• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kanker payudara apakah tergolong normal atau abnormal (benign atau malignant)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. kanker payudara apakah tergolong normal atau abnormal (benign atau malignant)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

50   

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Spesifikasi Sistem

Sistem aplikasi yang kami kembangkan adalah sistem pengklasifikasian jenis kanker payudara apakah tergolong normal atau abnormal (benign atau malignant) berdasarkan query mammogram image yang dimasukkan.

Aplikasi ini kami buat menggunakan Microsoft Visual C# 2010 Express Edition (Version 10.0.30319.1 RTMRel), Microsoft .NET Framework Version 4.0.30319 RTMRel dengan pertimbangan:

1. Banyak framework yang sudah disediakan berbasiskan C#. Contohnya adalah EMGU CV yang kami pakai dalam membuat aplikasi ini

2. C# menggunakan bahasa OOP yang robust sehingga dapat mempermudah programmer dalam pembuatan sistem skala kecil, menengah maupun besar

3. Menurut survey yang dilakukan oleh TIOBE Programming Community, C#

merupakan bahasa pemrograman nomor 3 terpopuler di dunia. Hal ini akan mempermudah kami mencari tutorial maupun snippet. (Sumber:

http://www.tiobe.com/index.php/content/paperinfo/tpci/index.html)

4. C# dicompile ke dalam intermediate language (CIL) sehingga bisa berjalan di semua arsitektur komputer dan sistem operasi

5. Program berjalan lebih cepat dan efisien di dalam Windows karena menggunakan .NET Framework

 

(2)

51 

Untuk dapat melalukan implementasi sistem secara optimum, maka dibutuhkan spesifikasi sistem software ataupun hardware yang memadai.

Recommended Requirement:

• Processor : 3.0GHz

• Memory : 2 GB

• Harddisk : 2 GB

• OS : Windows XP / Windows 7

4.2. Prosedur Operasional

Aplikasi ini terdiri dari MDI halaman utama yang berisi dua menu utama, yaitu File dan Forms. Dengan otomatis, saat pertama kali dibuka, program akan mengecek ada atau tidaknya data SVM dan me-loadnya bila ditemukan.

Gambar 4.2 MDI utama

(3)

52 

4.2.1. Menu File

Di dalam menu file, terdapat 4 macam submenu yaitu Load Image, Load SVM, Save SVM, dan Exit.

Gambar 4.2.1 Menu File

4.2.1.1. Load Image

Di dalam submenu ini, kita dapat membuka file yang kita inginkan. File yang

dapat kita buka, hanya mempunyai 2 tipe extensi file, yaitu .pgm (Portable Gray Map)

dan .mamm (Mammogram Image). Perbedaannya yaitu : file berextensi .pgm merupakan

file image yang masih murni dari data MIAS, sedangkan file berextensi .mamm

merupakan file image dari mammogram yang telah diedit (diflip, dihilangkan labelnya,

dan telah diatur ROI-nya). Jika image berhasil diload, maka akan muncul pesan berhasil.

(4)

53 

Gambar 4.2.1.1a Load image

Gambar 4.2.1.1b Pesan berhasil

(5)

54 

4.2.1.2. Load SVM

Program yang kami buat akan otomatis me-load SVM saat dijalankan apabila file SVM tersedia di dalam directory SVM. Dialog box akan muncul apabila user mencoba me-load SVM lain.

Gambar 4.2.1.2 Dialog box warning saat load SVM 4.2.1.3. Save SVM

Fungsi Save SVM akan menyimpan SVM yang sudah ditraining kedalam file.

Apabila file SVM lain sudah tersimpan sebelumnya, maka ada dialog box konfirmasi seperti gambar di bawah ini, gunanya untuk memastikan agar tidak terjadi kesalahan dari user.

Gambar 4.2.1.3 Dialog box warning saat save SVM

4.2.1.4. Exit

Untuk keluar dari program (bisa juga dengan menekan shorcut ALT + F4).

(6)

55 

4.2.2. Menu Forms

Di dalam menu forms, terdapat 2 macam submenu form, yaitu Classifier dan Training.

Gambar 4.2.2 Menu form

4.2.2.1. Classifier

Gambar 4.2.2.1a Tampilan menu Classifier

(7)

56 

Di dalam form Classifier ini, kita dapat juga melakukan fungsi meload image seperti fungsi pada menu bar file, Load Image. Setelah gambar diload, maka akan muncul list image yang dipilih di kolom sebelah kiri.

Gambar 4.2.2.1b Tampilan setelah load gambar

Jika kita memilih salah satu image, maka akan muncul keterangan dari image yang kita pilih tersebut (lihat pada bagian MIAS info).

Gambar 4.2.2.1c Tampilan setelah memilih salah satu image

(8)

57 

Kita dapat menghilangkan label pada gambar mammogram dengan menekan button remove label. Kita juga dapat meningkatkan tingkat erosi maupun dilasi dari proses penghilangan label tersebut dengan menyesuaikan parameter yang disediakan, Selain itu kita juga dapat melakukan flip image yang akan kita training maupun image yang akan kita uji sehingga semuanya menghadap posisi yang sama.

Gambar 4.2.2.1d Tampilan setelah image di-flip dandi-remove label

Jika kita mengklik pada gambar, maka akan muncul sebuah kotak untuk

menentukan ROI serta hasil gambar yang telah di-enhanced.

(9)

58 

Gambar 4.2.2.1e Tampilan setelah memilih ROI

Setelah kita memilih ROI, maka kita dapat memilih button get features untuk mendapatkan fitur yang terdapat pada ROI tersebut.

Gambar 4.2.2.1f Tampilan setelah memilih button Get Features

Tombol Classify berfungsi untuk mengklasifikasi ROI yang dipilih, hanya dapat

dilakukan apabila SVM sudah ditraining.

(10)

59 

Gambar 4.2.2.1g Tampilan setelah memilih Button Classify

Tombol save changes untuk menyimpan informasi gambar yang telah diubah oleh user, sedangkan cancel untuk membatalkan perubahan yang dilakukan.

4.2.2.2. Training

Di dalam form training ini, user dapat menentukan image mana saja yang mau

ditraining ke dalam SVM.

(11)

60 

Gambar 4.2.2.2 Tampilan form Training

Lalu tombol Train berfungsi untuk melakukan training image–image tersebut ke dalam SVM dengan input feature dari GLCM dan output berdasarkan info dari MIAS.

Status training dapat dilihat pada label yang bertuliskan “Status : “.

Tombol Clear SVM digunakan untuk membersihkan data training yang sudah ada pada SVM. Hal ini dilakukan agar user dapat melakukan training dari awal.

4.3 Evaluasi Hasil Percobaan

Data MIAS yang kami uji terdiri dari 60 mammogram image dengan ekstensi

*.mamm terbagi menjadi 37 image normal, 13 image dengan tingkat severitas

malignant, dan 10 image dengan tingkat severitas benign. Dari keseluruhan sample ini,

kami membaginya menjadi 36 training sample dan 24 testing sample.

(12)

61 

4.3.1 Training

Mammogram MIAS Information SVM Classification

Calcification Severity Calcification Severity

mdb201 negative negative

mdb202 negative negative

mdb203 negative negative

mdb204 negative negative

mdb205 negative negative

mdb206 negative negative

mdb207 negative negative

mdb208 negative negative

mdb209 positive malignant positive malignant

mdb210 negative negative

mdb211 positive malignant positive malignant

mdb212 negative negative

mdb213 positive malignant positive malignant

mdb214 negative negative

mdb215 negative negative

mdb216 positive malignant positive malignant

mdb217 negative negative

mdb218 positive benign positive benign

mdb219 positive benign positive benign

mdb220 negative negative

mdb221 negative negative

mdb222 positive benign positive benign

mdb223 positive benign positive benign

mdb224 negative negative

mdb225 negative negative

mdb226 positive benign positive benign

mdb227 positive benign positive benign

mdb228 negative negative

mdb229 negative negative

mdb230 negative negative

mdb231 positive malignant positive malignant

mdb232 negative negative

mdb233 positive malignant positive malignant

mdb234 negative negative

mdb235 negative negative

mdb238 positive malignant positive malignant

Terdapat calcification (text berwarna merah malignant, berwarna hijau benign) Tidak terdapat calcification

Tabel 4.3.1 Cuplikan data MIAS yang dipakai

(13)

62 

Detail dari training samplenya yaitu :

• Training sample : 36 images

• Training positive calcification : 13 images

• Training negative calcification : 23 images

• Training calcification malignant : 7 images

• Training calcification benign : 6 images

4.3.2 Testing

Gambar hasil testing ada di bawah ini.

Gambar 4.3.2a Diagnosis normal (calcification: negative)

(14)

63 

Gambar 4.3.2b Diagnosis abnormal dengan tingkat severitas malignant

Gambar 4.3.2c Diagnosis abnormal dengan tingkat severitas benign

(15)

64 

Gambar 4.3.2d Salah satu jenis kesalahan diagnosis (Tingkat severitas yang sebenarnya adalah malignant namun hasil diagnosis menyatakan benign)

Gambar 4.3.2e Salah satu jenis kesalahan dalam mendiagnosis abnormalitas.

Seharusnya tingkat calcification adalah negative tapi hasil diagnosis menyatakan

positive dengan tingkat severitas malignant.

(16)

65 

Gambar 4.3.2f Salah satu jenis kesalahan dalam diagnosis yaitu false negative.

(17)

66 

Data hasil testing gambar mammogram untuk 24 sample

Mammogram MIAS Information SVM Classification

Calcification Severity Calcification Severity mdb236 positive benign positive benign

mdb237 negative negative

mdb239 positive malignant positive malignant

mdb240 positive benign positive benign mdb241 positive malignant positive benign

mdb242 negative negative

mdb243 negative negative

mdb244 negative positive malignant

mdb245 positive malignant positive malignant

mdb246 negative negative

mdb247 negative negative

mdb248 positive benign positive benign mdb249 positive malignant positive malignant

mdb250 negative negative

mdb251 negative negative

mdb252 positive benign negative

mdb253 positive malignant positive malignant

mdb254 negative negative

mdb255 negative negative

mdb256 positive malignant negative

mdb257 negative negative

mdb258 negative negative

mdb259 negative negative

mdb260 negative negative

Tabel 4.3.2 Hasil Testing Detail dari testing sample:

• Testing sample : 24 images

• True positives : 8 images

• True negatives : 13 images

• False positives : 1 image

• False negatives : 2 images

• True Benign : 3 images

• True Malignant : 4 images

• False Benign : 1 image

• False Malignant : 1 images

(18)

67 

Dari data testing tersebut maka kami mendapat prosentase keberhasilan untuk mendeteksi kanker ini berdasarkan microcalcification adalah:

• Prosentase keberhasilan pendeteksian keabnormalitasan =

=

= 87.5%

Sedangkan prosentase keberhasilan untuk menentukan tingkat severitas berdasarkan calcificationnya adalah:

• Prosentase keberhasilan penentuan tingkat severitas =

=

= 87.5%

• Sensitivity atau true positive rate (TPR) =

=

= 80%

• False positive rate (FPR) =

=

= 7.14%

(19)

68 

• Accuracy (ACC) =

=

= 87.5%

• Specificity (SPC) atau true negative rate (TNR) =

=

= 92.86%

• Presisi atau positive predictive value (PPV) =

=

= 88.89%

• Negative predictive value (NPV) =

=

= 86.67%

• False discovery rate (FDR) =

=

= 11.11%

(20)

69 

Evaluasi Kesalahan Klasifikasi

Dari keempat kesalahan klasifikasi yang terjadi, kami melakukan analisis dari feature yang didapat dari setiap mammogram yang dianalisis. Hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Fitur yang didapat merupakan confusion matrix di mana fitur tersebut menyebrangi threshold dari hyperplane SVM pada feature vector

2. Proses image preprocessing yang dilakukan dibasiskan pada ROI yang dipilih saja, sehingga hasilnya kurang menggambarkan keseluruhan tekstur dari gambar mammogram. Ketika ROI digeser, ada kemungkinan hasil dari klasifikasi berubah

3. SVM yang kami gunakan berbasiskan bidang lurus atau linear, sehingga

klasifikasi yang terjadi masih kaku dan rentang terjadi kesalahan klasifikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan persamaan HKSA terpilih, variabel bebas yang paling berpengaruh pada aktivitas antikanker dipilih untuk digunakan dalam desain struktur senyawa turunan

No.  Tiga Sub kelompok yang mengalami inflasi atau kenaikan indeks terbesar pada bulan ini adalah sub kelompok bumbu-bumbuan, sub kelompok transportasi dan sub

melakukan pencatatan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari Pengguna Barang yang tidak digunakan untuk kepentingan

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN NOMOR : DIPA- 012.22.1.344317/2015 DS:2127-0000-0003-3099 1 Sub Fungsi Fungsi 02 PERTAHANAN 486.979.786.000 486.102.530.000 02.01

Melalui perhitungan korelasi antara data hasil interpolasi dengan data pengukuran langsung, maka didapatkan bahwa metoda interpolasi spline memiliki tingkat presisi

Untuk pengukuran polarisasi, saat wireless USB adapter yang ada di dalam waveguide antena wajanbolic berada pada posisi vertikal dan antena pada access point juga pada

Skizogoni banyak terjadi pada organ dalam (hati, limpa, dan sumsum tulang) dan kelainan patologis pada organ tersebut sering ditandai dengan adanya pigmen malaria yang dideposit

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai ada atau tidaknya pengaruh antara Institutional Ownership, Board Independence, dan Audit Committee