PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
DIAN HERNAWATI 1010437
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG
PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG
Oleh Dian Hernawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Dian Hernawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG
Oleh
Dian Hernawati 1010437
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I
(ttd)
Atep Sujana, M.Pd NIP : 19721226 200604 1 001
Pembimbing II
(ttd)
Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd NIP : 19560602 198111 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar - Kelas UPI Kampus Sumedang
(ttd)
vii
C. Hakiakat Lingkungan Sebagai Sumber Belajar…... 20
1. Pengertian lingkungan sebagai sumber belajar …. 20 2. Keunggulan lingkungan sebagai sumber belajar.... 21
viii
3. Tujuan penerapan metode diskusi dalam
pembelajaran... 26
BAB III METODE PENELITIAN 28 A. Lokasi dan Waktu penelitian……….. 28
F. Teknik pengolahan data……… 38
1. Teknik pengolahan data proses……… 38
2. Teknik pengolahan data hasil belajar……….. 40
3. Teknik pengolahan data wawancara……… 40
G. Validasi data………. 40
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 43 A. Paparan Data Awal……….. 43
B. Paparan Data Tindakan……….. 45
1. Paparan Data Tindakan siklus I……… 45
a. Paparan data perencanaan siklus I……….. 45
b. Paparan data proses siklus I……… 47
c. Paparan data hasil siklus I……….. 53
d. Analisis dan refleksi siklus I……….. 55
ix
c. Paparan data hasil siklus II………. 67
d. Analisis dan refleksi siklus II……….. 70
3. Paparan data Tindakan siklus III……….. 73
e. Paparan data perencanaan siklus III……… 73
f. Paparan data proses siklus III………. 75
g. Paparan data hasil siklus III……… 81
h. Analisis dan refleksi siklus III……… 84
C. Paparan pendapat siswa dan guru……….... 87
1. Paparan pendapat siswa……….. 87
2. Paparan pendapat guru………. 87
D. Pembahasan 88 1. Perencanaan ……….. 88
2. Kinerja guru tahap pelaksanaan ..……….. 89
3. Aktivitas siswa ……….. 91
4. Hasil belajar ……….. 92
5. Pembahasana hhasil kegiatan wawancara ……… 93
6. Pembahasana data catatan lapangan ………. 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 95 A. Kesimpulan……….... 95
B. Saran ………. 97
DAFTAR PUSTAKA………... 99
LAMPIRAN – LAMPIRAN………... 101
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil belajar siswa pada data awal ….……….. 6 3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas ……. 29 4.1 Data Awal Nilai Hasil Belajar Siswa……….. 44 4.2 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
Perencanaan siklus I……… 46 4.3 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
Pelaksanaan Siklus I……… 50 4.4 Paparan Data Proses Aktifitas Siswa Siklus I……. 52 4.5 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus I……….. 53 4.6 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus I………. 58 4.7 Paparan Data Proses Kinerja Guru tahap
Perencanaan siklus II……… 60 4.8 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
Pelaksanaan Siklus II……… 64 4.9 Paparan Data Proses Aktifitas Siswa Siklus II…… 66 4.10 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus II………. 68 4.11 Rangkuman Hasil Pelaksanaan Siklus II…………. 72 4.12 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
Perencanaan siklus III……….. 74 4.13 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap
xi
Gambar Halaman
xii
1.3 Perbandingan Persentase aspek penilaian Pada
Proses Aktifitas Siswa Siklus I………. 53 4.4 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan belum
tuntas pada data awal dan siklus I ……….… 54 4.5 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil
Belajar Siswa Pada Data Awal Dan Siklus I…… 54 4.6 Perbandingan persentase paparan data proses
kinerja guru tahap perencanaan siklus I dan siklus
II ……… 61
4.7 Perbandingan persentase paparan data proses kinerja guru tahap pelaksanaan siklus I dan siklus
II ……… 65
4.8 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada
Proses Aktifitas Siswa Siklus I dan II………….. 67 4.9 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan belum
tuntas pada data awal, siklus I dan siklus
II……….… 69
4.10 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I dan
Siklus II……….. 69 4.11 Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru
Tahap perencanaan siklus I, Siklus II dan Siklus
III……… 74
4.12 Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap pelaksanaan siklus I, Siklus II dan Siklus
III……… 79
4.13 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada Proses Aktifitas Siswa Siklus I, Siklus II dan
Siklus III………. 81 4.14 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan belum
tuntas pada data awal, siklus I, siklus II dan
Siklus III ……….… 83
4.15 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I, Siklus II
xiii
A. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I
1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 101
2 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 108
3 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 111
4 Data Hasil Belajar Siswa………. 113
5 Pedoman observasi aktifitas siswa………... 114
6 Pedoman observasi kinerja guru tahap perencanaan... 116
7 Pedoman observasi kinerja guru tahap pelaksanaan… 118
8 Catatan Lapangan……… 123
9 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan..………. 124
B. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 127
11 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 135
12 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 138
13 Data Hasil Belajar Siswa………. 140
14 Pedoman observasi aktifitas siswa………... 141
15 Pedoman observasi kinerja guru tahap perencanaan... 143
16 Pedoman observasi kinerja guru tahap pelaksanaan… 145
17 Catatan Lapangan……… 150
18 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan..………. 151
C. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 154
20 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 162
21 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 165
22 Data Hasil Belajar Siswa………. 169
23 Pedoman observasi aktifitas siswa……….. 170
24 Pedoman observasi kinerja guru tahap perencanaan.. 172
25 Pedoman observasi kinerja guru tahap pelaksanaan.. 174
26 Catatan Lapangan……… 179
27 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan..………. 180
D. DATA WAWANCARA 28 Pedoman Wawancara Guru……….……… 183
29 Pedoman Wawancara Siswa………... 185
xiv
32 Surat permohonan ijin penelitian dari UPI Kampus
Daerah Sumedang……… 189
33 Surat Keterangan Kepsek SD Negeri Neglasari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perkembangan IPS dalam bidang pendidikan diawali dengan adanya suatu
proses analisis terhadap kehidupan sosial masyarakat dan juga nilai atau norma
yang berlaku di masyarakat, analisis yang dilakukan terhadap nilai sosial
masyarakat tersebut berkembang menjadi menjadi ilmu sosial dan humaniora,
kedua aspek sosial tersebut diintegrasikan oleh IPS dalam proses penerapan dan
pengembangannya, hal ini diperkuat oleh pendapat Sumaatmadja ( 2006: 1.9)
bahwa.
Ilmu sosial dan humaniora mempunyai dua kajian yang berbeda, namun berkenaan dengan objek yang sama yaitu kehidupan manusia di masyarakat, dan IPS sendiri mengintegrasikan keduanya, oleh karena itu IPS mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa IPS berkembang
dalam aspek kehidupan masyarakat yang di dalamnya mengandung ilmu-ilmu
sosial dan humaniora, sehingga pada konteks pembelajarannya tidak terlepas dari
adanya perkembangan sosial dan kehidupan masyarakat sekitar yang menjadi
bahan pembelajaran.
IPS yang merupakan salah satu mata pelajaran yang dikembangkan atas dasar
adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya, diterapkan pada konsep
pembelajaran melalui adanya penyederhanaan dari beberapa ilmu sosial yang
digunakan sebagai bahan pengembangan IPS secara pedagogis dan psikologis, hal
ini dilakukan agar terdapat suatu kesesuaian antara karakteristik pendidikan dan
juga tingkat perkembangan siswa sekolah dasar, sehingga dapat dijadikan sebagai
alasan untuk mencapai tujuan pendidikan, hal ini sesuai dengan pendapat dari Sapriya (2009:11) bahwa. “ IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disilpin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa pengembangan dari
2
IPS dilakukan dengan melakukan penyederhanaan terhadap ilmu sosial secara
ilmiah, pedagogis dan psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan.
Selain dari pada itu mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial merupakan mata
pelajaran yang dipelajari pada tingkat sekolah dasar. Konsep dasar dari ilmu
pengetahuaan sosial (IPS) merupakan suatu ilmu yang dikembangkan atas dasar
adanya suatu interaksi yang dilakukan oleh manusia dengan lingkungan alam dan
lingkungan sosialnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan salah satu mahluk
sosial yang selalu melakukan interaksi dengan manusia lain maupun dengan
lingkungannya dalam proses kehidupan, interaksi yang dilakukan oleh manusia
tersebut membentuk suatu konsep pemahaman akan adanya suatu penemuan yang
dikembangkan menjadi ilmu sosial. Ilmu sosial tersebut digunakan untuk
membahas beberapa bidang yang terdapat dalam kehidupan manusia dan
lingkungannya diantaranya adalah geografi, sejarah, ekonomi, antroplologi,
sosiologi, ilmu politik dan psikologi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sumaatmadja (2006: 1.23) bahwa.
IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil suatu pemahaman
bahwa IPS adalah suatu program pendidikan yang dimasukkan menjadi salah
satu mata pelajaran yang membahas mengenai adanya interaksi antara
manusia dengan lingkungannya, dengan adanya interaksi antara manusia
dengan lingkungannya maka dapat diambil sebagai bahan bagi proses
pengembangan ilmu sosial, khusus untuk tingkat sekolah dasar hanya berada
dalam ruang lingkup geografi, sejarah dan ekonomi.
Sedangkan untuk tujuan pembelajaran dari IPS pada tingkat sekolah dasar
dilakukan untuk memberikan bekal awal kepada siswa dalam memahami konsep
kehidupan sosial di masyarakat, menanamkan nilai-nilai sosial dan juga
meningkatkan kemampuan untuk melakukan komunikasi dalam masyarakat
sesuai dengan kajian dari Depdiknas (2006:45) menyatakan bahwa ilmu
pengetahuan sosial pada tingkat sekoah dasar (SD) mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
b. Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
e. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.
Berdasarkan kajian tersebut maka dalam hal ini tujuan dari IPS adalah
menanamkan adanya konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan
siswa, mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami nilai-nilai sosial
yang terdapat dalam masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk berpikir
logis dalam menghadapi permasalahan di masyarakat dan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam lingkungan yang majemuk.
Dari tujuan IPS pada tingkat sekolah dasar, dapat dikembangkan menjadi
peranan dan pentingnya ditanamkan dan dipelajarinya IPS terhadap siswa pada
tingkat sekolah dasar, dengan adanya pembelajaran IPS maka siswa akan mampu
mengembangkan pengetahuannya mengenai perkembangan sosial masyarakat
serta nilai yang berlaku dalam masyarakat, sehingga siswa dapat menempatkan
dirinya pada masyarakat sesuai dengan keadaan dan kebiasaan yang berlaku
dimasyarakat, serta mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dalam
kehidupan sosial masyarakat, hal ini diperkuat dengan pendapat dari Sumaatmadja (2006: 1.10) bahwa “IPS membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa pentingnya IPS pada pembelajaran siswa di
tingkat SD memiliki peranan dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi
4
ilmu pengetahuan, keterampilan kepedulian sosial yang siswa tanamkan dalam
dirinya dan masyarakat untuk kepentingan bangsa dan negara.
Jika dilihat dari adanya tujuan dan pentinganya pembelajaran IPS terhadap
proses pembelajaran tingkat sekolah maka proses pembelajaran yang diharapkan
mampu untuk menjembatani siswa dalam memahami konsep awal dari
tumbuhnya masyarakat, pengaruh individu dalam masyarakat, pengaruh
perkembangan sosial masyarakat terhadap budaya dan kebiasaan masyarakat lain
serta adanya penanaman ilmu, nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk nyata hasil
pembelajaran IPS, hal ini diperkuat dengan pendapat Winataputra (2009: 9.4)
bahwa.
Dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukan proses belajar mengajar yang interaktif.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
dalam proses pembelajaran IPS, guru harus menyajikan proses pembelajaran yang
interaktif yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan
eksplorasi kemampuan yang dimilikinya melalui, konsep mendengarkan, melihat,
merasakan, mengajukan pendapat dan menentukan hipotesis berdasarkan
pemahaman yang dimilikinya, sehingga terjadi suatu proses pembelajaran yang
interaktif dan proses pembelajaran ini yang harus ditanamkan pada proses
pembelajaran IPS.
Namun kenyataannya dalam proses pembelajaran IPS mengalami
permasalahan yang mengakibatkan pencapaian dari kompetensi dalam proses
pembelajaran IPS terhambat, berdasarkan hasil observasi pada tanggal 14
Desember 2012 terhadap siswa kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo
Kabupaten Sumedang, dengan fokus pengamatan pada materi pembelajaran
mengenai mengidentifkasi kenampakan alam, dari hasil observasi awal diperoleh
sehingga mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Adapun permasalahan yang
didapat dalam proses observasi awal adalah sebagai berikut:
1. Kinerja Guru
a. Proses pembalajaran yang dilakukan oleh guru tidak menanamkan konsep
dasar dari adanya gambaran mengenai kenampakan alam secara nyata;
b. Tidak diberikannya suatu visualiasai dengan menggunakan bentuk nyata
maupun tiruan dari beberapa kenampakan alam sebagai proses awal
mengidentifikasi kenampakan alam;
c. Guru hanya memberikan contoh dari kenampakan alam dan buatan tanpa
adanya suatu penjabaran mengenai gambaran dari masing –masing ciri
kenampakan alam;
d. Tidak digunakannnya media pembelajaran sebagai bentuk dari pemberian
gambaran bentuk maupun ciri dari kenampakan alam secara nyata maupun
tiruan.
2. Aktivitas Siswa
a. Dalam proses pembelajaran siswa terlihat jenuh, hal ini dikarenakan siswa
hanya sebagai pendengar dalam proses pembelajaran yang disebabkan karena
proses pembelajaran hanya dilakukan searah dari guru kepada siswa;
b. Siswa dalam proses pembelajaran bersifat pasif, tanpa adanya suatu interaksi
yang dilakukan oleh siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru dalam
proses pembelajaran;
c. Siswa masih terlihat bingung ketika menentukan ciri dari kenampakan alam;
d. Siswa tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru pada materi kenampakan alam, dikarenakan siswa bosan
mendengar penjelasan materi tanpa adanya visualisasi dan penjelasan dari sisi
bentuk dari kenampakan alam yang dipelajari.
3. Hasil belajar
Hasil belajar yang diperoleh pada data awal ini mengalami suatu
permasalahan dalam pemahaman siswa mengenai kenampakan alam dan
kenampakan buatan dikarenakan pengaruh negatif yang terjadi pada proses
6
dengan persentase 35 % dan 13 orang siswa yang belum tuntas dengan persentase
65 %. Adapun paparan data awal hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1
Berdasarkan paparan data awal hasil belajar tersebut maka dapat diambil
kajian bahwa jumlah siswa yang tuntas dan yang belum tuntas masih seimbang,
dengan data jumlah murid tuntas sebanyak 7 orang atau mencapai 35%
ketuntasan, dan siswa belum tuntas dengan jumlah 13 orang atau mencapai 65 %
siswa belum tuntas, dari data tersebut perbandingan antara siswa tuntas dan belum
tuntas adalah 30 %, selain dari pada itu dengan adanya bukti paparan data hasil
belajar siswa ini, maka dapat dipastikan sebagian siswa masih mengalami
kesulitan untuk mengidentifikasi kenampakan alam, sehingga perlu dilakukan
tindakan terhadap permasalahan yang terjadi pada proses dan hasil belajar.
Jika diamati dari sisi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran,
maka dapat ditentukan karakteristik permasalahan berawal dari tidak
mengidentifikasi kenampakan alam dan juga metode yang tepat dalam melakukan
identifikasi kenampakan alam oleh siswa, untuk memperbaiki iklim belajar
tersebut maka akan diperbaiki dengan cara menggunakan lingkungan sebgai
sumber belajar dengan metode diskusi dalam menignktakan hasil belajr siswa
mengidentifikasi kenmapakan alam di lingkungan sekitar.
Alasan penggunaan media lingkungan sebgai sumber belajar pada dasarnya
lingkungan merupakan bagian terdekat dengan siswa dalam proses pembelajaran,
hal ini dikarenakan lingkungan sekitar merupakan lingkungan sehari-hari yang
dapat dikenali oleh siswa dan juga dapat dipahami mengenai ciri khusus pada
yang terdapat pada lingkungan tersebut, sehingga tidak akan sulit bagi siswa
untuk memahami sesuatu berdasarkan sumber yang disediakan pada lingkungan
sekitar, selain dari pada itu dengan ditentukannya lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar maka siswa akan merasa terdorong untuk melakukan pengamatan
dengan proses pemikiran yang logis dan sistematis, hal ini dikarenakan dalam
lingkungan disajikan suatu bentuk fenomena nyata atau kejadian dan objek nyata
yang diperlukan oleh siswa dalam memahami konsep materi pembelajaran, hal ini
sesuai dengan pendapat dari Winataputra (2009: 9.35) bahwa.
Lingkungan sebagai sumber pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir secara logis, sistemais dan logis. Karena dari lingkungan muncul berbagai fenomena yang menarik dan menantang bagi siswa, oleh karena itu guru dituntut memiliki keterampilan membawa lingkungan ke dalam kelas atau membawa siswa ke luar kelas.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
dengan adanya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat memberikan
hasil positif bagi minat dan cara berpikir siswa, dikarenakan dalam penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar diperlukan proses pemikiran yang logis dan
sistematis, serta dapat pula digunakan sebagai konsep pengembangan tingkat
pemahaman siswa mengenai kenampakan alam yang berada di lingkungan sekitar
secara nyata.
Selain dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, juga
dilakukan penerapan metode diskusi dalam proses pembelajarannya, hal ini
8
terutama proses pembelajaran yang mengarah kepada peran siswa pasif, hal ini
dapat diatasi dengan penerapan metode diskusi, jika dilihat dari karakteristik
metode diskusi akan terlihat adanya proses pembelajaran yang sebagian besar
dilakukan oleh siswa, dimana siswa akan dibentuk menjadi kelompok belajar dan
secara bersama-sama melakukan diskusi pada proses pembelajaran dalam bentuk
tanya jawab kelas berkaitan dengan permasalahan yang diajukan, hal ini didukung oleh pendapat dari Priatna (2006: 2) bahwa “ metode diskusi melibatkan siswa secara aktif untuk mencari dan menemukan jawaban bersama anggotanya melalui pengamatan dan tanya jawab”, berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa penerapan metode diskusi dapat menyajikan proses pembelajaran
yang mengarah kepada siswa aktif untuk memecahkan permasalahan yang
diberikan bersama anggota kelompok diskusi melalui pengamatan dan dan tanya
jawab.
Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan, maka ditentukan judul
penelitian sebagai berikut.
“ Penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi
kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang”.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan dan pengajuan hipotesis
yang digunakan sebagai bentuk dari pemecahan masalah, maka dalam
pengembangan penelitian ditentukan rumusan masalah sebagai bentuk acuan
pengembangan atas pertanyaan dalam penelitian, adapun rumusan masalah
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari
Kecamatan tomo Kabupaten sumedang?
c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi
kenampakan alam dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar melalui metode diskusi di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo
Kabupaten Sumedang ?
2. Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran yang
memberikan dampak negatif terhadap hasil belajar siswa maka ditentukan
hipotesis tindakan dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
melalui metode diskusi. Proses pembelajaran dengan menerapkan lingkungan
sebagai sumber belajar menurut pendapat dari Nurwira (2011: 1) adalah sebagai berikut “penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar pada dasarnya terdiri dari tahap penentuan kajian subjek pengmatan, tahap kedua melakukan eksplorasi sumber belajar (lingkungan) dan tahap ketiga penentuan kesimpulan data”, berdasarkan pendapat tersebut adapun aplikasi proses pembelajarannya adalah
sebagai berikut.
a. Tahap penentuan kajian subjek pengamatan
Pada tahap ini siswa dengan bimbingan dari guru terlebih dahulu menentukan
bahan kajian yang akan diamati pada lingkungan, bahan kajiannya yaitu
kenampakan alam di daratan dan perairan yang berada di lingkungan sekitar.
b. Tahap eksplorasi sumber belajar (lingkungan)
Pada tahap kedua, setelah ditentukan bahan kajian yaitu mengenai
kenampakan alam di daratan dan perairan, selanjutnya siswa dengan bimbingan
guru melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar untuk menemukan objek
alam yang termasuk ke dalam kenampakan alam daratan dan perairan berdasarkan
10
di lingkungan sekitar yang termasuk ke dalam kenampakan alam di daratan dan
perairan.
c. Tahap penentuan kesimpulan data
Pada tahap ketiga ini merupakan tahap akhir dalam menentukan kesimpulan
data, dimana siswa dengan bimbingan dari guru menuliskan data hasil
pengamatan dan diskusi kelompok mengenai kenampakan alam daratan dan
perairan yang berada di lingkungan sekitar beserta data fakta dan uraian
argumentasi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, mengacu kepada
rumusan masalah yang akan dipecahkan dan ditindaklanjuti, adapun tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN
Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam dan buatan di kelas
IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi
kenampakan alam dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar melalui metode diskusi di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo
Kabupaten Sumedang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan
langsung maupun sebagai bentuk dampak pengiring bagi pihak lain. Adapun
manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan identifikasi terhadap
lingkungan sekitar;
b. Mengenalkan lingkungan alam kepada siswa secara visualisasi dan tata
letaknya berdasarkan geografis;
c. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep dasar dari kenampakan
lingkungan alam;
d. Memicu motivasi siswa untuk melakukan pengamatan dan identifikasi objek
di lingkungan alam.
2. Manfaat Bagi Guru
a. Memberikan pengalaman bagi guru dalam melakukan suatu tindakan
terhadap permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran, khususnya
pada mata pelajaran IPS;
b. Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam melakukan suatu proses
pembelajaran;
c. Mendapatkan suatu pengetahuan mengenai penggunaan lingkungan sebagai
salah satu sumber belajar sebagai bagian dari unsur pembelajaran;
d. Dapat lebih memberikan kesempatan bagi guru untuk mengolah situasi
belajar di kelas menjadi lebih aktif, kreatif dan inovatif melalui penggunaan
media pembelajaran.
3. Manfaat Bagi Sekolah
a. Membantu akan tercapainya suatu tujuan pembelajaran, sebagai bentuk dari
kualitas sekolah dalam menghasilkan output siswa;
b. Memberikan suatu kekuatan akan gambaran bahwa sekolah adalah tempat
dilakukannya proses pembelajaran secara formal dan adanya suatu kerjasama
antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru secara aktif
dalam proses pembelajaran;
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dan menerapkan proses
12
4. Manfaat Bagi Peneliti
d. Memberikan suatu gambaran akan proses penelitian tindakan kelas, yang
merupakan suatu langkah dalam proses perbaikan pembelajaran dan hasil
belajar;
e. Dapat digunakan sebagai suatu referensi fakta akan pemecahan masalah yang
timbul dari proses pembelajaran;
f. Dapat digunakan sebagai bahan pembanding bagi peneliti lain untuk
melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya, yang mengacu kepada
konsep permasalahan yang sama dan arah pemecahan masalah yang sama
pula.
E. Batasan Istilah
1. Lingkungan adalah alam sekitar yang ditempati oleh sekelompok manusia
dan mahluk hidup lainnya dilihat dari kawasan jelajah para penduduknya dan
dibatasi dengan batas luas daerah (Kartiwa, 2001: 1)
2. Sumber belajar pada dasarnya adalah hal yang memuat informasi dalam
proses pembelajaran. (Winataputra, 2009: 9.22)
3. Metode diskusi adalah suatu bentuk metode yang diterapkan dengan
mengelompokan siswa menjadi kelompok belajar, dalam kelompok belajar
tersebut siswa diberikan bentuk permasalahan yang menjadi bahan kajian dan
perbincangan (diskusi) untuk ditemukan pemecahan masalahnnya. (Sunarto,
2008:12);
4. Hasil belajar adalah suatu bentuk hasil gambaran yang dituangkan dalam
bentuk skor maupun angka dan tingkatan dari subjek pembelajaran (Dimyati
dan Mudjiono,2006:200)
5. Kenampakan alam adalah segala sesuatu yang terlihat pada lingkungan alam
yang terjadi karena murni proses perubahan dan kejadian alam. Syamsiah.et
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dengan menerapkan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar melalui metode diskusi ini adalah SDN Neglasari Kecamatan
Tomo Kabupaten Sumedang, Adapun alasan memilih SDN Neglasari sebagai
lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
a. Dari hasil observasi awal yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Neglasari
dengan materi pembelajaran mengindentifikasi kenampakan alam mengalami
permasalahan, sehingga pelaksanaan penelitian dan pemberian tindakan harus
pada siswa kelas IV SDN Neglasari sesuai dengan sumber permasalahan yang
diteliti;
b. Peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di SDN Neglasari yang juga
merupakan SD induk tempat peneliti mengajar sehingga memudahkan
peneliti untuk memahami kondisi lingkungan, situasi belajar dan karakterisik
siswa dalam melakukan penelitian;
c. Adanya ijin dari kepada sekolah SDN Neglasari untuk melakukan penelitian
yang disertai dengan surat ijin penelitian dari UPI Kampus Sumedang, dan
juga dukungan secara moril dari guru-guru SDN Neglasari.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dilakukan direncanakan selama 5 bulan, dimulai
dengan bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Mei pada tahun 2013. Kegiatan
penelitian diawali dengan proses analisis masalah, seminar hasil penelitian dalam
bentuk proposal, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian dengan
menerapkan tindakan dan melakukan pelaporan penelitian secara keseluruhan
dalam bentuk skripsi untuk di sidangkan. Untuk lebih jelasnya maka akan
divisualisasikan dalam bentuk tabel waktu penelitian dibawah ini.
29
terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Adapun alasan
pemilihan siswa kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang
sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV dalam fase perkembangannya
mulai berada dalam fase operasiomal konkrit menuju operasional formal, hal ini
dapat membantu utnuk memberikan suatu proses pembelajaran yang
mengembangkan konsep dasar nyata menuju konsep abstrak, seperti yang
dilakukan terhadap proses pembelajaran mengidentifikasi kenampakan alam,
selain dari pada itu sumber permasalahan berasal dari siswa kelas IV dan juga
proses pembelajaran di kelas IV, sehingga perlu mendapatkan tindakan perbaikan
di kelas IV SDN Neglasari kecamatan Tomo kabupaten sumedang.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam proses penelitian adalah metode
penelitian tindakan kelas (PTK) hal ini dikarenakan proses pelaksanaan penelitian
dilakukan di dalam kelas, dan juga perbaikan teerhadap proses pembelajaran yang
berkaitan dengan pengertian dari penelitian tindakan kelas (PTK) menurut
pendapat dari Wardhani dan Wihardit (2008: 14) yang menjelaskan bahwa.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri, melalui kegiatan refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Mengacu kepada pernyataan tersebut maka dapat dipahami bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dengan
bantuan observer yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki proses pembelajaran di kelas sehingga dapat memberikan suatu
dampak positif bagi perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa dan juga proses
pembelajaran.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas
mengacu kepada model penelitian spiral dari Kemmis dan Taggart. Kajian model
spiral menurut pendapat dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66-67)
adalah sebagai berikut.
Langkah-langkah proses yang dilakukan pada penelitian dengan menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart adalah dengan tahap perencanaan (Plan), tahap tindakan (Act), tahap pengamatan (Observe) dan refleksi (Reflect).
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
dalam pelaksanaan desain penelitian dengan model spiral Kemmis dan Taggart
terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanan tindakan, tahap pelaksanaan
tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Adapun penjelasan mengenai
tahapan pada desain penelitian ini akan divisualisasikan dalam bentuk gambar di
31
Gambar 3.1
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66) Adapun pembahasan dari tahapan yang dilakukan pada proses penelitian
tindakan kelas ini berdasarkan desain penelitian adalah sebagai berikut:
a. Rencana (Plan)
Pendapat dari Arikunto (2008:17) menjelaskan tentang kajian dari
perencanaan adalah sebagai berikut “dalam tahap ini peneliti mejelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan kelas tersebut
dilakuakan”.
Dalam proses penelitian tindakan kelas ini tahapan perencanaan dilakukan
dengan beberapa langkah yang disusun sebagai imbas dari perumusan masalah
dan pemecahan masalah yang telah ditentukan. Tahapan perencanaan ini berupa
pengkajian ulang masalah dan pemecahan masalah yang akan diajukan sebagai
tindakan, penguatan secara teoritis, pengkajian kurikulum sebelum menentukan
rencana pembelajaran, pembuatan perencanaan pembelajaran, pembuatan media
pembelajaran dan instrument penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data
b. Tindakan (Act)
Pendapat dari Arikunto (2008:18) menjelaskan tentang tahap ke dua dari
penelitian tindakan kelas ini, adapun penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:
“tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas”.
Pada tahap tindakan ini proses penelitian dilakukan dengan jalan melakukan
suatu penerapan ataupun implementasi terhadap langkah-langkah akan pemecahan
masalah yang diajukan sesuai dengan kajian permasalahan yaitu dengan
penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi,
dan beberapa langkah pelaksanaan evaluasi yang disesuaikan dengan kesesuaian
terhadap pencapaian tujuan dari pembelajaran dan penelitian.
c. Observasi (Observe)
Pendapat dari Suhardjono (2008:78) yang menerangkan tentang tahap ketiga
pada proses penelitian tindakan kelas ini yaitu tahap observasi dan adapun
pendapatnya adalah sebagai berikut.
Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun ,termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu kewaktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Pada kegiatan observasi ini beberapa data-data hasil belajar dan pelaksanaan
dikumpulkan atau di data menurut situasi dan keadaan yang terjadi pada saat
penelitian berlangsung, langkah observasi ini ditunjang dengan penggunaan
instrumen penelitian sesuai dengan fungsinya masing-masing dan kedudukannya
dalam pengembangan tujuan dari penelitian tindakan kelas ini, yang akan diproses
dan diolah menurut karakteristik pengolahan nilai akhir masing-masing.
d. Refleksi (Reflect)
Menurut pendapat dari Suhardjono (2008:80) menerangkan tentang tahapan
33
Pada tahap refleksi, tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya
Pada tahapan refleksi ini beberapa data yang dihasilkan dan telah diolah
menurut langkah pengolahan datanya masing-masing dan dari beberapa data
deskriptif dan naratif dikaji ulang akan tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan
dan mencari permasalahan yang kurang tercapai dan terhambat pada proses
pelaksanaan penelitian tindakan kelas sehingga dari hal inilah merupakan dasar
dari pengembangan tindakan selanjutnya untuk mendapatkan suatu pembaharuan
dan revisi ulang guna mencapai target yang diinginkan.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian mengacu kepada desain penelitian yang terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi terhadap aplikasi tindakan dalam
proses pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
melalui metode diskusi. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan
komponen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Adapun
langkah-langkah perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Membuat RPP sesuai dengan analisis dari kurikulum dan langkah-langkah
pembelajaran dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui
metode diskusi;
b. Membuat LKS dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
melalui metode diskusi;
c. Membuat dan menyediakan media pembelajaran dengan menggunakan media
gambar dan lingkungan sekitar;
d. Pembuatan instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen pengumpul data
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan cara menerapkan lingkungan
sebagai sumber belajar melalui metode diskusi. Adapun inti dari proses
pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
Siswa dibentuk menjadi empat kelompok belajar, untuk melaksanakan proses
diskusi pembelajaran, setiap kelompok diskusi beranggotakan lima orang siswa
yang ditentukan secara heterogen dilihat dari kemampuan dan jenis kelamin
siswa, kelompok siswa terlebih dahulu menyimak penjelasan dari guru mengenai
konsep dasar dari materi pembelajaran yaitu mengenai ciri dari kenampakan alam,
pada tahap ini guru mengggunakan media gambar terlebih dahulu untuk
memberikan pemahaman visualisasi mengenai kenampakan alam.
Setelah kelompok siswa menyimak penjelasan konsep materi pembelajaran
dari guru, selanjutnya siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS), kelompok siswa
menyimak penjelasan mengenai tujuan dan petunjuk pengisian LKS, setiap
kelompok siswa dengan bimbingan dari guru melakukan kegiatan pengamatan
diluar kelas untuk menentukan kenampakan alam yang berada di sekitar
lingkungan siswa, setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru melakukan
kegiatan pengamatan dan mengidentifikasi lingkungan sekitar untuk menentukan
nama kenampakan alam yang ditemukannya dengan melakukan diskusi
kelompok, setiap kelompok siswa dengan bimbingan guru menuliskan
objek-objek yang termasuk ke dalam kenampakan alam daratan dari hasil pengamatan
kelompok siswa terhadap lingkungan sekitar dengan melakukan diskusi
kelompok, setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru menuliskan
objek-objek yang termasuk ke dalam kenampakan alam perairan dari hasil pengamatan
kelompok siswa terhadap lingkungan sekitar dengan melakukan diskusi
kelompok, setelah kelompok siswa melakukan pengamatan dan diskusi mengenai
kenampakan alam yang berada di daerah sekitanya, maka selanjutnya siswa
kembali ke kelas.
Setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru mendiskusikan ulang
dengan anggota kelompoknya masing-masing mengenai hasil pengamatan yang
35
yang didapatkan, setiap ketua kelompok dari masing-masing kelompok siswa
diberikan kesempatan untuk membacakan hasil pengamatan dan diskusi
kelompoknya di depan kelas, dan siswa dari kelompok lain dapat mengajukan
pertanyaan beserta argumentasi berkaitan dengan hasil pengamatan kelompok lain
untuk dilakukan diskusi ulang dalam ruang lingkup diskusi kelas, setiap kelompok
siswa setelah melakukan diskusi kelas, maka untuk selanjutnya menentukan
kesimpulan dari hasil diskusi dam melaporkannya kepada guru, memberikan
penghargaan kepada kelompok siswa yang mempunyai hasil kerja terbaik, siswa
kembali secara individu ke tempat duduknya masing-masing.
3. Tahap Observasi
Pada tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pelaksanaan
penelitian dan mengumpulkan data proses serta hasil belajar menggunakan alat
pengumpul data proses dan hasil belajar. Hal ini mengacu kepada pendapat dari
Mulyasa (2009:71) bahwa “observasi mencakup prosedur perekaman data tentang
proses dan hasil implimentasi tindakan. Penggunaan pedoman atau instrumen
yang telah disiapkan perlu diungkap”.
Berdsarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
dalam tahap observasi dilakukan dengan proses pengumpulan data terhadap
proses pelaksanaan tindakan menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk alat
pengumpul data proses yaitu pedoman observasi dan catatan lapangan serta
pengumpul data hasil belajar dalam bentuk tes, untuk selanjutnya data–data yang
dihasilkan akan dianalisis dari sisi permasalahan dan pencapaiannya terhadap
target untuk direfleksikan sebagai bentuk tindakan pada siklus berikutnya.
4. Tahapan Analisis dan Refleksi a. Tahap Analisis
Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:151) menjelaskan suatu kajian
bagaimana langkah yang dapat dilakukan dalam melaksanakan suatu analisis
terhadap proses dan hasil penelitian, adapun kajian langkah analisis tersebut
1) Kode atau koding adalah pemberian tanda atau simbol pada segmen catatan lapangan untuk menunjukkan adanya situasi atau kegiatan yang menjadi fokus yang diteliti untuk dianalisis.
2) Catatan Reflektif yakni pemikiran yang timbul pada saaat mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, atau mengkaitkan, atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya.
3) Catatan pinggir yang merupakan komentar pengamat secara spontan dalam pengamatan terhadap situasi yang ditampilkan.
4) Matriks, pembuatan matriks diperlukan untuk membantu peneliti melihat data lebih jelas dan memahaminya secara substantif, serta membantu untuk menganalisisnya.
Mengacu kepada pernyataan tersebut maka dalam proses penelitian ini
analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pengkodean, hal ini
dikarenakan dalam proses penelitian dan juga penentuan dari analisis tindakan
difokuskan kepada permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran,
sehingga akan lebih mempermudah dan terfokus kepada kegiatan refleksi sebagai
bentuk pemberian tindakan.
b. Tahap Refleksi
Tahap refleksi merupakan kelanjutan dari tahap analisis, hal ini dikarenakan
permasalahan yang telah difokuskan dalam proses analisis selanjutnya akan
ditentukan tindakan perbaikan pada tahap refleksi dan diterapkan pada
perencanaan dan pelaksanaan siklus berikutnya. Hal ini diperkuat dengan
pendapat dari Mulyasa (2009:71) yang mengungkapkan bahwa.
Refleksi adalah suatu kegiatan menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
tahap refleksi dilakukan dengan menentukan tindakan perbaikan dari hasil analisis
temuan masalah, hasil dari refleksi tersebut diterapkan pada tahap perencanaan
37
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut.
1. Tes
Tes dalam proses pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data
hasil belajar siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya tingkat
pemahaman siswa terhadap proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan
pendapat dari Bukhori (Arikunto, 2002: 32) bahwa „tes adalah suatu percobaan
yang dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya hasil pelajaran tertentu pada
seorang murid atau kelompok murid‟.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dipahami bahwa tes digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil belajar pada siswa, sehingga dengan
adanya penggunaan tes maka tingkat ketuntasan siswa dapat dilihat dari
pencapaian nilai hasil belajar dengan perbandingan terhadap kriteria ketuntasan
minimal yang ditentukan pada indikator pembelajaran.
2. Pedoman Wawancara
Pendapat dari Mulyasa (2009:69) menyebutkan bahwa “pedoman wawancara
merupakan salah satu instrumen untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data
atau subjek penelitian secara langsung.”
Mengacu kepada pernyataan diatas maka pedoman wawancara merupakan
suatu alat pengumpul data dalam bentuk deskriptif, di dalam pedoman wawancara
terdapat beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan dari proses
penelitian yang akan ditentukan berdasarkan pendapat dari narasumber secara
langsung.
3. Pedoman Observasi
Pendapat dari Mulyasa (2009:69) menyebutkan bahwa “pedoman obsevasi
aktivitas dan kretivitas peserta didik dalam pembelajaran, baik di kelas maupun di
luar kelas.”
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa pedoman
observasi digunakan untuk mengumpulkan data proses pembelajaran baik itu pada
aktivitas siswa maupun terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran,
disesuaikan dengan adanya penggunaan aspek dan deskriptor penilaian sehingga
menghasilkan data proses untuk di interpretasikan.
4. Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk mencatat
kejadian kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran baik itu pada guru maupun
pada siswa secara tertulis hal ini sejalan dengan pendapat dari Wiriaatmadja
(2005: 125) yang mengemukakan bahwa “Catatan lapangan memuat deskriptif
berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk
interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa catatan lapangan
dilakukan untuk menentukan suatu paparan data proses pembelajaran dalam
bentuk deskriptif, dalam penggunaan catatan lapangan ditentukan berdasarkan
panduan yang terdapat pada indikator yang diamati dan difokuskan kepada
penemuan permasalahan dilapangan hal ini dikarenakan berkaitan dengan
penguatan terhadap proses analisis data.
F. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilkaukan dalam proses penelitian terdiri dari
dua teknik pengolahan data yaitu teknik pengolahan data proses dan teknik
pengolahan data hasil belajar, adapun penjelasan pada teknik pengolahan data
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Teknik Pengolahan Data Proses
Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses
kinerja guru pada tahap perencanaan, kinerja guru pada saat pelaksanaan, dan
aktivitas siswa. Adapun pembahasan mengenai teknik pengolahan data tersebut
39
a. Teknik Pengolahan Data Proses Kinerja Guru
Teknik pengolahan data proses kinerja guru terdiri dari kinerja guru dalam
tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan, adapun teknik pengolahan data proses
kinerja guru tersebut adalah sebagai berikut.
1) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap perencanaan Skor Ideal = 12
Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian
Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian
Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian
Skor 0 apabila tidak terdapat pencapaian deskriptor penilaian
Baik (B) : Jika skor yang didapat 9-12
Cukup (C) : Jika skor yang didapat 5-8
Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-4
Prosentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal
2) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap pelaksanaan Skor Ideal = 18 x 3 = 54
Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian
Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian
Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian
Skor 0 apabila tidak terdapat pencapaian deskriptor penilaian
Baik (B) : Jika skor yang didapat 38-54
Cukup (C) : Jika skor yang didapat 19-37
Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-18
Prosentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal
3) Teknik pengolahan data proses aktivitas siswa Setiap aspek mempunyai skor :
3 : apabila terdapat 3 indikator penilaian
2 : apabila terdapat 2 indikator penilaian
Skor ideal : 9
Baik (B) : apabila jumlah skor 7-9
Cukup (C) : Apabila jumlah skor 4-6
Kurang (K) : apabila jumlah skor 0-3
Persentase : jumlah skor yang didapat x 100 % Skor ideal
2. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Deskriptor Penilaian :
Setiap soal mempunyai skor 3 apabila terdapat 3 jawaban benar, skor 2 apabila
terdapat 2 jawaban benar, skor 1 apabila terdapat 1 jawaban benar dan skor 0
apabila tidak terdapat jawaban benar atau tidak terdapat jawaban atas soal.
Skor Ideal : 3 x 3 = 9
Nilai akhir :
Persentase :
3. Teknik Pengolahan Data Wawancara
Teknik pengolahan data wawancara dilakukan dengan melakukan suatu
perbandingan hasil wawancara secara deskriptif dari hasil wawancara yang
dilakukan dengan narasumber menggunakan pedoman wawancara dengan tujuan
yang diharapkan pada proses penelitian, sehingga didapatkan suatu analisis data
perbandingan dari tingkat positif dan tingkat negatif yang dihasilkan dari proses
penelitian dan pembelajaran, sehingga dari hasil wawancara dalam bentuk data
deskriptif ini dapat dijadikan sebagai suatu data pembanding bagi proses
pelaksanaan pembelajaran dan penelitian baik itu dari kinerja guru, aktivitas siswa
dan juga hasil belajar secara deskriptif.
41
Validasi data ini pada penelitian ini menggunakan validasi data yang merujuk
kepada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja.2008 : 168-171), yaitu sebagai berikut.
1. Member Check
Member Check menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:168) menjelaskan
bahwa.
Member Check adalah memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi akhir pertemuan penelitian.
Mengacu kepada pernyataan tersebut maka dalam hal ini dilakukan dengan
melakukan refleksi ulang terhadap data yang dihasilkan pada proses pembelajaran
dengan menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara melalui
kegiatan diskusi konfirmasi terhadap guru maupun siswa melalui kegiatan
wawancara kepada guru kelas IV dan siswa kelas IV SDN Neglasari.
2. Triangulasi
Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:169) bahwa “Triangulasi yaitu
memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan
terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.”
Berdasarkan pendapat tersebut maka dilakukan suatu pengkajian ulang
terhadap data yang dihasilkan dalam proses dan hasil belajar siswa melalui
kegiatan pengkajian ulang dengan observer dan juga teman sejawat peneliti untuk
membandingkan data dengan proses pembelajaran antara hasil peneliti dengan
mitra peneliti.
3. Audit Trail
Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:170) bahwa “Audit trail yaitu
mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara
mendiskusikan dengan pembimbing.”
Berdasarkan perntaan tersebut maka beberapa data yang dihasilkan dalam
bentuk masukan melalui diskusi bimbingan. Adapun dosen pembimbing tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Pembimbing I : Atep Sujana, M.Pd
b) Pembimbing II : H. Dadang Kurnia, M.Pd
4. Expert Opinion
Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:171) bahwa kajian “Expert
opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kashahihan temuan peneliti kepada
pakar professional”, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada
dosen.
Mengacu kepada pendapat tersebut maka dalam hal ini dilakukan suatu
pengecekan akhir terhadap hasil penelitian dengan para ahli yang dipandang
sesuai dengan bidang dan proses penelitian, diantaranya ahli dalam bidang IPS,
bidang pendidikan dan juga bidang penelitian, adapaun dosen yang ditunjuk
sebagai ahli dalam bidangnya diantaranya Atep Sujana, M.Pd dan H.Dadang
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan proses dan hasil penelitian dengan penggunaan lingkungan
sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari
Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, maka dapat diambil suatu kesimpulan
yang mengacu kepada rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), pembutaan lembar kerja siswa yang digunakan pada saat
proses pembelajaran dengan petunjuk pengerjaan, media pembelajaran yang
digunakan adalah lingkungan sekitar, dan yang terakhir adalah pembuatan
instrumen penelitian dalam bentuk lembar tes, pedoman observasi kinerja guru
dan aktivitas siswa serta catatan lapangan.
Adapun data yang dihasilkan tahap perencanaan ini pada siklus I, II dan III
jumlah indikator penilaian yang dicapai adalah 12 dengan persentase sebesar 100
% pencapaian indikator penilaian. Dari jumlah dan persentase yang dicapai pada
tahap perencanaan ini yaitu mencapai 100 % pencapaian indikator penilaian dan
target yang ditentukan adalah 100 % pencapaian indikator penilaian, maka dapat
diambil suatu kesimpulan bahwa pada tahap perencanaan siklus III target telah
tercapai dan proses penelitian diberhentikan pada siklus ke III.
2. Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi, konsep dasar
dari pelaksanaan pembelajarannya mengacu kepada adanya proses pengamatan
lingkungan yang digunakan secara langsung sebagai sumber belajar oleh siswa
untuk menentukan kenampakan alam yang berada dilingkungan sekitar siswa
dengan bimbingan guru, proses pembelajaran tersebut dibentuk menjadi kelompok
belajar dan menggunakan metode diskusi sehingga siswa dalam menentukan hasil
dari pengamatan di diskusikan terlebih dahulu dengan anggota kelompok sebelum
menentukan kesimpulan dari hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar dalam
menentukan kenampakan alam.
Adapun data proses kinerja guru tahap pelaksanaan siklus I memperoleh
pencapaian indikator penilaian 74 % pencapaian indikator penilaian, siklus II 85
% pencapaian indikator penilaian dan pada siklus III 98 % pencapaian indikator
penilaian, pada kinerja guru tahap pelaksanaan telah mencapai target yang
ditentukan yaitu 98% pencapain target indikator penialaian, sehingga penelitian
diberhentikan pada siklus III.
3. Aktivitas Siswa
Untuk aktivitas siswa dinilai berdasarkan tingkat motivsi siswa selama proses
pembelajaran yang terlihat lebih antusias, aspek keaktifan difokuskan kepada
aktifitas siswa selama proses pengamatan yang terlihat lebih aktif dalam
memberikan ajuan pendapat, pertanyaan dan membantu siswa lain dalam
memahami materi pembelajaran dan aspek penilaian terakhir adalah partisipasi
tingkat keinginan siswa dalam melakukan proses pembelajaran yang terlihat lebih
responisf dan terlibat langsung slema proses pengamatan lingkungan.
Paparan data proses aktivitas siswa pada siklus I mencapai 65 % siswa
dengan tafsiran baik, siklus II 75 % tafsiran baik dan pada siklus III 95 % tafsiran
baik, dan untuk aktivitas siswa telah mencapai target dikarenakan telah melebih
penentuan target yang ditentukn yaitu 90 % siswa dengan tafsiran baik, sehingga
dengan adanya pencapaian target pada tahap pelaksanaan maka penelitian
diberhentikan pada siklus III.
4. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi
mengalami peningkatan dari data awal terhadap data pelaksanaan siklus I, siklus
II sampai dengan siklus III yang telah mencapai target yang ditentukan, sehingga
hampir seluruhnya siswa telah mampu untuk mengidentifikasi kenampakan alam
di lingkungan. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari adanya kemampuan
97
kenampakan alam yang berada di lingkungan sekitar siswa dengan melakukan
pengamatan terhadap lingkungan sekitar melalui metode diskusi kelompok,
sehingga hasil belajar siswa dalam memahami kenampakan alam menjadi
meningkat, peningkatan hasil belajar dapat dikaji dengan data hasil belajar siklus I
jumlah siswa tuntas sebanyak 13 siswa (65%), siklus II jumlah siswa tuntas
sebanyak 15 siswa (75%) dan pada silkus III jumlah siswa tuntas sebanyak 19
siswa (95%). Dari data hasil belajar tersebut maka hasil belajar siswa dalam
mengidentifikasi kenampakan alam meningkat.
b. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagai bentuk dari tindakan
terhadap permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dengan
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di
kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, maka ada
beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini, adapun saran
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru Sekolah Dasar
a. Guru sebaiknya menerapkan konsep lingkungan dalam proses pembelajaran,
hal ini dikarenakan dengan adanya penggunaan lingkungan maka siswa akan
lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang didukung oleh
pengamatan langsung dan pengalaman siswa terhadap proses mengenal
lingkungan;
b. Guru dalam mengembangkan proses pembelajaran disarankan agar
memberikan suatu keleluasaan kepada siswa untuk mengeksplorasi tingkat
kemampuannya melalui proses pengamatan, sehingga siswa akan
mengembangkan pola berpikir kritis dan keaktifan dalam proses
pembelajaran dan juga mengembangkan sikap mandiri;
c. Guru dalam proses pembelajaran disarankan dapat mengembangkan materi
dan proses pembelajaran, sehingga tidak terlalu terfokus terhadap satu bahan
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Apabila akan meneliti penelitian sesuai dengan permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini, mohon terlebih dahulu diteliti unsur potensial siswa dari
segi minat siswa, intelegensinya, dan kemampuan siswa;
b. Apabila masih ada hal yang belum jelas dipaparkan oleh peneliti, baik itu dari
rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan peningkatan hasil
belajar diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk menentukan
perbaikan terhadap perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar
dalam proses penelitian.
3. Bagi Lembaga UPI
Hasil penelitian dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo
Kabupaten Sumedang, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pengembangan
pada proses penelitian dan pembaharuan pembelajaran khususnya pada tingkat
99
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suhardjono dan Supardi.(2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi.(2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Bandung : PT. Bumi Aksara.
Dahar, Ratna Wilis. (1996) Teori-Teoir Belajar. Jakarta.Erlangga.
Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas.(2008).Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar. Jakarta. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunadi, Hasan,(2008). Metode Pembelajaran Inovatif. [Online].
http://wordpress.com/pengertian-metode-diskusi
//2008/04/12/pengertian_metode_diskusi. [05 Mei 2013].
Gusmawan, Rian (2004). Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. [On Line].
http://wordpress.com/pengertian-lingkungan-sebagai-sumber-belajar [05Mei 2013].
Haryati, ,(2007). Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran. [Online].
http://socialstudy.com/pengertian_kenamapakan_alam
//2007/02/11/pengertian_kenampakan_alam. [09 Mei 2013].
Hisnu dan Wardani (2008).Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. Jakarta. Pusat Perbukuan Nasional
Kartiwa, Dede. (2001). Pengenalan Lingkungan Sebagai Sumber Pembelajaran . [Online].http://www.wordpress.co.id//2001/01/17/pengertian_lingkungan_
sebagai_sumber_belajar. [22 januari 2013]
Katadinata. Sunaryo (2011).Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Mulyasa, E.(2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung.Remaja Rosda
Nurwira, Ahmad. (2011). Lingkungan dan Pembelajaran. [Online].
http://www.wordpress.co.id//2011/02/07/langkah_langkah_pembelajaran_l