• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA KEUOMPOK DALAM KELOMPOK PENGAJIAN SEBAGAI SATUAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH: Studi Komparatif pada Dua Kelompok Pengajian Ibu-Ibu di Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DINAMIKA KEUOMPOK DALAM KELOMPOK PENGAJIAN SEBAGAI SATUAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH: Studi Komparatif pada Dua Kelompok Pengajian Ibu-Ibu di Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIK& KEUOMPOK DALAM KELOMPOK P E N G A J I A N S E B A G A I SATUAN

P E N D I D I K A N LUAR SEKOLAH

(Studl Komparatif pada Dua Kelompok Pengajian Ibu-Ibu di Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu)

T E S I S

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis pada Program Pascasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidlkan Bandung

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidlkan Bidang Studl Pendidlkan Luar Sekolah

Oleh SUARDI NRP : 949626

P R O G R A M P A S C A S A R J A H A I N S T I T U T K E G U R U A N D a N I I M U P E N D I D I K A N

(2)

DISETUJUI UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP II

OLEH:

Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah, M.A.

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Sudardja Adiwikarta, M.A.

Pembimbing II

PROGRAM P A S C A S A R J A N A I N S T I T U T

KEGURUAN DAN ILMU P E N D I D I K A N B A N D U N G

(3)

"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka

sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (An-Nahl, 16:97)."

Dipersembahkan

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertolak dari permasalahan pokok:

"Bagaimanakah

dinamika

kelompok yang ada

pada

kelompok

pengajian

Ibu-Ibu

masjid Darul

Hikmah

Perumnas

Gading

Cempaka Permai jika dibandingkan dengan dinamika

kelompok

pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman Perumnas Lingkar Timur

kecamatan Gading Cempaka Kotamadya Bengkulu?"

Dari permasalahan tersebut dirumuskan tujuan

penelitian,

yaitu

untuk

memperoleh

gambaran

tentang

dinamika kelompok di ke dua kelompok pengajian tersebut.

Mengacu pada tujuan dan permasalahan penelitian tersebut diajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perumusan tujuan kelompok pengajian

Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

2. Bagaimanakah peran fungsional anggota kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

3. Bagaimanakah suasana kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

4. Bagaimanakah pembinaan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

5. Bagaimanakah tekanan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

6. Bagaimanakah keefektifan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah sumber-sumber yang dapat memberikan informasi tentang dinamika kelompok di ke dua kelompok pengajian, yaitu: Lurah/Kepala Desa, Ketua RT, dan anggota kelompok. Sampel ditetapkan dengan menggunakan teknik bola salju (snowball sampling).

Sedangkan data dikumpulkan dengan teknik observasi dan

w a w a n c a r a .

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah manusia, peneliti sendiri, dengan menggunakan instrumen pembantu catatan lapangan (field notes).

Aiapun temuan-temuan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Tujuan kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah dirumuskan atas dasar partisipasi penuh atau sebahagian besar anggotanya dan memiliki relevansi dengan kebutuhan para anggota. Sedangkan perumusan tujuan kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman tidak

(5)

didasari oleh partisipasi penuh atau sebahagian besar anggotanya dan kurang berelevansi dengan kebutuhan anggota.

2. Peran fungsional anggota kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah lebih efektif daripada peran fungsional anggota kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman.

3. Suasana kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah lebih kondusif daripada suasana kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman.

4. Pembinaan kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah lebih intensif daripada pembinaan kelompok

pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman.

5. Keberadaan tekanan kelompok pada kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah lebih tampak daripada yang ada pada kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK iv

KATA PENGANTAR vi

PENGHARGAAN DAN TERIMA KASIH viii

DAFTAR ISI

..;...;.. .";'..-;

xii

DAFTAR GAMBAR .... v:;::rrrr-;;:vT^^r?7T™~;T.^.:.: v\ .:;..

xv

DAFTAR TABEL . . . :. . , xvi

DAFTAR LAMPIRAN .-.:../. r. :... . . . xvii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Pernyataan Masalah 5

C. Rumusan Masalah 7

D. Tujuan Penelitian 8

E. Kegunaan Penelitian 9

F. Definisi Operasional Istilah 9

BAB II. TINJAUAN TEORITIS 11

A. Pendidikan Luar sekolah 11

1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah.... 12

2. Sistem Pendidikan Luar Sekolah 19

B. Kelompok 24

C. Dinamika Kelompok 36

1. Tujuan Kelompok 39

2. Peran Fungsional Anggota Kelompok 44

3. Suasana Kelompok 49

(7)

4. Kekompakan Kelompok 52

5. Pembinaan Kelompok 57

6. Tekanan Ke lompok 59

7. Keefektifan Kelompok 61

BAB III. PROSEDUR PENELITIAN 64

A. Metode Penelitian 64

B. Subjek Penelitian 67

C. Data yang Diperlukan 68

D. Instrumen Penelitian 69

E. Tahap-Tahap Penelitian 72

1. Tahap Persiapan 72

2. Tahap Pelaksanaan 72

3. Tahap Penyusunan Laporan 73 F. Pengolahan dan Analisis Data 74 1. Analisis pada Saat Pengumpulan Data... 74 2. Analisis setelah Data Terkumpul 75

G. Validitas Penelitian 75

1. Kredibilitas 76

2. Transferabilitas 77

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas.... 77

(8)

BAB IV. HASIL PENELITIAN 79 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 79 1. Perumnas Gading Cempaka Permai 79 2. Kelompok Pengajian Ibu-Ibu Masjid

Darul Hikmah 79

3. Perumnas Lingkar Timur 85

4. Kelompok Pengajian Ibu-Ibu Masjid

Nurul Iman 85

B. Pokok-Pokok Temuan 89

1. Kelompok Pengajian Ibu-Ibu Masjid

Darul Hikmah 90

2. Kelompok Pengajian Ibu-Ibu Masjid

Nurul Iman 99

C. Pembahasan 104

1. Proses Perumusan Tujuan Kelompok 105 2. Peran Fungsional Anggota Kelompok 108

3. Suasana Kelompok 112

4. Pembinaan Kelompok 122

5. Tekanan Kelompok 128

6. Keefektifan Kelompok 130

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 136

A. Kesimpulan 136

B. Implikasi 139

C. Rekomendasi 140

DAFTAR PUSTAKA 144

(9)

DAFTAR GAMBAR

1. Hubungan Fungsional antara

Komponen-Komponen Pendidikan Luar Sekolah

20

2. Struktur Organisasi Kelompok Pengajian

Ibu-Ibu Masjid Darul Hikmah 82

3. Struktur Organisasi Kelompok Pengajian

Ibu-Ibu Masjid Nurul Iman 87

(10)

DAFTAR TABEL

1. Asal Daerah, Latar Belakang Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Anggota Kelompok Pengajian

Ibu-Ibu Masjid Darul Hikmah 83

2. Asal Daerah, Latar Belakang Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Anggota Kelompok Pengajian

Ibu-Ibu Masjid Nurul Iman 88

3. Persamaan dan Perbedaan antara Dinamika Kelompok

pada Kelompok Pengajian Ibu-Ibu masjid Darul

Hikmah dan Kelompok Pengajian Ibu-Ibu Masjid

Nurul Iman 134

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pemberitahuan Survey/Riset dari Direktorat

Sosial Politik Propinsi Daerah Tingkat I Jabar.... 148 2. Surat Pemberitahuan Penelitian dari Direktorat

Sosial Politik Daerah Tingkat I Bengkulu 149 3. Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kantor

Sosial Politik Daerah Tingkat II Kotamadya

Bengkulu 151

4. Rekomendasi Penelitian dari Kantor Kecamatan Gading Cempaka Kotamadya Daerah Tingkat II

Bengkulu 152

5. Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian dari Kecamatan Gading Cempaka Kotamadya Daerah

Tingkat II Bengkulu 153

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang menyiapkan

peserta didik melalui ke&iatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berakar

pada kebudayaan bangsa Indonesia dan' yang berdasarkan pada,,

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sedangkan Sistem

Pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya

tujuannya

Pendidikan

Nasional (UU No.

2,

1989;

Pasal:

ayat 1, 2 dan 3).

Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua

jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur

pendidikan

luar sekolah (UU No. 2, 1989; Pasal 10 ayat 1). Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik dilembagakan maupun tidak (PP. No. 73,

1991;

Pasal 1 ayat 1). Sedangkan tujuan

pendidikan

luar

sekolah adalah (1) melayani warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin dan sepanjang

hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya;

(13)

keterampilan

dan

sikap

mental

yang

diperlukan

untuk

mengembangkan

diri,

bekerja

mencari

nafkah

atau

melanjutkan

ke

dan/atau jenjang

pendidikan

yang

lebih

tinggi; dan (3) memenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang

tidak

dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah

(PP.

No.

73,

1991; Pasal 2). Bentuk

satuan

pendidikan

luar

sekolah tersebut meliputi keluarga, kelompok belajar,

i

kursus dan satuan pendidikan yajng sejenis. Ke dalam satuan

yang

disebut

terakhlr, satuan pendidikan

yang

sejenis,

termasuk antara lain panti latihan, pusat magang, tempat

penyuluhan,

gerakan pramuka, kelompok bermain, dan

pusat

penitipan anak.

Kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling ketergantungan satu sama lain sesuai dengan status dan perannya, secara tertulis atau tidak mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota

kelompoknya (Sherif, 1962).

(14)

kelompok

(Masri. A. Watief, 1983: 4). Kemudian

Unen

Van

Joke dan T. Raka Joni (1980:1), menyatakan, dinamika kelompok menunjuk kepada seperangkat konsep yang dapat dipergunakan untuk melukiskan proses-proses kelompok. Karena itu proses-proses itu dapat dipakai untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas kelompok, baik dalam arti meningkatkan iklim maupun produktivitasnya. Selain itu, Zaltman (1972:75) memberikan batasan dinamika kelompok sebagai "kekuatan-kekuatan yang berlangsung dalam kelompok". Kekuatan-kekuatan tersebut bertujuan untuk mengarahkan prilaku kelompok. Pendapat Zaltman et.al., di atas diperkuat oleh pendapat Jenkins yang menyatakan bahwa "Essencially the term group dynamics describe the force in the group situation which are determining the behavior of the group and its members (Jenkins,1978:5)." Jadl dinamika kelompok menurut Jenkins adalah kekuatan-kekuatan yang ada dalam

kelompok dimana kekuatan-kekuatan tersebut menentukan prilaku kelompok dan para anggotanya.

Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat dimengerti bahwa mengetahui kekuatan-kekuatan yang terjadi dalam suatu kelompok atau dinamika kelompok adalah suatu hal yang esensial untuk melaksanakan kegiatan pendidikan

luar

sekolah

atau untuk membina

suatu

kelompok

yang

(15)

Masyarakat di Perumnas Gading Cempaka Permai Kotamadya Bengkulu termasuk masyarakat yang baru terbentuk

dan memiliki latar belakang yang tingkat heterogenitasnya relatif tinggi, baik itu asal daerah, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Pengalaman menunjukkan bahwa kelompok-kelompok yang lebih homogen lebih cepat berpartisipasi daripada yang heterogen karena yang homogen biasanya memiliki sikap-sikap yang sama. Sedangkan

berdasarkan pengamatan sementara peneliti di lokasi

penelitian di tengah-tengah heterogenitas yang relatif tinggi tersebut, masyarakat Perumnas Gading Cempaka

Permai, kelurahan Sido Mulyo, Kotamadya Bengkulu dapat

menjalankan beberapa kegiatan pendidikan luar sekolah,

seperti kelompok pengajian, dan kelompok PKK. Kondisi

seperti itu menarik perhatian peneliti untuk mengadakan

penelitian terhadap kegiatan kelompok pendidikan luar sekolah yang ada di lokasi tersebut.

Penelitian ini merupakan studi kasus perbandingan yang membandingkan dinamika kelompok pada kelompok

(16)

yang sama dengan masyarakat Perumnas Gading Cempaka Permai

yaitu memiliki latar belakang yang tingkat

heterogenitasnya relatif tinggi, baik itu asal daerah, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaannya. Masyarakat di Perumnas Lingkar Timur juga melaksanakan kegiatan pendidikan luar sekolah yang sama yaitu kelompok pengajian

dan PKK.

Kelompok pengajian di kedua lokasi penelitian tersebut terdiri dari dua jenis, kelompok pengajian yang dilaksanakan oleh kaum Ibu dan kelompok pengajian yang dilaksanakan oleh kaum Bapak. Namun karena berbagai keterbatasan yang ada pada peneliti, terutama waktu dan dana, penelitian ini difokuskan pada dinamika kelompok dalam kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh kaum

Ibu.

B. Pernyataan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut di atas tergambar bahwa esensi dinamika kelompok dalam kegiatan pendidikan luar sekolah tidak dapat diabaikan. Kelompok bukanlah sekedar kumpulan orang. Anggota kelompok mengadakan interaksi satu sama lain dan mempunyai tujuan yang memberi haluan dan arah gerak kelompok maupun anggota

kelompok

agar tercapai tujuannya (Hare,

1962:8).

Dengan

lain

perkataan,

untuk mencapai

tujuan

suatu

kelompok,

(17)

kelompoknya.

Partisipasi

aktif anggota

suatu

kelompok

sangat

ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang

ada

dalam

kelompok

tersebut, yang mencerminkan

dinamika

kelompok.

Dengan dinamika kelompok, anggota kelompok dapat

memenuhi

kebutuhannya dengan baik.

Telah disebutkan di atas bahwa masyarakat Perumnas Gading Cempaka Permai dan masyarakat Perumnas Lingkar Timur memiliki karakteristik yang relatif sama dan kedua kelompok masyarakat ini melaksanakan kegiatan kelompok pendidikan luar sekolah yang sama, yaitu kegiatan kelompok pengajian, dan dari pengamatan sementara penulis pada kedua lokasi penelitian, didapati bahwa pelaksanaan kelompok pengajian tersebut berjalan baik. Atas dasar anggapan dasar tersebut penelitian ini difokuskan pada

dinamika kelompok.

Memahami dinamika kelompok berarti memahami kekuatan-kekuatan yang timbul dari berbagai sisi yang

terjadi di dalam kelompok. Menurut Lewin (1951), Cartwright (1968), dan Schein (1969) kekuatan-kekuatan

yang ada di dalam kelompok meliputi (1) tujuan kelompok

(group goal); (2) peranan fungsional anggota (task function of group); (3) suasana kelompok (group atmosphere); (4) kekompakan kelompok (group unity); (5)

(18)

kelompok (group effectiveness).

Karena adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki

peneliti, sebagaimana telah disebutkan di atas, penelitian

ini berusaha mengungkap bagaimana dinamika kelompok yang ada pada kedua kelompok pengajian Ibu-Ibu di kedua lokasi

penelitian.

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah dan pernyataan masalah tersebut, dan agar masalah yang telah dinyatakan di atas menjadi jelas dan tegas, maka masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses perumusan tujuan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

2. Bagaimanakah peran fungsional anggota kelompok

pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading cempaka Permai dan

di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

3. Bagaimanakah suasana kelompok -pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

4. Bagaimanakah pembinaan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu?

(19)

6. Bagaimanakah keefektifan kelompok pengajian Ibu-Ibu

di

Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar

Timur Kotamadya Bengkulu?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan data

tentang:

1. Proses perumusan tujuan kelompok pengajian Ibu-Ibu di

Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya Bengkulu;

2. Peran fungsional anggota kelompok pengajian Ibu-Ibu di

Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar

Timur Kotamadya Bengkulu;

3. Suasana kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading

Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya

Bengkulu;

4. Pembinaan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading

Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya

Bengkulu;

5. Tekanan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading

Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya

Bengkulu; dan

6. Keefektifan kelompok pengajian di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kotamadya

Bengkulu.

(20)

E. Kegunaan Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dalam pendidikan luar sekolah, khususnya dalam pengembangan kegiatan pembelajaran pada kelompok pengajian.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pelaksana kegiatan pendidikan luar sekolah di dalam melaksanakan proses pembelajaran, terutama pada masyarakat baru, seperti di kompleks

perumahan yang sekarang sedang dikembangkan oleh pemerintah.

F. Definisi Operasional Istilah

1. Dinamika

Kata Dinamika, yang dalam bahasa Inggris disebut

dynamics, berasal dari bahasa Yunani dan berarti forces

(kekuatan atau daya). Menurut J.S. Badudu dan Sutan

Mohammad Zain (1996:345), dinamika adalah "bagian ilmu fisika tentang benda-benda yang bergerak dan tenaga yang menggerakkan."

Dari pengertian yang dikemukakan di atas, maka yang

dimaksud dengan dinamika pada penelitian ini adalah

kekuatan atau daya.

2. Kelompok

Kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan 3aling ketergantungan satu sama lain sesuai dengan status dan

(21)

mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya (Sherif, 1962). Yang dimaksud kelompok dalam penelitian ini adalah unit sosial yang terdiri dari Ibu-Ibu yang mempunyai hubungan saling ketergantungan satu sama- lain sesuai dengan status dan perannya, secara tertulis atau tidak mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya.

3. Dinamika Kelompok

"Group dynamics refers to the forces operating in group Zaltman, et.al., 1972:75)." Dinamika kelompok adalah kekuatan-kekuatan yang berlangsung dalam kelompok. Kekuatan-kekuatan tersebut bertujuan untuk mengarahkan prilaku kelompok. Selanjutnya, berkenaan dengan kelompok ini Jenkins (1978:5) menyatakan: "Essencially the term group dynamics describe the forces in the group situation which are determining the behavior of the group and its

members."

Dari batasan-batasan tersebut di atas, maka yang

dimaksud

dengan

dinamika kelompok dalam

penelitian

ini

adalah kekuatan-kekuatan atau daya yang terdapat dalam

kelompok

pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah,

Perumnas

Gading

Cempaka

Permai

dan

kelompok

pengajian

Ibu-Ibu

masjid Nurul Iman, Perumnas Lingkar Timur, Kecamatan

Gading

cempaka,

Kotamadya

Bengkulu;

dimana

kekuatan-kekuatan

tersebut

berfungsi

sebagai

pengarah

prilaku

anggota untuk mencapai tujuan kelompok.

(22)

4. Kelompok Pengajian

Kelompok pengajian, sebagai subsatuan kelompok belajar dalam pendidikan luar sekolah, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah satuan sosial dari beberapa orang dewasa (Ibu-Ibu) yang melaksanakan kegiatan pengajian dan memiliki keterikatan dan ketergantungan satu sama lain sesuai dengan status dan peranannya yang secara eksplisit dan implisit memiliki kesepakatan dalam mencapai tujuan kelompoknya.

(23)
(24)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Disebut deskriptif karena memenuhi ciri-ciri penelitian deskriptif sebagai berikut: (1) memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah aktual; (2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis.

Salah satu jenis metode deskriptif ini adalah studi

kasus. Kasus dapat terbatas pada satu orang, satu lembaga,

satu keluarga, satu peristiwa, satu desa, ataupun satu

kelompok manusia, dan kelompok objek lain-lain (Winarno Surakhmad, 1982:141-143).

Penelitian

ini tergolong studi

kasus

perbandingan

karena membandingkan dua kelompok yang melaksanakan kegiatan pengajian, kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas

Gading

Cempaka

Permai

dan

di

Perumnas

Lingkar

Timur

Kotamadya

Bengkulu. Studi kasus

perbandingan

menyangkut

dua kasus atau lebih, dibandingkan dan dipertentangkan (Bogdan dan Biklen, 1882:65).

Untuk mendeskripsikan dan memberi makna secara mendalam, dalam penelitian ini digunakan pendekatan

(25)

kualitatif. Penelitian kualitatif ini, tidak berangkat dari hipotesis dan teori untuk diuji, tetapi peneliti

langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data yang relevan, kemudian data tersebut diberi makna. Nasution, (1992) mengemukakan: "Dalam penelitian kualitatif peneliti harus langsung mengumpulkan data dalam situasi yang sesungguhnya." Oleh sebab itu ia harus turun sendiri ke

lapangan. No entry no research."

Pendekatan di atas digunakan karena sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Nasution (1992:9-12), yaitu (1) sumber data ialah situasi

yang wajar atau natural setting, berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja; (2) peneliti sebagai instrumen penelitian, tidak menggunakan alat seperti tes atau angket, melainkan lewat pengamatan dan wawancara untuk memahami interaksi antar manusia; (3) sangat deskriptif, yang dituangkan

dalam bentuk laporan dan uraian, tidak mengutamakan

angka-angka dan statistik walaupun tidak menolak data kuantitatif; (4) mementingkan proses maupun produk, jadi juga memperhatikan bagaimana perkembangan terjadinya sesuatu; (5) mencari makna di belakang kelakuan atau perbuatan, sehingga dapat memahami masalah atau situasi yang dihadapi, (6) mengutamakan data langsung atau first hand, peneliti sendiri terjun ke lapangan untuk mengadakan

(26)

observasi atau wawancara; (7) triangulasi, memeriksa

kebenaran data dengan memperoleh data tersebut dari sumber

lain;

(8) menonjolkan rincian

kontekstual,

mengumpulkan

dan

mencatat

data

secara

mendetail;

(9)

subjek

yang

diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti; (10)

mengutamakan perspektif emic, yaitu mementingkan pandangan responden; (11) verifikasi, yaitu mencari kasus-kasus yang

berbeda dengan apa yang telah ditemukan untuk mencari hal yang lebih dipercaya; (12) sampling yang purposive, artinya penelitian kualitatif tidak menggunakan sampling random atau acakan dan tidak menggunakan populasi dan sample yang banyak, sampel dipilih menurut tujuan penelitian; (13) menggunakan audit trail, melacak, untuk

mengetahui

apakah

data yang

dikumpulkan

sesuai

dengan

maksud

penelitian;

(14)

partisipasi

tanpa

mengganggu,

untuk

memperoleh data dan situasi yang alamiah,

natural;

(15) mengadakan analisis sejak awal penelitian dan

seterusnya sepanjang masa penelitian, dan (16) desain penelitian tampil dalam proses penelitian, artinya pada awal penelitian disain belum dapat direncanakan secara terinci, lengkap dan pasti. Desain berkembang sejalan dengan proses penelitian (emergent).

(27)

B. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini meliputi subjek yang memiliki karakteristik yang berkaitan ataupun

dipandang

dapat memberikan informasi yang akurat

tentang

dinamika

kelompok

pengajian Ibu-Ibu di

Perumnas

Gading

Cempaka Permai, Kelurahan Sido Mulyo dan di Perumnas

Lingkar

Timur,

Kelurahan

Panorama,

Kecamatan

Gading

Cempaka

Kotamadya

Bengkulu,

yaitu

para

ketua/pembina

kelompok pengajian, anggota, ketua RT dan semua sumber yang terkait dengan kegiatan kelompok pengajian tersebut.

Penarikan

sampel

dilakukan

secara

purposive,

sampel

ditentukan sesuai dengan tujuan tertentu. Penarikan sampel

seperti ini dikenal dengan istilah purposive sampling.

Nasution

(1991:132) mengatakan:

"Sampling yang

purposive

adalah

sampel yang dipilih dengan cermat

hingga

relevan

dengan

desain

penelitian".

Purposive

sampling

ini

mempunyai ciri sebagai berikut: (1) rancangan sampel yang

muncul: sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu; (2) penentuan sampel secara berurutan;

(3)

penyesuaian berkelanjutan dari sampel; (4)

pemilihan

berakhir

jika sudah terjadi pengulangan

(Moleong,

1993:

165-166).

Dalam

menentukan

sampel penelitian,

ini,

peneliti

menggunakan

teknik

bola

.salju

(snowball

sampling

technique). Artinya sampel berikutnya ditentukan atas

(28)

dasar arahan atau petunjuk dari sampel sebelumnya. C. Data yang Diperlukan

Secara umum data yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah data tentang dinamika kelompok pada kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu.

Secara rinci data yang diperlukan tersebut adalah data tentang:

1. perumusan tujuan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur, Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu;

2. peran fungsional anggota kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur, Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu; 3. suasana kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading

Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur, Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu;

4. pembinaan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur, Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu;

5. tekanan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur, Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu; dan

6. keefektifan kelompok pengajian di Perumnas Gading

(29)

Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur, Kecamatan

Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Moleong (1993:112), data dibagi ke dalam

kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan

statistik. Penelitian ini memerlukan data berupa

kata-kata, tindakan, dan dokumen yang berhubungan dengan

kegiatan kelompok pengajian Ibu-Ibu di Perumnas Gading Cempaka Permai dan di Perumnas Lingkar Timur, Kecamatan Gading Cempaka, Kotamadya Bengkulu. Karena itu instrumen utama penelitian ini adalah manusia, peneliti sendiri,

dengan menggunakan instrumen pembantu yaitu catatan

lapangan.

Dijadikannya peneliti sebagai instrumen utama dalam

penelitian ini, karena peneliti sebagai instrumen sangat

serasi dengan penelitian serupa ini (naturalistik).

Menurut Nasution (1992:55) peneliti sebagai instrumen

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) peneliti sebagai

alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak

bagi penelitian; (2) peneliti sebagai alat dapat

menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat

mengumpulkan aneka ragam data sekaligus; (3) tiap situasi

merupakan suatu keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen

berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan

(30)

situasi, kecuali manusia; (4) suatu situasi yang

melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata-mata. Untuk memahaminya kita perlu merasakannya, menyelaminya berdasarkan penghayatan kita; (5) peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh; (6) hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau penolakan; dan (7) dalam penelitian dengan menggunakan tes atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respons yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respons yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respons yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek

yang diselidiki.

Dalam usaha mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara.

Menurut Patton (1980:124-126) teknik observasi memiliki manfaat: (1) dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan

situasi, jadi ia dapat memperoleh pandangan yang holistik

(31)

atau menyeluruh, (2) pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan

atau discovery, (3) peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain, khususnya orang

yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap "biasa" dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara, (4) peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga, (5) peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif, dan (6) dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan

pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, misalnya merasakan suasana sosial.

Dengan mengamati kegiatan dan kelakuan orang lain, peneliti tidak dapat mengungkap apa yang diamati atau yang dirasakan oleh orang lain tersebut. Dalam penelitian kualitatif peneliti ingin mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap dunia kenyataan. Hal ini mengharuskan peneliti berkomunikasi dengannya melalui wawancara. Oleh sebab itu, untuk akurasi data yang diperoleh, teknik-teknik tersebut digunakan dengan sifat saling melengkapi.

(32)

E. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian kualitatif menurut Bogdan (1972) ada tiga tahapan yaitu (1) pra lapangan, (2) kegiatan lapangan, dan (3) analisis intensif. Menurut Kirk dan miller dalam Moleaong (1993:85) ada empat tahapan penelitian yaitu (1) invensi, (2) temuan, (3) penafsiran, dan (4) eksplanasi. Sedangkan Nasution (1992:33) mengemukakan tiga tahapan yaitu orientasi, eksplorasi, dan member check.

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan: (1) pemilihan topik dan permasalahan yang akan diteliti; (2) penjajagan dan pendekatan terhadap anggota kelompok pengajian dan

aparat yang terkait untuk memperoleh data awal sehingga mendapat gambaran tentang fokus penelitian; (3) pendalaman materi bacaan yang berhubungan dengan fokus penelitian; (4) penyusunan desain penelitian; dan (5) pengurusan surat izin penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan hal-hal sebagai

berikut:

a. Mengadakan pembicaraan dengan Camat, Kecamatan Gading Cempaka; Kepala Desa, Desa Sido Mulyo dan Lurah

(33)

Kelurahan Panorama, para Ketua RT yang ada dilingkungan Perumnas Gading Cempaka Permai dan Perumnas Lingkar Timur untuk memantapkan penentuan lokasi penelitian. b. Melaksanakan pengumpulan data secara intensif melalui

observasi dan wawancara.

c. Selama penelitian berlangsung dilakukan pula analisis data yang dituangkan dalam catatan lapangan, triangulasi dengan jalan mengungkapkan kembali data yang diperoleh kepada sumber data yang lain dan meminta komentar tentang hal yang sama agar didapat tingkat kepercayaan yang lebih terjamin, dan member check untuk mengkonfirmasikan atau mencek kebenaran catatan lapangan yang telah dianalisis kepada sumbernya.

d. Mendeskripsikan, membahas, dan menganalisis catatan lapangan secara substantif dengan merujuk kepada hasil studi kepustakaan dan mempelajari laporan-laporan lapangan (audit trail).

3. Tahap Penyusunan Laporan

Kegiatan akhir dari penelitian ini adalah penyusunan laporan. Keseluruhan hasil kegiatan penelitian disusun secara sistematis dalam bentuk tesis. Selanjutnya, sebagai pertanggung jawaban ilmiah dan sekaligus pemenuhan- salah satu persyaratan penyelesaian studi, maka tesis ini pada akhirnya diajukan kepada forum penguji sebagaimana lazimnya.

(34)

F. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan sejak awal

hingga

selesai

penulisan

laporan

penelitian

,

dengan

melalui tahap reduksi data, display data, dan penarikan

kesimpulan/veri-fiirasi ( Miles dan Huberman, 1984:21).

Analisis data dimulai sejak pengumpulan data. Selama pengumpulan data dilakukan penghalusan data, pengkategorian, dan sudah diupayakan menafsirkan data. Data yang dikumpulkan sangat bervariasi dan tergantung pada fokus penelitian, untuk itu dalam menganalisis data

tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti. Peneliti memerlukan kreatifitas untuk mencari sendiri metoda analisi yang cocok dengan sifat penelitian.

Bogdan dan Biklen (1982:154-169) mencoba memisahkan proses analisis data, yaitu analisis selama di lapangan dan analisis setelah data terkumpul.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan mengikuti pedoman langkah-langkah

tersebut di atas.

1. Analisis pada Saat Pengumpulan Data

Selama pengumpulan data peneliti membuat catatan lapangan; melakukan member check dengan subjek yang bersangkutan, mengadakan audit trail, melakukan triangulasi untuk mendapatkan keabsahan data; melakukan revisi sesuai dengan subjek penelitian dan sumber aslinya;

(35)

pemberian kode terhadap catatan lapangan yang telah

direvisi untuk menyesuaikan dengan perkembangan proses dan

jenis data yang diperoleh.

2. Analisis setelah Data Terkumpul

Setelah

data

terkumpul

peneliti" mereduksi

data

dengan jalan merangkum laporan lapangan; mencatat, mengklasifikasikan hal-hal yang relevan dengan fokus penelitian; mendisplay data sehingga hubungan data yang satu dengan yang lainnya menjadi jelas dan saling terkait membentuk kesatuan yang utuh; membandingkan dan menganalisis data yang satu dengan data yang lainnya

secara lebih mendalam; menarik kesimpulan, dan memberikan

rekomendasi.

G. Validitas Penelitian

Nasution (1992:105) mengemukakan :

"Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya ada dalam dunia kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang dunia memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi."

Validitas dalam penelitian ilmiah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu validitas internal (berkenaan dengan instrumentasi) dan validitas eksternal (berkenaan dengan generalisasi). Validitas internal dalam penelitian kualitatif adalah kesesuaian konsep peneliti dengan konsep

pada responden. Sedangkan validitas eksternal berarti adanya kecocokan dan kemungkinan hasil penelitian dapat

(36)

diaplikasikan dalam konteks dan situasi tertentu.

Validitas proses dan produk penelitian ini

diusahakan

dapat memenuhi

kriteria-kriteria

sebagaimana

yang dikemukakan oleh Nasution (1992:149-151):

kredibilitas,

transferabilitas,

dependabilitas,

dan

konfirmabilitas. Secara aktual usaha memenuhi kriteria tersebut seperti dideskripsikan berikut ini:

1. Kredibi1itas

Agar penelitian ini dapat dipercaya dan diterima

kebenarannya,

maka peneliti

melakukan

kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

a. Untuk

memperoleh

informasi yang

lengkap

dan

akurat

serta memperkecil kemungkinan terjadi kekeliruan, peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data secara intensif melalui wawancara, dan pengamatan; menyediakan

waktu

yang

cukup

(empat

bulan);

dan

menggunakan

referensi penelitian terdahulu.

b. Triangulasi,

yakni

peneliti

melakukan

pengecekan

kebenaran dan penafsiran data yang telah diperoleh dari suatu sumber dengan cara membandingkannya dengan data dari sumber lain, baik itu dengan menggunakan metode

yang sama maupun dengan metode yang berbeda.

c. Member

check, yakni peneliti meminta

responden

untuk

mencek kembali kebenaran data yang telah ia berikan

sebelumnya

sehingga didapatkan informasi

yang

sesuai

(37)

dengan yang dimaksudkan oleh responden.

d. Mendiskusikan dengan teman sejawat dan mengkonsultasikan dengan pembimbing mengenai data dan tafsiran data untuk kepentingan analisis selanjutnya.

2. Transferabilitas

Nilai transfer penelitian ini tergantung pada si

pemakai dalam menggunakannya pada konteks dan situasi tertentu. Untuk mengusahakan agar ada kemungkinan penelitian ini dapat diaplikasikan pada konteks dan situasi lain, maka peneliti mendeskripsikan hasil penelitian ini secara rinci dan jelas.

3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas

Pencapaian dependable (realiable) penelitian ini diusahakan dengan menjaga agar pengumpulan data, konsep, penafsiran serta kesimpulan tetap konsisten. Sedangkan pencapaian confirmability diusahakan agar hasil penelitian ini sesuai dengan data, serta merupakan suatu kebulatan. Oleh karena itu untuk menjaga konsistensi proses dan kesesuaian hasil penelitian ini maka peneliti melakukan

audit-trail, yaitu pemeriksaan selama proses penelitian hingga selesai penulisan laporan, dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Mencatat selengkap mungkin data hasil wawancara, observasi maupun studi dokumentasi untuk digunakan sebagai bahan analisis selanjutnya.

(38)

b. Menganalisis data dengan cara menyeleksi, merangkum,

menyusun kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih

sistematis.

c. Melakukan pembahasan dengan mengacu kepada konsep atau

teori.

d. Menafsirkan serta menyimpulkan hasil penelitian dengan berdasarkan data dan pembahasan.

e. Melaporkan proses dan hasil penelitian dalam bentuk

tesis ini.

(39)
(40)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Secara umum dapat disimpulkan bahwa kegiatan kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah Perumnas Gading

Cempaka Permai berjalan lebih dinamis dan efektif jika dibandingkan dengan kegiatan kelompok pengajian Ibu-Ibu

masjid Nurul Iman Perumnas Lingkar Timur. Secara rinci hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses perumusan tujuan kelompok pengajian Ibu-Ibu

masjid Darul Hikmah dilakukan dengan partisipasi

seluruh atau sebahagian besar anggota kelompok sehingga tujuan kelompok identik atau relevan dengan kebutuhan

anggota kelompok. Proses perumusan tujuan kelompok

pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman tidak didasarkan

atas konsensus seluruh atau sebahagian besar anggota,

oleh karena itu tujuan kelompok kurang selaras atau

relevan dengan kebutuhan anggota kelompok.

2. Keputusan pada kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul

Hikamah selalu diambil secara demokratis atau

berdasarkan konsensus bersama seluruh atau sebahagian

besar angota kelompok. Tugas dibagi sesuai dengan

kemampuan dan kesenangan anggota. Komunikasi berjalan

lancar sebagai akibat dari keterbukaan yang merupakan

(41)

ciri khas dari kelompok pengajiaan ini. Sebaliknya pengambilan keputusan dalam kelompok pengajian Ibu-Ibu Masjid Nurul Iman jarang dilakukan secara demokrasi penuh. Kadang-kadang keputusan diambil berdasarkan konsensus sebahagian kecil anggota, dan bahkan sering

terjaji dominasi dari pengurus kelompok. Kendati ada pemerataan dalam pembagian tugas, tapi pembagian tugas tersebut tidak memperhatikan kemampuan atau kesenangan anggota. Kurang ada keterbukaan sehingga komunikasi dalam kelompok kurang lancar dan kegiatan kelompok tidak berkembang.

3. Pada kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah terdapat kesamaan sikap dalam usaha mencapai tujuan kelompok sehingga terjalin kekompakan kerja yang

menyebabkan terciptanya keintiman, saling percaya-mempercayai antara sesama anggota dan antara anggota

dengan sumber belajar. Dengan demikian anggota dapat

bekerja dengan penuh gairah, bersemangat, bebas berinisiatif, berkreasi dengan penuh tanggung jawab.

Lingkungan fisik, baik lingkungan tempat pengajian

(masjid Darul Hikmah), maupun lingkungan fisik tempat

tinggal anggota cukup mendukung kelancaran kegiatan

kelompok. Walaupun dalam kondisi kesehariannya anggota

kelompok pengajian masjid Nurul Iman kelihatan intim,

namun tidak kelihatan kesamaan sikap dalam pelaksanaan

(42)

kegiatan

kelompok yang merupakan dasar untuk

mencapai

tujuan

bersama. Banyak anggota yang menunjukkan

sikap

apatis terhadap kegiatan kelompok. Dengan lain

perkataan,

anggota kurang memiliki

sense of

belonging

terhadap kelompoknya. Ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kelompok ini kurang kompak.

Lisngkungan

fisik,

baik

lingkungan

fisik

tempat

pengajian maupun lingkungan fisik tempat ; tinggal anggota kelompok cukup mendukung aktivitas kelompok.

4. Pembinaan

kelompok

pada

kelompok

pengajian

Ibu-Ibu

masjid Darul Hikmah dilakukan secara intensif, baik dalam rangka mempertahankan anggota yang sudah ada maupun dalam rangka merekrut anggota baru. Sebaliknya

tidak

terdapat pembinaan yang intensif

pada

kelompok

pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman, sehingga tanggung

jawab anggota terhadap kegiatan kelompok tampak

lemah,

yang selanjutnya mengakibatkan menurunnya partisipasi anggota kelompok dalam setiap kegiatan yang ada.

5. Secara tidak tertulis, kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah memiliki norma-norma kelompok. Norma-norma kelompok tersebut ditetapkan bersama oleh anggota kelompok. Anggota kelompok kelihatan memiliki kesamaan persepsi dalam mematuhi norma-norma tersebut. Norma-norma yang ada pada kelompok pengajian Ibu-Ibu

masjid Nurul iman juga ditetapkan oleh anggota

(43)

kelompok.

Akan tetapi kurang terlihat adanya

kesamaan

persepsi dalam mematuhi norma-norma tersebut. B. Implikasi

Bilamana dinamika kelompok berlangsung sesuai dengan

fungsinya sebagai alat untuk mengarahkan prilaku kelompok,

maka

jelas akan membuahkan keuntungan.

Dalam

penelitian

ini implikasi

dinamika

kelompok

dapat dilihat tidak hanya bagi anggota kelompok pengajian;

kelompok pengajian secara keseluruhan; melainkan juga bagi

masyarakat Kecamatan Gading Cempaka.

Dengan mengikuti kegiatan kelompok pengajian anggota

kelompok dapat memperoleh keuntungan, yaitu: (1)

anggota

mendapatkan

ilmu

pengetahuan

seperti

apa

yang

diharapkannya

dalam

mengikuti kegiatan

kelompok,

baik

ilmu pengetahuan di bidang agama, maupun ilmu

pengetahuan

secara umum dengan baik; (2) dengan diperolehnya ilmu

pengetahuan, baik di bidang agama maupun di bidang lainnya

tersebut

secara

baik,

anggota

dapat

meningkatkan

kesejahteraan keluarganya; (3) anggota dapat meningkatkan

kiprahnya

di

masyarakat

sehingga

mempererat

hubungan

sosialnya dengan sesama anggota kelompok dan masyarakat di luar kelompok.

Bagi kelompok, dinamika kelompok memiliki

implikasi

yaitu: (1) secara keseluruhan kelompok dapat dengan mudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan; (2) meningkatkan

(44)

citra kelompok, tidak hanya dilingkungan masyarakat Kecamatan Gading Cempaka, melainkan juga masyarakat luas sehingga memudahkan kelompok untuk berkembang; (3) meningkatnya popularitas kelompok, sehingga kelompok dapat menjadi teiadan bagi kelompok serupa dalam menjalankan aktivitas kelompok. Sedangkan bagi masyarakat, dinamika kelompok memiliki implikasi seperti berikut: (1) masyarakat dapat menikmati ketenteraman hidup dalam bermasyarakat dengan suasana yang Islami; (2) masyarakat dapat merasakan keterlibatan kelompok dalam membantu memecahkan masalah yang timbul dilingkungan masyarakat; (3) masyarakat merasa termotivasi untuk ikut menjadi anggota kelompok atau mendukung aktivitas-aktivitas kelompok.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian seperti tersebut pada bagian kesimpulan diatas, peneliti mengajukan beberapa

rekomendasi sebagai berikut:

1. Kepada kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah

Demi semakin dinamis dan efektifnya kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Darul Hikmah, penulis masih merasa perlu merekomendasikan beberapa hal sabagai

berikut:

a. Intensitas kegiatan kelompok perlu ditingkatkan lagi agar meningkatnya intensitas pertemuan anggota. Dengan

(45)

demikian

akan

meningkatkan

kekompakan

dan

rasa

keterikatan anggota terhadap kelompoknya;

b. Perlu ditingkatkan pembinaan kelompok sehingga

anggota

merasa

betah

berada

dalam

kelompoknya.

Usaha

mendapatkan

anggota baru perlu ditingkatkan.

Beberapa

cara

penulis

ajukan untuk

mendapatkan

anggota

baru

antara

lain:

(1)

mengajak kaum

remaja

putri

untuk

terlibat

dalam

kelompok

pengajian.

Hal

ini

dapat

dilakukan melalui organisasi kepemudaan yang ada, yaitu

Karang

Taruna; (2) untuk memudahkan

rekrutmen

remaja

putri

ini,

perlu

diadakan

reformasi

nama

kelompok

pengajian sehingga nama tersebut tidak terkesan

membatasi

usia atau status anggota. Dengan

kata

lain

nama

kelompok

harus mencerminkan

kaum

putri

secara

umum.

Disamping

itu

dapat

juga

dilakukan

dengan

melibatkan remaja putri dalam kegiatan kesenian;

c. Kerjasama

dengan pihak luar, seperti

dengan

instansi

pemerintah yang terkait, perlu diperluas dan ditingkatkan sehingga keberadaan kelompok dalam konteks sosial yang lebih luas akan semakin terasa. Hal tersebut diharapkan dapat merekrut anggota baru.

2. Kepada kelompok pengajian Ibu-Ibu masjid Nurul Iman a. Karena perumusan tujuan kelompok adalah faktor dasar

yang menentukan tercapainya tujuan kelompok, maka tujuan kelompok hendaknya dirumuskan atas dasar

(46)

konsensus semua atau sebahagian besar anggota kelompok.

Dengan

demikian tujuan kelompok yang

ditetapkan

akan

selaras

atau

memiliki relevansi

dengan

tujuan

atau

kebutuhan

anggota.

Anggota

kelompok

tidak

akan

berpartisipasi

penuh terhadap aktivitas kelompok

yang

tujuannya

kurang atau tidak memiliki relevansi

dengan

kebutuhan anggota.

b. Agar

kegiatan kelompok dapat berjalan lancar

sehingga

dapat

mencapai

tujuan

kelompok,

diperlukan

suasana

kelompok

yang

mendukung.

Kerjasama

yang

baik

atau

kekompakan,

dan

partisipasi anggota

kelompok

sangat

dominan untuk itu. Hal-hal tersebut dapat timbul

dalam

kelompok

jika keputusan-keputusan diambil

atas

dasar

konsensus

anggota kelompok secara keseluruhan.

Karena

itu

pengambilan

keputusan yang

demikian

itu

sangat

diperlukan.

c. Perlu

adanya pembinaan yang intensif

dan

menjalankan

program-program yang telah ditetapkan sebagaimana

tercakup

dalam

struktur

organisasi

kelompok

agar

anggota yang lama betah tinggal di dalam kelompok,

dan

kemungkinan mendapatkan anggota baru terbuka lebar.

d. Untuk

membantu

usaha

mendapatkan

anggota

baru,

pengembangan

kelompok, nama kelompok

hendaknya

tidak

menyatakan kekhususan untuk kaum ibu. Jadi nama

kelompok

pengajian

tersebut

hendaknya

mencerminkan

(47)

kelompok untuk semua kaum Hawa. Dengan demikian kaum

remaja

putri

akan

dapat

dirangkul

menjadi

anggota

kelompok.

3. Kepada pihak atau instansi terkait

Karena

pentingnya

keberadaan

kelompok-kelompok

pengajian yang dinamis dan efektif, maka keterlibatan pihak-pihak terkait seperti Depag, Camat, Lurah/Kades, dan

Ketua

RT

dalam mengembangkan kelompok

pengajian

sangat

diperlukan. Alternatif langkah yang direkomendasikan peneliti adalah agar para pihak terkait tersebut

mengkoordinir

pengurus

kelompok

pengajian

yang

ada

dilingkungannya untuk secara berkala mengadakan

pertemuan

guna dapat bertukar pikiran atau berbagi pengalaman yang

bermanfaat

untuk

mengembangkan kelompok

pengajian

yang

mereka pimpin.

4. Kepada pihak peneliti lain

Karena adanya keterbatasan peneliti, khususnya

keterbatasan

waktu

dan

dana,

peneliti

hanya

dapat

melakukan penelitian ini pada dua lokasi kompleks perumahan yang memiliki karakteristik heterogenitas tinggi. Untuk dapat membuahkan suatu model pelaksanaan kegiatan kelompok pengajian pada kompleks perumahan yang heterogenitsnya tinggi seperti tersebut di atas, perlu

diadakan penelitian lebih lanjut dengan skala besar.

(48)
(49)

DAFTAR PUSTAKA

Bass, B.M.

(1960).

Leadership,

psychology,

and

organizational behavior.

New York: Harper & Row.

Bogdan,

R.C. & Biklen% S.K. (1982).

Qualitative

Research

in Education.,

An Introduction to Theory and Methods.

Boston: Allyn and Bacon & Inc.

Burgoon, Michael, et.al., (1978).

Human Communication.,

A

Revision

of

Approaching

Speech/Communication.

New

York.

Cartwright,

D.,

dan Zander, A. (1968).

Group

Dynamic,

Research

and

Theory.

Third

edition.

New

York,

Evanston and London: Harper and Row Publisher.

Clelland,

David

M.C., et.al.,

(1953).

The

Achievement

Motive. New York.

Coombs,

Philip H. and Ahmed, Manzoord. (1974).

Attacking

Rural

Poverty.,

How Non-Formal Education

Can

Help.

Baltimore: The John Hopkims University Press.

Coombs,

Philip H. (1985).

The World Crisis in

Education.

New Jersey: Oxford University Press.

De Lamoter.

J. (1974).

A Definition of Group Small

group

Behavior.

Djudju

Sudjana (1991).

Pendidikan Luar

Sekolah

Wawasan

Sejarah

Perkembangan

Falsafah dan

Teori

Pendukung

Azas.

Bandung: Penerbit Nusantara Press. Uninus.

(1992).

Pengantar

Manajemen

Pendidlkan

luar

Sekolah. Bandung: Nusantara Press.

(1993).

Strategi Pembelajaran

Dalam

Pendidikan

Luar Sekolah. Bandung: Nusantara Press.

Fiedler,

F.E.

(1967).

A

theory

of

Leadership

Effectiveness. New York: McGraw-Hill.

Hare, A.P.

(1962).

Handbook of Small Group Research.

New

York: The Free Press.

Hilgard,

R. Ernest. (1957).

Introduction

to

Psychology.

New York, Burlingame: Harcourt, Brace & Ward, Inc.

(50)

Hornby, A.S. (1973).

The Advanced Learner's Dictionary

of

Current English.

London: Oxford University Press.

Ingalls,

John D. (1974).

A Trainers Guide to Andragogy.,

Its

Conceps,

Experience

and

Application.

Revised

edition. Washington.

Jenkins,

D.H. (1978).

What's Group Dynamics.,

In

L P E

Broadstard's

Group

Development,

Selected

Reading,

Series

one.

Washington

6 DC:

National

Training

Laboratories and Education.

Joke Van

Unen & T. Raka Joni. (1980).

Dinamika

Kelompok.

Jakarta: Depdikbud.

Knowles, Malcolm S., (1950).

Group Dynamics and the Art of

Leaderships.,

A Guide for

Administrators,

Leaders,

and Teachers. New York.

Koentjaraningrat.

(1982).

Masalah-Masalah

Pembangunan.,

Bunga Rampai Antropologi Terapan. Jakarta: LP3ES.

Krech David,

et.al.,

(1962).

Individual

in

Society.

A

Textbook

of

Social Psychology.

Tokyo:

McGraw-Hill

Kogakusha, ltd.

Lewin

Kurt. (1949).

Frontier in Group

Dynamics.,

Human

Relation, Vol.

I No.

1 pp. 26-27.

-. (1951).

Field Theory in Social Science.

New

York-Harper .

MacGregor,

Douglas.

The Human Side of Interprise.

Edited

by

Stilman

in

Public

Administration

Concept

and

Cases, pp. 214-226.

Margono

S. (1978).

Beberapa Catatan

tentang

Pembangunan

Organisasi:

Kumpulan

Bahan

Bacaan

Penyuluhan

Pertanian. Bogor.

Miles,

Mathew

B

and

Huberman,

A.

Michael.

(1984)

Qualitative

data

Analisys.

A

Sourcebook

of

New

Methods. Beverly Hills, London : Sage Publications.

Mills

T.M.

(1967).

The

Sociology of Small

Groups.

Englewood Cliffs. N.J.: Prentice-Hall.

Moleong, Lexy J. (1993).

Metodologi Penelitian Kualitatif

Bandung: Remaja Rosdakarya.

(51)

Morse, W

(1955).

Group Pressures.

Edited by H. Thelen and

D.

Stock,

ed., In Understanding

How

Group

Works

Adult Education: Association of USA. pp. 55.

Nasution. S. (1991).

Metode Research.

Bandung: Jemmar.

-. (1992).

Metode Penelitian Natural 1stik Kualitatif

Bandung: Tarsito.

Ouchi, William G. (1981).

Theory Z: How American

Business

can meet the Japanese Challange.

New York:

Publisher

of Bard, Camelot, Discuss and Flare Book.

Parner, Sidney J. (1972).

Programming Creative

Behaviour

Edited

by Calvin Tylor in Climate for Creavity.

New

> York: Pergamon Press.

Patton,

M.Q.

(1980).

Qualitative

Evaluation

Methods.

Beverly Hills, California: SAGE Publications, Inc.

Peraturan

Pemerintah Nomor

73

Tahun

1991,

Tentang

Pendidikan

Luar Sekolah.

(1993).

Jakarta:

Sinar

Grafika.

Santosa

S.

(1992).

Dinamika

Kelompok.

Jakarta.

Bumi

Aksara.

Schein,

Edgar

H.

(1969).

Organizational

Psychology.

Englewood Cliffs New Jersey: Prentice-Hall.

Schramm W., et.al., (1976).

Communication and Change.

The

Last

Ten

Years and the Next, An East

Centre

Book

Honolulu: University Press of Hawai.

Shaw, Marvin

E.

(1979).

Group Dynamics of Small

Group

Behavior.

New

Delhi:

Tata

McGraw-Hill

Publishing

Company Ltd.

w~A

(1981)-

Group Dynamics.

Third

edition.

USA-McGraw hill Book Company.

Sherif, M., dan Sherif, C.W. (1956).

An Outline of Social

Psychology. New York: Harper & Row.

Sherif, M. (1962).

Intergroup Relation and Leadership.

An

Approach

and Research in Industrial

Ethnic

Culture

and Political Areas. New York.

(52)

SL fi iTiVisnaffi:^s^h.

(1984).

Pengaruh

Motif

Berafiliasi

Keterbukaan Berkomunikasi, Persepsi

dan

btatus Sosial Ekonomi terhadap Prilaku Moderen Petanl

(Disertasi). Bandung: FPS IKIP.

- .

(1986). Pengantar Pendidikan Luar Sekolah.

Modul

1-5. Jakarta: Karunika.

^iL1^?^ 'uPe^didlk^Jema^yarakatan (P^didikan Luar

bekolah). Bandung: FIP - IKIP.

Sutermeister

Robert A. (1976). People and Productivity.

Third Edition. New York: McGraw Hill Book Company.

Undang-Undang

Nomor

2 Tahun

1989,

Tentang

Sistem

,- Pendidikan Nasional. (1993). Jakarta: S?na? GrafiSa

WatiSIKIpaSri A' (1983>- Dinamika Kelompok PLS. Semarang:

Webster.

(1989). The New Lexion Webster's Dictionary of

the English Language. New York: Lexion Publications,

Winarno

Surakhmad. (1992). Pengantar Penelitian Ilmiah

Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

'

VusmarYusuf. (1989)

Dinamika Kelompok:

Kerangka Studi

dalam Perspektif Psikologi Sosial. Bandung: Armico

Zaltman, Gerald

et.al., (1972). Creating Social Change

New York: Holt, Rinerhart and Winston.

wange.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memperoleh areal tanam yang optimal dari debit yang tersedia di atasi dengan cara golongan yaitu pembagian luas areal tanam pada suatu daerah irigasi dengan

Di halaman rumah Adit, para warga sudah memasang tenda, kemudian Jarwo dan Sopo datang sambil membawa karangan bunga duka cita, setelah itu Adit dan Dennis datang ke rumah, setelah

Setelah melihat data dari luas bangunan pada gedung PT Indonesia Caps and Closures, luas ruangan yang dikondisikan adalah seluas 3.545 m 2. Hal ini didapat dari penjumlahan luas

yang normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup.. bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

Analisis bauran pemasaran yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah untuk analisis value produk berupa merchandise dari hasil komersialisasi siMbah dengan menciptakan

Setiap muslim harus memiliki ketaatan dan kepatuhan dalam mengamalkan ajaran-ajaran ketuhanan yang telah ditetapkan dalam ajaran agama. Ajaran ketuhanan itu, berangkat

Sistem politik beberapa negara maju akan diuraiakan untuk mengetahui perbedaan antara negara satu dengan negara lainnya, terutama negara-negara yang mewakili salah satu model

Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara bank milik pemerintah dengan bank milik swasta nasional jika di ukur dari