• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN HIBAH INTERNAL TAHUN ID Proposal: 2063 Rencana Pelaksanaan Penelitian bulan November tahun 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN HIBAH INTERNAL TAHUN ID Proposal: 2063 Rencana Pelaksanaan Penelitian bulan November tahun 2020"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS PAMULANG

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Alamat : Jl. Witana Harja No.18B, Pamulang Barat, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan,

Banten 15417 Email : lppm@unpam.ac.id http://localhost Telp/Fax (021)7412566/74709855

PROPOSAL PENELITIAN HIBAH INTERNAL TAHUN 2021

ID Proposal: 2063

Rencana Pelaksanaan Penelitian bulan November tahun 2020 1. JUDUL PENELITIAN

ANALISA INDIKASI PELANGGARAN ETIKA KOMUNIKASI MASSA DALAM MEDIA SOSIAL MENURUT UU ITE

Skema Rumpun Ilmu Tahun Pelaksanaan Lama Kegiatan (bulan)

Penelitian Dosen Pemula (PDP) Hukum 2021 12

Bidang Fokus penelitian Tema Topik

Sosial Humaniora, Seni Budaya, Pendidikan Social Sciences Law, Justice, and Law Enforcement

2. IDENTITAS PENGUSUL

Nama Pengusul NIDN Program Studi Jabatan Fungsional

SELVIANA TERAS WIDY

RAHAYU 0410048405 SASTRA INGGRIS ASISTEN AHLI

RUISAH 0416048203 SASTRA INGGRIS TENAGA PENGAJAR

3. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Luaran Wajib Luaran Tambahan

Jurnal Nasional Ber ISSN

4. ANGGARAN

Total RAB : Rp 8.400.000

Jenis Pembelanjaan Item Volume Satuan Biaya (Rp) Total (Rp)

Honor reviewer 1 1.000.000 2.000.000

Honor publikasi jurnal

nasional 1 1.000.000 1.000.000

(2)

Honor publikasi media

massa 1 800.000 800.000

Belanja Bahan buku-buku 1 100.000 2.000.000

Belanja Bahan kuota internet 1 300.000 600.000

Belanja Barang Non

Opreasional Foto copy 1 200.000 200.000

Belanja Barang Non

Opreasional snack 1 20.000 1.000.000

Belanja Perjalanan bensin 1 100.000 800.000

Total Pembiayaan Rp 8.400.000

ABSTRAK

(3)

Etika bisa dipakai dalam nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika suku, etika agama. Etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Etika baru menjadi ilmu, bila kemungkinankemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika disini sama artinya dengan filsafat moral.Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak. Contohnya berbicara yang kurang sopan, tidak pernah diperbolehkan.

Berbicara yang sopan merupakan suatu norma etika. Tugas etika, tidak lain berusaha untuk mengetahui hal yang baik dan yang dikatakan buruk. Sedangkan tujuan etika, adalah agar setiap manusia mengetahui dan menjalankan perilaku, sebab perilaku yang baik itu bukan saja penting bagi dirinya saja, tapi juga penting bagi orang lain, bagi masyarakat, bagi bangsa dan Negara.

Menurut Burhanuddin Salam dalam kaitan dengan nilai dan norma dalam etika, terdapat dua macam etika dan salah satuya adalah etika normatif. Etika normative berbicara mengenai norma- norma yang menuntun tingkah laku manusia, serta memberi penilaian dan himbauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya berdasarkan norma- norma. Ia menghimbau manusia untuk bertindak yang baik dan menghindari yang jelek. Secara umum norma dibedakan menjadi dua macam, yaitu norma khusus dan norma umum. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam norma umum mempunyai sifat yang lebih umum dan universal. Pembahasan penelitian ini adalah Norma hukum, yakni norma yang dituntut tegas masyarakat karena perlu demi keselamatan dan kesejahteraan . Norma hukum lebih tegas dan pasti, karena dijamin oleh hukuman terhadap para pelanggarnya Komunikasi merupakan aspek penting dalam hubungan manusia, manusia secara umum merupakan mahluk sosial, komunikasi berfungsi sebagai arus informasi timbal balik dari seorang individu ke individu lainnya dengan adanya komunikasi maka akan memudahkan hubungan tersebut namun dalam penyampaian informasi, tidak semua manusia mampu menyampaikan informasi dengan mudah, terkadang seorang individu mengalami kendala, baik berupa pemilihan kata, penyampaian yang tidak efektif, pemborosan kata, faktor perasaan ataupun maksud berbeda dari pemikiran individu tersebut dengan informasi yang dipaparkan. Etika komunikasi perlu diperhatikan agar tidak terjadi prasangka buruk dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap orang lain dan tidak mengakibatkan pelanggaran.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik ingin melakukan lebih mendalam terkait “ Analisa Indikasi Pelanggaran Etika Komunikasi Massa dalam Media Sosial Menurut UU ITE”.

B. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui bentuk pelanggaran etika komunikasi massa dalam media social menurut UU ITE.

b. Mengetahui penegakan hukum terhadap pelanggaran etika komunikasi massa dalam media social menurut UU ITE.

C. Tahapan Metode Penelitian

1. Pendekatan yang penulis gunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris.

2. Sumber data penelitian ini berasal dari data kepustakaan dan data dari lapangan.

3. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.

4. Sistematika data.

(4)

5. Analisis data dianalisis secara metode kuantitatif .

D. Luaran

1. Diharapkan memberikan manfaat pengetahuan untuk akademisi dan praktisi sebagai referensi penelitian lainnya.

2. Penelitian diterbitkan dalam bentuk jurnal.

Kata Kunci: Etika, komunikasi, Norma hukum, pelanggaran, UU ITE

REVIEW ABSTRAK

sudah cukup baik, narasikan saja jangan dibuat point2 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjadi masyarat berhukum di negara hukum bukanlah menjadi orang yang lebi kuat dan pandai mengomentari pihak lain, terlebih merasa paling berhak menghakimi pribadi lain. Tapi harus melihat kepada perilaku dan etika komunikasinya.Saat ini bangsa Indonesia tengah berada dalam masa yang cenderung anti komunikasi. Salah satunya dalam kasus penggunaan sosial media. Trend yang tengah digandrungi oleh masyarakat saat ini ialah penumpahan amarah serta opini negatif yang begitu mudah disampaikan melalui sosial media dengan mengabaikan perasaan orang lain. Hal ini cukup menyimpang dari pengertian komunikasi sesungguhnya. Padahal komunikasi itu sendiri bertujuan untuk memberikan energi, pencerahan serta pemupuk kebersamaan atas banyaknya keanekaragaman.

komunikasi dapat dimaknai sebagai jalannya proses dimana seseorang maupun sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah informasi agar saling terhubung dengan lingkungan sekitar.

Secara umum komunikasi dapat dilakukan secara verbal serta dapat dipahami oleh kedua belah pihak berkaitan.

(5)

Komunikasi menurut para ahli di antaranya seperti yang disebutkan oleh Anwar Arifin.

Menurutnya arti komunikasi adalah jenis proses sosial yang erat kaitannya dengan aktivitas manusia serta sarat akan pesan maupun perilaku. Skinner turut beropini tentang komunikasi sebagai suatu perilaku lisan maupun simbolik dimana pelaku berusaha memperoleh efek yang diinginkan. Forsdale berkomentar bahwa pengertian komunikasi adalah jenis proses pembentukan, pemeliharaan serta pengubahan sesuatu dengan tujuan agar sinyal yang telah dikirimkan berkesesuaian dengan aturan.

Pengertian komunikasi terakhir datang dari Gode yang mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan suatu kegiatan untuk membuat sesuatu kemudian ditujukkan kepada orang lain. Agar lebih jelasnya kami akan membahas mengenai apa saja tujuan dan fungsi komunikasi, silahkan simak pembahsannya berikut ini.

Melalui komunikasi, seseorang dapat menyampaikan sebuah berita, saling bertukar informasi, mengajukan sebuah gagasan atau ide, maupun bersosialisasi dengan orang lain. Komunikasi dapat terjadi antara satu orang dengan orang lain, komunikasi antara dua orang atau lebih, seseorang kepada sebuah organisasi atau komunitas, bahkan komunikasi yang ditujukan langsung kepada masyarakat luas.

Jenis-jenis komunikasi pun amat beragam. Komunikasi tidak hanya dilakukan secara tatap muka, namun saat ini sudah dapat dilakukan melalui media digital atau online. Komunikasi dapat dilakukan melalui perantara kata-kata dan kalimat, lambang, tanda, maupun tingkah laku. Komunikasi ini sendiri pun dapat dituangkan dalam berbagai bentuk media, seperti kata-kata, gambar, angka, tulisan, dan bahkan video.

Menurut Littlejohn, dalam bukunya Theories of Human Communication (diterbitkan dalam beberapa edisi mulai edisi tahun 1989 sampai edisi tahun 2002, termasuk dalam edisi kesembilan tahun 2009 yang ditulis bersama Karen A. Foss), secara umum dunia masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok atau aliran pendekatan. Ketiga kelompok tersebut adalah pendekatan scientific (ilmiah-empiris), pendekatan humanistic (humaniora interpretatif), serta pendekatan social sciences (ilmu-ilmu sosial). “Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol, seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain” (Berelson dan Steiner, 1964). Etika yang diabaikan dalam dunia komunikasi dapat menghilangkan kepekaan sosial dan rasa peduli terhadap sesama. Komunikasi memang sangat diperlukan di dalam bersosialisasi dan bermasyarakat, dan media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini kemudian menjadi urgensi dalam penelitian. Namun dalam berkomunikasi, terutama dalam menyampaikan informasi melalui media, di mana media dapat dengan mudah membentuk cara pandang masyarakat, banyak hal-hal yang harus dipertimbangkan kembali berkaitan dengan etika. Sedangkan masyarakat jaman sekarang sudah terbiasa untuk menyaksikan kejadian-kejadian ekstrim yang disajikan melalui media, sehingga kepekaan mereka akan pelanggaran etika yang dilakukan dalam dunia komunikasi melalui media pun sering tak mereka sadari, bahkan hanya diterima mentah-mentah sebagai sebuah informasi semata.

(6)

Sangat disayangkan bahwa di era sekarang ini, nilai etika tampaknya sudah mulai pudar dan bergeser. Banyak tindakan yang dulunya dianggap melanggar etika, kini justru diterima begitu saja oleh masyarakat seakan hal tersebut adalah hal yang biasa-biasa saja dan tidak mengganggu. Etika komunikasi perlu diperhatikan agar tidak terjadi suatu prasangka buruk yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap orang lain dan tidak mengakibatkan pelanggaran. Dan pelanggaran yang berdampak negative dan bisa menghasilkan perkara hukum inilah yang akan ditelaah sebagai poin utama dalam penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah bentuk pelanggaran etika komunikasi massa dalam media social menurut UU ITE?

2. Bagaimanakah penegakan hukum terhadap pelanggaran etika komunikasi massa dalam media social menurut UU ITE?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah memecahkan permasalahan yang tercantum dalam latar belakang dan rumusan masalah. Tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut:

1. Mengetahui bentuk pelanggaran etika komunikasi massa dalam media sosial menurut UU ITE.

2. Mengetahui penegakan hukum terhadap pelanggaran etika komunikasi massa dalam media social menurut UU ITE.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam beretika komunikasi massa dalam media social dan penegakan hukum bagi yang melanggarnya sesuai dengan UU ITE. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran di bidang hukum yang harus selalu dinamis mengikuti perkembangan masyarakatnya yang membutuhkan kepastian hukum ketika ada pelanggaran etika komunikasi massa dalam media social dan penegakan hukum yang sesuai peraturan yang berlaku.

b. Sebagai pijakan dan referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang berhubungan dengan beretika komunikasi massa dalam media social dan penegakan hukum bagi yang melanggarnya sesuai dengan UU ITE.

2. Manfaat praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Bagi penulis

(7)

1.Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung untuk mendapatkan info bentuk pelanggaran etika komunikasi massa dalam media social menurut UU ITE dan penegakan hukumnya.

b. Bagi pembaca

Sebagai bahan pertimbangan ketika mengalami adanya pelanggaran etika komunikasi massa dalam media social menurut UU ITE dan penegakan hukumnya.

REVIEW PENDAHULUAN

permasalahan yg diangkat sebaiknya diberikan contoh2 kasus atau data2 resmi yg bisa di download dari web pemerintah TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Hal yang senada diungkapkan oleh Hafied Cangara, komunikasi berpangkal pada perkataan Latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan pengertian komunikasi menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-masing diantaranya: Danil Vardiasnyah mengungkapkan beberapa definisi komunikasi secara istilah yang dikemukakan para ahli :1 1. Jenis &

Kelly menyebutkan “Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak)”. 2. Berelson & Stainer “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainlain” 3. Gode “Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki dua orang atau lebih” 4. Brandlun “Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego”

(8)

Alo Liliweri dalam bukunya Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya mengutip pendapat Walstrom dari berbagai sumber menyebutkan beberapa definisi komunikasi, yakni:3 1. Komunikasi antarmanusia sering diartikan dengan pernyataan diri yang paling efektif. 2. Komunikasi merupakan pertukaran pesan-pesan secara tertulis dan lisan melalui percakapan, atau bahkan melalui penggambaran yang imajiner. 3. Komunikasi merupakan pembagian informasi atau pemberian hiburan melalui kata- kata secara lisan atau tertulis dengan metode lainnya. 4. Komunikasi merupakan pengalihan informasi dari seorang kepada orang lain. 5. Pertukaran makna antara individu dengan menggunakan sistem simbol yang sama. 6. Komunikasi adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui suatu saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu. 7. Komunikasi adalah proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya atau tampilan pribadi, atau hal lain disekelilingnya yang memperjelas makna.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa: komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Susanto menyatakan bahwa ada lima konteks komunikasi, yaitu: komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication), komunikasi antarpersonal (interpersonal communication), komunikasi kelompok (group communication), komunikasi organisasi (organizational communication) dan komunikasi massa (mass communication).7

Pelanggaran dalam Komunikasi

(9)

Untuk melakukan komunikasi yang efektif bukanlah suatu hal yang mudah. Dalam komunikasi banyak berbagai hambatan-hambatan dan bahkan pelanggran yang dapat merusak komunikasi. Effendy menyebutkan ada beberapa hal yang dalam hal ini merupakan hambatan komunikasi yang harus dijadikan perhatian penting bagi komunikator jika ingin komunikasinya sukses yaitu gangguan. Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan semantik. a. Gangguan mekanik (mechanical, channel noise ) Yang dimaksud dengan hambatan mekanik ialah hambatan yang disebabkan salah satu alat dalam saluran komunikasi mengalami gangguan sehingga tidak bekerja dengan baik. Dalam hal ini dapat kita contohkan suara ganda (interferensi) pada pesawat radio disebabkan dua pemancar yang berdempetan gelombangnya; atau gambar yang tidak terang pada televisi, atau dapat pula kita contohkan pada surat kabar yang tulisannya kabur. Dapat pula dicontohkan pada loudspeaker yang berdegung ketika digunakan. b. Gangguan Semantik (semantic noise) Hambatan semantik merupakan hambatan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Cangara menyebutkan gangguan semantik sering terjadi karena beberapa faktor: 1) Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu. 2) Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima. 3) Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya sehingga membingungkan penerima. 4) Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan. Ganguan semantik ini berakibat fatal jika terjadi, karenanya sebisa mungkin dihindari, pada hakikatnya orang yang berkomunikasi memahami suatu bahasa dengan berbagai cara. Sehingga mereka memiliki pengertian yang berbeda dengan pengertian yang dimiliki oleh komunikator. Karena gangguan ini komunikasi dapat gagal total.

Etika Komunikasi

Etika dapat diartikan sebagai sekumpulan prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai. Standar-standar etika dapat berbeda dari satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain. Dalam disiplin ilmu komunikasi, seperangkat etika komunikasi telah diadopsi ke dalam berbagai konteks komunikasi dan bidang komunikasi, beberapa diantaranya yang telah kita pahami bersama adalah etika komunikasi bisnis, etika komunikasi antar pribadi, dan etika public relations. Berbagai isu yang terkait dengan etika juga menjadi perhatian dalam konteks komunikasi massa. Sebagaimana konteks komunikasi lainnya, komunikasi massa pun tidak dapat dilepaskan dari masalah-masalah etika karena dalam komunikasi massa berbagai macam sumber daya digunakan untuk mengirimkan informasi kepada khalayak.

Untuk mengetahui apa itu etika komunikasi massa, ada baiknya kita pahami kembali arti etika yang telah dikemukakan oleh para ahli. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

Menurut H Altschull (1990), etika merupakan sebuah studi berbagai bentuk nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip benar atau salah.

(10)

Menurut Donald K. Wright (2010), etika adalah cabang dari filsafat yang berkaitan dengan perilaku moral atau seperangkat prinsip-prinsip atau kode etik moral. (Baca juga : Filsafat Komunikasi – Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi)

Menurut Dictionary of Media, etika adalah berbagai aturan atau prinsip perilaku yang ditujukan sebagai pedoman tindakan.

Menurut Dictionary of Mass Communication and Media Research (2005), etika merupakan seperangkat peraturan atau prinsip-prinsip untuk memandu perilaku. Etika atau filsafat moral juga dapat diartikan sebagai sebuah disiplin yang menekankan pada apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang benar dan apa yang salah. Sedangkan, yang dimaksud dengan moralitas adalah derajat kebenaran atau kesalahan dari sebuah tindakan. Penggunaan istilah etika dan moralitas dalam komunikasi massa utamanya menekankan etika sebagai seperangkat prinsip-prinsip dan bukan sebagai disiplin ilmu.

Dengan potensi pesan komunikasi massa yang dapat mencapai khalayak yang sangat luas, maka potensi pesan dalam komunikasi massa berkonsekuensi positif atau negatif melebihi pesan komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, atau komunikasi publik. Oleh karena itu, saat membahas komunikasi massa dan media, kita harus memperhatikan segala sesuatu yang terkait erat dengan etika. Komunikasi melalui media massa yang etis merupakan hal yang paling mendasar bagi pemikiran yang bertanggung jawab, pengambilan keputusan, dan pengembangan hubungan dengan masyarakat di dalam konteks maupun antar konteks baik budaya, media atau saluran komunikasi, dan media (Baca juga : Etika Komunikasi – Etika Komunikasi di Internet).

Dengan demikian, yang dimaksud dengan etika komunikasi massa adalah seperangkat moral yang menjadi pedoman bagi para praktisi komunikasi massa dalam menjalankan tugas dan kewajiban profesionalnya. Etika memaksa para profesional untuk menyadari prinsip-prinsip dasar dan nilai-nilai, serta kewajibannya terhadap diri mereka sendiri dan orang lain. Etika memaksa para profesional untuk memutuskan bagaimana untuk hidup, bagaimana untuk mengawal hubungan antara dirinya dan orang lain, bagaimana ia berpikir, bertindak, dan beraksi terhadap orang-orang serta berbagai isu yang ada di sekitar mereka (Okoye, 2008: 23)

Etika komunikasi massa terkait dengan peraturan kepemilikan media, media dan globalisasi, dan representasi keragaman. Etika komunikasi massa mencakup beberapa bidang, diantaranya adalah etika jurnalistik serta etika media. Media massa diatur dengan hukum dan sebuah sistem etika. Tanpa adanya hukum dan etika maka media massa dapat disalahgunakan atau dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan memiliki kepentingan tertentu. Yang dimaksud dengan etika media adalah cabang filsafat yang membantu para profesional media untuk memiliki standar moral.

Sementara etika komunikasi massa dapat memberikan berbagai manfaat, diantaranya adalah : Memahami pengertian etika.

(11)

Memahami pengertian etika komunikasi massa.

Memahami cakupan etika komunikasi massa.

Memahami kaitan antara pengambilan keputusan dan etika komunikasi massa.

Memahami kaitan antara dilema dalam etika komunikasi massa.

Penegakan Hukum

Penegakkan hukum adalah suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum menjadi kenyataan. Yang disebut keinginan hukum disini tidak lain adalah pikiran-pikiran badan pembuat Undang-Undang yang dirumuskan dalam peraturan hukum. Peraturan hukum itu. Perumusan pemikiran pembuat hukum yang dituangkan dalam peraturan hukum akan turut menentukan bagaimana penegakan hukum itu dijalankan (Raharjo, 2009: 25). Penegakan hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal, damai tetapi dapat terjadi juga karena pelanggaran hukum.

Dalam hal ini hukum yang telah dilanggar harus ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah hukum itu menjadi kenyataan. Dalam menegakan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Kepastian Hukum (rechtssicherheit) : Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan. Setiap orang mengharapkan dapat ditetapkannya hukum dalam hal terjadi peristiwa yang konkrit. Bagaimana hukumnya itulah yang harus berlaku, pada dasarnya tidak boleh menyimpang : fiat justicia et pereat mundus (meskipun dunia akan runtuh, hukum harus ditegakkan). Itulah yang dii nginkan oleh kepastian hukum. Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiable terhadap tidakan sewenang-wenang, yang berarti seorang akan memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu.

2. Manfaat (zweckmassigkeit) : Masyarakat mengharapkan manfaat dalam pelaksanaan atau penegakan hukum. Hukum adalah untuk manusia, maka pelaksanaan hukum atau penegakan hukum harus memberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat. Jangan sampai justru karena hukumnya dilaksanakan atau ditegakkan timbul keresahan di dalam masyarakat.

3. Keadilan (gerechtigkeit) : Masyarakat sangat berkepentingan bahwa dalam pelaksanaan atau penegakan hukum keadilan diperhatikan. Dalam pelaksanaan dan penegakan hukum harus adil.

Hukum tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat umum, mengikat setiap orang, bersifat menyamaratakan. Barang siapa yang mencuri harus dihukum : siapa yang mencuri harus dihukum, tanpa membedabedakan siapa yang mencuri. Sebaliknya, keadilan bersifat subjektif, individualistis, dan tidak menyamaratakan (Mertokusumo, 1999: 145)

(12)

Hukum tidak bias tegak dengan sendirinya tanpa adanya penegak hukum seperti polisi yang bisa dan optimal menjembataninya. Hukum hanya akan menjadi rumusan norma-norma yang tidak bermanfaat ketika hukum tidak dijadikan pijakan utama dalam kehidupan bemasyarakat. Aparat penegak hukum ini punya tanggung jawab besar yang menentukan eksistensi norma hukum.

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik

Melalui media internet, setiap individu dapat melakukan berbagai aktifitas yang lebih mudah akan tetapi kemudahan tersebut dibatasi oleh negara dengan cara memberlakukan UU No. 19 Tahun 2018 tentang perubahan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Dengan adanya Undang-undang tersebut sudah sepatutnya masyarakat memahami hal apa saja yang tidak boleh ditulis dan dibagikan melalui media sosial. Oleh karena itu, hukum tidak hanya sekedar dipahami sebagai norma yang menjamin kepastian dan keadilan tetapi juga harus dilihat dari perspektif kemanfaatannya ( Rawl, 2006: 513). Adapun UU No. 19 Tahun 2016 ini sifatnya bukan untuk melarang orang berpendapat maupun mengkritisi di media sosial. Perlu dipahami bahwa Pasal 28E ayat (3) secara tegas menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat”. Sehingga dengan demikian diketahui pula bahwa kebebasan di media sosial adalah kebebasan yang merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilindungi oleh konstitusi. Namun demikian perlu dilihat pula Pasal 28J ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, karena dalam pasal tesebut dinyatakan pula bahwa “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.” Oleh karena itu, HAM bukanlah kebebasan yang tanpa batasan melainkan negara perlu mengatur batasan-batasannya karena HAM seseorang dibatasi pula oleh HAM orang lain sesuai dengan amanat Pasal 28J ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 tersebut. Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 menegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Lebih lanjut lagi, sistem hukum yang dianut oleh negara kita adalah civil law. Titik tekan pada sistem hukum ini adalah, penggunaan aturan-aturan hukum yang sifatnya tertulis. Oleh karena itu, dalam rangka membangun etika bagi pengguna media melalui pembentukan UU No. 19 Tahun 2016 adalah langkah yang tepat.

Dalam negara hukum segala sesuautu harus dilakukan menurut hukum (evrithing must be done according to law). Negara hukum menentukan bahwa pemerintah harus tunduk pada hukum, bukannya hukum yang harus tunduk pada pemerintah ( Ridwan,2014 :21).

METODE PENELITIAN

(13)

METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini berguna untuk menerangkan cara data dikumpulkan data yang ada itu dianalisis sehingga akan menghasilkan tulisan. Penelitian hukum dan hakikatnya sebagain penelitian ilmiah,dalam arti harfiahnya metode berarti “ cara”. Penelitian adalah sebuah kata istilah dalam bahasa Indonesia yang dipakai sebagai kata terjemahan apa yang ada di dalam bahasa Inggris disebut research.

Barangkali lebih tepat kiranya apabila kata istilah research ini diterjemahkan “penyelidikan” sekalipun istilah itu dikenal sebagai istilah kepolisian untuk mengganti kata Belanda ‘reserse” ( yang pada gilirannya berasal dari kata Perancis “rechercher” yang juga berarti mencari) (Irianto & Shidarta, 2009).

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang penulis gunakan di penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara mengkaji kaidah-kaidah hukum pidana, peratuan perundang-undangan, serta peraturan- peraturan lainnya yang relevan dengan permasalahan dengan permasalahan yang diteliti. Pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang dilakukan dengan dengan melakukan penalaran hukum dalam menganalisa kenyataan di lapangan atau berdasarkan fakta yang didapat secara obyektif di lapangan baik berupa data, informasi dari wawancara dan pendapat yang didasarkan pada identifikasi hukum dan efektifitas hukum, yang didapat melalui wawancara dengan akademisi yang berkompeten terkait dengan masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini sehingga dapat memberikan pemecahan atas masalah yang sedang diteliti ini sehingga ke depannya bisa memberikan kepastian hukum selalu dinamis mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ditunjang dengan selalu diadakan diskusi bersama untuk membahas permasalahan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode analisis isi deskriptif. Eriyanto (2011:47) menjelaskan bahwa analisis isi deskriptif adalah analisis isi yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan, atau suatu teks tertentu. Desain analisis ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji hubungan di antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik dari suatu pesan.

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber data penelitian ini berasal dari data kepustakaan dan data dari lapangan.

Sedangkan jenis data yang akan digunakan di dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder, yaitu :

1. Data Primer

(14)

Data primer ialah data yang diperoleh langsung dari hasil studi dan penelitian di lapangan yang tentunya harus berkaitan dengan judul penelitian. Penulis akan mengkaji dan meneliti sumber data primer yang diperoleh dari hasil wawancara pihak terkait, dalam hal ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana bentuk pelanggaran etika komunikasi massa dalam media social menurut UU ITE dan penegakan hukumnya.

2. Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan dengan cara melakukan studi kepustakaan atau meneliti bahan pustaka, yakni melakukan studi dokumen, arsip dan literatur-literatur dengan mempelajari hal-hal yang bersifat teoritis, konsep-konsep, pandangan-pandangan, doktrin dan asas-asas hukum yang berkaitan dengan pokok penulisan, serta ilmu pengetahuan hukum mengikat yang terdiri dari bahan hukum antara lain :

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat mengikat berupa peraturan perundang-undangan. Asas dan norma-norma hukum ,perwujudan asas dan kaidah hukum penelitian ini menggunakan bahan hukum primer antara lain:

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan hukum sekunder ialah bahan-bahan yang berhubungan dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer antara lain buku-buku hukum,jurnal-jurnal hukum, Karya tulis hukum yang termuat dalam media massa.

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier ialah bahan-bahan yang dapat membantu memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus dan ensiklopedia huku serta internet dengan menyebut nama situs resminya , Sehingga dengan demikian penelitian ini mengutamakan bahan pustaka yang dinamai data sekunder, selain itu penulis menggunakan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan agar lebih mengerti secara mendalam tentang fenomena yang terjadi di masyarakat sehingga mampu menganalisa seberapa efektiftasnya hukum di Negara kita. Jika kita lihat dari materi undang- undang yang dijadikan bahan primer diatas sangatlah peduli ke semua masyarakat dan bisa belajar memahami budaya masyarakat.

(15)

3. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Prosedur Pengumpulan Data

Merupakan persoalan metodelogis yang berkaitan dengan teknik-teknil pengumpulan data. Keputusan alat pengumpul data mana yng akan dipergunakan tergantung dari permasalahan yang sedang diamati. Karena jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normative maka peneliti menggunakan studi dokumen atau dokumentasi untuk alat pengumpul data. Metode dokumentasi ialah mencari data-data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip , buku, surat kabar,majalah dan sebagainya.

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah cara pengumpulan data dengan membaca, memahami, dan mengutip, merangkum, dan membuat catatan-catatan penting serta menganalisis peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Studi Lapangan

Studi Lapangan ialah mengumpulkan data dengan penelitian langsung pada tempat atau objek penelitian yang dilakukan dengan wawancara kepada para informan atau pihak terkait yang memiliki informasi yang valid yang sudah ditentukan. Wawancara merupakan alat re- cheking ataupun pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya.

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.

2. Prosedur Pengolahan Data

Data yang diperoleh baik dari studi lapangan langsung maupun dari studi kepustakaan kemudian dikumpulkan agar bisa diolah dengan cara sebagai berikut :

a. Seleksi Data

Seleksi data yaitu memilih data yang kiranya sesuai dengan objek yang akan dibahas dalam penelitian ini.

b. Klasifikasi Data

Klasifikasi data yaitu pengelompokan data menjadi pokok bahasan sehingga sesuai dengan tujuan agar mudah menganalisis data yang akan ditentukan.

4. Sistematisasi Data

(16)

Yaitu data yang telah diklasifikasi kemudian ditempatkan dengan sesuai dengan posisi pokok permasalahan secara sistematis.

5. Analisis Data

Data yang diperoleh, dianalisis secara metode kuantitatif yaitu mengembangkan dan menggunakan model-model matematis,teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Desain analisis ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis tertentu, atau menguji hubungan di antara variabel. Analisis isi semata untuk deskripsi, menggambarkan aspek-aspek dan karakteristik dari suatu pesan.

Untuk mengolah data primer dan data sekunder seperti yang telah dijabarkan diatas agar menjadi suatu karya ilmiah yang terpadu dan sistematis diperlukan suatu teknik analisis yuridis deskriptif yaitu dengan menyelaraskan dan menggambarkan keadaan yang nyata . kemudian berdasarkan hasil wawancara dan studi kepustakaan yang sudah diperoleh, maka data tersebut akan dioalah dan dianalisis secara kuantitatif sehingga dapat menghasilkan data yang bersifat deskriptif. Dari analisis data tersebut, dilanjutkan dengan menarik kesimpulan motode induktif yaitu suatu cara berfikir khusus lalu kemudian diambil kesimpulan secara umum guna menjawab permasalahan yang diajukan.

JADWAL

No Nama Kegiatan

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(17)

1 Diskusi Penelitian

2 Persiapan dan penyusunan proposal penelitian

3 Proses penyusunan dan penyelesaian proposal

4 Proses analsisi data penelitian

5 Proses Pembuatan laporan penelitian

6 Revisi Laporan

7 Proses Unggah laporan akhir

8 Proses publikasi

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA Buku

Eriyanto. 2011. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.

Haryatmoko. 2007. Etika Komunikasi: Manipulasi Media, Kekerasan, dan Pornografi. Yogyakarta: PT Kanisius

Junaedi,fajar. 2019. Etika Komunikasi di Era Siber: Teori dan Praktik. Depok: Rajawali Pers Craig, R.T. (2016) Traditions of Communication Theory dalam Ensiklopedia Teori

Komunikasi, jilid 2, Littlejohn, S.W & Foss, K.A (ed). Wibowo B.S,T.(translate), Jakarta: Kencana.

Effendy, Onong Uchjana. (2003) Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT. Citra.

Aditya Bakti.

Flew,Terry. (2005) New Media: An Introduction, Oxford University Press, South Melbourne, Victoria, Australia.

(18)

John Rawl. (2006). Teori Keadilan, Dasar-Dasar Filsafat Politik untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial dalam Bernegara. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Karimah, El Kismiyati, dan Uud Wahyudin. (2010) Pengantar Ilmu komunikasi, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Lister, Martin et al., (ed), (2009) New Media: A Critical Introduction, Second Edition, New York: Routledge.

Littlejohn, S.W. & Foss, K.A. (ed.), (2016) Ensiklopedia Teori Komunikasi, Jilid 2, Wibowo BS, T (translate), Kencana, Jakarta.

Maer, Marta Natalia Damayanti. (2008) Pengantar Teori Komunikasi 1: Analisis dan Aplikasi, Salemba Humanika, Jakarta.

Manampiring, Randolf A. (2015) “Peranan Media Sosial Instagram dalam Interaksi Sosialantar Siswa SMA Negeri I Manado (Studi pada Jurusan IPA Angkatan 2012), EJournal UNSRAT Vol 4, No 4 (2015).

McQuail, Denis. (1987) Mass Communication Theory (Teori Komunikasi Massa), Erlangga, Jakarta.

Ridwan HR. (2014). Hukum Administasi Negara, Rajawali Pers, Jakarta.

Satjipto Raharjo. (2009). Penegakan Hukum Sebagai Tinjauan Sosiologis. Genta Publishing.

Yogyakarta.

Sudikno Mertokusumo. (1999). Mengenal Hukum. Liberty Yogyakarta. Yogyakarta.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

REVIEW DAFTAR PUSTAKA cukup baik

Tanggal Kirim Tanggal Disetujui Yang Menyetujui Jabatan

(19)

14 November 2020 03 Desember 2020 Dr. Ali Maddinsyah, S.E., M.M. Ketua LPPM

Referensi

Dokumen terkait

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan, yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan sesuai dengan

On the stylistic aspects, the writer limits her study on the aspects of political satire, components of persuasion, style and the concept of personality,

BAHAN DAN

Menurut Hendar dan Kusnadi (2005: 64), partisipasi memegang peranan yang menentukan dalam perkembangan koperasi, tanpa partisipasi anggota, koperasi tidak akan

Namun disisi lain purna migran perempuan juga harus bertanggungjawab pada kegiatan produktif yang dilaksanakan dalam proses pemberdayaan di Organisasi KAMI TKI

Hasil alpha testing menunjukkan bahwa dari segi uji keterbacaan animasi dengan menggunakan single marker dapat dinyatakan bahwa marker yang digunakan dapat menampilkan

melakukan alih kode semata-mata untuk mengambil keuntungan dari peralihan kode yang dilakukanya. Penutur paham bahwa mitra tutur bersuku Lampung dilihat dari logat yang digunakanya

Dari sistem asuransi yang telah dipaparkan di atas, untuk mengetahui model klaim agregasi harus ditentukan terlebih dahulu distribusi besar klaim individu dan jumlah klaim..