• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUJIAN MESIN PENGERING TIPE RAK (TRAY DRYER) SKALA LABORATORIUM UNTUK PENGERINGAN KAKAO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUJIAN MESIN PENGERING TIPE RAK (TRAY DRYER) SKALA LABORATORIUM UNTUK PENGERINGAN KAKAO."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

BIDANG KONSTRUKSI MESIN

PENGUJIAN MESIN PENGERING TIPE RAK (

TRAY

DRYER)

SKALA LABORATORIUM UNTUK

PENGERINGAN KAKAO

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tahap Sarjana

Oleh :

RYAN SATRIA

05 171 022

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

iii DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SIMBOL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Manfaat ... 2

1.4. Batasan Masalah ... 2

1.5. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1. Teori Dasar Kakao ... 4

2.1.1 Morfologi Kakao ... 5

2.1.2 Kandungan Kimia Kakao... 9

2.1.3 Pengolahan Kakao... 9

2.2. Teori Dasar Pengeringan ... 11

2.2.1 Pengertian Dan Tujuan Pengeringan ... 11

2.2.2 Tipe Alat Pengering... ... 14

2.2.3 Teori Pengeringan... ... 17

2.2.4 Teori Perpindahan Panas Pada Tray Dryer... 19

2.2.5 Dasar – dasar Psikometri... 23

2.2.6 Perhitungan Efisiensi Alat Pengering ... 25

BAB III METODOLOGI... 26

(3)

iv

3.2. Instalasi Pengujian Alat Pengering ... 26

3.3. Peralatan Pada Mesin Pengering Tray Dryer ... 28

3.4. Alat Ukur ... 30

3.5. Sistematika Pengujian ... 33

3.6. Perancangan pengujian ... 33

3.6.1. Bahan uji ... 33

3.6.2. Variabel Yang Diukur ... 33

3.6.3. Prosedur Pengujian ... 33

3.6.4. Parameter Yang Digunakan ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 36

4.1. Data Pengujian... 36

4.2 Contoh Perhitungan ... 36

4.2.1 Perhitungan Kadar Air Yang Menguap ... 36

4.2.2 Perhitungan Dan Menentukan Efisiensi Alat Pengering ... 37

4.3 Tabel Perhitungan ... 38

4.4 Analisa dan Pembahasan ... 40

BAB V PENUTUP... 45

5.1. Kesimpulan ... 45

5.2. Saran ... 45

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok utama kakao dunia setelah Pantai Gading (38,3%) dan Ghana (20,2%) dengan persentasi 13,6%. Permintaan dunia terhadap komoditas kakao semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2011, ICCO (International Cocoa Organization) memperkirakan produksi kakao dunia akan mencapai 4,05 juta ton, sementara konsumsi akan mencapai 4,1 juta ton, sehingga akan terjadi defisit sekitar 50 ribu ton per tahun (Suryani, 2007). Kondisi ini merupakan suatu peluang yang baik bagi Indonesia karena sebenarnya Indonesia berpotensi untuk menjadi produsen utama kakao dunia.

Namun, kualitas biji kakao yang diekspor oleh Indonesia dikenal sangat rendah (berada di kelas 3 dan 4). Hal ini disebabkan oleh, pengelolaan produk kakao yang masih tradisional sehingga kualitas kakao Indonesia menjadi rendah. Kualitas rendah menyebabkan harga biji dan produk kakao Indonesia di pasar internasional dikenai diskon USD200/ton atau 10%-15% dari harga pasar. Selain itu, beban pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%), kondisi tersebut telah menyebabkan jumlah pabrik olahan kakao Indonesia terus menyusut. Selain itu para pedagang (terutama trader asing) lebih senang mengekspor dalam bentuk biji kakao (non olahan).

Peningkatan produksi kakao mempunyai arti yang strategis karena pasar ekspor biji kakao Indonesia masih sangat terbuka dan pasar domestik masih belum tergarap. Permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi dengan penerapan proses pengeringan yang lebih efisien dibandingkan pengeringan dengan matahari langsung.

(5)

Pendahuluan Tugas Akhir

Ryan Satria/05171022 2

lebih dari 9 % memungkinkan pelapukan biji oleh jamur. Pengeringan dengan pemanas simar surya dapat memakan waktu 14 hari,

Dari permasalahan yang dihadapi petani di atas telah dilakukan berbagai penelitian diantaranya pengujian pengeringan dengan menggunakan mesin pengering tipe rak dengan bahan bakar biomassa(bahan bakar padat) seperti arang/ batok kelapa, kayu bakar dan dilakukan simulasi energetik terhadap pengeringan biji kakao. Namun pada penelitian tersebut terbatas pada pengujian kemampuan alat pengering dan kakao sebagai komoditi percobaan saja.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam memperbaiki kualitas kakao dengan peralatan pengering tipe rak. Penggunaan kayu bakar dalam penilitian ini merupakan langkah penghematan penggunaaan bahan bakar minyak.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perubahan massa dan kadar air kakao setelah dilakukan proses pengeringan.

2. Mengetahui kalor yang dibutuhkan dalam efisiensi mesin Tray Dryer saat pengeringan kakao.

1.3 Manfaat

Dengan penelitian ini, nantinya dapat diperoleh kakao dengan kadar air rendah dan mutu yang lebih tinggi. Selain itu juga waktu pengringan yang lebih cepat. Sehingga metode ini bisa digunakan oleh para petani kakao untuk meningkatkan pendapatan dalam produksi.

1.4 Batasan Masalah

(6)

Pendahuluan Tugas Akhir

Ryan Satria/05171022 3

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang, tujuan, manfaat, batasan masalah serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori dasar kakao dan teori alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metodologi pengujian pengeringan kakao yang berisi gambar alat yang digunakan, tahapan – tahapan pengujian, peralatan pengujian, alat ukur, serta pelaksanaan pengujian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tengang data hasil pengujian, grafik tentang pengurangan kadar air terhadap waktu dan massa terhadap waktu.

BAB V PENUTUP

Gambar

Tabel Perhitungan ......................................................................

Referensi

Dokumen terkait

FNip'@ hFei hir

Pengujian Alat Pengering Hibrida Pompa Kalor dan Surya untuk Mengeringkan Biji Kakao dilatar belakangi dengan dibutuhkannya alat pengering biji kakao yang bekerja pada

Penurunan berat bawang putih terjadi selama proses pengeringan seiring dengan penurunan kadar air bahan dan untuk mencapai kadar air maksimal 10% dibutuhkan waktu selama 5 jam (80

Pengujian Alat Pengering Hibrida Pompa Kalor dan Surya untuk Mengeringkan Biji Kakao dilatar belakangi dengan dibutuhkannya alat pengering biji kakao yang bekerja pada

Pengujian Alat Pengering Hibrida Pompa Kalor dan Surya untuk Mengeringkan Biji Kakao dilatar belakangi dengan dibutuhkannya alat pengering biji kakao yang bekerja pada

Hal ini ditunjukkan dengan penurunan kadar air bahan, dengan kadar air awal sebesar 90,42% menjadi 24,19% produk setelah dikeringkan selama 7 jam pengeringan, karena

Dari hasil pengujian alat pengering lada dinyatakan berhasil dalam proses pengeringan karena dalam standar SNI kadar air yang maksimal <13% (SNI, 1995-2013)

Kinerja yang diperoleh alat pengering terbaik menggunakan energi surya dengan kadar air akhir sebesar 14,88% bb, laju pengeringan 0,64% bk/jam dan kebutuhan energi