• Tidak ada hasil yang ditemukan

NEWSLETTER PUSDATIN VOLUME 17 NO. 4 EDISI APRIL 2020 MAMPUKAH MENUJU SWASEMBADA BAWANG PUTIH? ISSN : PUSDATIN MELAKUKAN VIDEO CONFRENECE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NEWSLETTER PUSDATIN VOLUME 17 NO. 4 EDISI APRIL 2020 MAMPUKAH MENUJU SWASEMBADA BAWANG PUTIH? ISSN : PUSDATIN MELAKUKAN VIDEO CONFRENECE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NEWSLETTER

PUSDATIN

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

VOLUME 17 NO. 4

EDISI APRIL 2020

ISSN : 1411-9196

MAMPUKAH MENUJU

SWASEMBADA

BAWANG PUTIH?

PUSDATIN MELAKUKAN

VIDEO CONFRENECE

KESIAPAN PUSAT DATA

DAN SISTEM INFORMASI

PERTANIAN DALAM

DIBERLAKUKANNYA

“WORK FROM HOME”

IMBAS DARI PENYEBARAN

VIRUS COVID-19

(2)

PUSAT DATA DAN

SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA

PENANGGUNG JAWAB Kapusdatin REDAKTUR Kepala Bagian Umum

FOTOGRAFER Budi Setiono

Iswadi EDITOR

Dr. M. Luthful Hakim, SP., M.Si Dra. P. Hanny Muliany, MM

Andry Polos, S.Kom Hani Hanifah R, S. Kom

DESAIN GRAFIS Dhanang Susatyo, SE Rizky Purnama Rihaldiyan, S.Kom

SEKRETARIAT Eli David, S.Sos, MM Apriadi Setiawan, S.Kom, MT Cahyani Wartianingsih, S.Kom

Sri Lestari, SE

Hotlanis Mangatur Sibarani, S.Kom Musdino

Priatna Sari

Didik Pratama Saputra, S.Kom ALAMAT REDAKSI

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Jl. Harsono RM No.3 Gd D Lantai IV Pasar Minggu - Jakarta 12550

Telp : 021- 7805305, 7816384 Fax : 021 - 7822638

e-mail : newsletter@pertanian.go.id

MAMPUKAH MENUJU SWASEMBADA BAWANG PUTIH?

03

NEWSLETTER

PUSDATIN MELAKUKAN

VIDEO CONFERENCE

05

KESIAPAN PUSAT DATA DAN

SISTEM INFORMASI PERTANIAN DALAM DIBERLAKUKANNYA “WORK FROM HOME”

IMBAS DARI PENYEBARAN VIRUS COVID-19

07

PEMANTAPAN PENGUATAN DATA PANGAN STRATEGIS “HARMONISASI DATA PANGAN MENUJU SATU DATA PERTANIAN”

10

VIDEO CONFERENCE APLIKASI SISTEM PELAPORAN LUAS PANEN KOMODITAS PERTANIAN BERBASIS SMARTPHONE

11

INFO DATA PERTANIAN

12

INFO DATA PERTANIAN

NEWSLETTER

(3)

BERITA UTAMA

MAMPUKAH

MENUJU

SWASEMBADA

BAWANG PUTIH?

Retno S

S

iapa yang tak kenal bawang putih, komoditas ini sangat populer sebagai bahan penyedap makanan hampir di setiap masakan, serta berperan sebagai obat bagi beberapa jenis penyakit. Tak dipungkiri bawang putih mampu mendongkrak nilai ekonomis masyarakat Indonesia.

Berdasarkan data BPS, kebutuhan nasional akan bawang putih diperkirakan telah mencapai 500 ribu ton per tahun. Namun, produksi bawang putih nasional selama tahun 2014 -2018 masih menunjukkan kisaran antara 17 ton – 39 ribu ton. Akhir tahun 2019 Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian menggandeng BRI dalam menyalurkan bantuan uang ke kelompok tani untuk mengalakkan tanam bawang putih di

beberapa provinsi. Tahun 2019 luas tanam naik menjadi 12,60 ribu hektar dari tahun sebelumnya seluas 8,07 ribu hektar. Kendala yang di hadapi petani harga bawang putih lokal lebih rendah dari bawang putih impor. Rendahnya harga bawang putih impor tersebut nampaknya disebabkan karena tingginya produktivitas bawang putih di China yaitu 25,3 ton/ha, dibandingkan di Indonesia yang hanya berkisar 7 hingga 9 ton/ ha sehingga biaya produksi per kg bawang putih di China murah. Rendahnya produksi ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti cuaca, kondisi agroekologi, varietas serta teknik budidaya yang digunakan.

Perkembangan bawang putih di Indonesia Tanaman bawang putih selama kurun waktu 5 tahun (tahun 2015 -2019) sentra bawang putih hanya ada di 3- 9 provinsi dari 21 provinsi yang menanam, hal ini di karenakan tidak semua daerah dapat di tanami bawang putih, walaupun varietas bawang putih ada yang dapat hidup di dataran rendah. Syarat hidup bawang putih adalah di ketinggian 600 – 700 meter di atas permukaan laut, namun ada pula varietas yang dapat hidup di bawah ketinggian 600 meter dpl.

(4)

Varietas bawang putih dataran tinggi kurang baik apabila ditanam di dataran rendah begitu pula sebaliknya. Selain varietas (kultivar), sebaliknya. Selain varietas (kultivar), syarat-syarat lain yang penting adalah udara sejuk dan kering tanaman pada fase pembentukan umbi. (Dr. Chendy Tafakresnanto, Panduan bawang putih, 2018). Luas tanam bawang putih terbesar di provinsi Jawa Tengah seluas 4,78 ribu hektar terluas di kab, Temanggung, Magelang, Wonosobo, Karanganyar dan Batang, Provinsi Nusa Tenggara Barat seluas 2,80 hektar terluas di Kab. Lombok Timur dan Bima, dan Provinsi Jawa Timur seluas 1,39 ribu hektar terluas kab. Malang, Banyuwangi, Probolingo dan Pasuruan. Luas tanam bawang putih tahun 2019 terluas di provinsi Nusa Tenggara Barat seluas 2,8 ribu hektar. Sementara luas tanam terluas di kabupaten Temanggung seluas 1,87 ribu hektar, Lombok Timur seluas 1,53 ribu hektar dan di kabupaten Bima seluas 1,22 ribu hektar sementara kabupaten lainnya hanya di bawah 1,00 ribu hektar.

Harapan dari hasil penanaman di tahun 2019 akan menghasilkan panen dengan produktivitas yang tinggi. Luas panen yang tinggi terjadi di provinsi Jawa Timur khususnya di temanggung seluas 3,04 ribu hektar dan di Nusa Tenggara Barat khususnya di kabupaten Lombok Timur seluas 1,45 ribu hektar dan di Kabupaten Bima seluas 1,24 ribu hektar, sementara kabupaten sentra di provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah hanya panen berkisar 100 hektar – 750 hektar. Sedangkan luas panen bawang putih nasional tahun 2019 sebesar 12,28 ribu hektar.

Produksi bawang putih selama 5 tahun (Tahun 2014-2018) rata-rata sebesar 23,43 ribu ton. Tahun 2018 - 2019 produksi meningkat menjadi 88,82 ribu ton dengan adanya program swasembada bawang putih dari Direktorat Jenderal Hortikultura sehingga upaya tersebut dinilai dapat membantu petani memenuhi kebutuhan sarana produksinya sesuai jadwal

tanam. Namun demikian produksi bawang putih belum bisa mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri yang mencapai 500 ribu ton pertahun, sehingga masih ada ketergantungan impor bawang putih yang cukup besar.

Impor bawang putih di Indonesia berasal dari beberapa negara seperti negara China, USA, Taiwan, Singapore. Sejak tahun 2018 hingga sekarang impor bawang putih menurun, namun tetap masih sekitar 85% bawang putih yang dikonsumsi di Indonesia berasal dari bawang putih impor dari negara China. Kergantungan konsumen di Indonesia terhadap bawang putih impor sangat tinggi, karena bawang putih impor dari negara China harganya lebih murah dibanding harga bawang putih lokal selain itu ukuran umbinya juga lebih besar. Keadaan demikian membuat lesu para petani untuk menanam bawang putih, di samping perawatan yang cukup sulit serta produktivitasnya rendah di bandingkan dengan bawang putih dari negara China.

Harga rata-rata bawang putih di tingkat konsumen dua tahun terakhir mengalami kenaikan yang cukup tinggi dari Rp.32.910/kg di tahun 2018 hingga Rp. 43.000/kg di tahun 2019. Tahun 2020 di bulan Februari terjadi lonjakan harga yang cukup tinggi hingga mencapai Rp 80.000/ kg di pasaran, hal ini di karenakan bawang putih langka di pasaran yang di sebabkan impor dari negara China mengalami kendala adanya pandemi Covid 19 di China khususnya di Wuhan. Namun di bulan Maret 2020 harga mulai berangsur-angsur turun hingga Rp. 40.000/kg. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bawang putih di Indonesia masih terbuka peluang namun perlu adanya upaya yang lebih fokus terutama pada memperluas areal tanam atau sekitar 60 ribu hektar untuk menutupi kekurangan produksi 500 ribu ton dengan cara membuka sentra-sentra produksi bawang putih baru dan meningkatkan teknik budidaya bawang putih.

(5)

NEWSLETTER

PUSDATIN

MELAKUKAN VIDEO

CONFERENCE

Dhanang S

S

eperti kita telah ketahui bersama, bahwa saat ini di seluruh dunia sedang di landa virus pandemi covid-19 (Corona Virus

Disease). Penyebaran dari virus ini adalah salah

satunya bersentuhan langsung dengan pasien yang telah positif covid 19. Untuk meminimalisir penyebaran virus covid-19 ini, maka pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang social distancing (mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain, mengurangi kontak tatap muka langsung). Dampak dari peraturan social distancing tersebut adalah melakukan pekerjaan kantor dari rumah/

work from home (WFH). Kementerian Pertanian

telah melaksanakan WFH ini mulai tanggal 17 Maret sampai dengan 31 Maret

2020, yang kemudian di perpanjang sampai tanggal 21 April 2020. Pusdatin pun telah memberlakukan aturan tentang WFH yaitu pada periode 18 Maret sampai dengan 26 Maret 2020 berlaku sistem piket. Kemudian mulai tanggal 27 Maret 2020, Pusdatin telah memberlakukan WFH penuh.

Pada tanggal 27 Maret 2020, Kapudatin memerintahkan kepada para seluruh pegawai pusdatin

untuk melaksanakan video conference dengan menggunakan aplikasi zoom, yang di install di masing-masing ponsel/laptop pegawai Pusdatin. Jumlah pegawai Pusdatin yang mengikuti video conference ini berjumlah 90 pegawai. Video conference ini secara resmi dibuka oleh Bapak Kapusdatin tepat pada pukul 08.30, kemudian di moderatori oleh Bapak Kepala Bagian Umum. Pada kesempatan tersebut Bapak Kapusdatin

memberikan arahan yang terkait dengan pekerjaan sehari-hari selama berlakunya WFH. Bapak Kapusdatin juga menanyakan beberapa hal yang terkait dengan rencana pekerjaan yang sekiranya tidak dapat dilaksanakan akibat dari merebaknya covid 19. Terkait dengan pekerjaan yang mungkin tidak bisa dilaksanakan adalah kegiatan dari Bidang Komoditas, yaitu kegiatan dari sub bidang tanaman pangan dan hortikultura, serta kemungkinan besar adalah di batalkannya acara HPS. Terkait dengan merebaknya covid 19, Bapak Kapusdatin mengingatkan kepada seluruh pegawai Pusdatin, agar tetap menjaga stamina tubuh, dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, buah-buahan, istirahat yang cukup, serta dikombinasikan dengan mengkonsumsi vitamin c, dan tetap melakukan olahraga yang teratur agar badan tetap fit selama menjalankan aktivitas WFH. Tepat pada jam 10.30 video conference yang dilaksanakan dari rumah masing-masing berakhir.

Dengan Pusdatin telah melakukan video conference tersebut, maka secara tidak langsung Pusdatin juga telah menerapkan aturan pemerintah, sekaligus juga memanfaatkan teknologi informasi yang memang selama ini Pusdatin adalah satu-satunya unit kerja di Kementerian Pertanian yang tugas pokok dan fungsinya adalah yang berkaitan dengan teknologi informasi dan perstatistikan.

(6)

KESIAPAN PUSAT DATA DAN

SISTEM INFORMASI PERTANIAN DALAM

DIBERLAKUKANNYA “WORK FROM HOME”

IMBAS DARI PENYEBARAN VIRUS COVID-19

Aulia Azhar

S

evere acute respiratory syndrome

coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Sebagai bentuk pencegahan meluasnya virus corona, beberapa instansi pemerintahan dan perkantoran swasta di Jakarta mengeluarkan kebijakan work from home (WFH) untuk karyawannya. Masalah work from home (“WFH”) atau bekerja di rumah di tengah wabah corona dapat dikaitkan dengan ketentuan Pasal 86 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”), di mana setiap pekerja/ buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan

kerja. Pada instansi pemerintahan sendiri, kebijakan WFH dirumuskan dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah (“SE 19/2020”). SE 19/2020 dimaksudkan sebagai pedoman bagi ASN pada instansi pemerintah untuk bekerja di rumah/tempat tinggalnya (WFH) dalam melaksanakan tugas kedinasan. Hal ini sebagai upaya mencegah dan meminimalisasi penyebaran COVID-19. ASN yang berada di lingkungan instansi pemerintah dapat menjalankan tugas kedinasan dengan bekerja di rumah/tempat tinggalnya (WFH). Namun, pejabat pembina kepegawaian harus memastikan terdapat minimal dua level pejabat struktural tertinggi untuk tetap melaksanakan tugasnya di kantor agar penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat tidak terhambat. ASN yang sedang melaksanakan WFH, harus berada dalam

(7)

antara lain: (1) Mendukung dalam menyajikan data dan informasi pertanian di Agriculture War

Room (AWR). Agriculture War Room (AWR)

merupakan pusat data dan sistem kontrol pembangunan pertanian nasional berbasis teknologi. AWR menyediakan informasi terkait pertanian mulai dari padi, pangan, perkebunan, peternakan, termasuk informasi harga. Kedepan, petani maupun kelompok tani bisa menginput data secara real time, misalnya di suatu daerah berapa kebutuhan pupuknya. (2) Menfasilitasi sarana komunikasi antar sesama pegawai internal Kementerian Pertanian dan komunikasi dengan masyarakat yang membutuhkan data dan informasi pertanian. Fasilitas komunikasi yang dibuat untuk internal kementan adalah polycom video conference, sedangkan untuk menfasilitasi komunikasi baik internal maupun

eksternal Kementerian Pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menyediakan aplikasi Zoom Meeting For Buisness. Pada aplikasi zoom bisa memuat sampai 300 orang peserta dan waktu cloud meeting yang tidak terbatas. (3). Melakukan pembaharuan data secara konsisten pada database yang ada di website pertanian. Pembaharuan data pertanian sangat penting untuk menunjang pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Oleh karena itu walaupun bekerja dari rumah, pegawai Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian selalu melakukan pembaharuan data setiap bulannya pada website Kementerian Pertanian agar mudah diakses oleh masyarakat Indonesia.

NEWSLETTER

tempat tinggalnya masing-masing, kecuali dalam keadaan mendesak. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan terkait pangan, kesehatan, ataupun keselamatan, dan harus melaporkannya kepada atasan langsung. Jika terdapat rapat/pertemuan penting yang harus dihadiri, ASN yang sedang melaksanakan tugas kedinasan di rumah/ tempat tinggalnya (WFH) dapat mengikuti rapat tersebut melalui sarana teleconference dan/ atau video conference dengan memanfaatkan sistem informasi dan komunikasi ataupun media elektronik.

Kementerian Pertanian (Kementan) mulai tanggal 17 maret 2020 menerapkan sistem bekerja dari rumah/work from home (WFH). Kebijakan WFH yang diterapkan Kementan itu melalui Surat Edaran Nomor: 1044/SE/ KP. 370/A/03/2020 tentang

Pelaksanaan Tugas Kedinasan di Lingkungan Kementerian Pertanian dalam rangka Pencegahan dan Perlindungan dari Wabah Penyakit Virus Corona (COVID-19). Dalam surat tersebut dituliskan setiap pimpinan unit kerja harus memastikan terdapat 2 level pejabat structural tertinggi pada lingkup yang bersangkutan untuk tetap bekerja di kantor. Sementara, pegawai lainnya bekerja dari rumah secara bergantian sesuai

dengan jadwal piket. Penetapan jadwal piket ini dilaksanakan oleh Kepala Biro/Kepala Pusat lingkup Sekretariat Jenderal, Sekretaris Ditjen/ Sekretaris Itjen/Sekretaris Badan dan Kepala Unit Pelaksana Teknis. Penetapan ini harus memastikan layanan kepada masyarakat dan pegawai tetap berjalan normal. Dimulainya “work

from home” adalah salah satu penerapan dalam

industri 4.0. Oleh karena itu ketersediaan akan sarana komunikasi dalam mendapatkan data dan informasi pertanian secara online sangat dibutuhkan dalam istilah “work from home” ini. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian dalam hal ini menfasilitasi kebutuhan akan data dan informasi pertanian dalam berbagai hal

(8)

D

ata yang akurat dan kekinian sangat penting karena merupakan basis untuk penyusun kebijakan dan program-program pertanian. Kegiatan Penguatan Data Pangan Strategis (PDPS) bukan hanya berkaitan dengan absensi pemasukan dokumen dari daerah saja tetapi juga pentingnya akurasi dan objektivitas data tersebut. Berdasarkan Perpres 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia diharapkan data yang dihasilkan merupakan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dapat di pertanggungjawabkan dan dibagipakaikan. Terkait pelaksanaan pengelolaan data pertanian, sesuai dengan Permentan No. 115/ Permentan/ OT.140/ 9/2014 tentang Pedoman Pengelolaan Satu Data Pembangunan Pertanian, adalah Pusdatin. Menurut Permentan No. 115/2014 Pusdatin sebagai koordinator, untuk mengumpulkan dan mempublikasikan data pertanian, mengembangkan metodologi terkait pengumpulan dan pemanfaatan data, membangun sistem informasi pertanian, serta membina kapasitas SDM pertanian. Berdasarkan peraturan tersebut maka data yang dikumpulkan

harus sesuai dengan fakta di lapangan.

Sejak tahun 2019 melalui kegiatan Penguatan Data Pangan Strategis, Pusdatin telah melaksanakan kegiatan pengumpulan data tanaman pangan melalui aplikasi e-PDPS yang di kerjakan/di entri oleh petugas kabupaten di 18 provinsi setiap bulannya. Delapan belas provinsi tersebut yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Dasar pertimbangan untuk pengelolaan 18 provinsi tersebut adalah kontribusi produksi pada level nasional sudah mencapai 94%.

Tahun 2020, Pusat data dan Sistem Informasi Pertanian masih melaksanakan kegiatan ini dengan penyajian tambahan data hortikultura hasil kerjasama antara Kementerian Pertanian dan BPS. Mekanisme pengiriman data hortikultura melalui database SPH Online yang

PEMANTAPAN PENGUATAN DATA

PANGAN STRATEGIS

“HARMONISASI DATA PANGAN MENUJU SATU

DATA PERTANIAN”

Hanny M

PELAKSANAAN

KOORDINASI

PEMANTAPAN PDPS

(9)

NEWSLETTER

dikelola BPS ke aplikasi e-PDPS di Kementerian Pertanian. Sebagai awal untuk pelaksanaan kegiatan PDPS tahun ini telah dilaksanakan Koordinasi Pemantapan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2020 di Bogor.

Pertemuan diadadakan dalam rangka untuk menyamakan persepsi antara pusat dan daerah khususnya yang dikelola oleh Pusdatin yaitu 18 provinsi. Selain itu, mengundang satu provinsi DKI Jakarta. Penyamaan persepsi yang ditekankan dalam acara tersebut adalah pedoman pelaksanaan teknis dan pedoman administrasi kegiatan Penguatan Data Pangan Strategis. Walaupun PDPS telah memasuki tahun ke dua, namun adanya perkembangan dan penyempurnaan pelaksanaan sehingga perlu koordinasi pemantapan. Forum ini juga untuk mensosialisasikan e-PDPS Hortikultura, metode pengumpulan data Kerangka Sampling Area (KSA) serta sosialisasi data luas baku lahan sawah (LBS) hasil ATR/BPN.

Dalam sambutan Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura yang disampaikan oleh Ir. Purnomo Nugroho selaku Kepala Bagian evaluasi dan layanan rekomendasi Sekretariat Jenderal Hortikultura, menyambut baik adanya e-PDPS Hortikultura yang sangat mendukung satu data, karena dengan satu data kita akan mengambil keputusan yang tepat dan benar. Kebenaran, ketepatan dan kecepatan data sangat berguna untuk mengambil kebijakan dengan cepat dan tepat sasaran. Satu data juga berguna untuk di pakai pada saat apapun dan dimanapun kita mengunakannya. Kecepatan data yang di hadirkan setiap bulan di Ditjen Hortikultura melalui mekanisme kerjasama antara Pusdatin dan BPS akan dapat memprediksi 3 bulan kedepan sehingga dapat memperkirakan kejadian yang akan datang baik luas tanam dan produksi sebagai bentuk ketahanan pangan di sektor hortikultura. Dalam kesempatan yang sama, disampaikan tentang pedoman pengumpulan data hortikultura yang telah di refresing kira-kira 13 tahun lalu. Untuk itu perlu di perbaharui kembali, karena keadaan lahan dan teknologi pertanaman hortikultura yang semakin maju sehingga di rasa buku pedoman yang telah

ada perlu direfisi sesuai jamannya dan segera akan di sosialisasikan ke seluruh provinsi. Dengan adanya kegiatan PDPS yang merekap data horikultura sangat berguna untuk Ditjen Hortikultura dalam hal pengolahan angka ASEM Hortikultura sehingga mempercepatan rilis angka ASEM Horikultura. Sedangkan dalam sambutan Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang disampaikan oleh Ibu Ir. Lilik Retnowati Kepala bagian evaluasi dan layanan rekomendasi, Sesditjen Tanaman Pangan mengatakan perlunya peningkatan akurasi data dan kepercayaan masyarakat terhadap data tersebut, semua pihak untuk bersama-sama membenahi. Pembenahan hendaknya dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek: metode, prosedur, pengorganisasian, implementasi pengukuran di lapangan, serta monitoring dan evaluasi.

Pemaparan dari BPS Metodologi dan Hasil Kerangka Sampel Area yang disampaikan oleh Bapak Hermanto, S.Si,MM selaku Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan BPS. Dikatakan bahwa BPS sedang meneliti luas lahan yang pernah ditanami jagung, sehingga ada informasi spasial dari dinas daerah untuk lahan yang massif ditanami jagung. Informasi yang bisa diperoleh dari metode KSA yaitu: Data luasan vegetative awal bulan (t) » potensi luas panen bulan t+3, Data luasan vegetative akhir bulan (t) » potensi luas panen bulan t+2, Data luasan generative awal bulan (t) » potensi luas panen bulan t+1, Data luasan generative akhir bulan (t) » realisasi luas panen bulan t. Data luas tanam bisa dilihat dari data vegetatif awal KSA (pertanaman dibawah 35 hari), akan dikaji oleh BPS untuk bisa menyajikan data vegetatif awal setiap bulan. Pemaparan menarik dan sangat ditunggu oleh peserta daerah yaitu tentang Penataan dan Pendayagunaan Lahan Baku Sawah dan Lahan Pertanian Lainnya yang disampaikan oleh Ibu Sukiptiyah, SP,MSi selaku Direktur Penatagunaan Tanah Kementerian ATR/BPN. Hingga saat ini data lahan yang digunakan berdasarkan Surat Keputusan ATR BPN No. 686/ SK/PG.03.03/XII/2019 tentang penetapan luas

(10)

baku lahan sawah nasional 2019. Data lahan dalam lampiran SK tersebut belum di rinci hingga kecamatan dikarenakan belum lengkap batas-batas desa dari Kementerian Dalam Negeri. Data yang dirilis ATR BPN adalah Lahan sawah berdasarkan kondisi di lapang. Dijelaskan bahwa terkait dengan Proses pendataan

lahan sawah LP2B oleh PERDA masing-masing Provinsi, apabila ada peralihan fungsi lahan tersebut akan dijustifikasi oleh ATR BPN. Data akan dirinci berdasarkan jenis pengairan sesuai kebutuhan OPD. Selain itu, data dilengkapi informasi

VIDEO CONFERENCE APLIKASI SISTEM

PELAPORAN LUAS PANEN KOMODITAS

PERTANIAN BERBASIS SMARTPHONE

Mamad

V

ideo Conference berbasis cloud meeting

sangat membantu pekerjaan pada saat banyak ASN yang melakukan Work from

Home (WFH). Pada hari Senin tanggal 30 Maret

2020, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) melakukan video conference untuk sosialisasi penggunaan Aplikasi Sistem Pelaporan Luas Panen Komoditas Pertanian

PEMBERIAN PENGHARGAAN

OLEH KAPUSDATIN KEPADA

PROVINSI DAN PETUGAS

TERBAIK

jenis lahan sawah berdasarkan status, tata ruang, perijinan/kebijakan, HGU HGB. Dikatakan oleh Ibu Sukiptiyah, SP,MSi bahwa Data lahan sangat dinamis maka ada kemungkinan untuk diperbaiki melalui usulan perbaikan berupa data spasial yang akan diverifikasi dan validasi oleh ATR BPN.

Dalam kesempatan koordinasi pemantapan PDPS telah dilaksanakan Penyerahan secara simbolis Nota Kesepahaman Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Data Pangan Strategis

Tahun 2020 dan pemberian penghargaan kepada tiga provinsi terbaik periode pelaksanaan tahun 2019 yaitu Sumatera Barat, Jambi dan Nusa Tenggara Barat dengan kriteria ketepatan waktu pengiriman data SP Padi dan Palawija melalui e-PDPS.

Selain itu, diberikan penghargaan kepada tiga petugas terbaik dengan kriteria dedikasi dan inovasi untuk memotivasi petugas kabupaten agar melakukan pelaksanaan kegiatan dalam hal ini input data melalui e-PDPS sesuai SOP. Petugas tersebut yaitu Ir. Iriana Dewi Yeni, MM dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat, Jeni Mariza,SP Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Jambi dan Flora Devika,SP Dinas Pertanian Provinsi Lampung. Diharapkan dengan penghargaan tersebut dapat memotivasi dan memacu petugas untuk lebih baik lagi guna terwujudnya data yang akurat, tepat waktu dan obyektif.

(11)

NEWSLETTER

Berbasis Smartphone. Video conference dibuka oleh Maman Suherman selaku Kepala Biro Umum dan Pengadaan dan diikuti oleh para penyuluh dari pusat dan daerah yang ada di beberapa Komando Strategi Wilayah (Kostrawil) dan Komando Strategi daerah (Kostrada) dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Jumlah

APLIKASI SISTEM

PLAPORAN LUAS PANEN

KOMODITAS PPERTANIAN

keseluruhan yang mengikuti video conference sebanyak 96 partisipan. Narasumber mengenai Aplikasi Sistem Pelaporan Luas Panen Komoditas Pertanian Berbasis Smartphone dari Pusdatin yaitu Dr. Luthful Hakim selaku Kepala Bidang Data Non Komoditas.

Aplikasi Sistem Pelaporan Luas Panen Komoditas Pertanian Berbasis Smartphone dengan memanfaatkan Collector for ArcGIS sudah dibuat oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Pemanfaatan Collector for ArcGIS sudah dimanfaatkan oleh Kementerian Pertanian untuk monitoring dan verifikasi lahan sawah yang dilakukan di akhir tahun 2019. Aplikasi Sistem Pelaporan Luas Panen Komoditas Pertanian Berbasis Smartphone dibuat untuk memudahkan petugas untuk melakukan pelaporan luas panen dari wilayah kerjanya hanya menggunakan smartphone. Dengan memanfaatkan Collector for ArcGIS, pelaporan data luas panen tidak hanya berupa data tabular tetapi sudah dalam bentuk spasial serta foto, sehingga bisa diketahui dimana saja dan kapan panen komoditas pertanian dilakukan.

Komoditas pertanian yang dilaporkan di aplikasi ini meliputi luas panen untuk komoditas padi, jagung, bawang merah dan cabai. Untuk data luas panen, yang dilaporkan merupakan data luas dari hasil pengukuran menggunakan GPS yang ada di smartphone, yang pertama dengan cara tracking yaitu mengelilingi lahan pertanian,

kedua dengan cara dijitasi on screen pada layar smartphone, dimana pada aplikasi ini sudah tersedia citra resolusi tinggi untuk membantu melakukan

dijitasi. Dengan demikian luas panen

yang dilaporkan tidak menggunakan metode

lama yakni metode eye estimate lagi, sehingga diharapkan data luasan semakin akurat dan sesuai dengan di lapangan. Data yang sudah dilaporkan melalui aplikasi ini secara online, langsung tersimpan di server yang berada di Pusdatin.

Data hasil pelaporan menggunakan aplikasi ini bisa dimonitor oleh para pimpinan dengan melihat dashboard Sistem Informasi Pelaporan Luas Panen Komoditas Pertanian yang sudah dibuat. Dari dashboard ini dapat diketahui berapa luas panen dan dimana lokasi panennya untuk komoditas padi, jagung, bawang merah dan cabai. Sehingga pimpinan dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat dari data yang sudah dilaporkan. Dengan Aplikasi Sistem Pelaporan Luas Panen Komoditas Pertanian Berbasis Smartphone ini dapat meningkatkan kualitas pengumpulan data semakin cepat dan akurat, serta data berbasis spasial.

(12)

SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

4. PERTUMBUHAN PDB

• Ekonomi Indonesia tahun 2019 tumbuh 5,02 persen, melambat dibanding tahun 2018 yang sebesar 5,17 persen.

• Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019 terhadap triwulan IV-2018 (y-on-y) tumbuh 4,97 persen • Ekonomi Indonesia triwulan IV-2019

dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar 1,74 persen.

5. EKSPOR

• Nilai ekspor Februari 2020 sebesar US$13,94 miliar, naik 2,24 persen jika dibanding ekspor Januari 2020 dan naik 11,00 persen dibanding ekspor Februari 2019.

• Nilai ekspor nonmigas Februari 2020 mencapai US$13,12 miliar yang terdiri dari produk hasil pertanian US$0,30 miliar, hasil industri pengolahan US$11,03 miliar, serta hasil tambang dan lainnya US$1,80 miliar.

6. IMPOR

• Nilai impor Indonesia Februari 2020 mencapai US$11,60 miliar atau turun 18,69 persen dibanding Januari 2020, demikian pula jika dibandingkan Februari 2019 turun 5,11 persen.

• Nilai impor menurut golongan penggunaan barang Februari 2020 mencakup barang konsumsi sebesar US$0,88 miliar, bahan baku/penolong US$8,89 miliar, dan barang modal US$1,83 miliar.

7. UPAH BURUH

• Upah nominal harian buruh tani dan buruh bangunan Februari 2020 naik masing-masing sebesar 0,23 persen dan 0,16 persen dibanding upah nominal bulan sebelumnya. • Upah riil harian buruh tani dan buruh bangunan

Februari 2020 turun masing-masing sebesar 0,25 persen dan 0,12 persen dibanding upah riil bulan sebelumnya.

• Pada Maret 2020 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen. Tingkat inflasi tahun kalender 2020 sebesar 0,76 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2020 terhadap Maret 2019) sebesar 2,96 persen.

1. NILAI TUKAR PETANI (NTP)

• NTP Maret 2020 turun sebesar 1,22 persen dibanding NTP Februari 2020.

• Pada Maret 2020 terjadi kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,19 persen.

• NTUP Maret 2020 turun sebesar 1,18 persen dibanding Februari 2020.

2. INFLASI

• Rata-rata harga beras Maret 2020 sebesar Rp14.209,00 per kg, naik 0,15 persen dari bulan sebelumnya.

• Harga gula pasir naik 9,01 persen; telur ayam ras naik 4,25 persen; sedangkan cabai rawit turun 17,84 persen; cabai merah turun 16,57 persen.

Referensi

Dokumen terkait

Pada praktiknya, metode baku untuk data lengkap sering digunakan dalam menganalisis data yang mengandung data hilang. Metode tersebut dilakukan dengan cara menghapus unit-unit

Bila dilihat dinamikanya, seperti disajikan pada Gambar 3, bahwa harga cabai merah besar akan cenderung meningkat mulai Bulan Februari hingga April pada tahun 2018, dan pada

Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) fungsi dan tugasnya berbeda dengan Kehumasan di tataran eksekutif, Pusdatin sebagai unit kerja kehumasan di parlemen, tidak dapat

Dalam rangka pengelolaan data, Menkumham menunjuk Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin) sebagi Chief Information Officer (CIO) Kumham guna

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) mengawali kegiatan tersebut dengan menyediakan beberapa menu yang menampilkan berbagai data dan informasi pertanian

Berkenaan dengan pengukuran liabilitas keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi, PSAK 71 mensyaratkan jumlah perubahan nilai wajar dari liabilitas

Untuk melaksanakan kegiatan pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit termasuk IMS.HIV.MALARIA DBD,TB,KUSTA secara efektif dan efisien, diperlukan data dasar

Perlakuan didapatkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, diantaranya konsentrasi enzim, suhu hidrolisis, dan waktu hidrolisis terhadap variabel terikat yaitu