Elektrokimia
KONSEP ELEKTROKIMIA
• Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia.
• Sel jenis ini merupakan sistem yang terdiri atas 2 buah elektrode dan larutan elektrolit, peristiwa yang terjadi didalamnya adalah proses perpindahan elektron (reaksi redoks).
Pengertian lama reaksi kimia dimana terjadi pengikatan dan pelepasan oksigen
Definisi
Redoks
Pengertian lebih luas reaksi kimia dimana terjadi perubahan bilangan oksidasiBilangan Oksidasi???
•
adalah muatan suatu atom / unsur dalam
suatu molekul / senyawa yang ditentukan
karena perbedaan harga elektronegatifitas.
Penentuan Bilangan Oksidasi
1. Bilangan oksidasi setiap atom dlm unsur bebas adalah nol. Misalnya unsur Cl = 0, B = 0
2. Bilangan oksidasi ion suatu atom sama dengan muatan ion tersebut. a. Na+
biloks Na adalah +1 b. Fe3+ biloks Fe adalah +3
3. Pada suatu senyawa atau ion, umumnya biloks atom untuk : a. Golongan IA adalah +1 b.
Golongan VIIA adalah -1
4. Bilangan oksidasi H dalam senyawa adalah +1, kecuali pada senyawa hidrida ( NaH, LiH, CaH ) bilangan oksidasi H = -1.
5. Bilangan oksidasi O dlm senyawa adalah -2, kecuali pada
senyawa peroksida seperti H2O2 bilangan oksidasi O adalah -1. Dan pd senyawa superoksida seperti KO2, RbO2 biloks O
adalah -½. Sementara untuk senyawa OF2 biloks O adalah +2. 6. Jumlah total biloks atom dlm suatu senyawa adalah nol. Dan
jumlah total biloks untuk senyawa bermuatan adalah
besarnya sama dengan muatannya. a. H2SO4 total biloks sama dengan nol
• Reaksi oksidasi dpt mempunyai 3 pengertian :
a. Reaksi yg menyebabkan terjadinya kenaikan biloks.
Misalnya : K K+ + e 0 +1
b. Reaksi pengikatan oksigen. Misalnya :
C + O2 CO2 0 + +4
c. Reaksi pelepasan hidrogen. Misalnya :
• Reaksi reduksi dpt mempunyai 3 pengertian :
a. Reaksi yg menyebabkan terjadinya penurunan biloks.
Misalnya : K+ K + e +1 0
b. Reaksi pelepasan oksigen. Misalnya :
CO2 C + O2 +4 0
c. Reaksi pengikatan hidrogen. Misalnya :
Reaksi Autoredoks / Reaksi
Disproporsionasi
0 -1
reduksi
Cl
2+ 2OH
-
Cl
-+ ClO
-+ H
2O
oksidasi
0 +1
Penyetaraan redoks
•
Metode setengah reaksi redoks
Metode setengah reaksi redoks
•
Tulis kerangka dasar ½ reaksi reduksi dan
kerangka ½ reaksi oksidasi
Contoh : K
2Cr
2O
7+ HCl
KCl + CrCl
3+ Cl
2+ H
2O
Reduksi : Cr
2O
72-
Cr
3+Oksidasi : Cl
-
Cl
2•
Setarakan atom unsur yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi
Reduksi : Cr
2O
72-
2
Cr
3+•
Setarakan oksigen dan hidrogen
– Dalam larutan asam atau netral :Tambahkan 1 H
2O untuk setiap kekurangan 1 atom O,
lalu setarakan kekurangan atom H dengan
menambahkan H
+– Dalam larutan basa :
Tambahkan 2 atom OH
-pada setiap kekurangan 1 atom
O, kemudian setarakan kekurangan H dengan H
2O
(pada ruas yang lainnya)
Reduksi : Cr
2O
72-+
14H
+
2
Cr
3++
7H
2
O
Oksidasi :
2
Cl
-
Cl
•
Jika ada spesi lain, selain unsur yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi, maka setarakan
spesi yang bersangkutan pada ruas lainnya
Contoh : Pb
PbSO
4menjadi Pb +
SO
4
PbSO
4•
Setarakan muatan dengan menambahkan
elektron pada ruas yang kelebihan muatan
Reduksi : Cr
2O
72-+
14H
++
6e
-
2
Cr
3++
7H
2
O
-•
Samakan jumlah elektron pada ½ reaksi reduksi dan ½
reaksi oksidasi
Reduksi : Cr
2O
72-+
14H
++
6e
-
2
Cr
3++
7H
2O (dikali 1)
Oksidasi :
2
Cl
-
Cl
2+
2e
-(
dikali 3)
Redoks : Cr
2O
72-+ 14H
++ 6Cl
-
2Cr
3++ 3Cl
2+ 7H
2O
•
Dikembalikan pada reaksi awal, menjadi ;
K
2Cr
2O
7+ 14HCl
2K
Cl + 2CrCl
3+ 3Cl
2+ 7H
2O
•
Jadi, persamaan redoks lengkapnya :
Metode bilangan oksidasi
•
Tentukan unsur yang mengalami perubahan
biloks, dan tuliskan bilangan oksidasinya.
+7
+2
+3
+2
KMnO4 + FeSO4 + H2SO4 K2SO4 + Fe2(SO4)3 + MnSO4 +H2O
•
Menyetarakan unsur yang mengalami perubahan
biloks dengan memberi koefisien yang tepat.
KMnO
4+
2Fe
SO
4+ H
2SO
4
K
2SO
4+
Fe
2(SO
4)
3+
MnSO
4+H
2O
•
Menentukan jumlah pertambahan bilangan
oksidasi dari unsur yang mengalami oksidasi dan
jumlah penurunan bilangan oksidasi unsur yg
mengalami reduksi
•
Samakan koefisien masing-masing senyawa
dengan menyetarakan sesuai perubahan biloks
(dikalikan dengan faktor x)
2
KMnO
4+
10Fe
SO
4+ H
2SO
4
K
2SO
4+
5Fe
2(SO
4)
3+
2
MnSO
4+H
2O
•
Setarakan unsur lainnya dalam urutan kation,
anion, hidrogen, oksigen.
2KMnO
4+ 10FeSO
4+
8
H
2SO
4
K
2SO
4+
5Fe
2(SO
4)
3+ 2MnSO
4+
8
H
2O
•
Kation K sudah setara, Anion SO
42-belum setara
yaitu di ruas kanan ada 18 SO
42-sedangkan di
ruas kiri ada 10, jadi tambahkan koefisien 8 pada
H
2SO
4. Lalu setarakan hidrogen dan oksigen.
•
Jadi persamaan redoks lengkapnya :
2KMnO
4+ 10FeSO
4+ 8H
2SO
4
K
2SO
4+
5Fe
(SO
)
+ 2MnSO
+8H
O
Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu :
•
Sel volta : reaksi redoks akan menghasilkan
arus listrik (terjadi perubahan energi kimia
menjadi energi listrik).
Contoh : baterai, aki
•
Sel elektrolisis : arus alam menimbulkan reaksi
redoks (terjadi perubahan energi listrik
menjadi energi kimia).
Macam sel elektrokimia
• reaksi redoks yang terjadi
secara spontan ( reaksi
kimia yang dapat
menghasilkan arus listrik)
Sel Volta/sel
elektrokimia
• Arus listrik yang dialirkan
kedalamnya
menimbulkan reaksi
redoks /kimia
Sel
Sel volta
• Elektron mengalir dari logam Zn (anode) menuju Cu melalui
kawat penghubung, dan Zn mengalami oksidasi menjadi ion Zn2+.
Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
-• Elektron yang dilepaskan mengalir melalui rangkaian kawat
menuju katode (logam Cu). Ion Cu2+ akan mengambil
elektron dari logam tembaga, sehingga terjadi reduksi ion
Cu2+ menjadi endapan tembaga.
Cu2+(aq) + 2e- Cu(s)
Akibatnya lama kelamaan logam Zn larut, sedangkan katode (logam Cu) semakin tebal karena terbentuknya endapan tembaga, dan menghasilkan aliran elektron (listrik).
Sel Volta
• Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan.
• Misal : sebatang logam seng di masukkan kedalam larutan seng sulfat dan logam tembaga kedalam larutan tembaga sukfat
• Logam seng mempunyai kecenderungan untuk melarut
membentuk ion seng, Zn 2+, tetapi seba-liknya ion seng dalam larutan mempunyai kecen-derungan untuk mengendap
Dalam waktu singkat tercapai kesetimbangan yang dapat dinyatakan sebagai ;
Zn ====== Zn 2+ + 2 e
• Kecenderungan Zn untuk melarut lebih besar dari pada
kecenderungan Zn 2+ untuk mengendap, maka kesetimbangan
agak ke kanan, sehingga pada logam Zn akan kelebihan
electron, yang memberikan muatan negative pada logam. Ion-ion seng dalam larutan akan terorientasi dengan muatan
• Sedangkan untuk tembaga sedikit berbeda. Disini
kecenderungan Cu 2+ untuk mengendap(sebagai Cu) lebih besar dari pada kecenderunganCu untuk melarut sehingga kedudukan kesetimbangan :
Cu ======= Cu 2+ + 2 e
Logam Cu kekurangan elektron dan logam ini lebih positif terhadap larutan
Jika kedua elektroda digabungkan menjadi sel Volta , kelebihan electron pada elektroda Zn akan mengalir ke elektroda Cu dimana terdapat kekurangan electron.
• Karena kehilangan electron maka Zn akan melarut
menghasilkan electron, sedangkan ion-ion Cu2+ akan terus mengendap sebagai ion Cu
• Pada elektroda Zn terdapat kelebihan electron jadi bertidak sebagai
elektroda negative(-) disebut anoda, karena disini terjadi setengah reaksi oksidasi.
Zn --- Zn 2+ + 2 e
• Elektroda Cu yang kekurangan electron bertindak senagai elektroda positif (+) disebut katoda, setengah reaksi yang terjadi adalah : Cu 2+ + 2 e
---Cu
• Jumlah dari kedua setengah sel ini adalah rekasi sel : Anoda (oksidasi) Zn --- Zn 2+ + 2 e
Katoda (reduksi) Cu 2+ + 2 e --- Cu
________________________________________ Zn + Cu 2+ --- Zn 2+ + Cu
• Dari reaksi ini dihasilkan arus listrik.
• Catatan : Jembatan garam yang digunakan pada pembuatan sel ini adalah sebuah pipa U yang berisi elektrolit ( KCl atau KNO3) dan agar-agar padat Yang digunakan sebagai kontak listrik antara kedua larutan elektrolit dalam sel Volta.
Loga m
Mn Cr Zn Fe Co Ni Sn Pb H Cu Hg Ag Au
•
Katoda (muatan positif )
reduksi
•
Anoda (muatan negatif)
oksidasi
•
Dalam suatu sel galvani
E
okatode> E
oanode•
Dengan menggunakan potensial elektrode
standar di bawah ini:
Cr2O7
2-(aq)+14H+(aq)+6e 2Cr3+(aq)+ 7H2O Eo= +1,33 V
Zn2+
(aq) + 2e- Zn(s) Eo= - 0,76 V
Sel elektrolisis
•
Reaksi elektrolisis tergolong reaksi tidak spontan,
yaitu memerlukan pengaruh energi listrik.
•
Elektron (listrik) memasuki larutan melalui kutub
negatif (katode). Spesi tertentu dalam larutan
menyerap elektron dari katode dan mengalami
reduksi.
•
Spesi lain melepas elektron di anode dan
mengalami oksidasi.
•
Katoda (muatan negatif)
reduksi
Elektrolisis
• Pada sel elektolisis arus listrik dari sumber diluar sel dialirkan kedalam larutan di dalam sel. Ion-ion positip (kation) bermigrasi ke elektroda negatip dan ion-ion negatip (anion) bermigrasi ke elektroda positip
• Elektrolit yang digunakan bisa sebagai leburan dan sebagai larutan.
• Pada proses penggunaan elektrolit kemungkinan terjadi reduksi atau oksidasi dari molekul-molekul air harus pula diperhatikan. Misal ; pengendapan logam pada katoda , maka potensial elektron dan atau konsentrasi ion dalam larutan perlu diperhatikan.
• Elektroda yang digunakan dapat bersifat elektroaktif/ lamban. Contoh elektroda yang elektroaktif (Cu dan Ag) mudah teroksidasi dan sering ambil bagian dalam proses anoda, sedangkan elektrode lamban (grafit dan platina) praktis tidak bereaksi kecuali pada proses-proses tertentu.
Elektrolisis Leburan Elektrolit
•
elektrolisis ini penting dalam pembuatan
logam-logam aktif seperti natrium,
magnesium dan alumunium.
Elektrolisis MgCl2 cair
Anoda (oksidasi) : 2 Cl --- Cl2 + 2e Katoda (reduksi) : Mg 2+ + 2 e --- Mg
Elektrolisis Larutan Elektrolit
• elektolisis ini lebih rumit dari elektrolisis leburan elektrolit , karena adanya molekul-molekul pelarut yang dapat pula
dioksidasi
• (pada anoda) atau direduksi (pada katoda).Jadi pada elektroda ada beberapa kemungkinan reaksi,contoh elektrolisis dalam air.
Elektrolisis lar. NaCl dengan elektroda lamban : oksidasi : 2
Cl --- Cl2 + 2e
OH-• Jadi reaksi-reaksi yang terjadi tergantung pada : - keadaan dan jenis elektrolit
- jenis elektroda
- beda potensial antara kedua elektroda - suhu
• Kation logam dibawah Hidrogen dalam deret Volta (Cu, Ag) mudah direduksi dalam katoda.
Penggunaan Elektrolisis
• Elektrolisis adalah proses yang penting dalam industri. Proses ini digunakan untuk pembuatan logam –logam natrium,
magnesium, alumunium, pembuatan hidrogen peroksida , gas hidrogen dan zat-zat lain. Gas Hidrogen yang dihasilkan pada proses ini sangat murni untuk itu sangat baik digunakan pada proses hidrogenasi minyak dalam pembuatan margarin.
• Proses elektrolisis juga digunakan dalam Elektroplating
dimana permukaan logam dilapisi logam lain yang lebih mulia . Misal tembaga dilapisi krom.
Elektrolisis larutan HCl dengan elektrode Pt,
reaksinya:
•
2HCl (aq)
2H+ (aq) + 2Cl ¯ (aq)
•
Anode: 2Cl ¯ (aq)
Cl
2(g) + 2e¯ (Oksidasi)
•
Katode: 2H+ (aq) + 2e¯
H
2(g) (Reduksi)
•
Hukum Faraday I : “massa zat yang
dibebeaskan pada elektolisis (m) berbanding
lurus dengan jumlah listrik yang digunakan
(Q)”.
m = Q
m = i. t
•
Hukum Faraday II : “ massa zat yang
dibebaskan pada elektrolisis (m) berbanding
lurus dengan massa ekuivalen zat itu (e)”.
m = e
Ar
e
•
Penggabungan Hukum Faraday I dan II
menghasilkan persaamaan :
Untuk mengendapkan sebanyak 13 g Cr (Ar Cr
= 52) dari larutan CrCl
3dengan arus sebesar 3
A ( 1 F = 96.500 C) diperlukan waktu ....
•
m = 13 g
•
i = 3 A
• Setarakanlah reaksi redoks dibawah ini : 1. Fe3+ + Sn2+ Fe2+ + Sn4+
2. Ag + HNO3 AgNO3 + NO2 + H2O 3. MnO4 + H2SO3 SO42- + Mn2+ 4. HPO32- + OBr- Br- + PO
43- ( dalam suasana basa ) 5. C3H3O + CrO3 + H2SO4 Cr2(SO4)3 + C3H6O + H2O