• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA BANDUNG."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Opersional ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. Pariwisata ... 10

1. Pengertian Pariwisata ... 10

2. Produk Industri Pariwisata ... 11

3. Fasilitas Industri Pariwisata ... 13

B. Dampak Ekonomi Pariwisata ... 14

C. Pendapatan Asli Daerah ... 16

D.Pajak ... 20

1. Pengklasifikasian Pajak ... 20

2. Pajak Daerah ... 22

3. Pajak Hotel ... 26

4. Pajak Restoran ... 27

E. Kerangka Pemikiran ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

(2)

B. Desain Penelitian ... 31

C. Variabel Penelitian ... 33

D. Alat Pengumpulan Data ... 34

E. Teknik Pengumplan Data ... 34

F. Prosedur dan Teknik Pengumplan Data ... 35

G. Hasil Analisis Data ... 36

1. Analisis Kontribusi ... 36

2. Analisis Efektifitas ... 37

3. Analisis Pertumbuhan Pajak ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

A.Gambaran Kota Bandung ... 40

1. Letak Geografis Kota Bandung ... 40

2. Pariwisata Kota Bandung ... 41

B.Pertumubuhan Sektor Pariwisata Kota Bandung ... 42

1. Pajak Hotel dan Restoran Kota Bandung ... 42

2. Pajak Hotel Kota Bandung ... 47

3. Potensi Hotel di Kota Bandung ... 50

4. Pajak Restoran Kota Bandung ... 51

5. Potensi Pajak Restoran ... 53

6. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 54

7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ... 56

C.Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PAD Kota Bandung ... 58

1. Kontribusi Pajak Hotel terhadap PAD Kota Bandung ... 62

2. Kontribusi Pajak Restoran terhadap PAD Kota Bandung ... 64

3. Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap APBD Kota Bandung ... 66

D.Feedback Pemerintah Terhadap Pariwisata Kota Bandung ... 68

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 73

A. Kesimpulan ... 73

(3)

DAFTAR PUSTAKA ... 76

LAMPIRAN ... 78

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Maupun

Nusantara Di Kota Bandung ... 4

Tabel 1.2 Jumlah potensi pariwisata di kota bandung tahun 2010 ... 5

Tabel 3.1 Variabel dan Sub Variabel Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Kontribusi Pajak Pariwisata Terhadap PAD... 37

Tabel 3.3 Tingkat Efektifitas Pajak Pariwisata ... 38

Tabel 4.1 Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kota Bandung Tahun 2007-2011 ... 43

Tabel 4.2 Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kota Bandung Tahun 2007-2011 ... 45

Tabel 4.3 Pertumbuhan Pajak Daerah Kota Bandung ... 46

Tabel 4.4 Pertumbuhan Pajak Hotel Kota Bandung ... 48

Tabel 4.5 Jumlah Hotel di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ... 50

Tabel 4.6 Jumlah Kamar Hotel di Kota Bandung Tahun 2007-2011 ... 51

Tabel 4.7 Pertumbuhan Pajak Restoran ... 51

Tabel 4.8 Jumlah Restoran di Kota Bandung ... 54

Tabel 4.9 Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Kots Bandung ... 55

Tabel 4.10 Sisi Penerimaan APBD Kota Bandung Tahun 2010-2011 ... 57

Tabel 4.11 Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Tahun 2007-2011 ... 58

Tabel 4.12 Pertunbuhan Pajak Hotel dan Restoran Tahun 2007-2011 ... 59

Tabel 4.13 Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap PAD Kota Bandung ... 61

Tabel 4.14 Kontribusi Pajak Restoran Terhadap PAD Kota Bandung ... 63

Tabel 4.15 Kontribusi Pajak Restoran Terhadap PAD Kota Bandung ... 64

Tabel 4.16 Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Penerimaan APBD Kota Bandung Tahun 2010-2011 ... 67

Tabel 4.17 Target dan Realisasi PAD Sektor Pariwisata Kota Bandung Tahun 2007-2011 ... 69

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Kontribusi Pajak Hotel, Restoran dan

Hiburan Terhadap PAD Kota Bandung ... 30

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Teknik Pengumpulan Data ... 35

Gambar 4.1 Grafik Pertumubuhan Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kota Bandung Tahun 2007-2011 ... 44

Gambar 4.2 Grafik Pertumubuhan Pajak Daerah Kota Bandung Tahun 2007-2011 ... 47

Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan Pajak Hotel Kota Bandung ... 49

Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan Pajak Restoran Kota Bandung ... 52

Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung ... 55

Gambar 4.6 Grafik PAD Sektor Pariwisata Kota Bandung 2007-2011 ... 60

Gambar 4.7 Grafik Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PAD Kota Bandung 2007-2011 ... 61

Gambar 4.8 Kontribusi Pajak Hotel Terhadap PAD Kota Bandung 2007-2011 64 Gambar 4.9 Kontribusi Pajak Restoran Terhadap PAD Kota Bandung 2007-2011 ... 65

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya terdapat sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, sehingga perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih kepada mengelola, memanfaatkan, dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi suatu daya tarik wisata.

(7)

yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.

Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan akan melakukan belanjaannya, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan (Tourism Demand) pasar barang dan jasa. Selanjutnya Demand wisatawaan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan baku (Investment Derived Demand) untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut. Dalam usaha memenuhi permintaan wisatawan diperlukan investasi di bidang transportasi dan komunikasi, perhotelan dan akomodasi lain, industri kerajinan dan industri produk konsumen, industri jasa, rumah makan restoran dan lain-lain.

(8)

pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi Indonesia untuk mengembangkan industri pariwisata sangatlah besar.

Kota Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung hingga kini masih menjadi tujuan wisata bagi banyak wisatawan. Namun, banyak kalangan menilai Bandung tidak saja dijadikan kota wisata, tetapi juga kota perdagangan dan kota pendidikan. Pemerintah Daerah Kota Bandung memberikan perhatian bagi perkembangan kepariwisataan di Kota Bandung dengan tujuan memperoleh dampak positif dari industri pariwisata seperti terbukanya lapangan pekerjaan di bidang jasa (Hotel dan Restoran), pemerataan pembangunan dengan dibangunnya sarana dan prasarana seperti jalan untuk menuju obyek wisata yang tentunya akan berdampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat, dan menjadikan industri pariwisata sumber potensial bagi pemasukan pendapatan daerah.

(9)

Miliar lebih, Pajak Restoran Rp 50 Miliar lebih, Pajak Hiburan Rp 20 Miliar lebih. Besarnya pajak-pajak tersebut dikarenakan perkembangan jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Bandung dari tahun ke tahun terus meningkat. Berikut data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1:

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Maupun Nusantara Di Kota Bandung

Tahun Jumlah Wisatawan (orang)

2006 4.871.351

2007 5.505.759

2008 6.429.027

2009 7.585.444

2010 6.712.824

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, 2010

Dari data tersebut terdapat peningkatan rata-rata pertumbuhan kunjungan wisatawan setiap tahunnya ke Kota Bandung sebanyak 7 %. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari peran pemerintah daerah yang gencar mempromosikan potensi wisata. Sebagai tujuan wisata, Kota Bandung memiliki segalanya, udara yang sejuk, wisata belanja yang menyediakan aneka fashion, kafe dan restoran yang unik dengan pilihan berbagai jenis makanan, serta pilihan berbagai obyek wisata yang bervariasi. Oleh karena itu, tidak aneh pada setiap akhir pekan khususnya pada saat liburan panjang, warga dari luar kota Bandung terutama dari Jakarta, beramai-ramai datang ke kota yang memiliki julukan Paris Van Java ini.

(10)

Tabel 1.2

Jumlah potensi pariwisata di kota bandung tahun 2010 Potensi Pariwisata Jumlah

Hotel Melati 215

Hotel Bintang 94

Restaurant 472

Karaoke 70

Diskotik 3

Pub 20

Night Club 11

Panti Pijat 24

Bioskop 11

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kota Bandung, 2010

Jumlah potensi pariwisata di Kota Bandung dari tahun ke tahun dalam kurun waktu 5 tahun ini mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini juga berpengaruh terhadap minat para wisatawan untuk berwisata ke Kota Bandung. Dengan kedatangan para wisatawan yang tinggi, cukup banyak mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Untuk itu, sektor pariwisata di Kota Bandung sudah seharusnya dapat membantu mempertahankan kunjungan wisatawan ke kota ini. Sehingga PAD Kota Bandung akan tetap stabil dan terus meningkat. Dalam rangka pembangunan daerah, sektor pariwisata memegang peranan yang menentukan dan dapat sebagai katalisator untuk meningkatkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Keberhasilan pengembangan sektor kepariwisataan, berarti akan meningkat perannya dalam penerimaan daerah, dimana kepariwisataan merupakan komponen utama (Salah, 2003:16).

(11)

membiayai pengeluaran daerah. Terobosan dimaksud salah satunya adalah dengan peningkatan kualitas dan potensi-potensi kepariwisataan yang baru di Kota Bandung. Hal ini akan mendorong meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, sehingga akan meningkatkan penerimaan daerah terutama pajak yang dihasilkan dari potensi parwisata dan juga akan mempengaruhi kegiatan perekonomian masyarakat sekitarnya, sehingga nantinya dapat membiayai penyelenggaraan pembangunan daerah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dilihat bahwa ada keterkaitan antara sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sehingga judul penelitian ini adalah: “Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung”.

B.Rumusan Masalah

Ditinjau dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, sektor pariwisata memberikan kontribusi terhadap PAD Kota Bandung. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pertumbuhan penerimaan pajak hotel dan restoran Kota Bandung

selama Tahun 2007-2011?

2. Seberapa besar kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung?

3. Feedback apa yang diberikan Pemerintah Kota Bandung berdasarkan hasil

Pendapatan Asli Daerah untuk perkembangan pariwisata Kota Bandung? C.Tujuan Penelitian

(12)

1. Menganalisis pertumbuhan penerimaan pajak hotel dan restoran Kota Bandung selama Tahun 2007-2011.

2. Mengukur seberapa besar kontribusi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung.

3. Menganalisis feedback yang diberikan Pemerintah berdasarkan hasil Pendapatan Asli Daerah untuk perkembangan pariwisata Kota Bandung.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Kota Bandung dalam memaksimalkan penerimaan dan menentukan kebijakan dalam masalah pajak.

2. Sebagai bahan masukan kepada pelaku usaha pariwisata, dalam hal ini adalah

stake holder untuk menanamkan modalnya dalam bidang kepariwisataan agar

dapat membantu Pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak sektor pariwisata.

3. Memperluas wawasan masyarakat dan memberikan kontribusi mengenai pariwisata dalam mencapai kepariwisataan berbasis masyarakat.

4. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya yang memiliki hubungan dengan penelitian ini.

E.Definisi Operasional

(13)

judul dapat menimbulkan kesimpulain lain dari penelitian. Maka, penulis merasa perlu memberikan batasan dalam definisi operasional.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kontribusi adalah sumbangan, sedangkan menurut T. Guritno (1992:76) kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh sektor pariwisata dari pajak hotel, restoran dan hiburan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung.

(14)

perhitungan pembayaran harian serta dapat menyediakan restoran/rumah makan dan bar.

Di dalam Perda Kota Bandung No.10 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata, restoran adalah jenis usaha jasa pangan bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan minuman bagi umum di tempat usahanya serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan. Adapun pengertian lain Soekresno (2000,16-17), restoran adalah suatu usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan dan minuman bagi masyarakat umum dan dikelola secara profesional.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi

Sehubungan dengan objek yang akan ditulis, maka penelitian difokuskan di Kota Bandung khususnya sektor pariwisata dengan pertimbangan bahwa daerah ini terdapat jenis sektor pariwisata yang menarik dan berpotensi untuk dikembangkan dan mendatangkan devisa daerah Kota Bandung.

Bandung terletak pada koordinat 107 36’ 35” BT dan 6 54’ 53” LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare. Kota ini secara geografis terletak ditengah-tengah provinsi Jawa barat dengan demikian sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya.

Kota Bandung terletak pada ketinggian ± 768 m diatas permukaan laut rata-rata, dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan. Ketinggian di sebelah utara adalah ± 1050 msl (mean sea level), sedangkan di bagian selatan adalah ± 675 msl. Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan (Bandung Basin). B. Desain Penelitian

(16)

Menurut Sugiyono (2004:3-4) mendefinisikan metode penelitian sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.

Berdasarkan pengertian diatas metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa, sebagaimana adanya atau mengungkap fakta secara lebih mendalam mengenai peran pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah untuk pembangunan Kota Bandung.

Menurut Sukardi (2009:14) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan kegiatan penelitian. Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian pra eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan. Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditemukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah dalam penelitian.

(17)

adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, sehingga bisa ditarik suatu kesimpulan.

Menurut Sugiyono (2012:38), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Sesuai dengan judulnya yaitu “Kontribusi Pajak Sektor Hotel dan Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung”. Penelitian ini tidak menggunakan variabel bebas maupun terikat. Sektor pariwisata dan PAD yang merupakan menjadi variabel dalam penelitian ini. Sub variabel yang digunakan untuk sektor pariwisata adalah hotel dan restoran atau rumah makan. Sedangkan sub variabel untuk PAD adalah pajak hotel, pajak restoran.

(18)

Tabel 3.1

Variabel dan Sub Variabel Penelitian

No Variabel Sub Variabel Indikator Skala

1 Sektor Pariwistata Hotel Jumlah Kunjungan Ordinal

Restoran Jumlah Penjualan Ordinal

2 Pendapatan Asli Daerah Pajak Hotel Penerimaan Pajak Hotel

Ordinal

Pajak Restoran Penerimaan Pajak Restoran

Ordinal

Sumber : Data diolah oleh Penulis

D. Alat Pengumpulan Data

Instrumen atau alat pengumpulan data merupakan alat yang digunakan dalam menjaring atau mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen penelitiannya berupa dokumen yang diambil dari DISPENDA dan DISBUDPAR Kota Bandung serta alat tulis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai alat pendukung pembuktian jawaban penelitian.

(19)

bentuk persentase. Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Studi ini digunakan sebagai landasan teori yang akan digunakan dalam menganalisis kasus. Dasar-dasar ini diperoleh dari buku-buku, literatur-literatur maupun tulisan-tulisan yang berhubungan dengan penelitian ini.

2. Studi Dokumen

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan melihat, membaca, mempelajari, kemudian mencatat data yang ada hubungannya dengan objek penelitian. Mengambil data dari berbagai sumber seperti artikel, dikumen, peraturan pemerintah, atau data dari pemerintah setempat.

F. Prosedur Dan Teknik Pengumpulan Data

Gambar 3.1 Bagan Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2004:129) berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

Sekunder

Analisis Pertumbuhan dan Kontribusi

Studi Dokumen Studi Pustaka

(20)

diperoleh dari hasil penelitian secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. Hasil penelitian data primer yang didapatkan oleh peniliti merupakan hanya untuk menjadi penguat dalam penelitiannya, bukan dijadikan sebagai hasil yang akan ditarik kesimpulannya dan dijadikan sebagai pedoman dalam penelitiannya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian pihak lain yang berasal dari buku, literatur, artikel dan tulisan-tulisan ilmiah. Data primer dan data sekunder diatas diperoleh dari sumber data, sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Sumber data primer adalah pelaku yang terlibat langsung dengan karakter yang diteliti sedangkan sumber data sekunder adalah karakter hasil liputan lain.

G. Analisis Data

1. Analisis Kontribusi

Menurut Budiyuwono (1995:160) analisis kontribusi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung, maka dibandingkan antara realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah. Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi sebagai berikut:

��= QXn

QYn x 100%

Keterangan:

(21)

QY = Jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah (Rupiah) n = Tahun (periode) tertentu

Adapun kriteria yang digunakan untuk menilai kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Interpretasi nilai kontribusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap PAD

Persentase Kriteria

Rasio 0,00 – 10,00% Sangat Kurang

Rasio 10,10 – 20,00% Kurang

Rasio 20,10 – 30,00% Sedang

Rasio 30,10 – 40,00% Cukup

Rasio 40,10 – 50,00% Baik

Rasio di atas 50% Sangat Baik

Sumber: Tim Litbang Depdagri-Fisipol UGM, 1991 (dalam Yuni Mariana, 2005)

Dengan analisis ini kita akan mendapatkan seberapa besar kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Dengan membandingkan hasil analisis tersebut dari tahun ke tahun selama lima tahun kita akan mendapatkan hasil analisis yang berfluktuasi dari kontribusi tersebut dan akan diketahui kontribusi yang terbesar dan yang terkecil dari tahun ke tahun. Sehingga dapat diketahui seberapa besar peran pajak hotel dan restoran dalam menyumbang kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung.

2. Analisis Efektifitas

(22)

Efektifitas =Realisasi penerimaan Pajak Hotel dan Restoran

Target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran x 100%

Dengan asumsi sebagai berikut: Tabel 3.3

Tingkat Efektifitas Pajak Hotel dan Restoran

Interval Tingkat Efektifitas

00,00% - 20,00% Sangat rendah

21,00% - 40,00% Rendah

41,00% - 60,00% Cukup baik

61,00% - 80,00% Baik

81,00% ke atas Sangat baik

Sumber: Budiyuwono, 1995

Apabila hasil perhitungan efektifitas pajak hotel dan restoran menghasilkan angka/persentase mendekati 100% maka pajak hotel dan restoran semakin efektif, dan untuk mengukur efektifitasnya dengan membandingkan efektifitas tahun bersangkutan dengan efektifitas tahun sebelumnya.

3. Analisis Pertumbuhan Pajak

Data mengenai realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran dibutuhkan dalam menghitung kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap PAD. Oleh karena itu, penulis merasa perlu mengetahui bagaimana perkembangan realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran untuk itu disusun tabel perkembangan dan laju pertumbuhan pajak hotel dan restoran kemudian dilakukan analisis mengenai perkembangan dan laju pertumbuhan pajak hotel dan restoran tersebut. Rumus untuk menghitung laju pertumbuhan pajak hotel dan restoran menurut Abdul Halim dalam Basdi Ati (2007) adalah sebagai berikut :

��=X n− X (n−1)

(23)

Keterangan :

Gn = Laju pertumbuhan pajak hotel dan restoran pertahun

Xn = Realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran tahun tertentu

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai perkembangan pajak sektor pariwisata pada PAD hasil dari analisis dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerimaan pajak hotel dan restoran Kota Bandung tahun 2007-2011 mengalami pertumbuhan yang berfluktuatif. Rata-rata pertumbuhan pajak hotel dan restoran dalam kurun waktu lima tahun sebesar 13%.

2. Kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap PAD Kota Bandung mengalami penurunan pada tahun anggaran 2007-2011, kontribusi pajak hotel dan restoran terbesar terdapat pada tahun 2007 yaitu 42% dan terkecil pada tahun 2011 sebesar 24%. Berdasarkan asumsi interpretasi nilai kontribusi, pajak hotel dan restoran sudah memberikan kontribusi yang baik terhadap pAD karena berada dalam rasio 40,10-50%.

(25)

pada tahun 2010.

B.Rekomendasi

Dari kesimpulan yang telah dirangkum di atas, sebagai masukan bagi pemerintah Kota Bandung dalam upaya peningkatan penerimaan pajak sektor pariwisata terhadap PAD maka disarankan sebagai berikut:

1. Pemerintah Daerah Kota Bandung untuk meningkatkan Pendapatan Daerah adalah dengan perbaikan manajemen pengelolaan dan pendayagunaan aparatur khususnya terkait dalam hal pendataan dan penagihan. DISPENDA harus selalu memperbaharui data objek pajak sehingga penetapan target penerimaan tiap tahunnya dapat dicapai. Adapun sasaran pendataan adalah rumah makan, warung pedagang kaki lima, rumah penginapan, hotel dan tempat hiburan di Kota Bandung, sebab masih banyak warung-warung kecil yang penghasilannya cukup besar tetapi belum didaftarkan sebagai wajib pajak. DISBUDPAR harus selalu memperbaharui data potensi pariwisata, dan jumlah kunjungan wisatawan untuk mengetahui posisi pasa Kota Bandung dibandingkan daerah lain, melalui pendataan ini juga dapat diketahui kondisi riil pariwisata sehingga penetapan target sesuai dengan potensi yang sebenarnya.

2. Pemerintah untuk dapat menambah promosi dan kegiatan pariwisata untuk menarik wisatawan lebih banyak dan sering ke Kota Bandung sehingga dapat menambah pemasukan PAD nantinya.

(26)
(27)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Ahmad, Solichin dan Barrul, Mobilisasi Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah

(PAD) Dalam Rangka Daerah, web.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitia: Suatu pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik Kota Bandung. 2011. Bandung Dalam Angka

2007-2011.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. 2011. Obyek Wisata, Rekreasi,

Hiburan Di Kota Bandung.

Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung. 2011. Realisasi Pendapatan Asli

Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2007-2011.

Http://id.wikipedia.org/wiki/Kota Bandung Pariwisata dan Budaya. (20 November 2012)

Irwanto. 2011. Kontribusi Sektor Pariwisata Melalui Penerimaan Pajak Hotel

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. Skripsi Sarjana Pariwisata

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung : tidak diterbitkan.

KBBI. 2011. Kamus Besar BahasaIndonesia. (Online). Tersedia : http://kamusbahasaindonesia.org/kontribusi (11 Maret 2012)

K.J. Davey. 1998. Pembiayaan Pemerintah Daerah, Penerjemah Amanulah dkk, UI-Press, Jakarta.

Lupiyoadi, Rambat. 2007. Manajemen Pemsaran Jasa (Edisi Kedua). Jakarta: Salemba Empat.

(28)

M. Husin.”Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Penerimaan

Pajak Hotel dan Restoran (studi kasus pada Pemkot Surabaya)”, Skripsi

Sarjana (Tidak Dipublikasikan) FE UII, Yogyakarta.

M. Suparmoko. 1987. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek, BPFE, Yogyakarta.

Nugroho, Afriyanto. 2000. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dati II Klaten Tahun Anggaran

1983/1984-1999/2000” Skripsi Sarjana (Tidak Dipublikasikan), FE UII,

Yogyakarta.

Oka. A Yoeti. 2002. Perencanaan Strategi Pemasaran daerah Tujuan Wisata. Jakarta: Pradnya Paramita.

Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, IKAPI, Bandung.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung

Sjamsul, Nusi. 2006. Title of article. Strategi Peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dari Sektor Pajak Hotel dan Restoran. Web.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pajak Hotel

Gambar

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Maupun
Tabel 1.2 Jumlah potensi pariwisata di kota bandung tahun 2010
Tabel 3.1 Variabel dan Sub Variabel Penelitian
Gambar 3.1 Bagan Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, Karya-karya terjemahan tersebut dapat menjadi pijakan bagi peneliti dan penerjemah Tao Te Ching berbahasa Indonesia di masa yang akan datang, sehingga karya

[r]

[r]

[r]

Teknologi DDX dikembangkan untuk meningkatkan performa dan menurunkan biaya yang dibutuhkan untuk membangun sistem penguat audio yang berbasis pada masukan digital.. Dengan

[r]

Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan guna penyusunan skripsi dengan judul ”Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan di SDIT Salsabila

Jika pada suhu tertentu waktu paro reaksi orde pertama 2A 2B + C adalah 3 jam, maka jumlah A yang terurai dalam waktu 9 jam adalah.... Setiap kenaikan 10 laju reaksi menjadi