• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Kepala Bidang Aset Daerah pada Badan Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo : Pemerintah Kabupaten Wonosobo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": Kepala Bidang Aset Daerah pada Badan Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo : Pemerintah Kabupaten Wonosobo"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

1/66

MEMBANGUN SINERGITAS PERANGKAT DAERAH DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA BARANG MILIK DAERAH YANG BERINTEGRITAS MELALUI SATGAS ASET DAERAH DI PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

Nama Diklat : Pelatpim Tingkat III Angkatan V

Tahun : 2019

Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : Pelayanan Publik Inovator : Ismi Astuti, SH.

Jabatan : Kepala Bidang Aset Daerah pada Badan Pengelola Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo Instansi : Pemerintah Kabupaten Wonosobo

Latar Belakang

Bidang Aset Daerah adalah Bagian dari Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah yang berdasarkan Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 54 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo merupakan badan tipe A yang terdiri dari 6 (enam) Bidang dan 1 (satu) Sekretariat yang melaksanakan tugas dan fungsi membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang Keuangan yang menjadi kewenangan Daerah. Adapun struktur organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut :

Gambar 1

Struktur Organisasi BPPKAD Kabupaten Wonosobo

Visi BPPKAD Kabupaten Wonosobo adalah : “ Terselenggaranya pelaksanaan tugas pemerintah daerah di bidang pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah

(2)

2/66

yang didukung oleh sumberdaya manusia yang bersih, berwibawa dan bertanggung jawab menuju kemandirian daerah “

Guna mencapai visi tersebut BPPKD Kabupaten Wonosobo memunyai misi :

1. Mengelola pendapatan, keuangan dan aset daerah secara efisien dan efektif, transparan serta bebas KKN

2. Meningkatkan kualitas kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah yang profesional, mandiri dan kredibel;

3. Meningkatkan pengelolaan sumber-sumber penerimaan sesuai potensi yang ada;

4. Mempertangjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah.

Dalam melaksanakan misisebagaiman tersebut di atas, Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi :

a. penyusunan kebijakan teknis bidang keuangan;

b. pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang keuangan;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang keuangan;

d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah bidang keuangan; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

Sedangkan tugas dan fungsi Bidang Aset Daerah adalah “Perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pengadministrasian dan pengelolaan Aset daerah.”

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Bidang Aset Dearah menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan penunjang keuangan di bidang aset daerah;

(3)

3/66

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan penunjang keuangan di bidang aset daerah;

c. pelaksanaan kebijakan penunjang keuangan di bidang aset daerah;

d. penatausahaan dan pengelolaan bidang aset daerah;

e. pelaksanaan pembinaan terkait dengan aset daerah;

f. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang aset daerah;

g. pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang aset daerah.

Bidang Aset Daerah membawahi dua Sub Bidang yaitu :

1. Sub Bidang Perencanaan, Perubahan Status Hukum dan Pemberdayaan Aset Daerah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,

pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan Sub Bidang Perencanaan, Perubahan Status Hukum dan Pemberdayaan Aset Daerah meliputi penatausahaan perubahan status hukum aset daerah.

2. Sub Bidang Penatausahaan, Inventarisasi dan Pengamanan Aset Daerah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan Sub Bidang Penatausahaan, Inventarisasi dan Pengamanan Aset Daerah meliputi pembinaan dan pengamanan aset daerah.

Pengelolaan Aset Daerah di Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang Milik Dearah.

Peran Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan Dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Wonosobo dalam Pengelolaan Aset Daerah telah merumuskan kebijakan pengelolaan aset daerah dengan tujuan :

1. terwujudnya sistem akuntabilitas pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban pengelolaanaset tetap yang akuntabel dan professional.

2. Tercapainya penggunaan dan pemanfaatan barang milik daerah yang optimal.

(4)

4/66

3. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

4. Terjaminnya keamanan dan keterpeliharaan Barang Milik Daerah.

5. Terwujudnya aparatur pengelola Barang milik daerah yang berdedikasi tinggi, bertanggungjawab serta memiliki wawasan dan ketrampilan dalam mengelola aset tetap.

Salah satu manifestasi pelaksanaan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang menjadi tuntutan masyarakat adalah terwujudnya sistem pengelolaan kekayaan daerah yang memadai, informatif, transparan, dan akuntabel (*Suwanda, 2015). Koridor pengelolaan barang milik daerah memberikan acuan bahwa barang milik daerah harus digunakan semaksimal mungkin mendukung tupoksi pelayanan dan memberikan manfaat kontribusi penerimaan bagi daerah.

Barang Milik Daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat harus dikelola dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan pengelolaan barang milik daerah dengan memperhatikan asas-asas sebagai berikut :

1. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dibidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

2. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.

3. Asas transparansi, penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar.

4. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintah secara optimal.

5. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

6. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca pemerintah Daerah.

Bahwa permasalahan pengelolaan barang milik daerah masih menjadi permasalahan klasik diberbagai daerah, termasuk Pemerintah Kabupaten Wonosobo.

(5)

5/66

Laporan Barang Milik daerah menjadi salah satu komponen yang penting dalam struktur Laporan Keuangan yang menjelaskan pengungkapan dan penyajian data mengenai kondisi keseluruhan barang milik daerah yang didapat dari penatausahaan barang milik daerah. Laporan Keuangan Perangkat Daerah merupakan unit-unit akuntansi pelaporan yang akan dikonsolidasi dan digabungkan menjadi satu laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). LKPD setiap tahunnya dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Berdasarkan audit dan dilakukan penilaian oleh BPK, atas pertanggungjawaban pengelolaan dan penggunaan dana yang

dikeluarkan oleh pemerintah, apakah sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Standar Pengendalian Intern (SPI), pengungkapan (disclosure) dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Dalam rentang waktu tahun 2009 sampai tahun 2017, Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Wonosobo di tahun 2009 - 2015 mendapatkan predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) di Pengelolaan barang Milik Daerah dan di tahun 2016-2017 mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). namun masih terdapat beberapa temuan terkait pengelolaan barang milik daerah.

Jumlah Barang Milik Daerah yang tercatat pada Neraca Daerah Kabupaten Wonosobo dalam kurun waktu tahun 2017-2018 sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 1

Barang Milik Pemerintah Kabupaten Wonosobo

TAHUN 2017 2018

TANAH 500,623,422,911.84 684,694,416,874.85

PERALATAN DAN MESIN 496,433,208,089.92 432,698,695,366.39

(6)

6/66

BANGUNAN GEDUNG 1,243,915,600,344.58 936,418,837,162.51

JALAN, IRIGASI DAN

JARINGAN 1,738,643,177,419.86 1,895,649,728,021.10

ASET TETAP LAINNYA 187,916,089,188.29 115,196,583,912.31

KONSTRUKSI DALAM

PENGERJAAN 21,289,980,030.00 12,412,701,313.00

JUMLAH 4,188,821,477,984.49 4.077,070,962,650.16

Barang Milik Daerah sebagaimana tabel tersebut di atas tersebar pada 67 SKPD dengan rincian : 6 Badan, 17 Dinas, 15 Kecamatan dan 29 Kelurahan selaku Pengguna barang Milik Daerah.

Berdasarkan Permendagri 19 tahun 2019 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, terdapat Struktur Pengelolaan Barang Milik Daerah dalam lingkup Kabupaten/ Kota, sebagai berikut :

Gambar 2

Struktur Pengelolaan Barang Milik Daerah

(7)

7/66

Berdasarkan bagan di atas, Kepala BPPKAD adalah Pejabat Penata Usahaan Barang Milik Daerah/ BPPKAD yang berada di bawah Pengelola Barang yang mempunyai tugas dan fungsi untuk melakukan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pengadministrasian dan pengelolaan Aset daerah. Pelaksanaan fungsi tersebut secara teknis dilaksanakan oleh Bidang Aset Daerah.

Berikut jumlah personil dan sarpras di bidang Aset daerah :

Tabel 2

Jumlah Sumberdaya Manusia.

No Uraian Jumlah Pegawai

1 PNS Bidang Aset Daerah 6 orang

2 Pegawai Non PNS 7 orang

Tabel 3

Sarana dan prasarana.

(8)

8/66

No Uraian Jumlah Sarana

1 Soft Ware original 1 unit

3 Laptop 7 unit

4 PC Unit 7 uniit

Dengan jumlah personil tersebut tentu saja jauh dari cukup. Berkaitan dengan hal tersebut, sangat diperlukan peran serta dari Perangkat Daerah selaku Penggunan Barang Milik Daerah untuk bersama sama melakukan tata kelola aset yang benar sesuai dengan tugas masing masing.

Berdasarkan Pasal 8 dan Pasal 9 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, tugas BPPKAD adalah :

a. membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah kepada Pengelola Barang;

b. membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada Pengelola Barang;

c. memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas pengajuan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Bupati;

d. memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang untuk mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah;

e. memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Bupati atau DPRD;

f. membantu Pengelola Barang dalam pelaksanaan koordinasi inventarisasi barang milik daerah;

(9)

9/66

g. melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain kepada Bupati melalui Pengelola Barang, serta barang milik daerah yang berada pada Pengelola Barang;

h. mengamankan dan memelihara barang milik daerah;

i. imembantu Pengelola Barang dalam pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah; dan

j. menyusun laporan barang milik daerah.

Kepala Perangkat Daerah (Pengguna Barang) mempunyai tugas :

a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah bagi SKPD yang dipimpinnya;

b. mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;

c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya;

e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

f. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

g. menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain, kepada Bupati melalui Pengelola Barang;

(10)

10/66

h. mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah;

i. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya; dan

j. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran dan laporan barang pengguna tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang.

Berdasarkan Permandagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang Milik Dearah, dibawah Kepala SKPD sebagai Pengguna Barang, terdapat Pejabat eselon IV sebagai Pejabat Penatausahaan Barang Milik Dearah ( ex oficio adalah Kasubag Keuangan/ Pejabat eselon IV yang mempunyai tupoksi pengelolaan barang Milik Daerah), yang mempunyai tugas :

a. menyiapkan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah pada Pengguna Barang;

b. meneliti usulan permohonan penetapan status penggunaan barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;

c. meneliti pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus Barang Pembantu;

d. menyusun pengajuan usulan pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

e. mengusulkan rencana penyerahan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan oleh pihak lain;

f. menyiapkan usulan pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah;

g. meneliti laporan barang semesteran dan tahunan yang dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus Barang Pembantu;

h. memberikan persetujuan atas Surat Permintaan Barang (SPB) dengan menerbitkan Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB) untuk mengeluarkan barang milik daerah dari gudang penyimpanan;

(11)

11/66

i. meneliti dan memverifikasi Kartu Inventaris Ruangan (KIR) setiap semester dan setiap tahun;

j. melakukan verifikasi sebagai dasar memberikan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah;

k. meneliti laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan oleh Pengurus Barang Pengguna dan/atau Pengurus Barang Pembantu.

Regulasi telah mengatur ada 3 personil yang bertanggungjawab dalam Pengelolaan Barang di SKPD, yaitu:

ü Kepala SKPD sebagai Pengguna Barang,

ü Keuangan sebagai Pejabat Penatausahaan Barang di SKPD dan,

ü Pengurus Barang sebagai pelaksana penatausahaan Barang SKPD.

Selama ini SKPD lebih banyak mengandalkan Pengurus Barang yang notabene seorang staff, bahkan di lingkungan SKPD nya sendiripun kesulitan untuk mendapatkan data untuk bahan laporan. Di intern SKPD, Pengurus Barang perlu diperkuat oleh personil lain, yaitu Pejabat Penatausahaan Barang Pengguna. Sehingga diharapkan dengan dua orang agen Pengelola Barang di SKPD dan dengan dukungan dari Kepala SKPD sebagai Pengguna Barang, sehingga pengelolaan barang di SKPD bisa lebih optimal.

Kepatuhan dalam melaksanakan ketentuan pengelolaan barang milik daerah dapat dilihat dari catatan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan pemerintah daerah yang hampir setiap tahun masih didominasi masalah penyajian aset tetap. Meskipun Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah dua kali mendapatkan penilaian WTP, namun masih dijumpai permasalahan dalam pengelolaan barang milik daerah karena belum diterapkannya secara benar aturan pengelolaan barang milik daerah yang berakibat pada :

Ø proses perencanaan dan penganggaran pengadaan barang yang tidak sesuai dengan peruntukannya,

Ø Inefisiensi dan belum optimalnya penggunaan barang milik daerah

Ø Inefisiensi, rendahnya fungsi manfaat dan belum optimalnya pemanfaatan barang milik daerah untuk menopang PAD

Ø Disisi pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah, terdapat beberapa tanah yang belum bersertifikat dan dikuasai pihak lain juga barang bergerak berupa

(12)

12/66

alat kantor dan sarana mobilitas yang masih dikuasai meskipun ASN tersebut sudah pensiun atau mutasi

Ø Mekanisme Penghapusan barang milik daerah yang belum sesuai ketentuan

Ø Penatausahaan barang milik daerah yang belum akurat, tidak didukung data yang andal, aset yang tidak diketahui keberadaannya dan proses penyusunan laporan tidak tepat waktu

Ø Dari sisi pembinaan, pengawasan dan pengendalian, terdapat beberapa permasalahan, yaitu : SOP belum disosialisasikan atau tersusun dengan baik, belum komprehensifnya kerangka kebijakan, keterbatasan data, keterbatasan SDM dan reformasi manajemen aset masih berada pada tahap awal.

Dari isu startegis dan permasalahan tersebut, Diagnosa dengan Weisbord Six Boxes Model akan kami gunakan untuk melakukan diagnostic reading, dengan penjelasan sebagai berikut :

Gambar 3

Weisbord’s Six Box Model Theory

Weisbord (1976), mengajukan dan menggunakan model yang dinamakan model enam kotak. Menurut Weisbord, kerangka kerja (model) ini sangat praktis untuk memahami masalah yang dihadapi organisasi. Ketika organisasi menghadapi masalah seperti tidak tercapainya tujuan secara efektif, atau gagalnya pelaksanaan program peningkatan kualitas layanan, dan lain sebagainya, maka dapat dilakukan diagnosis pada bagian mana dalam keenam kotak tersebut yang tidak beres. Model enam kotak diilustrasikan pada gambar diatas. Secara singkat keenam kotak tersebut dijelaskan sebagai berikut:

(13)

13/66

1. Purpose (tujuan/maksud)

Merupakan sesuatu baik yang dapat diukur secara objektif maupun yang tidak, berdasarkan ukuran subyektif. Organisasi selalu mempunyai tujuan/maksud yang akan dicapai. Untuk dapat mengetahui tujuan atau maksud organisasi dapat diajukan pertanyaan kepada para anggota organisasi : apa misi organisasi?. untuk apa organisasi didirikan? Mengapa organisasi perlu ada? Demikian juga dapat diajukan pertanyaan : dalam bisnis apa anda berada? Apa bisnis anda? (what business are you in?) apa misi anda? Apa misi organisasi anda? (what is your mission? What is your organization’s mission?)

2. Structure (Struktur)

Struktur berkaitan dengan bagaimana organisasi memberikan tugas kepada karyawan dan bagaimana tugas dilaksanakan. Misalnya, apakah struktur formal mendukung atau menghambat pelaksanaan pekerjaan?

3. Reward (imbalan)

Imbalan merupakan segala sesuatu baik financial maupun bukan financial yang diberikan organisasi kepada karyawan. Dalam hal ini perlu diketahui apakah imbalan efektif untuk menimbulkan motivasi karyawan? Jenis imbalan apa yang dipandang menarik bagi karyawan? Apakah imbalan menjamin keadilan bagi karyawan? Apakah sistem imbalan dapat mendorong karyawan bekerja sama (teamwork), belajar, berkembang dan inovatif.

4. Helpful mechanism (mekanisme yang mendukung)

Mekanisme yang mendukung pelaksanaan strategi perusahaan mencakup misalnya sistem anggaran, sistem informasi, perencanaan dan pengendalian. Apakah sistem-sistem tersebut dapat mendukung atau membantu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Seberapa efektif sistem-sistem tersebut membantu pencapaian tujuan organisasi?

5. Relationship (hubungan)

Hubungan manusia dalam organisasi merupakan salah satu factor yang amat penting. Hal ini disebabkan pencapaian tujuan organisasi perusahaan dilaksanakan oleh orang-orang (manusia). Oleh karena perlu dinilai bagaimana hubungan karyawan satu dengan yang lain. Bagaimana hubungan antara atasan dengan bawahan?

Seberapa baik tingkat kerjasama antara karyawan? Bagaimana kepercayaan bawahan terhadap atasan dan sebaliknya? Bagaimana konflik yang terjadi dalam organisasi? apakah konfllik yang terjadi tersebut masih wajar, dapat ditolerir atau tidak?

6. Leadership (kepemimpinan)

(14)

14/66

Kepemimpinan sangat menentukan kemajuan dan kemunduran organisasi. tidak ada organisasi yang dapat maju tanpa kepemimpinan yang baik. Bagaimana gaya kepemimpinan yang digunakan oleh manajer dalam berbagai bagian dalam organisasi? apakah gaya kepemimpinan efektif? Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan? Apakah gaya kepemimpinan cocok dengan situasi yang mengalami perubahan?

7. Environment (lingkungan)

Lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Berdasarkan pandangan sistem terbuka, organisasi merupakan bagian dari lingkungan. Oleh karena itu, selanjutnya menurut Weisbord (1977), perlu perhatian diarahkan kepada bagaimana organisasi cocok dengan lingkungannya? Dan bagaimana individu anggota organisasi cocok dengan organisasi. kecocokan organisasi dengan lingkungannya mengacu pada kemampuan dan kesesuaian organisasi dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, peraturan pemerintahan, kondisi politik, social, ekonomi, serikat pekerja dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan ini misalnya, apakah organisasi dapat memenuhi harapan konsumen (pelanggan)? Bagaimana kemampuan organisasi untuk mengadaptasi perubahan? Bagaimana daya saing organisasi?

Selanjutnya, kecocokan individu anggota organisasi dengan organisasi mengacu pada seberapa baik nilai-nilai, gaya berfikir, persepsi dan perilaku anggota organisasi sesuai dengan sesama anggota organisasi.

Hasil diagnostic reading pengelolaan barang milik daerah di BPPKAD Kabupaten Wonosobo dengan menggunakan Weisboard Six Box Model, dapat kami jabarkan sebagai berikut :

Tabel 4

Analisis organisasi Pengeloaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten Wonosobo

Variabel Purpose/

Tujuan

Structure/

Dtruktur

Reward/

imbalan

Helpful Mec /mekanisme

Relationship/

hubungan Leadership Environment

Purpose/

Tujuan

Tujuan organisasi sudah didukung struktur

Tujuan organisasi belum didukung reward

Tujuan organisasi belum didukung sarana, berupa regulasi khusus

Tujuan organisasi belum didukung oleh hubungan kerjasama yang baik dlm organisasi

Tujuan organisasi didukung kepemimpinan yang baik

Tujuan organisasi bermanfaat bagi lingkungan

(15)

15/66

Structure/

Struktur

Struktur sdh sesuai tujuan organisasi

Struktur organisasi blm diberikan reward

Struktur organisasi belum menyediakan regulasi khusus untuk mencapai tujuan

Struktur organisasi dapat bekerjasama dengan baik

Struktur organisasi mendukung dan loyal terhadap pemimpin organisasi

Struktur organisasi berhubungan baik dengan lingkungan

Reward/imbalan Reward terhadap keberhasilan tugas blmada

Reward terhadap struktur organisasi sudah ada

Reward terhadap ketersediaan sarana pendukung belum ada

Reward terhadap kerjasama yang baik blm sudah ada

Reward terhadap kepemimpinan yang efektif sudah ada

Reward terhadap lingkungan sudah ada

Helpful

Mec/mekanisme yg

mendukung

Belum ada sarana untuk mencapai tujuan

Sarana pendukung belum dimiliki oleh struktur organisasi

Ketersediaan Sarana pendukung belum diberikan reward

Belum ada sarana pendukung untuk mewujudkan good

relationship

Belum ada sarana pendukung untuk membantu kepemimpinan efektif

Belum ada sarana pendukung yang bermanfaat bagi lingkungan

Relationship/

tata hubungan

Hubungan dan kerjasama mencapai tujuan organisasi kurang berjalan baik

Hubungan kerjasama anggota struktur organisasi belum berjalan baik

Hubungan belum memperoleh reward finansial

Hubungan belum ada media sebagai sarana

pendukung

kepemimpinan efektif belum didukung kepemimpinan Hubungan yang baik

lingkungan belum didukung oleh hubungan yang baik

(16)

16/66

Leadership

Kepemimpinan efektif untuk mencapai tujuan organisasi

Kepemimpinan efektif mampu mengoptimalkan kinerja

struktur organisasi

Kepemimpinan efektif sudah memberikan reward non finansial dan finansial kpd anggota organisasi

Kepemimpinan efektif belum didukung sarana pendukung mencapai tujuan

Kepemimpinan belum didukung hubungan kerjasama yang baik

Kepemimpinan efektif

bermanfaat bagi lingkungan keseluruhan

Environment

Lingkungan mendukung tujuan organisasi

Lingkungan memberikan dukungan terhadap struktur organisasi

Lingkungan belum memberikan reward non finansial kepada organisasi

Lingkungan belum memiliki sarana pendukung untuk mencapai tujuan organisasi

Lingkungan belum didukung hubungan kerjasama yang belum baik

Lingkungan mendukung terwujudnya kepemimpinan efektif dan responsif

Analisis hubungan antar variabel menunjukkan bahwa masalah utama yang dihadapi organisasi adalah pada reward,helpfull mechanism dan relationship atau dapat kami uraikan sebagai berikut :

1) belum adanya reward sesuai yang diharapkan yang mendukung hubungan kerja.

2) Belum adanya pola kerjasama yang mengatur sehingga proses bisa terlaksana dengan baik

3) Belum adanya tata hubungan yang baik guna mencapai tujuan organisasi

Benchmarking tanggal 1 April sampai dengan 4 Mei 2019 ke Kabupaten Banjarbaru dengan lokus pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, yaitu tentang sinergitas pelaksanaan program pembangunan di Kota Banjarbaru serta gaya kepemimpinan yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat dan beberapa inovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui program “Satumat Batuliling” Salah satu pelayanan publik yang diberikan adalah santunan kematian, dimana

(17)

17/66

makna dari pelayanan ini adalah menghadirkan negara dalam kesusahan warganya;

Nilai-nilai hasil pembelajaran Benchmarking dikaitkan dengan rencana proyek perubahan :

a. Komitmen; Inovasi dapat digunakan sebagai salah satu upaya dalam rangka memenuhi komitmen janji politis pimpinan daerah kepada masyarakatnya.

b. Leadership; Kepemimpinan yang kuat diperlukan untuk menjamin implementasi inovasi dapat terus berjalan dan berkelanjutan.

c. Kreatif; Untuk dapat melahirkan inovasi diperlukan pola berpikir kreatif (out of the box), bahkan disaat menghadapi kendala dalam melaksanakan tugas.

d. Empati; Inovasi yang dilakukan Pemkot Banjarbaru juga menunjukkan adanya empati pemerintah daerah kepada warga masyarakatnya yang sedang mengalami musibah.

e. Kerjasama; Untuk mengoptimalkan pola pelaksanaan inovasi dan juga mengoptimalkan kemanfaatannya kepada masyarakat perlu menjalin kerjasama dengan pihak non

pemerintah, yaitu dengan mengetuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

Dari analisis diatas, disimpulkan bahwa permasalahan dalam pengelolaan barang milik daerah di Kabupaten Wonosobo ada pada reward (penghargaan), helpfull mecanism (mekanisme yang mendukung) hubungan (relationship), sehingga ada 3 isu permasalahan yang kami angkat dalam pengelolaan barang milik daerah yaitu :

² Perlu diatur pola kerjasama di lingkungan SKPD sendiri, antara Pengurus Barang dan Pejabat Penatausahaan Barang Milik Daerah pada SKPD dan BPPKD selaku administrator Pengelolaan Barang Milik Daerah.

² Pengaturan tugas melalui sistem dan prosedur dan SOP penatausahaan barang milik daerah yang mengatur tugas masing-masing.

² Usulan pemberian reward berupa honorarium bagi Pejabat Panatausahaan Barang Milik Daerah di SKPD

Berkaitan dengan analisis tersebut di atas, dirumuskan terdapat area organisasi yang bermasalahyang merupakan kategori yang paling perlu diintervensi pada helpfull mechanism, relationship dan reward dengan pelaksanaan perubahan/inovasi yang relevan untuk diusulkan yaitu kegiatan untuk melakukan antara pengurus barang dan pejabat penatausahaan pengguna barang dalam wadah Satuan Tugas Aset . Yaitu “Sinergitas pengelolaan barang milik daerah melalui Satuan Tugas

(18)

18/66

Aset Daerah “

Bidang Aset Daerah adalah Bagian dari Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah yang berdasarkan Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 54 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Wonosobo merupakan badan tipe A yang terdiri dari 6 (enam) Bidang dan 1 (satu) Sekretariat yang melaksanakan tugas dan fungsi membantu Bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan di bidang Keuangan yang menjadi kewenangan Daerah. Adapun struktur organisasi Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut :

Gambar 1

Struktur Organisasi BPPKAD Kabupaten Wonosobo

Visi BPPKAD Kabupaten Wonosobo adalah : “ Terselenggaranya pelaksanaan tugas pemerintah daerah di bidang pengelolaan pendapatan, keuangan dan aset daerah

(19)

19/66

yang didukung oleh sumberdaya manusia yang bersih, berwibawa dan bertanggung jawab menuju kemandirian daerah “

Guna mencapai visi tersebut BPPKD Kabupaten Wonosobo memunyai misi :

1. Mengelola pendapatan, keuangan dan aset daerah secara efisien dan efektif, transparan serta bebas KKN

2. Meningkatkan kualitas kinerja Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah yang profesional, mandiri dan kredibel;

3. Meningkatkan pengelolaan sumber-sumber penerimaan sesuai potensi yang ada;

4. Mempertangjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah.

Dalam melaksanakan misisebagaiman tersebut di atas, Badan Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi :

a. penyusunan kebijakan teknis bidang keuangan;

b. pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang keuangan;

c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis bidang keuangan;

d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah bidang keuangan; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya

Sedangkan tugas dan fungsi Bidang Aset Daerah adalah “Perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pengadministrasian dan pengelolaan Aset daerah.”

Dalam melaksanakan tugas pokoknya Bidang Aset Dearah menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan penunjang keuangan di bidang aset daerah;

(20)

20/66

b. penyiapan pelaksanaan kebijakan penunjang keuangan di bidang aset daerah;

c. pelaksanaan kebijakan penunjang keuangan di bidang aset daerah;

d. penatausahaan dan pengelolaan bidang aset daerah;

e. pelaksanaan pembinaan terkait dengan aset daerah;

f. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang aset daerah;

g. pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang aset daerah.

Bidang Aset Daerah membawahi dua Sub Bidang yaitu :

1. Sub Bidang Perencanaan, Perubahan Status Hukum dan Pemberdayaan Aset Daerah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,

pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan Sub Bidang Perencanaan, Perubahan Status Hukum dan Pemberdayaan Aset Daerah meliputi penatausahaan perubahan status hukum aset daerah.

2. Sub Bidang Penatausahaan, Inventarisasi dan Pengamanan Aset Daerah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi serta pelaporan Sub Bidang Penatausahaan, Inventarisasi dan Pengamanan Aset Daerah meliputi pembinaan dan pengamanan aset daerah.

Pengelolaan Aset Daerah di Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang Milik Dearah.

Peran Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan Dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten Wonosobo dalam Pengelolaan Aset Daerah telah merumuskan kebijakan pengelolaan aset daerah dengan tujuan :

1. terwujudnya sistem akuntabilitas pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban pengelolaanaset tetap yang akuntabel dan professional.

2. Tercapainya penggunaan dan pemanfaatan barang milik daerah yang optimal.

(21)

21/66

3. Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.

4. Terjaminnya keamanan dan keterpeliharaan Barang Milik Daerah.

5. Terwujudnya aparatur pengelola Barang milik daerah yang berdedikasi tinggi, bertanggungjawab serta memiliki wawasan dan ketrampilan dalam mengelola aset tetap.

Salah satu manifestasi pelaksanaan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang menjadi tuntutan masyarakat adalah terwujudnya sistem pengelolaan kekayaan daerah yang memadai, informatif, transparan, dan akuntabel (*Suwanda, 2015). Koridor pengelolaan barang milik daerah memberikan acuan bahwa barang milik daerah harus digunakan semaksimal mungkin mendukung tupoksi pelayanan dan memberikan manfaat kontribusi penerimaan bagi daerah.

Barang Milik Daerah sebagai salah satu unsur penting dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan masyarakat harus dikelola dengan baik dan benar, yang pada gilirannya dapat mewujudkan pengelolaan barang milik daerah dengan memperhatikan asas-asas sebagai berikut :

1. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dibidang pengelolaan barang milik daerah yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

2. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan.

3. Asas transparansi, penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar.

4. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik daerah diarahkan agar barang milik daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintah secara optimal.

5. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

6. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca pemerintah Daerah.

Bahwa permasalahan pengelolaan barang milik daerah masih menjadi permasalahan klasik diberbagai daerah, termasuk Pemerintah Kabupaten Wonosobo.

(22)

22/66

Laporan Barang Milik daerah menjadi salah satu komponen yang penting dalam struktur Laporan Keuangan yang menjelaskan pengungkapan dan penyajian data mengenai kondisi keseluruhan barang milik daerah yang didapat dari penatausahaan barang milik daerah. Laporan Keuangan Perangkat Daerah merupakan unit-unit akuntansi pelaporan yang akan dikonsolidasi dan digabungkan menjadi satu laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). LKPD setiap tahunnya dilakukan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Berdasarkan audit dan dilakukan penilaian oleh BPK, atas pertanggungjawaban pengelolaan dan penggunaan dana yang

dikeluarkan oleh pemerintah, apakah sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Standar Pengendalian Intern (SPI), pengungkapan (disclosure) dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Dalam rentang waktu tahun 2009 sampai tahun 2017, Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Wonosobo di tahun 2009 - 2015 mendapatkan predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) di Pengelolaan barang Milik Daerah dan di tahun 2016-2017 mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). namun masih terdapat beberapa temuan terkait pengelolaan barang milik daerah.

Jumlah Barang Milik Daerah yang tercatat pada Neraca Daerah Kabupaten Wonosobo dalam kurun waktu tahun 2017-2018 sebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 1

Barang Milik Pemerintah Kabupaten Wonosobo

TAHUN 2017 2018

TANAH 500,623,422,911.84 684,694,416,874.85

PERALATAN DAN MESIN 496,433,208,089.92 432,698,695,366.39

(23)

23/66

BANGUNAN GEDUNG 1,243,915,600,344.58 936,418,837,162.51

JALAN, IRIGASI DAN

JARINGAN 1,738,643,177,419.86 1,895,649,728,021.10

ASET TETAP LAINNYA 187,916,089,188.29 115,196,583,912.31

KONSTRUKSI DALAM

PENGERJAAN 21,289,980,030.00 12,412,701,313.00

JUMLAH 4,188,821,477,984.49 4.077,070,962,650.16

Barang Milik Daerah sebagaimana tabel tersebut di atas tersebar pada 67 SKPD dengan rincian : 6 Badan, 17 Dinas, 15 Kecamatan dan 29 Kelurahan selaku Pengguna barang Milik Daerah.

Berdasarkan Permendagri 19 tahun 2019 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, terdapat Struktur Pengelolaan Barang Milik Daerah dalam lingkup Kabupaten/ Kota, sebagai berikut :

Gambar 2

Struktur Pengelolaan Barang Milik Daerah

(24)

24/66

Berdasarkan bagan di atas, Kepala BPPKAD adalah Pejabat Penata Usahaan Barang Milik Daerah/ BPPKAD yang berada di bawah Pengelola Barang yang mempunyai tugas dan fungsi untuk melakukan pelaksanaan kebijakan, pengkoordinasian, pemantauan, evaluasi serta pelaporan meliputi pengadministrasian dan pengelolaan Aset daerah. Pelaksanaan fungsi tersebut secara teknis dilaksanakan oleh Bidang Aset Daerah.

Berikut jumlah personil dan sarpras di bidang Aset daerah :

Tabel 2

Jumlah Sumberdaya Manusia.

No Uraian Jumlah Pegawai

1 PNS Bidang Aset Daerah 6 orang

2 Pegawai Non PNS 7 orang

Tabel 3

Sarana dan prasarana.

(25)

25/66

No Uraian Jumlah Sarana

1 Soft Ware original 1 unit

3 Laptop 7 unit

4 PC Unit 7 uniit

Dengan jumlah personil tersebut tentu saja jauh dari cukup. Berkaitan dengan hal tersebut, sangat diperlukan peran serta dari Perangkat Daerah selaku Penggunan Barang Milik Daerah untuk bersama sama melakukan tata kelola aset yang benar sesuai dengan tugas masing masing.

Berdasarkan Pasal 8 dan Pasal 9 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah, tugas BPPKAD adalah :

a. membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan barang milik daerah kepada Pengelola Barang;

b. membantu meneliti dan memberikan pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada Pengelola Barang;

c. memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas pengajuan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Bupati;

d. memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang untuk mengatur pelaksanaan penggunaan, pemanfaatan, pemusnahan, dan penghapusan barang milik daerah;

e. memberikan pertimbangan kepada Pengelola Barang atas pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Bupati atau DPRD;

f. membantu Pengelola Barang dalam pelaksanaan koordinasi inventarisasi barang milik daerah;

(26)

26/66

g. melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain kepada Bupati melalui Pengelola Barang, serta barang milik daerah yang berada pada Pengelola Barang;

h. mengamankan dan memelihara barang milik daerah;

i. imembantu Pengelola Barang dalam pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah; dan

j. menyusun laporan barang milik daerah.

Kepala Perangkat Daerah (Pengguna Barang) mempunyai tugas :

a. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah bagi SKPD yang dipimpinnya;

b. mengajukan permohonan penetapan status penggunaan barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;

c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya;

e. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya;

f. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

g. menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain, kepada Bupati melalui Pengelola Barang;

(27)

27/66

h. mengajukan usul pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah;

i. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya; dan

j. menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran dan laporan barang pengguna tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada Pengelola Barang.

Berdasarkan Permandagri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Barang Milik Dearah, dibawah Kepala SKPD sebagai Pengguna Barang, terdapat Pejabat eselon IV sebagai Pejabat Penatausahaan Barang Milik Dearah ( ex oficio adalah Kasubag Keuangan/ Pejabat eselon IV yang mempunyai tupoksi pengelolaan barang Milik Daerah), yang mempunyai tugas :

a. menyiapkan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah pada Pengguna Barang;

b. meneliti usulan permohonan penetapan status penggunaan barang yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah;

c. meneliti pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus Barang Pembantu;

d. menyusun pengajuan usulan pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan;

e. mengusulkan rencana penyerahan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dan sedang tidak dimanfaatkan oleh pihak lain;

f. menyiapkan usulan pemusnahan dan penghapusan barang milik daerah;

g. meneliti laporan barang semesteran dan tahunan yang dilaksanakan oleh Pengurus Barang dan/atau Pengurus Barang Pembantu;

h. memberikan persetujuan atas Surat Permintaan Barang (SPB) dengan menerbitkan Surat Perintah Penyaluran Barang (SPPB) untuk mengeluarkan barang milik daerah dari gudang penyimpanan;

(28)

28/66

i. meneliti dan memverifikasi Kartu Inventaris Ruangan (KIR) setiap semester dan setiap tahun;

j. melakukan verifikasi sebagai dasar memberikan persetujuan atas perubahan kondisi fisik barang milik daerah;

k. meneliti laporan mutasi barang setiap bulan yang disampaikan oleh Pengurus Barang Pengguna dan/atau Pengurus Barang Pembantu.

Regulasi telah mengatur ada 3 personil yang bertanggungjawab dalam Pengelolaan Barang di SKPD, yaitu:

ü Kepala SKPD sebagai Pengguna Barang,

ü Keuangan sebagai Pejabat Penatausahaan Barang di SKPD dan,

ü Pengurus Barang sebagai pelaksana penatausahaan Barang SKPD.

Selama ini SKPD lebih banyak mengandalkan Pengurus Barang yang notabene seorang staff, bahkan di lingkungan SKPD nya sendiripun kesulitan untuk mendapatkan data untuk bahan laporan. Di intern SKPD, Pengurus Barang perlu diperkuat oleh personil lain, yaitu Pejabat Penatausahaan Barang Pengguna. Sehingga diharapkan dengan dua orang agen Pengelola Barang di SKPD dan dengan dukungan dari Kepala SKPD sebagai Pengguna Barang, sehingga pengelolaan barang di SKPD bisa lebih optimal.

Kepatuhan dalam melaksanakan ketentuan pengelolaan barang milik daerah dapat dilihat dari catatan opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan pemerintah daerah yang hampir setiap tahun masih didominasi masalah penyajian aset tetap. Meskipun Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah dua kali mendapatkan penilaian WTP, namun masih dijumpai permasalahan dalam pengelolaan barang milik daerah karena belum diterapkannya secara benar aturan pengelolaan barang milik daerah yang berakibat pada :

Ø proses perencanaan dan penganggaran pengadaan barang yang tidak sesuai dengan peruntukannya,

Ø Inefisiensi dan belum optimalnya penggunaan barang milik daerah

Ø Inefisiensi, rendahnya fungsi manfaat dan belum optimalnya pemanfaatan barang milik daerah untuk menopang PAD

Ø Disisi pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah, terdapat beberapa tanah yang belum bersertifikat dan dikuasai pihak lain juga barang bergerak berupa

(29)

29/66

alat kantor dan sarana mobilitas yang masih dikuasai meskipun ASN tersebut sudah pensiun atau mutasi

Ø Mekanisme Penghapusan barang milik daerah yang belum sesuai ketentuan

Ø Penatausahaan barang milik daerah yang belum akurat, tidak didukung data yang andal, aset yang tidak diketahui keberadaannya dan proses penyusunan laporan tidak tepat waktu

Ø Dari sisi pembinaan, pengawasan dan pengendalian, terdapat beberapa permasalahan, yaitu : SOP belum disosialisasikan atau tersusun dengan baik, belum komprehensifnya kerangka kebijakan, keterbatasan data, keterbatasan SDM dan reformasi manajemen aset masih berada pada tahap awal.

Dari isu startegis dan permasalahan tersebut, Diagnosa dengan Weisbord Six Boxes Model akan kami gunakan untuk melakukan diagnostic reading, dengan penjelasan sebagai berikut :

Gambar 3

Weisbord’s Six Box Model Theory

Weisbord (1976), mengajukan dan menggunakan model yang dinamakan model enam kotak. Menurut Weisbord, kerangka kerja (model) ini sangat praktis untuk memahami masalah yang dihadapi organisasi. Ketika organisasi menghadapi masalah seperti tidak tercapainya tujuan secara efektif, atau gagalnya pelaksanaan program peningkatan kualitas layanan, dan lain sebagainya, maka dapat dilakukan diagnosis pada bagian mana dalam keenam kotak tersebut yang tidak beres. Model enam kotak diilustrasikan pada gambar diatas. Secara singkat keenam kotak tersebut dijelaskan sebagai berikut:

(30)

30/66

1. Purpose (tujuan/maksud)

Merupakan sesuatu baik yang dapat diukur secara objektif maupun yang tidak, berdasarkan ukuran subyektif. Organisasi selalu mempunyai tujuan/maksud yang akan dicapai. Untuk dapat mengetahui tujuan atau maksud organisasi dapat diajukan pertanyaan kepada para anggota organisasi : apa misi organisasi?. untuk apa organisasi didirikan? Mengapa organisasi perlu ada? Demikian juga dapat diajukan pertanyaan : dalam bisnis apa anda berada? Apa bisnis anda? (what business are you in?) apa misi anda? Apa misi organisasi anda? (what is your mission? What is your organization’s mission?)

2. Structure (Struktur)

Struktur berkaitan dengan bagaimana organisasi memberikan tugas kepada karyawan dan bagaimana tugas dilaksanakan. Misalnya, apakah struktur formal mendukung atau menghambat pelaksanaan pekerjaan?

3. Reward (imbalan)

Imbalan merupakan segala sesuatu baik financial maupun bukan financial yang diberikan organisasi kepada karyawan. Dalam hal ini perlu diketahui apakah imbalan efektif untuk menimbulkan motivasi karyawan? Jenis imbalan apa yang dipandang menarik bagi karyawan? Apakah imbalan menjamin keadilan bagi karyawan? Apakah sistem imbalan dapat mendorong karyawan bekerja sama (teamwork), belajar, berkembang dan inovatif.

4. Helpful mechanism (mekanisme yang mendukung)

Mekanisme yang mendukung pelaksanaan strategi perusahaan mencakup misalnya sistem anggaran, sistem informasi, perencanaan dan pengendalian. Apakah sistem-sistem tersebut dapat mendukung atau membantu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Seberapa efektif sistem-sistem tersebut membantu pencapaian tujuan organisasi?

5. Relationship (hubungan)

Hubungan manusia dalam organisasi merupakan salah satu factor yang amat penting. Hal ini disebabkan pencapaian tujuan organisasi perusahaan dilaksanakan oleh orang-orang (manusia). Oleh karena perlu dinilai bagaimana hubungan karyawan satu dengan yang lain. Bagaimana hubungan antara atasan dengan bawahan?

Seberapa baik tingkat kerjasama antara karyawan? Bagaimana kepercayaan bawahan terhadap atasan dan sebaliknya? Bagaimana konflik yang terjadi dalam organisasi? apakah konfllik yang terjadi tersebut masih wajar, dapat ditolerir atau tidak?

6. Leadership (kepemimpinan)

(31)

31/66

Kepemimpinan sangat menentukan kemajuan dan kemunduran organisasi. tidak ada organisasi yang dapat maju tanpa kepemimpinan yang baik. Bagaimana gaya kepemimpinan yang digunakan oleh manajer dalam berbagai bagian dalam organisasi? apakah gaya kepemimpinan efektif? Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan? Apakah gaya kepemimpinan cocok dengan situasi yang mengalami perubahan?

7. Environment (lingkungan)

Lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Berdasarkan pandangan sistem terbuka, organisasi merupakan bagian dari lingkungan. Oleh karena itu, selanjutnya menurut Weisbord (1977), perlu perhatian diarahkan kepada bagaimana organisasi cocok dengan lingkungannya? Dan bagaimana individu anggota organisasi cocok dengan organisasi. kecocokan organisasi dengan lingkungannya mengacu pada kemampuan dan kesesuaian organisasi dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, peraturan pemerintahan, kondisi politik, social, ekonomi, serikat pekerja dan lain sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan ini misalnya, apakah organisasi dapat memenuhi harapan konsumen (pelanggan)? Bagaimana kemampuan organisasi untuk mengadaptasi perubahan? Bagaimana daya saing organisasi?

Selanjutnya, kecocokan individu anggota organisasi dengan organisasi mengacu pada seberapa baik nilai-nilai, gaya berfikir, persepsi dan perilaku anggota organisasi sesuai dengan sesama anggota organisasi.

Hasil diagnostic reading pengelolaan barang milik daerah di BPPKAD Kabupaten Wonosobo dengan menggunakan Weisboard Six Box Model, dapat kami jabarkan sebagai berikut :

Tabel 4

Analisis organisasi Pengeloaan Barang Milik Pemerintah Kabupaten Wonosobo

Variabel Purpose/

Tujuan

Structure/

Dtruktur

Reward/

imbalan

Helpful Mec /mekanisme

Relationship/

hubungan Leadership Environment

Purpose/

Tujuan

Tujuan organisasi sudah didukung struktur

Tujuan organisasi belum didukung reward

Tujuan organisasi belum didukung sarana, berupa regulasi khusus

Tujuan organisasi belum didukung oleh hubungan kerjasama yang baik dlm organisasi

Tujuan organisasi didukung kepemimpinan yang baik

Tujuan organisasi bermanfaat bagi lingkungan

(32)

32/66

Structure/

Struktur

Struktur sdh sesuai tujuan organisasi

Struktur organisasi blm diberikan reward

Struktur organisasi belum menyediakan regulasi khusus untuk mencapai tujuan

Struktur organisasi dapat bekerjasama dengan baik

Struktur organisasi mendukung dan loyal terhadap pemimpin organisasi

Struktur organisasi berhubungan baik dengan lingkungan

Reward/imbalan Reward terhadap keberhasilan tugas blmada

Reward terhadap struktur organisasi sudah ada

Reward terhadap ketersediaan sarana pendukung belum ada

Reward terhadap kerjasama yang baik blm sudah ada

Reward terhadap kepemimpinan yang efektif sudah ada

Reward terhadap lingkungan sudah ada

Helpful

Mec/mekanisme yg

mendukung

Belum ada sarana untuk mencapai tujuan

Sarana pendukung belum dimiliki oleh struktur organisasi

Ketersediaan Sarana pendukung belum diberikan reward

Belum ada sarana pendukung untuk mewujudkan good

relationship

Belum ada sarana pendukung untuk membantu kepemimpinan efektif

Belum ada sarana pendukung yang bermanfaat bagi lingkungan

Relationship/

tata hubungan

Hubungan dan kerjasama mencapai tujuan organisasi kurang berjalan baik

Hubungan kerjasama anggota struktur organisasi belum berjalan baik

Hubungan belum memperoleh reward finansial

Hubungan belum ada media sebagai sarana

pendukung

kepemimpinan efektif belum didukung kepemimpinan Hubungan yang baik

lingkungan belum didukung oleh hubungan yang baik

(33)

33/66

Leadership

Kepemimpinan efektif untuk mencapai tujuan organisasi

Kepemimpinan efektif mampu mengoptimalkan kinerja

struktur organisasi

Kepemimpinan efektif sudah memberikan reward non finansial dan finansial kpd anggota organisasi

Kepemimpinan efektif belum didukung sarana pendukung mencapai tujuan

Kepemimpinan belum didukung hubungan kerjasama yang baik

Kepemimpinan efektif

bermanfaat bagi lingkungan keseluruhan

Environment

Lingkungan mendukung tujuan organisasi

Lingkungan memberikan dukungan terhadap struktur organisasi

Lingkungan belum memberikan reward non finansial kepada organisasi

Lingkungan belum memiliki sarana pendukung untuk mencapai tujuan organisasi

Lingkungan belum didukung hubungan kerjasama yang belum baik

Lingkungan mendukung terwujudnya kepemimpinan efektif dan responsif

Analisis hubungan antar variabel menunjukkan bahwa masalah utama yang dihadapi organisasi adalah pada reward,helpfull mechanism dan relationship atau dapat kami uraikan sebagai berikut :

1) belum adanya reward sesuai yang diharapkan yang mendukung hubungan kerja.

2) Belum adanya pola kerjasama yang mengatur sehingga proses bisa terlaksana dengan baik

3) Belum adanya tata hubungan yang baik guna mencapai tujuan organisasi

Benchmarking tanggal 1 April sampai dengan 4 Mei 2019 ke Kabupaten Banjarbaru dengan lokus pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, yaitu tentang sinergitas pelaksanaan program pembangunan di Kota Banjarbaru serta gaya kepemimpinan yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat dan beberapa inovasi untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui program “Satumat Batuliling” Salah satu pelayanan publik yang diberikan adalah santunan kematian, dimana

Referensi

Dokumen terkait

melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan

melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk

Tabungan adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat-syarat tertentu. Adapun syarat-syarat tertentu tersebut meliputi :.. a)

Form ini digunakan untuk mengisi transaksi retur barang oleh customer. Proses retur ini dilakukan dengan transaksi tunai, tidak bisa non-tunai. Saat akan

(1) Pengguna Barang yang tidak menyerahkan Barang Milik Daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi

melakukan pencatatan BMD berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan

melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan

(1) Pengguna Barang yang tidak menyerahkan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan