• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Citra tubuh bagi remaja merupakan suatu hal yang penting. Pada masa remaja seseorang banyak mengalami perubahan. Perubahan yang pesat ini menimbulkan respon tersendiri bagi remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk tubuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Conger dan Peterson (dalam Safarino, 1998) yang mengatakan bahwa pada masa remaja, para remaja biasanya mulai bersibuk diri dengan penampilan fisik mereka dan ingin mengubah penampilan mereka. Keinginan ini disebabkan karena remaja sering merasa tidak puas terhadap penampilan dirinya.

Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang sering menimbulkan gejolak (Santrock, 2006). Berbagai perubahan fisik dan psikis yang dialami selama perkembangan membuat remaja sangat memperhatikan perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Remaja memiliki perhatian yang besar pada penampilan, salah satunya adalah perubahan fisik pada bentuk tubuh. Perubahan fisik pada remaja merupakan salah satu permasalahan remaja.

Santrock (2003) mengatakan bahwa perhatian terhadap citra tubuh seseorang sangat kuat terjadi pada remaja yang berusia 12 hingga 18 tahun. Para remaja melakukan berbagai usaha agar mendapatkan citra tubuh yang ideal sehingga terlihat menarik seperti, berpakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh atau menggunakan alat-alat kecantikan, namun usaha tersebut belum sepenuhnya dapat memuaskan penampilan mereka. Hasil penelitian Pope, Philips, dan Olivardia (2000) menunjukkan bahwa wanita lebih memperhatikan penampilan fisik dibandingkan laki- laki. Pada umumnya, remaja wanita lebih kurang puas dengan keadaan tubuhnya dan memiliki lebih banyak citra tubuh yang negatif, dibandingkan dengan remaja laki-laki selama masa pubertas. Hal tersebut dikarenakan pada saat mulai memasuki masa remaja, seorang wanita akan mengalami peningkatan lemak tubuh yang membuat tubuhnya semakin jauh dari bentuk tubuh yang ideal. (Brooks-Gunn & Paikoff dalam Santrock, 2003).

1

(2)

Penampilan fisik para remaja bisa tercapai sesuai keinginan seperti memiliki citra tubuh yang ideal, salah satunya dengan cara melakukan diet. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan majalah perempuan Glamour, diperoleh hasil bahwa dari 4000 remaja perempuan, hanya 19%

saja yang merasa puas akan tubuhnya, dan sisanya 81% merasa tidak puas dan cenderung melakukan diet. Hal ini disebabkan karena adanya figur ideal yang menjadi panutan yang dapat diperoleh dari faktor luar seperti media. Media dapat mempengaruhi gambaran ideal akan sosok tubuh seseorang, baik itu laki-laki maupun perempuan. Semakin sering melihat sosok tubuh sempurna, maka semakin besar obsesi untuk bisa seperti model dalam majalah.

Salah satu permasalahan utama dalam perilaku yang dihadapi oleh remaja, khususnya remaja wanita adalah berat badan dan penampilan diri (Mu’tadin, 2002). Kondisi tersebut pada akhirnya memunculkan suatu opini tentang sosok remaja wanita yang diharapkan oleh

masyarakat khususnya oleh laki-laki. Dengan memiliki tubuh yang ideal, remaja wanita juga makin percaya diri karena memiliki tubuh yang sehat dan tidak mengalami obesitas. Opini tentang bentuk ideal remaja wanita juga dikemukakan dalam penelitian Annisa Aprianinda (2013) yang berjudul video “how to lose weight properly” untuk remaja wanita bahwa memasuki usia-usia 15 tahun, biasanya remaja wanita sudah mulai mengkhawatirkan bentuk tubuhnya.

Dari yang mengeluh akan perutnya yang buncit dan berlipat, lemak-lemak yang menggantung di lengan, paha besar yang menyebabkan sulit memilih ukuran celana, dan sebagainya. Kebanyakan wanita masa kini sangan khawatir akan bentuk tubuhnya, apalagi dengan pengaruh media sosial yang selalu menyiarkan wanita-wanita cantik dengan bentuk tubuh yang dianggap ideal masa kini, lengan yang kecil, kaki jenjang, dan tubuh yang langsing. Dari hasil wawancara dengan seorang remaja wanita di Jakarta berusia 17 tahun, dia mengatakan bahwa ketika seorang remaja melihat remaja lain dengan badan yang lebih proporsional darinya, maka dalam diri remaja tersebut akan timbul perasaan berbeda dan ingin membuktikan bahwa dirinya mampu

mendapatkan hal yang sama. Banyak dari remaja yang berusaha agar penampilan mereka tetap menarik sehingga dapat diterima dalam lingkungan sosial.

Uraian di atas menjelaskan mengenai opini yang berkembang di masyarakat tentang bentuk ideal dari remaja wanita. Faktor genetika, pola makan, lingkungan, mengikuti program- program diet yang diiklankan, dan mengkonsumsi obat atau susu yang dapat membentuk tubuh ideal sesuai yang diharapkan. Fenomena perilaku diet juga ditemukan pada sebuah situs online

3

(3)

kompas.com, yaitu gaya hidup sedentary yang membuat tubuh tidak banyak bergerak berdampak buruk terhadap kesehatan. Banyak yang menyadari hal ini namun tidak mudah untuk

menghindari sehingga gaya hidup tidak sehat ini masih menjadi bagian dari keseharian.

Di tengah minimnya waktu yang tersisa untuk olahraga, ragam pola diet pun menjadi pilihan solusi mempertahankan berat badan dan kesehatan secara umum. Berikut beberapa pola diet yang sempat jadi tren sepanjang 2013 yaitu diet OCD (Obsessive Corbuzier Diet), diet mediterania, diet makanan mentah, diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), dan diet alkalin. Diet pertama yaitu diet OCD, dimana diet yang dilakukan dengan mekanisme diet yang tidak biasa. Pengurangan waktu makan sebanding dengan penambahan waktu puasa, yang berlangsung selama 16 jam, 18 jam, 20 jam, hingga 22 jam. Jadwal makan perlahan menurun yaitu 8 jam, 6 jam, 4 jam, hingga 2 jam. Diet kedua yaitu diet mediterania, dengan

mengkonsumsi makanan nabati seperti sayur, buah, biji-bijian, gandum utuh, kacang, dan minyak zaitun. Diet ketiga yaitu diet makanan mentah, dimana diet yang mengharuskan makanan yang tidak dimasak. Pembatasan suhu berlaku pada berbagai metode pengolahan seperti rebus, goreng, atau panggang. Diet keempat yaitu DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), dimana diet ini diterapkan untuk menurunkan tekanan darah. Diet ini hanya

mewajibkan konsumsi banyak sayur dan buah dan mengurangi konsumsi natrium atau garam.

Diet kelima yaitu diet alkalin, dimana makanan yang kerap dikonsumsi memiliki kandungan asam tinggi. Pada diet ini porsi makanan dikurangi dan diganti makanan sehat seperti buah dan sayur. Pelaku diet juga harus mengurangi makanan dengan banyak gula, alkohol, dan olahan pabrik. (Kompas.com, 2013). Menurut Ilyas (Kompas, 2009) diet yang sebenarnya adalah cara mengkombinasikan makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari, yaitu kombinasi antara 60-70% karbohidrat, 10-15% protein, dan 20-25% lemak. Jadi, diet itu bukan berarti harus menahan lapar sepanjang hari.

Data Nasional Amerika menyatakan bahwa sekitar 44% remaja wanita mencoba untuk menurunkan berat badan dan kurang lebih 26% remaja wanita mencoba mempertahankan berat badan yang dimiliki. Data tersebut memperlihatkan bahwa dua per tiga remaja putri yang mempunyai berat badan normal juga aktif mengendalikan berat badan (French, dkk., 1995).

Perhatian terhadap citra tubuh sangat kuat terjadi pada masa remaja, baik pada remaja laki-laki maupun perempuan. Para remaja melakukan melakukan berbagai usaha agar mendapatkan citra 4

(4)

tubuh yang ideal sehingga terlihat menarik. Salah satu usaha tersebut adalah dengan melakukan diet.

Seorang wanita umumnya melakukan diet karena merasa kurang puas dengan citra tubuh nya. Citra tubuh adalah derajat kepuasan individu terhadap dirinya secara fisik yang mencakup ukuran, bentuk, dan penampilan umum (Cash dan Deagle, 2002) . Citra tubuh bagi remaja merupakan suatu hal yang penting, karena pada masa remaja seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis. Perubahan yang pesat ini menimbulkan respon tersendiri bagi remaja berupa tingkah laku yang sangat memperhatikan perubahan bentuk

tubuhnya. Bagaimana perasaan seseorang mengenai penampilan fisik inilah yang disebut dengan citra tubuh (Valencia, 2008).

Pada usia remaja, banyak dari mereka yang berusaha mengubah penampilannya sehingga terlihat menarik. Kepedulian terhadap penampilan dan citra tubuh yang ideal dapat mengarahkan kepada upaya obsesif seperti mengontrol berat badan (Davidson & Birch dalam Papalia, 2008).

pola ini menjadi lebih umum diantara anak wanita ketimbang anak pria. Pada umumnya remaja melakukan diet, berolahraga, melakukan perawatan tubuh, mengkonsumsi obat pelangsing dan lain-lain untuk mendapatkan berat badan yang ideal (Dacey&Kenny, 2001).

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian terhadap citra tubuh sangat kuat terjadi pada masa remaja terutama remaja wanita. Para remaja melakukan melakukan berbagai usaha agar mendapatkan citra tubuh yang ideal sehingga terlihat menarik. Salah satu usaha tersebut adalah dengan melakukan diet. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat hubungan antara citra tubuh dan perilaku diet pada remaja wanita di SMA Islam Al Azhar 2.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara citra tubuh dan perilaku diet pada remaja wanita di SMA Islam Al Azhar 2?

1.3 Tujuan Penelitian

5

(5)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara citra tubuh dan perilaku diet pada remaja wanita di SMA Islam Al Azhar 2.

Referensi

Dokumen terkait

individu yang mengalami kecacatan tubuh pada masa remaja kurang bisa.. menerima dirinya dibanding penyandang cacat tubuh dari

Mengetahui peran penting orangtua dalam mendidik dan memberikan contoh yang baik sebagai bentuk perilaku yang baik bagi remaja dan membangun hubungan yang baik dan harmonis

Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah-masalah pada masa

Penelitian ini penting untuk diteliti karena bisa mengetahui strategi-strategi yang digunakan public relations dalam mempertahankan citra perusahaan melalui perubahan

Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu orang mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan social pada masa dewasa

Sumber stres masalah pada tubuh yang dimiliki remaja putri berkaitan dengan perubahan tubuh pada masa pubertas, mempengaruhi pembentukan body image dan menjadi

Perubahan fisik yang dramatis akan memiliki gangguan citra tubuh terhadap konsep diri pada remaja tersebut, dimana remaja putri memiliki rasa tidak puas terhadarp

Usia remaja mulai dari 10-19 tahun akan mengalami perubahan pola hidup yang tidak sama dengan masa kanak-kanak dibuktikan dengan konsumsi makanan tinggi kalori, lemak, dan karbohidrat