuk tradisi budaya peninggalan nenek moyang terdahulu. Selain itu perlu juga ditanamkan kepada generasi yang akan datang tentang perlunya pelestarian hasil peninggalan nenek moyang yang terdahulu dijadikan sebagai budaya, dengan harapan tidak akan pernah pudar seiring dengan waktu dan kemajuan teknologi yang semakin membutakan generasi.

Disamping untuk melestarikan budaya nenek moyang, permainan tradisional perlu dilestarikan karena memberikan banyak manfaat edukatif bagi anak. Bermain sangat signifikan dengan perkembangan anak secara fisik, sosial, emosional, dan kognitif. Pendidikan merupakan suatu proses pembinaan yang berlangsung seumur hidup. Undang-undang Sistem Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan prestasi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

(11)

2

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional, khususnya melalui pendidikan jasmani.

Mengacu pada pendapat Supandi (1991:2) bahwa: ”Kegiatan belajar

mengajar pendidikan jasmani mendorong siswa mengalami hal-hal sebagai berikut diantaranya: 1) perkembangan aspek-aspek kepribadian dan 2)

pemantapan nilai sosial.” maka melalui pendidikan jasmani diharapkan tidak saja

aspek psikomotor yang terbina melainkan aspek afektif dan kognitif pun dapat berkembang dengan baik pula.

Aspek afektif yang dapat terbentuk secara positif melalui pendidikan jasmani diantaranya adalah sikap disiplin, kerjasama, fair play dan saling menghargai. Aspek ini dapat dikembangkan melalui materi-materi olahraga dan permainan.

Materi pendidikan jasmani yang di dalamnya mencakup materi olahraga dan permainan tradisional merupakan salah satu materi yang dalam pelaksanaannya sering melibatkan aktivitas siswa secara berkelompok atau lebih dari satu orang. Hal ini mengindikasikan bahwa materi-materi olahraga dan permainan dominan mengandung nilai-nilai sosial yang dapat ditranformasikan kepada siswa agar perilaku sosial siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.

(12)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berkaitan dengan pengaruh permainan terhadap perkembangan aspek sosial siswa dijelaskan oleh Sukintaka (1980:4) sebagai berikut:

Permainan yang diberikan kepada siswa bukan saja bentuk permainan yang menyenangkan melainkan juga mempunyai nilai-nilai yang penting yaitu sebagai penunjang sosialisasi. Di dalam kegiatan tersebut anak belajar bagaimana bergaul dengan anak lain, bekerjasama dalam berbagai kegiatan dan memainkan peranan sebagai pemimpin dan sebagai pengikut serta menilai diri dan kemampuannya secara realistik dengan membandingkan diri dengan kemampuan teman sebayanya.

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa melalui permainan dapat menanamkan nilain-nilai yang penting dalam menunjang sosialisasi sehingga anak dapat belajar bagaimana cara bergaul satu sama lain, kerja sama, mampu menjadi pemimpin dalam kelompok, dan dapat saling menilai kemampuan diri sendiri dan dapat membandingkan diri dengan teman sebayanya. Hal ini berkaitan pula dengan tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock ( dalam Muhammad Ali, 2008 : 10) adalah :

(13)

4

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan remaja memiliki tugas-tugas yang mana anak mampu menerima keadaan fisiknya, mempu mengembangkan tanggung jawab sosial, harus mampu menilai mana yng baik dan yang salah, mampu mencapai kebebasan, mampu memposisikan diri di masyarakat dan harus mampu mempersiapakan diri untuk memasuki kehidupan yang lebih luas. Namun disamping itu berbeda halnya dengan perilaku sosial yang ditunjukkan siswa, khususnya siswa SD Negeri Sindanglaya 1 dalam aktivitasnya di sekolah relatif beragam. Ada siswa yang mudah berinteraksi dengan siswa dan guru, ada pula yang tertutup. Ada siswa yang aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah dan ada pula siswa yang kurang berpartisipasi aktif dengan kegiatan yang ada di sekolah.

Mengacu pada kondisi tersebut dan dikaitkan dengan tujuan pendidikan jasmani yaitu membentuk manusia yang berkualitas baik secara kognitif, psikomotorik maupun afektif, maka nampak ada sesuatu yang perlu diperhatikan dan ditanggapi oleh para pendidik berkenaan dengan perilaku sosial siswa tersebut, karena jika kurang diperhatikan akan menyebabkan siswa tidak memiliki keterampilan sosial yang baik.

Penjelasan di atas menggambarkan bahwa masa anak-anak merupakan masa yang paling menentukan perilaku individu di masa mendatang. Perilaku yang dominan ditunjukkan oleh siswa dalam kesehariannya di sekolah adalah ketergantungan pada kelompok sebaya, keinginan menyendiri dan keinginan bebas dari dominasi orang tua. Hal ini berarti pada umumnya siswa lebih mementingkan keberadaannya dalam kelompok dan sebaliknya tidak sedikit pula yang mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekolah secara baik, sehingga kecenderungan yang muncul adalah keinginan untuk menyendiri atau hanya bergaul dengan beberapa orang saja yang dia sukai.

Perilaku siswa tersebut merupakan wujud dari sikap yang sendirinya yakni. Mengenai sikap, Secord and Bacman (1964) membagi sikap menjadi tiga komponen yaitu :

(14)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Komponen kognitif, adalah komponen yang terdiri dari pengetahuan Pengetahuan inilah yang akan membentuk keyakinan dan pendapat tertentu tentang objek sikap. b. Komponen afektif, adalah komponen yang berhubungannya dengan perasaan senangatau tidak senang, sehingga bersifat evaluatif. Komponen ini erat hubungannyadengan sistem nilai yang dianut pemilik sikap. c. Komponen konatif, adalah komponen sikap yang berupa kesiapan seseorang untuk berperilaku yang berhubungan dengan objek sikap.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka sebagai ilustrasi diambil contoh sikap tentang aktivitas olahraga. Mula-mula seseorang harus memiliki keyakinan tertentu tentang aktivitas olahraga, misalnya olahraga itu baik untuk kesehatan (aspek kognitif). Lalu memiliki perasaan positif atau negatif terhadap aktivitas olahraga. Seseorang bisa menyukai aktivitas olahraga atau tidak suka (aspek afektif). Kemudian, orang tersebut juga memiliki kecenderungan perilaku tertentu terhadap aktivitas olahraga. Jika orang tersebut menyukainya maka ia akan melakukan aktivitas olahraga serta mengatakan bahwa aktivitas olahraga itu baik dan bersedia mengeluarkan uang untuk melakukan aktivitas olahraga. Jika anda tidak menyukainya maka anda tidak melakukan aktivitas olahraga (aspek perilaku). Jadi, belum sikap namanya jika hanya memiliki pendapat terhadap sesuatu (misalnya olahraga penting untuk kesehatan). Namun jika seseorang memiliki perasaan tertentu terhadap aktivitas olahraga (misalnya suka berolahraga) dan mau melakukannya barulah pendapat itu merupakan sikap.

Sebagaimana penjelasan sebelumnya bahwa sikap sebagai bagian perilaku merupakan perwujudan rasa suka dan tidak suka terhadap suatu objek. Sedangkan kata sosial dapat diartikan sebagai keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Kehadiran itu bisa nyata untuk dilihat dan dirasakan, namun juga bisa hanya dalam bentuk imajinasi. Mengenai perilaku sosial, Krech et. al. (1962:104-106) mengungkapkan bahwa untuk memahami perilaku sosial individu, dapat dilihat dari kecenderungan-kecenderungan ciri-ciri respon interpersonalnya, yang terdiri dari :

(15)

6

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

individu lain, dan (3) Ekspressi (Expression Disposition), yaitu kecenderungan yang bertautan dengan ekpresi diri dengan menampilkan kebiasaaan-kebiasaan khas (particularfashion).

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketidak mampuan siswa dalam penyesuaian diri dengan lingkungan adalah melalui pendidikan yang salah satunya adalah pendidikan jasmani. Dalam pendidikan jasmani tidak hanya domain psikomotor yang dibina, tetapi juga mencakup domain afektif dan kognitif. Dengan demikian, pendidikan jasmani dapat memberikan dampak positif pada siswa untuk mengembangkan kemampuan secara keseluruhan baik afektif, kognitif dan psikomotorik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lutan (2000:2) sebagai berikut:

Pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan aktifitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.

2. Berpartisipasi dalam aktifitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa melalui kegiatan pendidikan jasmani diharapkan perilaku sosial siswa dapat dibentuk ke arah yang positif dan lebih baik dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan pendidikan jasmani selain dapat mengembangkan kemampuan fisik juga dapat mengembangkan keterampilan sosial. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh permainan tradisional terhadap perilaku sosial siswa di SD Negeri Sindanglaya 1. Hal ini dikarenakan dalam permainan tersebut terkandung nilai-nilai sosial seperti kerja sama, kepemimpinan, penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain serta kepatuhan terhadap aturan yang berlaku.

B. Rumusan Masalah

(16)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pendidikan moral. Oleh karena itu aspek-aspek tersebut harus ditumbuh kembangkan kepada setiap siswa. Beberapa aspek sosial yang diharapkan terbina melalui permainan adalah kerja sama, saling menghargai, kepemimpinan, dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: ” Apakah permainan tradisional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku sosial siswa kelas V di SD Negeri Sindanglaya 1?

C. Tujuan Penelitian

Dalam segala bentuk kegiatan, tujuan merupakan dasar pemikiran yang paling utama, tanpa adanya tujuan suatu kegiatan tidak akan berjalan lancar. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah permainan tradisional memberikan pengaruh secara signifikan terhadap perilaku sosial siswa kelas V di SD Negeri Sindanglaya 1.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian bermanfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis dapat digunakan sebagai masukan (bahan pemikiran) keilmuan dan informasi bagi lembaga pendidikan yang dalam hal ini adalah sekolah maupun bagi perorangan, seperti guru pendidikan jasmani, mahasiswa, para pembaca dan pemerhati olahraga mengenai pengaruh pembelajaran permainan terhadap pengembangan perilaku sosial siswa.

2. Secara praktis dapat dijadikan acuan dan pedoman bagi guru pendidikan jasmani dalam upaya mengembangkan perilaku sosial siswa melalui permainan tradisional.

E. Pembatasan Penelitian

(17)

8

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidikan tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya. Tenaga, kecekatan, waktu, biaya dan lain sebagainya yang timbul dari rencana

tersebut.”

Berdasarkan dari pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa batasan istilah dilakukan untuk dapat menetapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya baik tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut. Adapun pembatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan tradisional yang diberikan sebanyak 12 kali pertemuan.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pembentukan perilaku sosial siswa.

3. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sindanglaya 1 sebanyak 50 orang yang diperoleh secara acak dari populasi sebanyak 50 orang siswa.

4. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. 5. Instrumen penelitian ini adalah angket mengenai perilaku sosial siswa. F. Definisi Oprasional

1. Permainan Tradisional yaitu olah raga asli ada di Indonesia dan mungkin setiap daerah olah raga yang populer dan antara daerah satu dengan yang lain berbeda. Permainan yang mengasah kerja sama dan kekompakan

(18)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Adapun yang dimaksud metode yang tepat itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Surakhmad (1989:31) ”Metode adalah merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan misalnya untuk menguji hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu”.

Dalam kutipan di atas, dapat disajikan kembali bahwa metode merupakan suatu cara yang dipergunakan teknik dan alat-alat tertentu sehingga memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode. Metode yang dipergunakan adalah metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen

dijelaskan oleh Surakhmad (1994 : 194), mengemukakan bahwa “ Penelitian eksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil.”

Nasution (1987:47) mengemukakan bahwa : “Dalam suatu eksperimen kita ingin meneliti pengaruh variabel tertentu terhadap suatu kelompok dalam kondisi yang

dikontrol secara ketat.”

Pendapat serupa dikemukakan oleh sudjana (1989:12) sebagai berikut :

Penelitian experimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

(19)

50

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan post-test control group design sebagai desain penelitiannya. Desain penelitian yang disusun adalah sebagai berikut:

Treatment group O1 X1 O2 Control group O3 O4

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

R : Pemilihan kelompok yang dilakukan secara random X1 : Perlakukan (treatment) kelompok eksperimen O1 : Tes awal

O2 : Tes akhir

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian, sehubungan dengan populasi diungkapkan oleh Sudjana (1989:84) sebagai

berikut: “Populasi maknanya berkaitan dengan elemen, yakni untuk tempat diperolehnya informasi. Elemen tersebut bisa berupa individu, keluarga, rumah tangga, kelompok sosial, sekolah, kelas, organisasi dan lain-lain”. Lebih lanjut

(20)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.

Berdasarkan penjelasan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan sumber data dan informasi. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas V SD Negeri Sindanglaya 1 sebanyak 50 orang.

2. Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengambilan sampel dengan cara sampel purposive (sampel bertujuan). Sehubungan dengan pengambilan sampel purposive, Arikunto (1993:113) menjelaskan sebagai berikut :

Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah. Tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu yang dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu oleh peneliti seperti : dana, waktu, dan penentuan karakteristik populasi.

Mengenai jumlah banyaknya sampel Arikunto (2008 : 127) mengungkapkan teknik sampel sebagai berikut :

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan pengertian populasi, namun apabila subjek lebih dari 100 ambil 10-15% atau 20-25% untuk dijadikan sampel.

(21)

52

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu D. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu 1 variabel bebas (independent) dan 1 variabel terikat (dependent). Berkenaan dengan kedua variabel tersebut, sugiono (2009:39) mengemukakan sebagai berikut:

Variabel independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab berubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen: sering disebut sebagai variabel output, atau yang menjadi akibat, karena adaknya variabel bebas.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas merupakan variabel yang memberikan pengaruh pada variabel yang terikat. Dengan demikian, kedua variabel ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, karena mempunyai hubungan sebab akibat.

2. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yang perlu dijelaskan sebagai pedoman dalam oprasionalnya. Sehingga tidak menimbulkan penafsiran-penafsiran yang keliru yang dapat menjauhkan dari maksud dan tujuan penelitian ini. adapun variabel tersebut antara lain:

a. Permainan Tradisional

Dalam kehiduapan sehari-hari, kita tidak akan luput dari kata bermain. Sejak kecil bahkan sampai dengan tingkat perguruan tinggi pun kita masih suka bermain. Seiring dengan perkembangan zaman, telah banyak bermunculan jenis-jenis permainan. Salah satunya yang masih bertahan adalah permainan tradisional.

(22)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

“Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan atau olahraga yang

berkambang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya

setempat”

b. Perilaku Sosial

Suryaman (1989; 29) mengemukakan bahwa: “Perilaku sosial adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk berkomunikasi dengan

lingkungannya Perilaku tersebut sesuai dengan tuntutan sosial atau masyarakat”.

Hal tersebut diperjelas oleh Harlock (1997: 250) yang dikutip oleh Tjandrasa yang mengemukakan bahwa: “Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial, menjadi orang yang mampu bermasyarakat (sosialized).

Sehubungan dengan itu Krech et al. (1982) dalam bukunya yang berjudul Individual in Society yang dikutip oleh Oom Rohmah (2010:36), menyatakan bahwa ada 12 sifat respon antar pribadi yang diklasifikasi ke dalam tiga kategori yaitu:

1) Role Dispositions (kecenderungan perilaku peran) terdiri dari:

(23)

54

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diperintah, tidak memiliki rasa kepemimpinan serta tidak memiliki keinginan keras. c) Social intiative (social passivity). Organized groups; does not stay in background; makes suggestions at meetings; takes over leadership. Sifat inisiatif dan pasif secara sosial; orang yang memiliki sifat inisiatif, cenderung senang mengorganisasi kelompok, tidak mempermasalahkan latar belakang, senang mengelola suatu kelompok, senang membangun situasi petemanan, mampu memposisikan diri sebagai pemimpin sedangkan orang bersifat pasif secara sosial akan menunjukan sikap yang pendiam, tiadak aktif dalam suatu organisasi. d)

Independence (dependence). Prefers to do own planning, to work things out in

own way; do not seek support or advice; emotionally self-suffient . Sifat mandiri dan tergantung; orang yang memiliki sifat mandiri biasanya memiliki rencana-rencana sendiri, tidak bergantung pada orang lain, melakukan sesuatu dengan sendiri serta emosi dan secara psikologi lebih stabil. Sedangkan orang yang memiliki sifat ketergantungan tidak mampu berdiri sendiri, selalu membutuhkan bantuan orang lain serta secara emosional kurang stabil.

2) Sociometric dispositions (kecenderungan perilaku dalam hubungan social)

terdiri dari:

a) Accepting of others (rejecting others). Nunjudgemental in attitude toward other; permissive believing and trustfull; overlooks weaknesses an sees best in

other. Dapat diterima dan ditolak oleh orang lain; orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain percaya, loyal dan mampu menghargai kelebihan maupun kekurangan orang lain. Sedangkan sifat yang ditolak oranglain lebih senang mencari kesalahan orang lain, tidak suka bergabung serta kurang peduli terhadap lingkungan sosial. b) sociability (unsociability). Participates in social affairs; like to be with people; out going. Suka bergaul atau tidak suka bergaul. Orang yang suka bergaul selalu terlibat dalam urusan orang lain sedangkan orang yang tidak suka bergaul lebih menutup diri dari lingkungan social. c) Friendliness (unfriendliness). warm; open and approachable; approaches other person; easily;

(24)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diterima oleh orang lain memiliki sifat periang,hangat,terbuka, kepada orang lain, mudah didekati orang lain, dan banyak melakukan hubungan sosial. Sedangkan orang yang tidak ramah kepada orang lain menunjukan sifat-sifat tertutup, pendiam, dan cenderung tidak punya teman. d) sympathetic (unsympathetic). Concerned with the feeling and wants of other; displays kindly generous

behavior; defends underdog. Simpatik atau tidak simpatik. Orang yang memiliki sifat simpatik kepada orang lain biasanya memiliki kepedulian yang tinggi, akan lebih menonjolkan kebaikan dan kemurahan hati, saling tolong menolong terhadap orang lain sifat peduli terhadap perasaan orang lain dan keinginan orang lain, sedangkan orang yang tidak memiliki sifat simpatik acuh tak acuh terhadap orsng lain tidak peduli terhadap lingkungan social dan lebih bersifat angkuh,.

3) Expressive dispositions (kecenderungan perilaku ekspresif) terdiri dari:

a) Competitiveness (noncompetitiveness). Sees every relationship as a contest others are rivals to be defeated; self aggrandizing; noncooperative. Sifat suka bersaing (kerjasama). Orang memiliki sifat suka bersaing dengan orang lain, akan memngagap sebagai perlombaan dan biasanya akan memnggap orang lain sebagai lawan atau saingan yang harus dikalahkan, sedangkan orang yang suka bersaing memiliki sifat rendah hati, tidak memandang orang lain serta mampu bekerjasama. b) aggressiveness (nonaggresiveness). Attacks other direcly or indirectly; show defiant resentment of authority; quarrelsome; negativistic. Sifat

agresif dan tidak agresif. Orang yang memiliki sifat agresif akan menunjukan perilaku social suka menyerang orang lain baik langsung maupun tidak langsung, pedendam atau tidak patuh pada penguasa, suka bertengkar, dan suka menyangkal. Sedangkan orang yang memiliki sifat tidak agresif memiliki sifat tidak menjatuhkan orang lain, tidak pendemdan, memiliki sifat yang hangat dan tidka menyangkal menunjukan sikap yang sebaliknya. c) self consciousness (social poise). Embarrassed when entering a room after others are seated suffers

excessively from stage fright; hesitates to volunteer in group discussion; bothered

by people wathching him at work; feels uncomfortable if diferents from others.

(25)

56

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang berlebihan ketika berpidato atau menyampaikan sesuatu, ragu-ragu dalam diskusi kelompok, merasa tidak nyaman apabila bekerja harus dipantau orang lain dan merasa tidak nyaman apabila bergabung dengan oranglain . d) Exhibitionistic (self effacing). Is given to excess and ostentation in behavior and dress; seek

recognition and applause; show off and behaves queerly to attact attention. Sifat suka pamer atau menonjolkan diri. Orang yang suka menonjolkan diri biasanya memiliki sifat angkuh, menonjolkan diri sendiri memiliki sifat ingin dipuji orang lain serta sering melakukan hal-hal yang aneh untuk menarik perhatian oranglain

E. Instrumen Penelitian

1. Alat pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel diperlukan alat yang disebut instrumen. Maka alat pengumpulan data yang digunakan sebagai alat untuk memecahkan atau menjawab permasalahan dalam penelitian adalah angket. Mengenai pengertian angket, dijelaskan oleh Margono (2004: 167) adalah: “Alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden”.

(26)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Pengaruh Permainan Tradisonal Terhadap Pembentuka

Perilaku Sosial Di SD Negeri Sindanglaya 1

Definisi Para Ahli Definisi Indikator Deskripsi

Operasional 2. Taat pada peraturan yang

ada disekolah

3. Selalu menolong sesama teman

(27)

58

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil perhitungan dengan Ms excel, maka diperoleh item yang dinyatakan layak untuk digunakan sebanyak 64 item dari 80 item setelah disamakan dengan dengan indeks validitas terentang antara 0,339 – 0,532.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya derajat validitas suatu tes, dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil tes itu dengan kriterium. Adapun teknik yang digunakan untuk mencari kesesuaian atau kesejajaran suatu tes adalah teknik korelasi. Pendekatan teknik korelasi oleh pearson dilakukan dengan dua cara:

a. Teknik korelasi product momen dengan simpangan

√ ∑ ∑

Arti unsur tersebut adalah:

= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

x = perbadaan antara skor variabel X dengan nilai rata-rata dari variabel X y =perbedaan antara skor variabel Y dengan nilai rata-rata dari variabel Y ∑ = jumlah dari hasil perkalian antara X dan Y

= nilai X yang dikuadratkan Y2 = Nilai Y yang dikuadratkan

Langkah selanjutnya yaitu masukan atau mensubtitusikan nilai-nilai tersebut kedalam rumus di atas, untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi yang menggambarkan besarnya derajat koefisien derajat validitas tersebut.

b. Teknik korelasi dengan cara kasar

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Arti unsur-unsur tersebut :

(28)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Y = skor pada variabel Y

∑ = jumlah skor variabel X ∑ = jumlah skor variabel Y Xy = jumlah skor X kali Y N = jumlah subjek b. Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas suatu instrumen penelitian menunjukan instrumen penelitian dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dapat

dikatakan sudah baik yaitu “apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan” (Arikunto, 2002: 154)

Keterandalan yang diperoleh melalui pengukuran ulang (Test-retest) dengan rumus:

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Selanjutnya dihitung dengan pendekatan rumus sebagai berikut:

Arti unsur-unsur tersebut: = Reliabilitas seluruh tes = Korelasi dan parohan tes

Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi yang dikemukanan oleh Riduan (2006: 138) yang dijelaskan dalam tabel 3.2

Tabel 3.2

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Interval Koefisien Kriteria Keterandalan

0.80 – 1.000 Sangat tinggi 0.60 – 0.799 Tinggi

(29)

60

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

0.20 – 0.399 Rendah

0.00 – 0.199 Sangat rendah

3. Teknik Pemberian Skor

a. Penyeleksian Data

Penyeleksian data bertujuan untuk mempermudah dalam pemberian skor pada data yang terkumpul. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Memisahkan lembar jawaban yang lengkap. Hal ini dilakukan agar dalam proses perhitungan hanya dilakukan atas data-data yang memenuhi syarat saja.

2) Memberi nomor urut pada masing-masing jawaban. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kekeliruan dalam penyekoran dan tidak tertukar dengan responden lain.

b. Pemberian Skor

Pemberian skor instrumen perilaku sosial siswa dengan alternatif jawaban pernyataan positif, yaitu adalah sangat setuju = 5, setuju = 4, kurang setuju = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sedangkan setiap pernyataan negatif yang diberikan adalah sangat setuju = 1, setuju = 2, kurang setuju = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban

No. Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Positif Negatif

1. Sangat Setuju 5 1

2. Setuju 4 2

3. Kurang Setuju 3 3

4. Tidak Setuju 2 4

(30)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Prosedur Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di SD Negeri Sindanglaya 1. Penelitian ini pelaksanaan treatmen dilakukan sebanyak 12 kali pertemuan, yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan setiap minggu. Jumlah pertemuan 6 minggu yang dibagi menjadi 3 kali setiap minggu untuk masing-masing kelompok. Hal tersebut sesuai dengan apa yang telah dipaparkan oleh sarwono dan ismaryanti (1999:43) :

“Frekuensi jumlah waktu ulangan latihan yang baik adalah dilakukan 5-6 sesi latihan atau 2-4 kali per minggu”.

5 sesi X 2 kali perminggu = 10 kali pertemuan (minimal)

5 sesi X 3 kali perminggu = 15 kali pertemuan pertemuan (sedang) 5 sesi X 4 kali perminggu = 20 kali (maksimal).

Adapun Penelitian ini meliputi, tahap persiapan, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap penyelesaian.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi perancangan beberapa intrumen yang berkaitan dengan perilaku sosial serta merumuskan program pembelajaran untuk pemberian perlakuan pada sampel yang akan diteliti.

a. Menyusun instrumen

Instumen yang digunakan pada penelitian ini adalah intrumen perilaku sosial. Penyusunan interumen meliputi:

1) Penentuan skala yang akan digunakan 2) Membuat indikator (perilaku sosial) 3) Perumusan butir pernyataan

4) Pengujian insrtumen 5) Pengkajian instrumen

6) Mempersiapkan instrumen untuk tes awal b. Menyusun Program Pembelajaran

Pada tahap ini peneliti merumuskan program pembelajaran berupa rencana program pembelajaran yang meliputi:

(31)

62

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2) Menentukan sub materi

3) Menyusun skenario pembelajaran

4) Menyusun lembar obeservasi (penilaian) 2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap inti dari suatu penelitian eksperimen. Adapun kegiatan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a. Melakukan tes awal

b. Menentukan kelompok sampel c. Melakukan program penelitian d. Melakukan tes akhir

3. Tahap penyelesaian a. Pengelompokan data b. Pengolahan data c. Analisis data

d. Penarikan kesimpulan

Untuk lebih simpelnya, prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan 3.1. Bagan 3.1

Prosedur Penelitian POPULASI

SAMPEL

Treatmen

Pengumpulan data

Pengolahan dan analisis data

Kesimpulan Pengumpulan data

(32)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu G. Prosedur Pengolahan Data

1. Menghitung Rata-Rata Dan Simpangan Baku

a. Mencari nilai rata-rata ( ) dari setiap data dengan rumus: ̅ ∑

Keterangan:

= Nilai rata-rata

∑ = Jumlah dari seluruh data = Jumlah sampel

b. Menghitung simpangan baku dari setiap kelompok data dengan menggunakan rumus:

∑ ̅

Keterangan:

S = Simpangan baku = Nilai data ke-i

= Nilai rata-rata data = Jumlah sampel 2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan berdistribusi normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Lilifort.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetaui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan homogen atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang digunkan. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F dengan rumus:

(33)

64

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Uji hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan dugaan sementara yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. Uji Hipotesis dengan ketentuan yang telah disahkan pada saat pengajuan penelitian bahwa untuk menguji hipotesis menggunakan uji hipotesis kesamaan dua rata-rata (satu pihak) adalah sebagai berikut:

̅ ̅ √

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut: Terima hipotesis (Ho) jika t-hitung ≥

, dan

Tolak hipotesis (Ho) Jika ≤

.

H. Lokasi Penelitian

(34)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengemukakan kesimpulan, yaitu:

”Bahwa penerapan permainan tradisional memberikan pengaruh terhadap perubahan perilaku sosial siswa kelas V di SD Negeri Sindanglaya 1”

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut, penulis mengajukan beberapa saran yaitu:

1. Kepada para guru, perlu dikembangkan untuk perilaku sosial di sekolah SD serta dapat menerapkan permainan tradisonal.

2. Kepada para siswa diharapkan untuk mengembangkan perilaku sosial agar pencapaian pembelajaran melalui permainan tradisional dapat tercapai dengan baik.

(35)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis; Jakarta : Rineka Cipta.

Hurlock, Elizabeth. B. 2004. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga Husna (2009).100+ permainan tradisional Indonesia. Yogyakarta: Andi Kartadinata S. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.UPI Press. Nurhasan dan kholid, h (2007). Tes Dan Pengukuran Keolahragaan FPOK UPI

Bandung.

Otaviani F. (2012). Penerapan Permainan Tradisional Dalam Rangka Meningkatkan Hasil Belajar Gerak Dasar Lompat. Skripsi.UPI Bandung. Poerwadaminta, WJS. (1984). Kamus Besar Bahasa Indonesia; Jakarta : Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Rohmah,O (2010:36). Hubungan Pembelajaran Penjas Dengan Perilaku Sosial Siswa.Tesis FPOK UPI. Bandung

Sagala dan Syaiful (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta

Sarjono, Haryadi dan Julianita (2011). SPSS Vs Lisreal Serbuah Pengantar, Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat

Sarwono dan ismaryati (1999:43), dalam Gantara, Ega.(2012). Perbandingan Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Di Kelas VII SMP Karya Pembangunan Baros Kab. Bandung. Bandung : UPI

Sudjana, N, (1989) Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung : Sinar Baru. Sugiyono, (2007) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sumarya M dan Suwarso E. (2009). Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehataan. Kementrian Pendidikan Nasional.

(36)

Dede Shinta Mustika, 2013

Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Perilaku Sosial Siswa Di Sekolah Dasar Negeri Sindang Laya 1

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Sumber Lain

http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/media-audio-visual-slide-bersuara/)

http://sekaragengpratiwi.wordpress.com/2012/02/02/perilaku-sosial/

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/perilaku-sosial-individu/

http://massofa.wordpress.com/2011/07/24/perilaku-sosial/

http://multimediabersatu.wordpress.com/2012/06/28/10-permainan-tradisional-anak-indonesia-yang-patut-dilestarikan/

http://www.bekamsteriljakarta.com/2012/07/permainan-tradisional-jawa-indonesia.html#close

Gambar

Tabel
Tabel
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari berbagai batasan tentang otonomi daerah tersebut diatas, dapat dipahami bahwa sesungguhnya otonomi merupakan realisasi dari pengakuan pemerintah bahwa kepentingan dan

Website dinamis yang dibuat dengan CMS berorientasi kepada pengaturan isi atau content, sehingga memberikan kebebasan kepada sumber daya lain yang dapat mengerti serta memahami

Teknik Triangulasi menurut sugiyono (2012: 330) adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

Tetapi pihak dari hasil penelitan yang dilakukan oleh penulis proses produksi dapat dilakukan selama 335 menit dengan adanya suatu kegiatan yang dikerjakan berbarengan Terdapat

perlu untuk mengkaji lebih lanjut mengenai bagaimana efektivitas word of mouth communication terhadap tindakan pengguna jasa di Mari Photo Studio. Kabanjahe, dan memilih judul

Dispositions pada siswa dikelas XI IPS 2 SMA Kartika XIX 2 Bandung. Pelaksanaan metode Experiential Based Learning dalam menumbuhkan.. civic dispositions pada siswa adalah dengan

Penerapan Metode Experiental Based Learning dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Menumbuhkan Civic Disposition pada Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Memahami , menerapkan , menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan