• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN III CYBER CRIME

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTEMUAN III CYBER CRIME"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN III

CYBER CRIME

ETIKA PROFESI TEKNOLOGI INFORMASI

(2)

Outline

• Fenomena Dunia Maya

• Cyber crime

• Cyber porn

• Overview UU Dunia Maya ( Cyberlaw ) pertemuan 6

(3)

FENOMENA DUNIA MAYA

• Fenomena Internet

• Bisnis dan transaksi elektronik (e-Business) suatu trend yang menjanjikan

• Terjadinya berbagai kejahatan di dunia cyber

• Isu Trust pada transaksi elektronik dalam lingkup

nasional, regional, dan global

(4)

FENOMENA JARINGAN GLOBAL INTERNET

(5)

10 besar ancaman keamanan Informasi 2007

Prediksi ancaman keamanan dari perusahaan keamanan sistem McAfee Avert Labs:

1. Pencurian password via fake website mis ecomerce dan mail 2. Spamming

3. Video sharing yg ditunggangi malware.

4. Ponsel attack

5. Adware potentially unwanted programme (PUPs) 6. Pencurian data dan penghilangan data

7. Botsnet

8. Malware parasitik atau virus yg memodifikasi file/media

penyimpanan

(6)

CYBER CRIME

• UN Manual on the Prevention and Control of Computer-Related Crime

• Aktivitas yang termasuk dalam kejahatan dunia maya termasuk

kejahatan tradisional seperti penipuan dan pemalsuan serta kejahatan lain yang spesifik dunia maya seperti sabotase komputer/jaringan, akses ilegal terhadap komputer, dan penggandaan ilegal dari software.

• Douglas Thomas & Brian D Loader (Cyber Crime: 2000; 3)

• Cyber crime can be regarded as computer-mediated activities which are

either illegal or considered illicit by certain parties and which can be

conducted through global electronic networks

(7)

Pembobol situs GOLKAR

(8)

KARAKTERISTIK CYBERCRIME

• Terdapat sistem elektronik (komputer) yang terhubung dengan jaringan (baik non maupun via telekomunikasi).

• Dapat berbentuk Kejahatan lama dan atau kejahatan baru (contoh: spamming).

• Pelaku tindak pidana sulit terjangkau

• Tidak meninggalkan bekas secara fisik melainkan secara elektronik dalam bentuk data elektronik.

• Tindak pidana bersifat lintas batas.

• Dilakukan melalui jaringan sistem informasi baik privat maupun

publik.

(9)

CONTOH CYBER CRIME

Computing Crime (trustworthy system)

Viruses & Worms, Logic-bomb, Trojan Horse, Salami attack.

Hacking/Cracking, Carding (Unauthorized Access to Computer System & Service)

Content Crime (invalid information)

Defacing, Privacy Intrusion & Defamation

Illegal Content + (Offences related with IPR’s).

Data Protection Offences + Data Diddling.

(10)

Communication Crime (trustworthy system)

Wiretapping, eavesdropping, spoofing, etc. (Unauthorized Access to Communication Sys. & Service)

Nation + Community Crime (safety norms)

C-Espionage, C-laundering, C-Sabotage/Extortion, C-terrorism

Cyber-squatting, spamming, pornography, etc.

(11)

JENIS “CYBERCRIME”

1. Komputer sebagai target

• Sabotase komputer

• Akses ilegal

• Penyadapan ilegal

• Interferensi data

• Interferensi sistem

• Penggunaan peralatan yang tidak semestinya

(12)

JENIS “CYBERCRIME”

2. Komputer sebagai alat penyimpan

• Pornografi anak melalui komputer

3. Komputer sebagai instrumen kejahatan

• Pemalsuan menggunakan komputer (uang palsu)

• Penipuan melalui komputer (phising, carding)

4. Pelanggaran HaKI menggunakan komputer

• Penggandaan software secara ilegal

(13)

CYBER PORNOGRAFI

• Pornografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Porné yang artinya pelacur dan graphein artinya menulis.

• Beberapa tokoh telah memberikan pendefenisian yang terus berkembang seiring

dengan perkembangan dinamika dan nilai yang ada ditengah-tengah masyarakat. Pada masa sekarang, pendefenisian dari pornografi bukan lagi hanya mengacu pada

tindakan atau perbuatan seseorang, namun sudah menjadi semacam ideologi yang hidup subur ditengah-tengah masyarakat modern; dengan simbol utama perjuangan;

pelecehkan sexualitas perempuan.

• (M. Sofyan Pulungan tayang: 31/7/2004

http://www.lkht.net/artikel_lengkap.php?id=11)

(14)

STATUS HUKUM PORNOGRAFI

• Status hukum pornografi sangat berbeda-beda. Kebanyakan negara mengizinkan paling kurang salah satu bentuk pornografi.

• Di beberapa negara, pornografi ringan dianggap tidak terlalu mengganggu hingga dapat dijual di toko-toko umum atau disajikan di televisi.

Sebaliknya, pornografi berat biasanya diatur ketat.

• Pornografi anak dianggap melanggar hukum di kebanyakan negara, dan

pada umumnya negara-negara mempunyai pembatasan menyangkut

pornografi yang melibatkan kekerasan atau binatang.

(15)

PORNOGRAFI DI INDONESIA

• Resminya pornografi di Indonesia ilegal, namun penegakan hukum sangat lemah dan interpretasinya pun tidak sama dari zaman ke zaman.

• Pada tahun 1980-an, masyarakat dihebohkan dengan beredarnya kalender bugil dengan model Indonesia. Para model dan juru fotonya diajukan ke pengadilan dan dikenai tuntutan hukum.

• Pada periode 1990-2000-an, pengaruh kemajuan teknologi informasi semakin terasa

dan sukar dihindari. Kehadiran parabola televisi, VCD, laser discs, DVD dan internet,

semuanya membuat film dan gambar ”panas” semakin mudah ditemukan, baik di kota

besar maupun kecil, bahkan sampai ke pedesaan sekalipun.

(16)

PORNOGRAFI DALAM RUU ITE

• Pada Bab VII : Perbuatan yang Dilarang Pasal 26:

• Setiap orang dilarang menyebarkan informasi elektronik yang

memiliki muatan pornografi, pornoaksi, perjudian, dan atau

tindak kekerasan melalui computer atau system elektronik.

(17)

SANKSI:

• Bab XI : Ketentuan Pidana

• Pasal 42 ayat (1):

• Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak

Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)

(18)

REGULATION ORIENTATION

As Is To Be

Unlimited  the more the better

Weighting

(19)

BUSINESS MODEL

(20)

CURRENT CONDITION

Komputer

Internet

Penyiaran UU

Telkom

Pos

RUU ITE

Cyber Crime

Media Cetak

(21)

RUU ITE

UU terkait lainnya

PP terkait lainnya

Rencana PP terkait lainnya RUU terkait

lainnya

(22)

TANTANGAN REGULASI TIK

RUU ITE

Telekomunikasi UU UU

Penyiaran

 Penyelenggaraan Sistem e RPP

 Kontrak-e

 Sertifikasi-e

 Tandatangan-e

 Lembaga Sertifikasi Keandalan

 Nama Domain

PP PM

KD

PP RPM

RPM RKD

RKD

(23)

GRAND DESIGN CYBER LAW

UU Keamanan dan

Transaksi Elektronik UU Persaingan Wajar Industri TIK UU dan Peraturan

E-Application Amend.

E-HaKI UU Perlindungan Konsumen dan E-Privacy E-Gov UU

Regulasi Konten Digital Budaya dan Masyarakat Digital

masyarakat digital

Trade & Invest

G2bcg, B2B

(24)

WASALAM

#stay@home #Stayhealthy

Referensi

Dokumen terkait

yang tujuanya adalah agar proses pernikahan antara Penggugat dengan Tergugat dapat dilangsungkan berdasarkan hukum islam dan setelah itu Penggugat kembali semua beragam

undang nomor 19 tahun 2016 tentang informasi traksaksi elektronik untuk membuat masyarakat Indonesia aman dari segala bentuk tindak pidana cyber crime, namun dewasa ini

Peran Pemerintah untuk melakukan pencegahan penyebarluasan dan penggunaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang dilarang sesuai dengan

Visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi sanitasi Kabupaten Tanah Datar yang telah dirumuskan dalam SSK sebelumnya akan dikaji kembali dalam pemutakhiran SSK sejalan

MORATORIUM REMISI DAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI TERPIDANA KORUPSI MENURUT RASA KEADILAN MASYARAKAT (studi di wilayah hukum kota malang) adalah hasil karya saya dan

Kebijakan Sekolah Ramah Anak (SRA) merupakan pelaksanaan amanat yang harus diselenggarakan Negara untuk memenuhi hak anak sebagaimana tercantum dalam Konvensi Hak

Dari hasil tersebut didapatkan bahwa dalam laju alir terbaik dalam penurunan kadar intensitas warna pada limbah cair kain jumputan yaitu pada kecepatan 50 ml/min dengan

Pada gambar 10.17 menunjukkan pada Ingress port di switch RB250GS pada port 1,2 dan 3 akan diperlakukan vlan forward policy ( Vlan Mode = Enabled ), yang disesuaikan