• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perubahan Fisik Dan Psikologis Dengan Aktivitas Dan Respon Seksual Ibu Hamil Primigravida Trimester I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Perubahan Fisik Dan Psikologis Dengan Aktivitas Dan Respon Seksual Ibu Hamil Primigravida Trimester I"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Perubahan Fisik Dan Psikologis Dengan Aktivitas Dan Respon Seksual Ibu Hamil Primigravida Trimester I

Budiyarti Yuliani1, Adventia Helena2

12Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Email: yuliani@stikesmb.ac.id DOI: 10.33859/dksm.v11i2.645

ABSTRAK

Latar Belakang: Selama proses kehamilan berlangsung maka akan terjadi perubahan fisiologis pada aspek fisik dan psikologis yang memerlukan kemampuan beradaptasi terutama pada trimester I.

Apabila ibu hamil tidak mampu beradaptasi dengan baik maka akan menyebabkan berbagai macam gangguan, salah satunya yaitu gangguan pada aktivitas dan respon seksual.

Tujuan: Tujuan penelitian ini membuktikan hubungan perubahan fisik dan psikologis dengan aktivitas dan respon seksual pada ibu hamil primigravida trimester I.

Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Sampel penelitian yaitu ibu hamil primigravida trimester I di Puskesmas SP yang diambil pada bulan Desember 2019 berjumlah 66 orang dengan menggunakan tehnik purposive sampling dan instrument penelitian dalam bentuk kuesioner. Uji analisis yang digunakan spearman rho.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan perubahan fisik dengan aktivitas dan respon seksual dengan p value 0,005 dan terdapat hubungan perubahan psikologis dengan aktivitas dan respon seksual dengan p value 0,000.

Kesimpulan: Perubahan pada aspek fisik dan psikologis yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas dan respon seksual.

Kata Kunci: Aktivitas dan Respon Seksual, Perubahan Fisik, Perubahan Psikologis

(2)

The Relation Of Physical And Psychological Change With Activity And Sexual Response Of Trimester Primary Pregnant Woman

ABTSTRACT

BACKGROUND During the pregnancy process there will be physiological changes in physical and psychological aspects that require adaptability, especially in the first trimester. If pregnant women are not able to adapt properly, it will cause various kinds of disorders, one of which is disruption in sexual activity and response..

OBJECTIVE The purpose of this study was to prove the relationship between physical and psychological changes with sexual activity and response in first trimester primigravida pregnant women.

METHOD This type of research is quantitative with a cross-sectional design. The sample of the study was 66 primigravida pregnant women at SP Puskesmas taken in December 2019 using purposive sampling technique and research instrument in the form of a questionnaire. The analytical test used Spearman rho.

RESULTS The results showed that there was a relationship between physical changes and sexual activity and response with a p value of 0.005 and there was a relationship between psychological changes and sexual activity and response with a p value of 0.000..

CONCLUSION Changes in physical and psychological aspects that occur during pregnancy can cause disruption in sexual activity and response.

Keywords : Physical Changes, Psychological Changes, Sexual Activity and Response.

PENDAHULUAN

Selama kehamilan berlangsung banyak proses yang dialami oleh ibu yang melibatkan perubahan pada aspek fisik dan aspek psikologis. Perubahan pada aspek fisik meliputi perubahan pada multi sistem organ dan fungsinya seperti perubahan pada sistem reproduksi, sistem gastrointestinal, sistem kardiovaskuler dan lain-lain. Pada sistem reproduksi saat usia kehamilan 8 minggu, uterus mulai membesar dan akan terjadi

kontraksi braxton hicks yang disebabkan oleh peregangan pada sel-sel otot uterus sehingga mengakibatkan nyeri pada perut bagian bawah yang berdampak pada gangguan aktivitas dan respon seksual.

Selain itu terjadi juga perubahan pada

sistem gastrointestinal dimana hormone

human chorionic gonadotrophine (hCG) akan

menstimulasi produksi hormon esterogen

sehingga menyebabkan peningkatan asam

lambung yang membuat ibu hamil sering

(3)

merasa mual, muntah dan hipersalivasi, dimana hal ini beresiko juga menyebabkan gangguan pada aktivitas dan respon seksual.

Pada sistem kardiovaskuler juga akan terjadi penurunan tahanan vaskuler perifer sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah yang membuat ibu merasa pusing, terjadi penurunan laju metabolisme pada awal kehamilan dan peningkatan hormon progesterone yang membuat ibu hamil akan merasa cepat lelah (Irianti et al., 2013). Uraian di atas diperkuat oleh Boaviagem (2017) yang menyatakan bahwa pada trimester pertama kehamilan terjadi peningkatan produksi hormone human chorionic gonadotrophin (hCG) yang bertanggung jawab mempertahankan kehamilan tetapi juga akan menyebabkan mual muntah, kelelahan dan perubahan suasana hati.

Semua hal di atas merupakan penyebab perubahan aktivitas dan respon seksual pada masa kehamilan di trimester I. Hal ini didukung juga oleh uraian Pasaribu, Ramadhan, & Nugraheni (2016) yang menyatakan bahwa sebagian besar disfungsi aktivitas dan respon seksual yang terjadi

selama masa kehamilan dipengaruhi oleh ketidaknyamanan fisik. Selanjutnya diperkuat juga oleh Boaviagem (2017) yang menguraikan bahwa disfungsi seksual yang terjadi selama kehamilan dipengaruhi oleh gejala-gejala fisik seperti malaise, mual muntah, kantuk dan kelelahan.

Irianti et al (2013), menguraikan selain terjadi perubahan pada aspek fisik, pada masa kehamilan terjadi juga perubahan pada aspek psikologis seperti perasaan sedih yang datang tiba-tiba tanpa ada sebab yang jelas, ambivalen, mood swing bahkan depresi. Gejala di atas salah satunya disebabkan karena adanya perubahan peran dan tanggung jawab, ketidaksiapan menerima peran dan tanggung jawab baru serta perubahan fisik yang mengganggu kenyamanan ibu selama masa kehamilan, dimana hal tersebut di atas akan berdampak pada penurunan libido yang akhirnya menyebabkan penurunan aktivitas dan respon seksual.

Menurut Irianto (2014), aktivitas seksual

selama masa kehamilan tidak dilarang, kecuali

6 minggu sebelum dan 6 minggu setelah

(4)

persalinan. Hal ini juga didukung oleh Kontoyannis, Katsetos, & Panagopoulos (2012) yang menguraikan hubungan seksual selama kehamilan aman untuk dilakukan selama tidak ada masalah dan gangguan kesehatan baik itu pada ibu maupun bayi yang dikandung.

Ratnasari (2016) menguraikan seksualitas pada ibu hamil terdiri dari aktivitas seksual dan respon seksual. Aktivitas seksual merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan adanya dorongan seks, sedangkan respon seksual merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang setelah memperoleh rangsangan. Aktivitas dan respon seksual pada masa kehamilan meliputi 6 komponen yaitu frekuensi hubungan seksual, keinginan (desire), orgasme, kepuasan (satisfaction), dyspareunia (painful intercourse) dan permulaan hubungan seksual.

Aktivitas dan respon seksual ini salah satunya bertujuan untuk mempertahankan keturunan (berkembang biak dan sexual instinct), disamping untuk mendapatkan rasa nyaman bagi seseorang. Pada masa kehamilan aktivitas dan respon seksual juga dapat

diibaratkan sebagai bumbu dalam menjalani kehidupan berumah tangga, dimana pada kuantitas dan kualitas yang tepat akan membuat kehidupan rumah tangga menjadi lebih harmonis dan bahagia. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan respon seksual selama masa kehamilan, tidak hanya sekedar untuk memenuhi dan menyalurkan dorongan seksual semata, akan tetapi bagaimana aspek seksual tersebut menjadikan hubungan pasangan lebih harmonis, bahagia, langgeng dan senantiasa memberi semangat hidup.

Sebaliknya jika kehidupan seksual hanya

menyenangkan bagi salah satu pihak dari

pasangan tersebut atau bahkan tidak

menyenangkan bagi kedua belah pihak, maka

akan memberikan dampak yang sangat

merugikan bagi kehidupan brumah tangga

seperti tidak harmonisnya kehidupan

perkawinan, tidak memberikan semangat

hidup berpasangan. lebih jauh lagi tidak akan

mendapatkan kebahagian dalam berumah

tangga dimana perkawinan menjadi tidak

sempurna dan memungkinkan akan

(5)

menimbulkan keretakan dalam hubungan rumah tangga.

Studi pendahuluan dilakukan pada 10 orang ibu hamil primigravida trimester I dengan cara wawancara dan pengisian kuesioner, didapatkan hasil 100% ibu hamil mengalami perubahan pada aspek fisik dan psikologis dimana 70% ibu hamil yang mengalami perubahan pada aspek fisik dan psikologis tersebut mengalami penurunan pada aktivitas dan respon seksual.

METODE

Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini ibu hamil primigravida trimester I berjumlah 79 orang. Sampel penelitian diambil pada bulan Desember 2019 berjumlah 66 orang ibu hamil primigravida trimester I di Puskesmas SP dengan menggunakan tehnik pourposive sampling. Instrument penelitian berupa kuesioner dan uji analisis yang digunakan adalah spearman rho.

HASIL

Tabel 1 Perubahan fisik pada ibu hamil primigravida trimester I

No Perubahan fisik

F %

1 2

Normal Tidak Normal

18 48

27.3 72.7

Jumlah 66 100

Tabel 1 menunjukan bahwa dari 66 orang ibu hamil didapatkan sebagian besar yaitu 48 orang (72.7%) mengalami perubahan fisik yang tidak normal.

Tabel 2 Perubahan psikologis pada ibu hamil primigravida trimester I

No Perubahan psikologis

F %

1

2 Normal

Tidak Normal 25

41 37.9 62.1

Jumlah 66 100

Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 66 orang

ibu hamil didapatkan sebagian besar

mengalami perubahan psikologis yang

tidak normal yaitu 41 orang ibu hamil

(62,1%).

(6)

Tabel 3 Aktivitas dan respon seksual pada ibu hamil primigravida trimester I

No Aktivitas dan respon seksual

F %

1 2

Baik Buruk

7 59

10.6 89.4

Jumlah 66 100

Tabel 3 memperlihatkan dari 66 orang ibu hamil didapatkan hampir seluruhnya yaitu 59 orang (89,4%) mempunyai aktivitas dan respon seksual yang buruk

Tabel 4 Hubungan Perubahan Fisik dengan Aktivitas dan Respon Seksual

No Perubahan Fisik

Aktivitas dan

Respon Seksual Total F % Buruk Baik

F % F % 1

2 Normal Tidak Normal

13 46 72.2

95.8 5 2 27.8

4.2 18 100 48 100

Jumlah 59 89.4 7 10.6 66 100 Hasil uji spearman rho’s r = 0.342 dan p = 0,005

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 66 orang ibu hamil didapatkan hampir seluruhnya yaitu 46 orang (95.8%) mengalami perubahan fisik yang tidak normal dengan aktivitas dan respon seksual yang buruk.

Hasil uji spearman rho’s didapatkan p value 0,005 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan perubahan fisik dengan

aktivitas dan respon seksual ibu hamil dan diperoleh nilai koefisien korelasi 0,342 dengan keeratan hubungan pada kategori sedang.

Tabel 5 Hubungan Perubahan Psikologis dengan Aktivitas dan Respon Seksual

N

o Perubahan Psikologis

Aktivitas dan Respon

Seksual Total

F % Buruk Baik

F % F % 1

2 Normal Tidak Normal

18 41 72

100 7 0 28

0 25 100 41 100

Jumlah 59 89.4 7 10.6 66 100 Hasil uji spearman rho’s r = 0.441 dan p= 0,000

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 66

orang ibu hamil didapatkan seluruhnya yaitu

41 orang (100%) mengalami perubahan

psikologis yang tidak normal dengan

aktivitas dan respon seksual yang buruk

Hasil uji spearman rho’s didapatkan p value

0,000,maka dapat disimpulkan terdapat

hubungan perubahan psikologis dengan

aktivitas dan respon seksual ibu hamil dan

diperoleh nilai koefisien korelasi 0,441

dengan keeratan hubungan pada kategori

sedang.

(7)

PEMBAHASAN

Perubahan Fisik

Hasil penelitian didapatkan sebagaian besar ibu hamil mengalami perubahan fisik yang tidak normal. Menurut Fatimah &

Nuryaningsih (2017), kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.

Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, jika telah megalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat, sangat besar kemungkinan terjadi kehamilan. Apabila terjadinya kehamilan diperlukan kemampuan bagi ibu hamil untuk beradaptasi dengan perubahan yang dialami baik pada aspek fisik maupun aspek psikologis.

Pada trimester pertama kehamilan, perubahan pada aspek fisik meliputi ketidakseimbangan beberapa hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk perkembangan janin.

Ketidakseimbangan beberapa hormon tersebut merangsang peningkatan asam lambung sehingga menyebabkan rasa mual hingga muntah dan sakit atau pusing kepala pada pagi

hari yang disebut dengan morning sickness, apabila keluhan yang ibu hamil alami tersebut berlebihan dan mengganggu aktivitas maka itu merupakan tanda bahaya kehamilan atau perubahan fisik yang ibu alami tidak berjalan dengan normal sehingga sangat penting bagi ibu hamil untuk memeriksa ke pelayanan kesehatan untuk mendeteksi dini masalah, penyakit, dan penyulit atau komplikasi kehamilan. Hal ini didukung juga oleh penelitian Kusuma (2018) yang menguraikan sebagian besar ibu hamil mengalami mual muntah, pusing atau sakit kepala yang tejadi pada pagi hari dan hanya pada trimester pertama kehamilannya sehingga berdampak terhadap penurunan nafsu makan yang menyebabkan penurunan berat badan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan uraian

di atas dimana didapatkan sebagian besar ibu

hamil mengalami perubahan fisik yang tidak

normal seperti sering pusing, mual dan muntah

lebih dari 5 kali dalam sehari sehingga

mengganggu aktivitas serta letih berlebihan

setelah melakukan aktivitas ringan. Apabila

ibu hamil tidak mampu beradaptasi dengan

(8)

baik terhadap perubahan fisik yang dialami selama masa kehamilan maka akan terjadi gangguan, dan apabila tidak diatasi dengan tindakan yang tepat maka gangguan tersebut kemungkinan besar akan berlanjut pada saat intra natal bahkan periode post partum.

Perubahan Psikologis

Hasil penelitian menunjukan sebagaian besar ibu hamil mengalami perubahan psikologis yang tidak normal. Menurut Irianti et al., (2013) selama kehamilan trimester pertama ibu hamil dapat mengalami keluhan psikis positif seperti merasa senang akan kehamilan dan tidak merasa khawatir yang berlebihan tetapi sebagian besar ibu hamil mengalami psikis negatif seperti perasaan sedih yang tidak jelas penyebabnya, ambivalensi bahkan depresi. Perasaan tersebut salah satunya terjadi karena adanya perubahan tanggung jawab yang baru sebagai ibu, masalah keuangan, masalah keluarga dan juga penerimaan lingkungan terhadap kehamilan.

Hal ini didukung oleh penelitian Nurdiyan et al., (2016) yang menguraikan ibu hamil sering merasa tidak sehat dan kadang merasa

benci dengan kehamilannya, ibu sering merasa minder dan mengurangi interaksi sosial dengan lingkungan, muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan kesedihan. Uraian Nurdiyan et al., (2016) juga didukung oleh hasil penelitian Bjelica, Cetkovic, Trninic-Pjevic, &

Mladenovic-Segedi (2018)yang mengemukakan bahwa kehamilan dianggap sebagai kondisi yang sangat emosional, yang menjadi stressor potensial. Kehamilan juga dianggap sebagai fenomena psikologis yang kompleks dan mengeksplorasi banyak perubahan dalam fungsi psikologis ibu selama masa kehamilan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan uraian

di atas dimana didapatkan sebagian besar ibu

hamil sering merasa sedih yang tidak jelas

penyebabnya, rentan mengalami stress dan

ambivalansi yang berlebihan. Perubahan

psikologis yang abnormal tersebut akan

berdampak pada janin yang di kandung yaitu

beresiko menyebabkan kerusakan jangka

panjang seperti masalah perkembangan otak

janin yang menyebabkan masalah emosi dan

perilaku saat tumbuh dewasa.

(9)

Aktivitas dan Respon Seksual

Hasil penelitian menunjukan hampir seluruh ibu hamil mempunyai aktivitas dan respon seksual yang buruk. Menurut Mirza, (2014) pada masa kehamilan ibu mengalami perubahan fisik dan psikologis yang umumnya berdampak pada kesejahteraan fisik, suasana hati, aktivitas dan respon seksualnya.

Aktivitas dan respon seksual meliputi 6 komponen yaitu komponen pertama frekuensi hubungan seksual yang merupakan ritme atau jumlah hubungan seksual dimana hal ini bergantung pada kondisi ibu hamil, jika ibu hamil mampu beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis maka tidak terjadi masalah pada frekuensi hubungan seksualnya, sedangkan jika ibu hamil tidak mampu beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis yang dialami maka frekuensi hubungan seksualnya akan menurun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmitasari, Kurnaesih, & Idris (2019) yang menguraikan bahwa selama masa kehamilan sebagian besar ibu hamil mengalami

penurunan frekuensi hubungan seksual yang signifikan.

Komponen kedua yaitu keinginan (desire) yang juga disebut dengan libido, gairah atau dorongan seksual dan komponen ketiga yaitu orgasme atau puncak kenikmatan seksual serta komponen keempat yaitu kepuasan (statisfaction) yang dapat diartikan sebagai rasa nyaman atau rasa puas terhadap kehidupan seksualnya. Komponen-komponen di atas (keinginan (desire), orgasme atau puncak kenikmatan seksual serta kepuasan (statisfaction) akan mengalami penurunan jika ibu hamil tidak mampu berdaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama masa kehamilan. Hal ini sejalan dengan penelitian Fejza et al., (2018) yang mengemukakan bahwa hampir seluruh ibu hamil mengalami penurunan keinginan (desire), orgasme dan kepuasan seksual.

Komponen kelima yaitu dyspareunia atau

painful intercourse yang merupakan rasa sakit

ketika akan, sedang atau setelah melakukan

hubungan seksual yang juga akan dialami ibu

hamil jika tidak mampu beradaptasi. Hal ini

(10)

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmitasari, Kurnaesih, & Idris, (2019) yang menguraikan bahwa selama masa kehamilan sebagian besar ibu hamil mengalami mengalami rasa nyeri saat melakukan aktivitas seksual.

Komponen keenam yaitu permulaan hubungan seksual yang merupakan cara pasangan memulai hubungan seksual dengan rasa nyaman dan bahagia, dalam hubungan seksual seseorang tidak hanya menyalurkan dorongan seksual semata, akan tetapi juga bagaimana seks menjadikan hubungan berpasangan lebih harmonis dan senantiasa memberi gairah hidup. Hal ini sejalan dengan penelitian Indrayani (2015) yang menguraikan terdapat hubungan yang signifikan antara permulaan hubungan seksual yang baik oleh pasangan dengan kepuasan hubungan seksual ibu hamil.

Hasil penelitian ini sejalan dengan uraian di atas, dimana didapatkan hampir seluruh ibu hamil mengalami penurunan keinginan (desire), kepuasan (satisfaction), orgasme dan frekuensi seksual. Apabila aktivitas dan respon

seksual ini tidak diperhatikan dengan baik maka akan menimbulkan dampak yang buruk bagi kehidupan berumah tangga diantaranya perselingkuhan, resiko tertular penyakit menular seksual dan keretakan dalam kehidupan berumah tangga.

Hubungan Perubahan Fisik dengan Aktivitas dan Respon Seksual

Hasil penelitian didapatkan adanya

hubungan antara perubahan fisik pada masa

kehamilan terhadap aktivitas dan respon

seksual ibu hamil. Kehamilan merupakan masa

transisi dalam siklus kehidupan seorang wanita

dimana akan banyak terjadi perubahan pada

aspek fisik dan psikologis. Menurut Irianti et

al., (2013) pada trimester pertama kehamilan

terjadi perubahan fisik diantaranya

peningkatan hormon estrogen dan

progesteron. Peningkatan hormon estrogen

membuat pengeluaran asam lambung

meningkat yang menyebabkan daerah

lambung terasa panas, terjadi mual muntah dan

sakit kepala, kemudian peningkatan hormon

progesteron dapat menjadi faktor pemicu

(11)

melebarnya dinding pembuluh darah, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan darah yang menyebabkan ibu merasa pusing.

Bertambah besarnya abdomen, perasaan nyeri pada payudara, kaki yang membengkak, vagina yang meradang juga memberikan rasa tidak nyaman pada ibu. Semua hal yang diuraikan di atas menjadi salah satu penyebab hubungan seksual menjadi tidak nyaman sehingga terjadi gangguan pada aktivitas dan respon seksual selama kehamilan.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Tosun Gülero lu & Gördeles Be er (2014) yang menyatakan sebagian besar ibu hamil sering menghindari hubungan seksual karena mengalami berbagai perubahan fisik saat hamil, juga diperkuat dengan hasil penelitian mereka berikutnya dimana ibu hamil yang mengalami keluhan perubahan fisik memiliki skor rata-rata keinginan, kepuasan, dan orgasme yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami keluhan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan uraian di atas dimana didapatkan sebagian besar ibu

hamil mengalami perubahan fisik yang tidak normal seperti sering pusing, mual dan muntah lebih dari 5 kali dalam sehari sehingga mengganggu aktivitas serta letih berlebihan setelah melakukan aktivitas ringan, semua hal tersebut menyebab aktivitas dan respon seksual yang buruk pada ibu hamil seperti mengalami penurunan keinginan (desire) melakukan hubungan seksual, penurunan kepuasan (satisfaction) saat melakukan hubungan seksual, sulit mengalami orgasme dan menurunnya frekuensi aktivitas seksual.

Aktivitas dan respon seksual yang buruk harus

ditangani dengan tindakan yang tepat, karena

aktivitas seksual merupakan salah satu bagian

penting dalam pernyataan perasaan, kasih

sayang, rasa aman dan rasa tenang dalam

kehidupan berumah tangga.Apabila terganggu

maka beresiko menyebabkan retaknya

hubungan yang mungkin akan berakhir pada

perpisahan kehidupan berumah tangga.

(12)

Hubungan Perubahan Psikologis dengan Aktivitas dan Respon Seksual

Hasil penelitian ini didapatkan adanya hubungan antara perubahan psikologis pada masa kehamilan terhadap aktivitas dan respon seksual. Pada trimester pertama kehamilan selain perubahan fisik, ibu hamil juga mengalami perubahan psikologis. Fatimah &

Nuryaningsih (2017) menguraikan pada trimester pertama kehamilan ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, selain itu ibu hamil juga tidak jarang merasakan kekecewaan, kesedihan, kecemasan dan penolakan, bahkan ibu berharap untuk tidak hamil. Hal tersebut terjadi karena rasa khawatir akan kemungkinan kehilangan kecantikkannya atau kemungkinan bayi yang dilahirkan tidak normal.

Hal ini didukung oleh penelitian Rahmawati & Ningsih (2017) yang mengemukakan bahwa perubahan psikologis yang kerap terjadi pada ibu hamil adalah rasa

cemas, sedih, kecewa dan emosi yang berubah- ubah. Hal ini juga didukung oleh penelitian Amiel Castro et al., (2017) yang mengemukakan bahwa ibu hamil mengalami perubahan psikologis seperti sensitif dan suasana hati yang mudah berubah-ubah.

Semua hal di atas menjadi salah satu penyebab gangguan aktivitas seksual selama kehamilan.

Hal ini didukung oleh penelitian Fejza et al., (2018) yang menyatakan psikologis pada ibu hamil sangat berkorelasi dengan aktivitas seksual selama kehamilan seperti merasa tidak puas dengan kehidupan seksual, dan gairah seksual mengalami penurunan yang signifikan selama fase kehamilan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan uraian

di atas dimana didapatkan sebagian besar ibu

hamil mengalami perubahan psikologis yang

tidak normal seperti sering merasa sedih yang

tidak jelas penyebabnya, rentan mengalami

stress dan ambivalansi yang berlebihan

mengalami masalah pada aktivitas dan respon

seksual diantaranya terjadi penurunan

keinginan (desire) melakukan hubungan

seksual, penurunan rasa puas (satisfaction)

(13)

saat melakukan hubungan seksual, sulit mengalami orgasme dan menurunnya frekuensi aktivitas seksualdan frekuensi melakukan aktivitas seksual. Apabila perubahan psikologis tersebut tidak ditangani dengan tepat maka tidak menutup kemungkinan akan memberikan dampak yang negatif baik bagi bayi yang di kandung maupun ibu hamil seperti terganggunya perkembangan otak janin, perkembangan emosi serta prilaku saat dewasa serta keretakan dalam membina hubungan berumah tangga.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, N. (2013). Prinsip Etika Keperawatan. Jogjakarta: D-Medika.

Amiel Castro, R. T., Pinard Anderman, C., Glover, V., O’connor, T. G., Ehlert, U., &

Kammerer, M. (2017). Associated Symptoms Of Depression: Patterns Of Change During Pregnancy.Archives Of Women’s Mental Health, 20(1), 123–128.

Https://Doi.Org/10.1007/S00737-016- 0685-6

Babazadeh, R., Mirzaii, K., & Masomi, Z.

(2013). Changes In Sexual Desire And Activity During Pregnancy Among Women In Shahroud, Iran.International Journal Of Gynecology And Obstetrics,

120(1), 82–

84.Https://Doi.Org/10.1016/J.Ijgo.2012.0 7.021

Bjelica, A., Cetkovic, N., Trninic-Pjevic, A., &

Mladenovic-Segedi, L. (2018). The Phenomenon Of Pregnancy - A Psychological View.Ginekologia Polska,

89(2), 102–106.

Https://Doi.Org/10.5603/Gp.A2018.0017

\

Boaviagem, A. (2017). Analysis Of Sexual Function In Women During The Trimesters Of Pregnancy: A Cross- Sectional Study.Journal Of Complementary Medicine & Alternative

Healthcare, 2(2), 1–5.

Https://Doi.Org/10.19080/Jcmah.2017.02 .555585

Bobak, L. J. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Egc.

Cicek, Z. (2018). Sexual Dysfunction Of Pregnant : An Example From Turkey.

11(3), 1573–1579.

Dartiwen, & Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Jogjakarta:

Penerbit Andi.

Fatimah, & Nuryaningsih. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidan Kehamilan (Cetakan 1).

Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah.

Fejza, H., Icka, E., Alilaj, M., Elezi, M., Fejza, A., & Jemini, L. (2018). Assessing The Impact Of Pregnancy On Sexuality Using The Pregnancy Sexual Response Inventory. Advances In Sexual Medicine,

08(02), 15–24.

Https://Doi.Org/10.4236/Asm.2018.8200

2

(14)

Hapsari, Vike Dwi Dan Sudarmiati, S. (2011).

Pengalaman Seksualitas Ibu Hamil Di Puskesmas Pondok Aren Tengerang.

Jurnal Ners, 6(1), 76–85.

Hasmi. (2016). Metode Penelitian Kesehatan.

Jayapura: In Media

Ina, K. (2014). Asuhan Kehamilan. Jogjakarta:

Pustaka Pelajar.

Indrayani, T. (2015). Determinan Yang Berkontribusi Terhadap Kepuasan Hubungan Seksual Pada Ibu Hamil Primipara Di Rumah Bersalin. 40(53), 6091–6104.

Irianti, B., Halida, E. Mutiara, Duhita, F., Prabandari, F., Yulianti, N., Hartiningtiyaswati, S., & Anggraini, Y.

(2013). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta: Penerbit Sagung Seto.

Irianto, K. (2014). Seksologi Kesehatan.

Bandung: Penerbit Alfaberta.

Kemenkes Ri. (2015). Standar Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Kemenkes Ri.

Kiemtore, S., Ouedraogo, I., Ouattara, A., &

Zamane, H. (2016). Sex During Pregnancy: Opinions, Attitudes And Practices Among Pregnant Women.

Journal Of Women’s Health Care, 05(06), 5–9. Https://Doi.Org/10.4172/2167- 0420.1000343

Kontoyannis, M., Katsetos, C., &

Panagopoulos, P. (2012). Sexual Intercourse During Pregnancy. Health Science Journal, 6(1), 82–87.

Kusuma, R. (2018). Studi Kualitatif:

Pengalaman Adaptasi Ibu Hamil. 7(2), 148–164.

M Nurriana, D., & Alwi, M. K. (2017). Al - Sihah : Public Health Science Journal Perilaku Seksualitas Di Puskesmas Somba Opu Sungguminasa. 9, 197–208.

Mirza. (2014). Buku Pegangan Ibu Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta: Kata Hati.

Nurdiyan, A., Yulizawati, Y., Bustami, L. E., Iryani, D., Insani, A. A., & Fitrayeni, F.

(2016). Implementation Of Cambridge Worry Scale As A Psychological Assesment In Antenatal Care Routine.

Journal Of Midwifery, 1(2), 31.

Https://Doi.Org/10.25077/Jom.1.2.31- 40.2016

Nurmitasari, N., Kurnaesih, E., & Idris, A.

(2019). Persepsi Aktivitas Seksualitas Pada Masa Kehamilan Bagi Primipara Di Wilayah Kerja Puskesmas Wundulako Kabupaten Kolaka. Window Of Health : Jurnal Kesehatan, 2(3), 243–255.

Https://Doi.Org/10.33368/Woh.V0i0.161

Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pasaribu, M. F., Ramadhan, T., & Nugraheni, E. (2016). Hubungan Kehamilan Terhadap Fungsi Seksual Wanita Usia 20 35 Tahun Di Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu. 2, 277–

280.Https://Doi.Org/10.16977/Cbfm.27.2

(15)

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kandungan Edisi Ketiga Cetakan Kedua. Jakarta: Pt Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rahman, R. T. . (2015). Analisis Statistik Penelitian Kesehatan. Bogor: In Media.

Rahmawati, L., & Ningsih, M. P. (2017).

Gambaran Pengetaahuan Ibu Hamil Tentang Perubahan Psikologis Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pariaman. 8(1), 1–9.

Rismalinda. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Cv Trans Info Media.

Ramadani, N. L., & Sudarmiati, S. (2013).

Perbedaan Tingkat Kepuasaan Seksual Pada Pasangan Suami Istri Di Masa Kehamilan. 1(2), 69–77.

Ratnasari, F. (2016). Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Keinginan, Gairah, Orgasme Dan Kepuasan Seksual Ibu Hamil Serta Faktor Yang Memengaruh. 12, 144–158.

Romauli, S. (2011). Buku Ajar Askeb: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Jogjakarta:

Nuha Medika.

Sari, A., Ulfa, I. Ma., & Daulay, R. (2015).

Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan:

Untuk Mahasiswa Kebidanan. Bogor: In Media.

Syafrudin, Karningsih, N., & Dairi, M. (2011).

Untaian Materi Penyuluhan Kia (Kesehatan Ibu Dan Anak). Jakarta: Cv Trans Info Media.

Tosun Gülero lu, F., & Gördeles Be er, N.

(2014). Evaluation Of Sexual Functions Of The Pregnant Women. Journal Of Sexual Medicine, 11(1), 146–153.

Https://Doi.Org/10.1111/Jsm.12347

Gambar

Tabel 1 Perubahan fisik pada ibu hamil  primigravida trimester I  No  Perubahan  fisik  F  %  1  2  Normal Tidak  Normal  18 48  27.3  72.7  Jumlah  66  100
Tabel 3 Aktivitas dan respon seksual  pada ibu hamil primigravida  trimester I  No  Aktivitas  dan respon  seksual  F  %  1  2  Baik   Buruk   7  59  10.6 89.4  Jumlah  66  100

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai lembaga pelayanan publik, Pengadilan Agama Tangerang tentu sangat memahami bahwa masyarakat pencari keadilan khususnya yang berada di wilayah hukum kota

Diawali dr menerima beberapa batch shipping notice, bag pemrosesan data menginput data yang ada di shipping notice (berisi jenis dan jumlah barang) u mnghasilkan file transaksi

dalam hal pemasukan dari pulau lain dalam wilayah Republik Indonesia, hewan tersebut diturunkan dari pesawat udara dan dibawa ke tempat yang aman menurut pertimbangan Dokter

Panas bumi menghasilkan energi yang bersih (dari polusi) dan berkesinambungan atau dapat diperbarui. Sumberdaya energi panas bumi dapat ditemukan pada air dan

63/ PRT/ 1993 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH SEMPADAN DAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI” adalah benar- benar karya saya, dan

Dari dua penyelidikan yang telah dijalankan pada tahun 2009 dan 2010 terhadap pelajar terpilih calon Penilaian Menengah Rendah (PMR) sekolah cemerlang daerah Segamat dan di

Ekstraksi sereh dengan menggunakan pelarut metanol menghasilkan yield minyak atsiri yang lebih besar dan dapat mengekstrak komponen kimia yang lebih banyak dibandingkan

Setelah memahami hal ini, waktu kita mengalami suatu kesu- sahan, lebih baik kita tidak bertanya lagi, “Apa dosa saya, dan seba- gainya?” Kalau memang Tuhan ingatkan kita