TANAMAN Leguminosa Styloshanthes guianensis (Stylo) merupakan salahsatu tanaman pakan yang telah beradaptasi baik dan tersebar di berbagai agroklimat di Indonesia yang sangat disukai ternak, kaya akan protein dan mineral. Kegunaannya cukup beragam, banyak ditanam dalam sistem tumpang sari baik untuk tanaman pangan atau hijauan makanan ternak, dapat juga sebagai pelindung tanaman lain dan penutup tanah, menyuburkan tanah dan mencegah terjadinya erosi. Sebagaimana telah diketahui, pada akar tanaman legum terdapat bintil-bintil akar yang
TANAMAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA
Gambar 1. Karakteristik Stylosanthes g.
AgroinovasI 11
mengandung bakteri Rhizobium, yang menjalin interaksi simbiosis dengan tanaman inang dalam proses fiksasi (N) secara biologis dari udara sehingga dapat berperan meningkatkan kesuburan tanah. Dengan demikian leguminosa Stylosanthes guianensis dapat diperhatikan keberadaannya sebagai alternatif hijauan potensial sebagai pakan ternak.
1. Karakteristik
Pertumbuhan tanaman stylo bersifat perennial kadang-kadang semi- tegak. Batang sedikit berbulu, tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 m, daun berwarna hijau berbentuk elip atau pedang yang ujungnya meruncing panjangnya 1-6 cm, tangkai daun
panjangnya 1 sampai 10 mm dan kelopak tangkai daun berbentuk dua gigi. Karangan bunga terdiri dari beberapa kumpulan bunga, tiap karangan bunga mengandung 2 sampai 40 bunga yang kecil berwarna kuning bertulang belakang dengan semacam daun-daun penyangga. Bunga standar agak bulat dengan panjangnya bervariasi antara 4 sampai 8 mm. Bunga dasar panjangnya 3,5 sampai 5,0 mm berbentuk sabit. Polong tidak berbulu panjangnya 2 sampai 3 mm dan lebar 1,5 sampai 2,5 mm mengandung satu biji. Warna biji kuning kecoklat-coklatan. Stylo dapat hidup di daerah- daerah tropik yang humid dengan curah hujan sebanyak 890 sampai 4.096 mm tiap tahun. Legum ini tumbuh pada variasi tanah yang luas bahkan di tanah yang kurang subur (Soedomo- Reksohadiprodjo, 1985).
Legum stylo lebih tahan kering, toleran terhadap tanah yang asam dengan drainase yang jelek dibanding dengan varietas lain seperti Stylosanthes guianensis (misalnya : cv. Scofield, Cook dan Graham) tetapi tidak toleran terhadap naungan. Bunga menyebar dengan biji yang terlempar bila masak, sebagian biji berkulit keras.
2. Sisitematika
Dalam genus Stylosanthes yang termaksud sub-famili papilionaceae terdapat dua spesies dengan beberapa cultivarnya yaitu :
1. Stylosanthes guianensis dengan cultivar : CV. Schofield. CV. Cook, CV.
Endeavour, CV. Oxley, CV. CIAT 184.
2. Stylosanthes humilis dengan cultivar : CV. Paterson, CV. Lawson dan CV.
Gordon.
Stylosanthes guianensis cultivar CIAT 184 termasuk sub-famili Papilionaceae berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Menurut (Soedomo- Reksohadiprodjo, 1985) sistematika Stylosanthes guianensis adalah sebagai berikut :
Phylum : Spermatophytae Sub phylum : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Sub Ordo : Rosinae
Gambar 3. Tanaman stylo siap dipanen ditandai dengan mulai berbunga.
AgroinovasI 13
Famili : Leguminoseae Sub Famili : Papilionaceae Genus : Stylosanthes
Species : Stylosanthes guianensis Cultivar : CIAT 184
Stylosanthes guianensis dengan Cultivar CIAT 184 berasal dari Colombia. Rekomendasi terhadap tanaman ini adalah tahan terhadap penyakit anthracnose di Asia Tenggara (Horne dan Stur. 1999). Penyakit anthracnose disebabkan oleh jamur anthracnouse, mengakibatkan tanaman menjadi layu, menguning dan mati.
Pemotongan (Panen) pada Tanaman Stylo
Umur tanaman berpengaruh pada kandungan nutrisi dan produksi tanaman stylo. Pemotongan lebih awal akan meningkatkan kandungan protein kasar pada daun dan batang, namun menurun pada produksi biomassa dan menurun pada kandungan dinding sel. Pada pemotongan yang lebih lama produksi tanaman meningkat, namun kualitasnya menurun berhubungan dengan kandungan dinding sel meningkat dan kandungan protein kasar menurun (Boschini, 2002). Umur pemotongan Tabel 2. Kandungan dan komposisi kimia Stylosanthes guianensis
Kandungan Komposisi
(*) (**)
Bahan kering (%) 15 23
Air 85 77
BO 92 90
Abu 8 10
Protein kasar 16 17
Serat kasar - 28
NDF 68 57
ADF 46 42
Energi kasar (ml/kg) 19,4 18,2
Sumber : (*)Thang, 2010 (**) Hutasoit, 2010
(panen pertama) pada tanaman yang ideal dilakukan pada umur tanaman 4 bulan atau 126 hari setelah tanam (HST) atau pada saat tanaman mulai/
menjelang berbunga, ditandai jumlah tanaman yang berbungan mencapai 5-10%.
Panen berikutnya dilakukan 50-60 hari pada musim hujan dan 60-70 hari pada musim kemarau (Hutasoit, 2010).
PEMANFAATAN STYLO (Stylosanthes guianensis) SEBAGAI PAKAN TERNAK
1. Kandungan dan Komposisi Stylosanthes guianensis
Kandungan dan komposisi kimia Stylosanthes guianensis sudah banyak dianalisa secara proksimat, komposisinya terutama protein sangat bervariasi namun secara umum relatif lebih tinggi dibanding rumput- rumputan. Kandungan serat cukup tinggi sehingga di samping sebagai Gambar 4. Stylo diangkut sebagai pakan ternak
AgroinovasI 15 sumber protein juga dapat digunakan sebagai sumber serat. Sehubungan dengan hal itu dapat direkomendasi pemberian 100% Stylo dalam pakan ternak kambing. Dalam hal palatabilitas kambing lebih memilih pakan hijauan berupa leguminosa (daun-daunan) dibanding rumput. Kandungan dan komposisi kimia tanaman Stylosanthes guianensis diperlihatkan pada tabel 2.
Stylosanthes Guianensis sebagai Pakan Ternak
Menurut pengamatan di lapangan jenis rumput ini sangat disukai ternak ruminansia seperti kambing, domba maupun sapi dan kerbau. Juga digunakan sebagai feed suplement untuk ternak ayam, babi dan ikan. Dapat diberikan dalam keadaan segar atau kering diproses dalam bentuk tepung daun. Dari segi penelitian sangat baik kualitas dan kuantitasnya dengan produksi tanaman 40 ton/ha/tahun bahan kering (BK).
Legum stylo masih dapat tumbuh dengan baik pada musim kemarau yang panjang. Salahsatu kelebihan dari rumput ini adalah daun dan batang lembut walaupun umur tanaman sudah cukup tua karena panen / pemotongan yang terlambat, sehingga pemberiannya kepada ternak masih baik dilakukan karena tidak berpengaruh terhadap palatabilitas ternak.
Legum Stylo untuk Rumput Potongan
Pemanfaatan tanaman legum stylo dilakukan dengan cara potong angkut (cut and carry system). Keuntungan sebagai potong angkut adalah ternak tetap berada di dalam kandang sehingga mudah dimonitor kondisinya.
Sedangkan kerugiannya yaitu membutuhkan biaya operasional seperti minyak (bahan bakar) untuk pemotongan dan pengangkutannya. Tenaga yang dibutuhkan juga bertambah untuk memotong rumput, melangsir dan bongkar muat. Namun kelebihannya stylo mengandung protein serta mineral yang tinggi. Stylo tidak tahan terhadap pemotongan yang pendek karena harus ada tunas batang untuk pertumbuhan kembali, sehingga pemotongan yang baik dilakukan 20-25 cm di atas permukaan tanah.
Berbeda dengan jenis rumputan, umur panen lebih singkat. Panen pertama 3 bulan (90 HST) sedangkan penen berikutnya 30-40 hari pada musim penghujan dan 40-50 hari pada musim kemarau dengan tinggi pemotongan 5-10 cm dari permukaan tanah.
5. Potong bagian bawah buku sehingga menjadi sebuah buku
Cover
Cover Cover
Cover Cover
Petunjuk Cara Melipat:
1. Ambil dua Lembar halaman
tengah tabloid 2. Lipat sehingga cover buku (halaman warna) ada di depan.
3. Lipat lagi sehingga dua melintang ke dalam kembali
4. Lipat dua membujur ke dalam sehingga cover buku ada di depan
Legum Stylo untuk Padang Pengembalaan
Sebagai padang pengembalaan legum stylo termaksud salahsatu legum yang tidak tahan renggutan dan injakan, legum ini tidak tahan pengembalaan berat tetapi dengan produksi bijinya yang baik regenerasi tanaman mudah tumbuh kembali dengan cepat merapat dan menutup tanah. Menurut Yusuf dan Partridge (2002) legum stylo cocok dikombinasi untuk disebarkan pada padang rumput, dapat merubah komposisi botani menuju ke spesies yang lebih produktif berpengaruh baik pada ternak dan tumbuh lebih cepat.Rijanto Hutasoit