• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS GADJAH MADA   SEKOLAH VOKASI  

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL  

Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300   Faks. (0274) 545193, E‐mail : dts_ugm@yahoo.com  http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id 

 

Buku 2 : RKPM 

(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)  Modul Pembelajaran Pertemuan ke‐5 

 

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK  Sem V / 2 sks Teori / Kode PDTS3110 

  Oleh  

1.  Ir. Bambang Herumanta, M.T.  

2.  Suwardo, S.T, M.T., Ph.D. 

     

Didanai dengan Dana BOPTN P3‐UGM  Tahun Anggaran 2012 

   

Desember 2012 

(2)

 

Prakata 

 

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia‐Nya penyusunan Buku  2  :  Rencana  Kegiatan  Pembelajaran  Mingguan  (RKPM)  untuk  mata  kuliah  Pengelolaan  dan  Pengendalian  Proyek  bagi  mahasiswa  Program  Diploma  Teknik  Sipil  Universitas  Gadjah  Mada  dapat  diselesaikan. RKPM untuk mata kuliah Pengelolaan dan Pengendalian Proyek ini disusun sebagai acuan  bagi  dosen  dan  mahasiswa  dalam  memperlancar  persiapan,  pelaksanaan  kuliah,dan    evaluasi  pembelajaran.  

Menyadari bahwa penyusunan modul ini tidak terlepas dari adanya kekurangan, maka saran  yang  membangun  dari  berbagai  pihak  sangat  diharapkan  untuk  perbaikan  pada  waktu  yang  akan  datang.  

Semoga  tersedianya  modul  ini  dapat  bermanfaat  bagi  mahasiswa  Program  Diploma  Teknik  Sipil, Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.  

   

Yogyakarta,  Desember 2012   

Penyusun   

 

(3)

 

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM) 

 

Perte m ua n ke Tujuan Ajar/

Keluaran/ Indikator

Topik (pokok, subpokok

bahasan, alokasi waktu)

Media Ajar

1

Metode Evaluasi dan

Penilaian

2

Metode Ajar (STAR)

3

Aktivitas Mahasiswa

Aktivitas Dosen/

Nama Pengajar

Sumber Ajar

Teks Presen tasi Gambar Audio/Video Soal-tug as Web

4

5 • Memahami pentingnya

perencanaan waktu pada proyek

• Memahami data yang diperlukan untuk perencanaan waqktu

• Mampu membuat jadwal proyek dengan Bar Chart

• Mengetahui dan memahami teknik- teknik penjadwalan proyek

Perencanaan waktu-1

• Pengertian dan tujuan

• Data yang dibutuhkan

• Diagram balok (Bar Chart)

• Diagram

Keseimbangan Garis

• Diagram Jaringan Kerja (Network Planning Diagram)

√ √ √ - - √ Kuisoner Skoring 0-100 (PAN)

Mahasiswa berkelompok dan berdiskusi didampingi dosen dan beberapa asisten

(1) Membaca dan mempelajari teks, bahan bacaan wajib dan penunjang (2) Mengerjakan kuis (3) Mengerjakan tugas-tugas (4) Berpartisifasi dalam diskusi kelas

Memandu asisten dan mengawasi jalannya diskusi.

Pengajar:

Bambang Herumanta, Suwardo

Web: URL 1, U.

Pustaka: 2,4,5.

   

      

1 Masing‐masing media ajar disertakan dalam bentuk handout setiap minggu/pertemuan. 

2 Evaluasi mahasiswa dapat berupa: Kuis, Tugas, Self‐Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada Kolom 2). 

3 UGM menggunakan sistem pembelajaran STAR (Student Teacher Aesthetic Role‐Sharing): kombinasi optimal antara SCL (Student Centered Learning) dan TCL (Teacher Centered Learning). 

4 Tautan di internet disajikan dalam kolom terakhir (Sumber Ajar). Untuk materi online yang dikembangkan sendiri gunakan LMS eLisa http://elisa.ugm.ac.id/ 

(4)

 

BAB 5  

PERENCANAAN WAKTU 

 

5.1 Pendahuluan 

1. Tujuan Instruksional  1) Bagian 1 

a) Memahami pentingnya perencanaan waktu pada proyek  b) Memahami data yang diperlukan untuk perencanaan waqktu  c) Mampu membuat jadwal proyek dengan Bar Chart 

d) Mengetahui dan memahami teknik‐teknik penjadwalan proyek  2) Bagian 2 

a) Mampu menyiapkan jadwal proyek dalam bentuk diagram batang 

b) Mampu membuat ploting penyerapan biaya proyek dalam bar chart yang berbentuk  kurva “S” 

3) Bagian 3 

a) Mampu membuat WBS (Work Breakdown Structure) 

b) Mampu menyusun kegiatan‐kegiatan dalam proyek dan daftar ketergantungan antar  kegiatan 

c) Mampu menyusun network diagram kegiatan‐kegiatan proyek  d) Mampu menghitung EET, LET, ES, LS, EF, LF, TF, FF. 

e) Mampu mendeteksi kegiatan‐kegiatan kritis proyek  f) Mampu menghitung waktu penyelesaian proyek  4) Bagian 4 

a) Mampu membuat jadwal proyek dengan metode PDM  b) Mampu mendeteksi kegiatan kritis dalam proyek  c) Mampu menghitung waktu penyelesaian proyek   

2. Materi Kuliah (Pokok Bahasan)  1) Bagian 1 

a) Pengertian dan tujuan 

b) Data yang dibutuhkan 

c) Diagram balok (Bar Chart) 

(5)

4  d) Diagram Keseimbangan Garis 

e) Diagram Jaringan Kerja (Network Planning Diagram)  2) Bagian 2 : Bar Chart dan Kurva “S” 

3) Bagian 3 : Metode Critical Path Method (CPM)  4) Bagian 4 : Precedence Diagram Method (PDM)  Pada RKPM ini disajikan Bagian 1  

 

5.2 Pengertian dan Tujuan 

  Perencanaan waktu merupakan bagian yang sangat penting dalam proses penyelesaian suatu  proyek.  Rencana  kerja  (“time  Schedule”)  adalah  merupakan  pembagian  waktu  secara  rinci  dari  masing‐masing  kegiatan/jenis  pekerjaan  pada  suatu  proyek  konstruksi,  mulai  dari  pekerjaan  awal  sampai pekerjaan akhir (“Finishing”).  

Pada rencana kerja akan tampak bahwa:  

a) Uraian pekerjaan secara rinci, 

b) Waktu mulai dan waktu akhir dari masing‐masing kegiatan tersebut serta lama waktunya. 

c) Hubungan  antara  masing‐masing  kegiatan/  jenis  pekerjaan  dengan  waktu  (lamanya,  waktu  mulai dan waktu akhir). 

Tujuan dan manfaat pembuatan rencana kerja secara umum adalah untuk: 

a. mengetahui  waktu  yang  dibutuhkan  untuk  menyelesaikan  suatu  bagian  dari  proyek  atau proyek secara menyeluruh, 

b. mengetahui hubungan antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lain,  c. penyediaan dana /keuangan, 

d. sebagai alat dalam pelaksanaan,  e. sebagai alat koordinasi dari pimpinan,  f. pengukuran, penilaian, dan evaluasi,  g. pengendalian waktu penyelesaian,  

h. penyediaan tenaga kerja, alat, dan material.  

 

5.3 Data yang Dibutuhkan dan Langkah­langkah Pembuatan Rencana  Kerja 

  Secara  garis  besar  data‐data  yang  diperlukan  guna  menunjang  pembuatan  rencana  kerja  adalah sebagai berikut:  

1. Data tenaga kerja (“labor”) 

(6)

Data  ini  diperlukan  karena  sangat  berpengaruh  terhadap  prestasi  produk  pekerjaan  yang  berkaitan  dengan  masalah  besaran  dan  harga  satuan  pekerjaan.  Data  ini  berkaitan  dengan  jumlah (kuantitas) dan keahlian (kualitas) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. 

2. Data peralatan 

Prestasi  atau  volume  besaran  pekerjaan  sangat  dipengaruhi  dan  berkaitan  erat  dengan  peralatan. Hasil suatu pekerjaan/prestasi dipengaruhi oleh alat dan tenaga. 

3. Data  tidak  jelas  (transportasi)  dan  harga  yang  akan  berpengaruh  terhadap  waktu  dan  harga  satuan. 

4. Gambar rencana dan bestek 

Gambar  rencana  dan  bestek  berpengaruh  dalam  perhitungan  besaran  pekerjaan,  harga  satuan, jumlah harga, dan waktu penyelesaian suatu pekerjaan. 

5. Data  keterkaitan  dan  hubungan  antara  satu  dengan  pekerjaan  lain  diperoleh  dari  lapangan  dan pengalaman.  

Langkah‐langkah dalam pembuatan rencana kerja adalah sebagai berikut: 

1) Menyediakan dan mempelajari data‐data yang berpengaruh terhadap rencana kerja,  

2) Menentukan  hubungan  keterkaitan  atau  ketergantungan  antar  pekerjaan  (pekerjaan  yang  mendahului, sesudahnya atau pekerjaan yang bebas). 

3) Hitung besaran pekerjaan, harga satuan dan jumlah harga tiap pekerjaan. 

4) Menentukan  waktu  yang  diperlukan  untuk  menyelesaikan  suatu  pekerjaan.  Waktu  dipengaruhi  oleh  sifat  pekerjaan  tersebut.  (besar/kecil,  sulit/tidak),  tenaga,  alat,  material,  metoda kerja, dsb. 

5) Gambaran  dalam  bentuk  tabel/diagram  hubungan  antara  item  pekerjaan  dan  jangka  waktu  penyelesaian serta volume/bobot dari pekerjaan untku semua pekerjaan yang ada. 

6) Dengan  demikian  rencana  kerja  sudah  dapat  dibuat  dan  waktu  penyelesaikan  proyek  sudah  dihitung/ditentukan. 

Untuk jelasnya dapat dilihat contoh rencana kerja dengan BAR CHART yang dilengkapi  dengan kurva s. Daftar rekapitulasi anggaran biaya.  

 

   

(7)

6   

Tabel 5.1 Rekapitulasi Anggaran Biaya 

 

Jumlah  nominal  adalah  anggaran  biaya  yang  dibayarkan  kepada  kontraktor  tidak  termasuk  jasa  pembohong, pajak, pengelola proyek, jasa supervisi dan jasa konsultan perencana.  

Jumlah Rp. 100.000.000.00 adalah harga nominal proyek tersebut.  

Nilai bobot (%) tiap jenis pekerjaan adalah hasil bagi harga pekerjaan tersebut dengan harga nominal. 

Sebagai Nilai bobot Rp. Dari pekerjaan A adalah Rp. 14.000.000,00  

 

Nilai  bobot  (%)  masing‐masing  pekerjaan  dengan  jumlah  satuan  waktu  (hari  minggu  bulan)  untuk  mengerjakan (pekerjaan tersebut) sehingga didapat bobot (%) tiap satuan waktu.  

Sebagai contoh:  

Pekerjaan A = 14% 

Waktu pelaksanaan 7 minggu, maka nilai bobot  Satu minggu = 14/7=2% 

Waktu  pelaksanaan  7  minggu  dapat  dianalisis  dengan  jumlah  besaran  pekerjaan,  peralatan,  tenaga, bahan yang tersedia serta metoda yang dipakai. 

 

5.4 Jenis­jenis Rencana Kerja 

  Rencana  kerja  (time  schedule)  yang  dikenal  atau  sering  digunakan  dalam  proyek  konstruksi  ada beberapa jenis. Penggunaan jenis rencana kerja untuk proyek konstruksi tergantung dari jenis dan  sifat proyek bangunan konstruksi yang dilaksanakan.  

Untuk  menggambarkan  jaringan  kerja  atau  diagram  balok  secara  lengkap  maka  diperlukan  analisis  ketergantungan  antara  aktivitas‐aktivitas  tersebut.  Ada  beberapa  alasan  yang  menyebabkan  sifat  ketergantungan antara dua aktivitas.  

1. Ketergantungan atas dasar logika 

(8)

Secara logika hubungan antara kedua kegiatan memang harus terjadi. Misalnya, pondasi batu  kali  boleh  dipasang,  bila galian  sudah  dilaksanakan.  Jadi  secara  logika  mulainya  pemasangan  pondasi tergantung pada pekerjaan galian. 

2. Ketergantungan atas pertimbangan sumber daya (alat) 

Ketergantungan  antara  dua  aktivitas  akan  terjadi  karena  metoda  pelaksanaan,  yaitu  dengan  membagi  aktvitas  tersebut  menjadi  beberapa  tahap.  Aktivitas  berikutnya  dilaksanakan  tidak  harus  menunggu  aktivitas  sebelumnya  selesai  seluruhnya.  Misalnya:  pemasangan  pondasi  batu kali dapat dikerjakan jika galian tahap I sudah selesai.  

 

  Gambar 5.1 Pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi   

Ada beberapa macam rencana kerja yang dikenal, diantaranya:  

1. diagram balok/batang (“bar/gant chart”)  2. diagram keseimbangan (“line balance diagram”)  3. diagram jaringan kerja (“network diagram”) 

Untuk memilih rencana kerja yang tepat untuk pekerjaan suatu proyek dibutuhkan suatu  teknik seperti Gambar 5.2.  

  Gambar 5.2 Teknik pemilihan rencana kerja 

 

(9)

5.4.1 Diagram Balok (Bar Chart) 

  Diagram  balok  merupakan  rencana  kerja  yang  paling  sederhana  dan  sering  digunakan  pada  proyek yang tidak terlalu rumit serta mudah dibuat dan dipahami.  

Bentuk  rencana  kerja  ini  terdiri  dari  jenis  pekerjaan  dalam  bentuk  alur  vertikal  dan  arah  horisontal  menunjukkan jangka waktu yang dibutuhkan oleh tiap pekerjaan yaitu waktu mulai dan waktu akhir  dengan menggunakan diagram balok.  

Diagram tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.3.  

 

  Gambar 5.3 Rencana kerja diagram balok 

 

Dalam  pelaksanaan,  rencana  kerja  dari  diagram  balok  biasanya  dilengkapi  dengan  bobot  tiap  pekerjaan yang dibagi dengan anggaran nominal seluruh pekerjaan proyek tersebut.  

Prosentase  dari  masing‐masing  pekerjaan  dan  dilengkapi  dengan  prosentase  kumulatif  dari  rencana  kerja.  Pengembangan  dari  diagram  balok  ini  dinamakan  kurva  S  (S  curve),  yaitu  diagram  yang  menunjukkan hubungan antara bobot kumulatif pekerjaan yang dicapai (%) terhadap waktu.  

Dari kurva S dapat diketahui % pekerjaan yang harus dicapai pada waktu tertentu.  

Untuk  menentukan  bobot  tiap  pekerjaan  maka  harus  dihitung  dulu  volume  pekerjaan  dan  biayanya  serta biaya nominal dari seluruh pekerjaan tersebut.  

 

5.4.2 Diagram Keseimbangan Garis (Line Balance Diagram) 

  Rencana kerja ini disusun dengan menggunakan keseimbangan garis‐garis yang menunjukkan  hubungan  antara  lokasi  pekerjaan  dengan  waktu  dari  tiap‐tiap  pekerjaan.  Ordinatnya  menunjukkan  lokasi  dari  proyek  (sta,  rumah  ke  ….,  lantai  ke,  …..,  dsb.)  dan  absisnya  menunjukkan  waktu  yang  dibutuhkan dan garisnya adalah garis pekerjaanya.  

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.4.  

(10)

  Gambar 5.4 Diagram keseimbangan garis   

Dengan  diagram  ini  dapat  ditunjukkan  lokasi  dari  tiap  pekerjaan  dan  waktu  yang  dibutuhkan  untuk  masing‐masing lokasi dan pekerjaan. 

Rencana  kerja  ini  biasa  digunakan  untuk  proyek  jalan  raya,  perumahan,  (real  estate),  gedung  bertingkat, tipikal dsb.  

Metoda diagram keseimbangan garis menggambarkan hubungan antara waktu pada sumbu mendatar  terhadap  lokasi  pada  sumbu  tegak  dimana  level  jadwal  kerja  yang  diinginkan.  Sedangkan  yang  dimaksud dengan lokasi adalah ukuran produksi yang tergantung dari tipe proyeknya, yaitu seperti:  

a. Tingkat pada bangunan tinggi, 

b. Stasiun pada proyek jalan, pemasangan kabel, pipa air,  c. Rumah pada real‐estate 

Gambar  5.4  memperlihatkan  garis  miring  adalah  aktivitas  atau  kegiatan  (i).  Sedangkan  sudut  kemiringan  menunjukkan  tingkat  produksi  terhadap  waktu  (ri).  Secara  umum  dapat  dirumuskan  sebagai = rij yaitu produktivitas pada lokasi j, dimana i = 1, 2, 3, …….n. dan j = 1, 2, 3, …….. m.  

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metoda ini adalah:  

1. Interupsi  2. Restraint 

Interupsi  adalah  peristiwa  terjadinya  dalam  suatu  pekerjaan  atau  proyek  tanpa  menghasilkan  suatu 

prestasi  pekerjaan/produksi  yang  disebabkan  karena  pekerjaan  tersebut  tidak  dapat  dikerjakan 

(karena  perbaikan  alat,  hari  hujan,  mogok)  sedangkan  pekerjaan  tersebut  memerlukan  waktu  yang 

terbatas. Hal ini dapat diperlihatkan pada Gambar 5.5.  

(11)

10   

Gambar 5.5 Diagram terjadinya interupsi   

Restraint  adalah  suatu  aktivitas  yang  tergantung  pada  keterbatasan  sumber  daya,  yang  hanya  bisa  dimulai apabila aktivitas sebelumnya telah selesai dan kadang‐kadang perlu interupsi untuk mobilisasi  peralatan.  

  Gambar 5.6 Diagram terjadinya restraint   

5.4.3 Diagram Jaringan Kerja (Network Planning Diagram) 

Rencana kerja ini disusun berdasarkan urutan‐urutan kegiatan dari semua pekerjaan sedemikianrupa  sehingga  tampak  keterkaitan  pekerjaan  yang  satu  dengan  pekerjaan  lainnya.  Rencana  kerja  dengan  diagram  jaringan  kerja  ini  biasanya  digunakan  pada  proyek‐proyek  besar  yang  mempunyai  aktifitas  pekerjaan yang cukup banyak dan cukup rumit.  

Diagram jaringan kerja ada 3 macam yang bisa dipakai, yaitu:  

1. PERT (Programme Evaluation and Review Technique)  2. CPM (Critical Path Method) 

3. PDM ( Precedence Diagram Method)   

5.5 PERT 

  PERT  merupakan  singkatan  dari  Programme  Evaluation  and  Review  Technique  atau  Teknik 

Penilaian  dan  Evaluasi  Program.  Metoda  ini  merupakan  pengembangan  dari  metoda  Gantt  Charts. 

(12)

Teori  PERT  hampir  sama  dengan  CPM,  namun  ada  perbedaan  yang  mendasar,  antara  kedua  teori  tersebut. 

a. PERT  menggunakan  kegiatan  pada  lingkaran  atau  activity  on  node  sedangkan  CPM  kegiatan pada anak panah (activity on arrow) 

b. PERT lebih berorientasi pada waktu sedang CPM pada biaya. 

Ada 2 konsep yang harus diperhatikan pada PERT 

1. Suatu kejadian (event) adalah keadaan yang terjadi pada saat tertentu. 

2. Aktivitas adalah pekerjaan yang perlukan untuk menyelesaikan suatu kejadian. 

Suatu kejadian digambarkan dengan bentuk lingkaran dan aktivitas digambarkan dalam bentuk tanda  anak panah yang menghubungkan dua buah lingkaran. 

 

Kejadian ini diberi nama agar dapat dengan mudah membedakannya. Kejadian 1 menggambarkan titik  waktu pekerjaan dimulai, kejadian 2 menunjukkan titik waktu pekerjaan selesai, lebih jelasnya dapat  dilihat pada bagan kegiatan/aktivitas.  

 

(13)

12   

Gambar 5.7 Bagan kegiatan/aktivitas pada PERT   

a. Waktu yang paling optimis (a), waktu yang paling optimis adalah perkiraan waktu yang mempunyai  kemungkinan  yang  sangat  kecil  untuk  dapat  dicapai,  prakiraan  waktu  untuk  menyelesaikan  suatu  proyek dianggap tanpa kendala.  

Waktu ini jarang terjadi, namun waktu yang paling pesimis (b). 

b. Waktu yang paling pesimis (b), adalah prakiraan waktu yang mempunyai kemungkinan sangat kecil 

untuk dilaksanakan. Prakiraan waktu  untuk menyelesaikan suatu proyek jika terjadi  banyak kendala,  seperti gangguan cuaca, sehingga harus tetap diperhitungkan.  

c.  Waktu  yang  paling  mungkin  (m),  waktu  yang  paling  mungkin  adalah  waktu  yang  berdasarkan  analisis  animator  yaitu  lamanya  waktu  yang  paling  sering  dibutuhkan  untuk  menyelesaikan  aktivitas  tertentu, jika aktivitas itu dilakukan berulang‐ulang dalam kondisi yang sama.  

 

(14)

Gambar 5.8 Diagram probabilitas waktu proyek selesai   

Soal Latihan 

1. Apa yang dimaksud dengan rencana kerja (Time Schedule) ? 

2. Data apa saja yang diperlukan untuk menyusun pembuatan rencana kerja ? 

3. Langkah‐langkah apa saja yang harus dilakukan kalau mau menyusun rencana kerja ?   

 

Gambar

Tabel 5.1 Rekapitulasi Anggaran Biaya 
Gambar  5.4  memperlihatkan  garis  miring  adalah  aktivitas  atau  kegiatan  (i).  Sedangkan  sudut  kemiringan  menunjukkan  tingkat  produksi  terhadap  waktu  (ri).  Secara  umum  dapat  dirumuskan  sebagai = rij yaitu produktivitas pada lokasi j, dim
Gambar 5.5 Diagram terjadinya interupsi   
Gambar 5.7 Bagan kegiatan/aktivitas pada PERT   

Referensi

Dokumen terkait

Namun apabila ada anggota jemaat (anggota sidi) yang belum dapat memberikan dukungan, dengan memberikan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai nilai-nilai Alkitab atau

Faktor-faktor dominan yang menyebabkan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria tidak efektif adalah dari

Strategi pembinaan untuk mendorong pertumbuhan koperasi berbadan hukum adalah melalui pendampingan terhadap LKM (lembaga Keuangan Mikro) untuk segera diwujudkan dalam bentuk

Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan ini berencana untuk mengganti peralatan yang digunakan tersebut, karena dinilai kinerja alat-alat tersebut sudah menurun, namun

Lalu presentase responden 23 responden (28,8%) menjawab sangat setuju dengan mengetahui tentang urutan adegan pada iklan KakaoTalk di Televisi, presentase yang

Tahap kerahsiaan dalam mentadbirkan sesuatu kes tatatertib sememangnya penting temtamanya dalam menjaga pe rjalanan dan integriti individu serta kes yang diumskan. Sebanyak

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prospek, arti penting dan teknik budidaya tanaman perkebunan baik penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama

Dalam pendekatan ini, penentuan luas selimut kerucut terpancung tidak lagi tergantung pada panjang garis pelukis kerucut yang diasumsi sebagai bentuk awal dari kerucut terpancung