ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Geografi
Oleh :
T. Putri Tiara (0903916)
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Oleh
T. Putri Tiara
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© T. Putri Tiara 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
T. PUTRI TIARA NIM. 0903916
ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I
Prof. Dr. Darsiharjo, M.S. NIP. 19620921 198603 1 005
Pembimbing II
Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001
Mengetahui
Ketua jurusan pendidikan Geografi FPIPS
i
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Oleh :
T. Putri Tiara (0903916)
Pariwisata di Indonesia memiliki potensi yang cukup baik dan merupakan salah satu sektor yang memacu perekonomian di Indonesia. Perencanaan pariwisata sangat penting dilakukan mengingat sektor pariwisata kini dijadikan sector unggulan karena dapat memacu sektor lainnya seperti bisnis transportasi, hotel, restoran, hiburan, dan lain-lain sehingga dapat dikatakan dengan memacu sektor pariwisata pemerintah daerah akan memperoleh keuntungan di bidang-bidang lain yang terkait dengan pariwisata. Pulau Karimun sebagai salah satu pulau yang terdapat di Kepulauan Riau memiliki peluang untuk memberikan keuntungan baik bagi masyarakat maupun bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun. Namun hal ini dapat terjadi apabila pengembangan dan pengelolaan pariwista di Pulau Karimun dapat terlaksana dengan baik,
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh daya tarik wisata yang ada di Pulau Karimun. Sampel wilayahnya meliputi 8 daya tarik wisata dari 3 kecamatan di Pulau Karimun yang berasal dari jenis wisata pantai, budaya, alam, minat khusus dan religius. Sampel respondenya terdiri dari 71 orang responden penduduk dengan teknik proporsional, responden wisatawan dengan teknik aksidental sebanyak 80 orang, dan 10 orang responden pengelola pariwisata. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, angket, studi literatur, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan, pengharkatan, pembobotan, presentase dan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi fisik wisata Pulau Karimun yang paling tinggi adalah daya tarik wisata Air Terjun Pongkar dengan bobot 37 yang termasuk pada kategori potensi tinggi/sangat menunjang. Untuk potensi aksesibilitas wisata Pulau Karimun adalah daya tarik wisata Coastal Area dengan bobot 20 yang termasuk pada kategori potensi tinggi/sangat menunjang. Begitu pula untuk potensi sarana dan prasarana wisata Pulau Karimun yang paling tinggi adalah daya tarik wisata Coastal Area dengan bobot 33 yang termasuk kedalam kategori potensi tinggi/sangat menunjang. Strategi yang didapat dari hasil analisis SWOT antara lain: (1) mengembangkan potensi daya tarik wisata yang dimiliki Pulau Karimun seperti event-event wisata (2) meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan wisata yang dilakukan. (3) menambah variasi objek daya tarik wisata yang lebih inovatif seperti olahraga air, outbond dll (3) memperbaiki kualitas aksesibilitas dan meningkatkan fasilitas wisata yang terdiri dari tempat peribadatan, sarana informasi dan juga keamanan.
ii
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF TOURISM POTENTIAL ON THE KARIMUN ISLAND OF RIAU ARCHIPELAGO PROVINCE
by :
T. Putri Tiara (0903916)
Tourism in indonesia has the potential quite good and is one of the sectors that trigger the economy in indonesia. Planning tourism is very important considering the tourism sector is also used as sector seed because they can spur other sectors, such as business of transporting hotels, restaurants, the entertainment and others, so it can come out with a spur the tourism sector local governments will be gain an advantage in other subjects related to tourism. The Karimun Islands as one of the Islands in the Riau archipelago have opportunities to provide good benefits to society as well as for the local government County of Karimun. However, this can occur when tourism development and management at Karimun Island can be implemented properly,
A method of research that we use is a method of descriptive. The population in this research is the tourist attraction on the island of Karimun. A sample area covering 8 tourist attraction of 3 districts in Karimun, which comes from the kind of beach tourism, culture, nature, special interest and religious. The sample consisted of 71 respondent population with proportional techniques, respondents travelers with accidental techniques as much as 80 people, and 10 respondents from tourism Manager. The technique of collecting data include observation, interview poll, the study of literature, and study of documentation. Data analysis techniques using, weighting, percentage and SWOT analysis.
The results showed that the physical potential of the Karimun Island tours the most high was attraction of Waterfall Pongkar weighing 37 which includes the category of potential high/very conducive. For the potential tourist accessibility of karimun was the attraction of Coastal Areas with weights 20 included in the category of potential high/very conducive. Similarly, for the potential of tourism infrastructure and facilities the Karimun Island is a tourist attraction of Coastal Area with weights 33 contains the categories of potential high/very conducive. The Strategy obtained from the result analysis training among other: (1) develop the potential of the tourist attraction island of Karimun as tourist events (2) increase public participation to the activities performed. (3) add variations objects of attraction of more innovative like water sports, the outbound dll (4) improve the quality of tourism facilities and improving the accessibility of places of worship, and means of information security.
v
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Konsep Dasar Kepariwisataan ... 7
1. Definisi Pariwisata ... 7
2. Segmentasi Wisatawan... 11
3. Karakteristik dan Jenis-Jenis Wisatawan ... 13
4. Motivasi Wisatawan ... 15
5. Kawasan Pariwisata ... 17
B. Potensi dan Pengembangan Pariwisata ... 18
1. Potensi Fisik Objek dan Daya Tarik Wisata ... 18
a. Pengertian Objek Wisata ... 18
b. Pengertian Daya Tarik Wisata ... 19
2. Potensi Sarana dan Prasarana Pariwisata ... 22
vi
C. Upaya Pengembangan Pariwisata ... 26
D. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Wisata ... 29
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 31
A. Lokasi Penelitian ... 31
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi ... 32
2. Sampel ... 34
C. Metode Penelitian ... 38
D. Definisi Operasional ... 39
E. Variabel Penelitian... 41
F. Teknik Pengumpulan Data ... 42
1. Observasi Lapangan ... 42
2. Studi Literatur ... 42
3. Studi Dokumentasi ... 42
4. Wawancara dan Angket ... 42
G. Analisis Data ... 43
1. Pengharkatan (Scoring) ... 43
2. Analisis SWOT ... 58
3. Presentase ... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian ... 61
1. Letak dan Luas Lokasi Penelitian ... 61
2. Iklim ... 66
3. Topografi ... 67
4. Geologi ... 71
5. Hidrologi ... 71
B. Sejarah Pulau Karimun ... 73
C. Daya Tarik Wisata Pulau Karimun ... 74
vii
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Pantai Pongkar ... 79
3. Air Terjun Pongkar ... 80
4. Prasasti Pasie Panjang ... 81
5. Coastal Area ... 82
6. Sampan Layar Jong ... 84
7. Pasar Malam Akau ... 85
8. Mesjid Al-Mubaraq ... 87
D. Kemenarikan DTW menurut Persepsi Wisatawan ... 88
E. Pengelola Pariwisata di Pulau Karimun ... 90
F. Hasil Analisis Potensi Pariwisata ... 93
1. Analisis Potensi Fisik ... 93
2. Analisis Potensi Aksesibilitas ... 95
3. Analisis Potensi Sarana dan Prasarana ... 101
G. Strategi Pengembangan Pariwisata Pulau Karimun ... 110
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 114
A. Kesimpulan ... 114
1. Potensi Pariwisata Pulau Karimun ... 114
2. Persepsi Wisatawan Pulau Karimun ... 116
3. Strategi Pengembangan Wisata Pulau Karimun ... 116
B. Rekomendasi ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 118
LAMPIRAN ... 122
viii
DAFTAR TABEL Tabel
3.1 Populasi Penelitian ... 33
3.2 Populasi Penduduk Sekitar Daya Tarik Wisata ... 33
3.3 Sampel Wilayah Keseluruhan ... 35
3.4 Jumlah Sampel Manusia (Penduduk) sekitar Daya Tarik Wisata ... 37
3.5 Jumlah Sampel Wisatawan ... 38
3.6 Variabel Penelitian ... 41
3.7 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Suhu (ºC) ... 44
3.8 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Curah Hujan ... 45
3.9 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Keadaan Pencemaran Udara ... 45
3.10 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Bentuk Lahan ... 46
3.11 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Tutupan Vegetasi ... 46
3.12 Harkat, Kelas dan Kriteria Kualitas Air ... 47
3.13 Harkat, Kelas, dan Kriteria Jarak Sumber Air dari Daya Tarik Wisata ... 47
3.14 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Variasi Daya Tarik Wisata ... 48
3.15 Harkat Kelas dan Kriteria Jenis Jalan ... 49
3.16 Harkat Kelas dan Kriteria Waktu Tempuh... 49
3.17 Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Jalan ... 50
3.18 Harkat Kelas dan Kriteria Transportasi (Angkutan Umum) ... 50
3.19 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Akomodasi ... 51
3.20 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Restoran / Rumah Makan ... 52
3.21 Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Telekomunikasi ... 52
3.22 Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Kebersihan ... 53
3.23 Harkat Kelas dan Kriteria Sarana Kesehatan ... 53
3.24 Harkat Kelas dan Kriteria Tempat Ibadah ... 54
3.25 Harkat Kelas dan Kriteria Tempat Parkir... 54
3.26 Nilai Kesesuaian Pariwisata untuk Potensi Fisik ... 55
ix
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.28 Nilai Kesesuaian Pariwisata untuk Potensi Sarana dan Prasarana ... 56
3.29 Penilaian Potensi Fisik yang menunjang Potensi Pariwisata ... 57
3.30 Penilaian Potensi Aksesibilitas yang menunjang Potensi Pariwisata ... 57
3.31 Penilaian Potensi Sarana Prasarana yang menunjang Potensi Pariwisata ... 58
3.32 Penilaian Potensi Fisik, Aksesibilitas dan Srana Prasarana ... 59
4.1 Kelas Kemiringan Lereng ... 67
4.2 Rata-rata Ketinggian Dari Permukaan Laut menurut Kecamatan di Pulau Karimun, 2010 ... 69
4.3 Fungsi dan Peran Kota Tanjung Balai Karimun ... 70
4.4 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Menurut Asal Negara, 2010 ... 75
4.5 Persepsi Wisatawan tentang Potensi Pariwisata Pulau Karimun ... 88
4.6 Tingkat Pendidikan Pengelola Pariwisata Pulau Karimun ... 90
4.7 Hasil Analisis Potensi Fisik ... 93
4.8 Hasil Analisis Potensi Aksesibilitas ... 95
4.9 Lalu Lintas Kapal Pelayaran Dalam Negeri yang Singgah di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun per Bulan, 2010 ... 96
4.9 Lalu Lintas Kapal Pelayaran Luar Negeri yang Singgah di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun per Bulan Tahun 2010 ... 97
4.10 Lalu Lintas Penumpang yang Melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun per Bulan Menurut Jenis Pelayaran yang Digunakan, 2010 ... 98
4.11 Jumlah Angkutan Darat menurut Jenis di Pulau Karimun, 2006-2010 ... 98
4.12 Panjang Jaringan Jalan yang Tersedia menurut Jenis Permukaan dan Kecamatan (m) di Pulau Karimun, 2010 ... 99
4.13 Panjang Jaringan Jalan yang Tersedia menurut Status dan Kecamatan (m) di Pulau Karimun, 2010... 100
4.14 Hasil Pembobotan Sarana dan Prasarana ... 102
x
4.16 Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan Rata-rata Lama
Menginap Wisatawan menurut Jenis Hotel dan Bulan
di Kabupaten Karimun, 2010 ... 106
xi
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR Gambar
2.1 Tiga Elemen Pariwisata... 9
4.1 Peta Administratif Pulau Karimun ... 65
4.2 Peta kemiringan Lereng di Pulau Karimun ... 68
4.3 Danau Teluk Lekup ... 72
4.4 Danau Tebing ... 73
4.5 Peta Sebaran jenis wisata ... 76
4.6 Pantai Pelawan ... 78
4.7 Pantai Pongkar ... 79
4.8 Air Mineral Atarin... 80
4.9 Air Terjun Pongkar ... 81
4.10 Prasasti Pasir Panjang Tanjung Balai Karimun ... 82
4.11 Coastal Area ... 83
4.12 Pertunjukan Tari Tradisional di Coastal Area ... 84
4.13 Sampan Layar Jong ... 85
4.14 Pasar Malam Akau ... 86
4.15 Mesjid Al-Mubaraq dan Rumah Raja Ishak... 87
4.16 Promosi melalui Media Cetak ... 92
4.17 Pengelola Pariwisata (Kabag.Promosi Dinas Pariwisata) ... 92
4.18 Akomodasi / Hotel Aston ... 105
4.19 RSUD Tanjung Balai Karimun ... 107
4.20 Mesjid Baiturrahman ... 108
4.21 Mesjid Agung Karimun ... 108
4.20 Vihara Sasana ... 109
4.21 Bandara Sungai Bati ... 110
xii DAFTAR DIAGRAM Diagram
1.1 Lalu Lintas Penumpang yang Melalui Pelabuhan Tanjung Balai
Karimun ... 2
1.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke
Kabupaten Karimun ... 3
4.1 Jumlah Wistawan Mancanegara yang Berkunjung ke Kabupaten Karimun
1
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pariwisata dalam arti luas adalah kegiatan rekreasi diluar domisili seseorang
untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana baru yang dapat
menyegarkan kembali kejenuhan dari aktivitas sehari-hari. Sebagai suatu aktivitas,
pariwisata telah menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju dan
sebagian kecil negara berkembang. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang
melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha.
Sektor Pariwisata di Indonesia memiliki potensi yang cukup baik dan
merupakan salah satu sektor yang memacu perekonomian di Indonesia. Potensi yang
dimilikipun beragam baik potensi fisik, sosial, maupun budaya. Pembangunan
kepariwisataan diarahkan dapat menjadi sektor andalan yang mampu menjadi peluang
kerja, pendapatan asli daerah dan tentunya menjadi salah satu penghasil devisa
Negara. Potensi sumber daya alam dan budaya Indonesia yang berlimpah dan
beranekaragam diberbagai daerah tentunya memiliki keunikan dan ciri tersendiri yang
dapat menarik wisatawan untuk datang berkunjung.
Berbeda dengan komoditi-komoditi ekonomi yang lain, pariwisata merupakan
komoditi yang diproduksi melalui proses kolektif yang sangat unik, melibatkan
partisipasi masyarakat yang mendalam.Industri Pariwisata memiliki prospek yang
bagus karena banyak potensi objek wisata alam dan budaya yang menarik dan
beranekaragam sehingga layak untuk dijual di pasar internasional. Pariwisata di
Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Tahun 2009, pariwisata
menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan
gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan
2
10,74% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menyumbangkan devisa bagi negara
sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.
Pada umumnya Sektor pariwisata kini dijadikan sector unggulan karena dapat
memacu sektor lainnya seperti bisnis transportasi, hotel, restoran, hiburan, dan
lain-lain sehingga dapat dikatakan dengan memacu sektor pariwisata pemerintah daerah
akan memperoleh keuntungan di bidang-bidang lain yang terkait dengan
pariwisata.iwisata yang nantinya akan membuka pintu bagi wistawab untuk
berkunjung ke suatu daerah tertentu.
Ada banyak upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan jumlah
wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah, baik itu wisatawan nusantara maupun
wisatawan mancanegara. Salah satunya dengan cara melakukan pembangunan baik
itu pembenahan objek wisata berupa sarana maupun prasarana yang menunjang
kegiatan pariwisata. Menurut Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Nasional
Tahun 2010-2025, Pembangunan adalah suatu proses perubahan ke arah yang lebih
baik yang didalamnya meliputi upaya-upaya perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dalam rangka penciptaan nilai tambah sesuai yang dikehendaki. Selain
itu promosi juga merupakan hal penting dalam pengembangan pariwisata. Hal ini
telah dilakukan oleh berbagai daerah tujuan wisata yang ada di Provinsi Kepulauan
Riau.
Provinsi Kepulauan Riau memiliki 5 kabupaten dan 2 kota diantaranya
Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Anambas, Kabupaten Lingga,
Kabupaten Natuna, Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang. Masing-masinjg
kabupaten/kota memiliki keunikan daya tarik wisata tersendiri. Dilihat dari letak
geografis Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan negara luar membuat
setiap daerah berlomba-lomba untuk meningkatkan daya tarik wisata masing-masing.
Dan tidak dipungkiri Pulau Karimun merupakan salah satu tujuan wisatawan
khususnya dari Singapura, Vietnam, Philipina dan Malaysia. Jumlah wisatawan yang
datang berkunjungpun cenderung naik dan turun. Hal ini dapat dilihat dari Diagram
3
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Diagram 1.1
Lalu Lintas Penumpang yang Melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
Sumber : BPS Kabupaten Karimun Tahun 2010
Diagram 1.2
Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke Kabupaten Karimun
Sumber : BPS Kabupaten Karimun Tahun 2010
Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau memiliki 9 kecamatan yang
terdiri dari beberapa pulau besar seperti Pulau Karimun, Pulau Kundur dan Pulau
Sugi dan banyak pulau kecil. Pulau Karimun merupakan salah satu pulau besar yang
terdapat di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Hampir setiap pulau di
Kabupaten Karimun ini memiliki daya tarik wisata yang dapat dijadikan sumber
pendapatan sekaligus sebagai lahan kerja bagi masyarakat. Pulau Karimun
merupakan salah satu pulau yang memiliki daya tarik pariwisata yang indah serta di
4
Hal ini merupakan kesempatan besar bagi Pemerintah Kabupaten Karimun
untuk mengelola dan mengembangkan potensi pariwisata yang ada untuk
dimanfaatkan secara optimal. Ditambah lagi dengan posisi Pulau Karimun yang
berbatasan dengan Malaysia dan Singapura. Hal ini merupakan peluang besar untuk
menarik wisatawan luar datang dan berkunjung ke Pulau Karimun yang terdapat di
Kabupaten Karimun, Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun
Asal wisatan yang datang ke Kabupaten Karimun berasal dari berbagai Negara seperti
Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, Jerman, Belanda, Inggris, dan lain-lain.
Menururt RIPPDA (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah)
Kabupaten Karimun Tahun 2001, berdasarkan struktur PAD Karimun, sektor
pariwisata menempati urutan kedua setelah pertambangan sebagai penyumbang
pendapatan. Kabupaten Karimun kaya akan potensi objek wisata, berupa wisata alam,
wisata sejarah/budaya dan wisata minat khusus. Bila dibandingkan dengan wilayah
lain di Provinsi Kepulauan Riau, dari sisi jumlah dan jenis potensi wisata, maka
Kabupaten Karimun merupakan satu-satunya yang terbesar. Dimana Pulau Karimun
merupakan salah satu yang berpotensi di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan
Riau. Demikian juga dari perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara,
Pulau Karimun DTW ketiga Setelah Batam dan Bintan. Sedangkan dari kondisi
peluang investasi pada sektor pariwisata yang ditawarkan, pada wilayah Karimun
terdapat banyak alternatif tawaran peluang investasi.
Namun tidak semua DTW yang ada di Pulau Karimun dapat dikembangkan.
Mengingat dalam pengembangan pariwisata dibutuhkan pembiayaan dan fasilitas
yang memadai serta jumlah objek wisata yang tidak sedikit yang tersebar di Pulau
Karimun. Sehingga perlu adanya pemilihan objek wisata yang memiliki keunggulan
komparatif dan kompetitif yang nantinya berada dalam satu kesatuan aksesibilitas.
Sehingga dapat dilakukan pengembangan dan pengelolaan pariwisata yang
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kepariwisataan di Pulau Karimun Provinsi
Kepulauan Riau. Dalam pemilihan tersebut tentunya membutuhkan beberapa
5
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DTW di Pulau Karimun, kemudian tingkat aksesibilitas dari DTW di Pulau Karimun
baik yang bersifat bahari, pantai, alam maupun budaya serta persepsi wisatawan
terhadap kemenarikan DTW di Pulau Karimun. Dibandingkan dengan pulau-pulau
lain yang berada di Kabupaten Karimun, Pulau Karimunlah yang memiliki
aksesibilitas tinggi ditambah lagi dengan objek pariwisatanya yang indah dan
memiliki kekhasan tersendiri.
Perkembangan dan pertumbuhan pariwisata di Pulau Karimun tentunya harus
berjalan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sehingga dengan menganalisis potensi
pariwisata diharapkan pengelolaan dan pengembangan pariwisata di Pulau Karimun
dapat dioptimalkan. Bertitik tolak dari berbagai kenyataan di atas penulis sangat
tertarik untuk melakukan penelitian ini, dengan mengajukan judul “ANALISIS
POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU” dalam penelitian ini.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalahnya adalah :
1) Daerah mana saja yang memiliki potensi wisata yang paling tinggi untuk
dikembangkan di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau?
2) Bagaimanakah kemenarikan daya tarik wisata menurut persepsi wisatawan di
Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau?
3) Bagaimanakah Strategi Pengembanagan Pariwisata di Pulau Karimun Provinsi
Kepulauan Riau?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi potensi wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau.
2. Menganalisis persepsi wisatawan tentang kemenarikan DTW di Pulau
6
3. Membuat strategi pengembanagan pariwisata di Pulau Karimun Provinsi
Kepulauan Riau.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dalam mendukung perkembangan
wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau.
2) Sebagai bahan masukan untuk instansi terkait yaitu pihak pengelola seperti
dinas pariwisata daerah setempat, PHRI (Persatuan Hotel dan Resort
Indonesia), Biro Perjalanan (tour travel), dan lain-lain dalam mendukung
perkembangan wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau.
3) Sebagai bahan masukan untuk pengelola dalam mendukung perkembangan
wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau sehingga dapat
digunakan untuk pengembangan dan pengelolaan selanjutnya.
4) Sebagai salah satu sumber data dan informasi bagi pengembangan penelitian
31
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian 1. Lokasi Absolut
Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau memiliki luas wilayah
keseluruhan 7.984 km2 yang terdiri dari luas daratan 1.524 km2 dan luas lautan 6.460
km2 dengan ibukota kabupaten yang berkedudukan di Tanjung Balai Karimun
meliputi 9 (sembilan) Kecamatan yaitu Moro, Kundur, Durai, Kundur Barat, Buru,
Kundur Utara, Meral, Karimun dan Tebing. Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten
Karimun memiliki 245 pulau dimana 3 (tiga) diantaranya merupakan pulau-pulau
yang besar, yakni: Pulau Karimun, Pulau Kundur dan Pulau Sugi.
Pulau Karimun sebagai salah satu pulau besar yang terdapat di Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari 3 kecamatan diantaranya Kecamatan
karimun, Meral dan Tebing. Secara astronomis terletak antara 0º35’ Lintang Utara sampai dengan 1º10’ Lintang Utara dan 103º30’ Bujur Timur sampai dengan 104º Bujur Timur, Pulau ini berbatasan langsung dengan :
Utara : Selat Malaka dan Singapura.
Selatan : Kecamatan Karimun
Barat : Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Pelalawan.
Timur : Kota Batam dan Kepulauan Riau.
Laporan RIPPDA (Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah)
menyebutkan bahwa dari hasil Inventarisasi 245 pulau di wilayah Kabupaten
Karimun terdiri dari 73 pulau berpenghuni, 172 pulau tidak berpenghuni, 200 pulau
32
2. Lokasi Relatif
Untuk menempuh perjalanan ke Tanjung Balai Karimun, dari Kota Bandung
menuju ke Jakarta menggunakan Travel atau mobil pribadi sekitar 2,5-3 jam, setelah
tiba Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta dilanjutkan dengan perjalanan ke Batam
dengan menggunakan pesawat udara (Lion, Garuda, Merpati, Sriwijaya, City Link,
dll) dengan lama tempuh sekitar 1 jam 40 menit dengan kisaran harga tiket tergantung
hari pemesanan (weekend lebih mahal) biasanya harga termurah bias mencapai
400ribu. Setelah tiba di Bandara Internasional Hang Nadim perjalanan dilanjutkan ke
pelabuhan sekupang dengan menggunakan taksi dengan lama tempuh 30 menit.
Setelah tiba di pelabuhan sekupang dilanjutkan dengan perjalanan laut menggunakan
kapal ferry yang cukup besar dan nyaman dengan fasilitas AC menuju Pelabuhan
Tanjung Balai Karimun dengan lama tempuh 1 jam 30 menit dengan harga tiket
sebesar 75ribu. Setelah itu anda akan tiba di Pulau Tanjung Balai Karimun.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Menurut Sumaatmaja (1988 : 122) populasi adalah : ―Keseluruhan gejala (fisis, sosial, ekonomi, budaya, politik), individu (manusia baik perorangan maupun
kelompok), kasus (masalah, peristiwa tertentu) yang ada pada ruang tertentu‖.
Menurut Tika (2005:24) populasi adalah ―Himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Himpunan individu atau objek yang terbatas
adalah himpunan individu atau objek yang dapat diketahui atau diukur dengan jelas jumlah maupun batasnya‖.
Berdasarkan dari pengertian di atas maka populasi yang akan diteliti meliputi
wilayah yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata yaitu :
a. Populasi wilayah yang meliputi 3 kecamatan (Meral, Tebing, Karimun) yang
terdiri dari semua daya tarik wisata yang ada di Pulau Karimun Provinsi
33
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No Jenis Wisata Daya Tarik Wisata
1 Wisata
Klenteng Tua (Lok Kwi Thong) 5 Wisata Minat
Khusus
Pasar Malam Sampan Layar Jong
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten karimun Tahun 2010
b. Populasi manusia yang terdiri dari 3 komponen yaitu yaitu keseluruhan penduduk
sekitar objek wisata, pihak pengelola pariwisata, dan semua wisatawan yang
ditemui peneliti dilapangan. dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2
Populasi Penduduk Sekitar Daya Tarik Wisata
No Keluruhan Jumlah
34
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari objek atau individu –individu yang mewakili suatu
populasi. Penarikan jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan yang dikemukakan oleh Nasuiton (1987:4): ― Penarikan sampel tidak ada aturan tertentu tentang jumlah dan proporsinya‖. Hal ini diperkuat oleh Sumaatmadja ( 1988:113) yang mengatakan bahwa : ― Besarnya sampel tidak ada ketentuan angka yang pasti yang terpenting adalah sampel harus mewakili populasi‖.
Suharsimi Arikunto (1987) mengemukakan bahwa banyaknya sampel
tergantung pada :
a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya
b. Sempit dan luasnya pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Untuk penentuan jumlah sampel Pabundu (2005:33) berpendapat bahwa :
―Sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti.
Namun dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat
mewakili distribusi normal adalah 30‖.
a. Sampel Wilayah
Ada beberapa jenis wisata yang terdapat di Pulau Karimun juga dengan jumlah
yang berbeda antar kecamatan. Dalam penelitian ini peneliti akan membagi
pembagian sampel wilayah berdasarkan jenisnya untuk masing-masing kecamatan
yaitu berupa wisata pantai, wisata alam, wisata minat khusus, wisata religius dan
wisata budaya/sejarah. Untuk pengambilan sampel wilayah digunakan teknik
purposive sample atau sampel pertimbangan. Menurut Ridwan (2007:64), "Teknik ini
biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya masalah lokasi
35
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari pengertian diatas, sampel yang diambi dalam penelitian ini adalah 8 daya
tarik wisata yang terdiri atas 5 jenis wisata yaitu wisata budaya / sejarah, alam, pantai,
religius dan wisata minat khusus yang dapat dilihat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3
Sampel Wilayah Keseluruhan
No Jenis Wisata Daya Tarik Wisata Lokasi DTW
1 Wisata
2 Wisata Alam - Air Terjun Pongkar - Kecamatan Tebing
3 Wisata Pantai - Pantai Pelawan
- Pantai Pongkar
- Kecamatan Meral
- Kecamatan Tebing
4 Wisata Religius - Mesjid Al-Mubaraq - Kecamatan Meral
5 Wisata Minat
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun tahun 2010
b.Sampel Manusia
Penduduk yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah penduduk yang
tinggal di sekitrar daya tarik wisata karena baik secara langsung maupun tidak
langsung memiliki pengaruh terhadap perkembangan wisata di kawasan pariwisata
tersebut. Teknik pengambilan sampel penduduk yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik sampel proporsional (proporsional sampling) dimana menurut Arikunto
(2002:116), sampel proporsional adalah pengambilan subjek dari setiap strata atau
setiap wilayah yang ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek
dalam masing-masing strata atau wilayah. Untuk jumlah sampel seluruhnya diperoleh
dengan menggunakan formula dari Dixon dan B.Leach dalam Pabundu (1997:35)
yaitu sebagai berikut :
P = Jumlah Total Kepala Keluarga yang dijadikan sampel
36
P = Jumlah Kepala Keluarga x 100% —–––-———————
Jumlah Penduduk
= 14.144 / 59.945 x 100
= 23,59 %
= 24 %
Menentukan Variabilitas V = √P (100-P)
= √24 (100-24) = √1824
= 42,70
= 43
Menentukan Jumlah Sampel n =
[
Z.V / c]
²
Keterangan
n : Jumlah Sampel
Z : Convidence Level atau tingkat kepercayaan 95% besarnya 1,96
V : Variabilitas, diperoleh dari hasil sebelumnya
C : Convidence Limit atau batas kepercayaan, besarnya 10 (berdasarkan tabel)
Jumlah sampel yang dihitung antara lain :
n =
[
Z.V / c]
²
= [1,96.43/10] ²
= 71,03
= 71
Dari formula diatas, maka jumlah sampel penduduk yang diambil dalam
penelitian ini adalah 71 responden yang diambil dari setiap desa atau kelurahan yang
37
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
desa atau kelurahan maka formula dari Soepono dalam Nuryeti (2006:39) yang akan
digunakan yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
N : Jumlah sampel KK tiap kelurahan
P’ : Jumlah populasi KK tiap kelurahan
P : Jumlah populasi keseluruhan
n : Jumlah seluruh sampel
Berdasarkan hasil perhitungan dengan teknik ini, maka jumlah sampel tiap
kelurahan dapat dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 3.4
Jumlah Sampel Manusia (Penduduk) sekitar Daya Tarik Wisata
No Keluruhan Jumlah
Sumber : BPS Kabupaten Karimun Tahun 2011
Untuk teknik pengambilan sampel wisatawan yang digunakan adalah teknik
sampel aksidental (Accidental Sampling) pada akhir pekan (sabtu-minggu) dimana
penentuan sampel berdasarkan seluruh wisatawan yang ditemui peneliti dilapangan. Menurut Sugiyanto (2010:62), ―sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
38
data‖. Untuk jumlah sampel manusia (wisatawan) dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5
Jumlah Sampel Manusia (Wisatawan)
No Sampel Wilayah Sampel Manusia
1 Prasasti Pasir Panjang 10
2 Alun-alun Coastal Area 10
3 Air Terjun Pongkar 10
4 Pantai Pelawan 10
5 Pantai Pongkar 10
6 Mesjid Al-Mubaraq 10
7 Sampan Layar Jong 10
8 Pasar Malam 10
JUMLAH 80
Jumlah sampel pengelola pariwisata berjumlah 10 orang yang berasal dari
pengelola pariwisata lokal 3 orang, bagian pengembangan pariwisata 3 orang dan
bagian promosi 3 orang dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karimun Provinsi
Kepulauan Riau.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian memiliki peranan penting dalam sebuah penelitian. Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara alamiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan
tertentu. secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat
penemuan, pembutian, dan pengembangan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan survey. Menurut Pabundu (2005:4) metode deskriptif adalah penelititan yang
lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan walaupun
kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Hasil penelitian difokuskan untuk
memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti. Sedangkan teknik
39
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sedangkan menurut Pabundu (2005:6), metode survey adalah ―Metode penelitian
yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variable, unit atau
individu dalam waktu yang bersamaan‖. Survei dapat digunakan untuk tujuan
deskriptif.
Penelitian deskriptif yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada saat
ini dan pemecahannya tidak hanya terbatas sampai pada pengumpulan dan
penyusunan data tetapi juga meliputi analisis dan interprtasi data. Setelah data
terkumpul kemudian menghubungkannya dengan sumber data sekunder yang di
peroleh yang kemudian akan dianalisa sehingga pada akhirnya akan didapatkan suatu
rumusan yang menggambarakan suatu keadaan yang sebenarnya dengan dasar teori
yang ada melalui studi literatur.
D. Definisi Operasional
Judul penelitian ini adalah ―ANALISIS POTENSI PARIWISATA DI PULAU KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU‖. Untuk mempermudah pembahasan dan menghindari kesalahan penafsiran istilah-istilah yang digunakan pada judul
penelitian ini, Maka, penulis perlu menjelaskan definisi operasional yang terkandung
dalam tulisan ini, yaitu :
1) Analisis Potensi Pariwisata
Analisis potensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kajian potensi baik
dari segi potensi fisik ataupun potensi sosial-budaya. Potensi adalah daya, kekuatan,
kesanggupan, kekuasaan, kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan. Potensi terbagi menjadi potensi fisik daya tarik wisata, potensi
aksesibilitas dan potensi sarana prasarana.. Potensi fisik adalah potensi keadaan fisik
di daetah penelitian yang nantinya akan meliputi : iklim, morfologi, hidrologi, variasi
objek wisata dan lain-lain. Sedangkan Potensi sosial yang dimaksud adalahpartisipasi
masyarakat, aksesibilitas serta sarana dan prasarana.
Potensi fisik yang dimaksud adalah potensi keadaan fisik di daerah penelitian
40
a. Kondisi iklim : diartikan sebagai keadaan iklim dilihat dari tipe iklim suhu, dan curah hujan yang dapat menunjang kegiatan wisata.
b. Morfologi : bentukan lahan berupa pegunungan, perbukitan, dan daratan. c. Kebersihan lingkungan : lingkungan yang bebas dari polusi udara, air,
kebisingan, dan limbah domestik sehingga mendukung untuk dijadikan objek wisata.
d. Hidrologi : diartikan sebagai kondisi air yang tersedia di sekitar daya tarik wisata yang dapat digunakan baik untuk wisatawan maupun masyarakat e. Variasi objek :diartikan sebagai ragam objek wisata yang dapat dinikmati
oleh wisatawan.
Sedangkan potensi Aksesibilitas yang dimaksud adalah potensi di daerah
penelitian yang meliputi :
a. Aksesibilitas : meliputi kondisi jalan, jenis kendaraan/alat transportasi menuju lokasi,frekuensi kendaraan, dan jarak lokasi dengan pemerintah dan fasilitas kota.
Potensi Sarana dan Prasarana yang dimaksud adalah potensi di daerah penelitian yang meliputi :
a. Fasilitas wisata : meliputi sarana dan prasarana yang tersedia. yaitu
Dalam penelitian ini potensi pariwisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
potensi fisik daya tarik wisata, potensi aksesibilitas dan potensi sarana dan prasarana.
2) Pengembangan Pariwisata
Menurut Marpaung (2002:19) perkembangan kepariwisataan bertujuan
memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. Dalam hal ini
diharapkan pengembangan yang dilakukan di daerah penelitian dapat tercapai secara
opttimal sehingga memberikan dampak positif, antara lain menciptakan lapangan
kerja seluas-luasnya dan meningkatkan perekonomian daerah.
3) Pulau Karimun (Tanjung Balai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau)
Pulau Karimun adalah salah satu dari 3 pulau besar yang ada di Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten Karimun memiliki 9 kecamatan
diantaranya : Karimun, Meral, Tebing, Buru, Kundur, Kundur Barat, Kundur Utara,
Durai dan Moro. Dimana ada beberapa kecamatan yang dipisahkan oleh laut dan ada
41
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kecamatan yaitu Kecamatan Karimun, Meral dan Tebing. Pulau ini dekat dengan
pulau Sumatra daratan (provinsi Riau) serta dengan Negara Malaysia dan Singapura.
DTW yang tersebar di Pulau Karimun meliputi : Pantai Pongkar, Pantai Pelawan,
Pantai Tanjung Melolo, Air terjun Pongkar, Prasasti Pasir Panjang, Pulau Karimun
Anak dan lain-lain yang tersebar di 3 kecamatan yaitu : Kecamatan Karimun,
Kecamatan Meral dan Kecamatan Tebing.
E. Variabel Penelitian
Variable penelitian merupakan ukuran sifat atau ciri yang dimiliki oleh
anggota-anggota suatu kelompok atau suatu set yang berbeda dengan yang lainnya. variable
penelitian ini terdiri dari variable tunggal yang memiliki beberapa indikator.
Menurut Arikunto (2002:99) variable adalah objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut maka yang
menjadi variable dalam penelitian ini adalah potensi yang terdapat di Pulau Karimun
Provinsi Kepulauan Riau. Untuk lebih jelas, variable beserta indikatornya dapat
dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Variabel Penelitian
No Variabel Tunggal Indikator
42
F. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Lapangan
Observasi lapangan adalah teknik pengamatan langsung di lokasi penelitian
untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas menyangkut objek penelitian. Teknik
ini bertujuan untuk mendapatkan data yang actual dan langsung. Metode Observasi
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode observasi langsung. Menururt
Pabundu (2005:42) mengatakan bahwa : ―Observasi Langsung adalah teknik
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek tempat berlangsungnya peristiwa
sehingga observer berada bersama objek yang diteliti‖.
Dalam penelitian ini observasi lapangan ditujukan untuk mengidentifikasi potensi
wisata di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau.
b. Studi Literatur
Studi literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku-buku, majalah dan informasi lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang
sedang diteliti, terutama yang menyangkut masalah potensi wisata di Pulau Karimun
Provinsi Kepulauan Riau.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, data dari instansi
pemerintah dan sebagainya. Studi ini digunakan untuk melengkapi data yang
berhubungan dengan maslah yang akan diteliti.
d. Wawancara dan Angket
Wawancara yaitu melakukan komunikasi langsung secara terbuka. Wawancara
dalam penelitian ini dilakukan terhadap wisatawan, pengelola objek wisata, tokoh
masyarakat dan instansi terkait. Sedangkan angket digunakan untuk memperoleh data
43
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Pabundu (2005:43) ―Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan padatujuan penelitian‖.
G. Analisis Data
Langkah-langkah pengolahan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut
1) Tahap Persiapan
a. Memeriksa dan mengecek kelengkapan identitas pengisi
b. Memeriksa dan mengecek kelengkapan data, memeriksa isi instrument
pengumpulan data
c. Mengecek macam-macam isian data
2)Tahap Tabulasi
a. Inventarisasi data berdasarkan homogenitas dan menyajikannya dalam bentuk
table, gambar dan peta.
3)Pengolahan dan penyajian data
a. Menjumlahkan keragaman data dan menabelkan berdasarkan acuan penulis.
Selanjutnya data yang telah terkumpul berupa tabel, bagan, gambar ataupun
peta kemudian dianalisa dengan menggunakan :
a. Pengharkatan (scoring)
Pengharkatan (scoring) merupakan teknik analisis data kuantitatif yang
digunakan untuk memberikan nilai pada masing-masing karakteristik parameter dari
sub-sub variabel agar dapat dihitung nilainya.
Parameter dari variabel yang dinilai meliputi iklim, penggunaan lahan, jenis
tanah, struktur geologi, hidrologis, fasilitas wisata, aksesibilitas, respon dan
partisipasi masyarakat. Peringkat masing-masing parameter dari sub variabel
diturunkan ke dalam beberapa kategori yaitu :
1) Harkat nilai tertinggi untuk parameter yang memenuhi semua kriteria yang
dijadikan indikator.
44
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah dengan metode kuantitatif
dan motede kualitatif yang digunakan adalah kuantitatif empiris,yaitu dengan
melakukan pengharkatan (scoring) ini digunakan untuk memberikan nilai pada masin
g-masing karakteristik parameter pada sub-sub variabel agar dapat dihitung nilainya
serta dapat ditentukan peringkatnya. Peringkat dari setiap parameter diurutkan
berdasarkan kategori yaitu 5 untuk kelas sangat baik, nilai 4 untuk kelas baik, nilai 3
untuk kelas sedang, nilai 2 untuk kelas kurang baik, nilai 1 untuk kelas buruk.
1. Pengharkatan untuk Aspek Fisik
Pengharkatan pada aspek fisik bertujuan untuk melihat nilai atau harkat pada
faktor fisik yang menjadi variabel dalam penelitian ini dan dianggap menunjang
pengembangan pariwisata yang menyangkut kondisi alam. Pengharkatan untuk aspek
fisik seperti iklim yang terdiri dari iklim, curah hujan dan keadaan pencemaran udara
dan morfologi yang terdiri dari bentuk lahan dan tutupan vegetasi dapat dilihat pada
Tabel 3.7, 3.8, 3.9, 3.10, 3.11. Sedangkan Hidrologis yang terdiri dari Kualitas Air,
Jarak sumber air dari daya tarik wisata, dan variasi objek dapat dilihat pada Tabel
3.12, 3.13,3.14
a. Iklim
Tabel 3.7
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Suhu (ºC)
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik 28-30
4 Baik 25-27
3 Cukup 22-24
2 Kurang 20-21
1 Sangat Kurang <20
45
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.8
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Curah Hujan
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik 1.001-2.500
4 Baik 1.501-2.000
3 Cukup 2.001-2.500
2 Kurang 2.501-3.000
1 Sangat Kurang 3.000-3.500
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Tabel 3.9
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Keadaan Pencemaran Udara
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik Tidak terdapat pencemaran
4 Baik
Terjadi pencemaran yang disebabkan oleh salah satu polusi (alam, industri, sampah, kebisingan)
3 Cukup Terjadi pencemaran yang disebabkan oleh 2 polusi (alam, industri, sampah, kebisingan)
2 Kurang Terjadi pencemaran yang disebabkan oleh 3 polusi (alam, industri, sampah, kebisingan)
1 Sangat
Kurang
Terjadi pencemaran yang disebabkan 4 polusi (alam, industri, sampah, kebisingan)
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
b. Morfologi
Tabel 3.10
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Bentuk Lahan
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik Hutan lahan kerucut parasiter
4 Baik Berada dibawah lereng gunung api dan kaki perbukitan, tidak ada dataran
46
2 Kurang Bentuk lahan berupa daratan alluvial dan berada di kaki gunung api
1 Sangat
Kurang
Bentuk daratan berupa daratan alluvial, orientasi pegunungan.
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Tabel 3.11
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Tutupan Vegetasi
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik Jenis flora hutan dan semak, jumlahnya sangat banyak
4 Baik Jenis flora hutan, jumlahnya cukup banyak
3 Cukup Jenis flora semak, jumlahnya sedang
2 Kurang Jenis flora rumput dan pepohonan,
jumlahnya sedikit
1 Sangat Kurang Tidak ada flora.
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
c. Hidrologis
Tabel 3.12
Harkat, Kelas dan Kriteria Kualitas Air
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik
Kualitas air golongan A atau sangat baik yaitu yang dapat digunakan untuk air minum secara langsung tanpa diolah dulu
47
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2 Kurang
Kualitas air golongan D yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri dan tenaga listrik
1 Sangat Kurang Kualitas ar yang tidak memenuhi peruntukan golongan A, B, C, dan D.
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Tabel 3.13
Harkat, Kelas, dan Kriteria Jarak Sumber Air dari Daya Tarik Wisata
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik 0 - 3 km
4 Baik 3,1 - 5 km
3 Cukup 5,1 - 7 km
2 Kurang 7,1 - 10 km
1 Sangat Kurang Lebih dari 11 km
sumber : diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
d. Variasi Daya Tarik Wisata
Tabel 3.14
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Variasi Daya Tarik Wisata
Harkat Kelas Kriteria
4 Baik Terdapat 3 jenis yang disebutkan diatas.
3 Cukup Terdapat 2 jenis yang disebutkan diatas. 2 Kurang Terdapat 1 jenis yang disebutkan diatas.
1 Sangat Kurang Tidak ada
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
2. Pengharkatan untuk Aspek Aksesibilitas
Ada beberapa hal yang mempengaruhi aksesibilitas suatu tempat yaitu jenis
jalan, kondisi jalan, waktu tempuh, transportasi dan tarif angkutan,. Semakin baik
aksesibilitas suatu objek wisata, wisatawan yang berkunjung dapat semakin banyak
48
berbagai hambatan dalam kunjungan yang dilakukan. Pengharkatan untuk aspek
aksesibilitas meliputi jenis jalan, waktu tempuh, kondisi jalan, dan jenis transportasi
yang dapat dilihat pada Tabel 3.15,3.16,3.17,3.18
e. Aksesibilitas
Tabel 3.15
Harkat Kelas dan Kriteria Jenis Jalan
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik Jalan arteri primer didesain dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 8 meter
4 Baik Jalan kolektor didesain dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 7 meter
3 Sedang Jalan lokal primer didesain dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 6 meter
2 Kurang Jalan lokal didesain dengan lebar badan jalan tidak kurang dari 3,5 meter
1 Sangat Kurang Jalan kampung
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Tabel 3.16
Harkat Kelas dan Kriteria Waktu Tempuh
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik Laju kendaraan dengan kecepatan sangat tinggi (minimum 100km/jam)
4 Baik Laju kendaraan dengan kecepatan tinggi
(minimum 80km/jam)
3 Sedang Laju kendaraan dengan kecepatan sedang
(60km/jam)
2 Kurang Laju kendaraan dengan kecepatan lambat
(20km/jam)
1 Sangat Kurang Laju kendaraan dengan kecepatan sangat lambat (20km/jam)
49
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.17
Harkat Kelas dan Kriteria Kondisi Jalan
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik
Jalan beraspal dengan kondisi sangat baik, tidak bergelombang dan dapat dilalui dengan berabagai jenis kendaraan.
Jalan beraspal dengan kondisi bergelombang dan sedikit berlubang, terbatas untuk kendaraan roda empat.
2 Kurang Baik
Jalan perkerasan atu atau jalan aspal yang telah mengalami kerusakan sehingga menghambat perjalanan.
1 Sangat Kurang Jalan dengan kondisi sangat rusak dan sulit dilalui.
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Tabel 3.18
Harkat Kelas dan Kriteria Transportasi (Angkutan Umum)
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik
Tersedia angkutan yang dapat membawa wisatawan dengan mudah dan dengan harga murah serta kondisi kendaraan yang memadai
4 Baik
Tersedia angkutan yang dapat membawa wisatawan dengan mudah dan dengan harga murah dengan kondisi kendaraan kurang memadai
3 Cukup Baik
Tersedia angkutan yang dapat membawa wisatawan, tidak terdapat jadwal yang jelas dan ongkos yang relatif mahal dengan kondisi kendaraan yang tidak memadai
2 Kurang Baik
Tersedia angkutan dengan kondisi tidak
memadai dan sulit untuk ditemukan juga
dengan harga yang mahal
50
f. Sarana dan Prasarana
Kategori yang diberikan untuk pengharkatan sarana dan prasarana pariwisata
ini adalah 5 untuk nilai tertinggi dengan kelas sangat memadai, 4 untuk kelas
memadai, 3 untuk kelas sedang, 2 untuk kelas kurang memadai, dan 1 untuk kelas
sangat tidak memadai. Pengharkatan untuk aspek sarana dan prasarana meliputi
:akomodasi, rumah makan, telekomunikasi, fasilitas kebersihan, sarana kesehatan,
tempat ibadah dan tempat parkir yang dapat dilihat pada Tabel 3.19,
3.20,3.21,3.22,3.23,3.24, 3.25,3.26
Tabel 3.19
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Akomodasi
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Memadai
Terdapat hotel berbintang 1 s/d 5 dengan kualitas pelayanan dan fasilitas yang lengkap.
4 Memadai
Terdapat hotel non bintang 1 s/d 5 dengan kualitas pelayanan dan fasilitas setara hotel berbintang 1 s/d 3
3 Sedang
Tersedia penginapan, mess, wisma, guess house dengan pelayanan dan fasilitas setara hotel berbintang.
2 Kurang Memadai Tersedia penginapan dengan fasilitras kurang memadai
1 Sangat Tidak
Memadai
Tidak tersedia penginapan.
51
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.20
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Restoran / Rumah Makan
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Memadai
Tersedia restoran dengan fasilitas lengkap dan ditunjang oleh karyawan yang
profesional dibidang restoran
4 Memadai Tersedia restoran dengan fasilitas dan karyawan yang memadai
3 Sedang Tersedia rumah makan dengan fasilitas dan pelayanan setingkat restoran
2 Kurang Memadai Tersedia rumah makan dengan fasilitas kurang memadai
1 Tidak Memadai Tersedia rumah makan dengan fasilitas dan pelayanan yang tidak memadai
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Tabel 3.21
Harkat Kelas dan Kriteria Pengharkatan Telekomunikasi
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Memadai Tersedia fasilitas telekomunikasi (telepon, pos dan giro) dalam kondisi yang sangat layak untuk digunakan
4 Memadai Tersedia fasilitas telekomunikasi (telepon, pos dan giro) dalam kondisi yang layak untuk digunakan
3 Sedang Tersedia fasilitas telekomunikasi (telepon, pos dan giro) dalam kondisi yang cukup layak untuk digunakan
2 Kurang Memadai Tersedia fasilitas telekomunikasi (telepon, pos dan giro) dalam kondisi yang cukup memadai
52
Tabel 3.22
Harkat Kelas dan Kriteria Fasilitas Kebersihan
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik Tersedia fasilitas kebersihan di lokasi dengan jarak sangat dekat dengan kondisi yang sangat memadai
4 Baik Tersedia di lokasi, jarak dengan, dengan kondisi memadai.
3 Cukup Tersedia di sekitar lokasi, jarak cukup jauh, dengan kondisi yang cukup memadai. 2 Kurang Tersedia di sekitar lokasi, jarak cukup jauh,
dengan kondisi yang tidak memadai. 1 Sangat Kurang Tidak tersedia fasilitas kebersihan Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Tabel 3.23
Harkat Kelas dan Kriteria Sarana Kesehatan
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik Tersedia di lokasi, jarak sangat dekat dengan kualitas dan pelayanan sangat lengkap.
4 Baik Tersedia di lokasi, jarak dekat dengan
kualitas dan pelayanan cukup lengkap. 3 Cukup Tersedia di sekitar lokasi, jarak cukup jauh,
kualitas dan pelayanan cukup lengkap. 2 Kurang Tersedia di sekitar lokasi, jarak cukup jauh,
kualitas dan pelayanan kurang lengkap. 1 Sangat Kurang Tidak tersedia sarana kesehatan.
Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Tabel 3.24
Harkat Kelas dan Kriteria Tempat Ibadah
Harkat Kelas Kriteria
53
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kondisi yang layak untuk digunakan 3 Cukup Tersedia di sekitar lokasi, dengan fasilitas
dan kondisi yang kurang memadai 2 Kurang Tersedia di sekitar lokasi dengan fasilitas
yang tidak memadai 1 Sangat Kurang Tidak tersedia sama sekali Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Tabel 3.25
Harkat Kelas dan Kriteria Tempat Parkir
Harkat Kelas Kriteria
5 Sangat Baik Tersedia di lokasi, dengan fasilitas dan kondisi yang sangat layak untuk digunakan 4 Baik Tersedia di lokasi, dengan fasilitas dan
kondisi yang layak untuk digunakan 3 Cukup Tersedia di sekitar lokasi, dengan fasilitas
dan kondisi yang kurang memadai 2 Kurang Tersedia di sekitar lokasi dengan fasilitas
yang tidak memadai 1 Sangat Kurang Tidak tersedia sama sekali Sumber : Diadaptasi dari beberapa sumber Tahun 2013
Didalam penelitian ini ditentukan bahwa bobot terbesar untuk aspek fisik
adalah adalah 40 dan terkecil adalah 8. Bobot terbesar untuk aspek aksesibilitas
adalah 20 dan terkecil adalah 4. Bobot terbesar untuk aspek sarana dan prasarana
adalah 35 dan terkecil adalah 7. Nilai tiap kriteria dalam penelitian ini ditetapkan
dengan scoring, skor terendah untuk keseluruhan aspek yaitu 1 dan tertinggi 5.
Sedangkan skor berkisar antara 1 sampai 5 dimana besarnya nilai masing-masing
kriteria merupakan jumlah dari nilai tiap-tiap parameter yang berkaitan
Setelah dilakukan pengharkatan terhadap potensi kawasan wisata langkah
berikutnya adalah melakukan analisis terhadap pengembangan kawasan wisata yang
berpatokan pada harkat dan parameter-parameter yang telah ditentukan. Analisis ini
54
sehingga dapat dilakukan pengembangan dan pengelolaan dengan ketentuan kelas
sebagai berikut:
Kelas I : Potensi tinggi/sangat menunjang
Kelas II : Potensi sedang/menunjang
Kelas III : Potensi rendah/kurang menunjang
Kelas IV : Tidak menunjang
Tabel 3.26, 3.27 dan 3.28 berikut merupakan nilai kesesuaian lahan untuk
potensi fisik, aksesibilitas dan sarana prasarana.
Tabel 3.26
Niai Kesesuaian Pariwisata Untuk Aspek Fisik
No Parameter Terendah Tertinggi
Nilai Skor Nilai Skor
1 Suhu 1 8 5 40
2 Curah Hujan 1 8 5 40
3 Kebersihan Udara 1 8 5 40
4 Bentuk Lahan 1 8 5 40
5 Tutupan Vegetasi 1 8 5 40
6 Kulaitas Air 1 8 5 40
7 Jarak Sumber Air 1 8 5 40
8 Variasi objek 1 8 5 40
Sumber: Hasil Pengolahan (2013)
Tabel 3.27
Nilai Kesesuaian Pariwisata Untuk Aspek Aksesibilitas
No Parameter Terendah Tertinggi
Nilai Skor Nilai Skor
1 Jenis Jalan 1 4 5 20
2 Waktu Tempuh 1 4 5 20
3 Jarak Tempuh 1 4 5 20
4 Transportasi 1 4 5 20
55
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.28
Nilai Kesesuaian pariwisata Untuk Aspek Sarana dan Prasarana
No Parameter Terendah Tertinggi
Nilai Skor Nilai Skor
Sumber: Hasil Pengolahan (2013)
Penentuan kelas potensi dukungan terhadap pengembangan objek wisata
dilakukan dengan menentukan panjang interval dari hasil perhitungan skor
masing-masing variabel dengan menggunakan rumus interval yang dikemukakan oleh
Subana, dkk (2000:40).
Keterangan:
P : Panjang Interval
R : Rentang Jangkauan
K : Banyaknya kelas
Berdasarkan rumus interval tersebut kemudian ditentukan kelas-kelas potensi
dukungan dengan ketentuan sebagaimana digambarkan pada Tabel 3.29 di bawah ini:
Tabel 3.29
Penilaian Potensi Fisik yang menunjang Potensi Pariwisata
Kelas Tingkat dukungan atraksi wisata terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
56
dukungan atraksi wisata terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
III Kurang
Menunjang
17-24 Suatu kawasan yang kurang potensi dukungan atraksi wisata terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
IV Tidak
Menunjang
8-16 Suatu kawasan tidak terdapat potensi dukungan atraksi wisata terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
Sumber : Hasil Pengolahan 2013
Tabel 3.30
Penilaian Potensi Aksesibilitas yang menunjang Potensi Pariwisata
Kelas Tingkat Penilaian dukungan aksesibilitas terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
II Menunjang 13-16 Suatu kawasan yang tinggi potensi dukungan aksesibilitas terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
III Kurang
Menunjang
9-12 Suatu kawasan yang kurang potensi dukungan aksesibilitas terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
IV Tidak Menunjang 4-8 Suatu kawasan yang tidak terdapat potensi dukungan aksesibilitas terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
57
T. Putri Tiara, 2013
Analisis Potensi Pariwisata Di Pulau Karimun Provinsi Kepulauan Riau Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.31
Penilaian Potensi Sarana dan Prasarana yang menunjang Potensi Pariwisata
Kelas Tingkat Penilaian potensi dukungan sarana dan prasarana terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
II Menunjang 25 – 32
Suatu kawasan yang tinggi potensi dukungan sarana dan prasarana terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
III Kurang
Menunjang 17 – 24
Suatu kawasan yang kurang potensi dukungan sarana dan prasarana terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
IV Tidak Menunjang 8 – 16
Suatu kawasan yang tidak tedapat potensi dukungan sarana dan prasarana terhadap objek wisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
Sumber : Hasil Pengolahan 2013
Tabel 3.32
Penilaian Potensi Fisik, Aksesibilitas dan Sarana Prasarana yang Menunjang
Potensi Pariwisata fisik, aksesibilitas dan sarana prasarana yang sangat menunjang terhadap pengembangan pariwisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
II Menunjang 63-80
58
III Kurang
Menunjang 43-60
Suatu daya tarik yang memiliki potensi fisik, yang menunjang terhadap pengembangan pariwisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan namun kurang didukung oleh sarana prasarana dan aksesibilitas yang memadai.
IV Tidak Menunjang 20-40
Suatu daya tarik yang tidak memiliki potensi fisik, aksesibilitas dan sarana prasarana yang menunjang terhadap pengembangan pariwisata berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan.
Sumber : Hasil Pengolahan 2013
b.Analisis SWOT
Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, dengan menggunakan teknik analisis
pengharkatan dan pembobotan, kemudian dilakukan analisis SWOT, yaitu Strenght,
Weakness, Opportunity, dan Threat (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)
dengan tujuan untuk mengetahui strategi pengembangan, perencanaan dan
pengelolaan kawasan pariwisata.
Analisis SWOT memungkinkan untuk mengembangkan model strategi yang
didasarkan pada infromasi yang telah dikumpulkan. Analisis SWOT mengasumsikan
bahwa organisasi akan mencapai strategi yang sukses dengan memaksimalkan
kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan hambatan (Ukas, 2006:
215).
SWOT adalah merupakan akronim untuk kata Strength (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). Dari pengertian SWOT
tersebut akan dijelaskan satu persatu yaitu:
a. Kekuatan (Strength), yaitu kekuatan apa saja yang dimiliki pariwisata. Dengan
mengetahui kekuatan, pariwisata dapat dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga