• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH: Studi Kuasi Eksperimen pada Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di Kota Watampone Kabupaten Bone.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH: Studi Kuasi Eksperimen pada Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di Kota Watampone Kabupaten Bone."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH

(Studi Kuasi Eksperimen pada Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di Kota Watampone Kabupaten Bone)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum

oleh

Ahmad Nurul Ihsan B. NIM 1107157

(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIKIH

(Studi Kuasi Eksperimen pada Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di Kota Watampone Kabupaten Bone)

Oleh

Ahmad Nurul Ihsan B.

S.Pd.I STAIN Watampone, 2010

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Megister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pengembangan Kurikulum

© Ahmad Nurul Ihsan B. 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Prof. Dr. Munir, M.IT.

NIP. 19660325 200112 1 001

Pembimbing II

Dr. Rusman, M.Pd

NIP. 19720505 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana

(4)

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd.

NIP. 19490227 197703 1 002

(5)

Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fikih

(Studi Kuasi Eksperimen pada Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di Kota Watampone Kabupaten Bone)

Ahmad Nurul Ihsan B.

ABSTRAK

(6)

Kata kunci: Model pembelajaran, Student Team Achievement Division (STAD), hasil belajar

Effectiveness of Student Team Achievement Division (STAD) Learning Model for Improving Student Learning Outcomes in Fiqh Subject

(Quasi-Experimental Study at Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah in Watampone of Bone Regency)

Ahmad Nurul Ihsan B.

ABSTRACT

This research is motivated by the low of learning outcomes and the implementation of conventional learning model in teaching fiqh subject. Formulation of the problem in this research is how the effectiveness of Student Team Achievement Division (STAD) learning model to improve student learning outcome in fiqh subject. To prove the hypothesis, this study used a quasi-experimental design with nonequivalent-group pretest-posttest design that aims to determine the effectiveness of the Student Team Achievement Division (STAD) learning model to improve student learning outcomes in fiqh subject at the second year of Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah majoring social science. This study was conducted with a sample target was 60 students of Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah divided into two groups, the experimental class and the control class. The data were obtained by applying several instruments, namely test and observation. The research findings showed that the use of the Student Achievement Team Division (STAD) learning model was effective in improving student learning outcomes. It can be seen from the results of statistical test on the first meeting when treatment in which the average of experimental class score was 0.42 of normalized gain value, while the average of control class was 0.33 of normalized gain value. Final test at the second meeting of experimental class score was 0.58 and on the class control was 0.28 normalized gain value. It shows that the experimental class significantly more than the average of the control class and significant difference between class. The observation of the learning process according to the stage of implementation of the learning process using a Student Team Achievement Division (STAD) model of learning very well. It was indicated by the implementation of (STAD) learning model by the activities of teacher in the first meeting about 66% and 91% for the second meeting. Students’ activities also increased. At the first meeting only about 57% and 89% the second meeting. The results of this research study recommends that the use of Student Achievement Team Division (STAD) learning model can be used as an alternative way to improve student learning outcomes in fiqh subject.

Keywords: Models of learning, Student Team Achievement Division (STAD), learning outcomes

(7)
(8)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Masalah ……….………..1

B. Identifikasi Masalah………..……….…8

C. Rumusan Masalah ………..………...8

D. Batasan Masalah……….………...…9

E. Tujuan Penelitian ………..………...9

F. Manfaat Penelitian ………..………..9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Fikih ……….…….………11

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ……….………13

C. Student Team Achievement Division (STAD) ………..………..……...33

D. Hakikat Hasil Belajar ………..………..…..39

E. Hasil Penelitian yang Relevan………..………...44

F. Kerangka Berfikir ……….………..…..…..45

G. Hipotesis ……….………..…..47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……….…..……….48

B. Desain Penelitian……….………...……….49

C. Lokasi dan Populasi Penelitian ………..……….50

D. Teknik Pengumpulan Data ……….………51

E. Pengembangan Instrumen ………..……….52

1. Defenisi Oprasional ………..………52

2. Kisi-kisi Instrumen ………..………….………53

3. Pengujian Instrumen ………..……….………..54

a. Uji Validitas ………..…………..………54

(9)

F. Teknik Analisis Data ……….……….62

1. Analisis Uji Statistik ………...62

2. Normalitas ………..……...63

3. Homogenitas.………..……...64

4. Uji Hipotesis ……….……64

G. Prosedur Penelitian ...……….……… 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ………..………….68

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……….………...68

2. Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada Mata Pelajaran Fikih ….………...……..69

3. Pengujian Hipotesis……….…….……….76

4. Analisis hasil Observasi………..…………...……93

B. Pembahasan Hasil Penelitian ………..………..97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..………..………108

B. Saran ……….………109

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh banyak faktor yang mana salah satu

faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu bangsa tersebut adalah pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sumber daya

manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang secara sadar mau dan dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya baik dalam bentuk potensi sosial,

intelektual maupun moral spiritual. Hal ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan

Nasional yang termaktub dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang menyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UUSPN Tahun 2003 pasal 3).

Upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas bukanlah hal

yang mudah, hal ini disebabkan permasalahan pendidikan yang begitu kompleks dan

seperti benang kusut yang susah untuk diurai. Ditinjau dari sudut mikro permasalahan

pendidikan dapat dilihat dari rendahnya kualitas output pendidikan, keterbatasan dana

pendidikan, minimnya sarana dan prasarana yang mendukung proses pendidikan,

profesionalisme guru, kurangnya perhatian pemerintah untuk meningkatkan

(11)

Kebebasan yang telah diberikan seyogyanya dapat dimanfaatkan utamanya

dalam mengembangkan proses pembelajaran itu sendiri yang harus diupayakan oleh

segenap guru dalam menciptakan pembelajaran yang memang mengarahkan pada

peningkatan siswa baik dari segi kognitigf, psikomotoriok, maupun dari segi afektif.

Sebagai upaya terhadap diri dan siapa yang ada di sekitar mereka karena telah

termasuk dalam bagian dari masyarakat.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat religius yang mana keseharian

mereka akan selalu bersentuhan langsung dengan urusan keagamaan, baik dalam hal

yang bersifat lokal sampai dengan yang bersifat global. Mulai dari urusan keluarga

sampai dengan urusan kenegaraan semua akan bersentuhan langsung dengan

masalah religius. Dalam bidang sosial seperti pendidikan dirangkumlah hal yang

bersifat religius itu ke dalam hal yang lebih konkret dalam bentuk mata pelajaran

agama dan khusus untuk yang beragama Islam, maka akan dirangkum dalam bentuk

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang terbagi ke dalam empat mata

pelajaran, yaitu Al-Qur’an-Hadis, Fikih, Aqidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan

Islam (SKI).

Mata pelajaran fikih merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup krusial

dalam Pendidikan Agama Islam karena hasil yang dipelajari akan bersentuhan

langsung dengan masyarakat banyak khususnya di Indonesia yang terkenal dengan

masyarakat yang didominasi agama Islam. Dalam ranah sekolah, mata pelajaran fikih

merupakan mata pelajaran yang terdapat di Madrasah Aliayah dan hal tersebut

merupakan suatu ciri khas dari madrasah aliyah sebagai sekolah yang berbasis Islam

dan secara otomatis penguasaan atas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

(12)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu dalam Hasanuddin (2008:3)

berbanding terbalik dan mengungkapkan bahwa “kenyataan saat ini justru lulusan

Madrasah Aliyah memperlihatkan penguasaan yang lemah pada materi agama Islam.

Salah satu titik lemahnya lulusan Madrasah Aliyah yakni pada penguasaan materi

pelajaran Fiqhi”. Materi yang disuguhkan tidak mampu dikuasai oleh siswa sehingga

hasil belajar yang telah ditetapkan tidak tercapai atau sangat rendah. Memang tidak

dapat dipungkiri bahwa pada saat ini mata pelajaran fikih seakan teramarginalkan

dengan pelajaran umum seperti IPA, Kimia, Biologi sehingga minat untuk

mempelajari mata pelajaran tersebut seakan hanya sebagai pelengkap saja. Padahal

jika dilihat lebih luas lagi mulai dari bangun tidurnya seseorang sampai menjelang

tidurnya seseorang akan selalu bersentuhan dengan masalah fikih.

Fakta yang diungkapkan Wahyu memang merupakan bukti nyata di lapangan

yang tidak dapat dipandang hanya sebagai relaitas semu yang mana penguasaan

materi pelajaran khususnya mata pelajaran fikih yang berdampak pada hasil belajar

memang sangat krusial dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Menurut Reigluth

(dalam Hasanuddin, 2008:4) mengemukakan beberapa faktor yang memepengaruhi

hasil belajar, yakni kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran, metoda

pengajaran, manajemen pengajaran, evaluasi dan sebagainya. Memang banyak hal

yang bisa mempengaruhinya seperti cara guru dalam menggunakan strategi mengajar

di kelas seperti yang masih tetap menggunakan cara lama, yaitu guru masih dominan

dengan menggunakan satrategi pembelajaran konvensional yang salah satunya adalah

strategi pembelajaran deduktif sehingga siswa cenderung pasif dan hanya sebagai

penonton, hal ini karena paradigma lama yang melekat dan kebiasaan yang susah

(13)

Feomena mengenai kurang memuaskannya hasil yang diperoleh juga terjadi di

Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah Kota Watampone dan rendahnya perolehan hasil

belajar siswa dapat dilihat pada hasil ujian semester awal yang diperoleh pada tahun

2012/2013 dengan nilai rata-rata 6.24, tertinggi pada 9.00,. Perolehan data ini

menunjukkan bahwa hasil belajar fikih masih kurang memuaskan karena rata-ratanya

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum yaitu 7.00, sesuai dengan yang sudah

ditetapkan oleh guru bidang studi fikih di Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah kota

Watampone.

Probelematika yang terjadi dalam proses pembelajaran fikih mengenai

rendahnya hasil belajar siswa tidak berdiri sendri, termasuk di antaranya keadaan

belajar siswa yang terkesan individualistik dalam belajar. Hal ini menandakan

perlunya sebuah metode yang memang teruji untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dan juga menumbuhkan sikap kerjasama siswa dalam hal belajar. Kerjasama yang

dimaksud bukan dalam hal yang negatif, tetapi lebih pada bagaimana siswa dapat

berhasil secara bersama-sama tanpa mengorbankan nilai kejujuran.

Mata pelajaran fikih jika sepintas akan menimbulkan asumsi bahwa mata

pelajaran ini berkaitan dengan aspek afeksi dan juga akan menuju ke aspek

psikomotorik karena akan termasuk dalam kategori ilmu sosial, namun pemilihan

aspek kognitif sebagai kajian utama dalam penelitian ini lebih disebapkan karena

melihat bahwa kedua aspek sebelumnya (afektif dan psikomotor) tidak akan berdiri

secara baik jika tidak didukung dengan aspek kognitif yang secara hirarki

ditempatkan pada awal dari tingkat kecerdasan manusia.

Fikhi tidak akan bisa dijalankan di tengah-tengah masyarakat jika tidak

didukung dengan tingkat pengetahuan yang baik, karena aspek kognitif ini

(14)

tentang konsep (conceptual knowledge), pengetahuan tentang prosedur (procedural

knowledge), dan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge), Wina

(2011:128). Oleh karena itu fokus utama dalam penelitian ini hanya berkisar pada

ranah kognitif saja.

Sebagai solusi mengatasi hal tersebut di atas mengenai problematika yang

terjadi di lapangan, perlu diadakan suatu model pembelajaran yang dapat mendukung

penguasaan materi dan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang

diajarkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model

pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD). Menurut Slavin

(2009:12) STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang gagasan utamanya

adalah untuk memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu satu

sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.

Pemilihan model pembelajaran ini dianggap tepat karena memang

mengarahkan dan memudahkan bagi siswa untuk cepat menguasai materi yang

diajarkan secara berjamaah atau secara berkelompok. Dalam pengertian bahwa siswa

saling memotivasi bagaimana kelompok mereka mampu untuk menguasai materi

yang dibebankan secara baik dan benar dengan mengarahkan sejawat yang kurang

mampu atau kurang paham agar mampu dan memahami secara baik.

Penelitian mengenai STAD Seperti yang dikemukakan oleh Rai (2007) dalam

Gul Nazir Khan pada jurnal Effect of Student’s Team Achievement Division (STAD) on Academic Achievement of Students (2011) bahwa :

(15)

source of learning with in the groups because some high achievers act as a role of tutor, which result in high achievements. Finally, it enables the students according to the requirements of the modern society by teaching them to work with their colleagues competently and successfully.

STAD menurut Rai (2007) adalah salah satu dari banyak strategi dalam

pembelajaran kooperatif, yang membantu meningkatkan kerjasama dan pengaturan

diri dalam belajar. Alasan penulis untuk memilih STAD adalah bahwa model

kooperatif ini mampu membangun interaksi yang baik antara segenap siswa,

meningkatkan sikap positif pada siswa, baik harga diri, meningkatkan keterampilan

interpersonal. STAD juga menambahkan sumber tambahan belajar dengan dalam

kelompok karena beberapa berprestasi tinggi bertindak sebagai guru yang

menghasilkan prestasi yang tinggi. Hal itu memungkinkan siswa sesuai dengan

kebutuhan masyarakat modern dengan mengajarkan mereka untuk bekerja dengan

rekan-rekan mereka yang kompeten dan berhasil.

Hal menarik yang disampaikan oleh Rai bahwa, belajar secara kooperatif atau

saling membantu merupakan bentuk pelajaran dan kebutuhan manusia modern saat

ini karena jika ditelaah, misalnya pada sebuah sistem perusahaan yang mewajibkan

bagi para stafnya yang bergerak baik dibidang marketing ataukah yang bergerak

dibidang periklanan akan menekankan bagaimana untuk menarik minat dari

masyarakat agar produk yang mereka hasilkan dipergunakan oleh orang banyak.

Maka dibentuklah tim-tim yang masing-masing bertanggungjawab agar produk

mereka laku di pasaran. Peningkatan penjualan produk yang diperoleh

mengindikasikan bahwa kerja secara tim lebih efektif dari hanya bekerja secara

individual, maka untuk masyarakat modern bekerja secara kooperatif akan

(16)

Penelitian yang dilakukan oleh Majoka, Dad dan Mahmood tentang STAD

yang dipublikasikan pada Journal of Education and Sociology (2010) mengemukakan

bahwa dengan menggunakan STAD paradigma pembelajarannya lebih efektif

dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional. Karena ketentuan untuk

keterlibatan pendidikan begitu tinggi, itu terbukti menjadi strategi pembelajaran aktif.

Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Nootan Rai & Sunarti Samsudin

(2007) di mana Hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan menunjukkan bahwa

STAD dapat digunakan sebagai metode alternatif melalui pertanyaan tanpa

mengorbankan nilai. Ini akan baik untuk menggabungkan strategi pembelajaran

kooperatif terutama untuk siswa sekolah menengah atas dimana revisi intensif

dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ulansari dan Bertha (2012) pada pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD dapat dikategorikan memberikan hasil yang positif, karena rata-rata pada tiap aspek keterampilan sosial yang diamati sebanyak ≥60% siswa memperoleh nilai memuaskan. Senanda yang diutarakan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Nuriman Wijaya (2008) ada peningkatan setelah melakukan posttes pada penerapan

model STAD, hal ini disebabkan karena di dalam kelompok yang heterogen, siswa

yang kurang pandai akan termotivasi oleh siswa yang pandai. Siswa yang pandai

memberi bantuan pada siswa yang kurang pandai guna meningkatkan prestasi

belajarnya.

Motif dari kerjasama kelompok yang saling mendukung dalam penguasaan

materi belajar khususnya mata pelajaran fikih merupakan ciri khas utama dari STAD.

Bukan hanya dari segi peningkatan individu, tapi dari peningkatan dari segi sosial

(17)

diungkapkan oleh Rofiq (2008:169) dalam penelitiannya mengenai peningkatan

keterampilan sosial dengan model STAD ini. Maka dari itu, penulis melakukan penelitian tentang “efektivitas model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih di

kelas XI IPS Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah Kota Watampone”.

Pemilihan STAD sebagai solusi agar terjadi peningkatan hasil belajar pada

mata pelajaran fikih bukan hanya sekedar pemilihan secara membabi buta, namun

dikarenakan melihat dari karakteristik STAD itu sendiri. Seperti yang diungkapkan

Stiggins dalam Edi (2009:44) bahwa model ini mengarahkan pembelajaran pada

pencarian aktif yang berarti siswa menyusun pengetahuan bukan menerima dengan

pasif. Selain itu memungkinkan bagi guru untuk mengetahui lebih dalam tentang

karakteristik belajar siswa agar penyajian materi dapat lebih bermakna.

Fikih sebagai mata pelajaran yang disuguhkan pada tingkat Aliyah yang

berorientasi pada pemahaman dan pengalaman tentang tata cara beribadah sesuai

dengan ajaran agama Islam serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari

seperti yang diungkapkan oleh Dewi (2005:25), menjadi landasan pemilihan STAD

sebagai model pembelajaran yang memang mengutamakan kerjasama tim agar siswa

dapat menguasai materi pelajaran dengan cara kooperatif karena melihat dari kondisi

lapangan yang mana proses belajar lebih mengutamakan usaha individu siswa

sehinga hasil belajar kurang maksimal.

B. Identifikasi Masalah

Rendahnya hasil belajar utamanya pada nilai akhir siswa yang belum

(18)

sendiri sebagaimana yang telah diungkapkan pada latar belakang peneliti. Dari

berbagai fenomena yang telah diungkapkan pada latar belakang masalah bahwa

rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Siswa kurang menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

2. Siswa belajar secara individu sehingga pengusaan materi hanya dapat dikausai

oleh beberapa siswa saja yang memang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

3. Metode belajar yang digunakan oleh guru tidak bervariasi sehingga

pembelajaran terkesan monoton dan membosankan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Bagaimanakan efektifitas model pembelajaran tipe Student

Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran fikih di kelas XI IPS Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah di kota

Watampone Kabupaten Bone”?

D. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini bertujuan untuk memberikan

pemahaman dari defenisi oprasional dan juga cakupan mengenai aspek yang akan

(19)

1. Penerapan model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD)

dibatasi pada mata pelajaran fikih kelas XI semester 2 di MA Al-Junaidiyah

Bone.

2. Materi yang dipilih pada mata pelajaran fikih adalah warisan dan wasiat

3. Hasil belajar berkaitan dengan perolehan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan

yang telah direncanakan terbatas pada ranah kognitif saja (tidak untuk ranah

afektif dan psikomotorik).

4. Pada ranah kognitif dibatasi hanya pada 4 aspek saja,, yaitu aspek mengingat,

memahami, menerapkan, menganalisis (C1, C2, C3, C4) pada mata pelajaran

fikih yang diukur dengan tes hasil belajar untuk individual dan hasil kerja

kelompok, kuis dan kontribusi anggota untuk mengukur keberhasilan anggota.

E. Tujun Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model

pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih.

F. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari hasil penelitian ini berupa temuan atau efektivitas model yang

diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya pengetahuan yang berhubungan

dengan model pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran fikih pada Madrasah

Aliyah Kota Watampone Kabupaten Bone.

Kegunaan atau manfaat penelitian ini dilihat dari aspek teoritis maupun

(20)

1. Aspek Teoritis

a. Bagi guru mata pelajaran fikih, penelitian model pembelajaran ini akan

berdampak pada peningkatan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran

pada mata pelajaran fikih.

b. Bagi para peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan bekal awal dalam

melakukan penelitian sejenis yang lebih lanjut.

2.Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap upaya

pemahaman dan aplikasi pembelajaran kooperatif dalam mata pelajaran fikih.

Adapun secara operasional diharapkan hasil penelitian ini juga dapat digunakan bagi

para pendidik yang terlibat langsung maupun tidak langsung di dalam proses

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran fikih model terpadu sebagai

berikut.

a. Bagi guru mata pelajaran fikih, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

masukan sebagai tambahan wawasan pengetahuan, ketrampilan dalam

menyusun rencana pembelajaran dan penilaian serta melaksanakan

pembelajaran terpadu antar disiplin ilmu-ilmu sosial pada mata pelajaran

fikih;

b. Bagi pimpinan (Kepala MA), hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

salah satu masukan dalam rangka meningkatkan proses dan hasil belajar mata

pelajaran fikih;

c. Bagi instansi yang terkait (pihak Diknas dan Depag yang menangani bidang

pendidikan), hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan

dan masukan dalam rangka pembinaan guru mata pelajaran fikih.

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah

penelitian Quasi Exsperiment. Tujuan penelitian Quasi Exsperiment adalah untuk

memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat

diperoleh dengan eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua variabel yang

relevan (Suryabrata,2006:92). Siswa dalam penelitian ini dikelompokkan ke

dalam dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen

diberikan perlakuan yaitu menggunakan model pembelajaran tipe Student Team

Achievement Division (STAD), sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan

yang sama dengan kelas eksperimen, tetapi hanya menggunakan pembelajaran

biasa digunakan yaitu metode ekspositori.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

eksperimen. Salah satu ciri penelitian kuasi eksperimen adalah tidak dilakukannya

penugasan secara acak dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact

group), maka peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada sebagai

sampel, dan tidak mengambil sampel dari anggota populasi secara individu tetapi

dalam bentuk kelas. Apabila pengambilan sampel secara individu dikhawatirkan

akan hilangnya suasana alamiah suatu kelas tersebut. Untuk itu peneliti

menggunakan metode kuasi eksperimen dengan mempergunakan kelas yang

sudah ada di dalam populasi tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jawaban tentang

pengaruh suatu perlakuan, maka terdapat variabel yang mempengaruhi (sebab)

dan variabel yang dipengaruhi (akibat). Variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

(22)

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) dan

variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

(terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Tipe

Student Team Achievement Division (STAD). Variabel terikat adalah variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar aspek mengingat,

memahami, menerapkan dan aspek menganalisa.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam rancangan ini, yang mana kelompok

eksperimen (A) dan kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan

acak (without random assignment). Pada dua kelompok tersebut, sama-sama

dilakukan pretest dan posttest. Hanya kelompok eksperimen (A) saja yang di

treatment sebagai kelas yang memang diperuntukkan sebagai kelas yang akan

dijadikan sampel.

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Post test

Eksperimen (A) O1 X O2

Kontrol (B) O1 O2

Sumber Creswell (2012:242)

Ket: X: Perlakuan pembelajaran model Student Team Achievement

Division (STAD)

O1: Pretest eksperimen

O2: Posttest eksperimen

O1 : Pretest kontrol

O2 : Postest kontrol

Kedua kelas ini diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal pada

(23)

perlakuan yang berbeda. Setelah diberikan perlakuan, baru diberikan posttest,

hasilnya akan dibandingkan dengan skor pretest, sehingga diperoleh gain atau

selisih antara skor pretest dan posttest.

C. Lokasi dan Populasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi peneltian ini beretempat di Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah Kota

Watampone Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Madrasah Aliyah (MA)

Al-Junaidiyah adalah sebuah lembaga pendidikan formal sederajat SMA yang

bernuansa islami yang diselenggarakan oleh Yayasan Ma’had Hadis Biru.

Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah beralamat di jalan Jend. Sudirman Kelurahan

Biru Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan.

Letak strategis yang menghubungkan Kota Wtampone dan Kota Sinjai membuat

Madrasah Aliyah al-Junaidiyah menjadi salah satu tujuan dari para penduduk

khususnya masyarakat Kota Watampone untuk menimba ilmu dari madrasah ini.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan sumber data

yang digunakan. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas :

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XI yang berjumlah 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas XI IPS I dan 30 siswa

kelas XI IPS II siswa kelas XI Madrasah Aliyah al-Junaidiyah semester 2 Kota

Watampone yang terdaftar pada tahun 2012/2013.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti dan diambil

dari populasi harus representatif artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili

populasi. Tujuan dari pengambilan sampel adalah menggunakan sebagian objek

(24)

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini

sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.

Salah satu ciri dari penelitian kuasi eksperimen adalah tidak dilakukan

penugasan secara acak dan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact

group) maka peneliti mengambil sampel dalam bentuk kelas tidak mengambil

sampel secara individu. Alasannya karena apabila pengambilan sampel secara

individu dikhawatirkan situasi kelompok sampel menjadi tidak alami.

Berdasarkan pendapat tersebut maka ditetapkan 2 kelas sebagai sampel

dari siswa kelas XI Madrasah Aliyah Al-Junaidiyah Kota Watampone yang

terdaftar pada tahun 2012/2013.

D. Teknik Pengumpulan Data

Ada dua teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian

ini, yaitu: tes objektif, dan observasi. Teknik pengumpulan data merupakan

langkah penting dalam penelitian untuk memperoleh data informasi yang

dibutuhkan dalam suatu penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dilakukan

dengan tes hasil belajar berupa bentuk tes objektif pilihan berganda karena tes

objektif dapat mengungkap tingkat penguasaan siswa terhadap materi bahan ajar

yang telah dipelajari. Bentuk tes hasil belajar ini berupa pilihan ganda dengan

lima alternatif jawaban. Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau

pengertian yang belum lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari

beberapa kemungkinan jawaban. Jumlah soal ditentukan berdasarkan uji validitas

dan reliabilitas yang penyusunannya sesuai dengan kisi – kisi instrumen.

Adapun langkah–langkah penyusunan instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menetapkan materi pelajaran fikih yang akan digunakan dalam penelitian,

2. Menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator mata

(25)

4. Menyusun kisi–kisi instrumen penelitian dengan pokok bahasan yang telah

ditetapkan sebelumnya,

5. Melakukan uji coba instrumen kepada siswa diluar sampel,

6. Menganalisis instrumen hasil uji coba,

7. Menggunakan soal yang valid kepada sampel penelitian yaitu kelompok kelas

kontrol dan kelas eksperimen.

Selain itu bentuk pengumpulan data juga dilakukan dengan Observasi

Nonaprtisipan, yang mana hal ini dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

perlakuan yaitu dengan bentuk Model Pembelajaran Tipe Student Team

Achievement Division (STAD). Dalam bentuk instrumennya observasi yang

dilakukan termasuk dalam observasi terstruktur karena observasi telah dirancang

secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya

dan variabel apa yang akan diamati sesuai dengan apa yang telah dirancang tanpa

menghilangkan atau mengurangi komponen utama dari STAD.

Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini dirancang

berdasarkan langkah-langkah proses pembelajaran yang tercantum dalam RPP.

Format penyajian data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel untuk

memudahkan dalam interpretasinya. Interpretasi untuk data oberservasi adalah:

kriteria nilai 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (kurang).

E. Pengembangan Instrumen

1. Defenisi Oprasional

Definisi operasional disusun agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam

menafsirkan istilah-istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini. Definisi sesuai

judul penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Model Pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD)

Student Team Achievement Division (STAD) adalah model

pembelajaran kooperatif yang gagasan utamanya adalah untuk memotivasis

siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam

(26)

b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan atau pencapaian yang ditunjukan

oleh siswa pada akhir proses pembelajaran fikih. Hasil belajar yang dimaksud

pada penelitian ini berfokus pada ranah kognitif. Hasil belajar yang akan

dinilai dalam penelitian ini sesuai dengan kaidah atau teori yang mengacu

pada taksonomi Bloom yang telah direvisi dan telah dibatasi mulia dari

tingkatan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan

menganalisa (C4) disesuaikan dengan keterbatasan dan kemampuan peneliti.

2. Kisi-kisi Instrumen

Mata Pelajaran : Fikih

Standar Kompetensi : Memahami Hukum Islam Tentang Waris dan Wasiat Pokok Bahasan : Hukum Waris Dalam Islam dan Hikmahnya

Indokator Aspek kognitif Bentuk soal Nomor soal Jumlah

Mengingat (C1) Pilihan Ganda 1,2,4,6,7,9, 17,26,27

Memahami(C2) Pilihan Ganda 3,5,11,12,13, 14,15,20,22,

Menerapkan(C3) Pilihan Ganda 8,16,18,19, 21,28,29,33, 34,35,38

(27)

dan wasiat

Analisis (C4) Pilihan Ganda 10,23,24,25, 31,36,37,39,

Sebelum peneliti menggunakan tes, hendaknya peneliti mengukur terlebih

dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Instrumen yang valid apabila mempunyai validitas yang tinggi.

Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut.

Namun, tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes

dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai

tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut. Uji validitas yang

digunakan pada penelitian ini adalah validitas alat ukur dan butir soal. Untuk

mengetahui validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi

product moment yang dikemukakan oleh Pearson, adapun rumus untuk menguji

validitas yang digunakan adalah sebagai berikut :

rxy =

N∑XY –(∑X)(∑Y)

√{N∑X2–(∑X)2} {N∑Y2–(∑Y)2} Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi yang di cari

∑XY : Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden

∑Y : Skor responden

∑X : Skor item tes

(∑X2

(28)

Penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat menggunakan kriteria

Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan

rumus :

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah banyak subjek

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata 0,05 dengan

derajat bebas (dk) = n-2. Apabila thitung> ttabel, berarti korelasi tersebut signifikan /

berarti.

Validitas selanjutnya adalah validitas butir soal. Pada penelitian ini,

validitas butir soal dilakukan dengan program pengolah data SPSS (Statistical

Product and Service Solution). Nilai dari validasi butir soal tertera pada lampiran.

Perhitungan validitas alat pengumpul data dilakukan dengan menggunakan

rumusan korelasi product moment, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor

Soal ganjil dengan soal genap, dan adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai

berikut.

No Nama GANJIL GENAP X Y X2 Y2 XY

(29)

3 A3 13 11 6.5 5.5 42.25 30.25 35.75

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh data sebagai

(30)

Rumus:

Koefisien korelasi di atas di uji tingkat signifikansinya dengan rumus:

t =

menggunakan rumus korelasi product moment dan kemudian diuji tingakat

signifikansinya, sehingga diperoleh data pada tabel berikut:

Tabe 3.2 Hasil uji validitas soal

R Kriteria t-hitung t-tabel Keterangan

1 Sangat Tinggi 5.292 1.701 Signifikan

Adapun hasil yang diperoleh dari uji validitas yang telah dilaksanakan

(31)
(32)

Soal–soal yang tidak valid yaitu soal – soal yang nilai standar deviasinya

lebih kecil dari rtabel yaitu soal 14, 35, dan 40. Soal – soal tersebut tidak akan

digunakan dalam penelitian, hasil dapat dilihat pada lampiran.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kekonsistenan alat ukur. Reliabilitas menunjuk

kepada suatu instrumen dapat dipercaya atau reliabel untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil

yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan

yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu tes teliti

dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunaka rumus Spearman Brown

sebagai berikut:

0,05 maka instrumen dinyatakan reliabel. Sebaliknya, jika nilai

reliabilitas lebih kecil dari nilai rtabel, maka instrumen dinyatakan

belum reliabel.

Untuk mengukur Reliabilitas instrumen digunakan teknik split half dari

Spearman Brown. Dari perhitungan validitas diketahui r= 1. Berikut perhitungan

realibilitas dengan teknik split half dari Spearman Brown:

(33)

dapat dilihat bahwa r hitung> r table (1>0.306) maka, berdasarkan kriteria

tersebut dapat dikatakan bahwa instrument tes objektif yang digunakan reliable.

c. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal menunjukan pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk dapat mengumpulkan data karena instrumen tersebut

sudah baik. Pencarian tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengukur

seberapa derajat kesukaran suatu soal. Dikatakan dalam bahwa jika suatu soal

memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan

bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak

pula terlalu mudah.

Untuk mencari indeks kesukaran digunakan rumus:

X100%

WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok

bawah

WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok

atas

nL = jumlah kelompok bawah

nH = jumlah kelompok atas

Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan kriteria

sebagai berikut :

1) Jika jumlah persentase sampai dengan 27% termasuk mudah

2) Jika jumlah persentase 28%-72% termasuk sedang

3) Jika jumlah persentase 73% ke atas termasuk sukar

Dari hasil uji coba yang dilakukan (tertera pada lampiran) maka dapat

(34)

Tabe 3.3 Hasil tingkat kesukaran soal

menunjukan tingkat-tingkat pembedaan suatu instrumen. Perhitungan daya

pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan

peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang

belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi

koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut

membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta

didik yang kurang menguasai kompetensi tersebut.

Untuk menghitung daya pembeda (DP) setiap butir soal dapat digunakan

rumus sebagai berikut :

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

WH = jumlah peserta yang gagal dari kelompok atas

n = 27% X n

Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda (DP) tersebut dapat

digunakan kriteria:

0.40 and up : Very good items

(35)

0.20 – 0.29 : Marginal items, usially needing and being subject to improvement

Below – 0.19 : Poor items, to be rejected or improved by revision

(Zaenal Arifin, 2009:274)

Tabe 3.4 Daya beda soal

No Klasifikasi No. Soal

1 Soal yang digunakan 1,2,3,6,7,8,9,10,11,12,15,16, 18, 19, 20, 22,

23, 24, 25, 27, 29, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38,

2 Soal yang tidak

digunakan

4, 5, 13, 14, 17, 21, 26, 28, 30, 35, 39, 40.

3 Soal revisi 28, 39

Soal yang memiliki daya beda 0.19 ke bawah sebagian tidak digunakan

dan sebahagian direvisi guna memudahkan dalam penelitian. Tabel diatas

menjelaskan bahwa soal yang memiliki daya beda dibawah 0.19 sebanyak 12 soal,

yaitu soal 4, 5, 13, 14, 17, 21, 26, 28, 30, 35, 39, dan 40. Daya beda tertera pada

lampiran.

Soal yang memiliki daya beda dibawah 0.19 dan direvisi untuk tetap

dipergunakan adalah soal nomor 28, dan 39, sehingga soal yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 30 butir soal.

G. Teknik Pengolahan Data

1. Analisis Data Uji Statistik

Data peningkatan hasil belajar dengan uji statistik. Dalam penelitian ini

analisis data statistik menggunakan program SPSS versi 16 untuk melihat

normalitas, homogenitas varians, dan peningkatan hasil belajar siswa.

Untuk melihat peningkatan hasil belajar sebelum dan sesudah

(36)

Keterangan:

< g > = gain (peningkatan hasil belajar)

Spos = skor posttest

Spre = skor pretest

Smaks = skor maksimum ideal

Gain ini diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan penguasaan

hasil belajar dengan kriteria seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Kriteria skor Gain rata-rata

Batasan Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

Pada penelitian ini digunakan klasifikasi interpretasi perhitungan

presentase untuk mengetahui kriteria persentase pada setiap aspek, berikut pada

Tabel 3.6 menyajikan klasifikasi interpretasi perhitungan persentase sebagai acuan

bagi penelitian. Adapun kriteria yang dapat digunakan dapat dilihat pada table di

bawah ini.

Tabel 3.6 Klasifikasi interpretasi perhitungan presentase

Persentase Kriteria

Tidak Ada

Sebagian Kecil

Hampir Setengah

Setengah

Sebagian Besar

Pada Umumnya

Semuanya

Sumber: Koentjaraningrat dalam Saddam (2012:62)

2. Normalitas

(37)

memeriksa normalitas pada sebuah sampel. Pada penelitian ini, uji normalitas

dilakukan dengan uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov menggunakan

program SPSS (Statistical Product And Service Solution). Uji Kolmogorov

Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai.

Kriterianya adalah jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05,

maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai

probabilitas > 0.05, maka distribusi adalah normal.

3. Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data

penelitian. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau

lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama.

Uji homogenitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan SPSS

(Statistical Product And Service Solution) dengan uji Levene Test. Uji Levene

Test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (independent)

mempunyai varians dengan variabel terikat (dependent).

Kriterianya adalah apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05,

maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama,

sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0.05, maka data berasal

dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Uji t digunakan

ketika informasi mengenai nilai variance (ragam) populasi tidak diketahui. Uji t

adalah salah satu uji yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan yang signifikan dari dua buah mean sampel (dua buah variabel yang

dikomperasikan).

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus

uji-t independen dua arah (t-test independent). Uji ini digunakan untuk menguji

kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak

(38)

sampel (setiap elemen dua pengamatan), data kuantitatif (interval – rasio) dan

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji signifikansi

perbedaan rata-rata (mean) dilakukan dengan program SPSS.

Penelitian ini menggunakan uji dua ekor. Oleh karena itu, daerah

penolakan hipotesis terdapat pada daerah negatif dan positif dengan batas ttabel.

Berdasarkan jumlah sampel penelitian sebanyak 60, maka dapat diketahui bahwa

ttabel dengan dk 58 (n-2) dan tingkat kepercayaan 95%. Dengan kriteria pengujian:

jika tHitung > tTabel maka Ha diterima pada taraf signifikansi (α = 0,05) dan derajat

kebebasan dk = (n1 + n2 - 2). Apabila data tidak berdistribusi normal maka dipakai

uji non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan sebelum

penelitian sampai penelitian itu terlaksana. Adapun prosedur penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Identifikasi Masalah. Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat

dijawab oleh seorang peneliti. Pada tahap ini, peneliti mengindentifikasi

hal-hal apa saja yang akan diteliti yang nantinya akan dipecahkan

permasalahannya, seperti variabel apa yang akan diukur dalam penelitian?

Apakah ada alat-alat atau instrumen yang digunakan untuk mengukur

variabel tersebut?.

2. Studi pendahuluan. Peneliti mencari sumber bacaan yang dapat menunjang

penelitiannya kemudian berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan guru

mata pelajaran fikih serta mengobservasi tempat yang akan dilakukan

penelitian.

3. Perumusan Masalah. Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang

dihadapi dan berkonsultasi dengan dosen dan guru mata pelajaran tersebut,

peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang akan dijawab,

(39)

4. Rancangan Penelitian. Peneliti membuat rancangan penelitian yang terdiri

atas: pendekatan dan metode penelitian, menentukan variabel dan sumber

data, serta menentukan dan menyusun instrumen (tes dan observasi).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

eksperimental dengan metode kuasi eksperimen. Peneliti juga menentukan

variabel dan sumber data. variabel dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yaitu Model Pembelajaran Tipe Student Team Achievement Division

(STAD) dan hasil belajar. Sumber data diambil dari tes hasil belajar pretest

dan posttest. Menentukan dan menyusun instrumen tes yang dilakukan

dibawah bimbingan dosen pembimbing.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen pada penelitian ini

sebagai berikut.

a) Melakukan observasi, wawancara dengan guru terkait mengenai pemilihan

materi yang akan diteliti.

b) Menelaah silabus mata pelajaran fikih kelas XI jenjang Madrasah Aliyah

(MA).

c) Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran

fikih (RPP kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol).

d) Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian dengan 40 objektif berbentuk

pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban (a, b, c, d, dan e).

e) Melakukan uji coba instrumen yang bukan sampel.

f) Mengolah data uji coba instrumen dengan mencari validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran dan daya pembeda, sehingga di dapat soal-soal yang

layak untuk diujikan pada sampel penelitian.

e. Pengumpulan Data. Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan

penelitian yang telah ditentukan. Diawali dengan penentukan kelompok kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok kelas eksperimen dilakukan dengan

memberikan perlakuan ketika pembelajaran dengan Model Pembelajaran Tipe

Student Team Achievement Division (STAD), sedangkan kelompok kelas

(40)

kelas (kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol). Kemudian

diberikan perlakuan kepada kedua kelas tersebut dan terakhir diberikan

posttest.

f. Pengolahan Data. Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan

diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan

penelitian yang telah ditetapkan. Adapun pengolahan data yang dilakukan

sebagai berikut:

a) Pengolahan data dilakukan dengan berbantuan program SPSS 16

(Statistical Product And Service Solution) baik itu untuk pengolahan data

kelompok kelas eksperimen maupun kelompok kelas kontrol.

b) Menyimpulkan data yang di dapat berdasarkan pretest dan posttest kedua

kelas tersebut.

g. Pembuatan Laporan Penelitian. Tahapan-tahapan yang telah dilakukan dari

nomor 1 sampai nomor 6 dituangkan dalam suatu laporan penelitian. Laporan

penelitian yang dibuat dilakukan berdasarkan data-data yang di dapat melalui

(41)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan bahasan tentang kesimpulan dan saran. Dari simpulan

ini diharapkan dapat diketahui secara garis besar hasil penelitian yang telah

dilakukan. Kemudian untuk melihat hal-hal yang dapat dilakukan di masa yang akan

datang, maka perlu dicantumkan beberapa saran sebagai patokan dalam kegiatan

selanjutnya.

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan tujuan penelitian yang sebelumnya telah dirumuskan,

maka hasil pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa

1. Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

Student Team Achievement Division (STAD) dengan hasil belajar siswa kelas

kontrol dengan menggunakan metode ekspositori atau konvensional terbukti

sangat berbeda dengan melihat hasil gain ternormalisasi dimana perolehan

kelas kontrol menunjukan hasil yang lebih kecil dari kelas eksperimen.

2. Setelah diadakan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka penggunaan

model pembelajaran tipe STAD terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Dengan demikian pada pembelajaran dengan model tipe Student Team

Achievement Division (STAD) efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran fikih. Hal itu berarti model pembelajaran tipe Student

Team Achievement Division (STAD) sangat efektif untuk meningkatkan hasil

(42)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

3. Hasil observasi yang dilakukan menujukan peningkatan yang positif baik dari

guru maupun dari siswa ketika pembelajaran berlangsung dengan menerapkan

model pembelajaran tipe Student team Achievement Division (STAD) dengan

memaksimalkan Lembar Kerja Kelompok yang disediakan dan memanfaatkan

kondisi kerja tim atau kerja kelompok yang dibentuk.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa saran tetnang penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD)

merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat

dijadikan sebagai alternatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penerapan model pembelajaran secara sistematis terkadang menimbulkan

kekakuan bagi guru dalam menerapkannya, namun semua itu hanyalah proses

adaptasi menuju hasil yang lebih baik, yaitu terciptanya pembelajaran yang

efektif dan menambah khasanah keilmuan guru itu sendiri dalam menerapkan

model-model pembelajaran apa pun ke depannya.

2. Bagi Kepala Sekolah

Sesuai dengan pembahasan mengenai manfaat untuk penelitian ini

yang mana hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan untuk pembinaan

guru di sekolah, terutama bagi guru mata pelajaran fikih dan secara umum

(43)

Ahmad Nurul Ihsan B, 2013

sebagai stimulus untuk mengembalikan gairah mengajar bagi guru itu sendiri.

Peran kepala sekolah sebagai tongkak dalam kepemimpinan sangat

mempengaruhi kualitas pembelajaran yang berlangsung di sekolah sehingga

dukungan kepala sekolah sangat dibutuhkan bagi peningkatan hasil belajar

siswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian penelitian

selanjutnya dan diharapkan untuk melakukan penelitian dengan model yang

sama namun dengan tingkat sampel yang berbeda agar model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) ini memang

betul-betul menjadi salah satu solusi bagi pembelajaran itu sendiri. Dan juga

bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji pada ranah afeksi khusus pada mata

pelajaran fikih agar kedepannya lebih memberikan warna bagi mata pelajaran

fikih itu sendiri.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zenal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Asrofudin. (2010). Tujuan dan Fungsi Mata Pelajaran Fiqih, [Online]. Tersedia: http://asrofudin.blogspot.com/2010/05/tujuan-dan-fungsi-mata-pelajaran-fiqih html [18 Juli 2013]

Barizi, Ahmad. (2011). Menjadi Guru Unggul, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Creswell, John W. (2012). Research Designe, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed¸ Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daryanto. (2012). Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, Laksmi. (2005). Pengembangan Model Pembelajarn Modular untuk Meningkatkan Kompetensi Siswadalam Mata Pelajaran Fiqhi. UPI Bandung Tesis tidak dipublikasikan.

E. Slavin, Robert. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media .

GulNazir Khan. (2011). International Education Studies Effect of Student’s Team Achievement Division (STAD) on Academic Achievement of Students,[Jurnal] Terdia: http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ies/ [11 Januari 2013].

Hamalik, Oemar. (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hasanuddin. (2008). Kinerja Guru dalam Melaksanakan Tugas sebagai Pengembang Kurikulum (Studiuntuk Guru Fiqhi di Madrasah Aliyah Negeri Model Jambi), UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

(45)

Tersedia: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/journal-of-chemical-education/ [11 Januari 2013].

Isjoni. (2011). Cooperative Learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung: Alfabeta.

Junaedi, Edi. (2009). Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Student Team Achivement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa/Waarga Belajar pada Mata Pelajaran Matematika. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo.

Majid, Abdul. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munawar, Duli Muhlis. (2011). Efektivitas Model Blended Learning Dengan Moodel Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Muhammad Iqbal Majoka, Malik Hukam Dad, Tariq Mahmood, (2010). Journal of Education and Sociology Student Team Achievement Division (STAD) as an Active Learning Strategy: Empirical Evidence From Mathematics Classroom, Tersedia:http://cuin561su12.wikispaces.com/file/view/Student+TeamAchieve ment +Division+(STAD) [22 Desember 2012].

Nootan Rai dan Sunarti Samsudin. (2007). Redisigning Pedagogy – Crpp Conference STAD vs Traditional Teaching,CHIJ St. Joseph’s Convent Tersedia: https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:KTRA6kDmjHwJ:conference. nie.edu.sg/ [21 Januari 2013].

Ratnawulan, Ana, Taksonomi_Bloom-Revisi [Online] Tersedia: http://file.upi.edu/ Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032/taksonomi_ Bloom_revisi [3 Mei 2013].

Rochmad. (2012). Revisi Taksonomi Bloom (A Revision Of Bloom’s Taxonomy) [Online]

Tesedia: http://imamprasaja.files.wordpress.com/2013/06/rochmad-bloom-ori. [17 Juni 2013].

Rofiq, Ahmad. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk

(46)

Ruhimat, Yayat. (2012). Efektivitas Penggunaan Media Film Youtube Untuk Meningkatkan Penguasaan Listening Skills Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan.

Rusman. (2011). Model- Model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press.

_______ (2009). Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Press.

Sanjaya, Wina. (2011). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

____________ (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Siregar, Ahmad Saddam. (2012). Pembelajaran Geometri Melalui Model Van Hiele Berbantuan Geogebra Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. UPI Bandung. Skripsi tidak dipublikasikan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarno, Ali. (2011). Pengertian Hasil Belajar [Online] http://blog.elearning.unesa. ac.id/alim-sumarno/pengertian-hasil-belajar [17 Juni 2013]

Suryabrata, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Syarifudin, Amir. (1997). Ushul Fiqih. Jakarta: Logos Wacana Islam.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Uzer, (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gambar

Tabel 3.1 Desain penelitian
Tabel 3.5 Kriteria skor Gain rata-rata

Referensi

Dokumen terkait

Kecenderungan gaya belajar yang dimiliki oleh mahasiswa di Departemen Pendidikan Teknik Sipil Universitas Pendidikan Indonesia adalah gaya belajar visual yaitu mahasiswa

Tabel 3.28 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor Postes Keterampilan Sosial 124 Tabel 3.29 Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Skor Postes Keterampilan Sosial 125 Tabel 3.30

ANDRA CIPTA CONSULT Gugur tidak memasukkan dokumen kualifikasi 42 PT.ANDIKA PERSADA RAYA Gugur tidak memasukkan dokumen kualifikasi 43 Maza Pradita Sarana Gugur tidak memasukkan

In this study the researcher limits the problem on the struggle of Crish Gartner to get happiness, as the major character on The Pursuit of Happyness based on the

Supporting Role - Judi Dench), etc. All of those are several evidences that Shakespeare in Love is one of the greatest movies which is able to hypnotize public either in

Dengan judul skripsi STRATEGI RADIO ELISA FM SALATIGA UNTUK MENGEMAS PROGRAM ACARA SESUAI DENGAN VISI DAN MISI sebagai salahsatu syarat untuk mendapatkan gelar

melakukan penelitian lanjutan tentang “Analisis Komitmen Organisasional, Komitmen Profesional, Motivasi, Kesempatan Kerja, Kepuasaan Kerja Terhadap Auditor

1. Menjelaskan pengertian salat jamak 2. Menyebutkan macam-macam salat jamak 3. Mengidentifikasi syarat salat jamak 4. Menjelaskan tata cara salat jamak 5. Menjelaskan pengertian