• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh Winda Harti

0909027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2013

(2)

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Prof. Dr. H. Disman MS. NIP.19590209 198412 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(3)

LEMBAR HAK CIPTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

DISKUSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MAKE A MATCH

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK

(Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Oleh

Winda Harti

0909027

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Winda Harti

Universitas Pendidikan Indonesia 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan

Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)” di bawah bimbingan Prof. Dr.

H. Disman, MS. Oleh

Winda Harti 0909027

Penelitian ini mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif metode diskusi dengan menggunakan teknik make a match. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat pemahaman peserta didik pada mata pelajaran ekonomi antara siswa kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan subyek terdiri dari dua kelas yaitu kelas X.8 (kelas kontrol) dan X.7 (kelas eksperimen) yang terdiri dari 36 siswa tiap kelasnya. Pengumpulan data dilakukan dengan tes pilihan ganda. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji t dua sampel tidak berhubungan atau uji t sampel bebas (Independent sample t test) menggunakan SPSS 17.0 dan Microsoft Office Excel 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dimana tingkat pemahaman konsep pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Maka dapat dikatakan kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

(5)

ABSTRACT

“The Influence of Discussion Method Cooperative Learning with Make A Match

Technique towards an Understanding of Learners (Experiment Study of Economics Subject towards First Grade Senior High School Students at SMA

Negeri 5 Cimahi 2013-2014)” under guidance of Prof. Dr. H. Disman, MS. By

Winda Harti

0909027

This study examines the influence discussion method cooperative learning with make a match technique. The aim of the study is to investigate the differences of learners understanding toward economics subject among the experiment class students that using the discussion method cooperative with make a match technique and control class students that using conventional learning.

The method of the study is a quasi experimental method and the subjects which consist of two classes, X.8 (control class) and X.7 (experiment class). Each of classes consists of 36 students. The data collection is a multiple-choice test and the data process is T-test with two unrelated samples or independent sample t-test which uses SPSS 17.0 and Microsoft Office Excel 2010.

The finding of the study shows that there are differences of students understanding between experiment class which using the discussion method cooperative learning with make a match technique and control class which using conventional learning. The finding indicates that an understanding of experiment class is higher than control class. Therefore, teaching and learning activities which using discussion method cooperative learning with make a match techniques is better than conventional learning model.

(6)

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ………... 8

2.1.1 Pemahaman Konsep ... 8

2.1.1.1 Indikator Pemahaman Konsep ... 9

2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 14

2.1.1.3 Langkah-langkah dalam Meningkatkan Pemahaman ... 15

2.1.2 Konsep Belajar ... 16

2.1.2.1 Ciri-ciri Belajar ... 17

2.1.2.2 Prinsip-prinsip Belajar ... 17

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Belajar... 18

2.1.2.4 Teori-teori Belajar... 18

2.1.3 Kosep Pembelajaran ... 22

(7)

2.1.4.1 Model Pembelajaran Kooperatif... 23

2.1.4.1.1 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 24

2.1.4.1.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif... 25

2.1.4.1.3 Langkah-langkah dalam Pembelajaran Kooperatif ... 26

2.1.4.1.4 Keunggulan Pembelajaran Kooperatif ... 26

2.1.4.1.5 Kelemahan Pembelajaran Kooperatif... 27

2.1.5 Metode Diskusi ... 27

2.1.6 Teknik Make A Match ... 29

2.2 Penelitian Terdahulu ... 30

2.3 Kerangka Berpikir ... 32

2.4 Hipotesis... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 37

3.2 Metode Penelitian...………. 37

3.3 Desain Penelitian ... 37

3.4 Definisi Operasional Variabel... 39

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... ... 42

3.6 Prosedur Penelitian... ... 43

3.7 Instrumen Penelitian... 44

3.8 Analisis Uji Instrumen... 44

3.8.1 Uji Validitas... 44

3.8.2 Uji Reliabilitas ... 46

3.8.3 Tingkat Kesukaran... 47

3.8.4 Daya Pembeda... 48

3.9 Teknik Pengolahan Data ... 49

3.10Teknik Pengujian Data dan Uji Hipotesis ... 50

3.10.1 Uji Normalitas ... 50

3.10.2 Uji Homogenitas .. ... 51

(8)

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 53

4.1.2 Deskripsi Subjek Penelitian ... 53

4.1.3 Deskripsi Instrumen Penelitian ... 54

4.1.3.1 Uji Validitas ... 54

4.1.3.2 Uji Reliabilitas ... 55

4.1.3.3 Uji Tingkat Kesukaran ... 56

4.1.3.4 Uji Tingkat Daya Beda ... 58

4.1.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 59

4.1.4.1 Data Pretest ... 59

4.1.4.2 Data Postest ... 61

4.1.5 Deskripsi Data Skor Gain ... 63

4.1.5.1 Skor Gain di Kelas Kontrol ... 63

4.1.5.2 Skor Gain di Kelas Eksperimen ... 65

4.1.6 Pengujian Hasil Penelitian ... 67

4.1.6.1 Uji Normalitas ... 67

4.1.6.2 Uji Homogenitas ... 68

4.1.6.3 Uji Hipotesis ... 69

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78

5.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ...

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan sumber daya manusia karena pendidikan berfungsi untuk menciptakan manusia yang berkualitas baik dan potensial. Adapun fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang Sisdiknas No.20 Pasal 3 Tahun 2003 yaitu :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Upaya peningkatan sumber daya manusia salah satunya ditempuh melalui beberapa jenjang pendidikan mulai dari jalur pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dalam jenjang pendidikan menengah atas salah satu mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran ekonomi. Pembelajaran ekonomi tersebut diharapkan agar peserta didik memahami ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

Dalam mata pelajaran ekonomi di SMA kelas X terdapat standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen. Dalam standar kompetensi ini peserta didik dituntut untuk memahami materi pelajaran tersebut. Pemahaman materi pelajaran diukur melalui tes kemampuan pemahaman konsep pada peserta didik.

(10)

2

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan grafik. Hal ini juga diungkapkan oleh peserta didik dan diperkuat oleh guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 5 Cimahi. Guru mata pelajaran ekonomi mengatakan bahwa peserta didik sulit memahami materi ketika dihadapkan dengan materi hitungan dan grafik.

Peserta didik dikatakan telah dapat memahami konsep pelajaran apabila peserta didik dapat menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri. Sejalan dengan Bloom (Anderson dan Krathwohl, 2001:70) mengungkapkan bahwa siswa dikatakan telah memahami jika mereka dapat membangun pengertian instruktional dalam bentuk lisan, tulisan maupun dalam bentuk grafik.

Kasus akan rendahnya pemahaman konsep peserta didik terjadi di SMA Negeri 5 Cimahi. Berdasarkan penelitian awal di SMA Negeri 5 Cimahi diperoleh nilai hasil tes kemampuan pemahaman konsep mata pelajaran ekonomi pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen peserta didik kelas X yang disajikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Ekonomi Standar Kompetensi Ekonomi Konsumen dan Produsen

Peserta didik Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Pelajaran 2013/2014

Sumber: Hasil Pengolahan data Pra Penelitian

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa hasil tes kemampuan pemahaman peserta didik masih sangat kurang hal ini secara tidak langsung menggambarkan

(11)

3

tingkat pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran ekonomi yang diajarkan di kelas X SMA 5 Cimahi masih belum optimal. Pra penelitian yang dilakukan pada 69 peserta didik, dimana sebanyak 4 peserta didik yang mendapatkan nilai pada rentang 81-100 dengan persentase 5,79%, 6 peserta didik mendapatakan nilai pada rentang 71-80 dengan persentase 8,6%, 17 peserta didik mendapatkan nilai pada rentang 61-70 dengan persentase 24,6%, 23 peserta didik mendapatkan nilai pada rentang 51-60 dengan persentase 33,3%, 13 peserta didik mendapatkan nilai pada rentang 41-50 dengan persentase 18,8%, 2 peserta didik mendapatkan nilai pada rentang 31-40 dengan persentase 2,8%, dan 4 peserta didik mendapatkan nilai kurang dari 30 dengan persentase 5,7%. Maka dapat disimpulkan, masih banyaknya peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebanyak 59 orang dari 69 peserta didik atau sebesar 85,5%.

Mengacu pada nilai peserta didik di atas, kurang maksimalnya nilai yang diperoleh peserta didik dapat di sebabkan karena peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep ekonomi. Hal tersebut diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Menurut Baharudin (2008:19) faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar dibedakan atas dua kategori yaitu :

a) Faktor Internal

1. Faktor Fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.

2. Faktor Psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan peserta didik, motivasi, minat,sikap dan bakat.

b) Faktor Eksternal

1. Lingkungan sosial, yang terdiri dari :

a.Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman- teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang peserta didik.

(12)

4

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c.Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga, pengelolaan keluarga, semuanya dapat member dampak terhadap aktivitas belajar peserta didik.

2. Lingkungan non sosial

Dari penjelasan diatas, faktor eksternal lingkungan sosial sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik. Dimana di dalam kegiatan pembelajaran, guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang bersifat searah yang menyebabkan aktivitas peserta didik rendah, peserta didik merasa jenuh dan kurang tertarik dalam mempelajari mata pelajaran ekonomi, yang mengakibatkan kurangnya pemahaman peserta didik akan materi yang disampaikan oleh guru.

Oleh karena itu, proses pembelajaran ekonomi yang selama ini dilaksanakan harus ditinjau kembali, karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan keadaan. Peserta didik harus dididik untuk memahami konsep secara utuh sehingga peserta didik dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya untuk menghubungkan konsep dasar dengan situasi yang sebenarnya dilapangan.

Sehubungan dengan itu, maka upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dalam pembelajaran ekonomi khususnya dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik merupakan suatu kebutuhan yang harus segara dilaksanakan agar meningkatnya kualitas pendidikan yang menyebabkan semakin meningkatnya kualitas sumber daya manusia. Sehingga perlu adanya solusi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan konsep peserta didik.

(13)

5

Dengan demikian diperlukan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep peserta didik,

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk belajar secara aktif di dalam suatu kelompok yang heterogen secara kolaboratif bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama yaitu hasil belajar yang memuaskan. Anita Lie (Isjoni, 2010:16) menyebut “cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan peserta didik lain dalam tugas-tugas yang tersetruktur”.

Model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk membina peserta didik dalam mengembangkan niat dan kiat bekerjasama dan berinteraksi dengan peserta didik yang lainnya. Tiga tujuan pembelajaran cooperative learning yang dirangkum Ibrahim (Isjoni, 2007:27) yaitu :

1.Hasil belajar akdemik

2.Penerimaan terhadap perbedaan individu 3.Pengembangan ketrampilan sosial

Dari tujuan pembelajaran kooperatif yang disebutkan diatas, dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif diharapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai oleh peserta didik.

Hal yang ditekankan dalam belajar kooperatif yaitu bagaimana cara agar peserta didik dalam aktivitas belajar kelompok terjadi adanya kerjasama, interaksi, dan pertukaran informasi. Pembelajaran ini dapat menumbuhkembangkan sikap bertanggungjawab dan kerja sama yang tinggi dari setiap anggota kelompok dalam suasana kekeluargaan, terbuka dan saling percaya untuk mencapai tujuan bersama yaitu hasil belajar yang memuaskan.

(14)

6

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diperoleh beberapa temuan bahwa teknik pembelajaran ini dapat memupuk kerja sama peserta didik dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar peserta didik lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan peserta didik tampak sekali pada saat peserta didik mencari pasangan kartunya masing-masing. Berdasarkan pemaparan diatas, maka Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan tersebut. Untuk itu, Penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep peserta didik pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match pada test awal (pretest) dan test akhir (posttest) ?

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep peserta didik pada kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada test awal (pretest) dan test akhir (posttest) ?

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep peserta didik antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match dengan kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

(15)

7

pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match pada test awal (pretest) dan test akhir (posttest).

2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pemahaman konsep peserta didik pada kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada test awal (pretest) dan test akhir (posttest).

3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pemahaman konsep peserta didik antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match dengan kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat di bidang ilmu pendidikan ekonomi khususnya dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teknik make a match.

(16)

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi.

3.2.Metode Penelitian

Menurut Suharsimi (2006:160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi, metode eksperimen kuasi yaitu penelitian yang memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak ditempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami (Suharsimi, 2006:160).

Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek penelitian menjadi dua kelompok yaitu kelompok kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional.

3.3 Desain Penelitian

(17)

38

Rancangan penelitian yang digunakan adalah : Pretest posttest control group design. Rancangan tersebut berbentuk seperti berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretes test Perlakuan Post test

Eksperimen O1 X1 O3

kontrol O2 - O4

(Sugiyono,2010:78) Keterangan:

X1 : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode

diskusi teknik make a match - : Tidak dikenakan perlakuan

O1 : Hasil pretest kelompok kelas ekperimen

O2 : Hasil prestest kelompok kelas kontrol

O3 : Hasil posttest kelas eksperimen

O4 : Hasil posttest kelas kontrol

Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuaan. Observasi yang dilakukan sebelum perlakuan (O1) dan (O2)

disebut pretest dan observasi sesudah perlakuan (O3) dan (O4) disebut posttest.

Perbedaan antara O1 dan O2 dengan O3 dan O4 yakni O3–O4 diasumsikan

(18)

39

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.4 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Konsep Teoritis

Variabel Definisi Operasional Skala

Suatu model dalam mata pelajaran ekonomi dengan langkah sebagai berikut :

 Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.

 Peserta didik bisa bergabung dengan dua atau tiga peserta didik lain yang memegang kartu yang cocok.

-

Aspek pemahaman diantaranya :

 Translasi (kemampuan menerjemahkan) ialah :

kemampuan menerjemahkan menduduki satu tempat diantara kemampuan yang dikelaskan dalam katagori pengetahuan dan jenis-jenis kemampuan yang di uraikan

(19)

40

dan

menginterpresta sikan kembali.

interpretasi,ekstrapolasi,analisis,sintesis dan evaluasi. Beberapa kemampuan translasi : 1.Menerjemahkan suatu abstraksi yang lain 2.Menerjemahkan suatu bentuk simbolik ke satu bentuk lain atau sebaliknya

 Interpretasi (kemampuan menafsirkan) ialah :

kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi. Beberapa kemampuan interpretasi:

1.kemampuan untuk memahami dan menginterpretasikan berbagai bacaan secara dalam dan jelas

2.kemampuan untuk menafsirkan berbagai data sosial

3.kemampuan untuk membuat batasan yang tepat ketika menafsirkan suatu data

4.kemampuan untuk membedakan pembenaran atau penyangkalan suatu kesimpulan yang digambarkan oleh suatu data

 Ekstrapolasi (kemampuan meramalkan) ialah :

(20)

41

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tahapan Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match Tahapan yang harus dilakukan guru dalam penerapkan teknik make a match menurut Lie (2008:55) adalah:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi review.

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.

4. Siswa bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.

1.kemampuan menarik kesimpulan dari suatu pernyataan yang eksplisit

2.kemampuan menggambarkan kesimpulan dan menyatakannya secara efektif

3.kemampuan menyisipkan satu data dalam sekumpulan data dilihat dari kecenderungannya

4.kemampuan untuk memperkirakan konsekuensi dari suatu bentuk komunikasi yang digambarkan

5.kemampuan menjadi peka terhadap factor-faktor yang dapat membantu prediksi tidak akurat

6.kemampuan untuk membedakan konsekuensi yang mempunyai peluang kebenaran rendah dan tinggi

(21)

42

Tahapan yang harus dilakukan guru dalam penerapkan teknik make a match menurut Sugiyanto (2010:50) adalah:

1. Guru menyiapkan beberapa kartu berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review

2. Setiap siswa mendapat sebuah kartu

3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya

4. Siswa juga dapat bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.

5. Setiap pasangan siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama

6. Persentasi hasil kelompok atau kuis

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran dilapangan :

1. Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep berupa kartu soal dan jawaban dimana kartu-kartu tersebut dibagikan ke 3 kelompok besar.

2. Setiap anggota kelompok saling berdiskusi untuk saling mencocokan kartu-kartu soal dan jawaban. Untuk kelompok yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan diberikan point 3. Setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusian dari kartu-kartu

soal dan jawaban tersebut.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2008:137).

(22)

43

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dick dan Carey (Ngalim, 2012:28) pretest, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yang akan diajarkan. Sedangkan posttest, yaitu tes yang diberikan pada akhir program satuan pengajaran yang tujuannya yaitu untuk mengetahui sampai dimana pencapaian peserta didik terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) setelah mengalami suatu kegiatan belajar.

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan, adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan

a. Menentukan masalah yang akan diteliti.

b. Melaksanakan pra-penelitian untuk mengetahui data pemahaman konsep pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen.

c. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan untuk menentukan waktu, kelas, SK,KD, indikator dan tujuan pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian.

d. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). e. Menyusun instrumen penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan uji coba soal validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

b. Melakukan penelitian. 3. Pengolahan data

a. Melakukan penskoran b. Merubah skor menjadi nilai.

c. Melakukan uji normalitas, homogenitas dan hipotesis. 4. Kesimpulan

a. Membuat intrepretasi hasil penelitian.

(23)

44

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih bai, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Ada dua macam instrumen, yaitu instrumen untuk tes dan nontes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis soal pemahaman mengenai konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen, yang sama-sama digunakan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretest dan pada saat posttest.

Instrumen penelitian tersebut disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mencakup pokok bahasan, aspek soal, nomor soal, dan jumlah item soal.

2. Menyusun soal (instrumen) berdasarkan kisi-kisi.

3. Mengkonsultasikan instrumen dengan dosen pembimbing dan guru bidang studi ekonomi kelas X.

4. Melakukan uji coba soal.

5. Menghitung item soal dengan tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.

6. Menggunakan soal untuk mengukur pemahaman konsep peserta didik pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen.

3.8Analisis Uji Instrumen 3.8.1 Uji Validitas

(24)

45

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumus untuk menghitung korelasi dengan

persamaan :

rxy = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

(Suharsimi Arikunto, 2006:170)

Keterangan :

rxy = Angka korelasi “r” product moment

N = Number of Cases (Jumlah peserta didik)

∑ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑ X = Jumlah skor X

∑ Y = Jumlah skor Y

Dalam formula tersebut rxy diartikan sebagai koefisien korelasi dan

kriterianya adalah sebagai berikut : rxy< : Korelasi sangat rendah

0,20 - 0,399 : Korelasi rendah

0,40 - 0,699 : Korelasi sedang atau cukup 0,70 - 0,899 : Korelasi tinggi

0,90 - 1,00 : Korelasi sangat tinggi

Cara perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut dikonfirmasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikasi atau pada tingkat kepercayaan 95%. Rxy disebut juga

dengan rhitung. Setelah harga koefisien korelasi (rxy) diperoleh, kemudian

dibandingkan dengan nilai rkritis product moment. Hasil r hitung kemudian

dikonfirmasikan dengan harga distribusi rkritisdengan taraf signifikasi (α) = 0,05

yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap item akan terlihat tingkat kesalahannya apabila harga rhitung>rtabel dengan taraf kepercayaan 95%

(25)

46

3.8.2 Uji Reliabilitas

Keandalan reliability berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang artinya dipercaya. Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk

mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan mempunyai tingkat ketepatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap suatu gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu yang berlainan.

Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah

yang digunakan adalah :

1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :

  

(26)

47

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu r 11 =

r 11 : reliabilitas instrumen

r

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:167) kriterianya adalah sebagai berikut : sukar (Daryanto, 2008:179). Menurut Crocker dan Algina (Purwanto, 2011:99) tingkat kesukaran didefinisikan sebagai proporsi peserta didik peserta tes yang menjawab benar.

Dalam istilah evaluasi, indeks kesukran diberi simbol P, singkatan dari “proporsi”. Rumus Mencari P atau tingkat kesukaran adalah :

(27)

48

Keterangan :

P= Indeks Kesukaran

B= Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar JS= Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Tabel 3.3

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Rentang TK Kriteria

0,00-0,30 Sukar

0,30-0,70 Sedang

0,70-1,00 Mudah

(Daryanto,2008:182)

3.8.3 Daya Pembeda

Menurut Daryanto (2008:183) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan Daya Pembeda adalah :

(Daryanto, 2008:186) Keterangan :

D = daya pembeda butir J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

(28)

49

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.4

Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Daya Pembeda Kriteria

0,00-0,20 Jelek

0,20-0,40 Cukup

0,40-0,70 Baik

0,70-1,00 Baik Sekli

(Daryanto,2008:190)

3.9 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data tes pemahaman konsep dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tahap penskoran

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban peserta didik diberi skor terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk setiap tahap, sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada unsur subjektif. Skor setiap peserta didik ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar, pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

S = ∑ R Keterangan :

S = skor peserta didik

R = jumlah item yang dijawab benar b. Mengubah skor mentah menjadi nilai

Pengolahan skor mentah menjadi nilai dapat dilakukan dengan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP).

(29)

50

d. Setelah nilai pre test dan post test pada kedua kelas, kemudian dihitung peningkatan antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut :

N = Gain =

(Suharsimi Arikunto, 2006:126) Keterangan :

N – Gain = Gain yang dinormalisir Pre test = Nilai awal pembelajaran Post test = Nilai akhir pembelajaran

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain

3.10 Teknik Pengujian Data dan Uji Hipotesis (Metode Analisis Data)

Sebelum dilakukan uji hipotesis, sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut :

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdasarkan data sampel berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan penyelidikan dengan menggunakan tes distribusi normal. Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji Chi Kuadarat yang diolah menggunakan SPSS 17.0. Kriteria pengujian adalah jika signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikasi (sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. c. Jika nilai X2Hitung < X2 Tabel, maka data berdistribusi normal.

d. Jika nilai X2 > X2 , maka data tidak berdistribusi normal.

Skor Kriteria

(g) ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ (g) < 0,70 Sedang

(30)

51

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.10.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Anova pada SPSS 17.0. Dengan kriteria sebagai berikut :

 Jika level signifikasi > α5%, maka data tersebut homogen.  Jika level signifikasi < α5%, maka data tersebut tidak homogen.  Jika F hitung < F tabel maka kedua sampel homogen.

 Jika F hitung > F tabel maka kedua sampel tidak homogen.

3.10.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua

arah (t-test independen). Uji t-test independen dua arah ini dugunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolahan data. Apabila data tes pemahaman bedistribusi normal dan homogen, maka untuk mengkaji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t-test independen sesuai rumus berikut :

t =

√{ }{ }

(Arikunto, 2006:311) Keterangan :

M = Nilai rata-rata hasil perkelompok N = Jumlah peserta didik

x = deviasi setiap nilai X1 dan X2

y = deviasi setiap nilai Y1 dan Y2

Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua sisi. Adapun caranya :

a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N1 – 1) + (N2– 1)

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep peserta didik pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match pada test awal (pre test) dan test akhir (post test). Artinya ada perubahan pemahaman peserta didik sebelum dan sesudah perlakukan terhadap kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match dalam pembelajaran mata pelajaran ekonomi dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.

2. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep peserta didik pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada test awal (pre test) dan test akhir (post test). Artinya ada perubahan pemahaman peserta didik sebelum dan sesudah perlakuan terhadap kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional, namun perubahan tersebut belum mencapai maksimal dikarenakan model pembelajaran konvensional lebih berfokus pada guru dan peserta didik cenderung pasif sehingga pada saat pembelajaran peserta didik merasa bosan dan berpengaruh pada tingkat pemahaman peserta didik.

3. Terdapat perbedaan tingkat pemahaman konsep peserta didik antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match dengan kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Artinya pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match yang diterapkan di kelas eksperimen memiliki perbedaan

(32)

80

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dibandingkan tingkat pemahaman di kelas kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match lebih baik dalam meningkatkan pemahaman konsep peserta

didik.

5.2 Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode diskusi dengan menggunakan teknik make a match sebagai salah satu model pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses

pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu dapat disampaikan sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif metode diskusi dengan menggunakan teknik make a match merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan

pada proses pembelajaran karena model pembelajaran ini memberikan keaktifan serta semangat pada peserta didik untuk menerima materi pelajaran, sehingga model pembelajaran ini mampu meningkatkan pemahaman peserta didik khususnya pada mata pelajaran ekonomi.

2. Bagi guru atau peneliti selanjutnya apabila dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif metode diskusi dengan menggunakan teknik make a match menggunakan kelas yang lebih dari 30 peserta didik guru harus lebih

bijaksana karena apabila guru kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali sehingga perlu adanya komitmen ketertiban yang disepakati bersama dengan peserta didik sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

3. Model pembelajaran kooperatif metode diskusi dengan menggunakan teknik make a match dalam penerapannya diperlukan waktu yang relatif lama

(33)

81

4. Guru dan pihak sekolah sebaiknya lebih memperhatikan mengenai model, metode, teknik, dan strategi pembelajaran, agar proses pembelajaran dikelas semakin inovatif sehingga kemampuan peserta didik dapat meningkat.

(34)

Winda Harti, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Metode Diskusi Dengan Menggunakan Teknik Make A Match Terhadap Pemahaman Konsep Peserta Didik (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2013-2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Anderson, Lorin W. & Krathwohl, David R. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. B, Hamzah. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta : Bumi

Aksara

Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Djamarah, S.B dan Zain, A.(2005).Guru dan Anak Didik.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djamrah, S.B dan Zain, A.(2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. (2010). Straregi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta Hamid, Sholeh. (2012). Metode Edu Tainment. Jogjakarta : DIVA press

Hasibuan, J.J. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta

Isjoni. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta : PT Grasindo

Mulyasa. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Neti dan Leni. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi.Bandung : Laboratorium Pendidikan Ekonomi dan Koperasi.

Ngalim,Purwanto. (2006). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Ngalim,Purwanto. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik evaluasi pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Purwanto. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

(35)

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Yuma Pressindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineke Cipta

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Suprijono, Agus. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Suryosubroto, B. (2002). Proses BelajarMengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Karya Ilmiah :

Afrianti, Windy.(2012). Pengaruh penerapan model pembelajaran CL dengan metode diskusi dan Tipe mind mapping terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi.(studi eksperimen pada siswa kelas X SMA

laboratorium-Percontohan UPI).Skripsi FPEB UPI: Tidak diterbitkan.

Internet :

Anderson, Lorin W. & Krathwohl, David R. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: a Revision of Bloom’s Taxonomy. New York : Longman Publishing. [Online]

Tersedia:

http://www.kurwongbss.qld.edu.au/thinking/Bloom/blooms.htm

Gambar

Desain PenelitianTabel 3.1
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain

Referensi

Dokumen terkait

Tentukan Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda tiap soal Jawab

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, serta Surat Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi Nomor : 027/08-DOK.7/POKJA-DISHUTBUN/ULP/X/2014, Tanggal 7 Oktober 2014,

Mikroskop berasal dari bahasa Yunani, yaitu micron berarti kecil dan scorpos berarti tujuan.Mikroskop juga merupakan alat yang digunakan untuk melihat objek

Untuk pelamar yang mengikuti SKD di Banjarbaru dan Jayapura yang dinyatakan lulus seleksi administrasi dapat mencetak Kartu Tanda Peserta Ujian (KTPU) melalui

Teknik probing-prompting merupakan pembelajaran dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada siswa yang bersifat menuntun dan menggali sehingga siswa mendapatkan

Saat ini penggunaan PLC telah menggantikan piranti kontrol konvensional di industri karena kelebihan yang dimilikinya, diantaranya adalah fleksibel, deteksi dan koreksi kesalahan

Sedangkan buku atau dokumen dalam format elektronik atau yang lebih dikenal e-Book dapat digunakan sebagai pengganti buku atau dokumen secara konvensional

[r]