• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Ibrahim (2015: 50) mengemukakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Ibrahim (2015: 50) mengemukakan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian pemakaian bahasa pada penderita disartria menggunakan pendekatan pragmatik. Pemakaian bahasa ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Ibrahim (2015: 50) mengemukakan bahwa, “jenis penelitian kualitatif adalah suatu cara kerja penelitian yang menggunakan data berupa uraian deskriptif yang bersifat deskripsi kata atau kalimat yang disusun secara teliti dan teratur”. Jenis penelitian tersebut memfokuskan pada aspek pemahaman secara lebih mendalam pada permasalah yang diteliti.

Penelitian kualitatif dalam penelitian ini dimadsudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan secara jelas dan faktual tentang pemakaian bahasa oleh penderita disartria. Selain itu, peneliti juga hendak memahami fenomena pemakaian bahasa oleh penderita disartria dari aspek fonemik dan fonetiknya. Menurut Siyoto (2015:27) penelitian kualitatif adalah penelitian yang naturalistik karena dilakukan pada keadaan alamiah yang ditemukan di lapangan.

Jenis data langsung dalam penelitian ini digunakan karena data yang diperoleh bukanlah berupa angka, namun berupa kalimat-kalimat hasil wawancara yang diperoleh saat proses penelitian berlangsung di SD Negeri II Ngringin Nganjuk.

3.3.2 Data dan Sumber Data

Menurut Ibrahim (2015:69) “sumber data dalam penelitian adalah orang atau objek yang dapat memberikan informasi, fakta, data, dan realitas yang terkait atau

(2)

27

relevan dengan masalahmasalah penelitian yang dikaji”.Dalam penelitian yang peneliti lakukan, terdapat beberapa sumber yang dijadikan bahan dalam menggali data yakni pelafalan penderita disartria yang bertindak sebagai narasumber.

Orangtua, guru dan kepala sekolah di SD Negri Ngringin II Nganjuk yang bertindak sebagai pelengkap dari narasumber dalam proses penelitian.

Data dalam penelitian berupa informasi yang diperoleh dari hasil observasi secara langsung pada penderita disartria yang dilakukan dengan cara formal dan informal melalui wawancara. Dalam proses wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dari narasumber sesuai dengan kebutuhan penelitian. Subjek utama dalam penelitian ini terdiri dari dua anak penderita disartria serta orang tua, guru dan kepala sekolah sebagai pelengkap yang secara tidak langsung juga terlibat untuk memperoleh informasi.

3.3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan di SDN NGRINGIN II pada daerah kota Nganjuk. Sekolah tersebut memiliki Peserta didik berjumlah 70 siswa, serta memiliki jumlah tenaga pendidik sejumlah keseluruhan 11 orang yang terdiri dari 7 orang perempuan dan 4 orang laki-laki.

Sekolah dalam penelitian ini memiliki visi dan misi lembaga seperti lembaga pendidikan yang lainnya. Visi sekolah tersebut adalah keunggulan dalam 2 bidang yaitu akademik dan non akademik, beriman, berbudaya serta berbudi pekerti luhur dalam perilaku. Selain visi, SD Negeri Ngringin II juga didukung dengan adanya misi berupa meningkatkan pembelajaran yang efektif, efisien dan intensif serta meningkatkan kualitas dan bimbingan secara individual

(3)

28

sehingga setiap peserta didik bisa berkembang sesuai karakteristik yang terdapat dalam diri masing-masing.

3.3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini diterapkan berdasarkan metode dan teknik untuk pengumpulan data di antaranya:

3.3.4.1 Metode Observasi

Metode dalam penelitian ini memiliki beberapa teknik-teknik dasar, diantaranya:

a. Teknik Sadap

Teknik dalam peneliti ini melakukan penyadapan. Peneliti memiliki cara untuk memperoleh data dengan melakukan penyadapan pada penggunaan bahasa pada penderita disartria atau beberapa orang sebagai sumber data dalam penelitian (informan), baik dalam bentuk lisan maupun tulis. Penyadapan dalam teknik ini secara lisan yang memungkinkan jika peneliti menampakan diri sebagai seorang yang sedang menyadap pemakai bahasa pada seseorang (yang melakukan pidato atau memberi nasihat) dan beberapa orang yang sedang melakukan sebuah percakapan, sedangkan jika peneliti berhadapan dengan bahasa tulis, penyadapan dalam penggunaan bahasa secara tertulis contohnya naskah pidato, paragraf naratif (teks narasi), dan bahasa-bahasa yang digunakan dalam media massa. Jadi dalam hal penelitian ini sumber data berupa data lisan, subjek yang sedang melakukan percakapan bisa jadi tidak menyadari bahwa dirinya sedang diamati oleh peneliti.

b. Teknik Simak Bebas Libat Cakap

(4)

29

“Teknik peneliti ini bertindak sebagai pengamat dalam penggunaan bahasa oleh informannya” (Sudaryanto: 1993: 25). Peneliti tidak secara langsung terlibat dalam percakapan antar subjek penelitian, peneliti hanya mengamati proses percakapan tersebut dan tidak terlibat sebagai pelaku kegiatan dialog atau percakapan dengan informan. Peneliti hanya mengamati kemampuan berbahasa yang dilafalkan oleh informan dan mencatat proses percakapan tersebut sebagai data dalam penelitiannya. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat data untuk menunjang data yang didapat saat wawancara.

3.3.4.2 Metode Wawancara

Metode ini peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan tertulis untuk memperoleh data, serta mengetahui informasi yang diperoleh. Peneliti memperoleh data dengan proses tanya jawab secara lisan yang berlangsung dalam satu arah saja, artinya pertanyaan berasal dari peneliti yang mewawancari dan jawaban berasal dari informan, informan dalam hal ini anak penderita disartria sebagai subjek penelitian. Dalam proses wawancara dilakukan dengan cara formal dan informal. Secara formal yang sudah disusun berdasarkan pada daftar dari pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti, sedangkan yang informal dilakukan secara kebetulan atau berdasarkan fakta yang sebenarnya yang terjadi saat dilapangan, tanpa adanya perencanaan sebelumnya. Wawancara secara informal dilakukan berdasarkan pada data yang telah didapati untuk menegaskan secara real dan tanpa dibuat-buat.

(5)

30 3.3.4.3 Kehadiran Penelitian

Kehadiran seorang peneliti dilapangan penelitian kualitatif merupakan hal yang seutuhnya untuk dilakukan. Peneliti dalam penelitian berperan utama sebagai instrumen sekaligus pengumpul data dalam sebuah penelitian. Menurut sugiyono (2011:306) “peneliti kualitatif dalam penelitian ini bertindak sebagai human instrument atau alat yang memiliki fungsi untuk menetapkan suatu fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, mengukur nilai kualitas data, analisis atau penyelidikan data, menafsiskan data, dan menghasilkan kesimpulan atas apa temuan yang telah didapatkan dalam sebuah proses penelitian tersebut”. Penelitian ini dilakukan dengan diawali dari menemui Kepala Sekolah SD Negeri Ngingin II Nganjuk untuk memproses perizinan dalam melakukan penelitian. Melalui pihak Kepala Sekolah tersebut memberikan informasi dengan melakukan wawancara, selain itu peneliti dalam penelitian juga melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung serta pemerolehan informasi yang ditunjang dari informasi masyarakat sekitar.

3.3.5 Instrumen Penelitian

Peneliti mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen penelitian ini menggunakan nontes, yaitu acuan untuk melaksanakan observasi dan dokumentasi.

(6)

31

Instrumen pendukung yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi. Lembar obsevasi digunakan untuk membantu menganalisis data yang diperoleh. Lembar observasi yang digunakan peneliti sebagai berikut.

Tabel 3.1 Instrumen Pengumpulan Data Pemakaian bahasa pada Anak Penderita Disartria Usia 7-8 Tahun dari Aspek Fonemik di SD Negeri

Ngringin II Nganjuk.

Fonem Awal Tengah Akhir

Posisi Vokal, Konsonan dan Fonetis

A

I

U

E

O

B

C

D

F

G

H

J

Tabel 3.2 Instrumen Pengumpulan Data Pemakaian Bahasa Pada Anak Penderita Disartria Usia 7-8 Tahun Dari Aspek Fonetik

di SD Negeri II Ngringin Nganjuk

Fonem Kata Pengucapan

Subjek Penelitian 1 Subjek Penelitian 2

/k/

/g/

/s/

(7)

32

/f/

/r/

3.3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data sangat dibutuhkan dalam setiap penelitian, karena analisis data merupakan aktivitas yang cukup penting dilakukan untuk suatu penelitian setelah proses pengumpulan data. Penelitian kualitatif, kegiatan analisis data tidak dapat dipisahkan dengan penelitian yang dilakukan. Ibrahim (2015:106) menyatakan bahwa analisis data dalam sebuah penelitian merupakan kegiatan untuk memahami, menjelaskan secara terang, menafsirkan atau menerangkan madsudnya, serta mencari hubungan di antara data-data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang teknik analisis datanya menggunakan teknik kualitatif. Oleh karena itu, dalam penanganan tahapan analisis data itu pun diperlukan metode dan teknik yang cukup andal. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam metode ini adalah metode padan intralingual dan metode padan ekstralingual.

1. Metode Padan Intralingual

Metode padan intralingual adalah metode analisis dengan cara menghubungkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam bahaa yang berbeda (Mahsun, 2014: 119). Salah satu teknik yang digunakan peneliti dalam metode ini yaitu teknik hubung banding, menyamakan atau membedakan tersebut adalah menemukan kesamaan pokok di antara data yang diperbandingkan dalam hal ini adalah menghubung-bandingkan kemampuan berbahasa dalam aspek fonemik dan fonetik.

(8)

33 2. Metode Padan Ekstralingual

Metode padan ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa denganhal yang berada di luar bahasa (Mahsun, 2014: 120-122). Dalam metode padan ekstralingual yang diusulkan disini, peneliti menghubung-bandingkan masalah bahasa dengan kondisi psikologis khususnya anak usia 7-8 tahun yang memiliki riwayat disartria.

Adapun data dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum dan memilih hal-hal yang pokok, mengfokuskan pada hal yang dianggap penting, dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti. Contoh : data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompek dan rumit.

Tahap Reduksi ini merupakan tahap awal dalam analisis data yang dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam memahami data yang telah diperoleh. Reduksi data dilakukan dengan memilih dan menyeleksi setiap data yang masuk dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian mengolah dan menfokuskan semua data mentah agar lebih bermakna.

(9)

34 b. Penyeleksian Data

Seleksi ini dimadsudkan untuk mereduksi data yang dianggap kurang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini dan pemilihan untuk mendapatkan data yang terbaik. Secara seksama data yang ada dibaca dan dipahami untuk menyeleksi dan menandai data sesuai dengan batasan masalah yang telah ditentukan. Dengan kata lain tahap ini dilakukan berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan kata-kata yang sesuai dengan kemampuan berbahasa penderita disartria.

Penyeleksian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk mengecek apakah semua data yang dibutuhkan sudah terekap semua sebagai contoh, data yang diambil atau dipilih harus ada hubungannya dengan penelitian dan benar-benar otentik.

c. Pengklasifikasian Data

Setelah data diseleksi, maka dilakukan analisis terhadap data yang dipersiapkan. Analisis ini dilakukan dengan klafikasi data yang didasarkan pada landasan teori yang telah ditetapkan. Namun demikian, tetap dimungkinkan terjadinya pengklasifikasian baru, jika memang didapatkan data klasifikasi yang berbeda dengan landasan teori yang ditetapkan.

Pengkalsifikasian data harus merujuk pada relevansi dan kualitas data.

Peneliti memastikan setiap pertanyaan penelitian sebagai contoh, penelitian kualitatif kemampuan berbahasa penderita disartria. Klasifikasi bisa dilakukan dengan cara menentukan bahwa narasi yang bersumber dari penderita disartria cenderung lebuh relevan dibanding narasi dari orang tua, guru dan kepala sekolah

(10)

35

yang baru masuk apabila fokusnya adalah tentang kemampuan berbahasa penderita disartria terkait dengan tahap kualitas data.

d. Pembahasan

Analisis berikutnya dilakukan dengan melakukan pembahasan berdasarkan klasifikasi yang telah dilakukan untuk menentukan pola. Pembahasan dilakukan dengan meninjau data berdasarkan landasan teori yang telah ditetapkan, setelah itu dianalisis dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.

Pada bagian ini dilakukan penggolongan, pemaknaan dan pendeskripsian terhadap data yang telah didapat, sehingga data tersebut dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Pembahasan dalam penelitian kualitatif menyajikan informasi dalam bentuk teks tertulis atau bentuk-bentuk gambar mati seperti foto dll.

e. Menarik Kesimpulan

Hasil dari pembahasan akan dijadikan titik tolak untuk menarik simpulan dari peneliti. Penarikan kesimpulan dilakukan setelah kegiatan analisis data yang berlangsung dilapangan maupun setelah selesai dilapangan. Selain itu penarikan kesimpulan harus berdasarkan analisis data, baik yang berasal dari catatan lapangan, observasi, dokumentasi dll yang didapat dari hasil penelitian.

Pengolahan data kualitatif tidak akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi secara bertahap dengan tetap memperhatikan perkembangan pemerolehan data. Menarik kesimpulan harus berdasarkan paparan atau penjelasan yang dilakukan dengan melihat kembali pada data reduksi maupun penyeleksian data, sehingga kesimpulaan yang diambil tidak menyimpang dari data yang dianalisis.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka akan diteliti mengenai “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual Terhadap Minat Berwirausaha

Inpeksi diri adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai semua aspek, mulai dari pengadaan bahan sampai dengan produk jadi dan penetapan tindakan perbaikan yang

Penggunaan daun gamal (Gliricidia sapium), guna mempercepat kematangan buah pisang Raja Sere dan Emas yang dilakukan Yulianingsih dan Dasuki (1989), menyatakan bahwa daun gamal

Untuk pasien dengan kondisi medis tertentu, seperti epilepsi, hipertensi, penyakit jantung iskemik, dengan kondisi medis tertentu, seperti epilepsi, hipertensi,

tuliskanlah titik sampel untuk semua urutan tuliskanlah titik sampel untuk semua urutan yang mungkin mendapatkan peci tersebut dan yang mungkin mendapatkan peci tersebut dan

Selain itu, garap bagian dhawah balungan .3.2 .3.2 .3.2 (Dw A4-A6 dan B4- B6), menurut wilayah pathet slendro sanga yang digunakan pada gending Plara-lara, maka garap genderan

Berdasarkan definisi diatas dalam penelitian deskriptif ini maka dapat ditarik kesimpulan, desain penelitian merupakan rencana yang terstruktur guna menjawab rumusan masalah

Hasil darinya warga Dusun Banaran yang mengikuti kegiatan tersebut mampu mengelolah sampah menjadi produk lain sesuai dengan ketertarikan warga pada materi dan