ANALISIS FUNDAMENTAL DAN VALUASI SAHAM DENGAN PENDEKATAN DISCOUNTED CASH FLOW (DCF) MENGGUNAKAN METODE FREE CASH
FLOW TO FIRM (FCFF)
(Studi Empiris Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas
Oleh :
RABIATUL ADAWIYAH No. BP : 1010532088
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
ii No Alumni
Universitas RABIATUL ADAWIYAH
No Alumni Fakultas
BIODATA
a). Tempat/Tgl Lahir : Padang, 15 September 1992 b). Nama Orang Tua : Jasman, S.Pd c). Fakultas : Ekonomi d). Jurusan : Akuntansi e). No.Bp : 1010532088 f). Tanggal Lulus : 14 April 2014 g). Predikat lulus : Sangat Memuaskan h). IPK : 3.42 i). Lama Studi : 3 Tahun 8 Bulan j). Alamat Orang Tua: Komp. Villa Bukit Indah Blok D/3 Koto Luar Pauh Padang
Analisis Fundamental dan Valuasi Saham dengan Pendekatan Discounted Cash Flow (DCF) Menggunakan Metode Free Cash Flow to Firm (FCFF)
Skripsi Oleh : Rabiatul Adawiyah
Pembimbing : Prof. Dr. Eddy R. Rasyid, S.E., M.Com (Hons), Ak
ABSTRACT
The objective of this research are to determine the intrinsic value of the stocks, to assess the stock price whether overvalued or undervalued when compared to the intrinsic value, and analyze whether the shares worth to be recommended through fundamental analysis such as macro-economic analysis, industry analysis, company analysis and stock valuation. This research using purposive sampling to select 5 companies from different sectors of the LQ-45 in 2012 that had the highest close price. They are GGRM, INTP, UNVR, UNTR, and AALI. The result of this study are the instrinsic value from 5 companies overvalued compared with market price of shares, GGRM (IDR 35307.66 to IDR 56,000), INTP (IDR 10762.5 with 22500.0), UNVR (IDR 8614.47 to IDR 21,200, 00), UNTR (IDR 10096.02 to Rp19.600, 00) and AALI (IDR 16.722, 54 to IDR 19600.00). The company recommended from the results of the industry analysis and company analysis (PER, EPS, DPR, PBV and ROE) is INTP from the cement sector, UNVR of household goods sector, and UNVR from the plantation sector.
iii Skripsi telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal 27 Maret 2014, dengan penguji :
Tanda Tangan
1 2.
Nama
Terang Dr. Yuskar, SE, MA, Ak
Prof. Dr. Eddy R. Rasyid, S.E, M.Com (Hons), Ak
Mengetahui :
Ketua Jurusan Akuntansi: Dr. Efa Yonnedi, S.E, MPPM, Ak NIP. 19720502 1996021001 Tandatangan
Alumnus telah mendaftar ke fakultas dan telah mendapat Nomor Alumnus :
Petugas Fakultas / Universitas
No Alumni Fakultas Nama: Tanda tangan: No Alumni Universitas Nama: Tanda tangan:
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai intrinsik saham, menilai apakah saham tersebut overvalude atau undervalued jika dibandingkan dengan nilai instrinsiknya, dan menganalisa apakah saham-saham tersebut layak untuk direkomendasikan melalui analisis fundamental seperti analisis ekonomi makro, analisis industri, analisis perusahaan, dan valuasi saham. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan memilih 5 perusahaan dari sektor berbeda dari LQ-45 tahun 2012 yang memiliki close price tertinggi yaitu GGRM, INTP, UNVR, UNTR, dan AALI. Hasil dari penelitian ini adalah harga pasar saham 5 perusahaan tersebut overvalue dibandingkan nilai instrinsiknya yaitu GGRM (Rp 35.307,66 dengan Rp 56.000), INTP (Rp 10.762,5 dengan Rp 22.500,0), UNVR ( Rp 8.614,47 dengan Rp 21.200,00), UNTR (Rp 10.096,02 dengan Rp 19.600,00) dan AALI ( Rp 16.722,54 dengan Rp 19.600,00). Perusahaan yang direkomendasikan dari hasil analisis industri dan analisis perusahaan (PER, EPS, DPR, PBV, dan ROE) adalah INTP dari sektor semen, UNVR dari sektor perlengkapan rumah tangga, dan UNVR dari sektor perkebunan.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di pasar modal,
sebaiknya ada beberapa analisis yang penting investor lakukan. Alasannya agar investor tersebut
tidak mengalami kerugian yang cukup besar dan mampu meminimalkan resiko jika berinvestasi.
Secara garis besar, investor dapat melakukan dua bentuk analisis saham yaitu analisis teknikal
dan analisis fundamental. Analisis teknikal mendasarkan diri pada pola-pola pergerakan saham
dari waktu ke waktu, dimana teknik ini biasanya sering digunakan oleh praktisi atau trader.
Sedangkan analisis fundamental merupakan suatu analisis saham yang dapat dilakukan secara
top-down dimulai dari analisis makro ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan, dimana
analisis ini sering digunakan oleh para akademisi.
Pada penelitian ini penulis akan berfokus pada analisis fundamental. Analisis
fundamental menjadi penting bagi investor karena investor dapat mengetahui bagaimana prospek
perusahaan dimasa datang untuk menghasilkan laba dan meminimalkan resiko kerugian, sebab
analisis ini dilakukan secara menyeluruh. Analisis pertama yang dilakukan untuk analisis
fundamental adalah analisis makro ekonomi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui beberapa
variabel ekonomi yang mempengaruhi perusahaan dalam menciptakan laba, seperti produk
domestik bruto (PDB), tingkat pengangguran, dan juga tingkat inflasi. Analisis kedua yaitu
analisis industri yang mencoba memperbandingkan kinerja dari berbagai industri sehingga dapat
mengetahui jenis industri manakah yang memiliki prospek terbaik. Analisis ketiga yaitu analisis
2
informasi dan pertimbangan atas perusahaan terpilih mana yang dapat memberikan prospek
keuntungan terbesar.
Keinginan investor umumnya melakukan investasi saham adalah untuk mengharapkan
return dalam bentuk dua keuntungan, yaitu capital gain dan pembagian dividen. Capital gain
memberikan keuntungan dalam bentuk peningkatan harga saham, sedangkan dengan dividen
investor akan mendapatkan pembagian keuntungan perusahaan terhadap investor. Meskipun
investasi sektor financial ini tergolong high risk high return investment, yang artinya peluang
untuk memperoleh keuntungan sangat besar bahkan bisa mencapai ratusan persen perbulan,
tetapi investasi saham diimbangi pula dengan kemungkinan merugi yang besar jika tidak dikelola
dengan baik. Besarnya potensi kerugian akan tersebut sebanding dengan besarnya potensi
keuntungan yang dapat diperoleh.
Investasi atas saham yang memiliki tingkat resiko tinggi ini juga didukung oleh sebuah
teori tentang konsep pasar efisien. Hal tersebut dijelaskan oleh Subramanyam (2008) dalam
bukunya bahwa pasar yang efisien apabila nilai suatu aset atau saham telah mencerminkan
semua informasi yang tersedia, termasuk informasi yang bersifat privat. Ada 3 (tiga) jenis
hipotesis informasi yang ada di pasar yakni pasar bentuk lemah (weak-form test), pasar efisien
semi kuat (semi-strong efficient), dan pasar efisien kuat (strong efficient) yang dapat
menimbulkan tingkat resiko yang berbeda. Kesadaran investor akan informasi tersebut memiliki
implikasi terhadap potensi pencapaian investor itu sendiri.
Mengingat tingginya risiko yang ada dalam berinvestasi saham, maka para investor harus
mampu mempertimbangkan dan melakukan penilaian secara mendalam saham mana yang dapat
3
memberikan hasil yang maksimal, sehingga diperlukan analisis untuk dapat meminimalkan
risiko yang ada saat diputuskan untuk membeli, menjual, atau menahan saham tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan investor adalah dengan valuasi saham yaitu
menganalisis dan menilai harga saham perusahaan tersebut. Menurut Subramayam (2008),
valuasi merupakan salah satu kegiatan analisis penting dengan dasar teori nilai sekarang (present
value theory) yang menyatakan bahwa nilai utang atau efek ekuitas sama dengan jumlah seluruh
hasil yang diharapkan dari efek yang didiskontokan ke nilai saat ini dengan menggunakan
tingkat diskonto yang tepat. Selain itu investor harus mampu menganalisis faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi harga saham dan harus mengetahui apakah harga menunjukkan nilai yang
wajar atau tidak. Kewajaran harga saham dapat dinilai dengan cara membandingkan nilai
intrinsik atau nilai sebenarnya dengan harga saham yang ada di pasar sehingga dapat diketahui
harga saham tersebut dalam keadaan terlalu mahal (overvalued), harga saham terlalu murah
(undervalued), atau harga saham wajar atau normal (correctly valued).
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengelompokkan saham-saham atas beberapa indeks. Secara
khusus penelitian ini menggunakan saham LQ-45 karena saham yang masuk pada Indeks LQ-45
yang merupakan 45 saham yang mempunyai likuiditas tinggi dan juga dipertimbangkan dalam
kapitalisasi pasar saham setelah melalui beberapa kriteria seleksi (Fatma, 2008:159).
Berikut kriteria perusahaan yang masuk kelompok indeks LQ-45 (www.idx.co.id) yaitu :
1. Berada di TOP 95% dari total rata-rata tahunan nilai transaksi saham di pasar reguler.
2. Berada di TOP 90% dari rata-rata tahunan kapitalisasi pasar
3. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri BEI
4
4. Merupakan urutan tertinggi berdasarkan frekuensi transaksi.
Kriteria dari BEI diatas menunjukkan bahwa perusahaan yang termasuk indeks LQ-45
adalah perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik, produktivitas yang tinggi,
likuidasi yang baik, hingga profitabilitas yang tinggi pula. Indeks LQ-45 menggunakan 45 saham
perusahaan yang paling likuid dan memiliki kapitalisasi yang besar dan dianggap perusahaan
yang blue chip serta indeks ini disesuaikan setiap 6 bulan pada tiap tahunnya yaitu disesuaikan
awal Februari dan awal Agustus.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya oleh BEI, maka timbul suatu
ekspektasi yang tinggi bagi investor untuk memilih saham-saham indeks LQ-45 dengan
ekspektasi lain bahwa harga saham indeks LQ-45 akan cendrung overvalued (kemahalan)
dibandingkan dengan nilai wajarnya. Oleh karena itu, penelitian ini ingin menjawab pertanyaan
apakah benar harga saham dari indeks yang likuid ini overvalued atau undervalued jika
dibandingkan harga wajarnya, serta apakah semua perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45
ini layak dijadikan pilihan investasi.
Terdapat beberapa metode untuk menganalisis nilai wajar (intinsic value) suatu saham.
Salahnya analisis fundamental menggunakan metode Discounted Cash Flow Analysis (DCF).
Pada penelitian ini akan dipilih 5 perusahaan indeks LQ-45 dengan close pricce tertinggi pada
akhir tahun 2012. Alasan memilih 5 perusahaan adalah untuk membatasi ruang lingkup
penelitian karena 5 perusahaan tersebut sudah mewakili beberapa sektor yang berbeda dengan
kinerja keuangan perusahaan yang terbaik pada sektornya masing-masing. Akhirnya, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai pasar saham perusahaan terpilih dari indeks LQ-45
5
atau harga wajar perusahaan dengan pendekatan Free Cash Flow to Firm (FCFF) dan layak
dijadikan pilihan investasi.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang diangkat pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. Berapakah nilai intrinsik 5 saham perusahaan terpilih dari indeks LQ-45 (GGRM, INTP,
UNVR, UNTR, dan AALI) menggunakan pendekatan Discounted Cash Flow (DCF)
dengan perhitungan Free Cash Flow to Firm (FCFF) pada 31 Desember tahun 2012?
2. Apakah nilai intrinsik 5 saham perusahaan terpilih dari indeks LQ45 (GGRM, INTP,
UNVR, UNTR, dan AALI) overvalued atau undervalued jika dibandingkan dengan
harga pasar saham menggunakan pendekatan Discounted Cash Flow (DCF) dengan
metode perhitungan Free Cash Flow to Firm (FCFF) pada 31 Desember tahun 2012?
3. Apakah harga saham yang diproyeksikan dan dianalisis secara fundamental tersebut
memiliki prospek yang baik sehingga layak direkomendasikan?
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menentukan nilai intrinsik 5 saham perusahaan terpilih dari indeks LQ-45
(GGRM, INTP, UNVR, UNTR, dan AALI) menggunakan pendekatan Discounted Cash
Flow (DCF) dengan perhitungan Free Cash Flow to Firm (FCFF) pada 31 Desember
tahun 2012.
2. Untuk mengetahui apakah nilai intrinsik 5 saham perusahaan terpilih dari indeks LQ45
(GGRM, INTP, UNVR, UNTR, dan AALI) overvalued atau undervalued jika
6
Flow(DCF) dengan metode perhitungan Free Cash Flow to Firm (FCFF) pada 31
Desember tahun 2012.
3. Untuk mengetahui apakah harga saham yang diproyeksikan dan dianalisis secara
fundamental tersebut memiliki prospek yang baik sehingga layak direkomendasikan.
1.4 Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah pada pebelitian ini yang akan diteliti oleh penulis
adalah:
1. Perusahaan yang diteliti merupakan lima perusahaan yang termasuk dalam kategori
indeks LQ-45 pada akhir tahun 2012 dengan close price tertinggi pada 31 Desember
2012.
2. Penelitian ini hanya menggunakan satu metode valuasi yaitu Disconted Cash Flow
(DCF) untuk perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45 dengan dasar proyeksi
data laporan keuangan 4 tahun (2009-2012) yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia melalui situs resmi www.idx.co.id.
3. Penelitian ini melakukan analisis fundamental dimulai dari analisis perekonomian
makro, industri, dan perusahaan, serta melakukan valuasi saham hanya pada 5 (lima)
perusahaan yang terpilih saja.
1.5Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari 5 bab yang ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
7
Memaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab 2 Landasan Teori
Menyajikan teori yang melandasi analisis terhadap laporan keuangan, data-data
internal dan ekstenal perusahaan serta metode perhitungan yang sesuai dalam melakukan
valuasi ekuitas termasuk juga dengan review penelitian-penelitian sebelumnya.
Bab 3 Metodologi Penelitian
Menjabarkan metode apa yang digunakan dalam proses pengumpulan data, desain
penelitian, cara pemprosesan data dan tinjauan umum pada perusahaan.
Bab 4 Analisis Dan Pembahasan
Menguraikan analisis fundamental perekonomian, analisis industri, analisi
terhadap data-data laporan keuangan, dan penilaian saham perusahaan dengan
menggunakan metode discounted cash flow (DCF) untuk menjawab pertanyaan yang ada
pada rumusan masalah.
Bab 5 Kesimpulan Dan Saran