I PPh Pasal 4 ayat (2)
1. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
10%
7,5%
2,5%
0%
7,5%
5%
0%
20% (untuk WPDN &
BUT);
20% atau Tarif P3B (untuk WPLN)
Jumlah Bruto Bunga Jumlah Bruto Bunga Jumlah Bruto Bunga Jumlah Bruto Bunga
Jumlah Bruto Bunga Jumlah Bruto Bunga Jumlah Bruto Bunga
Jumlah Bruto Bunga Dasar Hukum : PP No. 131 Tahun 2000 jo
PP No. 123 Tahun 2015
Bunga dari deposito dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang dananya bersumber dari Devisa Hasil Ekspor dan ditempatkan di dalam negeri pada bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia :
Untuk deposito dengan jangka waktu 1 bulan
Untuk deposito dengan jangka waktu 3 bulan
Untuk deposito dengan jangka waktu 6 bulan
Untuk deposito dengan jangka waktu lebih dari 6 bulan
Bunga dari deposito dalam mata uang rupiah yang dananya bersumber dari Devisa Hasil Ekspor dan ditempatkan di dalam negeri pada bank yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia :
Untuk deposito dengan jangka waktu 1 bulan Final
Untuk deposito dengan jangka waktu 3 bulan
Untuk deposito dengan jangka waktu 6 bulan atau lebih dari 6 bulan
Bunga dari tabungan dan diskonto Sertifikat Bank Indonesia, serta bunga dari deposito selain dari deposito diatas
Pengecualian:
a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp 7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
c. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang telah disahkan Menteri Keuangan, sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun.
d. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kapling siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sepanjang untuk dihuni sendiri.
2. Transaksi Saham Di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 41 Tahun 1994 jo.
PP No. 14 Tahun 1997 a. Bukan Saham Pendiri
b. Saham Pendiri
0,1% X Nilai Transaksi
(0,1% X Nilai Transaksi) + (0,5% X nilai saham pasar saat Penawaran Umum Perdana (IPO))
Final
3. Bunga atau Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan di Bursa Efek Dasar Hukum : PP No. 55 TAHUN 2019
a. Bunga Obligasi dengan kupon (interest bearing bond) 1. WP DN & BUT
2. WP LN selain BUT
15 % 20 % atau Tarif berdasarkan P3B
Jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi
b. Diskonto Obligasi dengan kupon 1. WP DN & BUT
2. WP LN selain BUT
15 % 20 % atau Tarif berdasarkan P3B
Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga
berjalan
Final
c. Diskonto Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) 1. WP DN & BUT
2. WP LN selain BUT
15 % 20 % atau Tarif berdasarkan P3B
Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan
obligasi
d. bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksadana dan Wajib Pajak dana investasi infrastruktur berbentuk kontrak investasi kolektif, dan efek beragun asset yang berbentuk kontrak investasi kolektif yang terdaftar atau tercatat pada Otoritas Jasa Keuangan
1. sampai dengan tahun 2020
2. untuk tahun 2021 sampai dengan tahun seterusnya 5 % 10 %
Jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan obligasi / Selisih lebih harga jual atau nilai nominal di
atas harga perolehan obligasi 4. Hadiah Undian
Dasar Hukum : PP No. 132 Tahun 2000
KEP-395/PJ./2001 25% Jumlah Bruto Hadiah Undian Final
5. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
Dasar Hukum : PP Nomor 34 Tahun 2017 10% Jumlah Bruto Final
6. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan Dasar Hukum : PP No. 34 Tahun 2016
a. Wajib Pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
2,5% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
b. Wajib Pajak yang melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah, BUMN yang mendapat penugasan khusus dari Pemerintah, atau BUMD yang mendapat penugasan khusus dari kepala daerah, mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
0% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan Final
c. pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
1% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
7. Usaha Jasa Konstruksi
2%
4%
3%
4%
6%
Penghasilan bruto
Penghasilan bruto
Penghasilan bruto
Penghasilan bruto
Penghasilan bruto Dasar Hukum : PP No. 51 Tahun 2008 jo.
PP No. 40 Tahun 2009
a. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil
b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha
c. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Final
selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b
d. Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha e. Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha
8. Penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham
atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan Jumlah Bruto Nilai Transaksi
usahanya 0,1 % Penjualan/ Pengalihan Penyertaan Final
Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995 Modal
Syarat :
a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang melakukan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan; dan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
9. Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu
Dasar Hukum : PP No. 23 Tahun 2018 PMK No 99/PMK.03/2018
Syarat :
a. Wajib Pajak orang pribadi atau Wajib Pajak badan tidak termasuk bentuk usaha tetap; dan
b. menerima, penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) dalam 1 (satu) Tahun Pajak.
0,5% Penghasilan bruto Final
10. Diskonto Surat Perbendaharaan Negara Dasar Hukum : PP No. 27 Tahun 2008
20% selisih lebih antara nilai nominal pada saat jatuh tempo dengan harga
perolehan di Pasar Perdana atau di Pasar Sekunder; atau harga jual di
Pasar Sekunder dengan harga perolehan di Pasar Perdana atau di
Pasar Sekunder,
Final
11. Dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Dasar Hukum : PP No. 19 Tahun 2009
10% Penghasilan Bruto Final
12. Bunga Simpanan Yang Dibayarkan Oleh Koperasi Kepada Anggota Koperasi Orang Pribadi
Dasar Hukum : PP No. 15 Tahun 2009
a. Penghasilan berupa bunga simpanan sampai dengan Rp 240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan
b. jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih dari Rp 240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu rupiah)
0%
10%
Penghasilan Bruto Final
13. Revaluasi Aktiva Tetap
Dasar Hukum : PMK 79/PMK.03/2008
10% Selisih lebih revaluasi Final
II PPh Pasal 15
Dasar Hukum : Pasal 15 UU Nomor 36 Tahun 2008 248/KMK.04/1995
416/KMK.04/1996 417/KMK.04/1996 475/KMK.04/1996 KEP-667/PJ./2001 1. Pelayaran Dalam Negeri 2. Penerbangan Dalam Negeri
3. Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri
4. WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia
5. Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam bentuk Perjanjian Bangunan Guna Serah (Built Operate and Transfer)
1,2%
1,8%
2,64%
0,44%
(Tarif berbeda apabila terdapat Tax Treaty)
5%
Peredaran Bruto Peredaran Bruto Peredaran Bruto Nilai Ekspor Bruto
Jumlah Bruto dari Nilai Tertinggi antara Nilai Pasar dengan NJOP Bagian Bangunan yang Diserahkan
Final
Final Final
Final bagi WPOP
III PPh Pasal 21
Dasar Hukum : Pasal 21 UU Nomor 36 Tahun 2008 252/PMK.03/2008
PER-16/PJ/2016
PP No. 80 Tahun 2010 jo. 262/PMK.03/2010 16/PMK.03/2010
433/KMK.04/1994 jo. SE-17/PJ.43/1994
1. penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap Pasal 17 UU PPh PKP = PB - (BJ + IP) – PTKP 2. penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara
teratur (Penerima pensiun berkala) berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya
Pasal 17 UU PPh PKP = (PB – BP) – PTKP (Biaya Pensiun sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya
Rp200.000 sebulan atau Rp2.400.000 setahun) 3. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas kecuali tenaga
ahli, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan atau upah yang
a. dibayarkan secara bulanan b. tidak dibayar secara bulanan
Pasal 17 UU PPh PKP = PB disetahunkan – PTKP
- Apabila penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari telah melebihi Rp 450.000 sehari sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp 4.500.000,00
5% jumlah penghasilan yang melebihi Rp 200.000,00 (dua ratus ribu)
sehari
- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan kalender melebihi Rp 4.500.000,00 tetapi tidak melebihi Rp 10.200.000
5% PKP = PB – PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya
(PTKP sehari ditetapkan sebesar PTKP setahun sesuai dengan statusnya dibagi dengan 360)) - Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu)
bulan kalender melebihi Rp 10.200.000
Pasal 17 UU PPh PKP = PB disetahunkan – PTKP
4. imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
a. imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan b. imbalan yang bersifat berkesinambungan
- Memenuhi Ketentuan - Tidak Memenuhi Ketentuan
Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh
50% dari jumlah penghasilan bruto PKP = (50% x PB) – PTKP 50% dari jumlah penghasilan bruto
Kumulatif Kumulatif Kumulatif Ketentuan PER - 16/PJ/2016Pasal 13 ayat (1):
yang bersangkutan telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak dan hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak memperoleh penghasilan lainnya
5. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri
Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto
Kumulatif 6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun
Pasal 17 UU PPh PB
7. honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama
Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
8. jasa produksi , tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai
Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
9. penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
10. Honorarium yang dananya dari keuangan negara/ daerah yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI, serta para pensiunannya :
a. PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
0% PB Final
b. PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan
Pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya; 5% PB Final
c. Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya.
15% PB Final
11.Uang Pesangon yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan sekaligus (sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender) :
a. s.d. Rp. 50 juta 0% PB Final
b. > Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta 5% PB Final
c. > Rp. 100 juta s.d. Rp. 500 juta 15% PB Final
d. > Rp. 500 juta 25% PB Final
Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan sekaligus (sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender)
a. s.d. Rp. 50 juta b. > Rp. 50 juta
0%
5%
PB PB
Final Final 12. Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh Pasal 17 UU PPh PKP= (PB - (BJ + BP) - PTKP
Tenaga Asing (Expatriate) yang telah berstatus sebagai WPDN
13. Penghasilan dari pekerjaan yang diterima oleh Tenaga Asing (Expatriate) yang bekerja pada Perusahaan Pengeboran Migas : a. General Manager
b. Manager
c. Supervisor/ Tool Pusher
d. Assisten Supervisor/ Tool Pusher e. Crew Lainnya
Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh Pasal 17 UU PPh
US$ 11.275 per bulan US$ 9.350 per bulan US$ 5.830 per bulan US$ 4.510 per bulan US$ 3.245 per bulan Catatan :
Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Ket :
PKP : Penghasilan Kena Pajak PB : Penghasilan Bruto BJ : Biaya Jabatan IP : Iuran Pensiun BP : Biaya Pensiun
IV PPh Pasal 22
Dasar Hukum : Pasal 22 UU Nomor 36 Tahun 2008
34/PMK.010/2017 Jo. PMK 110/PMK.03/2018 1. Pembelian Barang oleh Bendaharawan pemerintah, Bendahara
Pengeluaran, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan BUMN
1,5% Harga Pembelian
2. Impor Barang :
a) barang tertentu sebagaimana tercantum dalam Lampiran I PMK 110/PMK.03/2018 dengan atau tanpa menggunakan Angka Pengenal Impor (API)
10% Nilai Impor
b) barang barang tertentu lainnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran II PMK 110/PMK.03/2018dengan atau tanpa
menggunakan API
7,5% Nilai Impor
c) barang berupa kedelai, gandum, dan tepung terigu sebagaimana tercantum dalam Lampiran III PMK PMK 110/PMK.03/2018dengan menggunakan API
d) selain barang tertentu dan barang tertentu lainnya
sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan huruf b) dan huruf c), yang menggunakan API
e) barang sebagaimana dimaksud pada huruf c) dan huruf d) yang tidak menggunakan API
f) barang yang tidak dikuasai
3. ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, sesuai uraian barang dan pos tarif/Harmonized System (HS) sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV 34/PMK.010/2017 oleh eksportir kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat dalam perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya
4. Industri Semen 5. Industri farmasi 6. Industri Kertas 7. Industri Baja 8. Industri Otomotif
9. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM)
0,5% Nilai Impor
2,5% Nilai Impor
7,5% Nilai Impor
7,5% Harga Jual Lelang
1,5% Nilai Ekspor
0,25% DPP PPN
0,3% DPP PPN
0,1% DPP PPN
0,3% DPP PPN
0,45% DPP PPN
0,45% DPP PPN
10. Pembelian bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang belum melalui industir manufaktur oleh badan usaha industry atau eksportir yang bergerak dalam sector kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan
11. Pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan oleh industri atau badan usaha
12. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang memproduksi emas batangan, termasuk badan usaha yang memproduksi emas batangan melalui pihak ketiga
13. Bahan Bakar Minyak dan Gas
a. Premium b. Solar
c. Premix/Super TT d. Minyak Tanah e. Gas/LPG f. Pelumas
0,25% Harga Pembelian
- Penyalur/Agen
= Final -Selain Penyalur/Agen
= Tidak Final Pelumas
=Tidak Final (tidak termasuk PPN)
1,5% Harga Pembelian
(tidak termasuk PPN)
0,45% harga jual emas batangan
SPBU
Swastanisasi Pertamina
0,3% 0,25% Penjualan
0,3% 0,25% Penjualan
0,3% 0,25% Penjualan
0,3% Penjualan
0,3% Penjualan
0,3% Penjualan
14. Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah Dasar Hukum : Pasal 22 UU Nomor 36 Tahun 2008
PMK 92/PMK.03/2019
a. Rumah pesawat terbang pribadi dan helikopter pribadi;
b. kapal pesiar, yacht, dan sejenisnya;
5%
5%
c. rumah beserta tanahnya, dengan harga jual atau harga 1%
pengalihannya lebih dari Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar rupiah) atau luas bangunan lebih dari 400m2 (empat ratus meter persegi);
d. apartemen, kondominium, dan sejenisnya, dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar 1% Harga jual rupiah) atau luas bangunan lebih dari 150m2 (seratus lima puluh
meter persegi);
e. kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 5%
10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (SUV), multi purpose vehicle (MPV), minibus, dan sejenisnya, dengan harga jual lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) atau dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000cc; dan/atau
f. kendaraan bermotor roda dua dan tiga, dengan harga jual lebih dari 5%
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) atau dengan kapasitas silinder lebih dari 250cc.
V PPh Pasal 23
Dasar Hukum : Pasal 23 UU Nomor 36 Tahun 2008 141/PMK.03/2015
1. Dividen 2. Bunga 3. Royalti
4. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
Tidak Final
15% Jumlah Bruto
15% Jumlah Bruto
15% Jumlah Bruto
15% Jumlah Bruto
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)
2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21
2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
7. Jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang terdiri dari (141/PMK.03/2015):
2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN a. Jasa penilai (appraisal)
b. Jasa aktuaris
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan d. Jasa hukum
e. Jasa arsitektur
f. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape;
g. Jasa perancang (design)
h. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap i. Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan
minyak dan gas bumi (migas), berupa :
1) jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa selubung dan lubung sumur
2) jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu penempatan bubur semen untuk maksud-maksud :
a) penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong;
b) penyumbatan kembali zona yang berproduksi air;
c) perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal;
d) penutupan sumur;
3) jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang menjamin bahwa bagian-bagian formasi yang tidak terkonsolidasi tidak akan ikut terproduksi ke dalam rangkaian pipa produksi dan menghilangkan kemungkinan tersumbatnya pipa
4) jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk memperbesar daya tembus formasi yang menaikan produktivitas dengan jalan menghilangkan material penyumbat yang tidak diinginkan
5) jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang dilakukan dalam hal cara pengasaman tidak cocok, misalnya perawatan pada formasi yang mempunyai daya tembus sangat kecil
6) jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil tubing), yaitu jasa yang dikerjakan untuk menghilangkan cairan buatan yang berada dalam sumur baru yang telah selesai, sehingga aliran yang terjadi sesuai dengan tekanan asli formasi dan kemudian menjadi besar sebagai akibat dari gas nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan buatan dalam sumur
7) jasa uji kandung lapisan (drill stem testing), penyelesaian sementara suatu sumur baru agar dapat mengevaluasi kemampuan berproduksi
8) jasa reparasi pompa reda (reda repair) 9) jasa pemasangan instalasi dan perawatan 10) jasa penggantian peralatan/material
11) jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam sumur
12) jasa mud engineering
13) jasa well logging & perforating
14) jasa stimulasi dan secondary decovery 15) jasa well testing & wire line service
16) jasa alat kontrol navigasi lepas pantai yang berkaitan dengan drilling
17) jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling 18) jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan drilling
19) Jasa directional drilling dan surveys 20) Jasa exploratory drilling;
21) Jasa location stacking/positioning 22) Jasa penelitian pendahuluan;
23) Jasa pembebasan lahan
24) Jasa penyiapan lahan pengeboran seperti pembukaan lahan, pembuatan sumur air, penggalian
lubang cadangan, dan lain-lain 25) Jasa pemasangan peralatan rig
26) Jasa pembuatan lubang utama dan pembukaan lubang rig 27) Jasa pengeboran lubang utama dengan mesin bor kecil 28) Jasa penggalian lubang tambahan
29) Jasa penanganan penempatan sumur dan akses transportasi
30) Jasa penanganan arus pelayanan (service line) dan komunikasi
31) Jasa pengelolaan air (water system)
32) Jasa penanganan rigging up dan/atau rigging down
33) Jasa pengadaan sumber daya manusia dan sumber daya lain seperti peralatan (tools), perlengkapan (equipment) dan kelengkapan lain
34) Jasa penyelaman dan/atau pengelasan
35) Jasa proses completion untuk membuat sumur siap digunakan
36) Jasa pump fees
37) Jasa pencabutan peralatan bor 38) Jasa pengujian kadar minyak 39) Jasa pengurusan legalitas usaha 40) Jasa sehubungan dengan lelang 41) Jasa seismic reflection studies
42) Jasa survey geomagnetic, gravity, dan survey lainnya; dan 43) Jasa lainnya yang sejenisnya yang terkait di bidang
pengeboran migas, produksi dan/atau penutupan pertambangan minyak dan gas bumi (migas)
j. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas) 1) jasa pengeboran
2) jasa penebasan
3) jasa pengupasan dan pengeboran 4) jasa penambangan
5) jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali jasa angkutan umum
6) jasa pengolahan bahan galian 7) jasa reklamasi tambang
8) jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur, fabrikasi dan penggalian/pemindahan tanah
9) Jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur, fabrikasi, dan penggalian/pemindahan tanah
10) Jasa mobilisasi dan/atau demobilisasi 11) Jasa pengurusan legalitas usaha 12) Jasa peminjaman dana
13) Jasa pembebasan lahan 14) Jasa stockpiling; dan
15) jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan umum k. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara:
1) bidang aeronautika, termasuk :
a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat udara dan jasa lain sehubungan dengan pendaratan pesawat udara
b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge) c) jasa pelayanan penerbangan
d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau sebagian dari proses pelayanan penumpang dan bagasinya serta kargo, yang diangkut dengan pesawat, udara baik yang berangkat maupun yang datang, selama pesawat udara di darat
e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika
2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
2) bidang non-aeronatika, termasuk :
a) jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry pesawat;
b) jasa penunjang lain di bidang non-aeronautika l. Jasa penebangan hutan
m. Jasa pengolahan limbah
n. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services) o. Jasa perantara dan/atau keagenan
p. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI
q. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI
r. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara s. Jasa mixing film
t. Jasa pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise, banner, pamphlet, baliho dan folder
u. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
v. Jasa pembuatan dan/atau pengelolaan website w. Jasa internet termasuk sambungannya
x. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi, dan/atau program
y. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
z.
Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin,perawatan,listrik, telepon,air, gas, AC, TVKable,alat transportasi/ kendaraan dan/atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksiaa. Jasa perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat, laut dan udara
ab. Jasa maklon; yaitu jasa pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku dan atau barang setengah jadi dan atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa
ac. Jasa penyelidikan dan keamanan
ad. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; yaitu kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa penyelenggara kegiatan
ae. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/atau jasa periklanan
af. Jasa pembasmian hama
ag. Jasa kebersihan atau cleaning service ah. Jasa sedot septic tank
ai. Jasa pemeliharaan kolam aj.
Jasa katering atau tata boga
ak. Jasa freight forwarding, yaitu kegiatan usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pemilik untuk mengurus semua/sebagian kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut, dan/atau udara, yang dapat mencakup kegiatan penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan, pengukuran, penimbangan, pengurusan penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan, perhitungan biaya angkutan, klaim, asuransi atas pengiriman barang serta penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang-barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya.
al. Jasa logistik
am. Jasa pengurusan dokumen an. Jasa pengepakan
ao. Jasa loading dan unloading
ap. Jasa laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau insitusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis;
aq. Jasa pengelolaan parker ar. Jasa penyondiran tanah
as. Jasa penyiapan dan/atau pengolahan lahan at. Jasa pembibitan dan/atau penanaman bibit au. Jasa pemeliharaan tanaman
av. Jasa pemanenan
aw. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan/atau perhutanan
ax. Jasa dekorasi
ay. Jasa pencetakan/penerbitan az. Jasa penerjemahan
ba. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang Pajak Penghasilan
bb. Jasa pelayanan kepelabuhanan bc. Jasa pengangkutan melalui jalur pipa bd. Jasa pengelolaan penitipan anak be. Jasa pelatihan dan/atau kursus
bf. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM bg. Jasa sertifikasi
bh. Jasa survey bi. Jasa tester, dan
bj. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Catatan :
Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana dimaksud di atas tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif sebagaimana dimaksud di atas