• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

DIAN HERNAWATI 1010437

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

(2)

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG

Oleh Dian Hernawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dian Hernawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

(3)

PENGGUNAAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MENGIDENTIFIKASI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN NEGLASARI KECAMATAN TOMO KABUPATEN SUMEDANG

Oleh

Dian Hernawati 1010437

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I

(ttd)

Atep Sujana, M.Pd NIP : 19721226 200604 1 001

Pembimbing II

(ttd)

Drs. H. Dadang Kurnia, M.Pd NIP : 19560602 198111 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar - Kelas UPI Kampus Sumedang

(ttd)

(4)

vii

C. Hakiakat Lingkungan Sebagai Sumber Belajar…... 20

1. Pengertian lingkungan sebagai sumber belajar …. 20 2. Keunggulan lingkungan sebagai sumber belajar.... 21

(5)

viii

3. Tujuan penerapan metode diskusi dalam

pembelajaran... 26

BAB III METODE PENELITIAN 28 A. Lokasi dan Waktu penelitian……….. 28

F. Teknik pengolahan data……… 38

1. Teknik pengolahan data proses……… 38

2. Teknik pengolahan data hasil belajar……….. 40

3. Teknik pengolahan data wawancara……… 40

G. Validasi data………. 40

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 43 A. Paparan Data Awal……….. 43

B. Paparan Data Tindakan……….. 45

1. Paparan Data Tindakan siklus I……… 45

a. Paparan data perencanaan siklus I……….. 45

b. Paparan data proses siklus I……… 47

c. Paparan data hasil siklus I……….. 53

d. Analisis dan refleksi siklus I……….. 55

(6)

ix

c. Paparan data hasil siklus II………. 67

d. Analisis dan refleksi siklus II……….. 70

3. Paparan data Tindakan siklus III……….. 73

e. Paparan data perencanaan siklus III……… 73

f. Paparan data proses siklus III………. 75

g. Paparan data hasil siklus III……… 81

h. Analisis dan refleksi siklus III……… 84

C. Paparan pendapat siswa dan guru……….... 87

1. Paparan pendapat siswa……….. 87

2. Paparan pendapat guru………. 87

D. Pembahasan 88 1. Perencanaan ……….. 88

2. Kinerja guru tahap pelaksanaan ..……….. 89

3. Aktivitas siswa ……….. 91

4. Hasil belajar ……….. 92

5. Pembahasana hhasil kegiatan wawancara ……… 93

6. Pembahasana data catatan lapangan ………. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 95 A. Kesimpulan……….... 95

B. Saran ………. 97

DAFTAR PUSTAKA………... 99

LAMPIRAN – LAMPIRAN………... 101

(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil belajar siswa pada data awal ….……….. 6 3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas ……. 29 4.1 Data Awal Nilai Hasil Belajar Siswa……….. 44 4.2 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Perencanaan siklus I……… 46 4.3 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus I……… 50 4.4 Paparan Data Proses Aktifitas Siswa Siklus I……. 52 4.5 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus I……….. 53 4.6 Rangkuman Hasil Pelaksanan Siklus I………. 58 4.7 Paparan Data Proses Kinerja Guru tahap

Perencanaan siklus II……… 60 4.8 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Pelaksanaan Siklus II……… 64 4.9 Paparan Data Proses Aktifitas Siswa Siklus II…… 66 4.10 Paparan Data Hasil Belajar Siswa siklus II………. 68 4.11 Rangkuman Hasil Pelaksanaan Siklus II…………. 72 4.12 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

Perencanaan siklus III……….. 74 4.13 Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap

(8)

xi

Gambar Halaman

(9)

xii

1.3 Perbandingan Persentase aspek penilaian Pada

Proses Aktifitas Siswa Siklus I………. 53 4.4 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan belum

tuntas pada data awal dan siklus I ……….… 54 4.5 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil

Belajar Siswa Pada Data Awal Dan Siklus I…… 54 4.6 Perbandingan persentase paparan data proses

kinerja guru tahap perencanaan siklus I dan siklus

II ……… 61

4.7 Perbandingan persentase paparan data proses kinerja guru tahap pelaksanaan siklus I dan siklus

II ……… 65

4.8 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada

Proses Aktifitas Siswa Siklus I dan II………….. 67 4.9 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan belum

tuntas pada data awal, siklus I dan siklus

II……….… 69

4.10 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I dan

Siklus II……….. 69 4.11 Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru

Tahap perencanaan siklus I, Siklus II dan Siklus

III……… 74

4.12 Perbandingan Paparan Data Proses Kinerja Guru Tahap pelaksanaan siklus I, Siklus II dan Siklus

III……… 79

4.13 Perbandingan Persentase Aspek Penilaian Pada Proses Aktifitas Siswa Siklus I, Siklus II dan

Siklus III………. 81 4.14 Perbandingan jumlah siswa tuntas dan belum

tuntas pada data awal, siklus I, siklus II dan

Siklus III ……….… 83

4.15 Perbandingan Persentase Ketuntasan Data Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal, Siklus I, Siklus II

(10)

xiii

A. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 101

2 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 108

3 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 111

4 Data Hasil Belajar Siswa………. 113

5 Pedoman observasi aktifitas siswa………... 114

6 Pedoman observasi kinerja guru tahap perencanaan... 116

7 Pedoman observasi kinerja guru tahap pelaksanaan… 118

8 Catatan Lapangan……… 123

9 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan..………. 124

B. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 127

11 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 135

12 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 138

13 Data Hasil Belajar Siswa………. 140

14 Pedoman observasi aktifitas siswa………... 141

15 Pedoman observasi kinerja guru tahap perencanaan... 143

16 Pedoman observasi kinerja guru tahap pelaksanaan… 145

17 Catatan Lapangan……… 150

18 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan..………. 151

C. PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS III 19 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……… 154

20 Sampel Soal Hasil Kerja Siswa………... 162

21 Sampel LKS Hasil Kerja Siswa………... 165

22 Data Hasil Belajar Siswa………. 169

23 Pedoman observasi aktifitas siswa……….. 170

24 Pedoman observasi kinerja guru tahap perencanaan.. 172

25 Pedoman observasi kinerja guru tahap pelaksanaan.. 174

26 Catatan Lapangan……… 179

27 Dokumentasi Kegiatan Pelaksanaan..………. 180

D. DATA WAWANCARA 28 Pedoman Wawancara Guru……….……… 183

29 Pedoman Wawancara Siswa………... 185

(11)

xiv

32 Surat permohonan ijin penelitian dari UPI Kampus

Daerah Sumedang……… 189

33 Surat Keterangan Kepsek SD Negeri Neglasari

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan IPS dalam bidang pendidikan diawali dengan adanya suatu

proses analisis terhadap kehidupan sosial masyarakat dan juga nilai atau norma

yang berlaku di masyarakat, analisis yang dilakukan terhadap nilai sosial

masyarakat tersebut berkembang menjadi menjadi ilmu sosial dan humaniora,

kedua aspek sosial tersebut diintegrasikan oleh IPS dalam proses penerapan dan

pengembangannya, hal ini diperkuat oleh pendapat Sumaatmadja ( 2006: 1.9)

bahwa.

Ilmu sosial dan humaniora mempunyai dua kajian yang berbeda, namun berkenaan dengan objek yang sama yaitu kehidupan manusia di masyarakat, dan IPS sendiri mengintegrasikan keduanya, oleh karena itu IPS mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa IPS berkembang

dalam aspek kehidupan masyarakat yang di dalamnya mengandung ilmu-ilmu

sosial dan humaniora, sehingga pada konteks pembelajarannya tidak terlepas dari

adanya perkembangan sosial dan kehidupan masyarakat sekitar yang menjadi

bahan pembelajaran.

IPS yang merupakan salah satu mata pelajaran yang dikembangkan atas dasar

adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya, diterapkan pada konsep

pembelajaran melalui adanya penyederhanaan dari beberapa ilmu sosial yang

digunakan sebagai bahan pengembangan IPS secara pedagogis dan psikologis, hal

ini dilakukan agar terdapat suatu kesesuaian antara karakteristik pendidikan dan

juga tingkat perkembangan siswa sekolah dasar, sehingga dapat dijadikan sebagai

alasan untuk mencapai tujuan pendidikan, hal ini sesuai dengan pendapat dari Sapriya (2009:11) bahwa. “ IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disilpin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan manusia yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan”.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa pengembangan dari

(13)

2

IPS dilakukan dengan melakukan penyederhanaan terhadap ilmu sosial secara

ilmiah, pedagogis dan psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan.

Selain dari pada itu mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial merupakan mata

pelajaran yang dipelajari pada tingkat sekolah dasar. Konsep dasar dari ilmu

pengetahuaan sosial (IPS) merupakan suatu ilmu yang dikembangkan atas dasar

adanya suatu interaksi yang dilakukan oleh manusia dengan lingkungan alam dan

lingkungan sosialnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan salah satu mahluk

sosial yang selalu melakukan interaksi dengan manusia lain maupun dengan

lingkungannya dalam proses kehidupan, interaksi yang dilakukan oleh manusia

tersebut membentuk suatu konsep pemahaman akan adanya suatu penemuan yang

dikembangkan menjadi ilmu sosial. Ilmu sosial tersebut digunakan untuk

membahas beberapa bidang yang terdapat dalam kehidupan manusia dan

lingkungannya diantaranya adalah geografi, sejarah, ekonomi, antroplologi,

sosiologi, ilmu politik dan psikologi. Hal ini sesuai dengan pendapat

Sumaatmadja (2006: 1.23) bahwa.

IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil suatu pemahaman

bahwa IPS adalah suatu program pendidikan yang dimasukkan menjadi salah

satu mata pelajaran yang membahas mengenai adanya interaksi antara

manusia dengan lingkungannya, dengan adanya interaksi antara manusia

dengan lingkungannya maka dapat diambil sebagai bahan bagi proses

pengembangan ilmu sosial, khusus untuk tingkat sekolah dasar hanya berada

dalam ruang lingkup geografi, sejarah dan ekonomi.

Sedangkan untuk tujuan pembelajaran dari IPS pada tingkat sekolah dasar

dilakukan untuk memberikan bekal awal kepada siswa dalam memahami konsep

kehidupan sosial di masyarakat, menanamkan nilai-nilai sosial dan juga

meningkatkan kemampuan untuk melakukan komunikasi dalam masyarakat

(14)

sesuai dengan kajian dari Depdiknas (2006:45) menyatakan bahwa ilmu

pengetahuan sosial pada tingkat sekoah dasar (SD) mempunyai tujuan sebagai

berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya

b. Memilki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

e. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global.

Berdasarkan kajian tersebut maka dalam hal ini tujuan dari IPS adalah

menanamkan adanya konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungan

siswa, mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami nilai-nilai sosial

yang terdapat dalam masyarakat, mengembangkan kemampuan untuk berpikir

logis dalam menghadapi permasalahan di masyarakat dan meningkatkan

kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam lingkungan yang majemuk.

Dari tujuan IPS pada tingkat sekolah dasar, dapat dikembangkan menjadi

peranan dan pentingnya ditanamkan dan dipelajarinya IPS terhadap siswa pada

tingkat sekolah dasar, dengan adanya pembelajaran IPS maka siswa akan mampu

mengembangkan pengetahuannya mengenai perkembangan sosial masyarakat

serta nilai yang berlaku dalam masyarakat, sehingga siswa dapat menempatkan

dirinya pada masyarakat sesuai dengan keadaan dan kebiasaan yang berlaku

dimasyarakat, serta mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dalam

kehidupan sosial masyarakat, hal ini diperkuat dengan pendapat dari Sumaatmadja (2006: 1.10) bahwa “IPS membina anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara”. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa pentingnya IPS pada pembelajaran siswa di

tingkat SD memiliki peranan dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi

(15)

4

ilmu pengetahuan, keterampilan kepedulian sosial yang siswa tanamkan dalam

dirinya dan masyarakat untuk kepentingan bangsa dan negara.

Jika dilihat dari adanya tujuan dan pentinganya pembelajaran IPS terhadap

proses pembelajaran tingkat sekolah maka proses pembelajaran yang diharapkan

mampu untuk menjembatani siswa dalam memahami konsep awal dari

tumbuhnya masyarakat, pengaruh individu dalam masyarakat, pengaruh

perkembangan sosial masyarakat terhadap budaya dan kebiasaan masyarakat lain

serta adanya penanaman ilmu, nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk nyata hasil

pembelajaran IPS, hal ini diperkuat dengan pendapat Winataputra (2009: 9.4)

bahwa.

Dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS keterlibatan siswa harus secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan, pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil menulis). Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyan atau tanggapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukan proses belajar mengajar yang interaktif.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

dalam proses pembelajaran IPS, guru harus menyajikan proses pembelajaran yang

interaktif yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan

eksplorasi kemampuan yang dimilikinya melalui, konsep mendengarkan, melihat,

merasakan, mengajukan pendapat dan menentukan hipotesis berdasarkan

pemahaman yang dimilikinya, sehingga terjadi suatu proses pembelajaran yang

interaktif dan proses pembelajaran ini yang harus ditanamkan pada proses

pembelajaran IPS.

Namun kenyataannya dalam proses pembelajaran IPS mengalami

permasalahan yang mengakibatkan pencapaian dari kompetensi dalam proses

pembelajaran IPS terhambat, berdasarkan hasil observasi pada tanggal 14

Desember 2012 terhadap siswa kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo

Kabupaten Sumedang, dengan fokus pengamatan pada materi pembelajaran

mengenai mengidentifkasi kenampakan alam, dari hasil observasi awal diperoleh

(16)

sehingga mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa. Adapun permasalahan yang

didapat dalam proses observasi awal adalah sebagai berikut:

1. Kinerja Guru

a. Proses pembalajaran yang dilakukan oleh guru tidak menanamkan konsep

dasar dari adanya gambaran mengenai kenampakan alam secara nyata;

b. Tidak diberikannya suatu visualiasai dengan menggunakan bentuk nyata

maupun tiruan dari beberapa kenampakan alam sebagai proses awal

mengidentifikasi kenampakan alam;

c. Guru hanya memberikan contoh dari kenampakan alam dan buatan tanpa

adanya suatu penjabaran mengenai gambaran dari masing –masing ciri

kenampakan alam;

d. Tidak digunakannnya media pembelajaran sebagai bentuk dari pemberian

gambaran bentuk maupun ciri dari kenampakan alam secara nyata maupun

tiruan.

2. Aktivitas Siswa

a. Dalam proses pembelajaran siswa terlihat jenuh, hal ini dikarenakan siswa

hanya sebagai pendengar dalam proses pembelajaran yang disebabkan karena

proses pembelajaran hanya dilakukan searah dari guru kepada siswa;

b. Siswa dalam proses pembelajaran bersifat pasif, tanpa adanya suatu interaksi

yang dilakukan oleh siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru dalam

proses pembelajaran;

c. Siswa masih terlihat bingung ketika menentukan ciri dari kenampakan alam;

d. Siswa tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru pada materi kenampakan alam, dikarenakan siswa bosan

mendengar penjelasan materi tanpa adanya visualisasi dan penjelasan dari sisi

bentuk dari kenampakan alam yang dipelajari.

3. Hasil belajar

Hasil belajar yang diperoleh pada data awal ini mengalami suatu

permasalahan dalam pemahaman siswa mengenai kenampakan alam dan

kenampakan buatan dikarenakan pengaruh negatif yang terjadi pada proses

(17)

6

dengan persentase 35 % dan 13 orang siswa yang belum tuntas dengan persentase

65 %. Adapun paparan data awal hasil belajar siswa adalah sebagai berikut.

Tabel 1.1

Berdasarkan paparan data awal hasil belajar tersebut maka dapat diambil

kajian bahwa jumlah siswa yang tuntas dan yang belum tuntas masih seimbang,

dengan data jumlah murid tuntas sebanyak 7 orang atau mencapai 35%

ketuntasan, dan siswa belum tuntas dengan jumlah 13 orang atau mencapai 65 %

siswa belum tuntas, dari data tersebut perbandingan antara siswa tuntas dan belum

tuntas adalah 30 %, selain dari pada itu dengan adanya bukti paparan data hasil

belajar siswa ini, maka dapat dipastikan sebagian siswa masih mengalami

kesulitan untuk mengidentifikasi kenampakan alam, sehingga perlu dilakukan

tindakan terhadap permasalahan yang terjadi pada proses dan hasil belajar.

Jika diamati dari sisi permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran,

maka dapat ditentukan karakteristik permasalahan berawal dari tidak

(18)

mengidentifikasi kenampakan alam dan juga metode yang tepat dalam melakukan

identifikasi kenampakan alam oleh siswa, untuk memperbaiki iklim belajar

tersebut maka akan diperbaiki dengan cara menggunakan lingkungan sebgai

sumber belajar dengan metode diskusi dalam menignktakan hasil belajr siswa

mengidentifikasi kenmapakan alam di lingkungan sekitar.

Alasan penggunaan media lingkungan sebgai sumber belajar pada dasarnya

lingkungan merupakan bagian terdekat dengan siswa dalam proses pembelajaran,

hal ini dikarenakan lingkungan sekitar merupakan lingkungan sehari-hari yang

dapat dikenali oleh siswa dan juga dapat dipahami mengenai ciri khusus pada

yang terdapat pada lingkungan tersebut, sehingga tidak akan sulit bagi siswa

untuk memahami sesuatu berdasarkan sumber yang disediakan pada lingkungan

sekitar, selain dari pada itu dengan ditentukannya lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar maka siswa akan merasa terdorong untuk melakukan pengamatan

dengan proses pemikiran yang logis dan sistematis, hal ini dikarenakan dalam

lingkungan disajikan suatu bentuk fenomena nyata atau kejadian dan objek nyata

yang diperlukan oleh siswa dalam memahami konsep materi pembelajaran, hal ini

sesuai dengan pendapat dari Winataputra (2009: 9.35) bahwa.

Lingkungan sebagai sumber pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir secara logis, sistemais dan logis. Karena dari lingkungan muncul berbagai fenomena yang menarik dan menantang bagi siswa, oleh karena itu guru dituntut memiliki keterampilan membawa lingkungan ke dalam kelas atau membawa siswa ke luar kelas.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

dengan adanya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat memberikan

hasil positif bagi minat dan cara berpikir siswa, dikarenakan dalam penggunaan

lingkungan sebagai sumber belajar diperlukan proses pemikiran yang logis dan

sistematis, serta dapat pula digunakan sebagai konsep pengembangan tingkat

pemahaman siswa mengenai kenampakan alam yang berada di lingkungan sekitar

secara nyata.

Selain dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, juga

dilakukan penerapan metode diskusi dalam proses pembelajarannya, hal ini

(19)

8

terutama proses pembelajaran yang mengarah kepada peran siswa pasif, hal ini

dapat diatasi dengan penerapan metode diskusi, jika dilihat dari karakteristik

metode diskusi akan terlihat adanya proses pembelajaran yang sebagian besar

dilakukan oleh siswa, dimana siswa akan dibentuk menjadi kelompok belajar dan

secara bersama-sama melakukan diskusi pada proses pembelajaran dalam bentuk

tanya jawab kelas berkaitan dengan permasalahan yang diajukan, hal ini didukung oleh pendapat dari Priatna (2006: 2) bahwa “ metode diskusi melibatkan siswa secara aktif untuk mencari dan menemukan jawaban bersama anggotanya melalui pengamatan dan tanya jawab”, berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa penerapan metode diskusi dapat menyajikan proses pembelajaran

yang mengarah kepada siswa aktif untuk memecahkan permasalahan yang

diberikan bersama anggota kelompok diskusi melalui pengamatan dan dan tanya

jawab.

Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan, maka ditentukan judul

penelitian sebagai berikut.

“ Penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi

kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang”.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan dan pengajuan hipotesis

yang digunakan sebagai bentuk dari pemecahan masalah, maka dalam

pengembangan penelitian ditentukan rumusan masalah sebagai bentuk acuan

pengembangan atas pertanyaan dalam penelitian, adapun rumusan masalah

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar

sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN

(20)

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari

Kecamatan tomo Kabupaten sumedang?

c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi

kenampakan alam dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar melalui metode diskusi di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo

Kabupaten Sumedang ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran yang

memberikan dampak negatif terhadap hasil belajar siswa maka ditentukan

hipotesis tindakan dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar

melalui metode diskusi. Proses pembelajaran dengan menerapkan lingkungan

sebagai sumber belajar menurut pendapat dari Nurwira (2011: 1) adalah sebagai berikut “penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar pada dasarnya terdiri dari tahap penentuan kajian subjek pengmatan, tahap kedua melakukan eksplorasi sumber belajar (lingkungan) dan tahap ketiga penentuan kesimpulan data”, berdasarkan pendapat tersebut adapun aplikasi proses pembelajarannya adalah

sebagai berikut.

a. Tahap penentuan kajian subjek pengamatan

Pada tahap ini siswa dengan bimbingan dari guru terlebih dahulu menentukan

bahan kajian yang akan diamati pada lingkungan, bahan kajiannya yaitu

kenampakan alam di daratan dan perairan yang berada di lingkungan sekitar.

b. Tahap eksplorasi sumber belajar (lingkungan)

Pada tahap kedua, setelah ditentukan bahan kajian yaitu mengenai

kenampakan alam di daratan dan perairan, selanjutnya siswa dengan bimbingan

guru melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar untuk menemukan objek

alam yang termasuk ke dalam kenampakan alam daratan dan perairan berdasarkan

(21)

10

di lingkungan sekitar yang termasuk ke dalam kenampakan alam di daratan dan

perairan.

c. Tahap penentuan kesimpulan data

Pada tahap ketiga ini merupakan tahap akhir dalam menentukan kesimpulan

data, dimana siswa dengan bimbingan dari guru menuliskan data hasil

pengamatan dan diskusi kelompok mengenai kenampakan alam daratan dan

perairan yang berada di lingkungan sekitar beserta data fakta dan uraian

argumentasi.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, mengacu kepada

rumusan masalah yang akan dipecahkan dan ditindaklanjuti, adapun tujuan

penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar

sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN

Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar

sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam dan buatan di kelas

IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi

kenampakan alam dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar melalui metode diskusi di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo

Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas dengan penggunaan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan

(22)

langsung maupun sebagai bentuk dampak pengiring bagi pihak lain. Adapun

manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Siswa

a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan identifikasi terhadap

lingkungan sekitar;

b. Mengenalkan lingkungan alam kepada siswa secara visualisasi dan tata

letaknya berdasarkan geografis;

c. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai konsep dasar dari kenampakan

lingkungan alam;

d. Memicu motivasi siswa untuk melakukan pengamatan dan identifikasi objek

di lingkungan alam.

2. Manfaat Bagi Guru

a. Memberikan pengalaman bagi guru dalam melakukan suatu tindakan

terhadap permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran, khususnya

pada mata pelajaran IPS;

b. Dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam melakukan suatu proses

pembelajaran;

c. Mendapatkan suatu pengetahuan mengenai penggunaan lingkungan sebagai

salah satu sumber belajar sebagai bagian dari unsur pembelajaran;

d. Dapat lebih memberikan kesempatan bagi guru untuk mengolah situasi

belajar di kelas menjadi lebih aktif, kreatif dan inovatif melalui penggunaan

media pembelajaran.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a. Membantu akan tercapainya suatu tujuan pembelajaran, sebagai bentuk dari

kualitas sekolah dalam menghasilkan output siswa;

b. Memberikan suatu kekuatan akan gambaran bahwa sekolah adalah tempat

dilakukannya proses pembelajaran secara formal dan adanya suatu kerjasama

antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru secara aktif

dalam proses pembelajaran;

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dan menerapkan proses

(23)

12

4. Manfaat Bagi Peneliti

d. Memberikan suatu gambaran akan proses penelitian tindakan kelas, yang

merupakan suatu langkah dalam proses perbaikan pembelajaran dan hasil

belajar;

e. Dapat digunakan sebagai suatu referensi fakta akan pemecahan masalah yang

timbul dari proses pembelajaran;

f. Dapat digunakan sebagai bahan pembanding bagi peneliti lain untuk

melakukan penelitian tindakan kelas selanjutnya, yang mengacu kepada

konsep permasalahan yang sama dan arah pemecahan masalah yang sama

pula.

E. Batasan Istilah

1. Lingkungan adalah alam sekitar yang ditempati oleh sekelompok manusia

dan mahluk hidup lainnya dilihat dari kawasan jelajah para penduduknya dan

dibatasi dengan batas luas daerah (Kartiwa, 2001: 1)

2. Sumber belajar pada dasarnya adalah hal yang memuat informasi dalam

proses pembelajaran. (Winataputra, 2009: 9.22)

3. Metode diskusi adalah suatu bentuk metode yang diterapkan dengan

mengelompokan siswa menjadi kelompok belajar, dalam kelompok belajar

tersebut siswa diberikan bentuk permasalahan yang menjadi bahan kajian dan

perbincangan (diskusi) untuk ditemukan pemecahan masalahnnya. (Sunarto,

2008:12);

4. Hasil belajar adalah suatu bentuk hasil gambaran yang dituangkan dalam

bentuk skor maupun angka dan tingkatan dari subjek pembelajaran (Dimyati

dan Mudjiono,2006:200)

5. Kenampakan alam adalah segala sesuatu yang terlihat pada lingkungan alam

yang terjadi karena murni proses perubahan dan kejadian alam. Syamsiah.et

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dengan menerapkan lingkungan sekitar sebagai

sumber belajar melalui metode diskusi ini adalah SDN Neglasari Kecamatan

Tomo Kabupaten Sumedang, Adapun alasan memilih SDN Neglasari sebagai

lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

a. Dari hasil observasi awal yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Neglasari

dengan materi pembelajaran mengindentifikasi kenampakan alam mengalami

permasalahan, sehingga pelaksanaan penelitian dan pemberian tindakan harus

pada siswa kelas IV SDN Neglasari sesuai dengan sumber permasalahan yang

diteliti;

b. Peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di SDN Neglasari yang juga

merupakan SD induk tempat peneliti mengajar sehingga memudahkan

peneliti untuk memahami kondisi lingkungan, situasi belajar dan karakterisik

siswa dalam melakukan penelitian;

c. Adanya ijin dari kepada sekolah SDN Neglasari untuk melakukan penelitian

yang disertai dengan surat ijin penelitian dari UPI Kampus Sumedang, dan

juga dukungan secara moril dari guru-guru SDN Neglasari.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan direncanakan selama 5 bulan, dimulai

dengan bulan Januari, Februari, Maret, April, dan Mei pada tahun 2013. Kegiatan

penelitian diawali dengan proses analisis masalah, seminar hasil penelitian dalam

bentuk proposal, perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian dengan

menerapkan tindakan dan melakukan pelaporan penelitian secara keseluruhan

dalam bentuk skripsi untuk di sidangkan. Untuk lebih jelasnya maka akan

divisualisasikan dalam bentuk tabel waktu penelitian dibawah ini.

(25)

29

terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Adapun alasan

pemilihan siswa kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang

sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV dalam fase perkembangannya

mulai berada dalam fase operasiomal konkrit menuju operasional formal, hal ini

dapat membantu utnuk memberikan suatu proses pembelajaran yang

mengembangkan konsep dasar nyata menuju konsep abstrak, seperti yang

dilakukan terhadap proses pembelajaran mengidentifikasi kenampakan alam,

selain dari pada itu sumber permasalahan berasal dari siswa kelas IV dan juga

proses pembelajaran di kelas IV, sehingga perlu mendapatkan tindakan perbaikan

di kelas IV SDN Neglasari kecamatan Tomo kabupaten sumedang.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam proses penelitian adalah metode

penelitian tindakan kelas (PTK) hal ini dikarenakan proses pelaksanaan penelitian

dilakukan di dalam kelas, dan juga perbaikan teerhadap proses pembelajaran yang

(26)

berkaitan dengan pengertian dari penelitian tindakan kelas (PTK) menurut

pendapat dari Wardhani dan Wihardit (2008: 14) yang menjelaskan bahwa.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri, melalui kegiatan refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Mengacu kepada pernyataan tersebut maka dapat dipahami bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru dengan

bantuan observer yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan untuk

memperbaiki proses pembelajaran di kelas sehingga dapat memberikan suatu

dampak positif bagi perbaikan dan peningkatan hasil belajar siswa dan juga proses

pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam proses penelitian tindakan kelas

mengacu kepada model penelitian spiral dari Kemmis dan Taggart. Kajian model

spiral menurut pendapat dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66-67)

adalah sebagai berikut.

Langkah-langkah proses yang dilakukan pada penelitian dengan menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart adalah dengan tahap perencanaan (Plan), tahap tindakan (Act), tahap pengamatan (Observe) dan refleksi (Reflect).

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

dalam pelaksanaan desain penelitian dengan model spiral Kemmis dan Taggart

terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanan tindakan, tahap pelaksanaan

tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Adapun penjelasan mengenai

tahapan pada desain penelitian ini akan divisualisasikan dalam bentuk gambar di

(27)

31

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2008: 66) Adapun pembahasan dari tahapan yang dilakukan pada proses penelitian

tindakan kelas ini berdasarkan desain penelitian adalah sebagai berikut:

a. Rencana (Plan)

Pendapat dari Arikunto (2008:17) menjelaskan tentang kajian dari

perencanaan adalah sebagai berikut “dalam tahap ini peneliti mejelaskan tentang

apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan kelas tersebut

dilakuakan”.

Dalam proses penelitian tindakan kelas ini tahapan perencanaan dilakukan

dengan beberapa langkah yang disusun sebagai imbas dari perumusan masalah

dan pemecahan masalah yang telah ditentukan. Tahapan perencanaan ini berupa

pengkajian ulang masalah dan pemecahan masalah yang akan diajukan sebagai

tindakan, penguatan secara teoritis, pengkajian kurikulum sebelum menentukan

rencana pembelajaran, pembuatan perencanaan pembelajaran, pembuatan media

pembelajaran dan instrument penelitian sebagai alat untuk mengumpulkan data

(28)

b. Tindakan (Act)

Pendapat dari Arikunto (2008:18) menjelaskan tentang tahap ke dua dari

penelitian tindakan kelas ini, adapun penjelasan tersebut adalah sebagai berikut:

“tahap kedua dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas”.

Pada tahap tindakan ini proses penelitian dilakukan dengan jalan melakukan

suatu penerapan ataupun implementasi terhadap langkah-langkah akan pemecahan

masalah yang diajukan sesuai dengan kajian permasalahan yaitu dengan

penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi,

dan beberapa langkah pelaksanaan evaluasi yang disesuaikan dengan kesesuaian

terhadap pencapaian tujuan dari pembelajaran dan penelitian.

c. Observasi (Observe)

Pendapat dari Suhardjono (2008:78) yang menerangkan tentang tahap ketiga

pada proses penelitian tindakan kelas ini yaitu tahap observasi dan adapun

pendapatnya adalah sebagai berikut.

Pada tahap ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun ,termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu kewaktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Pada kegiatan observasi ini beberapa data-data hasil belajar dan pelaksanaan

dikumpulkan atau di data menurut situasi dan keadaan yang terjadi pada saat

penelitian berlangsung, langkah observasi ini ditunjang dengan penggunaan

instrumen penelitian sesuai dengan fungsinya masing-masing dan kedudukannya

dalam pengembangan tujuan dari penelitian tindakan kelas ini, yang akan diproses

dan diolah menurut karakteristik pengolahan nilai akhir masing-masing.

d. Refleksi (Reflect)

Menurut pendapat dari Suhardjono (2008:80) menerangkan tentang tahapan

(29)

33

Pada tahap refleksi, tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya

Pada tahapan refleksi ini beberapa data yang dihasilkan dan telah diolah

menurut langkah pengolahan datanya masing-masing dan dari beberapa data

deskriptif dan naratif dikaji ulang akan tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan

dan mencari permasalahan yang kurang tercapai dan terhambat pada proses

pelaksanaan penelitian tindakan kelas sehingga dari hal inilah merupakan dasar

dari pengembangan tindakan selanjutnya untuk mendapatkan suatu pembaharuan

dan revisi ulang guna mencapai target yang diinginkan.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian mengacu kepada desain penelitian yang terdiri dari tahap

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi terhadap aplikasi tindakan dalam

proses pembelajaran penggunaan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar

melalui metode diskusi. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan dilakukan dengan mempersiapkan

komponen yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan. Adapun

langkah-langkah perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Membuat RPP sesuai dengan analisis dari kurikulum dan langkah-langkah

pembelajaran dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui

metode diskusi;

b. Membuat LKS dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar

melalui metode diskusi;

c. Membuat dan menyediakan media pembelajaran dengan menggunakan media

gambar dan lingkungan sekitar;

d. Pembuatan instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen pengumpul data

(30)

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan cara menerapkan lingkungan

sebagai sumber belajar melalui metode diskusi. Adapun inti dari proses

pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Siswa dibentuk menjadi empat kelompok belajar, untuk melaksanakan proses

diskusi pembelajaran, setiap kelompok diskusi beranggotakan lima orang siswa

yang ditentukan secara heterogen dilihat dari kemampuan dan jenis kelamin

siswa, kelompok siswa terlebih dahulu menyimak penjelasan dari guru mengenai

konsep dasar dari materi pembelajaran yaitu mengenai ciri dari kenampakan alam,

pada tahap ini guru mengggunakan media gambar terlebih dahulu untuk

memberikan pemahaman visualisasi mengenai kenampakan alam.

Setelah kelompok siswa menyimak penjelasan konsep materi pembelajaran

dari guru, selanjutnya siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS), kelompok siswa

menyimak penjelasan mengenai tujuan dan petunjuk pengisian LKS, setiap

kelompok siswa dengan bimbingan dari guru melakukan kegiatan pengamatan

diluar kelas untuk menentukan kenampakan alam yang berada di sekitar

lingkungan siswa, setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru melakukan

kegiatan pengamatan dan mengidentifikasi lingkungan sekitar untuk menentukan

nama kenampakan alam yang ditemukannya dengan melakukan diskusi

kelompok, setiap kelompok siswa dengan bimbingan guru menuliskan

objek-objek yang termasuk ke dalam kenampakan alam daratan dari hasil pengamatan

kelompok siswa terhadap lingkungan sekitar dengan melakukan diskusi

kelompok, setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru menuliskan

objek-objek yang termasuk ke dalam kenampakan alam perairan dari hasil pengamatan

kelompok siswa terhadap lingkungan sekitar dengan melakukan diskusi

kelompok, setelah kelompok siswa melakukan pengamatan dan diskusi mengenai

kenampakan alam yang berada di daerah sekitanya, maka selanjutnya siswa

kembali ke kelas.

Setiap kelompok siswa dengan bimbingan dari guru mendiskusikan ulang

dengan anggota kelompoknya masing-masing mengenai hasil pengamatan yang

(31)

35

yang didapatkan, setiap ketua kelompok dari masing-masing kelompok siswa

diberikan kesempatan untuk membacakan hasil pengamatan dan diskusi

kelompoknya di depan kelas, dan siswa dari kelompok lain dapat mengajukan

pertanyaan beserta argumentasi berkaitan dengan hasil pengamatan kelompok lain

untuk dilakukan diskusi ulang dalam ruang lingkup diskusi kelas, setiap kelompok

siswa setelah melakukan diskusi kelas, maka untuk selanjutnya menentukan

kesimpulan dari hasil diskusi dam melaporkannya kepada guru, memberikan

penghargaan kepada kelompok siswa yang mempunyai hasil kerja terbaik, siswa

kembali secara individu ke tempat duduknya masing-masing.

3. Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pelaksanaan

penelitian dan mengumpulkan data proses serta hasil belajar menggunakan alat

pengumpul data proses dan hasil belajar. Hal ini mengacu kepada pendapat dari

Mulyasa (2009:71) bahwa “observasi mencakup prosedur perekaman data tentang

proses dan hasil implimentasi tindakan. Penggunaan pedoman atau instrumen

yang telah disiapkan perlu diungkap”.

Berdsarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

dalam tahap observasi dilakukan dengan proses pengumpulan data terhadap

proses pelaksanaan tindakan menggunakan instrumen penelitian dalam bentuk alat

pengumpul data proses yaitu pedoman observasi dan catatan lapangan serta

pengumpul data hasil belajar dalam bentuk tes, untuk selanjutnya data–data yang

dihasilkan akan dianalisis dari sisi permasalahan dan pencapaiannya terhadap

target untuk direfleksikan sebagai bentuk tindakan pada siklus berikutnya.

4. Tahapan Analisis dan Refleksi a. Tahap Analisis

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:151) menjelaskan suatu kajian

bagaimana langkah yang dapat dilakukan dalam melaksanakan suatu analisis

terhadap proses dan hasil penelitian, adapun kajian langkah analisis tersebut

(32)

1) Kode atau koding adalah pemberian tanda atau simbol pada segmen catatan lapangan untuk menunjukkan adanya situasi atau kegiatan yang menjadi fokus yang diteliti untuk dianalisis.

2) Catatan Reflektif yakni pemikiran yang timbul pada saaat mengamati dan merupakan hasil proses membandingkan, atau mengkaitkan, atau menghubungkan data yang ditampilkan dengan data sebelumnya.

3) Catatan pinggir yang merupakan komentar pengamat secara spontan dalam pengamatan terhadap situasi yang ditampilkan.

4) Matriks, pembuatan matriks diperlukan untuk membantu peneliti melihat data lebih jelas dan memahaminya secara substantif, serta membantu untuk menganalisisnya.

Mengacu kepada pernyataan tersebut maka dalam proses penelitian ini

analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pengkodean, hal ini

dikarenakan dalam proses penelitian dan juga penentuan dari analisis tindakan

difokuskan kepada permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran,

sehingga akan lebih mempermudah dan terfokus kepada kegiatan refleksi sebagai

bentuk pemberian tindakan.

b. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan kelanjutan dari tahap analisis, hal ini dikarenakan

permasalahan yang telah difokuskan dalam proses analisis selanjutnya akan

ditentukan tindakan perbaikan pada tahap refleksi dan diterapkan pada

perencanaan dan pelaksanaan siklus berikutnya. Hal ini diperkuat dengan

pendapat dari Mulyasa (2009:71) yang mengungkapkan bahwa.

Refleksi adalah suatu kegiatan menguraikan tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi tentang proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan, serta kriteria dan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

tahap refleksi dilakukan dengan menentukan tindakan perbaikan dari hasil analisis

temuan masalah, hasil dari refleksi tersebut diterapkan pada tahap perencanaan

(33)

37

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut.

1. Tes

Tes dalam proses pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data

hasil belajar siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya tingkat

pemahaman siswa terhadap proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan

pendapat dari Bukhori (Arikunto, 2002: 32) bahwa „tes adalah suatu percobaan

yang dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya hasil pelajaran tertentu pada

seorang murid atau kelompok murid‟.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dipahami bahwa tes digunakan

untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil belajar pada siswa, sehingga dengan

adanya penggunaan tes maka tingkat ketuntasan siswa dapat dilihat dari

pencapaian nilai hasil belajar dengan perbandingan terhadap kriteria ketuntasan

minimal yang ditentukan pada indikator pembelajaran.

2. Pedoman Wawancara

Pendapat dari Mulyasa (2009:69) menyebutkan bahwa “pedoman wawancara

merupakan salah satu instrumen untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data

atau subjek penelitian secara langsung.”

Mengacu kepada pernyataan diatas maka pedoman wawancara merupakan

suatu alat pengumpul data dalam bentuk deskriptif, di dalam pedoman wawancara

terdapat beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan tujuan dari proses

penelitian yang akan ditentukan berdasarkan pendapat dari narasumber secara

langsung.

3. Pedoman Observasi

Pendapat dari Mulyasa (2009:69) menyebutkan bahwa “pedoman obsevasi

(34)

aktivitas dan kretivitas peserta didik dalam pembelajaran, baik di kelas maupun di

luar kelas.”

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa pedoman

observasi digunakan untuk mengumpulkan data proses pembelajaran baik itu pada

aktivitas siswa maupun terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran,

disesuaikan dengan adanya penggunaan aspek dan deskriptor penilaian sehingga

menghasilkan data proses untuk di interpretasikan.

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk mencatat

kejadian kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran baik itu pada guru maupun

pada siswa secara tertulis hal ini sejalan dengan pendapat dari Wiriaatmadja

(2005: 125) yang mengemukakan bahwa “Catatan lapangan memuat deskriptif

berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk

interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya”.

Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dipahami bahwa catatan lapangan

dilakukan untuk menentukan suatu paparan data proses pembelajaran dalam

bentuk deskriptif, dalam penggunaan catatan lapangan ditentukan berdasarkan

panduan yang terdapat pada indikator yang diamati dan difokuskan kepada

penemuan permasalahan dilapangan hal ini dikarenakan berkaitan dengan

penguatan terhadap proses analisis data.

F. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilkaukan dalam proses penelitian terdiri dari

dua teknik pengolahan data yaitu teknik pengolahan data proses dan teknik

pengolahan data hasil belajar, adapun penjelasan pada teknik pengolahan data

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Teknik Pengolahan Data Proses

Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses

kinerja guru pada tahap perencanaan, kinerja guru pada saat pelaksanaan, dan

aktivitas siswa. Adapun pembahasan mengenai teknik pengolahan data tersebut

(35)

39

a. Teknik Pengolahan Data Proses Kinerja Guru

Teknik pengolahan data proses kinerja guru terdiri dari kinerja guru dalam

tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan, adapun teknik pengolahan data proses

kinerja guru tersebut adalah sebagai berikut.

1) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap perencanaan Skor Ideal = 12

Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian

Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian

Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian

Skor 0 apabila tidak terdapat pencapaian deskriptor penilaian

Baik (B) : Jika skor yang didapat 9-12

Cukup (C) : Jika skor yang didapat 5-8

Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-4

Prosentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

2) Teknik pengolahan data proses kinerja guru tahap pelaksanaan Skor Ideal = 18 x 3 = 54

Skor 3 apabila terdapat 3 indikator deskriptor penilaian

Skor 2 apabila terdapat 2 indikator deskriptor penilaian

Skor 1 apabila terdapat 1 indikator deskriptor penilaian

Skor 0 apabila tidak terdapat pencapaian deskriptor penilaian

Baik (B) : Jika skor yang didapat 38-54

Cukup (C) : Jika skor yang didapat 19-37

Kurang (K) : Jika skor yang didapat 0-18

Prosentase : Jumlah skor keseluruhan x 100 % Skor ideal

3) Teknik pengolahan data proses aktivitas siswa Setiap aspek mempunyai skor :

3 : apabila terdapat 3 indikator penilaian

2 : apabila terdapat 2 indikator penilaian

(36)

Skor ideal : 9

Baik (B) : apabila jumlah skor 7-9

Cukup (C) : Apabila jumlah skor 4-6

Kurang (K) : apabila jumlah skor 0-3

Persentase : jumlah skor yang didapat x 100 % Skor ideal

2. Teknik Pengolahan Data Hasil Belajar Deskriptor Penilaian :

Setiap soal mempunyai skor 3 apabila terdapat 3 jawaban benar, skor 2 apabila

terdapat 2 jawaban benar, skor 1 apabila terdapat 1 jawaban benar dan skor 0

apabila tidak terdapat jawaban benar atau tidak terdapat jawaban atas soal.

Skor Ideal : 3 x 3 = 9

Nilai akhir :

Persentase :

3. Teknik Pengolahan Data Wawancara

Teknik pengolahan data wawancara dilakukan dengan melakukan suatu

perbandingan hasil wawancara secara deskriptif dari hasil wawancara yang

dilakukan dengan narasumber menggunakan pedoman wawancara dengan tujuan

yang diharapkan pada proses penelitian, sehingga didapatkan suatu analisis data

perbandingan dari tingkat positif dan tingkat negatif yang dihasilkan dari proses

penelitian dan pembelajaran, sehingga dari hasil wawancara dalam bentuk data

deskriptif ini dapat dijadikan sebagai suatu data pembanding bagi proses

pelaksanaan pembelajaran dan penelitian baik itu dari kinerja guru, aktivitas siswa

dan juga hasil belajar secara deskriptif.

(37)

41

Validasi data ini pada penelitian ini menggunakan validasi data yang merujuk

kepada pendapat Hopkins (Wiriaatmadja.2008 : 168-171), yaitu sebagai berikut.

1. Member Check

Member Check menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:168) menjelaskan

bahwa.

Member Check adalah memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi akhir pertemuan penelitian.

Mengacu kepada pernyataan tersebut maka dalam hal ini dilakukan dengan

melakukan refleksi ulang terhadap data yang dihasilkan pada proses pembelajaran

dengan menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara melalui

kegiatan diskusi konfirmasi terhadap guru maupun siswa melalui kegiatan

wawancara kepada guru kelas IV dan siswa kelas IV SDN Neglasari.

2. Triangulasi

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:169) bahwa “Triangulasi yaitu

memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan

terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaboratif.”

Berdasarkan pendapat tersebut maka dilakukan suatu pengkajian ulang

terhadap data yang dihasilkan dalam proses dan hasil belajar siswa melalui

kegiatan pengkajian ulang dengan observer dan juga teman sejawat peneliti untuk

membandingkan data dengan proses pembelajaran antara hasil peneliti dengan

mitra peneliti.

3. Audit Trail

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:170) bahwa “Audit trail yaitu

mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data dengan cara

mendiskusikan dengan pembimbing.”

Berdasarkan perntaan tersebut maka beberapa data yang dihasilkan dalam

(38)

bentuk masukan melalui diskusi bimbingan. Adapun dosen pembimbing tersebut

adalah sebagai berikut:

a) Pembimbing I : Atep Sujana, M.Pd

b) Pembimbing II : H. Dadang Kurnia, M.Pd

4. Expert Opinion

Menurut pendapat dari Wiriaatmadja (2008:171) bahwa kajian “Expert

opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kashahihan temuan peneliti kepada

pakar professional”, dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan temuan kepada

dosen.

Mengacu kepada pendapat tersebut maka dalam hal ini dilakukan suatu

pengecekan akhir terhadap hasil penelitian dengan para ahli yang dipandang

sesuai dengan bidang dan proses penelitian, diantaranya ahli dalam bidang IPS,

bidang pendidikan dan juga bidang penelitian, adapaun dosen yang ditunjuk

sebagai ahli dalam bidangnya diantaranya Atep Sujana, M.Pd dan H.Dadang

(39)

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan proses dan hasil penelitian dengan penggunaan lingkungan

sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari

Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, maka dapat diambil suatu kesimpulan

yang mengacu kepada rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dilakukan dengan membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), pembutaan lembar kerja siswa yang digunakan pada saat

proses pembelajaran dengan petunjuk pengerjaan, media pembelajaran yang

digunakan adalah lingkungan sekitar, dan yang terakhir adalah pembuatan

instrumen penelitian dalam bentuk lembar tes, pedoman observasi kinerja guru

dan aktivitas siswa serta catatan lapangan.

Adapun data yang dihasilkan tahap perencanaan ini pada siklus I, II dan III

jumlah indikator penilaian yang dicapai adalah 12 dengan persentase sebesar 100

% pencapaian indikator penilaian. Dari jumlah dan persentase yang dicapai pada

tahap perencanaan ini yaitu mencapai 100 % pencapaian indikator penilaian dan

target yang ditentukan adalah 100 % pencapaian indikator penilaian, maka dapat

diambil suatu kesimpulan bahwa pada tahap perencanaan siklus III target telah

tercapai dan proses penelitian diberhentikan pada siklus ke III.

2. Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan

Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar melalui metode diskusi, konsep dasar

dari pelaksanaan pembelajarannya mengacu kepada adanya proses pengamatan

lingkungan yang digunakan secara langsung sebagai sumber belajar oleh siswa

untuk menentukan kenampakan alam yang berada dilingkungan sekitar siswa

dengan bimbingan guru, proses pembelajaran tersebut dibentuk menjadi kelompok

belajar dan menggunakan metode diskusi sehingga siswa dalam menentukan hasil

(40)

dari pengamatan di diskusikan terlebih dahulu dengan anggota kelompok sebelum

menentukan kesimpulan dari hasil pengamatan terhadap lingkungan sekitar dalam

menentukan kenampakan alam.

Adapun data proses kinerja guru tahap pelaksanaan siklus I memperoleh

pencapaian indikator penilaian 74 % pencapaian indikator penilaian, siklus II 85

% pencapaian indikator penilaian dan pada siklus III 98 % pencapaian indikator

penilaian, pada kinerja guru tahap pelaksanaan telah mencapai target yang

ditentukan yaitu 98% pencapain target indikator penialaian, sehingga penelitian

diberhentikan pada siklus III.

3. Aktivitas Siswa

Untuk aktivitas siswa dinilai berdasarkan tingkat motivsi siswa selama proses

pembelajaran yang terlihat lebih antusias, aspek keaktifan difokuskan kepada

aktifitas siswa selama proses pengamatan yang terlihat lebih aktif dalam

memberikan ajuan pendapat, pertanyaan dan membantu siswa lain dalam

memahami materi pembelajaran dan aspek penilaian terakhir adalah partisipasi

tingkat keinginan siswa dalam melakukan proses pembelajaran yang terlihat lebih

responisf dan terlibat langsung slema proses pengamatan lingkungan.

Paparan data proses aktivitas siswa pada siklus I mencapai 65 % siswa

dengan tafsiran baik, siklus II 75 % tafsiran baik dan pada siklus III 95 % tafsiran

baik, dan untuk aktivitas siswa telah mencapai target dikarenakan telah melebih

penentuan target yang ditentukn yaitu 90 % siswa dengan tafsiran baik, sehingga

dengan adanya pencapaian target pada tahap pelaksanaan maka penelitian

diberhentikan pada siklus III.

4. Peningkatan Hasil Belajar

Peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi

mengalami peningkatan dari data awal terhadap data pelaksanaan siklus I, siklus

II sampai dengan siklus III yang telah mencapai target yang ditentukan, sehingga

hampir seluruhnya siswa telah mampu untuk mengidentifikasi kenampakan alam

di lingkungan. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari adanya kemampuan

(41)

97

kenampakan alam yang berada di lingkungan sekitar siswa dengan melakukan

pengamatan terhadap lingkungan sekitar melalui metode diskusi kelompok,

sehingga hasil belajar siswa dalam memahami kenampakan alam menjadi

meningkat, peningkatan hasil belajar dapat dikaji dengan data hasil belajar siklus I

jumlah siswa tuntas sebanyak 13 siswa (65%), siklus II jumlah siswa tuntas

sebanyak 15 siswa (75%) dan pada silkus III jumlah siswa tuntas sebanyak 19

siswa (95%). Dari data hasil belajar tersebut maka hasil belajar siswa dalam

mengidentifikasi kenampakan alam meningkat.

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagai bentuk dari tindakan

terhadap permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dengan

penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar melalui metode diskusi untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi kenampakan alam di

kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang, maka ada

beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini, adapun saran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru Sekolah Dasar

a. Guru sebaiknya menerapkan konsep lingkungan dalam proses pembelajaran,

hal ini dikarenakan dengan adanya penggunaan lingkungan maka siswa akan

lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang didukung oleh

pengamatan langsung dan pengalaman siswa terhadap proses mengenal

lingkungan;

b. Guru dalam mengembangkan proses pembelajaran disarankan agar

memberikan suatu keleluasaan kepada siswa untuk mengeksplorasi tingkat

kemampuannya melalui proses pengamatan, sehingga siswa akan

mengembangkan pola berpikir kritis dan keaktifan dalam proses

pembelajaran dan juga mengembangkan sikap mandiri;

c. Guru dalam proses pembelajaran disarankan dapat mengembangkan materi

dan proses pembelajaran, sehingga tidak terlalu terfokus terhadap satu bahan

(42)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Apabila akan meneliti penelitian sesuai dengan permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini, mohon terlebih dahulu diteliti unsur potensial siswa dari

segi minat siswa, intelegensinya, dan kemampuan siswa;

b. Apabila masih ada hal yang belum jelas dipaparkan oleh peneliti, baik itu dari

rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan, dan peningkatan hasil

belajar diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk menentukan

perbaikan terhadap perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar

dalam proses penelitian.

3. Bagi Lembaga UPI

Hasil penelitian dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar

melalui metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam

mengidentifikasi kenampakan alam di kelas IV SDN Neglasari Kecamatan Tomo

Kabupaten Sumedang, dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pengembangan

pada proses penelitian dan pembaharuan pembelajaran khususnya pada tingkat

(43)

99

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhardjono dan Supardi.(2008).Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi.(2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan . Bandung : PT. Bumi Aksara.

Dahar, Ratna Wilis. (1996) Teori-Teoir Belajar. Jakarta.Erlangga.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Depdiknas.(2008).Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sekolah Dasar. Jakarta. Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunadi, Hasan,(2008). Metode Pembelajaran Inovatif. [Online].

http://wordpress.com/pengertian-metode-diskusi

//2008/04/12/pengertian_metode_diskusi. [05 Mei 2013].

Gusmawan, Rian (2004). Lingkungan Sebagai Sumber Belajar. [On Line].

http://wordpress.com/pengertian-lingkungan-sebagai-sumber-belajar [05Mei 2013].

Haryati, ,(2007). Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran. [Online].

http://socialstudy.com/pengertian_kenamapakan_alam

//2007/02/11/pengertian_kenampakan_alam. [09 Mei 2013].

Hisnu dan Wardani (2008).Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI. Jakarta. Pusat Perbukuan Nasional

Kartiwa, Dede. (2001). Pengenalan Lingkungan Sebagai Sumber Pembelajaran . [Online].http://www.wordpress.co.id//2001/01/17/pengertian_lingkungan_

sebagai_sumber_belajar. [22 januari 2013]

Katadinata. Sunaryo (2011).Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyasa, E.(2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung.Remaja Rosda

Nurwira, Ahmad. (2011). Lingkungan dan Pembelajaran. [Online].

http://www.wordpress.co.id//2011/02/07/langkah_langkah_pembelajaran_l

Gambar

Tabel
Gambar   Model Spiral dari Kemmis dan Taggart
Tabel 1.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Argumen yang mendukung adanya ketentuan peraturan rotasi mandatory karena adanya sikap independensi auditor dapat dirusak oleh masa perikatan yang panjang dengan manajer

Pemilik atau pengelola UMKM pada sentral usaha pengolahan ikan di Kampung Patin Desa Koto Mesjid, Kampar, Riau harus meningkatkan kinerja pemasaran, perolehan

Mereka miskin karena suatu hal yang disebabkan terjadi musibah, sedangkan fisik dan mentalnya masih berpotensi untuk bekerja dan berusaha, tetapi tidak memiliki modal, maka

Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepercayaan konsumen jasa pengiriman paket PT.. (2) kualitas pelayanan berpengaruh positif

Tujuan dari PTK ini adalah untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan menggunakan media visual dalam proses pembelajaran pada kelas VIIA mata pelajaran IPS

[r]

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifkan antara rasa syukur dengan kecenderungan prososial pada

Inter dapat diartikan sebagai: (1) ruang yang berbeda, dasar yang berbeda yang melandasi permasalahan, isu, atau pertanyaan tertentu yang menjadi fokus dua