• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA

KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan IPS.

Disusun Oleh:

Dita Arsita Rahmawanti

1102881

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung)

Oleh:

DITA ARSITA RAHMAWANTI

1102881

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dita Arsita Rahmawanti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS(Penelitian Tindakan Kelas Di kelas VIII-G SMP Pasundan 4

Bandung)’’ ini berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Juni 2015

Yang membuat pernyataan,

Dita Arsita Rahmawanti

(4)

Skripsi Ini Telah Diuji Pada:

Hari/tanggal : Kamis, 25 Juni 2015

Tempat : Gedung FPIPS Lt.2 UPI Bandung.

Panitia Ujian :

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si

NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed

NIP: 19611014 198601 1 001

3. Penguji :

Penguji 1 : Dra. Yani Kusmarni, M.Pd

NIP. 196601131 99001 2 002

Penguji 2 : Yeni Kurniawati, M.Pd.

NIP. 19770602 200312 2 001

Penguji 3 : Muhamad Iqbal, S.Pd, M.Si.

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

DITA ARSITA RAHMAWANTI (1102881)

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA MELALUI MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I,

Dr. Asep Mulyadi, M.Pd

NIP:19620902 199001 1 011

Pembimbing II,

Dra. Neyni Ratmaningsih, M.Pd

NIP: 1961125 198603 2 003

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.

UCAPAN TERIMAKASIH.

ABSTRAK.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR GRAFIK. ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Pembelajaran IPS ... 11

1. Definisi Pembelajaran IPS ... 11

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 12

3. Dimensi Pelajaran IPS ... 13

B. Penilaian Hasil Belajar ... 17

1. Definisi penilaian hasil Belajar ... 17

(7)

C. Penilaian Ranah Kognitif ... 19

D. Kemampuan Analisis. ... 21

1. Definisi Analisis ... 21

2. Ciri-ciri Mengetes Kemampuan Analisis ... 22

3. Indikator Kemampuan Analisis ... 23

E. Media Pembelajaran IPS ... 24

1. Definisi Media dalam Pembelajaran ... 24

2. Ciri-Ciri Umum Media dalam Pendidikan ... 25

3. Fungsi Media dalam Pembelajaran ... 25

F. Media Komik ... 26

1. Definisi Media Komik. ... 27

2. Definisi Media Komik dalam Pembelajaran ... 29

3. Keterkaitan Media Komik dengan Kemampuan Analisis Siswa ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian ... 31

C. Desain Penelitian. ... 33

(8)

1. Kemampuan Analisi ... 36

2. Indikator Kemampuan Analisis ... 39

E. Intrumen Penelitian ... 41

1. Lembar Observasi. ... 41

2. Tes. ... 42

3. Lembar Kerja Siswa. ... 42

4. Rubrik Penilaian. ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data. ... 43

1. Observasi ... 43

2. Wawancara/interview ... 43

3. Studi Dokumentasi ... 43

4. Catatan Lapangan (Field Noted) ... 43

5. Angket (Kuesioner) ... 44

G. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 44

1. Pengolahan Data Kualitatif ... 44

2. Pengolahan Data Kuantitatif ... 45

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 48

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 48

1. Sejarah Singkat SMP Pasundan 4 Bandung ... 48

2. Keadaan Guru SMP Pasundan 4 Bandung. ... 51

3. Keadaan Siswa SMP Pasundan 4 Bandung. ... 51

(9)

5. Profil SMP Pasundan 4 Bandung ... 53

6. Subjek Penelitian ... 53

B. Pra Obsevasi ... 53

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1 ... 55

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ... 55

2. Perencanaan Siklus 1 ... 56

3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 1 ... 61

4. Refleksi ... 84

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2 ... 85

1. Perencanaan Siklus 2 ... 85

2. Pelaksanaan Siklus 2 ... 86

3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 2 ... 91

4. Refleksi ... 113

E. Deskripsi Hasil Penilaian Siklus 3 ... 115

1. Perencanaan Siklus 3 ... 116

2. Pelaksanaan Siklus 3 ... 116

3. Hasil Observasi dan Pengamatan Tindakan Siklus 3 ... 120

(10)

dalam Pembelajaran IPS ... 156

3. Upaya Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Menerapkan Kemampuan Analisis Siswa Melalui Media Komik dalam Pembelajaran IPS ... 161

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 163

A. Kesimpulan ... 163

B. Saran ... 166

DAFTAR PUSTAKA ... 169

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kata Kerja Ranah Kognitif ... 37

Tabel 4.1 Daftar Kepala Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung.. ... 48

Tabel 4.2. Jenjang Akreditasi SMP Pasundan 4 Bandung. ... 49

Tabel 4.3. Keadaan Tenaga Edukatif/Guru SMP Pasundan 4 Bandung. ... 49

Tabel 4.4. Jumlah Rombongan Belajar dan Jumlah Siswa dari Tahun Pelajaran 2011/2015 SMP Pasundan 4 Bandung. ... 50

Tabel 4.5. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus ke-1. ... 61

Tabel 4.6. Hasil Observasi Penilaian Kegiatan Guru Pada Siklus Ke-1. ... 62

Tabel 4.7. Hasil kemampuan Analisis Siswa siklus ke-1. ... 64

Tabel 4.8. Hasil Observasi Kemampuan Analisis Siswa pada Siklus Ke-1. ... 65

Tabel 4.9. Hasil Angket Siswa Siklus ke-1 ... 77

Tabel 4.10. Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus ke-1. ... 78

Tabel 4.11. Presentase Penilaian Kegiatan Guru Pada Siklus ke-2. ... 78

Tabel 4.12. Presentase indikator kemampuan analisis siswa siklus ke-1. ... 81

Tabel 4.13. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-1. ... 83

Tabel 4.14. Hasil Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus 2... 91

Tabel 4.15. Hasil Observasi Penilaian Kegiatan Guru Pada Siklus Ke-2. ... 92

Tabel 4.16. Hasil Kemampuan Analisis Siswa siklus ke-2. ... 94

Tabel 4.17. Hasil Observasi Kemampuan Analisis Siswa Pada Siklus Ke-2. ... 95

Tabel 4.18. Hasil Angket Siswa Siklus ke-2. ... 107

(12)

Tabel 4.26. Hasil Observasi kemampuan analisis siswa Pada Siklus Ke-3. ... 124

Tabel 4.27. Hasil Angket Siswa Siklus ke-3. ... 136

Tabel 4.28. Presentase Indikator Pelajaran IPS Siklus Ke-3. ... 138

Tabel 4.29. Presentase Manfaat Penggunaan Komik Siklus Ke-3. ... 140

Tabel 4.30. Presentase Indikator Kemampuan Analisis Siswa Siklus Ke-3. ... 142

Tabel 4.31. Presentase Indikator Materi Pelajaran Siklus Ke-. ... 142

Tabel 4.32. Perbandingan Hasil Kegiatan Guru Pada Siklus ke-1, Siklus ke-2 dan Siklus ke-3. ... 145

Tabel 4.33. Perbandingan Hasil Observasi Kemampuan Analisi Siswa dalam Pembelajaran IPS Pada Siklus ke-1, Siklus ke- 2 dan Siklus ke-3. ... 149

Tabel 4.34 Hasil Angket Indikator Mata Pelajaran IPS Pada Siklus Ke-1. Siklus ke- 2 dan Siklus ke- 3. ... 154

Tabel 4.35. Hasil Angket Indikator Media Komik Siklus ke-1, Siklus ke-2 dan Siklus ke-3. ... 154

Tabel 4.36. Hasil Angket indikator kemampuan analisis siswa Siklus ke- 1, Siklus ke- 2 dan Siklus ke- 3. ... 156

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Gambar Model Penelitian Kemmis dan Mc Taggart. ... 33

Gambar 4.1. Siswa sedang membaca komik bersama kelompoknya siklus ke-1 .... 60

Gambar 4.2. Siswa sedang mengerjakan LKS dan membaca

Komik bersama kelompoknya siklus ke-1. ... 60

Gambar 4.3. Siswa ketika sedang membaca komik siklus ke-2 ... 90

Gambar 4.4. Siswa ketika sedang diberi tugas dan LKS membaca komik

dan berdiskusi kelompok siklus ke-2. ... 90

Gambar 4.5. Siswa ketika sedang mengerjakan LKS siklus ke-3. ... 119

(14)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Grafik Perbandingan Hasil Kegiatan Guru dalam Tiap Siklus. ... 148

Grafik 4.2. Grafik Perbandingan Hasil Kemampuan Analisis Siswa

dalam Tiap Siklus ... 150

Grafik 4.3. Grafik Perbandingan Hasil Angket Respon Indikator Mata

Pelajaran IPS Siswa Siklus ke- 1, Siklus ke- 2

dan Siklus ke- 3. ... 154

Grafik 4.4. Grafik Perbandingan Hasil Angket Respon Siswa Mengenai

Pemanfaatan Media Komik Siklus ke-1, Siklus ke-2

dan Siklus ke-3 ... 155

Grafik 4.5. Grafik Perbandingan Hasil Angket Respon Siswa

Mengenai Kemampuan Analisis Siswa Melalui

Media Komik Siklus ke- 1, Siklus ke- 2 dan Siklus ke- 3. ... 157

Grafik 4.6. Grafik Perbandingan Hasil Angket Respon Siswa mengenai

Materi Pelajaran IPS Menggunakan Media Komik Siklus ke- 1,

(15)

LAMPIRAN

Lampiran. SK dan Surat penelitian . ... I

Lampiran. Silabus dan RPP ... II

Lampiran. Intrumen Penelitian. ... II

Lampiran. Hasil Penelitian ... IV

Lampiran. Media Komik. ... V

Lampiran. Dokumentasi. ... VI

(16)

ABSTRAK

Penilaian hasil belajar siswa merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk mengetahui ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran, terutama penilaian ranah kognitif yang diharuskan siswa mampu untuk mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesiskan. Permasalahan dalam proses pembelajaran siswa hanya mengetahui dan memahami saja, namun siswa kurang dapat menguraikan masalah secara rinci sehingga jelas strukturnya. Dengan demikian dirasakan sangat perlu untuk melatih siswa menganalisis pembelajaran yang diharapkan dapat mencari solusi dan menyimpulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari sesuai materi yang diajarkan dalam pembelajaran IPS. Komik merupakan salah satu bacaan yang dapat menuangkan informasi dalam bentuk tulisan dan gambar, sehingga dapat membantu untuk menuangkan materi lebih menarik. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini dilakukan di SMP Pasundan 4 Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-G. Pelaksanaan kegiatan peningkatan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Pada siklus ke-1 pemahaman siswa terhadap kemampuan analisis siswa melalui media

(17)

ABSTRACT

Student’s work evalution result is one of student’s work evalution result is one of

important factors that should be concerned about to measure the learning goal and indicator establishment especially cognitive aspect in which students are obliged to acknowledge, comprehend, apply, analyze, and synthesize what they learnt. The problem is in fact in the learning process almost students acknowledge and comprehend the lesson but they couldn’t explain they learning problem clearly.

That’s why it’s necessary to train student’s to learn how to analyze the lesson in

order that they can find out a solution and a conclusion for a case study in social scince (IPS). learning process which is related to their daily lives. Comic is a book which presents information through letters and pictures. It can be an iteresting media to inform somthing to students. Research method used in this research is classroom action research model Kemmis and Taggart. This research is held in SMP Pasundan 4 Bandung, and the subject are students grade VIII-G. Student’s analyzing capability improvement training in social science learning through comics was successfully done. At the first phase, student’s comprehension about the lesson was quiet good

(B), and they got (A) student’s questionnaire response about comic as media. As the last phase, almost student’s successfully reach their best progress in comprehending

and analysing lesson through comics as media. They got (A) student’s questionnaire response about comic as media. From this research we can conclude that comics, as

media, can help student’s to improve their analysing capability in social science

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini dikemukan mengenai latar

belakang masalah yang akan diteliti, berupaya mendekati masalah-masalah

yang melatar belakanginya dengan mengungkapkan kesenjangan antara

harapan dan kenyataan.

A. LATAR BELAKANG

Penelitian ini berdasarkan dari hasil observasi pra-penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti di SMP Pasundan 4 Bandung, tepatnya pada

kelas VIII-G. Ketika peneliti melihat pembelajaran langsung didalam kelas

serta melalui hasil wawancara bersama guru mitra mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) mengenai hasil proses pembelajaran siswa,

nampaknya beberapa masalah yang teridentifikasi yaitu :

Pertama, proses belajar siswa didalam kelas kurang merespon. Hal ini

terlihat, ketika guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk dapat

mengetahui hasil belajar siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru,

ternyata siswa tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan, sebagian

besar siswa hanya diam dan sibuk mencari jawaban dalam buku pelajaran

IPS. Tidak ada yang antusias inisiatif untuk mengajukan pendapat dan

menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Padahal dengan diberikannya

kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan, guru bertujuan untuk menilai

hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran IPS yang disampaikan, tidak

berupa hanya sekedar mengetahui dan memahami materi saja, melainkan

siswa dapat lebih rinci menemukan informasi yang didapat dari materi yang

disampaikan, Hal ini juga sesuai ketika peneliti melakukan wawancara

langsung bersama guru mata pelajaran IPS. Menurutnya, masih rendah hasil

belajar siswa dari segi ranah kognitif pada proses belajar IPS yang diajukan

guru kepada siswa terkait materi yang disampaikan. Padahal sebagaimana

yang dikemukakan oleh Genge membagi lima kategori hasil belajar (dalam

Sudjana, 2004, hlm. 22) , yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan

(19)

karena itu penilaian dalam ranah kognitif sangat penting dan menjadi salah

satu faktor untuk mengukur kualitas hasil belajar siswa. Namun pada

kenyataanya dilapangan hasil belajar siswa dari ranah kognitif masih dirasa

kurang.

Kedua, ketika peneliti melakukan tes terhadap siswa melalui beberapa

pertanyaan serta soal yang merangsang siswa untuk dapat memilah informasi

terkait materi yang disampaikan, ternyata siswa tidak bisa. Siswa kurang

dapat menemukan informasi mengenai masalah yang ada dalam materi

pelajaran, siswa kurang dapat mengaitkan materi pelajaran yang ada dalam

kehidupan sehari-hari, dan ketika siswa mendapatkan suatu informasi

mengenai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dituangkan dalam

materi pembelajaran IPS siswa tidak bisa memahami bahkan untuk mencari

solusi dari permasalahan tersebut siswa tidak bisa menjawab, selain itu, untuk

dapat menyimpulkan materi pembelajaran siswa kesulitan karena siswa tidak

dapat memilah informasi dengan baik terhadap materi yang disampaikan.

Permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang telah

dipaparkan oleh peneliti tersebut mengarah pada rendahnya kemampuan

siswa dalam menganalisis materi pembelajaran, karena siswa kurang dapat

memilah menjadi bagian-bagian yang terpadu sehingga jelas susunanya

untuk mendapatkan informasi terhadap materi pelajaran, hal tersebut

ditunjukan oleh siswa ketika guru memberikan informasi mengenai materi

pelajaran, diantaranya siswa kurang dapat menemukan informasi materi

pembelajaran, siswa kurang dapat mengaitkan materi dalam pembelajaran

IPS, siswa kurang dapat menghubungkan materi pelajaran IPS, dan siswa

kurang dapat mencari solusi dalam permasalahan serta menyimpulkan materi

(20)

beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara

bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.

Kemampuan Analisis sangat penting dalam Pembelajaran IPS, karena

selain tujuan pelajaran IPS untuk menjadi warga negara yang baik,

pembelajaran IPS juga menuntut pemahaman siswa terhadap fakta-fakta serta

prinsip-prinsip yang bersifat aplikatif berupa pemecahan masalah ataupun

penganalisaan terhadap kasus-kasus yang ada di masyarakat. Hal ini juga di

kemukakan menurut Somantri (2001, hlm. 74), Beliau mengemukakan

pengertian dari pendidikan IPS sebagai berikut :

“Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu

sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah serta psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah”.

Berdasarkan pemaparan mengenai pembelajaran IPS dalam tujuan

pendidikan dasar dan menengah yang seharusnya dicapai oleh siswa,

kemampuan analisis siswa perlu dikembangkan. Karena, hal ini sesuai bahwa

dalam pembelajaran IPS banyak mengangkat masalah dan isu-isu sosial, oleh

karena itu kemampuan analisis perlu dikembangkan dalam proses belajar

siswa untuk melatih siswa mengolah informasi secara jelas untuk mengkaji

permasalahan sosial dalam materi pelajaran IPS, sehingga dapat tercapainya

tujuan pembelajaran IPS tersebut.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan

kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS adalah dengan

menggunakan media pembelajaran, karena melalui media pembelajaran dapat

membantu siswa untuk mendapatkan informasi materi yang disampaikan

guru. Adapun menurut Criticos, 1996 (Komalasari 2011, hlm 21) Media

merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan

dari komunikator menuju komunikan. Sehingga media pembelajaran dapat

dijadikan suatu komponen untuk terciptanya proses belajar yang

menyenangkan dan mempermudah siswa.

Media yang menarik yaitu media yang dapat membawa siswa ikut

terlibat di dalamnya dan dapat dilihat, baik berupa gambar maupun

(21)

sebagai acuan dalam proses belajar siswa. Menurut Sudjana dan Rivai (2002,

hlm. 68) menyatakan media komik dalam proses belajar mengajar

menciptakan minat para peserta didik, mengefektifkan proses belajar

mengajar, dapat meningkatkan minat belajar dan menimbulkan minat

apresiasinya.

Berdasarkan uraian diatas, dengan berbagai keunggulan unsur-unsur

media pembelajaran dan juga media komik, sangat diharapkan terjadinya

peningkatan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS. Peneliti

mencoba memecahkan permasalahan rendahnya kemampuan analisis siswa di

kelas VIII-G dengan menggunakan media komik, pembelajaran dengan

menggunakan media komik memberikan kesempatan siswa untuk dapat

memilah-milah dan menganalisis materi pembelajaran, serta dengan

menggunakan media komik diharapkan dapat menciptakan suasana yang

menyenangkan dan guru lebih kreatif dalam penggunaan media

pembelajaran, yang terkadang guru malas untuk menggunakan media

pembelajaran. Padahal media pembelajaran dapat merangsang siswa untuk

lebih aktif dalam proses belajar mengajar, serta dengan penggunaan media

komik guru dapat meningkatkan minat siswa untuk membaca. Seperti yang

dipaparkan oleh Sudjana dan Rivai (2005, hlm 69) bahwa buku-buku komik

dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha

membangkitkan minat, mengembangkan perbendaan kata-kata dan

keterampilan membaca, serta memperluas minat membaca, hal ini juga dapat

menciptanya guru yang tidak membosankan dalam proses belajar mengajar

yang terjadi di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung dengan adanya media

kreatif yang di kembangkan oleh guru. Metode ceramah yang sering

(22)

pada pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran kooperatif melalui

metode diskusi lebih baik dari pada penggunaan media buku teks pada

pembelajaran Fisika. Selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Ali Rizki (2014) dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP 12

Bandung dengan judul Upaya meningkatkan kreativitas siswa melalui komik

berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS menunjukan bahwa adanya

peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini yang menjadi

daya tarik peneliti untuk menggunakan media komik dalam pembelajaran IPS

dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan analisis siswa di kelas

VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul :

“Peningkatan Kemampuan Analisis siswa melalui Media Komik dalam pembelajaran IPS”

(23)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

garis besar dari rumusan masalahnya adalah: Bagaimana peningkatan

kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam Pembelajaran IPS?

Adapun rumusan masalah yang dijabarkan secara khusus sebagai berikut:

1. Bagaimana guru merencanakan peningkatan kemampuan analisis siswa

melalui media komik dalam pembelajaran IPS?

2. Bagaimana guru melaksanakan proses peningkatan kemampuan analisis

siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS?

3. Bagaimana upaya guru mengatasi kendala yang terjadi pada saat

pengembangan pembelajaran melalui peningkatan kemampuan analisis

siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS?

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari peneliti ini adalah :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari peneliti adalah untuk mengkaji tentang

kegunaan dan manfaat media komik untuk peningkatan kemampuan

analisis siswa dalam pembelajaran IPS

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui kondisi siswa di kelas VIII-G SMP Pasundan 4

Bandung dalam pembelajaran IPS sebelum dilaksanakan penelitian

tindakan kelas

b. Untuk melaksanakan peningkatan kemampuan analisis siswa melalui

(24)

d. Untuk mengetahui seberapa efektif penerapan media komik untuk

peningkatan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII. G SMP Pasundan 4 Bandung

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti sendiri terutama sebagai latihan untuk berfikir kritis,

ilmiah dan sistematis dalam menghadapi masalah-masalah

pendidikan terutama dalam pembelajaran IPS.

b. Peneliti memperoleh pemahaman dan aplikasi dari peningkatan

kemampuan analisis siswa melalui Manfaat praktis

2. Bagi siswa

a. Hasil penelitian penerapan pembelajaran ini diharapkan siswa SMP

Pasundan 4 Bandung kelas VIII-G dapat meningkatkan

kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran

IPS

b. Lebih meningkatkan prestasi dan semangat belajar

c. Sebagai bahan masukan bagi siswa dalam pembelajaran IPS

menyenangkan dan bermakna

3. Bagi Guru

a. Sebagai bahan masukan dan inovasi guru dalam meningkatkan mutu

pendidikan dikelasnya.

b. Dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran IPS yang

diterapkan dan dilaksanakan guru.

c. Membantu memberikan solusi menetukan metode atau pendekatan

serta media mengajar yang tepat

d. Dapat memperbaiki strategi pembelajaran IPS dikelasnya, dan

meningkatkan layanan professional pendidik dalam proses

pembelajaran.

(25)

4. Bagi Peneliti

a. Untuk penelitian lebih lanjut, sebagai salah satu cara meningkatkan

dan menambah wawasan serta pengalaman bagi para peneliti/ guru

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya.

b. Memberikan solusi untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran.

c. Memberikan manfaat dalam memperbaiki pembelajaran dikelas.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan kemampuan Analisis siswa melalui media Komik dalam Pembelajaran IPS” tersusun sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini dikemukan mengenai latar

belakang masalah yang akan diteliti, berupaya mendekati masalah-masalah

yang melatar belakanginya dengan mengungkapkan kesenjangan antara

harapan dan kenyataan. Selanjutnya, dikemukakan rumusan masalah yang

merupakan persoalan-persoalan penting yang memerlukan pemecahan.

Dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat penelitian yang memuat tentang

maksud-maksud dari pemilihan masalah tersebut. Terakhir dalam bab ini

dituliskan mengenai organisme penulisan skripsi.

Bab II Tinjuan Kepustakaan, bab ini berisi pemaparan terhadap

beberapa sumber kepustakaan yang dijadikan sebagai rujukan bagi penulis

dalam mengkaji permasalahan yang diangkat yaitu mengenai Peningkatan

kemampuan Analisis siswa melalui Media Komik dalam Pembelajaran IPS.

Fokus kajian di bab ini meliputi pengertian penilaian hasil belajar, ranah

(26)

pembahasan temuan yang didapatkan pada pelaksanaan penelitian

dilapangan.

Bab V Kesimpulan dan Saran, bab ini berisi pemaparaan mengenai

penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil temuan yang akan menjawab

rumusan masalah yang telah dibuat, selain itu dalam bab ini di paparkan

rekomendasi yang ditujukan untuk para pembuat kebijakan dan kepada

(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III ini, berisi mengenai Metodologi penelitian yang mengacu

kepada pengolaan hasil penelitian yang dilakukan peneliti ketika

melakukan penelitian dilapangan. Adapun rancangan yang dilakukan oleh

peneliti yaitu diantaranya:

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Pasundan 4 Bandung. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas VIII-G, sedangkan guru IPS dan kepala

sekolah akan dijadikan sebagai sumber informasi.

Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMP Pasundan 4

Bandung. SMP Pasundan 4 Bandung ini terletak di Jl Kebonjati No 3,

Kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung.

Kepala Sekolah SMP Pasundan 4 yaitu Bapak Drs. Sena M,Si.

Sedangkan kolaborator peneliti adalah guru mata pelajaran IPS kelas VII,

VIII dan XI yaitu Bapak Dedi Kusnadi,S.Pdi, E.Kosasih, BA., Sri Suparti,

S.Pd, Hj.R Sutini Kartika, A.Md.Pd. Adapun yang menjadi subjek

penelitian adalah siswa kelas VIII-G berjumlah 39 orang, yaitu terdiri dari

20 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Alasan peneliti

memilih kelas VIII-G adalah karena dikelas ini di temukan permasalahan

yang sesuai dengan judul skripsi peneliti, yang harus diperbaiki dalam

proses belajar mengajar dikelas VII-G.

B. Metode Penelitian

(28)

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang subjek yang

berkaitan dengan proses pembelajaran, maka metode penelitian yang

digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

merupakan penelitian kualitatif, menurut Creswell (1998) (dalam Rochiati,

2012, hlm. 8) menjabarkan penelitian kualitatif adalah sebuah proses

inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dengan

tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran

yang kompleks dan holisitik, menganalisis kata-kata, melaporkan

pandangan informan, dan keseluruhan penelitian berlangsung dalam latar

situasi yang alamiah. Oleh karena itu, Penelitian Tindakan Kelas menurut

Rapoport 1970, (dalam Rochiati, 2012, hlm. 11) Mengartikan penelitian

tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis

persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian

tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati

bersama. Sedangkan Menurut Arikunto (2012, hlm. 3) Penelitian tindakan

kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan

arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Dalam kenyataanya sering

kali guru tidak memperhatikan proses pembelajaran yang dilakukan, guru

lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran,

disisi lain peserta didik tidak memperhatiakan apa yang disampaikan oleh

guru. Hal ini dapat dikatakan peserta didik tidak sama sekali berpartisipasi

dalam pembelajaran.

Kemudian ditambah juga para peserta didik yang kurang merespon

terhadap pembelajaran IPS yang dianggapnya membosankan, dalam kasus

ini juga pendidik kurang memperhatiakan metode dan media yang

digunakan dalam pembelajaran, padahal metode dan media pembelajaran

dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran IPS.

Selain itu juga, respon yang dimiliki peserta didik terhadap pembelajaran

(29)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah desain penelitian model Kemmis dan MC Taggart. Adapun gambar

desainnya Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemis dan Mc

Taggart (Wiriaatmadja, 2006, hlm. 66) sebagai berikut:

Gambar 3.1. Desain Penelitian Kemmis dan Taggar

Alasan peneliti mengambil desain penelitian tindakan kelas model

Kemmis dan Mc Taggart ini karena alur dan langkah – langkah penelitian

yang harus dilakukannya sangat praktis dan sistematis sehingga dapat

(30)

1. Rencana (plan)

Pada tahap perencaan ini peneliti melakukan pengamatan

terlebih dahulu terhadap kondisi peserta didik yang berdasar pada pra

penelitian yang dilakukan agar dapat menentukan strategi apa yang

dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan terhadap pembelajaran.

Perencaan ini juga dilakukan peneliti untuk menentukan topik

atau tema pembelajaran yang sesuai dengan penerapan media komik

untuk meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran

IPS, menentukan waktu dan format observasi yang akan digunakan,

merencanakan diskusi antara peneliti dan guru mitra berdasarkan

pengamatan berkaitan dengan penerapan media komik untuk

meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS,

kemudian membuat rencana perbaikan terhadap kekurangan yang

ditemukan setelah peneliti berdiskusi dengan guru mitra dan

merencakan untuk mengolah data yang telah diperoleh setelah

penelitian dilaksanakan.

Dalam penelitian ini peneliti memilih beberapa topik atau tema

yang nantinya akan digunakan dalam melakukan setiap tindakan,

diantaranya sebagai berikut:

a. Hubungan sosial

b. Peran pranata sebagai pengendalian penyimpangan sosial

c. Fungsi pajak dalam kehidupan sehari-hari

Adapun rincian rencana yang disusun oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

a) Meminta kesediaan guru mitra untuk menjadi kolaborator

peneliti dalam melakukan penelitian

b) Menentukan kelas yang akan diteliti dan waktu penelitian

c) Menentukan materi yang akan diterapkan dalam penelitian

tindakan kelas

d) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan saat pembelajaran dalam melakukan penelitian

(31)

e) Merencanakan format penilaian yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran

f) Merencanakan untuk pengolahan data dari hasil yang diperoleh

peneliti dalam melakukan penelitian

2. Tindakan (act)

Tindakan dilakukan sesuai rencana yang telah disusun

sebelumnya, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan

kemampuan analisis siswa. Kemudian pelaksanaan pembelajaran

menggunakan media Komik. Adapun rincian tindakan yang dilakukan

pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun

yaitu melakukan tindakan yang sesuai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah disusun.

b. Mengoptimalkan penggunaan media komik dalam kegiatan belajar

mengajar.

c. Memberikan pertanyaan - pertanyaan kepada siswa yang telah

dibuat oleh guru dalam bentuk LKS.

d. Mempersiapkan instrument penilaian yang berupa format pedoman

penilaian penerapan media komik dan juga format penilaian

kemampuan menganalisis.

e. Melakukan diskusi balikan dengan mitra peneliti, agar mengetahui

kekurangan dalam menerapkan media komik untuk meningkatkan

kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS Melaksanakan

pengolahan data

3. Pengamatan (observe)

(32)

a. Observasi atau Pengamatan terhadap keadaan kelas yang akan

diteliti.

b. Pengamatan terhadap kesesuaian penggunaan media komik dengan

pokok bahasan yang sudah ditentukan sebelumnya.

c. Pengamatan terhadap kemampuan analisis siswa dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.

4. Refleksi (reflect)

Pada tahap refleksi, peneliti melakukan evaluasi terhadap

tindakan yang telah dilakukan, kemudian mengadakan pertemuan

dengan guru mitra untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario,

RPP, dan lain-lain, untuk memperbaiki kegiatan belajar siklus

berikutnya sampai siklus jenuh.

D. Definisi Operasional

Penelitian ini berawal dari hasil observasi di SMP Pasundan 4

Bandung, peneliti dalam hal ini mengangkat judul “ Peningkatan

kemampuan analisis siswa melalui media Komik dalam Pembelajaran

IPS” (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Pasundan 4 Bandung kelas VIII

-G).

Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, maka berikut ini

pemaparan tentang definisi operasional yang akan menjelaskan secara rinci

mengenai variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini, antara

lain :

1. Kemampuan Menganalisis

Menurut Teori Benyamin Bloom dengan menggunakan klarifikasi

hasil belajar (dalam Sudjana 2004 hlm 22) secara garis besar membagi

menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan phisikomotoris.

Sedangkan kemampuan menganalisis dijaarkan dalam ranah Kognitif

yang Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

(33)

sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat

rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2. Indikator kemampuan Analisis

Adapun indikator yang yang digunakan dalam penelitian ini

merujuk teori kemampuan menganalisis yang dikemukakan oleh

Benyamin Bloom dalam setiap aspek taksonomi terkandung kata kerja

operasional yang menggambarkan bentuk perilaku yang hendak

dicapai melalui suatu pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, dalam tabel

berikut disajikan contoh kata kerja operasional dari ranah kognitif

Tabel 3.1 Kata Kerja Ranah Kognitif

Pengetahuan

Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian

(34)
(35)

Adapun Indikator pencapaian yang dirancang oleh Peneliti dalam hal

ini dengan merujuk Teori yang dirumuskan oleh teori Biyamin Bloom yaitu

diantaranya:

1. Menemukan

a. Siswa mampu menemukan informasi mengenai materi yang

disampaikan

b. Siswa mampu menemukan makna informasi yang disampaikan

melalui materi

2. Mengkorelasikan (menghubungkan)

a. Siswa dapat menghubungkan materi pembelajaran dengan

permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari

b. Siswa dapat menghubungkan bagaimana sikap yang perlu di

lakukan oleh siswa dengan permasalahan yang ada dilingkungan

sekitar dan yang ada dalam materi

3. Mengaitkan

a. Siswa mampu mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari

b. Siswa mampu mengaitkan sebab akibat materi yang di sampaikan

4. Memecahkan Masalah

a. Siswa dapat melihat masalah yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari

b. Siswa dapat melihat masalah dari materi yang disampaikan

5. Menyimpulkan

a. Siswa dapat menyimpulkan materi pelajaran

(36)

media adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi

intruksional di lingkungan siswa untuk belajar.

Menurut Gene Yang 2003, (dalam Avlillianty at al: 2013) “Komik

memiliki lima kelebihan jika dipakai dalam pembelajaran: 1), yaitu: (1)

Memotivasi; (2) Visual; (3) Permanen; (4) Perantara; (5) Populer . Untuk

lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Memotivasi

Komik dengan gambar yang menarik dapat meningkatkan partisipasi

individu sehingga dapat memotivasi belajar siswa. Meningkatnya motivasi

belajar siswa dapat mempermudah pembelajaran siswa. sehingga

pembelajaran menjadi mudah.

2. Visual

Komik terdiri dari gambar-gambar yang merupakan media visual.

Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.

Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan

hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Kualitas gambar

komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Permanen

Menggunakan komik sebagai media pembelajaran berbeda dengan

menggunakan film atau animasi. Meskipun film dan animasi juga

merupakan media visual, mereka hanya dapat dilihat tanpa bisa

mengulanginya sekehendak kita. Komik berbeda dengan film atau

animasi, merupakan media yang permanen. Jika siswa tidak memahami

suatu adegan film atau animasi, mereka tidak bisa mengulanginya. Tapi

dengan komik, mereka bisa mengulangi sesuka hati mereka.

4. Perantara

Komik dapat mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya

bagi yang tidak suka membaca. Komik dapat berfungsi sebagai perantara

dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa sehingga siswa

dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran..

(37)

Komik adalah bagian dari budaya populer karena sebelumnya proses

pembelajaran hanya menggunakan buku teks biasa. Spiderman and

Batman adalah film yang diambil dari komik yang dapat berpengaruh

terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar

Adapun Indikator pencapaian yang dirancang oleh Peneliti dalam hal

ini dengan merujuk Teori Gene Yang 2003, (dalam Avlillianty at al:

2013)yang dirumuskan yaitu diantaranya:

1. Komik dapat memotivasi

a. Memotivasi siswa dalam membaca

b. Memotivasi siswa dalam memahami materi

c. Memotivasi siswa dalam menganalisis materi pembelajaran

2. Perantara

a. Perantara menyampaikan informasi

b. Perantara menyampaikan materi pelajaran

3. Media Visual

a. Memperlancar pemahaman

b. Memperkuat ingatan.

c. Menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan

antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

d. Kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran.

e. Dapat menganalisis materi pembelajaran

E. Intrumen Penelitian

Data dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dan

(38)

penelitian ini berlangsung dengan menerapkan media komik untuk

meningkatkan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung. Alasan memilih lembar

observasi karena akan memudahkan peneliti dalam mendeskripsikan

hasil penelitian ini dan juga penelitian ini bersifat kualitatif sehingga

data dari hasil lembar observasi ini cocok digunakan dalam penelitian

ini karena peneliti langsung mengamati atau observasi langsung pada

saat proses belajara mengajar di kelas.

2. Tes merupakan perangkat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengetahui atau untuk mengukur kemampuan siswa dalam

penguasaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes esai

dimana siswa menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh

guru. Seperti yang dijelaskan oleh Sanjaya (2011, hlm. 101) tes esai

merupakan bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk menjawab

pertanyaan secara terbuka, yaitu menjelaskan atau menguraikan

melalui kalimat yang disusun siswa sendiri. Pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan kepada siswa merupakan pertanyaan yang dapat

menggali pengetahuan siswa dan pertanyaan yang menuntut siswa

untuk mengungkapkan pendapatnya sattu sama lain dalam

menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pertanyaan tersebut

diberikan kepada siswa dalam bentuk LKS Hubungan sosial, LKS

fungsi pranata untuk pengendalian penyimpangan Sosial di

Lingkungan Sekolah

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa lembaran-lembaran yang

didalamnya berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Dalam LKS yang

disusun oleh peneliti ini di dalamnya terdapat beberapa materi dan

pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang telah

dijelaskan oleh guru dalam proses pembelajaran IPS di kelas.

4. Rubrik digunakan dalam penelitian ini yang berisikan aspek-aspek

yang akan menjadi penilaian siswa agar memudahkan peneliti untuk

(39)

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses untuk mendapatkan semua data

dari hasil penelitian untuk dianalisis. Data yang dikumpulkan oleh peneliti

dari penelitian ini berupa data hasil lembar observasi dan study

dokumentasi yang kemudian data – data tersebut diolah dan di analisis

yang menghasilkan data dalam memecahkan permasalahan penelitian.

Pengolahan data untuk melihat hasil kemampuan analisis siswa ini dengan

cara memberikan skor pada setiap pertanyaan – pertanyaan yang dijawab

oleh para siswa. Data – data yang diperlukan dalam penelitian ini

menggunakan beberapa teknik. Adapun teknik – tekni yang digunakan

oleh peneliti yaitu sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan atau mengamati

segala sesuatu yang terjadi di lapangan yang dilakukan oleh peneliti

pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal yang diobservasi

dalam penelitian ini yaitu penggunaan media komik pada saat proses

pembelajaran IPS dan juga kemampuan analis siswa dalam menjawab

pertanyaan – pertanyaan yang diberikan oleh guru .

2. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yang digunakan mencakup Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jawaban-jawaban siswa dari

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa, lembar

observasi kemampuan analisis siswa, lembar observasi media komik,

dan kehadiran siswa.

3. Wawancara

(40)

Angket menurut Sugiyono (2012,hlm. 192), merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Angket digunakan untuk mengetahui tingkat kepedulian

lingkungan dalam diri siswa.

5. Catatan Lapangan (Field Noted) merupakan salah satu sumber

informasi yang sangat penting dalam penelitian karena di dalamnya

memuat berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas,

pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi

siswa dengan siswa sampai pada perencanaan, pelaksanaan, diskusi

dan refleksi dapat dibaca kembali dari catatan lapangan.

Oleh karena itu, Alasan peneliti mengambil studi dokumentasi

karena peneliti akan mengetahui semua data – data siswa yang

berhubungan dengan masalah penelitian. Melalui observasi, peneliti

akan mengetahui semua situasi atau keadaan yang terjadi di kelas

penelitian sehingga urutan – urutan kejadian di kelas tercatat semua

dan lengkap untuk data penelitian. Dan wawancara, peneliti ingin

mengetahui pendapat siswa mengenai mata pelajaran IPS dan metode

yang diterapkan di kelas penelitian.

G. Analisis Data

Analisis data merupakan suatu hal yang penting yang dilakukan oleh

peneliti. Data perlu diukur agar mermudah peneliti melihat hasil dari

penelitiannya.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang utama dari penelitian ini,

pengolahan data dari hasil penelitian dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data kodifikasi dan kategorisasi data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang

(41)

terkumpul berdasarkan instrumen penelitian itu diberikan kode –

kode, kemudian peneliti melakukan interpretasi terhadap data

secara keseluruhan agar memudahkan dalam penyusunan

kategorisasi data sehingga hasil penelitian itu bermakna.

b. Validitas Data

Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2006, hlm. 168-171)

mengungkapkan beberapa bentuk validitas yang dapat dilakukan

dalam penelitian tindakan kelas yaitu :

a) Member Check, pada tahap ini memeriksa kembali

keterangan –keterangan atau informasi data yang diperoleh

peneliti dengan mitra selama observasi melalui diskusi pada

setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir keseluruhan

pelaksanaan.

b) Expert Opinion, pemeriksaan terakhir terhadap hasil

penelitian kepada dosen pembimbing peneliti. Dosen

pembimbing akan memberikan arahan atau Judgements

terhadap masalah – masalah penelitian ini.

Peneliti dalam validasi data menggunakan member check

dan ekspert opinion karena dengan menggunakan member check

peneliti akan mengetahui semua keterangan atau informasi yang

didapat selama observasi itu tetap (tidak berubah) sehingga data

yang didapat itu bisa terperiksa kebenarannya. Selain itu juga

dengan menggunakan ekspert opinion untuk mendapatkan atau

meminta nasihat – nasihat dari dosen pembimbing peneliti karena

dosen pembimbing akan memberikan arahan kepada peneliti

(42)

Pengolahan data untuk mengukur perkembangan kemampuan

analisis siswa dengan menggunakan media komik diolah secara

kuantitatif melalui penskoran dan juga menggunakan persentase

karena dengan menggunakan persentase peneliti akan mengetahui

seberapa besar peningkatan kemampuan analisis siswa dalam setiap

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini berisi mengenai kesimpulan dan rekomendasi dari

penelitian yang telah dilakukan. Rekomendasi bertujuan sebagai bahan

kajian baik untuk pihak sekolah, guru, peserta didik, peneliti, dan peneliti

selanjutnya yang mengkaji masalah serupa. Adapun kesimpulan dan

rekomendasinya adalah sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Peningkatan kemampuan analisis siswa melalui media komik

dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan Peningkatan Kemampuan Analisis

a. Mengkaji silabus pembelajaran IPS serta Standar kompetensi (SK)

dan Kompetensi dasar (KD) yang dimuat di dalamnya untuk

menyusun dan merancang indikator, tujuan pembelajaran.

b. Setelah melakukan dan menyusun indikator serta tujuan

pembelajaran peneliti melihat keadaan dan iklim kelas agar

diketahui materi, dan metode apa yang cocok untuk dikaji dan

dikembangkan dalam pembelajaran.

c. Setelah memahami iklim kelas dan materi yang cocok peneliti

membuat RPP agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan

terstruktur sesuai harapan peneliti.

d. Setelah membuat RPP peneliti merencanakan dan merancang

(44)

menunjang kegiatan pembelajaran dalam penerapan kemampuan

analisis siswa tersebut.

e. Selanjutnya peneliti menyusun kriteria penilaian atau instrumen,

sebagai alat yang memudahkan guru dan siswa mencapai tujuan

yang di inginkan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut

dilakukan agar dapat melihat capaian-capaian yang dilakukaan

siswa menjadi suatu nilai, memudahkan peneliti melihat

kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS. Perkembangan

kemampuan analisis siswa melalui media komik mencapai hasil

yang maksimal, dimana perencanaan yang dilakukan berdasarkan

pertimbangan dengan mitra peneliti yang pada setiap siklusnya

terus diperbaiki sehingga mampu mencapai hasil yang maksimal

untuk pencapaian kemampuan analisis siswa melalui media komik

dalam pembelajaran IPS.

2. Pelaksanaan proses Kemampuan Analisis melalui Media Komik

a. Pelaksanaan dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa

melalui media komik dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-G

SMP Pasundan 4 Bandung dapat dikatakan baik dengan adanya

perkembangan dalam pelaksanaannya di kelas. Pada setiap

siklusnya diawali dengan mengenalkan isu-isu mengenai

permasalahan sosial terkait materi yang disampaikan dan terjadi

dilingkungan sekitar kepada para siswa. Hal tersebut dilakukan

sebagai awalan dalam pengembangan kepekaan yang

mengarahkan siswa pada kemampuan analisis siswa dalam ranah

kognitif. Selanjutnya para siswa diperkenalkan mengenai

kemampuan analisis yang telah dirancang oleh peneliti

berdasarkan indikator-indikator yaitu: siswa dapat memecahkan

masalah dalah kehidupan sehari-hari, siswa dapat menghubungkan

materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat

mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, siswa

dapat menemukan sebab-akibat materi pelajaran dengan

(45)

menyimpulkan solusi dan permasalahan yang ada dilingkungan

sekitar .

b. Pada siklus satu melalui materi pokok mengenai “Hubungan

Sosial” para siswa diajak untuk simpati terhadap permasalahan

yang terjadi di lingkungan sekitarnya, khususnya mengenai

permasalahan hubungan sosial yang sering dialami oleh siswa

dilingkungan sekolah. Selanjutnya pada siklus kedua melalui

materi pokok mengenai “pranata sosial dan penyimpangan sosial”

para siswa diberi penekananan untuk mengaplikasikan dan

mengajak temannya agar menjaga dan mentaati aturan yang

berlaku disekolah maupun masyarakat. Kemudian pada siklus

ketiga melalui materi pokok mengenai “Manfaat pajak dan

permasalahan pajak dalam kehidupan sehari-hari ” mengajak para

siswa untuk melihat manfaat pajak dalam kehidupan sehari-hari

dan juga masalah pajak dan fasilitas yang masih belum

diaplikasikan dengan baik. Setelah itu guru memberikan tugas

pada siswa secara kelompok untuk mencari dan memecahkan

permasalahan yang terdapat di lingkungan sekitar siswa sesuai

dengan materi yang dipelajari dan dijawab dalam LKS yang telah

difasilitasi oleh guru dan setelah itu kemudian di presentasikan dan

diluruskan oleh guru.

3. Upaya guru mengatasi kendala yang terjadi pada saat pengembangan

kemampuan Analisis sisswa melalui media komik

a. Hasil refleksi yang diperoleh dalam mengembangkan kemampuan

analisis siswa melalui media komik dalam pembelajaran IPS di

(46)

dirancang dengan aplikasinya di kelas, waktu dan pengelolaan

kelas yang harus terus dikembangkan karena setiap pertemuan

kondisi siswa akan selalu berubah, dan beberapa hambatan lainnya.

b. Namun peneliti juga melakukan usaha-usaha dalam

menindaklanjuti hambatan tersebut yang dapat dikatakan berhasil

diantaranya mengoptimalkan pelaksanaan dengan rencana

pembelajaran yang telah dibuat dan mengembangkannya sesuai

dengan kondisi di dalam kelas, mengembangkan media

pembelajaran komik yang dapat menarik minat siswa untuk belajar

dengan menyesuaikan kondisi kelas dan siswa, manajeman

pengelolaan kelas lebih dikembangkan sesuai dengan kondisi kelas,

dan meningkatkan pemantauan dan pembimbingan siswa pada saat

bekerja secara kelompok, sehingga seluruh siswa dapat aktif dalam

kegiatan belajar dan dalam pengaplikasian kemampuan analisis

siswa di kelas.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman penelitian selama melaksanakan

penelitian dalam mengembangkan kemampuan analisis siswa melalui

media komik dalam pembelajaran IPS, berikut saran bagi beberapa pihak

yang terkait dengan penelitian ini yang ditunjukan untuk mengembangkan

kemampuan analisis siswa adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Sekolah.

Peneliti berharap dengan penggunaan media komik dalam

pembelajaran IPS dapat mengembangkan kemampuan anlisis siswa serta

kualitas dalam proses pembelajaran IPS di SMP Pasundan 4 Bandung.

Selain itu sekolah harus mengembangkan pembelajaran yang dapat

mengembangkan kemampuan analisis dalam mata pelajaran IPS agar

penilaian dan pengetahuan dari ranah kognitif dalam pembelajaran IPS

dapat dicapai secara lebih mendalam dan konfrehensip. Pihak sekolah

mendukung dan memotivasi para guru untuk terus mengembangkan

(47)

didik agar minat dan kemampuan analisis siswa dalam pembelajaran IPS

dapat lebih berkembang

2. Bagi Guru.

Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap menjadi masukan

pada guru-guru agar lebih diperhatikan kembali menganai pengembangan

kemampuan analsis siswanya terutama dalam pelajaran IPS. Karena

peneliti menyadari bahwa guru tidak hanya sebagai sumber informasi,

namun sebagai fasilitator, dan motivator bagi siswa di dalam proses

pembelajaran dan pengembangan kemampuan analisis siswa.

Sebagai bahan masukan kepada guru IPS dalam rangka

meningkatkan kualitas pembelajaran dan mengembangkan kemampuan

analisis terutama yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang

ada dilingkungan sehari-hari, dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam menganalsis dan juga melihat permasalahan yang ada serta

menyimpulkan solusinya.

3. Bagi Siswa.

Peneliti berharap dengan adanya penelitian mengenai

pengembangan kemampuan analisis siswa melalui media komik dalam

pembelajaran IPS ini dapat menjadi himbauan untuk siswa agar

meningkatkan proses belajar yang berkualitas dan memahami materi

serta melihat permasalahan yang ada disekitarnya dan sebagai penunjang

dalam hidup bermasyarakat. Selain itu, siswa diharapkan terus

mempraktekan pengetahuannya dalam hal mengatasi dan melihat

(48)

4. Bagi Peneliti Lain.

Bagi penelitian selanjutnya, perlu adanya tindak lanjut agar

penggunaan media komik dapat dijadikan sebagai selah satu bahan ajar

tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan analisis siswa dalam

pembelajaran IPS saja, melainkan untuk mengatasi permasalahan lain

yang timbul dalam proses belajar mengajar. Selain itu, Hendaknya

penelitian selanjutnya menganalisis pembelajaran secara kelompok

dengan pemilihan konsep pembelajar IPS yang abstrak agar data yang

diperoleh lebih akurat, mendalam serta terdapat perbedaan dengan atau

tanpa menggunakan media komik. Hal lain adalah pemilihan konsep

yang lebih abstrak dibandingkan dengan konsep yang diangkat dalam

skripsi ini, agar penggunaan media komik dapat menjadi sebuah

pembeda dalam pembelajaran.

5. Bagi peneliti

Penelitian ini menjadi sebuah pengalaman, motivasi, tolak ukur,

kerja keras dan jerih payah dalam menjalanjan pendidikan di jenjang

perkuliahan agar pada penelitian selanjutnya lebih baik serta menjadi

salah satu bentuk kontribusi terhadap dunia pendidikan. Demikian

kesimpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan. Semoga dapat

memberikan manfaat terhadap peningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia dan secara khusus menjadi bahan pertimbangan sekolah dalam

mengembangkan media komik dalam pembelajaran IPS tidak hanya

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2012) .Penelitian tindakan kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik (Edisi revisi 2010). Jakarta : Rineka Cipta.

Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Beard, C, & Rhodes, T. (2002). Experiential learning: Using comics trip sas'reflective tools'in adult learning. Australian Journal of Outdoor Educatio, 6(2): 58-65.)

BNSP. (2006). “Standar Kompetensi Dasar dan Kompetensi Dasar”. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Darmawan, H. (2012). how to make Comic: menurut para master komik dunia. Jakarta : PT Bentang Pustaka.

Daryanto.( 2013). Media pembelajaran . Yogyakarta : Gava Media.

Djamarah,Syaiful Bahri. (2008) Psikologi Belajar, Edisi 2, Jakarta: Rineka Cipta.

Hasan, H. (1995). Pendidikan Ilmu sosial . Jakarta.

Komalasari, K. (2011). Pembelajaran kontektual : konsep dan aplikasi . Bandung: Refika Aditama.

Masdiono, T (2014). Jurus Membuat Komik. Jakarta : Creativ Media

Muslich, Masnur.(2011). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT Refika Aditama.

Rochiati.(2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rohani, A (1997). Media Intruksional Edukatif. Jakarta : PT Rieka Cipta.

Rusman.(2010). Model-Model Pembelajaran. Bandung : PT Mulia Mandiri Pres.

Sanjaya, W.(2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

(50)

Subana, N dan Daeng, A. (1989). Cara belajar siswa aktif dalam proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sudjana, Nana (1982). Pedoman Praktis Mengajar. Bandung : CV Dermaga.

Sudjana, Nana. (2004). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N dan Rivai, A. (2005). Media Pengajaran . Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugihartono, Ranang agung dkk (2010).Animasi Kartun dari analog sampai digital.Jakarta : PT Indeks.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (mixed Methods). Bandung : CV ALFABETA

Sukardi (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Trianto.(2010). Terpadu Model Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjendikti.

Skripsi :

Avrilliyati, Herlina dkk. (2013).Penerapan Media Komik untuk pembelajaran Fisika model Kooperatif dengan Metode Diskusi pada siswa SMP Negri 5 Surakarta kelas VII tahun ajaran 2011/2012 materi Gerak. Surakarta : Program Studi Pendidikan Fisika P. MIPA UNS.

Ali Rizki, Pebriani. (2013). Upaya meningkatkan kreativitas siswa melalui komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS (Penelitian kelas di SMPN 12 Bandung kelas VII-F). Bandung : Program Studi Pendidikan IPS Fakultas P.IPS. UPI

Lain-lain:

Gambar

Gambar 3.1. Desain Penelitian Kemmis dan Taggar
Tabel 3.1  Kata Kerja Ranah Kognitif

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, untuk membuktikan daun sirsak dapat mengatasi efek samping gentamisin maka diperlukan pengujian efek ekstrak daun sirsak terhadap kadar kreatinin dan

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara dalam memelihara vegetasi hutan yang berfungsi sebagai

To find out about the students interest in reading novel, the writer analyze the Sixth Semester Students as sample, in this step the research is trying to find out about the

Kesadaran hokum masyarakat mengenai pernikahan di bawah umur terhadap hak anak menurut uu no 23 tahun 2002.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pengaruh Latihan Plyometrics Dengan Bentuk Split Squat jump terhadap peningkatan power tungkai Pada olahraga futsal.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Komite audit dan komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kualitas laba juga terhadap nilai perusahaan. kepemilikan

Pengaruh latihan plyometrics dengan bentuk split squat jump terhadap peningkatan power tungkai dan dukungannya terhadap kecepatan tendangan pada olahraga futsal..

6 Suasana yang tercipta baik dari desain interior, eksterior Chirurgie Cafe membuat saya tertarik untuk membeli. 7 Saya membeli di Chirurgie Cafe karena merupakan