• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI KERUGIAN PADA PT ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG INDONESIA TIMUR MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI KERUGIAN PADA PT ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG INDONESIA TIMUR MAKASSAR"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

HAJRIAH

STAMBUK : 10573 01749 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2014

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidaya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Asuransi Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar “

Suatu penghargaan tertinggi penulis berikan kepada ayah dan ibu tercinta penulis yang telah menuntun penulis ke gerbang pendidikan dan juga telah menanamkan sejak dini amanah kebenaran, kejujuran, dan kesabaran dalam bentuk jati diri dan kepribadian penulis.

Kemudian bahwa skripsi ini dapat terwujud, semua berkat partisipasi dan kontribusi segenap pihak yang sungguh berarti. Karena itulah dengan penghargaan dan kerendahan hati penulis hanturkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. H. Irwan Akib, M.pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Mahmud Nuhung, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi.SE.,M.Si,Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

4. Bapak H. Andi Arman, SE, M.Si,AK. dan Bapak Edi Jusriadi, SE.,MM selaku Pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan senantiasa memberikan petunjuk kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

iv

(5)

5. Keluarga Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, seluruh Dosen dan seluruh staf akademik.

6. Pemimpim PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar dan seluruh staf yang telah memberikan peluang serta bantuan kepada penulis dalam rangka pengumpulan data untuk penyelesaian skripsi ini.

7. Sembah sujud penulis hanturkan kepada Allah SWT karena atas Do’a Ayah, Ibu, dan teman-teman sekalian penulis dapat menyelesaikan tugas akhir semester ini dan selama penulis menempu pendidikan diperguruan tinggi, buat saudara-saudaraku dan keluarga terdekat yang tidak bisa kami sebut satu persatu terima kasih banyak atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna bagi penulis maupun pembaca pada umumnya.Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Kiranya Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua amin

Makassar, Juli 2014

HAJRIAH

(6)

vii

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ……….. ii

Lembar Persetujuan……….. iii

Abstrak ……… iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ……… . 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Umum Peran Asuransi 1. Pengertian Asuransi ... 6

2. Jenis-jenis Asuransi Di Indonesia ... 10

3. Manfaat Asuransi ... 11

4. Prinsip-prinsip Asuransi ... 12

B. Karekteristik Asuransi Jiwa ... 19

C. Fungsi Asuransi Jiwa ... 21

(7)

viii

2. Pengakuan Beban Perusahaan Asuransi ……….. 30

E. Kerangka Fikir ……… 31

F. Hipotesis ………. 32

BAB III METODE PENELITIAN... 33

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

B. Metode Pengempulan Data ... 33

C. Jenis Dan Sumber Data ... 34

D. Metode Analisis ... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 36

A. Sejarah Singkat ... 36

B. Struktur Organisasi ... 37

C. Kegiatan Usaha ... 45

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Pengakuan Pendapatan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ... 49

B. Investasi ………. 54

C. Pengakuan Beban Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ... 55

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Simpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA

(8)

ix

SKRIPSI

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ASURANSI KERUGIAN PADA PT. ASURANSI JIWA BUMI ASIH JAYA CABANG

INDONESIA TIMUR MAKASSAR

HAJRIAH 105730 174910

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(9)

x

Nama lengkap penulis, HAJRIAH Lahir di Makassar Pada tanggal 11 Juni 1992, merupakan anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Muhammad Ali dan Ibu Kasmawati. Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis beralamat di Jalan Bontomarannu No. 36 Kec Barombong kel Benteng somba Opu Kab Gowa, Provinsi:

Sulawesi Selatan.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 1998 pertama masuk di SD Inpres Pattung (Gowa), dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2007 lulus dari SMP NEGERI 27 MAKASSAR dan melanjutkan ke SMA NEGERI 20 MAKASSAR dan lulus tahun 2010. Setelah itu kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar Jurusan Akuntansi dan Bisnis, Pada semester akhir tahun 2014 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Asuransi Kerugian Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar Pada Tahun 2014”.

i i

(10)

xi

(11)

Gambar 2.1 Gambar Skema Kerangka Pemikiran……… 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang ... 39

Gambar 5.1 Gambar Penerimaan Alur Peserta ... 50

Gambar 5.2 Pembagian Premi/Kontribusi Peserta ... 53

Gambar 5.3 Pembagian Beban Atas Dana Asuransi dan dana perusahaan .... 55

vii

(12)

Halaman Tabel 3.1 Anak Perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ... 48

vi

(13)

Armand an Edi Jusriadi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengakuan pendapatan dan beban atas dana perusahaan berdasarkan PSAK 108 pada asuransi jiwa PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar. Metode dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan menggunakan data primer. Metode pengumpulan data menggunakan metode langsung dan metode tidak langsung. Objek yang diteliti adalah PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar. Analisis dilakukan pada divisi syariah dan meneliti mengenai dana tabarru’ dan dana perusahaan bagaimana cara pengakuan pendapatan dan beban dan cara menginvestasikannya,.

Hasil dari penelitian ini bahwa pendapatan, beban dan investasi yang dilakukan PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar terpisah antara dana tabarru’ dan dana perusahaannya. Dan metode yang digunakan adalah acrual basis yang sesuai dengan PSAK. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa PT Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar sudah sesuai dengan PSAK 108 dalam melakukan pengakuan pendapatan dan beban atas dana perusahaan.

Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan Asuransi, PSAK 108

iii

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan pembangunan nasional, peran jasa industri di masyarakat dirasakan semakin menjadi penting, terutama sebagai lembaga yang menjamin dan memberikan perlindungan terhadap risiko yang mungkin dialami oleh si penerima jasa.

Risiko hampir selalu melekat dengan kehidupan manusia, maka kita harus mengelolanya dengan sebaik-baiknya melalui suatu cara atau teknik tertentu agar dampak yang ditimbulkannya tidak berpengaruh terhadap tujuan atau kegiatan manusia.

Satu hal penting yang patut disadari, bahwa dibalik risiko-risiko itu terdapat mekanisme yang canggih, yang jika digunakan sebagaimana mestinya dapat sangat meringankan kesulitan kauangan yang ditimbulkannya. Mekanisme yang dimaksud adalah asuransi, yang dipandang sebagai mekanisme yang benar- benar sangat penting peranannya dalam kehidupan moderen saat ini. Jadi asuransi merupakan salah satu upaya untuk menanggulangi berbagai risiko yang mungkin timbul, baik pada diri seseorang maupun terhadap benda yang dimilikinya.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai masalah asuransi, sebaiknya

memahami terlebih dahulu mengenai konsep risiko dan cara pengelolaanya, sebab

risiko merupakan masalah inti dalam asuransi dan asuransi tidak akan ada apabila

tidak ada risiko. Risiko didefinisikan sebagai suatu ketidak pastian atas terjadinya

suatu peristiwa. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan

(15)

ketidakpastian. Ketidakpastian mengakibatkan adanya risiko yang merugikan bagi pihak-pihak yang berkepentingan terlebih lagi dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja.

Macam-macam risiko yang dapat dijumpai adalah sebagai berikut :

1. Avoiding Risk yaitu menghindari semua hal yang memungkinkan terjadinya kerugian.

2. Ignoring Risk yaitu membiarkan atau menghindari risiko sehingga kalaupun peristiwa itu terjadi, maka kerugian tersebut tidak memberatkan.

3. Risk Retention yaitu berusaha untuk menahan risiko atau bersifat untuk mencegah terjadinya kerugian.

4. Loss Prevention yaitu mengupayakan cara-cara untuk mencegah risiko, seperti memasang alat-alat tertentu, memeriksa secara teratur dan lain-lain.

Asuransi adalah suatu transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, yaitu tertanggung dan penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak selaku penanggung terhadap kemungkinan risiko kerugian yang dialami tertanggung. Mekanismenya adalah dengan penanggung menerima sejumlah premi (uang) menjamin pihak tertanggung bahwa dia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin dideritanya sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat terjadinya.

Industri asuransi merupakan salah satu jenis industri yang bergerak dalam

bidang jasa keuangan. Untuk dapat memberikan pelayanan dibidang jasa

keuangan, perusahaan asuransi harus memiliki sistem informasi yang tepat dalam

(16)

hubungannya dengan proses pengambilan keputusan. Informasi yang dibutuhkan dalam manajemen. Laporan laba rugi adalah salah satu informasi yang memperlihatkan kinerja keuangan perusahaan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Secara umum, laba merupakan selisih antara keseluruhan pendapatan dan beban suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, pendapatan dan beban merupakan unsur penting dalam menyajikan informasi laba rugi.

Pengakuan dilakukan dengan mencatat dan mencantumkan pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi. Pengakuan perlu dilakukan pada saat yang tepat atas suatu kejadian ekonomi yang menghasilkan pendapatan dan beban. Bila pendapatan dan beban diakui tidak sama dengan yang seharusnya, maka informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi menjadi tidak tepat dan dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh para pemakainya.

PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar

merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa asuransi

umum atau asuransi kerugian (pertanggungan risiko finansial) yang timbul

sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Produk unggulan dari

perusahaan ini adalah asuransi perorangan yang terdiri dari dana tabungan

mandiri, dana bertahap plus, tabungan ibadah rohani, asih seumur hidup, dana

tabungan hari tua bertahap, dana beasiswa mandiri, dan dana proteksi. Selain itu

juga ada beberapa produk asuransi lain yang ditawarkan yaitu asuransi kolektif

yang terdiri dari jaminan kesehatan, asuransi jiwa kredit, perlindungan keluarga,

perlindungan hotel, perlindungan pendidikan, perlindungan kesehatan, asih travel

(17)

asurance, asih tabungan mandiri 60, asih dasa warsa dan asih tabungan pancawarsa.

Sebagai salah satu perusahaan jasa, maka pendapatan perusahaan dalam satu periode akuntansi tentunya berasal dari penjualan produk-produk jasa yang dikelolanya namun dalam operasionalnya agak berbeda dengan perusahaan jasa lainnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa proses akuntansi untuk perusahaan asuransi cukup kompleks. Oleh karena itu, maka penulis tertarik membahas hal tersebut melalui suatu penelitian yang dilakukan di PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih jaya Cabang Indonesia Timur Makassar dan mengangkat judul

““Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Asuransi Kerugian Pada PT.

Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

“Bagaimana Pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar apakah sudah sesuai dengan PSAK 108?”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi Tujuan Penelitian ini adalah:

(18)

“Memberikan gambaran mengenai pengakuan pendapatan dan beban asuransi kerugian pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesi Timur Makassar dari hasil kegiatan operasional usahanya ”.

D. Manfaat Penelitian.

1. Sebagai bahan informasi bagi PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar dalam mengambil keputusan pada masa yang akan datang.

2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang akan mengadakan penelitian

selanjutnya tentang pengakuan pendapatan dan beban asuransi kerugian pada

perusahaan tersebut.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Peran Asuransi

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinansial atau aset riil. Menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) menjelaskan “Usaha perasuransian yang tumbuh dan berkembang secara konsisten dan berkesinambungan, memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan infrastuktur fisik guna menunjang perkembangan ekonomi nasional ”.

Sebagaimana lembaga keuangan bank yang memiliki Undang-undang dalam menjalankan usahanya, yaitu UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, lembaga keuangan asuransi pun memiliki beberapa peraturan yang menjadi acuan untuk menjalankan usaha perasuransian di Indonesia, diantaranya :

1. Undang-undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.

2. Peraturan Pemerimah No. 73 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.

3. Keputusan Menteri Keuangan.

1. Pengertian Asuransi

Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan industri yang semakin

kompleks dan berisiko tinggi, maka tidak dapat disangkal lagi kalau asuransi

memiliki manfaat bagi masyarakat secara umum, juga memiliki manfat bagi dunia

usaha dan khusus. Disebutkan oleh Dannawi Herman (2006) sebagai berikut:

(20)

1. “Mendorong masyarakat untuk lebih berpikir ke masa datang.

2. Dana yang terkumpul pada industri asuransi dapat digunakan untuk investasi yang digunakan dalam pembangunan.

3. Mendorong masyarakat untuk tidak tergantung pada pihak lain karena telah memiliki polis asuransi.

4. Ahli dari perusahaan asuransi dapat memberikan saran-saran untuk pengelolaan risiko dan mengurangi kemungkinan kerugian yang timbul.

5. Setiap perusahaan yang mengikuti program asuransi hanya perlu menyisihkan sebagian kecil dananya untuk pembiayaan premi tanpa perlu membentuk cadangan dana untuk mengantisipasi kerugian yang timbul.”

Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa tanpa disadari manusia sudah melakukan efisiensi karena asuransi itu sesungguhnya memaksa orang untuk memikirkan skala prioritas yang dapat menyebabkannya melakukan dan menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar kewajiban berupa premi asuransi serta asuransi mempunyai peranan penting dalam mendorong masyarakat untuk lebih berpikir ke masa depan, dan dalam pengembangan pembangunan.

Dalam Undang-undang Hukum Dagang pada pasal 246 memberikan batasan

tentang asuransi atau pertanggungan adalah Asuransi atau pertanggungan adalah

suatu perjanjian diamana penanggung dengan menikmati suatu premi mengikat

dirinya terhadap tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian karena

(21)

kehilangan, kerugian atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan yang akan dapat diderita olehnya karena suatu kejadian yang tidak pasti”.

Pengertian lain tentang asuransi, menurut Mark R. Green (2003) yang diterjemahkan oleh Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko Asuransi yaitu :

"Asuransi adalah suatu lembaga ekanomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam satu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu".

Sedangkan menurut Herman Darmawi (2003), asuransi dapat didefinisikan dari dua sudut yaitu :

"Pertama asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko keuangan yang disediakan pihak insurer. Kedua, asuransi alat penggabungan risiko dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaan-perusahaan melalui sumbangan aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membayar klaim".

Dari pengertian asuransi diatas dapat ditarik kesimpulan :

a. Perusahaan asuransi merupakan perusahaan penanggung yang berhak menerima premi sebagai pembayaran dari tertanggung, dimana premi ini digunakan untuk melakukan kewajibannya, yaitu membayar ganti rugi kepada tertanggung.

b. Pihak tertanggung memiliki kewajiban membayar premi kepada

perusahaan asuransi sebagai tanda pengalihan risiko tertanggung kepada

(22)

penanggung, dan berhak atas ganti rugi dari pihak penanggung jika terjadi hal-hal merugikan yang disyaratkan.

c. Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan yang melakukan penanggungan atas risiko pihak lain.

Pengertian lain asuransi dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata, pada pasal 1774 menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) adalah sebagai berikut: ”Suatu perjanjian untung-untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya, bagi semua pihak, maupun sementara rusak, bergantung kepada kejadian yang belum tentu. Demikian adalah perjanjian pertanggungan, bunga cagak hidup, perjudian dan pertaruhan ”.

Pengertian lain mengenai asuransi dalam kitab Undang-Undang Hukum Dagang Pasal 246 tentang pengertian asuransi menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) adalah Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang tidak diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu”.

Menurut Abbas Salim (2007) mendefinisikan asuransi adalah Asuransi

ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang

sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugian-kerugian besar yang belum

terjadi.”

(23)

2. Jenis-jenis Asuransi di Indonesia

Menurut Soeisno Djojosoedarso (2003), usaha asuransi dapat dibagi menjadi beberapa macam dan berdasarkan berbagai macam segi. Macam usaha perasuransian tersebut antara lain :

a. Dari segi sifatnya, usaha asuransi dapat dibedakan :

1) Asuransi sosial atau asuransi wajib, dimana untuk ikut serta dalam asuransi tersebut terdapat unsur paksaan atau wajib bagi setiap warga negara.

2) Asuransi sukarela, dimana dalam asuransi ini tidak ada paksaan bagi siapa pun untuk menjadi anggota.

b. Dari segi Jenis objeknya, dapat dibedakan :

1) Asuransi orang, dimana objek penanggungannya adalah manusia, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi hari tua dan sebagainya

2) Asuransi untuk atau asuransi kerugian, dimana objek penanggungannya adalah harta atau milik tertanggung, seperti asuransi kendaraan bermotor, asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan barang dan sebaginya”.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu asuransi

wajib biasanya ditentukan oleh sepihak, contohnya asuransi kecelakaan ditentukan

oleh pihak PT. Jasa raharja, asuransi kecelakaan bagi perburuhan ditentukan oleh

pihak asuransi dan pengelola perusahaan.

(24)

Asuransi sukarela didominasi oleh tingkat kehendak orang atau badan yang diasuransikan, calon penerima polis dapat melihat dengan transparan seberapa jauh manfaat asuransi tersebut terhadap jiwa atau hartanya. Misalnya kecelakaan dan asuransi kebakaran.

Perbedaan antara asuransi dilihat dari segi sifatnya dengan dari segi objeknya adalah Asuransi menurut sifatnya dapat dilihat dari subjek (hal pokok) yaitu bagaimana terjadinya asuransi secara teoritis dan realita, sedangkan asuransi jenis objeknya merupakan bagian dari asuransi menurut sifatnya yaitu bentuk asuransi yang menjadi persyaratan dalam polis serta premi.

3. Manfaat Asuransi

Manfaat asuransi menurut Dahlan Siamat (2004) antara lain : a. Rasa aman dan perlindungan.

b. Pendistribusian biaya dan Manfaat yang lebih adil. Semakin besar kerugian yang mungkin timbul maka semakin besar pula biaya penanggungannya.

c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.

d. Berfungsi sebagai tabungan e. Alat penyebaran risiko

f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan manfaat asuransi bagi pihak

tertanggung adalah memberikan rasa aman terhadap segala kemungkinan risiko

(25)

sedangkan bagi pihak perusahaan asuransi selaku badan usaha adalah memperoleh laba yang disebut premi.

4. Prinsip-Prinsip Asuransi

Didalam usaha perasuransian terdapat 5 prinsip asuransi. Prinsip-prinsip tersebut merupakan dasar setiap ada masalah yang timbul dalam kontrak asuransi, oleh karena itu kelima prinsip dasar itu disebut pula doktrin asuransi, dan kelima prinsip ini merupakan ketentuan khusus yang secara yuridis mendasari kontrak asuransi, dimana. ketentuan ini pun penting untuk memahami masalah asuransi.

Kelima prinsip tersebut diantaranya:

a. Prinsip Insurable interest

Prinsip hukum utama yang mendasari semua kontrak asuransi menurut Soeisno Djojosoedarso (2003) adalah "adanya kepentingan yang dapat diasuransikan" (insurable interest).

Kutipan diatas menjelaskan perusahaan asuransi memberikan jaminan terhadap pihak tertanggung maka berhak menerima premi asuransi dan sebaliknya pihak tertanggung wajib membayar premi asuransi dan berhak menerima jaminan apabila terjadi risiko sesuai dengan polis.

Menurut Soeisno Djajosoedarso (2003) hal-hal yang mendukung adanya insurable interest antara lain :

1) Kepemilikan. Pemilik yang sah dari objek asuransi adalah orang yang

mempunyai insurable interest terhadap objek tersebut.

(26)

2) Penyewa. Penyewa dalam kontrak sewa-menyewa jangka panjang mempunyai insurable interest terhadap objek persewaan yang bersangkutan.

3) Kreditur. Kreditur yang mempunyai kedudukan kuat, yaitu yang mempunyai "hak hipotek" mempunyai insurable interest terhadap objek yang dihipotekkan.

4) Kontrak Kerja. Dalam kontrak kerja, kontraktor bangunan mempunyai insurable interest terhadap proyek bangunan yang sedang dikerjakan, sebab kontraktor yang bersangkutan mempunyai hak mekanis terhadap objek kontrak kerja.

5) Diri Sendiri atau ahli waris. Dalam asuransi jiwa yang mempunyai insurable interest adalah diri sendiri atau ahli waris yang sah.

6) Hubungan Kreditur-debitur. Seorang Kreditur dapat mengasuransikan debiturnya, karena kematian debitur akan merugikan Kreditur”.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa tidak semua harta kekayaan dan jiwa seseorang dapat diasuransikan oleh karena masalah asuransi adalah sebab akibat antara penanggung dan tertanggung yang penuh menanggung risiko, bagi pihak tertanggung membutuhkan kepastian penuh dari pihak perusahaan asuransi; dan sebaliknya pihak penanggung harus slektif terhadap sesuatu badan maupun jiwa yang ditanggung, hal ini erat kaitannya dengan premi.

Menurut Dahlan siamat (2004) menyebutkan bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam prinsip insurable interest meliputi :

1) Harus berupa suatu harta, hak, kepentingan, jiwa atau tanggung gugat.

(27)

2) Keadaan pada butir harus merupakan sesuatu yang dapat dipenanggungkan (subject maner of insurance).

3) Tertanggung harus memiliki hubungan hukum dengan sesuatu yang dapat dipenanggungkan dimana pihak tertanggung memperoleh manfaat dari tidak terjadinya peristiwa atau kerusakan dan menderita kerugian bila yang dipenanggungkan mengalami kerusakan.

4) Antara pihak tertanggung dan sesuatu yang dipenanggungkan harus memiliki hubungan sah menurut hukum.

b. Prinsip Utmost Good Faith

Utmost Good Faith atau itikad baik merupakan prinsip yang mendasari diadakannya suatu perjanjian atau kontrak asuransi, prinsip ini mengharuskan kedua belah pihak, yaitu tertanggung dan penanggung, memberikan semua informasi dan fakta yang akan mempengaruhi dalam pembuatan keputusan berkenaan dengan kontrak asuransi tersebut, dan tidak diperbolehkan saling menutupi informasi yang akan mendatangkan kerugian pada salah satu pihak.

Dahlan Siamat (2004) yaitu Kewajiban saling memberikan informasi antara penanggung dan tertanggung disebut duty of disclosure”.

Terdapat unsur-unsur yang merupakan pelanggaran terhadap prinsip ini, diantaranya menurut Dahlan Siamat (2004) yaitu :

1) Non-disclosure. Tidak diungkapnya suatu informasi karena tidak

mengetahui atau karena menganggap informasi tersebut tidak diperlukan

atau tidak penting.

(28)

2) Consealment. Kesengajaan tidak mengungkapkan suatu informasi dengan maksud untuk menyembunyikannya.

3) Fraudulent misrepresentation. Kesengajaan memberi gambaran yang tidak sebenarnya atas suatu fakta yang materil.

4) Innocent misrepresentation. Ketidaksengajaan memberi gambaran atau keterangan yang salah tentang fakta materil”.

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa prinsip keterbukaan harus dimulai dengan itikad baik dari kedua belah pihak untuk mengantisipasi segala kemungkinan risiko yang tidak diinginkan. Prinsip menutupi rahasia perusahaan bukan berarti tertutup segala-galanya, melainkan informasi yang berhubungan dengan nasabah demi kelanjutan polis saling membutuhkan pemegang polis perlu konsultasi secara berkala dan berkesinambungan setiap permasalahan yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kesenjangan maupun ketidakberesan melaksanakan kewajiban (premi auransi). Informasi yang ditutupi baik sengaja maupun tidak sengaja dapat menganggu kelancaran sebagaimana tercantum dalam polis.

c. Prinsip Indemnity

Disebut juga prinsip ganti rugi oleh penanggung kepada tertanggung, dan

dalam prinsip ini tertanggung tidak diperbolehkan mendapat keuntungan dari

ganti rugi yang dilakukan penanggung. Hal ini berarti bahwa penanggung hanya

berkewajiban melakukan penggantian sebesar kerugian yang benar-benar diderita

oleh tertanggung. Karena merupakan prinsip ganti rugi maka prinsip Indemnity ini

tidak berlaku dalam asuransi jiwa, tetapi hanya berlaku pada asuransi kerugian.

(29)

Berkenaan dengan prinsip ini Dahlan Siamat (2004) memberikan sebuah pengertian akan prinsip Indemnity yaitu suatu mekanisme dimana penanggung memberikan ganti rugi atau kompensasi finansial kepada tertanggung yang dimaksudkan untuk mengembalikan posisi finansial tertanggung sama seperti sebelum terjadinya kerugian.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan prinsip Indemnity adalah besarnya ganti rugi/dana kompensasi finansial yang ditanggung perusahaan asuransi telah ditentukan pada polis. Peristiwa kerugian harus diklarifikasi apakah ada unsur kesengajaan atau musibah semata, kerugian unsur kesengajaan diluar tanggung jawab perusahaan asuransi. Kerugian akibat musibah semata harus ditaksir berdasarkan realita tanpa ada manipulasi kalkulasi kerugian. Perusahaan asuransi akan membayar kerugian minimal berdasarkan fakta dan maksimal sesuai dengan polis.

Cara pelaksanaan prinsip Indemnity menurut Dahlan Siamat (2004) diantaranya :

1) Pembayaran tunai yaitu penggantian kerugian atas suatu klaim dengan penyerahan kepada tertanggung atau pihak ketiga dalam hal asuransi tanggung gugat.

2) Penggantian atau replacement adalah ganti rugi atas klaim dilakukan dengan mengganti barang tertanggung dalam bentuk barang yang sama.

3) Perbaikan atau repair adalah pelaksanaan prinsip ganti rugi dengan cara

melakukan perbaikan atas kerugian yang dialami tertanggung.

(30)

4) Pembangunan kembali (reinstatement). Penyelesaian ganti rugi menurut cara ini lebih banyak ditemukan dalam asuransi harta atau property insurance”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan pembayaran ganti rugi

prinsip Indemnity dapat dilakukan dengan uang tunai, mengganti barang yang sama, perbaikan atas kerugian dan atau membangun kembali sistem pelaksanaan pembayaran biasanya telah tercatum pada polis.

d. Prinsip Proximate Cause

Menurut Dahlan Siamat (2004) Proximate cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan jadinya suatu peristiwa secara berantai tanpa intervensi suatu kekuatan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.

Berdasarkan prinsip ini Proximate Cause dapat diketahui apakah sebuah kejadian termasuk kedalam Jenis kejadian yang ditutup oleh kontrak asuransi atau tidak. Sebagai contoh apabila sebuah kebakaran terjadi yang disebabkan oleh adanya sebuah gempa bumi, dan jika dalam kontrak asuransi proximate cause gempa dikecualikan maka kerugian yang timbul dari kejadian (kebakaran) tersebut tidak akan dibayar.

e. Prinsip Subrogation and Contribution

Subrogation adalah hak penanggung (perusahaan asuransi) untuk

menuntut pihak ketiga yang telah menyebabkan penanggung membayar ganti rugi

kepada tertanggung atas kerugian yang dideritanya diakibatkan oleh pihak ketiga

tersebut.

(31)

Prinsip subrogation ini terdapat pihak ketiga yang tidak memiliki hubungan hukum apapun dengan pihak tertanggung maupun pihak penanggung.

Hak Penanggung untuk menuntut pihak ketiga ini muncul karena pihak ketiga tersebut telah mengakibatkan tertanggung mengalami kerugian yang harus diganti penanggung.

Berdasarkan uraian Dahlan Siamat (2004) yaitu Prinsip contribution ini merupakan hak penanggung untuk mengajak penanggung-penanggung lain untuk ikut membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung, dengan jumlah tanggungan yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi jika tertanggung mengasuransikan satu benda atas suatu risiko yang sama kepada beberapa penanggung.

Peran industri asuransi dalam perekonomian indonesia tidak diragukan lagi sangat besar dan sangat luas. Sebagai suatu produk jasa mungkin industri asuransirelatif lambat perkembangannya karena oleh pakar produk asuransi kurang diminati konsumen untuk membeli (un-sought goods). Namun kenyataan menunjukan bahwa sejumlah aktivitas industri dan perdagangan tidak mungkin berlangsung tanpa dukungan produk jasa asuransi.

Sistem perdagangan ekspor-impor tidak mungkin terlaksana tanpa dukungan jasa asuransi. Demikian juga sejumlah kegiatan industri juga tidak mungkin berkembang tanpa dukungan jasa asuransi. Kegiatan usaha perbankan yang sarat dengan risiko juga tidak mungkin tidak membutuhkan jasa asuransi.

Menurut Nitisusastro (2013) Fungsi asuransi dalam menunjang

perkembangan ekonomi sedikitnya diwujudkan melalui tujuh cara :

(32)

1) Asuransi mempromosikan stabilitas keuangan dan mengurangi rasa kegelisahan.

2) Asuransi swasta dapat mensubtitusi peran pemerintah dalam melaksanakan program sekuriti.

3) Asuransi memfasilitasi kegiatan perdagangan dan kegiatan komersial lainnya.

4) Asuransi memobilisasi dana masyarakat secara nasional.

5) Asuransi membantu pengelolaan risiko dengan lebih efisien.

6) Asuransi dan reasuransi memiliki insentif ekonomi untuk membantu para pemegang polis dalam memperkecil risiko.

7) Manfaat asuransi kepada perkembangan ekonomi adalah bahwa asuransi mendorong alokasi modal yang dimiliki oleh pemerintah dengan lebih efisien.

B. Karakteristik Asuransi Jiwa

Pengertian Asuransi jiwa menurut Dahlan Siamat (2004) adalah :

”suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan”

Sedangkan Menurut Soeisno Djojosoedarso (2004) menyebutkan :

"Asuransi jiwa pada hakikatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-

orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh

risiko kematian, risiko hari tua dan risiko kecelakaan".

(33)

Sedangkan perusahaan asuransi jiwa menurut Soeisno Djojosoedarso (2003) adalah :

”Perusahaan yang bidang usahanya risiko keuangan sebagai akibat dari kematian orang-orang yang mempertanggungkan jiwanya, pembayaran santunan dilakukan diakhir kontrak atau kepada ahli warisnya bila kematian terjadi sebelum akhir kontrak

Dari ketiga kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengantisipasi segala kemungkinan risiko di masa yang akan datang dalam bentuk hal-hal yang tidak terduga yang berhubungan dengan jiwa seseorang bila dikaitkan dengan tanggung jawab terhadap keluarga atau pihak lain yang terkait dibutuhkan suatu jaminan sosial yang bergerak di bidang perusahaan jasa yang disebut dengan asuransi jiwa. Bentuk kerja sama pihak perusahaan asuransi dengan jiwa seseorang yang tertanggung dibutuhkan suatu perjanjian yang disebut polis. Pihak perusahaan mendapatkan balas jasa yang disebut premi asuransi. Penerima polis asuransi adalah pihak yang tertanggung atau ahli waris yang dikuasakan sebagaimana tercantum pada surat perjanjian tersebut.

Asuransi identik dengan ihwal transfer risiko dari pihak yang memiliki

harta benda (property) dan tanggung jawab kepada pihak yang ketiga (liability),

kepada pihak lain (insurer) yang bidang usahanya bergerak dalam pengelolaan

risiko, yaitu asuransi. Perusahaan asuransi menawarkan berbagai jenis produk jasa

berupa proteksi atau jaminan finansial atas dampak kerugian apabila risiko yang

diperjanjikan tertentu terjadi baik terhadap property maupun pada liability.

(34)

Dengan demikian maka jaminan asuransi diberikan berupa penggantian kerugian sebagai dampak terjadinya risiko (tertentu) pada suatu saat (tertentu) yang menimbulkan dampak kerugian tertentu. Risiko tertentu dimaksud, bisa kerusakan, kecelakaan, kematian, kebakaran, kebanjiran, kecurian, tanggung jawab hukum terhadap pihak kertiga, dan risiko-risiko lainnya. Saat tertentu maksudnya sepenggal waktu yang diperjanjikan, bisa satu kali perjanjian, bisa satu kali perjalanan, satu bulan, satu tahun, lima tahun dan atau selama waktu yang disepakati bersama antara penjual dan pembeli. Kerugian tertentu artinya, bisa kerugian terhadap individu maupun institusi, demikian juga bisa property dan bisa liability.

Menurut Mulyadi Nitisusastro (2013) menyebutkan bahwa karakteristik asuransi merupakan usaha yang berkaitan dengan pengelolaan risiko. Risiko yang dikelola oleh perusahaan asuransi merupakan risiko milik orang lain yang ditransfer kepada perusahaan asuransi. Dengan menerima transfer risiko ini, maka apabila risiko yang diperjanjikan benar-benar terjadi akan menjadi tanggung jawab perusahaan asuransi.

C. Fungsi Asuransi Jiwa

Menurut Dahlan Siamat (2004) mengungkapkan bahwa dalam asuransi jiwa terdapat beberapa manfaat, yaitu :

” a. Memberikan dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.

b. Membayar santunan bagi tertanggung yang mertinggal.

(35)

c. Membantu usaha dari kerugian yang disebabkan mertinggalnya pejabat kunci perusahaan.

d. Penghimpunan dana untuk persiapan pensiun, keperluan penting dan penggunaan untuk bisnis.

e. Menunda atau menghindari pajak pendapatan”.

Bahwa hal tersebut diatas merupakan alasan atau sebab yang mendorong orang untuk membeli polis asuransi jiwa yang paling dapat memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Jasa asuransi dapat memberikan kenyamanan, keamanan dan kepastian terhadap harta kekayaan dan jiwa si tertanggung. Pertanggungan jiwa bukan berarti jiwa seseorang dapat diselamatkan dari perusahaan asuransi akan tetapi bermaksud untuk menjamin kelangsungan hidup orang yang ditanggung sebagaimana tercantum dalam polis.

Secara generik asuransi jiwa dikelompokkan dalam term insurance dan cash-value life insurance. Term insurance berkaitan dengan pemberian jaminan sementara, sedangkan cash-value life insurance berkaitan dengan komponen tabungan guna membentuk suatu nilai tunai. Dewasa ini produk asuransi jiwa dengan berbagai bentuk kombinasi antara keduanya ditawarkan oleh perusahaan asuransi kepada masyarakat yang memerlukannya.

Fungsi dari asuransi jiwa menurut Abbas Salim (2003) adalah :

1. Tujuan pertanggungan jiwa adalah mengadakan jaminan bagi masyarakat

yaitu mengambil alih semua beban risiko dari tiap-tiap individu.

(36)

2. Perusahaan asuransi mempunyai tugas lain bila dilihat dari sudut pembangunan, yaitu sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dan dana tersebut dapat diinvestasikan dalam lapangan pembangunan ekonomi.

3. Dari sudut employment, perusahaan asuransi memberikan bantuan kepada publik, yaitu memberi kesempatan bekerja untuk memperoleh pendapatan”.

Menurut uraian diatas dapat disimpulkan fungsi asuransi jiwa merupakan tindak lanjut dari manfaat asuransi jiwa yaitu memberikan rasa aman terhadap semua beban risiko dari si tertanggung. Perusahaan asuransi adalah lembaga keuangan non bank, oleh karena itu pendapatan premi asuransi dapat diinvestasikan kepada pihak debitur. Pihak asuransi dapat memberikan lapangan kerja kepada publik.

Menurut Dahlan Siamat (2003) Usaha asuransi jiwa dapat digolongkan dalam 3 (tiga) macam, yaitu :

”1. Ordinary life insurance. Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu. Jenis polis ini umumnya mendominasi atau bahkan perusahaan asuransi hanya melakukan kegiatan datam asuransi Ordinary life insurance.

2. Group life insurance. Adalah asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan

tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang-orang dibawah

satu polis induk dimana masing-masing anggota kelompok menerima

sertifikat partisipasi. Polis asuransi ini disebut juga dengan polis asuransi

kolektif.

(37)

3. Industrial life insurance. Dalam Jenis asuransi ini biasanya dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.

Premi yang dibayarkan untuk Jenis asuransi jiwa ini biasanya lebih tinggi daripada Ordinary insurance. karena beberapa alasan, yaitu :

- biaya adminisaasi lebih tinggi setiap rupiah asuransi.

- tingkat kematian tertanggung yang lebih tinggi.

- tingkat penyelewengan yang tinggi.

Ruang lingkup asuransi jiwa dapat disesuaikan berdasarkan kepentingannya, apabila risiko tertanggung lebih besar maka preminya lebih besar. Polis asuransi jiwa dapat dikolektifkan dimana pihak individu menerima sertifikat partisipasi. Ada kalanya pihak tertanggung dapat dijamin tanpa pemeriksaan kesehatan dokter cukup dengan prediksi perusahaan asuransi.

D. Pengakuan Pendapatan Asuransi

Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara

keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process

menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan

dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya

menjadi laba dan rugi. Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang

berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari

kegiatan normal perusahaan,

(38)

Pendapatan dari kegiatan yang normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang sering disebut dengan hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.

Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau yang membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik tersebut antara lain berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan, dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK:2009) dalam metode pengakuan pendapatan yang harus dilakukan pertama kali adalah saat pendapatan tersebut diakui atau dicatat, dengan demikian dapat diketahui metode pendapatan yang sesuai dengan kontrak konstruksi.

Kegiatan operasional perusahaan adalah proses yang terus-menerus mulai dari pembelian bahan mentah, pengolahan bahan mentah yang diproses dengan menggunakan tenaga kerja dan mesin, penjualan produk, penagihan dan penerimaan uang sebagai akibat dari penjualan. Semua kegiatan yang berlangsung terus-menerus tersebut merupakan langkah-langkah untuk memperoleh pendapatan.

Financial Accounting Standard Board (FASB) memberikan dua kriteria

pengakuan pendapatan yaitu :

(39)

1. Pendapatan baru diakui bila jumlah rupiah pendapatan telah direalisasikan atau cukup pasti akan segera terrealisasi. Pendapatan dikatakan telah terjadi transaksi pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas atau klaim untuk menerima kas. Pendapatan dapat dikatakan cukup pasti akan segera terrealisasi bila baran penukar yang diterima dapat dengan mudah untuk dikonversi menjadi sejumlah kas atau setara kas yang cukup pasti. Untuk dapat memenuhi persyaratan mudah barang penukar (aktiva) yang pasti tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran barang dan mudah dijual belikan tanpa memerlukan biaya yang berarti.

2. Pendapatan diakui bila mana pendapatan tersebut sudah terhimpun/terbentuk. Untuk memperoleh pendapatan perusahaan harus melakukan kegiatan memproduksi barang atau jasa yang menjadi sumber utama pendapatan. Pendapatan dapat dikatakan telah terhimpun bilamana kegiatan telah menghasilkan pendapatan tersebut telah berjalan dan secara substansional telah selesai sehingga suatu unit usaha berhak menguasai manfaat yang terkandung dalam pendapatan.

Menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2007) menjelaskan prinsip

pengakuan dan realisasi pendapatan yaitu Pengakuan tidak sama dengan realisasi,

walaupun keduanya digunakan dalam beberapa literatur akuntansi. Realisasi

adalah proses mengubah dari nonkas menjadi uang dan tepat digunakan dalam

akuntansi pelaporan keuangan untuk mengacuh pada penjualan dari asset menjadi

kas atau klaim menjadi kas. Pengakuan adalah proses pencatatan suatu item dalam

akun dan laporan keuangan secara kesatuan.”

(40)

Pengakuan pendapatan premi asuransi menurut PSAK No. 108 adalah premi yang diperoleh sehubungan kontrak reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode risiko (misalnya penutupan jenis pertanggungan asuransi kontruksi) maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan selama periode risiko.

Pengakuan pendapatan adalah sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan tersebut merupakan gambaran suatu ietm baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Agar lebih jelas tentang pengertian pendapatan, kita perlu menjelaskan terlebih dahulu tentang pendekatan konsep pendapatan. Pada dasarnya ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang ditemukan dalam literatur akutansi.

1. Pendekatan yang memusatkan pada arus masuk (Inflow) aktiva yang ditimbulkan oleh kegiatan operasional perusahaan, dimana pendapatan akan diakui pada saat itu juga atau pada saat terjadinya penjualan, yaitu pada saat terjadinya arus masuknya aktiva baru sebagai akibat dari hasil akhir kegiatan operasional dan besarnya pendapatan itu dapat diukur menurut nilai dari aktiva yang masuk tersebut.

2. Pendekatan yang memusatkan perhatian pada penciptaan barang dan jasa

serta penyalurannya kepada konsumen atau produsen lainnya, misalnya

pada perusahaan kontraktor dimana dalam mengerjakan kontrak jangka

(41)

panjang dengan menggunakan presentase penyelesaian dalam mengakui pendapatannya, maka pendapatan akan diakui sesuai dengan besarnya jasa yang telah dikerjakan atau juga pekerjaan yang telah diselesaikan dan harus diakui pada saat itu.

Pendapatan merupakan penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa. Sebaliknya aktiva yang diperoleh dari pembelian, hasil pinjaman dan tambahan modal tidak bisa dikatakan sebagai menaikkan pendapatan

Pengertian pendapatan underwriting adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas pokok perusahaan asuransi, komponen-komponen pendapatan underwriting (premi tanggungan sendiri) terdiri dari premi bruto, dikurangi premi reasuransi dan dikurangi atau ditambah kenaikan atau penurunan premi yang belum merupakan pendapatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa premi adalah harga produk asuransi yang cara pembayarannya beragam berdasarkan jenis produk asuransinya. Premi dibebankan kepada tertanggung ketika pengeluaran polis adalah premi yang dihitung berdasarkan data dari keterangan yang diberitahukan oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi ketika pertama menutup asuransi dan besar luasnya risiko yang dijamin oleh perusahaan asuransi.

1. Beban dalam perusahaan asuransi

Pengertian underwriting ratio menurut Ludovicus Sensi W (2006:172) adalah

sebagai berikut:

(42)

“Underwriting ratio adalah salah satu rasio keuangan asuransi berdasarkan Early Warning Sistem yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha murni asuransi. Peningkatan keuntungan usaha murni tersebut sebagai usaha utama perusahaan dalam meningkatkan laba perusahaan dengan arah yang sama.”

Beban underwriting adalah beban yang dikeluarkan perusahaan asuransi untuk mendapatkan, memelihara, dan menyelesaikan kerugian suatu pertanggungan. Komponen-komponen beban underwriting terdiri dari:

a. Komisi tanggungan sendiri b. Klaim tanggungan sendiri

c. Kenaikan/penurunan estimasi klaim tanggungan sendiri d. Beban underwriting rupa-rupa.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa beban underwriting adalah beban yang dikeluarkan perusahaan yang meliputi beban klaim dan beban komisi.

Klaim merupakan tuntutan yang diajukan tertanggung kepada perusahaan

asuransi atas kerugian yang dideritanya sebagagi akibat hilang atau rusaknya

sesuatu harta benda yang dipertanggungkan. Pengertian beban klaim adalah ganti

rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung dari pihak

penanggung atau perusahaan asuransi (ceding company) sehubungan dengan telah

terjadinya kerugian.

(43)

Berdasarkan pengetian diatas disimpulkan bahwa beban klaim merupakan ganti rugi yang dibayarkan perusahaan asuransi kepada tertanggung atas terjadinya kerugian dari peristiwa yang telah terjadi.

2. Pengakuan Beban Perusahaan Asuransi

Suatu perkiraan yang memenuhi definisi untuk diadakan pengakuan (Recognition) kalau pertama, ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dangan perkiraan tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan dan kedua, perkiraan tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur nilai.

Dengan merujuk pada definisi di atas maka beban dapat dan juga harus diakui di dalam hubungannya dengan penyajian laporan keuangan yang benar dan lengkap.

Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan nilai. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva.

Beban merupakan faktor pengurang pendapatan dalam menentukan laba oleh karena itu beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh.

Pengertian beban klaim menurut M. Wahyu Prihantoro adalah “Beban

klaim adalah ganti rugi yang dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada

tertanggung dari pihak penanggung atau perusahaan asuransi (ceding company)

sehubungan dengan telah terjadinya kerugian.”

(44)

Berdasarkan pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa beban klaim merupakan ganti rugi yang dibayarkan perusahaan asuransi kepada tertanggung atas terjadinya kerugian dari peristiwa yang telah terjadi.

E. Kerangka Pikir

Kerangka fikir dalam penelitian ini erat kaitannya dengan laba perusahaan.

Secara sederhana laba dipengaruhi oleh beberapa variable diantaranya jumlah pendapatan dan jumlah biaya. Dengan mengacu pada kerangka fikir, dapat dirumuskan beberapa pernyataan sebagai berikut :

1. Perusahaan Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar adalah sebagai objek penelitian tempat dimana peneliti akan melihat data berupa laporan keuangan dan wawancara langsung pada bagian keuangan.

2. Pencatatan akuntansi yang digunakan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar terhadap pengakuan pendapatan dan bebannya adalah menggunakan metode acrual basis yang sesuai dengan PSAK 108

Adapun kerangka pikir yang telah diuraikan dapat digambarkan

dalam bentuk skema sebagai berikut :

(45)

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

F. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan pokok masalah di atas maka penulis mengajukan hipotesis sebagai jawaban sementara yaitu “PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar belum mengakui pendapatan dan bebannya pada periode tertentu”.

PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya

Pendapatan Premi berdasarkan Psak No.

108

Investasi

Beban Klaim Dan Beban Perusahaan Berdasarkan PSAK

No. 108

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian dalam penulisan ini adalah pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar.

Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan.

Dimulai bulan April 2014 sampai selesai.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan maka penulis cenderung mengadakan:

1. Penelitian Kepustakaan (liberary reseach)

Penelitian pustaka ini dilakukan dengan jalan membaca, mengkaji, dan menelaah buku literatur maupun bahan-bahan kuliah atau pun buku-buku yang ada hubungannya dengan topik yang akan diteliti.

2. Penelitian Lapangan (Field Riseach)

Penelitian yang dilakukan dengan cara meninjau langsung pada obyek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas, dalam hal ini dilakukan dengan:

Pengamatan (Observasi) Yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung

terhadap obyek yang diteliti dalam rangka memperoleh data dan bahan-bahan

(47)

untuk menganalisis permasalahan yang mungkin ada pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur Makassar.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

a. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka, seperti biaya yang terjadi dalam kurun waktu tertentu, dan data-data yang lain yang dibutuhkan dalam perusahaan ini.

b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan atau penjelasan dari pihak yang berwenang seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan pendeskripsian tugas-tugasnya, dan data-data lain yang relevan dengan objek penulisnya.

2. Sumber data

Sedangkan sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Data primer yaitu data utama yang diperoleh secara langsung dengan mengadakan wawancara dan obsevasi pada perusahaan sebagai obyek penelitian.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber diluar perusahaan berupa buku-buku dan literatur yang berkaitan erat dengan masalah yang dibahas.

D. Metode Analisis

(48)

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif

kualitatif, yaitu pengumpulan dan analisis data dengan cara menggali dan

mengumpulkan data-data, terutama data-data mengenai tata cara pencatatan

pengakuan pendapatan dan beban berdasarkan prinsip yang diterapkan PSAK 108

(49)

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat

PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya ( BAJ ) merupakan lembaga perusahaan keuangan non bank yang bergerak di bidang jasa asuransi jiwa, yang sudah cukup ternama tanah air. Perusahaan ini didirikan pada tanggal, 10 Juni 1967 dengan ijin usaha No. 116/D.AS/67, dan tanggal 02 November 1967 disyahkan oleh notaries Nimrod Siregar, SH dengan akte notaries No. 76.1968. sebagai penggagas pendiri PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya adalah KM. Sinaga ia berhasil meyakinkan empat orang rekannya mendirikan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya. Diantara para pendiri tersebut yang ditunjuk sebagai direktur utama adalah KM. Sinaga.

Pertama PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya berkantor pusat di jl. Solo No. 4 Jakarta pusat. Dari tahun ke tahun perusahaan mengalami perkembangan dengan memperluas jaringan pemasaran membuka Cabang di kota-kota besar seperti : Medan, Pekan Baru, Palembang, DKI Utara, DKI Selatan, Jawa Barat, Semarang, ( Yogyakarta, Surabaya ) Denpasar, Makassar, dan Balikpapan.

Jumlah Kantor Pemasaran di seluruh Indonesia terdiri dari 12 Kantor

Pemasaran Cabang, 120 Kantor Pemasaran Distrik dan 123 Kantor Pemasaran

Unit Sektor. Sedangkan untuk wilayah Makassar PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih

Jaya mulai di buka tanggal 5 April 1976 dengan status Kontor Cabang Indonesia

Timur yang dipimpin oleh P. Sitompul Seiring dengan kemajuan yang pesat di

(50)

bidang perasuransian, maka Kantor Pemasaran Cabang Indonesia TImur membuka 12 Kantor Pemasaran Distrik dan 20 Kantor Pemasaran Sektor yang tersebar di wilayah Indonesia Timur untuk mempermuda jaringan pemasaran dan memberikan pelayanan yang cepat kepada para nasabah ditingkat pedesaan dan kecamatan.

Saat ini Bumi Asih Jaya memiliki jaringan kantor pemasaran sebanyak 288 yang tersebar diseluruh Indonesia dan 5386 orang tenaga kerja terlatih yang memberikan pelayanan secara professional, BAJ juga memiliki beberapa anak perusahaan yang bergerak diberbagai bidang dan kegiatan bisnisnya juga telah merambah keseluruh Indonesia. BAJ terdaftar sebagai anggota AAIJ dan menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta didalam negeri.

Untuk memperluas jaringan bisnisnya diluar negeri, BAJ telah menjalin hubungan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi dan reasuransi asing seperti Munich Re – Munchen ( Jerman ) dan Gilbraltar Life ( Jerman ), serta Travelers – Harford AS.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pengatur

garis wewenang baik secara individual maupun kelompok dari masing-masing

level jabatan untuk memperluas memberikan garis komando kepada bawahan

sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan job description dimasing-masing

level jabatan untuk dapat mewujudkan suatu kondisi yang baik dan sistematis

dalam mencapai suatu tujuan yang telah diterapkan. Melalui struktur organisasi,

(51)

para karyawan diharapkan mengetahui tugas dan tanggung jawab yang dibebankan perusahaan kepadanya.

Struktur organisasi yang dibentuk tentunya merupakan struktur organisasi yang sehat dan efisien. Sehat dalam arti bahwa setiap saluran organisasi yang ada menjalankan percaya, masing-masing bagian dapat mencapai perbandingan yang baik antara usaha dan hasil kerja.

Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur yang menjadi dasar dalam struktur organisasi adalah berbentuk garis. Dimana wewenang mengalir dari pimpinan tertinggi kepada bawahannya setingkat demi setingkat, yang akhirnya sampai kepada pekerjaannya. Jadi didalam perusahaan yang menggunakan sistem organisasi line atau garis, tugas atau perintah dari pimpinan tertinggi kepada bawahannya dimasing-masing bagian dan langsung pula pada pekerjaannya. Setiap karyawan hanya bertanggung jawab kepada satu orang atasannya saja. Mulai dari penyelenggaraan terbawah sampai kepada pucuk tertinggi pimpinan tertinggi yang samuanya bertanggung jawab kepada satu orang atasannya saja.

Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih

Jaya Cabang Indonesia Timur adalah sebagai berikut :

(52)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang Keterangan :

BRANCH MANAGER

TU

T E N A G A P E M A S A R A N INSTRUKTUT

KPA/MG KPD/DM

TUS

KAK - C

(53)

KAK-C : Kepala Administrasi dan Keuangan TUS : Tata Usaha Senior

TU : Tata Usaha

KPD/DM : Kepala Pemasaran Distrik/Distrik Manager KPA/MG : Kepala Pemasaran Askol/Manager Askol

Sumber : PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Cabang Indonesia Timur.

Tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Branch Manager (BM)

a. Bertanggung jawab Kepada : Kantor Pusat

b. Sasaran Tugas :

1. Mengkoordinir seluruh kantor pemasaran distrik dan sector dibawah koordinasi Kantor Cabang Indonesia Timur.

2. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas total kantor cabang yang dipimpinnya serta mempertanggung jawabkannya kepada kantor pusat.

2. Tata Usaha (TU) Akuntansi dan Penghasilan a. Bertanggung Jawab kepada :

Kepala administrasi dan keuangan bertanggung jawab kepada Kepala Pimpinan cabang baik secara fungsional maupun administrasif.

b. Sasaran Tugas :

(54)

1. Menciptakan dan portofolio yang valid dan up to date.

2. Menciptakan data pinjaman polis yang valid dan up to date.

3. Memanager dan menyajikan laporan.

4. Menyajikan laporan keuangan dan penagihan secara tepat dan cepat, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

c. Uraian Jadwal (Job description) :

Uraian tugas (Job description), terdiri dari :

1. Verifikasi data status bayar polis asper dan askol.

2. Verifikasi data pinjaman polis asper dan askol.

3. Verifikasi master pinjaman polis asper dan askol.

4. Mengerjakan fungsi dan tugas kasir.

5. Melakukan tugas operator telepon kantor pemasaran cabang (KPC).

6. Mebuat rekapitulasi transfer dan dropping ke kantor pusat.

7. Membuat laporan-laporan akuntansi dan penagihan.

8. Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan.

9. Menjaga dan memelihara hubungan kerja serta lingkungan kerja yang kondusif.

10. Mengembangkan diri secara terus menerus.

3. Tata Usaha (TU) Bidang Underwriting & Klaim

a. Bertanggung Jawab kepada :

(55)

1. Kepala bagian (Kabag) Underwriting Kantor Pusat untuk fungsi bidang underwriting.

2. Kepala Adaministrasi (KAK) Cabang untuk fungsi bidang klaim, opersional dan administratif.

b. Sasaran tugas ;

1. Menekan rasio Mortalitas, rasio klaim, sesuai asumsi yang ditetapkan setiap tahun.

2. Menekan rasio Morbidity, sesuai asumsi yang ditetapkan setiap tahun.

3. Menyelesaikan tugas-tugas pelayanan dengan optimal sebagaimana ditetapkan dalam standar pelayanan nasabah (SPN).

c. Uraian Tugas (Job Description)

Uraian tugas / job description, terdiri atas :

1. Menerima, mengelolah, menyeleksi, dan memutuskan serta melayani klaim asper dan askol.

2. Membuat kartu pengganti AGT dan Bea Siswa.

3. Membuat surat jaminan kepada Rumah Sakit provider.

4. Membuat addenda perubahan ahli waris dan pemengang polis.

5. Menganalisis klaim.

6. Menerima dokumen SPA asper dan askol dari Kapem Distrik

dan askol.

(56)

7. Mencetak polis asper dan askol serta mengirimkan polis ke Kapem Distrik / Askol.

8. Menyusun laporan klaim dan mengirimkan via e-mail sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

9. Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan.

10. Menjapa dan memelihara hubungan kerja serta lingkungan kerja yang kondutif.

11. Mengembangkan diri secara terus-menerus.

4. Kepala Administrasi dan Keuangan a. Bertanggung jawab kepada :

Branch Manager (BM).

b. Sasaran tugas :

1. Meningkatkan profit bagi perusahaan.

2. Sama seperti sasaran tugas TUS/TU underwriting dan klaim.

3. Sama seperti sasaran tugas TUS/TU akuntansi dan penagihan.

c. Uraian Tugas (Job Description)

Uraian tugas / job description, terdiri dari : 1. Menata dan mengelola aktivitas harian 2. Memeriksa Lembaran Kas Harian (LKH).

3. Memeriksa polis yang telah diterbitkan TUS underwriting.

4. Memeriksa persetujuan klaim.

5. Menjawab surat-surat masuk.

(57)

6. Menganalisis laporan perkembangan hasil usaha mingguan dan bulanan.

7. Monitoring cash flow Kapem Distrik dan menyusun cash flow wilayah cabang.

8. Menyelenggarakan rapat-rapat rutin maupun insidentil di KPC.

9. Memeriksa rekonsiliasi bank.

10. Memeriksa Laporan Keuangan.

11. Melakukan audit ke Kapem-Kapem distrik dan askol.

12. Membuat analisa hasil usaha KPC.

13. Membuat penilaian kinerja staf DD KPC dan memeriksa penilaian kinerja staf DD Kapem Distrik / Askol.

14. Memlakukan pembinaan dan pengembangan CS.

15. Memeriksa daftar bonus produksi semester dan tahunan.

16. Menyusun perencanaan tahunan KPC.

17. Menginventarisir daftar kontrak kantor.

18. Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan.

19. Menjaga dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif.

20. Mengembangkan diri sendiri secara terus-menerus.

5. Kepala Pemasaran Askol / Manager Askol (MG) a. Bertanggun jawab kepada :

Branch Manager (BM).

b. Sasaran tugas :

Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Cabang  Keterangan :   BRANCH  MANAGER  TU  T E N A G A   P E M A S A R A N INSTRUKTUT  KPA/MG KPD/DM  TUS KAK - C
Tabel 3.1 Anak Perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya  No  Nama Perusahaan  Bidang Usaha
Gambar 5.1 Penerimaan Alur Peserta
+3

Referensi

Dokumen terkait

Di dalam pelayanan pembuatan Kartu Tanda Kerja Luar Negeri (KTKLN) fasilitas fisik yang diberikan seperti ruang tunggu yang tersedia di BP3TKI Semarang kurang baik.. Hal

Unsur utama dari biaya yang pertama adalah biaya bahan baku, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan ayam goreng HCC dan ayam goreng OR periode 2016.

@asil &ang #iperoleh ti#a' a'an +e+pengaruhi hasil persilangan Men#el.. 'arena genIgen &ang #ipilih Men#el a#alah genIgen &ang ti#a' terpaut

Berdasarkan penelitian yang berjudul Hubungan Lingkungan Sosial Dengan Kebiasaan Minum Minuman Keras Pada Remaja Di Desa Atep Satu Kecamatan Langowan Selatan

kandidat, tingkat identifikasi partai, dan efektivitas kampanye secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pemilih ”. Hasil analisis dari penelitian ini

2 (KRAMAT JATI INDAH PLAZA) KRAMAT JATI INDAH PLAZA 59 SAMSUNG EXCLUSIVE PARTNER DKI JAKARTA JAKARTA TIMUR SEP - MHI - LT.3 NO.957 (PUSAT GROSIR CILILITAN) PUSAT GROSIR CILILITAN

Selain itu, sebuah dewan dengan proporsi komisaris independen yang lebih besar akan lebih menyukai pembentukan RMC yang berdiri sendiri atau terpisah dari

PANDANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA LAMONGAN DALAM MEMUTUS PERKARA PENGANGKATAN ANAK YANG TIDAK DIKETAHUI ORANG TUA KANDUNGNYA Maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut