• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

Tugas pokok dan fungsi Balai Arkeologi adalah melakukan penelitian arkeologi dan pemasyarakatan hasil-hasilnya. Hasil penelitian arkeologi diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan dan acuan penentuan kebijakan pembangunan di daerah. Informasi arkeologi yang diperoleh khususnya mengenai sejarah kebudayaan dapat diacu sebagai bahan pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, maupun kebanggaan daerah, regional dan nasional sebagai identitas dan jati diri bangsa.

Bahkan beberapa sumberdaya arkeologi di daerah yang memang berpotensi, dapat dikembangkan untuk kebutuhan peningkatan edukasi masyarakat tentang nilai luhur budaya bangsa dan memperkokoh jatidiri bangsa.

Permasalahan utama yang dihadapi Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan wilayah kerja yang meliputi di tiga propinsi, antara lain: Daerah Istimewa Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah, dan Propinsi Jawa Timur. Terdapat ratusan situs arkeologi, dan untuk dapat menangani situs-situs tersebut, yaitu menggali informasi sejarah budaya dan memasyarakatkannya diperlukan sumberdaya manusia dan dana yang memadai. Sampai saat ini kebutuhan sumberdaya tersebut belum tercukupi dan menimbulkan persoalan tersendiri bagi Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pemenuhan tugas pokok dan fungsinya serta pencapaian sasarannya. Banyak situs-stus arkeologi yang belum terkaji secara mendalam bahkan belum tersentuh sama sekali, dan pemasyarakatan hasil penelitian masih belum memenuhi harapan.

Tersebarnya situs-situs arkeologi di tiga propinsi yang meliputi sekitar 75 pemerintah kabupaten, kota dan administratif, hingga saat ini masih diupayakan untuk lebih intensif dengan pemerintah daerah khususnya Tingkat II yang menguasai aset sumberdaya arkeologi. Upaya tersebut dengan melakukan pendekatan, penyuluhan, sosialisasi hasil-hasil penelitian. Hal ini diharapkan dapat memaksimalkan kerjasama dan kegiatan yang sinergis terhadap pengelolaan sumberdaya arkeologi di wilayah pemerintah daerah.

Dewasa ini, arkeologi belum dikelola potensinya secara maksimal dan profesional, dikarenakan perhatian pemerintah terhadap masalah-masalah

(2)

kebudayaan masih belum maksimal. Padahal di lain pihak sumberdaya budaya sebagai salah satu aset yang tidak bisa ditawar dalam rangka pembangunan bangsa.

Pembangunan nasional seharusnya dilakukan dengan banyak melihat dan melakukan kajian-kajian budaya di daerah-daerah yang pada akhirnya akan mencapai pada satu titik nasional. Pada saat ini otonomi daerah sedang terus berlangsung, peran budaya salah satunya arkeologis diharapkan dapat memberikan peran penting dalam pembangunan di daerahdaerah tersebut.

Permasalahan selalu muncul dalam lembaga-lembaga di daerah seperti Balai- Balai Arkeologi, adalah masalah sosialisasi dan koordinasi dengan beberapa pihak baik pemerintah maupun swasta (stekeholders) lembaga terkait. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah sosialisasi yang lebih intensif dengan Sumber Daya Manusia (SDM) didukung oleh sarana-prasarana yang memadai serta peningkatan eselonisasi instansional. Eselon Balai Arkeologi saat ini adalah III a, sementara dinasdinas dilingkup pemerintah daerah bereselon II, untuk itu dipandang perlu meningkatkan eselon menjadi II. Hal tersebut menjadi kendala dalam upaya dan langkah-langkah koordinasi berkaitan dengan program daerah dan kerjasama penelitian untuk pemanfaatannya. Sementara itu banyak instansi pemerintah daerah belum mengetahui bahwa penelitian, pengembangan dan pemanfaatan arkeologi berada dalam wewenang Balai Arkeologi yang berkedudukan di daerah.

Dalam konteks ini, ke depan Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam merancang program kerja khususnya penelitian arkeologi dan pemberdayaan Sumber Daya Arkeologi (SDA) mengacu juga kepada kepentingan daerah, walaupun tidak meninggalkan penelitian murni (ilmiah). Penelitian yang berbasis kinerja daerah, secara fleksibel dapat diacu sebagai bahan masukan untuk program pengembangan dan pemanfaatan oleh pemerintah daerah. Oleh karena itu koordinasi dan kerjasama dengan seluruh stakeholders perlu lebih ditingkatkan untuk menjawab permasalahan sumberdaya arkeologi/ budaya di daerah.

Balai Arkeologi sebagai lembaga yang melakukan kajian ilmiah/ penelitian masih perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Oleh karena itu diupayakan peningkatan kualitas teknis dengan pelatihan (diklat- diklat) teknis, baik di dalam maupun luar negeri. Peneliti yang mampu membaca prasasti dalam bahasa dan huruf Jawa kuna masih diupayakan dalam peningkatan sumberdaya manusianya. Sedangkan peneliti dan tenaga teknis dalam lingkup kajian under water archaeology yang kini sedang dikembangkan oleh Balai Arkeologi

(3)

Daerah Istimewa Yogyakarta juga masih perlu ditingkatkan kemampuannya.

Pengembangan Arkeologi Bawah Air mengacu pada tugas, pokok dan fungsi Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta serta kepentingan daerah, utamanya daerah pantai utara Jawa dan pulau-pulau sekitarnya. Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki wilayah peneilitan di tiga propinsi yang mencakup kurang lebih 75 kabupaten dan kota, antara lain: Propinsi Jawa Tengah (29 Kabupaten, dan 6 Kota), Daerah Istimewa Yogyakarta (4 Kabupaten dan 1 Kota) dan Propinsi Jawa Timur (29 Kabupaten, 9 Kota).

B. Dasar Hukum

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)

2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Arkeologi.

5. Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas Balai Arkeologi.

6. Keputusan Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Nomor 234/P4.1/KP/2016 tentang Organisasi Internal Tenaga Fungsional dan Teknis Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta.

C. Tugas Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi

Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai intansi yang melakukan kajian-kajian budaya masa lalu di wilayah kerja melalui material culture yang ditinggalkan, mampu untuk merekontruksi budaya yang pernah terjadi. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pemerintah daerah setempat, utamanya dapat dijadikan acuan oleh Bappeda dalam upaya

(4)

Pengembangan wilayah dan menanamkan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh nenek moyang, kepada generasi muda melalui pendidikan. Bagaimana menumbuhkan rasa cinta dan memelihara warisan budaya tersebut sebagai kebanggaan (jati diri) suatu daerah.

Salah satu unsur penting dalam kajian budaya tersebut, mungkin terdapat situs situs arkeologi yang potensial untuk dikembangkan sebagai obyek wisata, sehingga daerah tersebut semakin dikenal oleh wisatawan nusantara dan mancanegara untuk meningkatkan pendapatan sektor ekonomi. Adapun tugas pokok, fungsi dan struktur lembaga Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut ini:

1. Tugas Pokok

Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai UPT Pusat di daerah memiliki tugas pokok, untuk

melaksanakan penelitian dan pengembangan benda arkeologi di wilayah kerja Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah, dan Propinsi Jawa Timur) berdasarkan kebijakan Menteri Pendidian dan kebudayaan.

Kajian-kajian arkeologi menyangkut tiga bidang studi utama, antara lain: Bidang arkeologi Prasejarah, bidang arkeologi Klasik (Hindu – Budha), dan arkeologi Islam (Kolonial). Selain tiga bidang utama tersebut dibantu oleh bidang studi etnoarkeologi dan juga bidang arkeologi Bawah Air (Under Water Archaelogy). Sesuai dengan sifat ilmu arkeologi, penelitian yang dilakukan pada budaya materi (material culture) yang ditinggalkan oleh nenek moyang. Dari tinggalan budaya materi tersebut, kemudian direkontruksi untuk mengetahui budaya dan kehidupan bangsa kita di masa lalu.

2. Fungsi

 Penelitian arkeologi

 Perawatan benda bernilai budaya berskala nasional

 Pendayagunaan hasil penelitian arkeologi

 Publikasi hasil penelitian arkeologi

 Pelaksanaan ketatausahaan Balai Arkeologi

3. Struktur Organisasi

Secara kelembagaan Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta, berada di bawah jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan

(5)

Penelitian dan Pengembangan (eselon 1), dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (eselon 2). Dalam konteks kelembagaan tersebut Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (eselon 3), berperan melaksanakan tugas penelitian dibidang arkeologi di wilayah kerjanya. Susunan Organisasi Balai Arkeologi terdiri dari Kepala, Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional dan Teknis.

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

(6)

Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005 - 2025 menyatakan bahwa visi 2025 adalah “Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Visi ini masih amat relevan untuk dipertahankan, dengan tetap mempertimbangkan integrasi pendidikan dan kebudayaan kedalam satu kementerian.

Makna insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas secara komprehensif, yaitu cerdas spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan kinestetik. Dengan terintegrasinya pendidikan dan kebudayaan, keseluruhan gagasan, perilaku, dan hasil karya manusia yang dikembangkan melalui proses pembelajaran dalam pendidikan dan yang beradaptasi terhadap lingkungannya dapat berfungsi sebagai pedoman untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Visi Kemendikbud 2019: “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”. Untuk mendukung visi di atas, maka Balai Arkeologi Yogyakarta mengacu pada Misi Kemdikbud 2019 pada butir empat, yaitu “Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa” yang dituangkan menjadi Renstra Balai Arkeologi Yogyakarta 2015-2019.

Tabel 1. Renstra Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta 2015-2019 Tersedianya hasil penelitian dan

pengembangan arkeologi

2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah dokumen hasil penelitian arkeologi

lintas disiplin dan tematis 14 17 17 16 16

Jumlah rumah peradaban sebagai media

pemanfaatan hasil penelitian arkeologi 0 2 2 2 2

Jumlah informasi hasil penelitian dan

pengembangan arkeologi 500 500 500 500 500

Jumlah rumusan kebijakan dan rekomendasi

penelitian dan pengembangan arkeologi 1 1 1 1 1

Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran, keuangan, kepegawaian, dan evaluasi kinerja yang sesuai dengan peraturan dan

perundangan yang berlaku/Dokumen

ketatausahaan 3 3 3 3 3

Jumlah bulan untuk layanan perkantoran 12 12 12 12 12

Sesuai dengan Renstra Balai Arkeologi Yogyakarta 2015 – 2019 dalam Perjanjian Kinerja yang telah disahkan pada bulan Agustus 2016 terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis, yaitu “Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan arkeologi”.

Disamping itu di dalam Perjanjian Kinerja juga terdapat 5 (lima) Indikator

Kinerja, yaitu “Jumlah Dokumen hasil penelitian arkeologi lintas disiplin dan

tematis”, “Jumlah rumah peradaban sebagai media pemanfaatan hasil penelitian

(7)

arkeologi”, “Jumlah informasi hasil penelitian dan pengembangan arkeologi”,

“Jumlah rumusan kebijakan dan rekomendasi penelitian dan pengembangan arkeologi, “Jumlah dokumen perencanaan dan anggaran, keuangan, kepegawaian, dan evaluasi kinerja yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (Sebelum Efisiensi)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Anggaran

(1) (2) (3) (4)

Tersedianya Hasil Penelitian dan

Pengembangan Arkeologi

Jumlah Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi Lintas Disiplin dan Tematis

20 Dokumen 2.238.429.000 Jumlah rumah peradaban sebagai

media pemanfaatan hasil peneliitan

arkeologi 21 Dokumen 1.561.170.000

Jumlah Informasi Hasil Penelitian

dan Pengembangan Arkeologi 500 Orang 393.684.000 Jumlah Rumusan Kebijakan dan

Rekomendasi Penelitian dan

Pengembangan Arkeologi 1 Dokumen 107.490.000 Jumlah Dokumen Perencanaan dan

Anggaran, Keuangan, Kepegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang

Berlaku 3 Dokumen 80.352.000

Pada akhir bulan Juli 2016 terdapat efisiensi anggaran yang berpengaruh pada kegiatan penyerapan anggaran satker. Hal ini dikarenakan adanya Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Langkah-langkah penghematan dan pemotongan belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara tahun 2016 diamanatkan agar seluruh UPT di daerah mengurangi anggarannya. Efisiensi anggaran ini berdampak juga pada perubahan Perjanjian Kinerja Balai Arkeologi

Daerah Istimewa

Yogyakarta.

Perjanjian Kinerja yang direvisi disahkan pada bulan Agustus 2016 dan terdapat beberapa penyesuaian seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Balai Arkeologi D.I.Yogyakarta (Efisiensi)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Anggaran

(Rp)

(8)

Tersedianya Hasil Penelitian dan

Pengembangan Arkeologi

Jumlah Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi Lintas Disiplin dan Tematis

125 Dokumen

Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi 19 Dokumen 1.968.589.000 Jumlah rumah peradaban sebagai media

pemanfaatan hasil peneliitan arkeologi

10 Dokumen

Dokumen Rumah Peradaban Sebagai Media Pemanfaatan Hasil Penelitian Arkeolog

12 Dokumen 853.790.000 Jumlah Informasi Hasil Penelitian dan

Pengembangan Arkeologi

3500 Dokumen Dokumen Komulatif Informasi Hasil

Penelitian dan Pengembangan Arkeologi

500 Orang 388.534.000 Jumlah Rumusan Kebijakan dan

Rekomendasi Penelitian dan Pengembangan Arkeologi

29 Dokumen

Dokumen Rumusan Kebijakan Penelitian Arkeologi

1 Dokumen 107.490.000 Dokumen Konservasi dan Arkeometri 1 Dokumen 54.852.000 Jumlah Dokumen Perencanaan dan

Anggaran, Keuangan, Kepegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang Berlaku

4 Dokumen

Dokumen Ketatausahaan 3 Dokumen 69.345.000

Adapun perubahan target dan capaian kinerja organisasi akan dibahas pada bab selanjutnya pada laporan ini.

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi

(9)

Sesuai dengan penetapan kinerja yang telah ditetapkan, Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya untuk mencapai target-target tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan capaian kinerja organisasi dalam upaya pencapaian sasaran strategisnya dan juga sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran tentang capaian-capaian kinerja tersebut.

Dikarenakan adanya 2 (dua) Perjanjian Kinerja yang diacu oleh Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta, maka di dalam laporan ini akan dibahas satu-persatu realisasi target kinerja pada 2 (dua) Perjanjian Kinerja tersebut.

1. Perjanjian Kinerja Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (Sebelum Efisiensi).

Pada Perjanjian Kinerja Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (Sebelum Efisiensi), terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis dan terdapat 5 (lima) Idikator Kinerja. Berikut realisasi target kinerja pada Perjanjian Kinerja tersebut.

Sasaran Strategis : “Tersedianya Hasil Penelitian dan Pengembangan Arkeologi”. Sasaran strategis ini capaian realisasinya diukur oleh 5 (lima) indikator kinerja, dengan rincian tingkat pencapaian sebagai berikut:

Tabel 4. Pengukuran Kinerja pada Perjanjian Kinerja Balai Arkeologi D.I.

Yogyakarta (Sebelum Efisiensi) Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Kinerj

a

Anggaran

(ribuan) Realisasi

Target

Kinerja % Anggaran (ribuan) %

1 2 3 4 5 6 7 8

Tersedianya hasil penelitian dan

pengembang an arkeologi

1 Jumlah Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi lintas disiplin dan tematis

20 dok 2.238.429 10 dok 47,37 1.072.784 53,78

2 Jumlah rumah peradaban sebagai media pemanfaatan hasil peneliitan arkeologi

21 dok 1.561.170 4 dok 19,05 196.249 12,57

3 Jumlah Informasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Arkeologi

500org 393.684 0 0 24.931 6,33

4 Jumlah Rumusan Kebijakan dan Rekomendasi Penelitian dan

1 dok 107.490 1 dok 100 101.274 94,22

(10)

Pengembangan Arkeologi 5 Jumlah Dokumen

Perencanaan dan Anggaran, Keuangan, Kepegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang Berlaku

3 dok 80.352 0 0 40.155 49,97

Berdasarkan data kinerja di atas dapat jelaskan bahwa dari lima indikator kinerja yang ada untuk mengukur sasaran strategis hanya ada satu indikator kinerja yang mencapai target, sedangkan empat indikator kinerja belum mencapai target yang telah ditetapkan.

Berikut rincian tingkat ketercapaian masing-masing indikator kinerja :

a. Indikator kinerja #1 : “Jumlah Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi lintas disiplin dan tematis”, capaian indikator kinerja ini belum mencapai target yang ditetapkan. Dari target sebanyak 20 dokumen baru terealisasi sebanyak 10 dokumen dengan persentase capaian sebesar 53,78%.

Ketercapaian indikator kinerja 1 belum mencapai target yang telah ditentukan pada Perjanjian Kinerja di atas. Hal ini dikarenakan pada pelaksanaan penelitian mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh Koordinator Peneliti Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta. Adapun indikator kinerja 1 didukung oleh output-output kegiatan sebagai berikut ini:

1) Penelitian Pola Okupasi Gua Kidang, Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora, Jawa Tengah : Jelajah Ruang dan Waktu.

2) Penelitian Tradisi Megalitik Lumajang, Jawa Timur

3) Penelitian Permukiman Kuno Situs Liyangan, Temanggung, Jawa Tengah.

4) Penelitian Sarana Pertahanan Jepang pada Masa Perang Dunia Ke-II di Kab. Banyuwangi, Jawa Timur.

5) Penelitian Situs Semedo, Tegal, Jawa Tengah.

6) Penelitian Bawah Air Pulau Bawean,Gresik, Jawa Timur.

7) Penelitian Candi-candi di Pantura, Jawa Tengah 8) Penelitian Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah.

9) Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi.

10) Evaluasi Program Kerja Arkeologi.

(11)

b. Indikator kinerja #2 : “Jumlah rumah peradaban sebagai media pemanfaatan hasil peneliitan arkeologi”. Capaian indikator kinerja ini belum mencapai target yang ditetapkan. Dari target sebanyak 21 dokumen baru terealisasi sebanyak 4 dokumen dengan persentase capaian sebesar 19,05 %. Ketercapaian indikator kinerja 2 belum mencapai pada target yang telah ditentukan pada PK diatas. Hal ini dikarenakan pada pelaksanaan penelitian mengikuti jadwal yang telah ditentukan oleh Koordinator Peneliti Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta. Adapun indikator kinerja 2 didukung oleh output-output kegiatan sebagai berikut ini:

1) Kegiatan pembuatan film Pengetahuan Arkeologi Rumah Peradaban Liyangan, Jawa Tengah.

2) Kegiatan pembuatan multimedia interaktif Rumah Peradaban Liyanagn, Jawa Tengah.

3) Kegiatan pembuatan multimedia interaktif Rumah Peradaban Patiayam, Jawa Tengah.

4) Kegiatan pembuatan multimedia interaktif Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah.

c. Indikator kinerja #3 : “Jumlah Informasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Arkeologi”. Capaian indikator kinerja ini belum terealisasi sehingga belum mencapai target yang ditetapkan.

d. Indikator kinerja #4 : “Jumlah rumusan kebijakan penelitian arkeologi”, capaian indikator kinerja ini telah mancapai target yang ditetapkan. Dari target sebanyak 1 dokumen rumusan kebijakan penelitian arkeologi telah direalisasikan 1 dokumen. Realisasi pembuatan dokumen tersebut setelah Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) di Hotel Grage Yogyakarta, tanggal 27-29 Januari 2016 yang diikuti oleh stakeholders terkait, yaitu Dinas Kabupaten/Kota dan Provinsi, Balai Pelestarian Cagar Budaya, Balai Konservasi Borobudur, dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Realisasi pembuatan dokumen rumusan kebijakan penelitian arkeologi telah terlaksana 100%.

e. Indikator kinerja #5 : “Jumlah Dokumen Perencanaan dan Anggaran, Keuangan, Kepegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang Berlaku”. Capaian indikator kinerja ini belum mancapai target yang ditetapkan.

(12)

Dengan demikian dapat disimpulkan realisasi sasaran strategis

“Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan arkeologi” pada Perjanjian Kinerja (Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta – Sebelum Efisiensi) belum mencapai target yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari indikator kinerja

#1 yang merupakan tugas utama Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta baru mencapai target kinerja sebesar 53,78%. Indikator kinerja #2 adalah indikator baru untuk Balai Arkeologi, persentasenya sampai bulan Juli sebesar 19,05%, indikator #3 dan indikator #5 belum memenuhi target sama sekali.

Sedangkan pada indikator kinerja #4 telah mencapai target yang telah ditentukan.

Adapun yang menjadi hambatan dan permasalahan tidak terealisasinya target capaian sasaran strategis “Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan arkeologi” adalah:

1. Adanya perubahan cuaca yang tidak bisa diprediksi, sehingga terkadang penelitian tidak sesuai jadwal yang direncanakan.

2. Dengan adanya jadwal penelitian yang padat, maka ketua tim harus menyesuaikan jadwal anggota tim yang akan ikut peneltian.

3. Adanya efisiensi anggaran sehingga mengganggu penyerapan anggaran unit kerja.

Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan tersebut diatas langkah antisipasi yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikan data cuaca secara akurat, agar dalam pelaksanaan penelitian tidak terkendala dengan kondisi cuaca di lapangan yang berubah-ubah.

2. Pematangan penyusunan jadwal penelitian dan anggota tim yang akan berangkat, sehingga tidak menghambat pelaksanaan penelitian antara satu dengan yang lainnya.

3. Membuat rencana pameran mandiri Arkeologi dalam lingkup kerja Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga informasi hasil-hasil penelitian arkeologi dapat tersebar luas kepada masyarakat.

2. Perjanjian Kinerja Revisi Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (Efisiensi).

Pada Perjanjian Kinerja Revisi Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (Efisiensi), terdapat 1 (satu) Sasaran Strategis dan terdapat 5 (lima) Indikator Kinerja. Target kinerja pada kelima indikator tersebut merupakan target yang baru sebagian tercapai pada Perjanjian Kinerja sebelumnya. Oleh

(13)

karena adanya efisiensi anggaran, maka terdapat perubahan Perjanjian Kinerja yang ditandatangani pada bulan Agustus 2016. Berikut realisasi target kinerja pada Perjanjian Kinerja Revisi tersebut.

Sasaran Strategis : “Tersedianya Hasil Penelitian dan Pengembangan Arkeologi”. Sasaran strategis ini capaian realisasinya diukur oleh 5 (lima) indikator kinerja, dengan rincian tingkat pencapaian sebagai berikut:

Tabel 5. Pengukuran Kinerja pada Perjanjian Kinerja Revisi Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta (Efisiensi)

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target

Kinerja Anggara n (ribuan)

Realisasi

Target Kinerj

a

% Anggaran (ribuan)

%

1 2 3 4 5 6 7 8

Tersediany a hasil penelitian dan pengemba ngan arkeologi

1 Jumlah Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi lintas disiplin dan tematis

19 dok 1.968.589 19 dok 100 1.873.731 94,85

2 Jumlah rumah peradaban sebagai media pemanfaatan hasil peneliitan arkeologi

12 dok 853.790 12 dok 100 818.325 95,85

3 Jumlah Informasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Arkeologi

500org 388.534 500 org 100 369.454 95,09

4 Jumlah Rumusan Kebijakan dan Rekomendasi Penelitian dan Pengembangan Arkeologi

2 dok 162.342 2 dok 100 148.408 91,41

5 Jumlah Dokumen Perencanaan dan Anggaran, Keuangan, Kepegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang Berlaku

3 dok 69.345 3 100 63.601 91,72

Berikut rincian tingkat ketercapaian masing-masing indikator kinerja :

a. Indikator kinerja #1 : “Jumlah Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi lintas disiplin dan tematis”, capaian indikator kinerja ini belum mencapai

(14)

target yang ditetapkan. Target volume pada perjanjian kinerja revisi berubah dari 20 dokumen menjadi 19 dokumen, dikarenakan 1 dokumen dipindahkan ke indikator kinerja #4 Jumlah rumusan kebijakan dan rekomendasi penelitian dan pengembangan arkeologi. Dari target sebanyak 19 dokumen telah terealisasi sebanyak 19 dokumen dengan persentase capaian sebesar 100%. Adapun indikator kinerja #1 didukung oleh output- output kegiatan sebagai berikut ini:

1) Penelitian Manusia, Budaya dan Lingkungan pada Kala Plestosen di Jawa: Konteks Lingkungan, Budaya dan Kronologi Manusia Purba di Situs Semedo, Jawa Tengah.

2) Penelitian Candi Candi Bata di Pantura: Situs Candi Kayen dan Konteks Temuan di Situs Pomahan, Jawa Tengah.

3) Penelitian Sumber Tertulis Arab di Kab. Banyuwangi dan Kota Pasuruan, Jawa Timur.

4) Penelitian Potensi Tinggalan Arkeologi Bawah Air di Pulau Bawean, Kab. Gresik, Jawa Timur.

5) Penelitian Situs Liyangan, Temanggung, Jawa Tengah.

6) Penelitian Sarana Pertahanan Jepang Pada Masa Perang Dunia ke II.

7) Penelitian Candi Kedungsari, Lumajang, Jawa Timur.

8) Penelitian Identifikasi Portensi dan Pengelolaan Sumberdaya Arkeologi di Kawasan Kota Lama Semarang.

9) Penelitian Identifikasi Potensi Sumberdaya Arkeologi di Kab.

Banyuwangi, Jawa Timur.

10) Penelitian Pola Okupasi Gua Kidang, Hunian Prasejarah Kawasan Karst Blora, Jawa Tengah

11) Penelitian Plawangan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah.

12) Penelitian Tradisi Megalitik Lumajang, Jawa Timur.

13) Penelitian Situs Tondowongso, Kediri, Jawa Timur, 14) Penelitian Situs Ngurawan, Madiun, Jawa Tengah.

15) Penelitian Situs Megalitik Banyuwangi, Jawa Timur.

16) Penelitian Karst Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

17) Penelitian Kasus Temuan Baru.

18) Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi (EHPA) 19) Evaluasi Program dan Kegiatan Arkeologi (EPKA)

(15)

b. Indikator kinerja #2 : “Jumlah rumah peradaban sebagai media pemanfaatan hasil peneliitan arkeologi”. Capaian indikator kinerja ini sudah mencapai target 100 % yaitu 12 dokumen. Adapun indikator kinerja

#2 didukung oleh output-output kegiatan sebagai berikut ini:

1) Pembuatan film pengetahuan Arkeologi rumah peradaban Liyangan, Jawa Tengah.

2) Pembuatan photo book rumah peradaban Liyangan, Jawa Tengah.

3) Seminar rumah peradaban Liyangan, Jawa Tengah.

4) Lomba fotografi Arkeologi rumah peradaban Liyangan, Jawa Tengah.

5) Pembuatan multimedia interaktif Liyangan, Jawa Tengah.

6) Workshop rumah peradaban Liyangan, Jawa Tengah.

7) Pembuatan buku Pengetahuan Arkeologi rumah peradaban Patiayam.

8) Pembuatan multimedia interaktif rumah peradaban Patiayam, Jawa Tengah.

9) Pembuatan film pengetahuan Arkeologi Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah.

10) Lomba fotografi rumah peradaban Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah.

11) Pameran rumah peradaban Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah.

12) Pembuatan multimedia interaktif rumah peradaban Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah.

c. Indikator kinerja #3 : “Jumlah informasi hasil penelitian dan pengembangan arkeologi”. Capaian indikator kinerja ini telah mencapai 3.559 orang dari target pengunjung pameran sebesar 500 orang dengan persentase capaian sebesar 711,8%. Hal ini disebabkan antusiasme masyarakat umum sangat tinggi terhadap publikasi hasil-hasil penelitian arkeologi. Adapun output kegiatan adalah sebagai berikut ini:

1) Pameran Kediri, Jawa Timur pada tanggal 31 Juli-6 Agustus 2016 dengan tema “Memahami Kebudayaan Masa Lampau melalui Tinggalan Budayanya” dan jumlah pengunjung 1.602 didasarkan pada buku tamu yang ada.

2) Pameran Kota Lama Semarang, dengan judul pameran 25 tahun World Herritage Borobudur Jawa Tengah pada tanggal 19-22 September 2016.

Pada pameran kali ini pengunjung berjumlah 414 orang.

3) Sosialisasi dan pameran hasil penelitian arkeologi di Trenggalek pada tanggal 15-18 Desember 2016. Untuk pameran Trenggalek dihadiri

(16)

pengunjung sejumlah 1.543 orang dari berbagai kalangan yang didominasi oleh pelajar dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

d. Indikator kinerja #4 : “Jumlah Rumusan Kebijakan dan Rekomendasi Penelitian dan Pengembangan Arkeologi”, dalam indikator kinerja ini terdapat 2 dokumen yaitu kegiatan rapat koordinasi dan kegiatan arkeometri dan konservasi, untuk kegiatan rapat koordinasi telah tercapai dan telah diuraikan pada capaian Perjanjian Kinerja (Sebelum efisiensi) sebelumnya.

Sedangkan kegiatan konservasi dan arkeometri mencapai target pada Perjanjian Kinerja setelah efisiensi.

e. Indikator kinerja #5 “Jumlah Dokumen Perencanaan dan Anggaran, Keuangan, Kepegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang Berlaku”. Pada capaian indikator kinerja 5, tercapai 3 dokumen, sehingga prosentase tercapainya 100 %.

Adapun yang menjadi hambatan dan permasalahan secara umum tidak optimalnya target capaian sasaran strategis “Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan arkeologi” adalah:

1. Adanya perubahan cuaca yang tidak bisa diprediksi, sehingga terkadang penelitian tidak sesuai jadwal yang direncanakan.

2. Adanya efisiensi anggaran yang terjadi pada pertengahan tahun anggaran yang berdampak pada daya serap.

Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan tersebut langkah antisipasi yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Menyusun jadwal penelitian dengan memperhatikan data cuaca secara akurat, agar dalam pelaksanaan penelitian tidak terkendala dengan kondisi cuaca di lapangan yang berubah-ubah.

2. Pematangan penyusunan jadwal penelitian dan anggota tim yang akan berangkat, sehingga tidak menghambat pelaksanaan penelitian antara satu dengan yang lainnya.

3. Percepatan penyerapan anggaran pada semester 2 perlu ditingkatkan pada tahun depan.

B. REALISASI ANGGARAN

Pada tahun 2015 Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta

mengalami perpindahan unit organisasi eselon I dari Sekretariat Jenderal ke

(17)

Badan Penelitian dan Pengembangan sehingga terjadi cut off pagu anggaran yang semula DIPA Sekretariat Jenderal sebesar Rp. 6.419.098.000 menjadi DIPA Balitbang sebesar Rp2.728.923.000,- dengan realisasi anggaran sampai dengan akhir tahun 2015 sebesar 86,43%. Sedangkan pagu anggaran Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2016 adalah Rp 9.385.241.000,- dan kemudian terdapat efisiensi anggaran sehingga pagu DIPA menjadi sebesar Rp.8.446.716.000,- dengan realisasi anggaran sebesar 96,43 %.

Tabel 6. DIPA awal dengan No : SP DIPA-023.11.2.690386/2016 (DIPA Balitbang)

Belanja Anggaran

51 Belanja Pegawai 3.699.398.000

52 Belanja Barang 5.535.843.000

53 Belanja Modal 150.000.000

Total

9.385.241.000

Sedangkan jumlah anggaran setelah revisi efisiensi adalah sebagai berikut ini.

Tabel 7. DIPA dengan No : DIPA-023.11.2.690386/2016 (DIPA Balitbang revisi 2)

Belanja Anggaran

51 Belanja Pegawai 3.699.398.000

52 Belanja Barang 4.597.318.000

53 Belanja Modal 150.000.000

Total 8.446.716.000

Dalam upaya pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dan dokumen penetapan kinerja memerlukan anggaran sebagai dukungannya. Berikut uraian tentang anggaran yang berhasil digunakan dalam upaya pencapaian sasaran tersebut.

Dalam penjelasan uraian pencapaian sasaran strategis dibagi menjadi 2 (dua). Hal ini dikarenakan adanya 2 (dua) Perjanjian Kinerja yang disahkan oleh Kepala Balai Arkeologi dengan Kepala Pusat Arkeologi Nasional.

1. Perjanjian Kinerja dengan DIPA awal (Sebelum Efisiensi)

(18)

Sasaran Strategis : “Tersedianya Hasil Penelitian dan Pengembangan Arkeologi”. Alokasi anggaran untuk pencapaian sasaran strategis ini adalah sebesar Rp.

9.385.241.000

yang dibagi ke dalam lima indikator kinerja.

Realisasi anggaran tersebut adalah sebesar Rp. 4.270.272.000 dengan persentase sebesar 45,57%. Berikut rincian realisasi anggaran yang digunakan untuk masing-masing indikator kinerja:

Tabel 8. Realisasi Anggaran pada Perjanjian Kinerja Balai Arkrologi Daerah Istimewa Yogyakarta (Sebelum Efisiensi)

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Anggaran Realisasi Anggaran

%

Tersedianya hasil penelitian dan

pengembangan arkeologi

Jumlah Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi lintas disiplin dan tematis

2.238.429.000 1.069.384.900 47,77

Jumlah Rumah

Peradaban sebagai Media Pemanfaatan Hasil Penelitian Arkeologi

1.561.170.000 196.249.000 12,57

Jumlah Informasi Hasil Penelitian dan

Pengembangan Arkeologi

393.684.000 19.283.700 4,9

Jumlah Rumusan Kebijakan dan

Rekomendasi Penelitian dan Pengembangan Arkeologi

107.490.000 101.274.100 94,22

Jumlah Dokumen Perencanaan dan Anggaran,

Keuangan,Kepegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang Sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang Berlaku

80.352.000 39.055.355 41,3

Berdasarkan data kinerja di atas dapat jelaskan bahwa dari lima indikator kinerja yang ada untuk mengukur sasaran strategis hanya ada satu indikator kinerja yang telah mencapai target, sedangkan empat indikator kinerja belum mencapai target.

Berikut rincian tingkat ketercapaian masing-masing indikator kinerja :

a. Indikator kinerja #1 : “Jumlah Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi lintas disiplin dan tematis”. Realisasi anggaran untuk indikator kinerja ini

(19)

belum mencapai target yang telah ditentukan. Dari target sebesar Rp.

2.238.429.000, hanya terealisasi sebesar Rp. 1.069.384.900 dengan persentase capaian sebesar 47,77%. Ketidaktercapaian target anggaran sebesar yang ditetapkan dikarenakan:

1) Jadwal penelitian yang padat dan jumlah tenaga ahli yang tidak seimbang, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan sedikit terhambat.

2) Adanya perubahan cuaca yang tidak menentu pada tahun 2016, menyebabkan mundurnya jadwal penelitian.

3) Adanya efisiesi anggaran yang berdampak pada pelaksanaan penelitian.

b. Indikator kinerja #2 : “Jumlah Rumah Peradaban sebagai Media Pemanfaatan Hasil Penelitian Arkeologi”. Realisasi anggaran untuk indikator kinerja ini belum mencapai target yang telah ditentukan. Dari target sebesar Rp. 1.561.170.000, hanya terealisasi sebesar Rp.

196.249.000 dengan persentase capaian sebesar 12,57%.

Ketidaktercapaian target anggaran sebesar yang ditetapkan dikarenakan:

1) Kegiatan rumah peradaban merupakan indikator baru untuk Balai Arkeologi sehingga perencanaannya kurang tersusun dengan baik.

2) Adanya efisiensi anggaran pada pertengahan tahun sehingga dilakukan self blocking output rumah peradaban yang mengakibatkan penghentian sementara kegiatan rumah peradaban dan ketidaksiapan pelaksanaan kegiatan.

c. Indikator kinerja #3 : “Jumlah Informasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Arkeologi”. Realisasi anggaran untuk indikator kinerja ini belum mencapai target yang telah ditentukan. Dari target sebesar Rp.

393.684.000, terealisasi sebesar Rp. 19.283.700 dengan persentase capaian sebesar 4,9%. Ketercapaian target anggaran sebesar yang ditetapkan dikarenakan:

1) Tidak tersusunnya dengan baik program pameran dan sosialisasi hasil- hasil penelitian arkeologi.

2) Pameran dan sosialisasi hasil penelitian arkeologi masih terbatas pada undangan dari dinas-dinas terkait, sehingga pelaksanaannya tidak maksimal.

d. Indikator kinerja #4 : “Jumlah Rumusan Kebijakan dan Rekomendasi Penelitian dan Pengembangan Arkeologi “.Realisasi anggaran untuk indikator kinerja ini belum mencapai target yang telah ditentukan. Dari

(20)

target sebesar Rp. 107.490.000, terealisasi sebesar Rp. 101.274.100,- dengan persentase capaian sebesar 94,22%. Ketidaktercapaian target anggaran sebesar yang ditetapkan karena :

1) Kurang terjadwalnya dengan baik pelaksanaan Rapat Koordinasi antara Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan stakeholder terkait.

2) Peserta yang hadir tidak memenuhi target sehingga anggaran tidak terserap secara optimal.

e. Indikator kinerja #5 :“Jumlah Dokumen Perencanaan dan Anggaran, Keuangan,Kepegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang Sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang Berlaku”. Realisasi anggaran untuk indikator kinerja ini belum mencapai target yang telah ditentukan. Dari target sebesar Rp. 80.352.000,- hanya terealisasi Rp. 39.055.355,- dengan presentase capaian sebesar 41,3 %. Permasalahan yang ada dalam upaya pencapaian target anggaran yang ditetapkan adalah : kurang tersusunnya dengan baik jadwal kegiatan sehingga mengakibatkan penumpukan kegiatan di akhir tahun anggaran.

Dengan demikian daya serap anggaran tahun 2016 (Januari-Juli) dengan DIPA awal sebelum efisiensi sebesar Rp. 4.270.272.000,00 dari alokasi anggaran sebesar Rp. 9.385.241.000, 00 dengan persentase sebesar 45,57%. Masih terdapat sisa anggaran sebesar Rp. 5.114.968.000.000,- dan diserap melalui DIPA setelah efisiensi. Adapun realisasi anggaran dijabarkan dibawah ini.

2. Perjanjian Kinerja dengan DIPA Setelah Efisiensi

Sasaran Strategis : “Tersedianya Hasil Penelitian dan Pengembangan Arkeologi”. Anggaran untuk pencapaian sasaran strategis ini adalah sebesar Rp.8.446.716.000,00 yang dialokasikan ke dalam lima indikator kinerja.

Realisasi anggaran tersebut adalah sebesar Rp. 8.115.396.000 dengan persentase sebesar 96,43%. Berikut rincian realisasi anggaran yang digunakan untuk masing-masing indikator kinerja:

Tabel 9. Realisasi Anggaran pada Perjanjian Kinerja Revisi Balar Yogyakarta (Setelah Efisiensi)

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target Kinerj

a

Anggaran (ribuan)

Realisasi

Target

Kinerja % Anggaran (ribuan) %

1 2 3 4 5 6 7 8

Tersedianya 1 Jumlah 19 dok 1.968.589 19 dok 100 1.873.731 96,36

(21)

hasil penelitian dan

pengembang an arkeologi

Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi lintas disiplin dan tematis 2 Jumlah

Rumah Peradaban sebagai Media Pemanfaatan Hasil Penelitian Arkeologi

12 dok 853.790 12 dok 100 818.325 95,85

3 Jumlah Informasi Hasil

Penelitian dan Pengembanga n Arkeologi

500 org 388.534 500 org 100 369.454 95,09

4 Jumlah Rumusan Kebijakan dan

Rekomendasi Penelitian dan Pengembanga n Arkeologi

2 dok 162.342 2 dok 100 148.408 91,42

5 Jumlah Dokumen Perencanaan dan

Anggaran, Keuangan,Ke pegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang Sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang Berlaku

3 dok 69.345 3 dok 100 63.601 95,77

Berdasarkan data kinerja di atas dapat jelaskan bahwa dari lima indikator kinerja yang ada untuk mengukur sasaran strategis telah mencapai target yang ditetapkan.

Berikut rincian tingkat ketercapaian masing-masing indikator kinerja :

a. Indikator kinerja #1 : “Jumlah Dokumen Hasil Penelitian Arkeologi lintas disiplin dan tematis”, capaian indikator kinerja ini sudah mencapai target yang ditetapkan. Dari target sebanyak 19 dokumen telah terealisasi sebanyak 19 dokumen, 10 dokumen telah terealisasi pada DIPA sebelum

(22)

efisiensi, dan 9 dokumen terealisasi pada DIPA setelah efisiensi, dari target Rp. 1.968.589.000 terealisasi sebesar Rp. 1.873.731.000 dengan persentase capaian sebesar 96,36 %. Adapun indikator kinerja #1 didukung oleh output-output kegiatan sebagai berikut ini:

1) Penelitian Candi Candi Bata di Pantura: Situs Candi Kayen dan Konteks Temuan di Situs Pomahan, Jawa Tengah.

2) Penelitian Kampung Arab di Kab. Banyuwangi dan Kota Pasuruan, Jawa Timur.

3) Penelitian Candi Kedungsari, Lumajang, Jawa Timur.

4) Penelitian Situs Tondowongso, Kediri, Jawa Timur.

5) Penelitian Situs Ngurawan, Madiun, Jawa Tengah.

6) Penelitian Situs Megalitik Banyuwangi, Jawa Timur.

7) Penelitian Karst Gunung Kidul Yogyakarta.

8) Penelitian Identifikasi Potensi Sumberdaya Arkeologi di Kab.

Banyuwangi, Jawa Timur.

9) Penelitian/peninjauan kasus temuan baru.

b. Indikator kinerja #2 : “Jumlah Rumah Peradaban sebagai Media Pemanfaatan Hasil Penelitian Arkeologi”, capaian indikator kinerja ini sudah mencapai target yang ditetapkan. Dari target sebanyak 12 dokumen telah terealisasi sebanyak 6 dokumen pada DIPA awal sebelum efisiensi, dan 6 dokumen terealisasi pada DIPA setelah efisiensi dari target Rp.

853.790.000 terealisasi sebesar Rp. 818.325.200 dengan persentase capaian sebesar 95,85 %.

c. Indikator kinerja #3 : “Jumlah Informasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Arkeologi”. Capaian indikator kinerja ini telah mencapai Rp. 369.454.350 dari target sebesar Rp. 388.534.000 dengan persentase capaian sebesar 95,09%.

d. Indikator kinerja #4 “Jumlah Rumusan Kebijakan dan Rekomendasi Penelitian dan Pengembangan Arkeologi”, capaian indikator kinerja ini adadua kegiatan yang salah satunya telah tercapai dan telah diuraikan pada capaian Perjanjian Kinerja (Sebelum revisi) sebelumnya. Untuk satu kegiatan yang lain tercapai pada DIPA setelah revisi. Untuk indikator kinerja #4 ini secara keseluruhan telah terealisasi sebesar Rp. 148.408.000 dari target sebesar Rp. 162.342.000 dengan persentase sebesar 91,42 %.

(23)

e. Indikator kinerja #5 “Dokumen Perencanaan dan Anggaran, Keuangan,Kepegawaian, dan Evaluasi Kinerja yang Sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang Berlaku”. Pada capaian indikator kinerja 5, dari target Rp.69.345.000 terealisasi sebesar Rp. 63.601.000 dengan persentase sebesar 91,72%. Dengan demikian dapat disimpulkan realisasi sasaran strategis “Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan arkeologi” pada Perjanjian Kinerja Revisi belum sepenuhnya mencapai target yang ditetapkan 100%.

Hambatan dan permasalahan pada indikator-indikator yang terdapat dalam sasaran strategis “Tersedianya hasil penelitian dan pengembangan arkeologi” secara garis besar hampir serupa, diantaranya adalah:

1) Adanya pemotongan anggaran sehingga mengakibatkan terhentinya pelaksanaan kegiatan dari jadwal yang sudah ditentukan .

2) Perubahan peraturan dari Kementerian Keuangan mengenai mekanisme pembatasan pencairan dana melalui tambahan uang persediaan (TUP) sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan.

Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan tersebut diatas langkah antisipasi yang diambil adalah sebagai berikut:

1) Pematangan penyusunan jadwal penelitian dan anggota tim yang akan berangkat, sehingga tidak menghambat pelaksanaan penelitian antara satu dengan yang lainnya.

2) Percepatan penyerapan anggaran pada semester 2 perlu ditingkatkan pada tahun depan.

3) Perencanaan pencairan dana kegiatan lebih tersusun dengan baik, sehingga memperlancar pelaksanaan kegiatan.

(24)

BAB IV PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Arkeologi

Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 2016 merupakan laporan pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja tahun kedua dari periode Renstra Balai Arkeologi Yogyakarta 2015 – 2019. LAKIP Balai Arkeologi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2016 menyajikan berbagai keberhasilan capaian kinerja tujuan dan sasaran strategis yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja, maupun analisis kinerja.

Pencapaian sasaran strategis tersebut berupa adanya dokumen kebijakan pengembangan kawasan situs arkeologi yang dihasilkan dari beberapa penelitian arkeologi yang dilaksanakan oleh instansi. Selain itu pada hasil dari penelitian dapat disosialisasikan kepada masayarakat umum, sehingga hasil penelitian tersebut dapat dipamerkan pada pameran kebudayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah setempat. Penyebarluasan informasi perkembangan penelitian ini sangat penting bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan supaya masyarakat dapat mengetahui sejauh mana penelitian arkeologi dilaksanakan dan apa hasil yang diperoleh bagi kepentingan masyarakat sekitar situs.

Hasil pencapaian target indikator kinerja memberikan gambaran bahwa

penelitian arkeologi dan kebijakan pengembangan kawasan situs arkeologi

diarahkan seluas-luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk

itu diperlukan komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif dari pemangku

kepentingan dalam pemanfaatannya. Balai Arkeologi Daerah Istimewa

(25)

Yogyakarta berupaya melakukan koordinasi dan meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait baik di pusat maupun di daerah.

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur atas segala rahmat Allah yang telah memberikan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan di Fakultas Teknik

Kereta Api Indonesia (Persero) adalah memantau segala bentuk perkembangan aspirasi publik, serta merumuskan strategi dan langkah-langkah penanganannya untuk

Untuk menunjang pencapaian kinerja Indikator Kinerja Utama, Poltekkes Kemenkes Manado telah melakukan evaluasi terhadap capaian kinerja Indikator Kinerja penunjang yang

Melalui tema dan kegiatan main yang bawah ini, tujuan yang ingin kita capai adalah: Ananda berkembang pada 6 aspek perkembangan, yaitu: (1) anak mengenal Allah melalui ciptaanNya

Data Gaseu Kabupaten Aceh Besar para pengusaha sudah bermusyawarah dan mendiskusikan terlebih dahulu kesepakatan upah yang akan diperoleh sesuai dengan jumlah batu bata

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA JABATAN PELAJARAN NEGERI PEJABAT PELAJARAN DAERAH SEKOLAH Menerima penataran PBS dari KPM Menyediakan bahan penataran MULA Menyediakan Laporan

(1) Pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) dilakukan atas permohonan pemilik kendaraan bermotor wajib uji dengan melampirkan surat-surat sebagai

Komunitas klub motor NewSniper (Solo Ninja Performance) dalam pembentukan sebuah citra, mereka selalu mengadakan bakti sosial dan membantu masyarakat yang sedang terkena