Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BAMBANG PAMUNGKAS
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014 – 2015
Oleh:
Ahmad Haris R. Nasution 51912708
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat saya panjatkan kepada Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya yang berjudul “Perancangan Buku Cerita Bergambar Bambang Pamungkas” ini dapat terselesaikan
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menempuh gelar Sarjana Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk orang lain maupun penulis sendiri. Dengan selesainya laporan tugas akhir ini diharapkan dapat memenuhi syarat dan ketentuan dalam menyelesaikan mata kuliah tugas akhir sebagai syarat kelulusan dalam menyelesaikan Program Studi Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung. Banyak pihak yang telah memberikan pembelejaran serta bimbingan, dorongan, dan juga bantuan moril ataupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini.
Bandung, 1 Agustus 2015
ABSTRAK
PERANCANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BAMBANG PAMUNGKAS
Oleh :
Ahmad Haris R. Nasution 51912708
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Setiap manusia pada dasarnya memiliki cita – cita dalam setiap kehidupannya. Cita – cita itu dimulai dari bagaimana dirinya dapat mewujudkan akan mimpi yang diraihnya itu dapat terelisasi dengan baik, dimulai dari angan – angan melihat orang lain yang melakukakannya itu semua memang terjadi pada siapa saja. Mimpi atau cita – cita yang ingin diwujudkan tentu akan melewati tahapan – tahapan yang akan dihadapinya, dari mulai dalam diri sendiri hingga diluar dari diri sendiri akan membawa itu dapat terlihat kita bagaimana melewatinya.
Sebuah cerita perjalanan bagaimana Bambang Pamungkas dapat meraih apa yang ingin dicapainya sedari kecil, sesuatu yang terkadang menjadi jalan yang cukup mengganggu dalam perjalanannya untuk meraih cita – citanya, itu semua harus
dilewati suka ataupun tidak suka, karena bisa jadi sesuatu yang terkadang mengganggu kita dapat menjadi titik balik bagaimana kita bisa meraih apa yang ingin kita capai, disini cerita dimulai dari sebuah sepatu bola, sepatu bola itu yang menjadi benda kesayangan namun menjadi sesuatu yang tidak nyaman digunakan dalam bermain sepakbola, kemudian dapat pembelajaran bagaimana dirinya harus melewati itu semua.
ABSTRACT
The Ilustration Book Design of Bambang Pamungkas
By:
Ahmad Haris R. Nasution 51912708
Study Programme Visual Communication Design
Every human being basically has a goal in every life. A goal that started on how he
will be able to realize the dream he achieved it can a goal well, starting from wishful
- thinking do it saw others who were all indeed happen to anyone. Dreams or a goal
to be realized it will pass through the step by step that will front, from within
yourself up out of yourself will bring us how it can be seen through it.
A long stories how Bambang Pamungkas can achieve what you want to accomplish childhood, something which can become quite annoying road on the way to achieve
goals - his, it all must pass like it or not, because it could be something that we can
be sometimes interfere turning point in how we can achieve what we want to
achieve, here the story begins from a soccer shoes, soccer shoes that become
favorite objects but becomes something that is not convenient to use in playing
football, can then learning how he should pass it all.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
I.1. Latar Belakang Masalah... 1
I.2. Identifikasi Masalah... 2
I.3. Rumusan Masalah... 2
I.4. Batasan Masalah... 3
I.5. Tujuan Perancangan... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4
II.1 Tinjauan Teori... 4
II.1.1 Tentang Bambang Pamungkas ... 4
II.1.2 Bambang Pamungkas kecil ... 4
II.1.2.1 Keteladanan Bambang Pamungkas ... 5
a. Pantang Menyerah ... 5
b. Berani ... 5
c. Cerdas ... 6
d. Berlapang Dada ... 6
g. Visi ... 7
II.1.3 Karir Bambang Pamungkas ... 9
1. Klub ... 9
a. Atlet Sepakbola Indonesia Berprestasi ... 10
b. Karir ... 11
II.1.4 Sejarah Ilustrasi ... 11
II.1.4.1 Tujuan dan fungsi Ilustrasi ... 12
II.1.4.2 Teknik Ilustrasi ... 13
1. Teknik Tradisional ... 13
2. Teknik Modern ... 13
II.1.4.3 Gaya Ilustrasi ... 13
1. Realis ...... 13
II.1.5 Sejarah Buku Cerita Bergambar (Cergam) ... 14
II.1.5.1 Fungsi dan Peran Cergam ... 18
1. Anthromorphic (Animal) Storie ...... 18
2. Realistic Storie ... 19
3. Magic Realism ....... 19
4.Traditional Literatur ... 19
5. Informational (non fiksi) ... 19
II.1.5.2 Bentuk Buku Cergam ... 19
a. Concept Books ... 19
b. True Picture Books ....... 20
c. Ilsutrated Books ... 20
II.1.5.3 Jenis Buku Cergam Berdasarkan Usia ... 20
b. Early Picture Books ... 21
II.2 Objek Penelitian ... 22
II.3 Analisa Masalah ... 23
II.4 Target Audiens ... 23
II.5 Solusi Perancangan ... 24
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN SOLUSI VISUAL ... 25
III.1 Strategi Perancangan ... 25
III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 25
III.2 Pendekatan Komunikasi ... 26
III.2.1 Pendekatan Visual ... 26
III.2.2 Pendekatan Verbal ... 26
III.1.3 Materi Pesan ... 26
III.1.4 Gaya Bahasa ... 26
III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 26
III.1.6 Strategi Kreatif ... 29
III.1.6.1Copywriting... 29
III.1.6.2 Storyline ...... 29
III.1.7 Strategi Media ... 30
III.1.7.1 Tahap Informasi ... 31
III.1.7.2 Tahap Persuasif ... 31
III.1.7.3 Tahap Pengingat ... 31
III.1.8 Strategi Distribusi ... 32
III.1.8.1 Pertimbangan Dasar Distribusi ... 33
III.2.2 Tata Letak (layout)... 34
III.2.3 Tipografi ... 36
a. Judul ... 36
b. Nama Pengarang ... 37
c. Isi Teks ... 37
III.2.4 Ilustrasi ... 38
III.2.4.1 Studi Karakter ... 38
III.2.4.2 Studi Latar ... 39
III.2.5 Warna ... 40
III.2.6 Penyederhanaan Bagian Cerita ... 41
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 43
IV.1 Buku Cerita Bergambar Bambang Pamungkas ... 43
IV.1.1 Media ... 43
IV.2 Teknis Perancangan ... 43
IV.1.3 Teknik Cetak ... 45
IV.3 Media Pendukung ... 50
IV.3.1 Gantungan ... 50
IV.3.2 Sticker ... 51
IV.3.3 Baju ... 51
IV.3.4 Pembatas Buku ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan permainan olahraga yang banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia banyak yang mengetahuinya dan banyak pula yang memainkannya. Dari mulai usia muda 8 tahun hingga dewasa menyukai permainan sepakbola, olahraga yang banyak menggunakan gerakan kaki ini sekarang tidak hanya sebuah permainan olahraga saja namun kini bahkan sepakbola merupakan permainan yang menjadi sebuah ladang bisnis dari sebagian orang yang menjalaninya. Bahkan pada zaman sekarang ini sudah didirikan sekolah – sekolah sepakbola untuk mengasah kemampuan masyarakat yang ingin menjalani profesi sebagai pesepakbola. di Indonesia sendiri tidak banyak figur yang bisa dijadikan sebagai contoh bagi mereka untuk bisa jadikan mereka sebagai bahan mereka untuk meraih sebuah mimpi yang baik untuk membangun sepakbola menjadi lebih baik, kurangnya figur yang dapat membangkitkan sepakbola di Indonesia. Ini penting untuk membuat
mereka dapat menjadikan mereka lebih bersungguh – sungguh untuk menjadi atlet yang sepakbola yang dapat memajukan sepakbola di negeri ini.
Bambang Pamungkas yang sejak usia 8 tahun sudah mengikuti klub sepakbola tingkat junior di Getas, Semarang Jawa Tengah. Sampai saat ini sudah menjalani karir sebagai pesepakbola profesional selama 17 tahun, Bambang Pamungkas dengan pengalamannya yang cukup panjang tersebut ingin terus memunculkan semangat bagi persepakbolaan Indonesia. Sifat dan karakter Bambang Pamungkas yang memiliki sikap pemimpin, berani, kuat, pintar dan berjiwa besar. Karena perjalanan karirnya di persepakbolaan Indonesia sudah begitu lama dan memiliki prestasi bagi timnya, Bambang Pamungkas dapat menjadi teladan bagi anak yang ingin menjadi pesepakbola profesional yang kemudian dapat memajukan sepakbola bangsa Indonesia.
I.2. Identifikasi Masalah
Dari penjabaran yang sudah di ada dari latar belakang ini kemudian diuraikan beberapa identifikasi masalah dari latar belakang tersebut, diantaranya adalah : Kurangnya media pembelajaran bagi anak untuk bisa mempelajari tentang
sepakbola.
Media pembelajaran yang sangat kurang mengenai tokoh sepakbola nasional. Anak dapat mempelajari bagaimana proses untuk dapat menjadi pesepakbola
yang baik.
Bambang Pamungkas adalah tokoh sepakbola Indonesia yang sudah lama
berkarir sebagai pesepakbola Indonesia.
Dengan adanya media ini diharapkan anak akan lebih bersemangat dan lebih berjuang untuk menggapai cita – citanya sebagai pesepakbola.
I.3. Rumusan Masalah
Setelah memaparkan latar belakang masalah dan juga identifikasi masalah, kemudian kita rumuskan masalah tersebut :
Kurangnya media pembelajaran yang mengenai tentang tokoh sepakbola
nasional.
I.4. Batasan Masalah
Dari rumusan diatas maka Batasan masalah hanya dibatasi pada bagaimana pentingnya proses dalam pembentukan cara dapat menjadi atlet sepakbola yang baik. Kemudian cerita yang akan dibuat awal dari bagaimana perjuangan Bambang Pamungkas dari umur 8 tahun hingga membawa Persija menjadi juara Liga Indonesia, sehingga diharapkan buku cerita bergambar ini dapat menjadi salah satu motivasi anak - anak menjadi seorang pesepakbola dan menjiwai dalam bermain.
I.5. Tujuan Rancangan
Membuat buku cerita bergambar yang menarik dan mudah dipahami oleh anak
– anak.
Merancang visual baik dari sampul hingga isi buku yang dapat menarik dan
disukai anak – anak.
BAB II
BAMBANG PAMUNGKAS
II.1 Tinjauan Teori
Adalah untuk membahas mengenai materi materi bersifat teoritis dari referensi pustaka yang telah disesuaikan dan berfungsi untk mendukung dan memperjelas tentang hal – hal yang menjalani landasan ilmu yang diangkat.
II.1.1 Tentang Bambang Pamungkas 1. Bambang Pamungkas
Arti nama Bambang Pamungkas
Bambang : Anak laki – laki dari seorang pertapa yang tinggal di gunung – gunung
Pamungkas : Terakhir atau paling akhir
Dan disimpulkan memiliki arti anak laki – laki terakhir dari seorang pertapa. A. Bambang Pamungkas adalah seorang atlet sepakbola Indonesia yang memiliki
kepribadian selalu berusaha dan berpikir positif, percaya diri dan optimistis yang kuat sebagai pemain sepakbola.
B. Sebagai atlet sepakbola
Pemain junior SSB tahun 1989 – Pemain Senior sekarang Persija Pemain Timnas Indonesia U-17 – Timnas Senior 2012
II.1.2 Bambang Pamungkas Kecil
Bambang Pamungkas lahir pada tanggal 10 Juni 1980 di Getas kabupaten Semarang
Jawa Tengah. Bambang pamungkas adalah salah satu pemain sepakbola Indonesia yang sudah lama bermain di Indonesia, bermain sepakbola merupakan hobi seorang
Bambang Pamungkas dari kecil, dirinya memulai perjalanan karir sebagai seorang pemain sepakbola diawali dari dirinya masuk sekolah sepakbola hobby yang ada dikampungnya yang berada di Getas, dalam buku biografi Bambang Pamungkas yang berjudul “Ketika Jemariku Menari” .Bambang Pamungkas memulai perjalanan sepakbola secara serius untuk dijalani dari sekolah sepakbola junior
Pamungkas tidak hanya baik dalam bermain sepakbola tetapi juga cerdas dalam hal pelajaran, saat Bambang Pamungkas masih di sekolah dasar Bambang Pamungkas mendapatkan nilai tertinggi di satu sekolah dan berhasil menjadi juara kelas di tiap angkatan kelas sekolah dasar.
II.1.2.1 Keteladanan Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas adalah tokoh sepakbola nasional yang sudah lama berkarir didunia sepakbola Indonesia sebagai pemain profesional yang memiliki prestasi yang banyak baik nasional maupun internasional, berikut beberapa kisah teladan dari Bambang Pamungkas :
a. Pantang Menyerah
Dalam sebuah biografi yang ditulis oleh Bambang Pamungkas, ketika itu saat
dirinya masih berusia 8 tahun mendapat hadiah dari orang Bambang Pamungkas sepasang sepatu sepakbola, ketika itu Bambang Pamungkas belum terbiasa menggunakan sepatu sepakbola saat bermain sepakbola dilapangan. Bambang Pamungkas sempat merasa kesal bermain sepakbola dengan menggunakan sepatu sepakbola dan ingin melepaskan sepatu tersebut. Namun Bambang Pamungkas sadar dan ingat dengan pesan ayah Bambang Pamungkas bahwa semua harus dijalani dengan usaha dan pantang menyerah. Kemudian apa yang sebelumnya Bambang Pamungkas tidak sukai dicoba untuk terus dijalani meskipun itu tidak terlalu menyenangkan untuk Bambang Pamungkas dan akhirnya dengan usaha dan kerja kerasnya Bambang Pamungkas terbiasa menggunakan sepatu sepakbola dan menjadi seorang pemain sepakbola profesional Indonesia.
Bambang Pamungkas saat mencoba masuk diklat Salatiga pernah gagal dua kali seleksi karena kurang memenuhi kriteria dalam hal tinggi badan, kemudian
Bambang Pamungkas berhasil masuk setelah dipanggil oleh pihak diklat untuk masuk diklat salatiga untuk mengganti salah satu pemain depan diklat Salatiga
b. Berani
menggunakan kepala adalah ciri khas dari Bambang Pamungkas. Tinggi dan besarnya seorang pemain belakang lawan bisa dihadapi dengan Bambang Pamungkas untuk bisa membuat gol.
c. Cerdas
Bambang Pamungkas adalah atlit sepakbola yang memiliki karir yang cukup cerdas, saat pertama masuk sebagai salah satu pemain dari Persija Jakarta Bambang Pamungkas berhasil meraih pencetak gol terbanyak selama musim kompetisi liga Indonesia tahun 2000, kemudian pada musim selanjutnya berhasil
membawa Persija Jakarta juara dan menjadi pemain terbaik.
Dalam sebuah kumpulan mengenai Bambang Pamungkas yang dikumpulkan
dalam penilaian Bambang Pamungkas dari masyarakat adalah Bambang Pamungkas adalah seorang pesepakbola profesional yang memiliki kecerdasan dan mampu mencari peluang untuk bisa mencari gol (Ketika Jemariku Menari, PRIDE)
d. Berlapang Dada
Dalam sebuah kutipan pada buku Bambang Pamungkas “Ketika Jemariku menari” pertandingan final liga Indonesia edisi ketujuh, Bambang Pamungkas dilanggar oleh pemain belakang PSM makassar Josept Lewono, kemudian yang terjadi adalah saat itu Bambang Pamungkas yang diberi hukuman oleh wasit dengan kartu kuning, karena wasit menganggap Bambang Pamungkas melakukan diving. Namun Bambang Pamungkas tidak melakukan protes tetapi Bambang Pamungkas memeluk wasit tersebut supaya wasit percaya bahwa Bambang Pamungkas tidak
melakukan diving dan tetap menerima keputusan wasit dilapangan.
e. Berjiwa Pemimpin
menceritakan kekalahan karena adanya kesalahan pemain namun Bambang Pamungkas yang terus mencoba berpikir positif dan mencari jalan keluar secara baik – baik.
f. Peduli
Syair.org merupakan organisasi peduli AIDS dan Kanker yang didirikan atas dasar keprihatinan masyrakat atas jumlah kasus HIV dan AIDS Indonesia. Melalui buku niografi Bambang Pamungkas “Ketika Jemariku Menari” Bambang Pamungkas mengajak kepada masyrakat untuk peduli, karena hasil dari penjualan buku biografi Bambang Pamungkas akan disumbangkan ke yayasan Syair.org dan juga yayasan pita kuning untuk membantu anak – anak dalam mengobati kanker.
Bambang Pamungkas juga pernah menyumbangkan jersey timnas Indonesia yang digunakan saat penyelenggaraan piala AFF 2008 dan 2010 untuk dilelang oleh Syair.org kemudian disumbangkan (Syair.org)
g.Visi
Bambang Pamungkas memiliki visi ingin memajukan sepakbola Indonesia dengan caranya sendiri seperti membuat website pribadi dan sebuah buku biografi.
Buku Biografi 1 : KETIKA JEMARIKU MENARI Buku Biografi 2 : P R I D E
Website : www.bambangpamungkas20.com
Gambar II.1 Buku Biografi BEPE 20 Ketika Jemariku Menari Sumber : dokumentasi Pribadi (2015)
Gambar II.3 Website Pribadi Bambang Pamungkas Sumber : dokumentasi Pribadi (2015)
II.1.3 Karir Bambang Pamungkas
Sebagai atlet sepakbola Bambang Pamungkas yang sudah terbiasa bermain dengan sebuah klub, Bambang Pamungkas memiliki ikatan emosional yang baik dari beberapa hubungan yang ada disekitarnya.
1. Klub
Hal ini dapat menunjukan bahwa setiap klub yang menggunakan jasanya dapat meraih prestasi yang baik. dengan prestasi yang diberikan Bambang Pamungkas semakin banyak klub yang ingin menggunakan jasanya.
a. Atlet Sepakbola Indonesia Berprestasi
Sepakbola merupakan spesialisasi yang dimiliki Bambang Pamungkas, sudah banyak penghargaan individu yang diraih Bambang Pamungkas selama menjalani karir sepakbola baik penghargaan didalam maupun diluar negeri. Dan berikut adalah prestasi Bambang Pamungkas (PRIDE) :
Penghargaan Nasional
Haornas Cup Pemain Terbaik (1996)
Pencetak Gol Terbanyak POPNAS 1997 (Jateng U-17) Atlet Harapan Terbaik versi Tabloid Bola (1999) Top Scorer Liga Indonesia (2000)
Pemain Terbaik Indonesia versi Media GO (2000) Pemain Terbaik Liga Indonesia (2001)
Pemain Terbaik Liga Indonesia versi ANTV (2003) Pemain dan Striker Terbaik Copa Dji Sam Soe (2007)
Atlet Favorit Nickelodeon Indonesia Kid’s Choice Award (2009)
20 Most Inspiring People Under 30 (The Nation in Action) (2009) by Hard
Rock FM Jakarta
Most Influental Person In Social Media 2010 (Sports) Pemain Lokal Favorit 2010 versi Duniasoccer.com Pemain Lokal Favorit 2011 versi Duniasoccer.com
Penghargaan Internasional
Top Scorer Tiger Cup 2002 Jakarta Pemain Terbaik Malaysia Cup 2005 Top Scorer Piala FA (2005)
b. Karir
Bambang Pamungkas selama berkarier sebagai salah satu spesialisasi striker
yang memiliki pencapaian gol yang bagus, ditempat mana Bambang Pamungkas bermain selalu dapat membuat gol untuk Timnya. Ini menunjukan bahwa dirinya memang dirinya selalu berusaha menjadi Penyerang yang memiliki dedikasi yang baik untuk timnya.
Tabel II.1 Pencapaian Karir Sepakbola Bambang Pamungkas (sumber : Bepe20 PRIDE dan Bola.net) Timnas Klub
Ilustrasi berasal dari dari bahasa latin ‘ilustrare’ yang artinya menerangkan seseuatu. Gambar ilustrasi yaitu gambar yang dipakai untuk menerangkan sesuatu baik itu cerita,teks,keadaan adegan, dan peristiwa melalui gambar. Ilustasi adalah
hasil sebuah visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik gambar,lukisan,fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan subjek dengan tulisan dan bentuk.
Konsep ilutrasi bisa ditinjau kembali ke masa lalu Masa keemasan ilustrasi Amerika Serikat berlangsung pada tahun 1880, setelah perang dunia I. Hal ini terjadi seiring dengan populernya surat kabar, majalah, dan buku berilustrasi yang memungkinkan adanya eksperimen teknik oleh senimannya. Pada saat inilah banyak ilustrator yang menjadi kaya dan terkenal. Tema yang banyak muncul adalah aspirasi bangsa Amerika saat itu.
Movement, Art Nouveau, dan Les Nabis. Contohnya Walter Crane, Edmund Dulac, Aubrey Beardsley, Arthur Rackham dan Kay Nielsen.
Pada masa kini, ilustrasi semakin berkembang dengan penggunaan banyak software pembantu sepertiAdobe Illustrator, Photoshop, CorelDraw, dan CAD. Namun ilustrasi tradisional yang dibuat dengan tangan tetap memiliki nilai yang tinggi.
Di Indonesia, sejarah tradisi ilustrasi dapat merujuk kepada lukisan gua yang terdapat di Kabupaten Maros, provinsi Sulawesi Selatan dan di pulau Papua. Jejak ilustrasi yang berumur hampir 5000 tahun itu menggambarkan tumpukan jari tangan berwarna merah terakota. Selain lukisan gua, wayang beber dalam hiburan tradisional Jawa dan Bali dilihat sebagai ilustrasi yang merepresentasikan alur cerita kisah Mahabarata, tradisi yang kira-kira muncul bersamaan dengan berdirinya kerajaan Sriwijaya yang menganut agama Hindu di Pulau Sumatera bagian Selatan.
II.1.4.1 Tujuan dan fungsi Ilustrasi
Tujuan dari sebuah ilustasi adalah unutk menerangkan sebuah cerita, tulisan atau
informasi lainnya dengan bantuan gambar yang ada dapat memudahkan tuilisan maupun informasi untuk diterima. Ilustrasi yang baik harus memenuhi syarat (wikipedia), diantaranya adalah:
1. Komunikatif artinya gambar atau visual yang dibuat mudah dimengerti pesan apa yang ada dalam gambar tersebut
2. Informatif artinya gambar atau visual memiliki pesan apa yang ingin disampaikan.
3. Bentuk visual atau gambar tidak dibuat rumit dan dibuat sederhana. 4. Disesuaikan dengan jalan cerita atau isi pesan.
Gambar Ilustrasi memiliki fungsi, yaitu: a. Memberikan bayangan setiap karakter cerita.
b. Memberikan bayangan bentuk yang digunakan dalam tulisan ilmiah. c. Memberikan bayangan langkah kerja.
e. Menghubungkan tulisan dengan kreatifitas dan individualitas cerita. f. Mengurangi rasa bosan.
II.1.4.2 Teknik Ilustrasi
Dalam perkembangannya sekarang teknik ilutrasi semakin maju dan beragam. Berikut berbagai teknik dari pembuatan ilutasri, diantaranya:
1. Teknik Tradisional
Teknik tradisional masih dengan cara pembentukan secara manual yaitu dengan hanya menggunakan tangan tanpa bantuan alat komputer atau media gambar lain maupun software khusus untuk membuatnya.
2. Teknik Modern
Teknik ilutrasi ini banyak yang digunakan banyak orang karena menggunakan alat software tambahan sehingga bentuk grafis yang diinginkan bisa menjadi lebih cepat dan efisiensi waktu.
II.1.4.3. Gaya Ilustrasi.
Gaya ilustrasi dari beberapa ilustrator bisa dibilang berbeda beda. Karena setiap ilustrator memiliki jiwa dan ciri khasnya masing – masing sesuai pengalaman dan hatinya. Berikut diantaranya:
1. Realis
Gaya ilustrasi realis adalah gaya yang memiliki kesamaan pada objek yang nyata. 2. Surealis
Gaya ilutrasi surealis adalahgaya yang memiliki khayalan, tidak nyata dan terkadang pendekatannya metafora,hiperbola,humanoid, dan sebagainya.
3. Karikatur
4. Kartun (Cartoon)
Gaya ilutrasi adalah gaya gambar yang memiliki kesan lucu,penuh,warna dan menarik untuk dilihat.
5. Japan
Gaya ilustrasi Japan adalah gaya gambar merujuk pada gambar manga (komik) yang merujuk kepada gaya gambar dengan mata yang lebih besar dan lebih menonjolkan kedetailan, rambut dengan banyak warna sampai gesture yang tak biasa.
6. American
Gaya ilustrasi American adalah gaya gambar dengan ciri tokoh detail di bagian tubuh dan bentuknya lebih berotot dan bentuk wajah segi empat, dan efek yang berlebihan.
7. Pop Art
Gaya ilustrasi Pop Art adalah gaya gambar yang saling menindih objek satu dengan yang lainnya, dan objek tersebut pun saling berhubungan.
8. Fotografi
Gaya ilustarsi fotografi adalah gaya gambar dengan penggunaan foto hingga menjadi sebuah cerita bergambar yang disusun.
II.1.5. Sejarah Buku Cerita Bergambar (Cergam)
yang ditemukan di batu-batu dan dinding pada piramida di Mesir. Peninggalan Mesir yang sebenarnya adalah tulisan. Beberapa lukisan di Mesir nampak berurutan namun sebenarnya masing – masing menggambarkan dua lokasi, peristiwa, dan tokoh yang berbeda, yang dikelompokan oleh kesamaan pokok bahasan (Scott McCloud, 13).
Di Mesir, cerita tentang dewa maut dalam dunia roh terdapat di kuburan raja Nakht yang ditoreh diatas (kertas) papirus, papirus ini juga sudah dikenal lama oleh orang Assiria, Siria dan Parsi. Selanjutnya cerita bergambar diatas daun beralih bentuk mozaik (susunan lempeng batu berwarna). Di Yunani karya ini berlangsung hingga abad ke 4 Masehi. Pada jaman Romawi, cerita bergambar berkembang pesat yang selanjutnya menyebar hampir ke seluruh Eropa. (Angkat par. 3).
Pada abad 10 sampai abad 14, di dunia Barat buku masih diproduksi secara manual. Buku-buku pada masa ini dihias dengan indah, huruf awal tiap teks diperbesar dengan dihias dan didekorasi dengan warna-warna, hiasan, dan gambar-gambar kecil. Border dari banyak naskah abad pertengahan juga dihias dengan gambar kecil
dan bingkai yang rumit. Tetapi karena dibuat dengan menggunakan teknik manual, menjadikan harga buku menjadi mahal. Sehingga hanya orang-orang kayalah yang dapat menikmati buku-buku tersebut.
bahasa Inggris pada tahun 1484 yang terjemahannya digarap oleh William Caxton.
Aesop’S Fable menjadi salah satu buku yang terkemuka di kalangan anak-anak, tapi pada edisi-edisi awalnya dibutuhkan penyesuaian cerita agar lebih mudah dimengerti oleh anak-anak.
Pada abad 18, cerita-cerita yang mendominasi literatur anak di Inggris dan Amerika adalah versi awal dari “Cinderella”, “Sleeping Beauty”, “Red Riding Hood” dan lain sebagainya. Pada masa abad ke 19 di Denmark, Hans Christian Andersen mulai menulis cerita-cerita dongeng ciptaannya sendiri. Karya imajinatif yang memukau, membuat nama dirinya menjadi terkenal di kalangan anak-anak. Sepanjang akhir abad 19, literatur anak klasik banyak bermunculan di Inggris, termasuk kisah “Alice’s Adventure in Wonderland” karya Lewis Carrol, “Little Women” karya Louisa May Alcott, “Treasure Island” karya Mark Twain dan “Jungle Book”
ciptaan Rudyard Kipling.
Pada abad 20, kemajuan negara-negara Eropa memungkinkan diterbitkannya buku
anak berkualitas dengan harga terjangkau. Inovasi buku anak tampak dari penggunaan fotografi dan four-color processing yang dikemas secara eksklusif. Literatur anak sekarang telah memiliki beraneka ragam tema dan gaya penulisan hingga pantas disandingkan dengan literatur orang dewasa. Buku anak terus diterbitkan dan mengulang cerita dongeng klasik hingga pembaharuan cerita dongeng yang sesuai untuk anak jaman sekarang.
spiritual dan kebudayaan abad pertengahan. Juga didapati gambar – gambar kuno diatas kertas dengan tinta disertai dengan tulisan keterangan beraksara Arab dalam bahasa jawa yang digunakan dalam menyebarkan agama Islam. Di Bali terdapat Prasi, ilutrasi dan lukisan yang dibuat diatas daun lontar, bercerita tentang Ramayana dalam aksara Bali berbahasa Jawa kuno, menggunakan teknik bercerita dengan gambaran peradegan. Seorang dalang yang menarasikan satu persatu gulungan wayang dan menjalin kisah didalamnya.
Buku cerita bergambar sebelum era kemerdekaan kebanyakan bercerita mengenai legenda – legenda rakyat Indonesia, seperti Timun Mas, hang Tuah, Sangkuriang, dan lain – lain. Perlu diketahui bahwa pada masyarakat memiliki kepercayaan terhadap kisah – kisah legenda yang banyak mengandung pesan moral, cerita – cerita semacam itu sudah diturunkan dari generasi ke generasi sehingga kental dengan kandungan budaya lokal dan tradisional. Kemudian pada era kemerdekaan, tema buku cerita bergambar mengalami perkembangan dan mulai banyak variasi. Seperti cerita silat Cina karangan Asmaraman Sukowati Kho Ping Hooyang banyak
mempengaruhi tema cerita bergambar pada tahun 1960 – 1970an. Pada waktu itu mulai bermunculan cerita bergambar untuk anak – anak yang berisi pesan moral dan pendidikan. Selain itu tema tentang keagamaan juga mengalamiperkembangan dengan munculnya cerita bergambar tentang kisah Nabi yang kental dengan nuansa Islam.
II.1.5.1.Fungsi dan Peran Cergam
Keberadaan cergam sebagai media komunikasi memiliki suatu fungsi dan peranan yang penting dalam kehidupan sosial. Cergam merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh cergam antara lain adalah untuk pendidikan, advertising, maupun sebagai sarana hiburan. Tiap jenis cergam memiliki kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas:
a. Cergam untuk kebutuhan pendidikan, baik cerita maupun desainnya, dirancang khusus untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan, inti pesan harus dapat diterima dengan jelas, misalnya “hindari pemecahan masalah dengan kekerasan”.
b. Cergam sebagai media advertising. Maskot suatu produk dapat dijadikan tokoh utama dengan sifat-sifat sesuai dengan citra yang diinginkan produk atau brand
tersebut. Sementara pembaca membaca cergam, pesan-pesan promosi produk atau
brand dapat tersampaikan.
c. Cergam sebagai sarana hiburan merupakan jenis yang paling umum dibaca oleh anak-anak dan remaja. Bahkan sebagai hiburan sekalipun. Cergam dapat memiliki muatan yang baik. Nilai-nilai seperti kesetiakawanan, persahabatan dan pantang menyerah dapat digambarkan secara dramatis dan menggugah hati pembaca. Tidak seperti novel yang memiliki berbagai macam jenis, buku cerita bergambar hanya memiliki beberapa jenis (Denise.1999). berikut ini adalah beberapa jenis mendasar sebuah buku cerita bergambar :
1. Anthropomorphic (Animal) Storie
memiliki karakteristik manusia yang membawakan kemampuan yang luar biasa. Setting cerita bisa nyata maupun fiksi
2. Realistic Stories
Menampilkan tokoh – tokoh simpatis yang menimbulkan rasa empati dari anak – anak. Topik yang diangkat sebagian besar berkesan suram, seperti kanker, kematian, homoseksualitas, adopsi dan AIDS. Setting cerita bisa nyata atau histories.
3. Magic Realism
Adalah gabungan dari realita dan imajinasi. Kesan petualangan seakan dimasukan dalam kegiatan sehari – hari,segalanya mungkin terjadi, seperti seorang anak laki – laki mengambil sebuah crayon ungu dan menciptakan dunia impian yang indah, suatu permainan bisa menjadi nyata, atau sebuah perahu yang membawa seorang anak ke suatu pulau impian.
4. Tradisional Literature
Meliputi dongeng, cerita rakyat, mitos, legenda, cerita tentang monster, cerita pembentukan, mothergoose, dan fable. Cerita ini menampilkan pola – pola
bercerita, kaya akan bahasa dan elemen – elemen fantasi. Setting cerita bisa fiksi dan nyata.
5. Informational (Nonfiksi)
Buku cerita bergambar yang merupakan alternatif dari ensiklopedia atau sumber – sumber referensi lainnya. Ilustrasi atau foto yang ditampilkan umumnya menarik perhatian dan menampilkan warna – warna cerah. Ketepatan waktu dan judul memegang peranan penting. Yang membedakan buku ini dengan buku lain adalah catatan sumber, bibliografi.index dan table isi.
II.1.5.2 Bentuk Buku Cergam
Berdasarkan komposisinya, menurut Sudiro (23), buku bergambar dapat dikategorikan menjadi 3 macam bentuk yaitu:
a. Concept Books
menceritakan sesuatu, atau dengan kata lain concept book adalah buku non-fiksi untuk anak-anak yang masih sangat kecil. Contohnya adalah buku-buku yang mengajarkan tentang bentuk, warna, angka dan huruf alfabet kepada anak-anak balita.
b. “True” Picture Books
Ditujukan untuk anak-anak yang lebih tua, yang sudah bisa mengikuti sebuah jalan cerita yang sederhana. Tulisan di buku ini masih sedikit dan tidak dapat diikuti jalan ceritanya tanpa melihat ilustrasinya.
c. Illustrated Storybooks
Memiliki jalan cerita sendiri yang bisa dibaca tanpa harus melihat gambarnya. Ilustrasi ditambahkan pada cerita, tetapi ceritanya pun masih dapat diikuti tanpa harus melihat ilustrasinya. Buku cerita ilustrasi ini.
juga cenderung memiliki lebih banyak teks atau mungkin satu paragraf per satu halaman.
II.1.5.3. Jenis Buku Cergam Berdasarkan Usia
Terdapat beberapa genre buku bergambar anak-anak berdasarkan tingkatan usia yang harus diperhatikan mengingat kesalahan pemilihan dapat mengakibatkan dampak negatif pada minat baca anak menurut cornerstonestudio.wordpress.com , yaitu:
a. Baby Books
b. Early Picture books
Sebuah buku dengan usia-usia akhir di batas 4 samapi 8 tahun. Ceritanya sederhana dan berisi kurang dari 1000 kata. Banyak buku tingkatan ini yang dicetak ulang dalam format boards books untuk melebarkan jangkauannya. Seri I Can Read yang diterbitkan Harper Trophy merupakan contoh terbaik buku genre ini.
c. Picture books
Jangkauan utama adalah anak-anak usia 4 sampai 10 tahun dalam bentuk buku setebal kurang dari 32 halaman. Sedangkan untuk naskahnya bisa mencapai 1500 kata, tetapi rata-rata hanya menggunakan 1000 kata. Plotnya sederhana dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam penyampaian cerita. Buku tingkat ini sudah membicarakan topik serta penggunaan gaya penulisan yang beragam.
d. Easy Readers
Juga dikenal dengan sebutan easy to read, buku-buku tingkatan ini biasanya untuk anak-anak yang mulai baru membaca sendiri (usia 6-8 tahun). Masih tetap ada ilustrasi berwarna di setiap halamannya, tetapi dengan format sedikit lebih dewasa, bukunya lebih kecil dan bukunya lebih kecil dan ceritanya dibagi dalam bab-bab pendek. Cerita disampaikan dalam bentuk aksi dan percakapan interaktif menggunakan kalimat sederhana.
e. Transition books
f. Chapter books
Diperuntukkan untuk usia 7-10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45-60 halaman yang dibagi dalam tiga hingga empat halaman per bab. Kisahnya lebih padat dibanding tingkat transition books. Kalimat-kalimatnya mulai sedikit kompleks tapi paragraf yang dipakai pendek (rata-rata 2-4 kalimat). Ciri dari buku ini, cerita di akhir yang menggantung di tengah-tengah. Serial Herbie Jones karangan Suzy Kline (Puffin Publishing) dan Ramona karya Beverly Cleary (Morrow Publishing) dikatakan masuk dalam genre buku anak ini.
g. Middle grade
Untuk usia 8-12 tahun, merupakan usia emas anak dalam membaca. Naskah lebih panjang. Ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian sub-plot menampilkan banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan cerita). Anak-anak di usia ini mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Kelompok fiksinya beragam mulai dari fiksi kontemporer, sejarah hingga science fiction atau petualangan fantasi. Sedangkan kelompok nonfiksi antara lain biografi, iptek, atau
topik-topik multibudaya.
h. Young Adult
Naskahnya antara 130-200 halaman, genre ini untuk anak usia 12 tahun ke atas. Plot ceritanya bisa sangat “ruwet” dengan banyak karakter utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan. Tema-tema yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja saat ini. Buku The Outsiders karya S.E Hinton menjadi tonggak sejarah buku cerita anak di genre ini yang menceritakan permasalahan remaja saat itu ketika pertama kali diterbitkan pada tahun 1967.
II.2. Objek Penelitian
pencapaiannya. dengan buku cerita bergambar Bambang Pamungkas diharapkan anak akan bisa lebih termotivasi lagi untuk bermain bola dan bermain dengan baik, yang kemudian diterapkan dalam pertandingan nantinya.
II.3. Analisa Masalah
Analisa Masalah dari kasus ini adalah masalah kurangnya tokoh atau sosok inspirasi yang dapat membuat anak – anak jadi bisa lebih memotivasi dan lebih menjiwai sepakbola. Kemudian karena kurangnya sosok atau tokoh dalam persepakbolaan kita yang dapat dijadikan contoh sebagai pembelajaran bagi pesepakbola junior, sehingga nantinya pesepakbola junior ini memiliki jiwa bermain yang tinggi untuk dapat memajukan sepakbola Indonesia.
II.4. Target Audiens
Target Audience adalah anak – anak pesepakbola junior tingkat U-8 sampai U-12, yang mudah menyerap ilmu serta meniru berbagai hal yang diajarkan kepada mereka. Buku ini dirancang untuk bisa menjadikan pengetahuan mereka mengenai
sepakbola dari luar maupun dalam sepakbola sehingga dapat bermanfaat dan menjadi pembelajaran untuk memajukan sepakbola Indonesia.
Segmentasi Audiens Sasaran Segmentasi Geografis
2. Target Market
Jenis Kelamin : Laki – Laki dan Wanita
Umur : 30 – 40 tahun
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Bahasa : Indonesia
Status Sosial Ekonomi : Kelas Menengah Atas
Psikografis
Dari sisi psikografis buku cerita bergambar Bambang Pamungkas ditunjukan
kepada anak – anak yang menyukai sepakbola dan buku bacaan ilustrasi yang disertai gambar.
II.5. Solusi Perancangan
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan mengangkat tokoh sepakbola Nasional Bambang Pamungkas. Dalam perangcangan ini bertujuan untuk menjadikan Bambang Pamungkas sebagai objek tokoh yang diteladani melalui buku cerita bergambar Bambang Pamungkas. Komunikasi yang dilakukan akan banyak melalui media gambar dan juga dibantu oleh narasi visual untuk memperkuat cerita dari gambar tersebut. Dengan adanya gambar tersebut anak – anak akan lebih tertarik, kemudian untuk narasi visualnya adalah untuk merangsang daya imajinasi anak untuk bisa menerima pesan dari gambar tersebut. Karena cerita ini bertemakan tentang sepakbola maka gambar dan juga narasi visual akan sedikit berbeda, dimana narasi nantinya akan sedikit lebih panjang, disesuaikan dengan psikologi target audien.
Dalam gaya bahasa yang digunakan akan menyesuaikan dengan target audien, menggunakan bahasa yang tidak terlalu formal. Narasi visual akan dimasukan
beberapa kata asing yang biasa digunakan dalam bahasa sepakbola sehingga merangsang anak supaya juga melatih anak – anak mengenai bahasa yang setiap digunakan dalam bermain sepakbola.
III.1.1 Tujuan Komunikasi
Memberikan edukasi bagaimana target audiens dapat meneledani semangat Bambang Pamungkas dalam menggapai cita – cita sebagai seorang pesepakbola, motivasi tinggi dan pembelajaran hidup diharapkan akan menambah semangat anak – anak dalam bermain sepakbola dengan baik dan menghargai bagaimana proses yang teratur jika ingin menjadi pemain sepakbola.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
III.1.2.1 Pendekatan Visual
Pendekatan visual yang digunakan dalam merancang buku cerita gambar ini adalah menggunakan gaya sendiri yang terinspirasi gambar – gambar kartun jepang yang disesuaikan untuk kalangan anak – anak karena, menggunakan banyak warna sehingga akan memberi ketertarikan dan perhatian dari target audiens.
Seperti banyak pada penggambaran kartun japan yang menggunakan warna – warna yang banyak dan beragam sehingga ketertarikan anak akan visual akan lebih mudah didapatkan oleh anak – anak.
III.1.2.2 Pendekatan Verbal
Pendekatan verbal yang digunakan pada narasi buku cerita gambar Bambang Pamungkas adalah dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kemudian menggunakan kata yang mudah dipahami oleh target audiens.
III.1.3 Materi Pesan
Muatan pesan yang ingin disampaikan dalam buku cerita bergambar Bambang Pamungkas adalah untuk dapat diteladani oleh target audiens. Kemudian diharapkan agar anak – anak ini dapat memahami proses bagaimana untuk bisa meraih mimpi dengan cita – cita yang ingin dicapai terutama sebagai pesepakbola.
III.1.4 Gaya Bahasa
Penggunaan gaya bahasa yang digunakan buku cerita bergambar ini adalah penggunaan bahasa yang biasa digunakan dalam kegiatan sehari – hari, tidak formal dan tidak terlalu baku. Kemudian diselipkan beberapa kata tentang bahasa sepakbola yang biasa digunakan dalam dunia sepakbola.
III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan
USP (Unique Selling Proposion)
Kelebihan yang ada dalam produk ini yang akan dipasarkan adalah tema yang diangkat mengenai cerita tokoh sepakbola nasional yang jarang sekali ada mengangkat hal seperi ini, karena produk yang dipasarkan selama ini kebanyakan tentang buku yang bertemakan cerita para nabi, cerita dongeng dan cerita fiksi.
Karena pesan yang ingin disampaikan dalam buku cerita bergambar ini adalah mengenai pendidikan moral pada anak sekaligus menanamkan sikap
profesionalisme dalam bermain sepakbola, maka tema ini sangat sedikit sekali dibanding dengan tema – tema yang dipasarkan.
Segmentasi Audiens Sasaran Segmentasi Geografis
Untuk wilayah segmentasi pasar adalah provinsi DKI Jakarta, karena Bambang Pamungkas merupakan tokoh penting sepakbola klub asal Jakarta yaitu Persija Jakarta, namun tidak menutup kemungkinan juga dipasarkan ke kota – kota seluruh Indonesia kecuali mungkin Jawa Barat dan Surabaya karena kedua kota ini memiliki klub yang memiliki rivalitas tinggi dengan Persija Jakarta.
Segmentasi Demografis
1. Target Audience
Psikografis
Dari sisi psikografis buku cerita bergambar Bambang Pamungkas ditunjukan kepada anak – anak yang menyukai sepakbola dan buku bacaan ilustrasi yang disertai gambar.
Consumer Journey
Anak – anak Tingkat Sekolah Dasar
Tabel III.1 Consumer Journey
No Kegiatan Tempat Point of Content
1. Bangun Tidur Kamar, Rumah Poster, Koran
2. Perjalanan Ke Sekolah Jalan Raya Poster, Spanduk,
Sticker
3. Sekolah Mading Poster
4. Istirahat Kantin,
Perpustakaan
Poster, Brosur
5. Pulang Sekolah Jalan Raya Poster, Spanduk,
Sticker
Consumer Insight
1. Hope
- Dapat meneladani cerita yang ada pada buku Cerita Bergambar Bambang Pamungkas.
- Mempunyai semangat yang tinggi dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. - Menjadi pemain yang memiliki harapan yang baik dalam bermain sepakbola 2. Purchase Behavior
- Lebih percaya diri dan bersabar.
- Belajar lebih baik memahami perjuangan meraih mimpinya. - Memahami bagaimana dalam menentukan sikap.
Hidden Truth
- Membuat anak lebih sabar.
III.1.6 Strategi Kreatif
Strategi kreatif pada media yang akan dibuat cerita bergambar tentang berawal dari sepatu bola adalah penyampaian informasi edukai melalui cerita pada gambar. Dalam rancangan buku ilustrasi ini antara narasi dan juga visual dipisahkan dari halam supaya narasi selesai dibaca akan ada sedikit imajinasi yang timbul dalam pikiran mereka lalu dengan tambahan visual diharapkan dapat membantu gambaran dari narasi tersebut.
Selanjutya tema yang yang diusung dari buku cerita bergambar ini adalah teladan dari Bambang Pamungkas. Muatan pesan yang ingin disamapaikan dalam buku cerita bergambar berawal dari sepatu bola agar dapat diteladani oleh target audiens dan diharapkan anak – anak memahami proses bagaimana untuk bisa meraih mimpi dengan cita – cita yang ingin dicapai terutama sebagai pesepakbola.
III.1.6.1 Copywriting
Judul buku cerita bergambar adalah nama dari tokoh itu sendiri bernama Bambang
Pamungkas, kemudian ada bagian headline dibawahnya yang bertuliskan berawal dari sepatu bola. Berasal dari sepatu bola itu sendiri adalah karena cerita didalam buku cerita bergambar ini adalah awal dari perjalan karir Bambang Pamungkas berawal dari dirinya yang sulit menggunakan sepatu bola saat bermain sepakbola.
Tetapi dibalik itu semua sepatu bola tersebut justru menjadikan dirinya sadar akan pentingnya belajar lebih keras untuk bisa meraih cita – cita, karena semua tidak bisa sesuai kehendak apa yang kita mau. Semuanya sudah ada peraturan yang ada dan itu harus kita jalankan dengan senang ataupun tidak.
III.1.6.2 Storyline
pemberian dari orang tuanya, namun sepatu tersebut tidak digunakan saat bermain sepakbola. Banyak permasalahan jika dirinya bermain sepakbola menggunakan sepatu bola, hingga akhirnya sang ayah membina dan mengajarkan agar Bambang Pamungkas bermain dengan serius. Menggunakan sepatu bola dan berlatih teknik dasar membuat Bambang Pamungkas seperti merasa bosan dengan keadaan tersebut.
Hingga saat Bambang Pamungkas begitu gusar hatinya dirinya teringat oleh perkataan sang ayah yang pernah dibicarakannya. Kemudian dari situlah Bambang Pamungkas mulai berlatih dan bermain sepakbola dengan penuh keseriusan. Bambang Pamungkas yang mulanya membenci menggunakan sepatu bola dan berlatih teknik merasa sudah membaik, hingga akhirnya Bambang Pamungkas bisa menjalankan latihan sepakbola dengan baik hingga beberapa jenjang usia sekolah sepakbola, hingga akhirnya Bambang Pamungkas masuk ke sebuah diklat atau akademi. Meskipun sempat gagal, dengan semangat dan pantang menyerah Bambang Pamungkas berhasil masuk diklat tersebut. Selama didiklat Bambang
Pamungkas memiliki peningkatan dalam permainan sepakbola dan memiliki prestasi yang bagus secara tim maupun Individu.
Memiliki permianan sepakbola yang baik mengantarkannya masuk Timnas Indonesia dan dikontrak oleh salah satu klub besar liga Indonesia. Pada musim pertama Bambang Pamungkas gagal memberikan gelar juara kepada klub tersebut tetapi Bambang Pamungkas tetap mampu menorehkan prestasi individunya menjadi seorang pencetak gol terbanyak di Liga Indonesia. Pada musim berikutnya Bambang Pamungkas dan rekan – rekannya berhasil membawa klub tersebut menjadi juara liga Indonesia, prestasi Bambang Pamungkas jadi bertambah ketika dipilih menjadi pemain terbaik liga Indonesia.
III.1.7 Strategi Media
berlatih teknik dasar diharapkan target audiens yaitu anak – anak 8 – 12 tahun diharapakan dapat meneladani dari kisah hidup tersebut, sehingga anak – anak akan mendapat motivasi lebih dari cerita tersebut.
Dengan menggunakan narasi dan gambar yang terpisah anak – anak akan lebih fokus antara membaca dan mengimajinasi gambar ilustrasi tersebut, sehingga diharapkan materi pesan yang ada pada cerita tersebut dapat tersampaikan.
Buku cerita bergambar ini digunakan sebagai media utama karena media buku cerita bergambar digemari oleh anak – anak dan juga orang tua tersebut. Buku ini kategori untuk kalangan menengah atas denga menggunakan sampul hardcover
dengan bonus beberapa item dari media pendukung.
Adapun media pendukung yang akan digunakan untuk buku cerita bergambar Bambang Pamungkas sebagai berikut:
III.1.7.1 Tahap Informasi Brosur
Media ini merupakan media yang luas dalam penyebarannya, baik untuk individu maupun kelompok.
III.1.7.2 Tahap Persuasif Poster A3
Poster disertakan sebagai media pemberi informasi yang sifatnya mengajak pada target audiens.
III.1.7.3 Tahap Pengingat
Gimmick menjadi sebuah pengingat dalam media, dengan tujuan menjadi pengingat target audiens tentang Bambang Pamungkas. Karena biasanya orang – orang menyukai hadiah. Gimmick yang digunakan yaitu:
Gantungan Tas / Kunci
Sticker
Media ini cukup efektif dalam mengingat pada anak – anak, karena sticker dapat ditempatkan dimana saja yang mereka suka.
Baju
Bonus untuk event saat promosi buku cerita bergambar Bambang Pamungkas. Pembatas Buku
Ditempat didalam buku cerita bergambar Bambang Pamungkas.
III.1.8 Strategi Distribusi
Karena media utama adalah buku cerita bergambar, maka distribusi akan bekerja sama dengan penerbit Gramedia, karena lokasi toko buku Gramedia adalah toko buku yang banyak di kota – kota besar dan berpusat di Jakarta yang menjadi segmentasi geografis dari target audiens.
Berikut jadwal pendistribusiannya.
Tabel III. 2 Jadwal Distribusi 1 MEI 2016
16 s/d 22 Mei, ujian nasional anak – anak sekolah dasar. Kemudian setelah selesai ujian nasional pada tanggal 21 s/d 30 penempelan poster mading sekolah dan sekolah sepakbola, untuk memperkenalkan buku Bambang Pamungkas dan mengajak untuk membeli buku.
Tabel III. 3 Jadwal Distribusi 2 Juni 2016
1 2 3 4 5
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30
6 s/d 12 Juni, ujian akhir sekolah anak – anak sekolah dasar. Kemudian Poster dan brosur dibagikan ke sekolah – sekolah dan sekolah sepakbola, disimpan ditempat parkir dan kantin sekolah.
Tabel III. 4 Jadwal Distribusi 3 Juli 2016
26 Juni s/d 31 Juli. Media utama, poster. 26 Juni s/d 03 Juli. Media pendukung kaos. 4 s/d 24 Juli media pendukung Gantungan. 25 s/d 31 Juli media pendukung sticker.
III.I.8.1 Pertimbangan Dasar Distribusi
Atas dasar pertimbangan distribusi dengan pihak instansi yang terkait, maka kebijakan penyebaran diserahkan kepada pihak yang terkait, demi kemudahan dan efektifitas penyebaran pada target audiens dan target market. Untuk harga media utama ini sendiri di hargai dengan harga Rp. 165.000 perhitungan ini disesuaikan dengan biaya produksi, biaya promosi dan daya beli target market.
III.2 Konsep Visual
untuk gaya pewarnaan sendiri mengacu pada gaya pewarnaan dari “Captain Tsubasa” :
Gambar III. 1 Bahan Studi visual
http://img3.wikia.nocookie.net/__cb20130511034029/captaintsubasa/images/c/c1/Tsu_2.JPG (02 Juli 2015)
III.2.1 Format Desain
Buku cerita bergambar Bambang Pamungkas akan dibuat ukuran 230 mm x 200 mm dengan format medium dengan sampul hardcover . Ukuran yang cukup luas untuk pandangan anak sehingga mudah dilihat dan dibaca oleh anak – anak. Dengan
81 halaman dan menggunakan kertas artpaper 250, penggunaan hardcover dan
artpaper untuk menjaga kualitas dari buku supaya tidak mudah rusak.buku Dengan
bentuk lebih seperti segi empat membuat anak – anak lebih nyaman dalam melihat visual.
III.2.2 Tata Letak (Layout)
dan visual. Visual dibuat dengan warna yang sedikit kalem dan terang sedangkan visual lebih terang ramai. Ini bertujuan supaya seimbang antara keduanya.
Berikut adalah cara membaca dan tata letak dalam buku, sebagai berikut:
Gambar III. 2 Tata Letak Ilustrasi Verbal
Gambar III.4 Tata letak Ilustrasi Visual 2
Pada Gambar III.2 penampilan ilustrasi verbal dalam hanya berisi narasi atau verbal saja , untuk Gambar III.3 penempatan ilustrasinya visual saja, kemudian untuk Ilustrasi Gambar III. 4 ilustrasi visual dan verbal digabung menjadi 1 halaman. Cara membaca buku ilustrasi mengikuti kebiasaan dari masyarakat Indonesia dari arah kiri ke kanan.
III.2.3 Tipografi
Font yang akan adalah jenis huruf yang biasa digunakan pada media buku cerita gambar lainnya, jenis huruf yang cukup formal dan tegak supaya memiliki kekuatan
cerita yang pas dengan ketegasan. Berikut adalah jenis – jenis yang digunakan:
a. Judul
Gambar III.5 Font Gadugi Bold
Gambar III.6 Pengaplikasian font Gadugi pada judul
b. Nama Pengarang
Untuk font yang digunakan untuk nama pengarang pada cover yaitu “Lucida Handwriting”. Jenis font yang lebih terlihat seperti tulisan tangan sambung pas dengan komposisi cover, dan juga font ini biasa digunakan pada pengarang karyanya.
Gambar III.7 Font Lucida Handwriting
c. Isi Teks
Gambar III. 8 font Gadugi reguler
III.2.4. Ilustrasi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya pada buku cerita bergambar Bambang Pamungkas ilustrasi yang digunakan adalah gaya kartun dengan gaya pewarnaan mengacu pada comic japan “Captain Tsubasa” dengan warna gradasi yang membuat warna dan visual lebih beragam sehingga cocok untuk anak – anak yang bertujuan membuat target audiens nyaman dan tidak mudah lelah membacanya. Dalam ilustrasi bergambar ini diambil berdasarkan referensi asli tokoh atau lokasi tempat. Foto tersebut dimabil beberapa bagian penting yang menjadi ciri khas si tokoh Bambang Pamungkas.
III.2.4.1 Studi Karakter a. Bambang Pamungkas
(b) (c)
Gambar III. 9 (a) Studi Karakter Bambang Pamungkas Translasi, (b) Bambang Pamungkas, (c) Karakter Bambang Pamungkas
Sumber : (a) Dokumentasi Pribadi, (b) antaranews.com, (c) Ddokumentasi Pribadi (2015 )
III.2.4.2 Studi Latar
Ada beberapa lokasi yang muncul dalam buku cerita bergambar Bambang Pamungkas, seperti lapangan sepakbola dan stadion, perkampungan, hutan, dan rumah dari Bambang Pamungkas. Lokasi tersebut dipilih yang diatas bertujuan agar pembaca mendapat jalan cerita yang mudah dipahami, karena lokasi atau latar dapat
menjadi pendukung dalam penyampaian sebuah cerita.
(c)
Gambar III. 10 (a) Stadion Gelora Bung Karno (b) Latar Stadion Gelora Bung Karno, (c) Suasana Pertandingan di Stadion Gelora Bung Karno
Sumber : (a) dentRiezkie, (b) Dokumentasi Pribadi, (c) Dokumentasi Pribadi (2015)
III.2.5 Warna
Karena target audiens adalah anak – anak, maka warna yang digunakan dalam buku cerita bergambar Bambang Pamungkas ini memilih warna yang lembut, karena warna – warna yang lembut tidak membuat mata anak – anak tidak mudah membuat mata lelah dan sakit. Teknik Pewarnaan menggunakan teknik digital menggunakan
software Adobe Photoshop format warna CMYK. Gaya pewarnaan mengacu pada
gaya warna penggambaran buku “Captain Tsubasa” yang sama – sama menggunakan teknik digital painting.
Gambar III. 11 Palette Warna
III.2.6. Penyederhaan Bagian Cerita
Narasi 1 : Bambang Pamungkas Berulang Tahun Narasi 2 : Mendapat hadiah sepatu bola
Narasi 3 : Begitu gembira memiliki sepatu bola baru Narasi 4 : Bermain bola bersama teman – temannya
Narasi 5 : Bambang Pamungkas dan ayah saling berbincang – bincang
Narasi 6 :Bambang Pamungkas dan ayah membicarakan mengenai cara bermain sepakbola yang baik.
Narasi 7 : Bambang Pamungkas merasa kebingungan.
Narasi 8 : Bambang Pamungkas diantar sang ayah berlatih sepakbola untuk pertama kalinya.
Narasi 9 : Bambang Pamungkas merasa tidak menyenangkan berlatih sepakbola.
Narasi 10 : Merasa bosan dan kesal.
Narasi 11 : Teringat dengan kata – kata sang ayah
Narasi 12 : Mulai merasa baik dalam bermain sepakbola dengan menggunakan sepatu bola dan berlati sepakbola.
Narasi 13 : Bambang Pamungkas memiliki prestasi disekolahnya. Narasi 14 : Berjalan bersama sang ayah ke tempat latihan.
Narasi 15 : Bersemangat dalam latihan.
Narasi 16 : Bambang Pamungkas memiliki level bermian lebih baik dari sebelumnya.
Narasi 17 : Bambang Pamungkas dan pelatih saling berbincang. Narasi 18 : Melihat jadwal seleksi diklat Salatiga.
Narsai 21 : Latihan pertama didiklat.
Narasi 22 : Menjalani kehidupan di akademi.
Narasi 23 : Bambang Pamungkas memiliki menang dalam duel udara melawan pemain belakang lawan.
Narasi 24 : Bambang Pamungkas memiliki tendangan yang akurat. Narasi 25 : Juara Haornas dan penghargaan individu.
Narasi 26 : Juara Popnas dan penghargaan individu.
Narasi 27 : Di kontrak salah satu klub besar liga Indonesia.
Narasi 28 : Bambang Pamungkas bermain baik selama kompetisi Liga Indonesia. Narasi 29 : Bambang Pamungkas mampu membuat banyak gol dalam debutnya di
liga Indonesia.
Narasi 30 : Bambang Pamungkas gagal membawa klub juara liga Indonesia, namun mendapat penghargaan individu.
Narasi 31 : Bambang Pamungkas dan rekan – rekan tim berhasil membawa klub masuk final liga Indonesia.
Narasi 32 : Bambang Pamungkas berhasil membuat gol pada laga final.
Narasi 33 : Terjadi insiden antara Bambang Pamungkas dengan pemain belakang lawan.
Narasi 34 : Bambang Pamungkas berhasil membawa klub memiliki jarak skor yang jauh dari tim lawan.
Narasi 35 : Bambang Pamungkas dan rekan – rekan tim bertahan lebih rapat. Narasi 36 : Kesalahpahaman antara Bambang Pamungkas dengan wasit utama
pertandingan.
Narasi 37 : Bambang Pamungkas dan rekan – rekan tim berhasil menjadi juara liga Indonesia.
Narasi 38 : Bambang Pamungkas merupakan pemimpin di klub dan timnas Indonesia
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV. Buku Cerita Bergambar Bambang Pamungkas IV.1.1 Media
Format desain buku cerita bergambar Bambang Pamungkas adalah berbentuk persegi dengan ukuran 200 mm x 230 mm, fullcolor
IV.1.2 Teknis Perancangan
Teknis dari buku cerita bergambar Bambang Pamungkas ini diawali dengan sketsa manual, kemudian setelah proses sketsa manual selesai ditracing, dirapihkan dan di perbagus dengan menggunakan software Adobe Ilustrator.
Gambar IV. 2 Tracing Sketsa
Setelah tracing sketsa, selanjutnya tahap pewarnaan menggunakan software Adobe Photoshop. Saat pewarnaan digital menggunakan mode CMYK karena menyesuaikan dengan tahap pencetakan.
Gambar IV. 4 Karya Digital
IV.1.3 Teknik Cetak IV.1.3.1 Hard Cover
Karena buku ini untuk kalangan menengah atas maka buku ini menggunakan hardcover laminasi glossy dan isi kertas menggunakan artpaper 250 gram agar lebih tahan lama tidak mudah sobek.
Gambar IV.5 Sampul Hardcover Ukuran : 230 x 200 mm
IV.1.3.3 Kemasan
Kemasan buku cerita bergambar Bambang Pamungkas akan menggunakan hardcover dan ukurannya sama dengan buku keseluruhan dengan volume lebih besar 2 cm. Kemasan dengan satu sisi slot untuk memasukan buku kedalamnya, sehingga nantinya buku dapat terjaga dengan baik.
Gambar IV. 7 Kemasan Buku
IV.2 Media Promosi IV.2.1 Brosur
IV.2.2 Poster
Poster disertakan sebagai media informasi yang bersifat mengajak target audiens dan target market. Ukuran poster umum yaitu A3 dimensi 29 x 42 cm dengan bahan artpaper 260 gram. Menggunakan bahan biasa dan tidak dilaminasi, karena poster akan ditempatkan yang kering atau dalam ruangan sehingga tidak khawatirkan terkena hujan.
Gambar IV. 9 Poster
IV.3 Media Pendukung IV.3.1 Gantungan
Gambar IV. 10 Gantungan Kunci
IV.3.2 Sticker
Sticker terdapat menggunakan bahan kertas sticker kemudian dilaminasi supaya lebih awet dan tidak mudah basah, karena sticker ini bisa diletakan untuk diluar ruangan maupun dalam
ruangan, ukuran sticker ini sendiri adalah 5 x 5 cm desain dan gambar sticker ini sama dengan gantungan kunci .
Gambar IV. 11 Sticker
IV.3.3 Baju
Gambar IV. 12 Baju
IV.3.4 Pembatas Buku
Menjadi media tambahan bonus yang didapat langsung, dengan ukuran 2 x 20 cm menggunakan bahan artpaper 250 gram.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Hendratman, Hendi 2006. COMPUTER GRAPHICS DESIGN, Bandung : Informatika
McCloud,Scott. 2001. MEMAHAMI KOMIK. Jakarta : Kepustakaan Popular Gramedia
Pamungkas, Bambang. 2011. BEPE 20 KETIKA JEMARIKU MENARI. Jakarta: PT Tunas Bola
Pamungkas, Bambang. 2014. BEPE 20 P R I D E. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sumber Internet
Angkat,Guntur 2015 . Selintas Sejarah Komik Indonesia. Tersedia di : https://web.archive.org/web/20111103005210/http://re-searchengines.com/art05-72.html
Cornerstonestudio. Genre Buku Cerita Anak , 2015
Tersedia di : https://cornerstonestudio.wordpress.com/2010/01/09/genre-buku-cerita-anak/
[ 09 Januari 2010 ]
SANTOSO, DIAN OVIETA. 2012. Perancangan buku cerita bergambar sejarah asal usul kota Solo untuk anak-anak.
Tersedia di : http://svl.petra.ac.id/catalog/ft_detail.php?knokat=25575 [ 2012 ]
Wikipedia. Sejarah ilustrasi, 2015
Tersedia di: https://id.wikipedia.org/wiki/Ilustrasi
Wiranda, Yudha. 2013. ILUSTRASI MULTI-EDUKASI PADA BUKU CERITA ANAK-ANAK “SEKOLAH SAYUR-SAYURAN”
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Ahmad Haris R. Nasution
Tempat/Tanggal Lahir :Tangerang, 17 November
1992
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMAN 11 Tangerang
PENDIDIKAN FORMAL
o SDN Keroncong Mas Permai, berijazah tahun 2005
o SMP Negeri 12 Tangerang,berijazah tahun 2008
o SMA Negeri 11 Tangerang,berijazah tahun 2011
Kemampuan Software :
o Adobe Illustration
o Adobe Photoshop
o InDesign
o Adobe Premiere
KONTAK :
Alamat : Blok EB 10 No 50 Perum Keroncong Permai
Kel.Gebang Raya Kec.Priuk 15132 Kota Tangerang
HP : 08988111194