• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARATIF KOMPETENSI INTERPERSONAL PRAJA IPDN BERDASARKAN GENDER DAN SUKU BANGSA SERTA IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARATIF KOMPETENSI INTERPERSONAL PRAJA IPDN BERDASARKAN GENDER DAN SUKU BANGSA SERTA IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI KOMPARATIF KOMPETENSI INTERPERSONAL PRAJA IPDN BERDASARKAN GENDER DAN SUKU BANGSA SERTA

IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memenuhi Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

MUHAMAD HAMDI NIM 1101135

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

===============================================================

English Education at Secondary Education

Oleh Muhamad Hamdi

S.Pd UPI Bandung, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Muhamad Hamdi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

(4)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Muhamad Hamdi

STUDI KOMPARATIF KOMPETENSI INTERPERSONAL PRAJA IPDN BERDASARKAN GENDER DAN SUKU BANGSA SERTA

IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Ilfiandra, M.Pd NIP. 19721124 199903 1 003

Pembimbing II

Dr. Tina Hayati Dahlan, S.Psi., M.Pd., psikolog. NIP. 19720419 200912 2 002

Diketahui Oleh

Ketuaa Program Studi Bimbingan dan Konseling

(5)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Muhamad Hamdi. (2014). Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling. Pembimbing I Dr. Ilfiandra, M.Pd. Pembimbing II Dr. Tina Hayati Dahlan, S.Psi., M.Pd., psikolog. Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Ketidakefektifan kompetensi interpersonal seperti kurangnya rasa empati, kurang mempertimbangkan hak orang lain, rasa cemas, bertindak di atas ancaman, dan terkekang dalam harapan merupakan hal yang mendasari dalam penelitian ini. Penelitian bertujuan mengetahui kompetensi interpersonal praja, masalah dirumuskan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) apakah terdapat perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan gender; (2) apakah terdapat perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan suku bangsa; (3) bagaimana rumusan program hipotetik bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kompetensi interpersonal praja IPDN. Metode yang digunakan adalah deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian sebanyak 2017 dan sampel 200, komposisi sampel 44 laki-laki dan 44 perempuan, pengambilan melalui teknik random sampling. Pengukuran melalui angket berbentuk rating-scale model skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN angkatan XXIII tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan jenis kelamin dan berdasarkan suku bangsa. Program bimbingan pribadi sosial dapat diimplementasikan pada praja IPDN tingkat muda praja untuk meningkatkan kompetensi interpersonal.

(6)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Muhammad Hamdi . ( 2014 ) . Comparative Study of Interpersonal Competence Praja IPDN by Gender and Racial And Implications For Guidance And Counseling Program Development . Supervisor I Dr. . Ilfiandra , M.Pd. Supervisor II Dr . Tina Biological Dahlan , S.Psi . , M.Pd. , psychologist . Study Program Guidance and

Counseling .

Ineffectiveness of interpersonal competence as lack of empathy , lack of consideration the rights of others, anxiety , act on the threat , and is locked into the underlying expectations in this study . The study aims to determine the competence of the civil interpersonal , problem formulated in the following research questions : ( 1 ) whether there are differences in interpersonal competence civil IPDN by gender , (2 ) whether there are differences in interpersonal competence civil IPDN of race , (3 ) how the formulation of a hypothetical program socio personal guidance to improve interpersonal competence IPDN civil . The method used is descriptive quantitative approach . The study population as 2017 and 200 samples , the composition of the sample 44 men and 44 women , retrieval via random sampling technique . Measurement through a questionnaire rating- shaped scale Likert scale models . The results showed that there were no differences in interpersonal competence civil force IPDN XXIII school year 2012/2013 by gender and by ethnicity . Socio personal guidance program can be implemented at the level of civil IPDN young civil to improve interpersonal competence

(7)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 8

D. Tujuan Penelitian... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Definisi Kompetensi Interpersonal... 10

B. Teori-teori Kompetensi Interpersonal ... 13

C. Pentingnnya Kompetensi Interpersonal ... 28

D. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Interpersonal ... 31

1. Tahap-tahap Hubungan Interpersonal ... 34

2. Status Gender ... 38

3. Sifat antar budaya yang Memengaruhi Terhadap interaksi ... 47

4. Pengembangan Kompetensi Interpersonal ... 57

E. Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling ... 67

1. Perencanaan (planning)... 68

2. Perancangan (designing) ... 69

3. Penerapan (implementing) ... 69

4. Evaluasi (evaluating) ... 70

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 73

B. Populasi dan Sampel ... 73

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 78

D. Instrumen Penelitian ... 79

E. Analisis Data ... 80

(8)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender ... 83

1. Aspek Peka Terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain ... 88

2. Aspek Asertif ... 95

3. Aspek Nyaman dengan Diri Sendiri dan Orang Lain ... 96

4. Aspek Membiarkan Orang Lain Bebas ... 97

5. Aspek Ekspektasi yang Realistis Tentang Diri Sendiri dan Orang Lain ... 99

6. Aspek Perlindungan Diri Dalam Situasi Interpersonal ... 100

B. Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Suku Bangsa ... 100

1. Aspek Peka Terhadap Diri Sendiri dan Orang Lain ... 106

2. Aspek Asertif ... 110

3. Aspek Nyaman dengan Diri Sendiri dan Orang Lain ... 113

4. Aspek Membiarkan Orang Lain Bebas ... 116

5. Aspek Ekspektasi yang Realistis Tentang Diri Sendiri dan Orang Lain ... 119

6. Aspek Perlindungan Diri Dalam Situasi Interpersonal ... 122

D. Implikasi Interpersonal Terhadap Pengembangan Pribadi Praja IPDN ... 125

1. Rasional ... 125

2. Asumsi ... 129

3. Visi Misi Program ... 130

4. Tujuan Program ... 130

5. Kompetensi Fasilitator ... 133

6. Komponen Program ... 135

7. Rencana Layanan ... 139

8. Evaluasi dan Indikator Keberhasilan ... 141

E. Hasil Validasi Rasional Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Komptensi Interpersonal Praja ... 142

F. Keterbatasan Penelitian ... 144

(9)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Efek Atraksi Interpersonal Pada Kebutuhan Interpersonal ... 17

2.2 Karakteristik Orang yang Bersikap Terbuka dan Tertutup ... 64

3.1 Populasi Penelitian ... 74

3.2 Sampel Penelitian ... 76

3.3 Kisi-kisi Instrumen ... 80

4.1 Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender ... 83

4.2 Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Jenis Kelamin ... 87

4.3 Uji Normalitas Data ... 101

4.4 Uji Homoginitas Varians... 101

4.5 Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Suku Bangsa ... 102

4.6 Perbandingan Rata-rata Skor dan Simpangan Baku ... 103

4.7 Kompetensi Interpersonal Praja Berdasarkan Aspek ... 130

4.8 Kompetensi Interpersonal Praja Berdasarkan Indikator ... 131

4.9 Rencana Layanan Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk Meningkatkan Kompetensi Interpersonal ... 139

(10)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

(11)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.2 Rangkaian Penelitian Program Bimbingan Pribadi Sosial untuk

(12)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Bagan Halaman

2.1 Konsep Teori Nurture ... 40

2.2 Konsep Teori Nature ... 41

2.3 Konsep Teori Equilibrium ... 42

(13)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1

PENDAHULUAN

Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A.Latar Belakang Penelitian

Manusia adalah mahluk sosial. Hal tersebut mengandung arti bahwa sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu menjalin hubungan dengan orang lain. Studi yang dilakukan Larson, Csikszantmihalyi, dan Graef (1982) menemukan bahwa 70 persen dari 179 remaja dan orang dewasa melakukan aktivitas bersama orang lain setidaknya dua kali dalam sehari.

Manusia hidup tidak dapat lepas dari hubungannya dengan orang lain. Pembahasan-pembahasan tentang interpersonal menjadi sangat penting untuk membantu keberlangsungan hidup antar manusia, utamanya dalam berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain. Seiring kemajuan zaman berbagai telaah yang mendalam telah dilakukan untuk merumuskan pengertian yang jelas tentang hubungan interpersonal, bagaimana proses terbentuknya, bagaimana mempertahankan hubungan yang baik, dan bagaimana memperbaiki sebuah hubungan yang telah memudar.

(14)

2

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpersonal competencies complement intrapersonal competencies in that both

are necessary for psychological growth and need fulfillment.”

Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) adalah institusi yang mempunyai peran penting dalam mencetak lulusan yang ahli dan profesional yang di tuntut untuk dapat menjadi abdi negara. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 800-223 tahun 2012 tentang kode etik khusus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan sekretariat jenderal kementerian dalam negeri berbunyi:

Membentuk sikap dan perilaku PNS sekretariat jenderal yang dapat menjadi teladan dan panutan bagi PNS di lingkungan satuan Kementerian Dalam Negeri, menumbuhkan dan memiliki rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas kedinasan serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan meningkatkan profesionalisme PNS sekretariat jenderal.

IPDN mempunyai kekhasan tersendiri, mahasiswa di kenal dengan sebutan praja dimulai dari tingkat Muda Praja, Madya Praja, Nindya Praja Hingga Wasana Praja. Praja berasal dari 33 ibukota provinsi di Indonesia. Dengan kentalnya perbedaan bahasa, ras, suku, agama, adat dan budaya, mengharuskan untuk dapat disatukan dalam satu kesatuan pencapaian tujuan dan harapan bersama.

(15)

3

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IPDN merupakan satu satunya perguruan tinggi kedinasan di Indonesia yang terdiri dari, bahasa, ras, suku, adat dan budaya yang berbeda-beda. Hal ini menuntut sikap yang efektif dan sesuai dengan harapan bersama dalam ruang kompetensi interpersonal.

Praja dalam penelitian ini adalah tingkat muda praja yang mempunyai rentang usia antara 18 – 20 tahun yang termasuk pada tahap perkembangan masa remaja dan tahap perkembangan masa dewasa awal. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hurlock (1980:206 – 246) mengemukakan “masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas atau tujuh belas tahun, dan masa dewasa dini dimulai pada umur kira-kira delapan belas tahun sampai kira-kira umur empat puluh tahun.”

Lebih lanjut Syamsu & Nani (2011:12) bahwa “periode remaja adalah masa transisi antara masa anak dengan masa dewasa, terentang dari usia sekitar 12/13 tahun sampai usia 19/20 tahun, yang ditandai dengan perubahan dalam aspek biologis, kognitif, dan sosioemosional.”

(16)

4

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kategorikan rendah; Firmansyah (2013) terdapat persentase sebesar 62% di kategorikan rendah.

Kompetensi interpersonal menurut Cavanagh dan Levitov (Tina,2011:43-44) sebagai berikut: (1) peka terhadap diri sendiri dan orang lain;(2) asertif;(3) kenyamanan dengan diri sendiri dan orang lain;(4) membiarkan orang lain bebas;(5) ekspektasi yang realistis tentang diri sendiri dan orang lain;(6) perlindungan diri dalam situasi interpersonal. Berdasarkan studi pendahuluan peneliti, terlihat bahwa aspek-aspek kompetensi interpersonal yang masih terlihat kurang efektif adalah sebagai berikut:(1) kurangnya rasa empati ketika memberikan bentuk konsekuensi;(2) kurang mempertimbangkan hak orang lain membuat orang lain merasa terkekang;(3) adanya rasa cemas, kekwatiran serta bertindak di atas ancaman;(4) tidak membiarkan orang lain berada dalam suasana santai dan nyaman;(5) terkekang dengan harapan kepada orang lain;(6) adanya hubungan yang didasarkan ancaman orang lain.

(17)

5

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supratiknya (1995:52) menyatakan bahwa “salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam hubungan interpersonal yang intim adalah kesulitan mengomunikasikan perasaan secara efektif.” Ragam masalah dalam interpersonal muncul bukan karena perasaan yang kita alami sendiri, melainkan kita gagal mengomunikasikannya secara efektif. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Tubbs (2005:240) bahwa “interaksi antara orang-orang yang berbeda budaya telah menimbulkan lebih banyak salah pengertian daripada pengertian.”

Dengan kentalnya perbedaan ras, budaya, bahasa dan tradisi yang dibawa dari masing-masing eksistensi asal praja, mencakup perwakilan dari seluruh wilayah di indonesia, perbedaan itu menuntut praja untuk mempunyai kompetensi interpersonal dalam membentuk hubungan yang efektif, produktif dan berkesinambungan sebagaimana Cavanagh (2002:217) bahwa “Interpersonal competencies act as bridges that link the individual with the external

environment” (kompetensi interpersonal berperan sebagai jembatan yang menghubungkan dirinya dengan dunia luar). Apabila orang dapat berhubungan dengan dirinya dan orang lain secara baik, maka ia akan dapat memenuhi kebutuhannya secara lebih baik. Hal ini dipertegas oleh Tina (2011) bahwa” apabila kompetensi intrapersonal dan interpersonal meningkat, maka pemenuhan kebutuhan akan meningkat pula...”

(18)

6

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B.Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Kesenjangan yang muncul akibat ketidakefektifan kompetensi interpersonal. Seperti yang dikemukakan oleh David Riesman (2002) bahwa “ketika seseorang tidak memiliki hubungan yang baik dengan diri sendiri atau orang lain, kesepian dapat terjadi bahkan di tengah-tengah keramaian sekalipun.” Permasalahan keluarga, tekanan psikologis, penyakit fisik, frustrasi pribadi dan sakit hati, tidak puas dalam kehidupan sosialnya, serta adanya pertentangan diri dengan lingkungan. Hubungan hanya berazaskan konten sementara itu azas ini bertentangan dengan apa yang dikemukakan oleh Rakhmat (2011:117) bahwa” hubungan interpersonal bukan hanya menyampaikan isi pesan namun juga

menentukan kadar hubungan interpersonal bukan hanya menentukan “content” tetapi juga “relationship”.

Beberapa teori di atas menunjukkan pentingnya kompetensi interpersonal untuk diketahui dan dimiliki individu khususnya praja, sehingga hubungan interpersonal akan lebih terarah dan mempunyai integritas di setiap hubungan antara praja dan praja yang lain baik kepada junior maupun kepada senior.

(19)

7

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhambatnya tugas-tugas perkembangan praja apabila tidak mendapat perhatian yang intensif. Sebagaimana dikemukakan oleh Hurlock (1980:213) bahwa “salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial.” Bimbingan dan konseling yang dirumuskan untuk membantu praja mempunyai kompetensi interpersonal baik terhadap diri sendiri maupun dengan lingkungan. Perumusan program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk meningkatkan kompetensi interpersonal praja merujuk kepada kompetensi interpersonal yang dituangkan oleh Cavanagh dan Levitov, (Tina,2011) yang di yakini bahwa praja mampu berinteraksi secara efektif efisien dan konstruktif serta tidak menghambat tahap-tahap perkembangannya.

Data-data yang dihimpun oleh supriadi (2011:167) diketahui bahwa

“…semakin sering persoalan-persoalan yang bersumber dari keragaman budaya

klien muncul dan sulit dipecahkan dalam proses pendidikan dan konseling…”

(20)

8

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini adalah seperti apa kompetensi interpersonal praja IPDN tingkat muda praja angkatan XXIII tahun ajaran 2012/2013.

C.Pertanyaan Penelitian

Supaya penelitian lebih fokus dan terarah, maka pertanyaan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut

1.Apakah terdapat perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan gender?

2.Apakah terdapat perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan suku bangsa?

3.Bagaimana rumusan program hipotetik bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kompetensi interpersonal praja IPDN?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi interpersonal praja IPDN tingkat muda praja angkatan XXIII tahun ajaran 2012/2013. Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah untuk memperoleh data secara empirik mengenai:

1. Perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan gender. 2. Perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan suku bangsa. 3. Rumusan program hipotetik bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan

kompetensi interpersonal praja IPDN. E.Manfaat Penelitian

(21)

9

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi interpersonal yang dilihat dari kompetensi interpersonal praja IPDN tingkat muda praja angkatan XXIII tahun ajaran 2012/2013.

(22)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas tentang pendekatan penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, analisis data dan tahapan penelitian

A.Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yang dimaksudkan untuk menjaring data mengenai kompetensi interpersonal praja. Data penelitian berupa skor (angka-angka) dan diproses melalui analisis rata-rata. Data tersebut dideskripsikan untuk mengetahui kompetensi interpersonal praja. Selanjutnya hasil kompetensi interpersonal praja dijadikan dasar untuk merumuskan program hipotetik yang akan direkomendasikan.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sebagaimana Happner et al. (2008:224) menyatakan penelitian deskriptif adalah strategi penelitian yang membantu untuk menentukan eksistensi dan gambaran karakteristik suatu fenomena tertentu. Fenomena yang dimaksud adalah kompetensi interpersonal praja tingkat muda praja angkatan XXIII tahun ajaran 2012/2013

B.Populasi dan Sampel

(23)

74

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

praja merupakan kandidat pemimpin salah-satu lembaga di Indonesia. Oleh karenanya kompetensi interpersonal diyakini sebagai nilai tambah dalam mewujudkan sosok pemimpin yang professional.

Alasan memilih praja tingkat muda adalah bahwa praja dianggap sebagai individu yang baru masuk lingkungan baru. Salah-satu tuntutan praja dalam menyikapinya ialah mempunyai kompetensi interpersonal, sebagaimana Hurlock (1980:213) mengemukakan bahwa” salah satu tugas perkembangan masa remaja

yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial.” di sisi lain, studi pendahuluan menunjukkan bahwa di bagian pengasuhan IPDN, masih terlihat praja yang mendapatkan konsekuensi atas beberapa kekeliruan yang diperbuat. Penelitian ini melibatkan 33 provinsi karena saat pengumpulan data belum terjadinya pemekaran provinsi dari 33 provinsi menjadi 34 provinsi. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Provinsi Jumlah Populasi

(24)

75

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Nama Provinsi Jumlah Populasi

(25)

76

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2

Distribusi Sampel Penelitian

Berdasarkan Provinsi, jenis Kelamin dan Suku Bangsa

No Nama Provinsi JK Jumlah

Suku*

1 2 3 4 5 6 7

Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

1 Nanggroe Aceh Darussalam 4 4 8

2 Sumatera Utara 5 5 10 4 4

3 Sumatera Barat 4 4 8 3 3

4 Riau 5 5 10

5 Kepulauan Riau/kepri 2 3 5

6 Jambi 3 3 6

7 Sumatera Selatan 2 2 4 2

8 Bangka Belitung 1 1 2

9 Bengkulu 1 2 3

10 Lampung 2 2 4 2

11 DKI Jakarta 2 2 4

12 Jawa Barat/ Jabar 7 7 14 2 6 7

13 Banten 2 1 3 2

14 Jawa Tengah/ Jateng 6 7 13 6 7

15 DI Yogyakarta 1 1 2

16 Jawa Timur/ Jatim 5 6 11

17 Kalimantan Barat / Kalbar 4 4 8 5 4

18 Kalimantan Tengah / Kalteng 1 2 3 2

(26)

77

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Nama Provinsi JK Jumlah

Suku*

1 2 3 4 5 6 7

Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

20 Kalimantan Selatan / Kalsel 2 1 3 2

21 Bali 3 2 5

22 Nusa Tenggara Barat 4 3 7

23 Nusa Tenggara Timur 3 2 5

24 Sulawesi Selatan / Sulsel 5 6 11 5 4

25 Sulawesi Tengah / Sulteng 2 1 3

26 Sulawesi Utara / Sulut 4 4 8 2

27 Gorontalo 1 1 2

28 Sulawesi Tenggara / Sultra 2 2 4

29 Maluku 2 3 5

30 Maluku Utara 2 2 4

31 Papua 5 6 11 5 6

32 Papua Barat 3 2 5 3 2

33 Sulawesi Barat / Sulbar 2 1 3

Jumlah 100 100 200 6 4 5 3 8 9 6 9 7 4 5 6 8 8

Ket

(27)

78

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu kompetensi interpersonal, jenis kelamin, dan daerah asal praja. Variabel kompetensi interpersonal terdiri atas enam aspek, sebagaimana dikemukakan oleh Cavanagh dan Levitov (Tina, 2011:43 – 44) yaitu:

1) Peka terhadap diri sendiri dan orang lain, yaitu sadar akan pemikiran dan perasaan diri sendiri dan melibatkan kesadaran tersebut dalam membuat respon yang tepat kepada orang lain. Sedangkan peka terhadap orang lain berati bahwa seseorang itu merasa pemikiran dan perasaan yang lebih dalam yang tersembunyi dibalik kata dan tindakan orang lain.

2) Asertif, yaitu mengkomunikasikan apa yang menjadi hal mereka secara jujur dan konstruktif

3) Nyaman dengan diri sendiri dan orang lain, yaitu terbuka dalam menunjukkan diri sendiri yang sebenarnya. Orang tersebut bereaksi secara spontan karena mereka tidak menggunakan mekanisme sensor untuk menahan reaksi dan menghapus bagian mereka yang tidak ingin diperlihatkan kepada orang lain. 4) Membiarkan orang lain bebas, yaitu membiarkan orang lain untuk menjadi diri

mereka sendiri. Orang yang membiarkan orang lain untuk bebas, memungkinkan orang lain untuk berinteraksi dengan mereka secara santai, saling menguntungkan dan memuaskan.

(28)

79

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa kualitas-kualitas tertentu merupakan suatu kebaikan, namun mereka mengakui bahwa dalam waktu dan situasi tertentu mereka akan gagal untuk menunjukkan kualitas tersebut.

6) Perlindungan diri dalam situasi interpersonal, yaitu kemampuan untuk mengatasi apapun yang terjadi di dalam hubungan interpersonal tanpa terpengaruh secara pribadi.

Variabel gender dibatasi pada jenis kelamin yaitu jenis kelamin laki-laki dan perempuan, selanjutnya variabel suku bangsa dibagi berdasarkan klasifikasi suku bangsa Indonesia yang dipetakan oleh Koentjaraningrat (2009:314 – 322) yaitu terdapat empat peta wilayah, mengingat proporsi utusan praja yang berbeda-beda serta persamaan sistem kemasyarakatan maka wilayah asal praja dikategorikan menjadi enam kepulauan diantaranya: sumatera, jawa, kalimantan, sulawesi, bali-NTT-NTB, dan papua-maluku, selanjutnya pengklasifikasian suku bangsa dipilih berdasarkan suku bangsa yang mendominasi di kepulauan tersebut, suku bangsa tersebut di antaranya: suku bangsa Batak, suku bangsa Minangkabau, suku bangsa Sunda, suku bangsa Jawa, suku bangsa dayak, suku bangsa Bugis, dan suku bangsa Muyu.

D.Instrumen Penelitian

(29)

80

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

a.Individu menyadari pemikiran diri sendiri dan melibatkan kesadaran tersebut dalam membuat respon yang tepat kepada orang lain.

1 b.Individu menyadari perasaan diri sendiri dan

melibatkan kesadaran tersebut dalam membuat respon yang tepat kepada orang lain.

2 c.Individu merasakan pemikiran orang lain secara

lebih dalam yang tersembunyi di balik ucapan dan tindakan lain.

3 d.Individu merasakan perasaan orang lain secara

lebih dalam yang tersembunyi di balik ucapan dan tindakan lain.

4 e.Individu mengenali kapan waktu yang tepat

untuk mengatakan ataupun tidak mengatakan sesuatu.

5-10 2. Asertif Individu mampu mengemukakan pendapatnya

secara jujur dan konstruktif. 11-14 3. Nyaman

dengan diri sendiri dan orang lain.

Individu mampu bereaksi secara spontan serta mengeksesikan pemikiran dan perasaan secara

terbuka 15-20

4. Membiarkan orang lain bebas

Individu membiarkan orang lain untuk menjadi diri mereka sendiri sehingga orang lain dapat berinteraksi dengan mereka secara santai, saling menguntungkan, dan memuaskan.

Individu menyadari bahwa kualitas-kualitas tertentu merupakan suatu kebaikan, namun mereka mengakui bahwa dalam waktu dan

Individu mampu untuk mengatasi apapun yang terjadi di dalam hubungan interpersonal secara

(30)

81

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Analisis Data

Analisis data dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. pertanyaan penelitian nomor satu yaitu Apakah terdapat perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan gender. Untuk menjawab pertanyaan tersebut yaitu dengan perhitungan rata-rata skor dan simpangan baku, selanjutnya menentukan nilai ambang (threshold) yang dilakukan untuk mengetahui aspek yang dianggap bias atau dominan, Perhitungan dilanjutkan dengan uji perbedaan dua rata-rata melalui teknik t tes. Sedangkan untuk menjawab pertanyaan nomor dua, yaitu Apakah terdapat perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan suku bangsa yaitu sebelum uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan teknik analisis of varians (ANOVA) terlebih dahulu menghitung normalitas data dan homoginitas varians, hal ini dilakukan untuk mengetahui kriteria penggunaan tekhnik analisis of varians sudah terpenuhi. Keseluruhan perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan software SPSS persi 17

for windows. Selanjutnya untuk menjawab pertanyaan nomor tiga yaitu

bagaimana rumusan program hipotetik bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kompetensi interpersonal praja IPDN. Perumusan program hipotetik dirumuskan berdasarkan analisis kebutuhan (needs assessment) dan teori yang meendukung tentang pengembangan kompetensi interpersonal.

F. Tahapan Penelitian

(31)

82

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.Pada tahap studi pustaka dan studi lapangan, peneliti melihat kondisi dilapangan sekaligus masalah dilapangan yang sangat krusial untuk diteliti yang dikaji berdasarkan pertimbangan-pertimbangan baik hambatan, distorsi maupun kendala praja, tingkat muda praja angkatan XXIII tahun ajaran 2012/2013 dalam menempuh tahap-tahap perkembangan yang efektif dan produktif. Pada tahap studi pustaka peneliti mencari teori yang relevan atau yang mengintervensi atas masalah yang dihadapi praja.

2.Dari hasil identifikasi tersebut peneliti membuat perumusan program hipotetik yang dirumuskan berdasarkan analisis kebutuhan (need assessment)

3.Validasi program hipotetik melibatkan tiga pakar Bimbingan dan Konseling yaitu: Prof. Dr. Syamsu Yusuf, L.N., M.Pd, Prof. Dr. Achmad Juntika Nurihsan, M.Pd., dan Dr. Ipah Saripah, M.Pd. penilaian dilakukan secara tertulis dengan menggunakan lembar penilaian program hipotetik sekaligus diskusi secara lisan. Masukan serta saran dari ketiga pakar tersebut dilibatkan untuk merevisi program hipotetik menjadi program yang lebih layak untuk memenuhi tujuan peneitian.

4.Tahap berikutnya melakukan perbaikan sesuai dengan arahan ketiga pakar selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk dilakukan perbaikan.

(32)

83

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kompetensi interpersonal praja divisualisasikan pada Gambar 3.1

STUDI PUSTAKA

STUDI LAPANGAN

PERUMUSAN PROGRAM

REVISI

VALIDASI RASIONAL

PROGRAM HIPOTETIK

YANG DIREKOMENDA

SIKAN

Gambar 3.1

(33)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini, disimpulkan perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan gender, perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN berdasarkan suku bangsa.

A.Simpulan

Secara eksplisit temuan penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tidak terdapat perbedaan kompetensi interpersonal praja IPDN angkatan

XXIII tahun ajaran 2012/2013 berdasarkan gender.

2. Tidak terdapat perbedaan kompetensi interpersonal praja berdasarkan suku bangsa.

3. Program hipotetik bimbingan pribadi sosial direkomendasikan untuk meningkatkan dan mempertahankan kompetensi interpersonal praja. Tidak ada perbedaan fokus pengembangan kompetensi interpersonal praja berdasarkan gender maupun suku bangsa. Dengan kata lain program pribadi sosial dapat diimplemantasikan pada seluruh tingkatan praja.

B.Rekomendasi

(34)

146

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pusat Bimbingan dan Konseling IPDN

Program bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kompetensi interpersonal praja kiranya dapat digunakan sebagai alternatif pelaksanaan layanan program bimbingan dan konseling di IPDN sebagai upaya meningkatkan kompetensi interpersonal praja khususnya tingkat muda dalam melakukan hubungan interpersonal. Dalam implementasinya, pusat bimbingan dan konseling dapat bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, seperti bidang pengasuhan, pakar bimbingan dan konseling, praktisi bimbingan dan konseling, lembaga swadaya masyarakat sebagai mentor pemberdayaan masyarakat. Sebagai pembuat program hipotetik bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan kompetensi interpersonal praja, peneliti siap untuk mengakomodasi dalam pengaplikasian layanan program apabila diperlukan.

2. Bidang Pengasuhan IPDN

Data tentang kompetensi interpersonal praja dapat dijadikan pelengkap profil praja sebagai bahan need assessment dalam upaya pengembangan program di bidang pengasuhan.

3. Peneliti Selanjutnya

Dengan berpijak pada temuan-temuan dan keterbatasan-keterbatasan penelitian ini, maka direkomendasikan bagi peneliti selanjutnya untuk mengangkat tema-tema sebagai berikut:

(35)

147

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Bentuk alat ukur kompetensi interpersonal yang komprehensif yang sejalan dengan makna kompetensi interpersonal yaitu mencakup pengetahuan, sikap dan skill.

(36)

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S. (2012). “Strategi Kesopanan Berbahasa Masyarakat bugis Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan”. Jurnal Bahasa dan Seni. 40, (1),1-13.

Afif. A. (2009). “Identitas Sosial orang Minangkabau yang keluar dari Islam”.

Jurnal Psikologi. 36, (2), 205-214.

Ali, R., Indrawati, S. dan Masykur, A.M. (2010) “Hubungan Antara Identitas Etnik dengan Prasangka terhadap Etnik Tolaki pada Mahasiswa Muna di

Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi tenggara” Jurnal Psikologi Undip.

7, (1), 18-26.

Almos, R. (2013) “Ujaran Pantang Salah Satu Budaya Tutur Masyarakat Minangkabau”. Jurnal Elektronik. Jilid 4.

Allport, G.W. (1960). Personality and social encounter. Boston: Beacon Press.

Amaluddin. (2010). “Nyanyian Rakyat Bugis Kajian Bentuk, Fungsi, Nilai, dan

Strategi Pelestariannya”. Jurnal Bahasa dan Seni. 38, (1), 51-62.

Anharudin dan Fatimah, S. (2012). “The Resistance Papua Province Toward

Transmigration Program”. Jurnal Ketransmigrasian. 29 (1), 57-64.

Anindyajati, M. dan Karima, C.M. (2004) “ Peran Harga Diri terhadap Asertivitas Remaja Penyalahguna Narkoba di Tempat-tempat Rehabilitasi

Penyalahguna Narkoba”. Jurnal Psikologi. 2 (1), 49-73.

Aprilianti, A. (2013). Transformasi Identitas Mahasiswa Suku Sunda di Unikom

Bandung. Skripsi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Arifin, Z. (2004). “Minangkabau dan Potensi Etnik dalam Paradigma Multikultural”. Seminar Internasional Kebudayaan: Padang.

Arkam, Liza Akmalia. (2007). Perbedaan Kompetensi Interpersonal Antara

Penyiar Radio laki-laki dan Perempuan. Skripsi pada Fakultas Psikologi

Universitas Gunadarman: tidak diterbitkan.

Aronson, E. (1972). The Social Animal. San Francisco: W.H Freeman and Company.

Asteria. (2008). “Perkembangan Penataan Interior Rumah Betang Suku Dayak

(37)

149

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Badan Pembinaan Hukum Nasional. (2005). Laporan Akhir Penelitian Hukum

Tentang Perkembangan Hukum Adat di Provinsi Sulawesi Selatan, Jakarta:

BAPENAS.

Bahri, S. (Tt). “Interferensi Sintaksis Bahasa Minangkabau dalam Bahasa

Indonesia pada Masyarakat Minang perantau di Medan” studi lapangan pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan: Medan.

Baron, R.A., dan D. Byrne. (1979). Social Psychology:Understanding Human

Interaction. Boston: Allyn and Bacon, Inc

Baron, R.A., Byrne, D., & Branscombe, N. R. (2008). Social Psychology 12th Edition. Boston: Allyn and Bacon

Baron, R.A., Byrne, D., & Branscombe, N. R. (2006). Social Psychology 11th Edition. Boston: Allyn and Bacon

Bonivor, A.A. (Tt). “ Akulturasi Masyarakat Batak di Pontianak”. Studi Lapangan: Pontianak

Buber, M. (1957). I and Thou. Edinburg: T. and T. Clark.

Byrne, D. (1971). The Attraction Paradigm. New York: Academic Press.

Cavanagh, Michael E. dan Levitov, Justin E. (2002). The Counseling Experience,

A Theoretical and Practical Approach. Long Grove: Waveland.

Creswell, J W. (2010) Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Corey, G. (2013). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

Dahlan, Tina, H. (2011). Model Konseling Singkat Berfokus Solusi (Solution

Focused Brief Counseling) dalam Setting Kelompok untuk Meningkatkan Daya Psikologis Mahasiswa. Disertasi pada Program Studi Bimbingan dan

Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Departemen Komunikasi dan Informatika. (2009). Efektivitas Diseminasi

Informasi pengurangan Resiko bencana di Daerah Rawan Bencana.

Jakarta: Depkominfo.

(38)

150

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Devito, Joseph A. (1989) The Interpersonal Communication Book, Fifth Edition, Harper & Row, new York: Publishers.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan

Bimbingan dan Konselinng Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta:

PMPTK.

Dovidio, J.F,. Ellyson, D. L,. Keating, C. F,. Heltman, K,. & Brown, C.E. (1988).

“The Relationship of Social Power to Visual Displays of Dominance Between Men and Women”. Journal of Personality and Social Psychology, 54,233-242.

Eliasa, Eva Imania. (2010). Program Bimbingan Pribadi Sosial Untuk

Meningkatkan Kompetensi Intrapersonal dan Interpersonal Siswa (Studi Pengembangan di Kelas X SMA Darul Hikam Bandung Tahun Ajaran 2009/2010. Tesis pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan. Ellis, A. (2007). Terapi R.E.B Agar Hidup Bebas Derita. Yogyakarta: B-First. Endarmoko, E. dan Erkelens, J. (Eds) (2001). Belanda di Irian Jaya. Jakarta:

Garba Budaya.

Fensterheim, H. dan Baer, J. (1980). Don`t Say Yes When You Want to Say No. Gunung Jati.

Fitrianto, H. (2013). Pola Komunikasi dalam Keluarga Etnis Minangkabau di

Perantauan dalam membentuk Kemandirian Anak. Skripsi pada Psikologi

Universitas Gunadarma Depok: tidak diterbitkan.

Fraenkel Jack R,. Wallen, E. dan Hyun, H. (2012). How to Design and Evaluate

Research in Education. New York: the McGraw-Hill.

Franklin, J P. (2008). BuilingLeaders The West Point Way. Yogyakarta: Gradien Mediatama.

Fromm, E. (1962). The Art Of Loving. London: Allen and Unwin. Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Gani, E. (2009). “Kajian Terhadap Landasan Filosofi Pantun Minangkabau.

(39)

151

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gunawan, K. (2011) “Manajemen Konflik Atasi Dampak Masyarakat Multikultural di Indonesia”. Journal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis. 2, (2), 221-224.

Gusnawaty. (Tt). Pola Sapaan dalam Bahasa Bugis Ritual Harmoni yang

merekatkan. Studi lapangan pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Hasanuddin Makassar: tidak diterbitkan.

Hall, C.S,. dan Lindzey, G. (1993). Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius.

Happner, P. Paul, Kivlighan, Dennis M, dan Wampold, Bruce E. (2008). Research

Design In Counseling Third Edition. Belmon USA: Thonson Brook/Cole

Ipah Saripah. (2006). ” Program Bimbingan untuk Mengembangkan Perilaku

Prososial Anak”. Tesis pada Program Pasca Sarjana UPI Bandung : tidak diterbitkan

Heider, F. (1958). The Psychology of Interpersonal Relations, New York: John Wiley and Sons.

Herdiyanto, Y.K dan Yuniarti, K.W. (2012). “ Budaya dan Perdamaian Harmoni

dalam kearifan lokal Masyarakat Jawa Menghadapi perubahan Pasca

Gempa”. Jurnal Humanitas. 9, (1). 29-42.

Herimanto dan Winarno. (2010). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Idrus, M. (2007). “Makna Agama dan Budaya bagi Orang Jawa”. Jurnal UNISIA.

30, (66). 391-401.

Ihwan, (2013). Sifat dan Karakter Orang Jawa online: blogspot [Online] Tersedia: http://ihwan42.blogspot.com [18,November 2013].

Ilfiandra. (2002). Program Pelatihan untuk Mambantu Guru yang Mengalami

Kejenuhan kerja (Burnout) Tesis pada Program Studi Bimbingan dan

Konseling Sekolah Pascasaarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Januri, M.F. dan Alfan. M. (2011). Dialog Pemikiran Timur-Barat. Bandung: Pustaka Setia.

(40)

152

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karomani. (2011). “Persepsi dan Prasangka Antar Etnik di Lampung Selatan”.

Jurnal Sosiohumaniora, 13, (1) 39-57.

Kaufman, Roger A. (1972) Educational System Planning. New Jersey:Prentice Hall Inc., Engleewood Cliffs.

Khatimah, K. (2012). Pengamalan Nilai Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge di

Lingkungan Forum Komunitas Mahasiswa Bone Yogyakarta. Skripsi pada

FKMB-Y Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Kinseng, R. dan Saharuddin. (2009). “Pola Penyebaran dan Mobilitas Sosial Nelayan bugis di Indonesia”. Prosiding Hasil-hasil Penelitian IPB.

Koentjaraningrat. (2004). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

___________. (2005). Pengantar Antropologi Pokok-pokok Etnografi II. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

___________. (2009). Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). (2004).

Laporan Penelitian Bisnis Militer di Boven Digoel Papua, Boven Digoel

Papua: Tim Peneliti Bisnis Militer.

Lamria, M. (2004). “ Analisis Penyebab Terjadinya Konflik Horizontal di Kalimantan Barat”…

Latipun. (2006). Psikologi Konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Lesmana, J M. (2005). Dasar-dasar Konseling, Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Lickona, T. (2012). Character Matters. Jakarta: Bumi Aksara.

Liliweri, A. (2009). Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.

Lind, E. A. & Tyler, T.R. (1988). The Social Psychology of Procedural Justice. Plenum Press, New York.

Manik, H.S. (2012). “Makna dan Fungsi Tradisi Sinamot dalam Adat Perkawinan Suku Bangsa Batak Toba di Perantauan Surabaya”. Jurnal Biokultur. 1 (1),

(41)

153

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Manurung, T.P. (2013). Ungkapan dalam Bahasa Batak Toba; Studi Bentuk,

Makna dan Pemakaian pada Masyarakat Batak Toba di Kota Jambi. Skripsi

pada FKIP Universitas Jambi: tidak diterbitkan.

Marwan, I.A. (Tt) Peranan Perilaku Asertif dan Diosentrisme terhadap

Kesejahteraan Subyektif pada Orang Jawa dan Orang Batak. Skripsi

Membership pada Perpustakaan Universitas Indonesia: tidak diterbitkan.

Masturah, A.N. (2013). “Pengungkapan Diri Antara Remaja Jawa dan Madura”.

Jurnal Online Psikologi. 01, (01). 55-64

Mcleod, J .(2006). Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Prenada Media Group.

Mcleod, J .(2010). Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus. Jakarta: Prenada Media Group.

Miceli, M.P., Jung, I., Near, J.P. & Greenberg, D.B. (1991). “Predictors and Outcomes of Reactions to Pay- for-Performance Plans”. Journal of Applied

Psychology, 76, 508-521.

Miller., John, P. (2002). Cerdas di Kelas Sekolah Kepribadian. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Miller, R.S., & Perlman, D.,S. (2007). Intimate Relationship Fourth Edition.USA: McGraw-Hill.

Miller, R.S., & Perlman, D.,S.(2009). Intimate Relationship Firth Edition USA: McGraw-Hill.

Miharja, D. (2013). Integrasi Agama Islam dengan Budaya Sunda. Ringkasan Disertasi Doktor pada Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung: tidak diterbitkan

Minton, J.W., Lewicki, R.J. & Sheppard, B.H. (1994). Unjust Dismissal in the Context of Organizational Justice. The Annals of The American Academy of

Political and Social Sciences,…135-148.

Moriyama, M. (2003) “Mencari Akar Pemikiran Sastra Sunda Modern Setelah Masuknya Pengaruh Belanda pada Paruh Kedua Abad Ke-19”. Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional XIV Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia, Surabaya.

Mulyana, D. (2003). Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyanto, D. (2011). Antropologi Marx. Karl Marx Tentang Masyarakat dan

(42)

154

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Muro, James J & Kottman, Terry. (1995). Guidance and Counseling In The

Elementary and Middle School : A Practical Approaches. USA : Wm. C

Brown Communication, Inc.

Nasikun, (1974). Sebuah Pendekatan Untuk Mempelaiari Sistim Sosial Indonesia. Yogyakarta: Penerbitan Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik UGM.

Oliva, Feter, F. (1992). Developing The Curriculum. New York: HarperCollins Publishes Inc.

Partini. (2013). Bias Gender Birokrasi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Pines, A. M. (1999). Falling in love. Why we choose the lovers we choose. New york: Routledge. Dari E-Book.

Poerwanto, H. (2008). Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif

Antropologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pradadimara, D. (2006). “ Tentang Manusia Bugis”. Makalah pada Kamasuka Muhammadiyah, Yogyakarta.

Pratiwi, M,M, Shinta. (1988). Kemampuan Hubungan Interpersonal Ditinjau dari

Konsep Diri pada Sisw Sekolah Perawat Kesehaatan R.S. Elizabeth. Skripsi

pada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranoto. semarang: tidak diterbitkan.

Print, Murray. (1993). Curriculum Development And Design. Australia: Allen & Unwin Pty Ltd, St., Leonard.

Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. (2012) Panduan Penulisan Karya Akademik. Bandung: SPs UPI.

Provinsi Papua. (2006). Profil Investasi Kabupaten Merauke Provinsi Papua. Merauke:

Purnomolastu, N., Wijaya, A., dan Aprilianto. (2012). Negosiasi Berkarakter

Lintas Budaya. Bandung: Karya Putra Darwati.

Purwadi. (Tt). Etika Komunikasi dalam Budaya Jawa. Penelitian pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan. (2007). Pengelolaan

(43)

155

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Puspitawati Harien. (2012) Konsep, Teori dan Analisis Gender, Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Rachmadiana, M. (2004) “Mencium Tangan, Membungkukkan Badan Etos

Budaya Sunda, Yogyakarta, Madura”. Jurnal Psikologi. 1, (2), 33-44.

Rahmadani, D. (2013) Struktur dan Nilai Budaya Minangkabau dalam Naskah

Pasambahan Batagak Panghulu. Skripsi pada FBS Universitas Negeri

Padang: tidak diterbitkan.

Rahyono, F.X. (2009). Kearifan Budaya Dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Ranjabar, J. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia Richards George Maxwell (2003). The Gender Evolution of a Campus. Hindia

Barat. Pusat Studi Gender dan Pembangunan.

Rusmana, N. (2009). Konseling Kelompok Bagi Anak Berpenglaman Traumatis. Bandung: Rizqi Press.

Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode,

Teknik dan Aplikasi. Bandung: Rizqi Press.

Rakhmat Jalaluddin. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ranjabar, Jacobus. (2006). Sitem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia

Richards George Maxwell. (1995) “The Gender Evolution of a Campus The CGDS’

First Ten Years.”. Pidato pada upacara pembukaan Resmi Pusat Studi Jender

dan Pembangunan, Hindia Barat, 12 Desember 1995.

Rees, S, dan Graham, R.S. (2006) Assertion Training How To Be Who You Really

Are.USA and Canada: Taylor & Francis e-Library.

Roberts, C.R. (1951). Client-Centered Theraphy. Boston: Houghton Mifflin. Rokeach, M. (1954). The Nature and Meaning of Dogmatism. Psychological

Review. 61,19-204.

Ruesch, J. dan G. Bateson. (1951). Communication: The Social Matrix of

(44)

156

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sasongko Sri Sundari. (2008). “Modul 2: Konsep dan Teori Gender”. Makalah

pada Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan, BKKBN.

Setiono, K. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Widya Padjadjaran

Siatang, N. (2007). “Budaya Siri Sebagai Aspek Kehidupan Profesional

Perempuan Bugis yang Berprofesi Pelayan Rumah Tangga di Kelurahan Tidung Makassar”. Jurnal Kajian Perempuan (Bunga Wellu)”. 10, (1),

18-25.

Silalahi, E.N. (2013). Corak Gemeinschaft Punguan Parsahutaon Dos Roha

dalam Relasi Sosial Masyarakat Batak Perantau di Tegal. Skripsi paada

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan.

Soeprapto, T. (2013) “Peran Kelompok Etnis dalam Kepemimpinan pada Pemda Provinsi Papua”. Jurnal Aplikasi Manajemen. 11, (2), 306-316.

Suherman dan Budiman, N. (2011) Pendidikan dalam Perspektif Bimbingan dan

Konseling. Bandung: UPI Press.

Sunarto dan Hartono, A. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriatna, M. (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Surya, M .(2009). Psikologi Konseling”. Bandung: Maestro.

Tubbs, S L. (2005). Human Communication Konteks-konteks Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Uchjana Effendy Onong. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Vangelisti, A. L., & Perlman, D. (2006). The Cambridge Handbook of personal

Relationship. New York: Cambridge University Press.

Wahyu, R. (2008). Ilmu Budaya Dasar (IBD). Bandung: Pustaka Setia.

Walster, E., Walster GW & Bershcheid, E. (1978). Ekuitas Teori dan Penelitian Inc. Allyn: Bacon.

Waltzlawick, P., J.H. Beaven, dan D.D. Jackson. (1997). Pragmatics of Human

(45)

157

Muhamad Hamdi, 2014

Studi Komparatif Kompetensi Interpersonal Praja IPDN Berdasarkan Gender dan Suku Bangsa Serta Implikasinya Bagi Pengembangan Program Bimbingan Dan Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Weintre, J. (2004). Beberapa Penggal Kehidupan Dayak Kenayatan. Makalah Studi Lapangan, Yogyakarta.

Widodo, B. dan Urafa, S.M. (2013) “Pola Komunikasi Pemakaian Bahasa Jawa dan Sunda”. Jurnal Acta diurnal. 9, (1), 32-38.

Wijayanti, H. dan Nurwianti, F. (2010) “Kekuatan Karakter dan Kebahagiaan Pada Suku Jawa”. Jurnal Psikologi. 3, (2). 114-122.

Wisnuwardhani, D. dan Mashoedi, S. F. (2012). Hubungan Interpersonal, Jakarta: Salemba Humanika.

Yeny, I. dan Innah, H.S. (2007). “Kajian Pelaksanaan Pembinaan Masyarakat

Desa Hutan (PMDH) di Papua”. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 4, (1), 73-91.

Gambar

Tabel
Grafik
Gambar
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada kelompok II dengan paired sample t-test didapatkan nilai P=0.000 yang berarti ada pengaruh ladder drill icky shuffle terhadap agility pada pemain sepak

 Safeguard Regional yang merupakan hasil studi dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan eksistem

Perusahaan seperti inilah memerlukan sebuah pemanfaatan teknologi, dengan adanya sebuah aplikasi untuk membantu pekerjaan pengguna, maka aplikasi dapat dianggap penting dalam

Saya suka buang-buang waktu dengan mengobrol dengan rekan kerja pada saat sedang bekerja.. Saya sering protes karena kebijakan perusahaan tidak sesuai dengan yang

Sebelum desain awal program PEF-BKBK-DB diimplementasikan, lebih dahu- lu dilakukan proses validasi oleh tiga orang ahli ( expert ) untuk mengetahui validitas isi ( content validity

ini menunjukkan konsep transenden mempengaruhi perilaku bisnis orang Jawa. Untuk mencapai pada tataran harmoni terdapat karakter orang Jawa dalam. berinteraksi antara

 sebuah survey yang ditujukan untuk menentukan tingkat gaji yang berlaku sekarang yang.