• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK LATIHAN DAYA TAHAN MENGGUNAKAN METODE INTERVAL RUNNING DAN METODE PERMAINAN TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER ANAK USIA PUBERTAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK LATIHAN DAYA TAHAN MENGGUNAKAN METODE INTERVAL RUNNING DAN METODE PERMAINAN TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER ANAK USIA PUBERTAS."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia

Pubertas

Pembimbing : 1. Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd 2. Drs. Satriya

Ahmad Hendra Dana* 2014

Permasalahan yang penelitiajukanpadapenelitianinimengenaimetode dalam melatihdayatahankardiovaskuleranakusiapubertas. Ada dua metode yang dipakaiuntukmelatihdayatahankardiovaskuler yaitu Interval Running dan permainan. Dalam permainan sepak boladaya tahan kardiovaskuler menjadi salah satu aspek kondisi fisik yang berperan dominan ketika seseorang ingin mencetak gol. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai ”Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas”.

Metodepenelitian yang digunakandalampenelitianiniadalahmetodeeksperimen dengan teknik pengambilan sampel, purposive sampling. Sampeldalampenelitianiniadalahsiswa yang tergabungdalamEkstrakurikuler SMP Negeri 26 Bandung sebanyak 16 orang.Instrumenpenelitian yang digunakanadalahtesBalke.

Penghitungandanujisignifikansipeningkatanhasillatihankeduakelompokdilakukandengan menggunakanujisignifikansikesamaandua rata-rata ujiduapihakyaituuji t. Kesimpulandarihasilpenelitianiniadalahlatihan yang menggunakanMetode Interval Runningmemberikanpeningkatansignifikanterhadapdaya tahan kardiovaskuler anak usia

pubertas. Latihan yang menggunakanMetode Permainan

tidakmemberikanpeningkatanterhadappeningkatandaya tahan kardiovaskuler anak usia

pubertas.Sedangkanuntukmengetahuiperbedaan peningkatan

hasillatihankeduakelompoksampelmenggunakanujikesamaandua rata-rata ujiduapihakyaituuji t. MakakesimpulandarihasilpenelitianiniadalahMetode Interval Running lebih efektif terhadap peningkatan daya tahan kardiovaskuler anak usia pubertasdibandingkandenganMetode Permainan.

(2)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abstract

“EFFECT OF ENDURANCE TRAINING WITH INTERVAL RUNNING

METHOD AND GAME METHOD TO RISE UP CARDIOVASCULAR ENDURANCE OF PUBERTY CHILDREN”.

Main Supervisor: 1. Dr. Hj. Nina Sutresna, M.Pd.

Co- Supervisor: 2. Drs. Satriya

By: Ahmad Hendra Dana*

2014

Problem that researcher ask from this research is about method to train cardiovascular endurance of puberty child. There are two methods that use to train cardiovascular endurance such as interval running and games. In football games cardiovascular endurance is one of physical condition that have a dominant rule when player want to make a goal. Because of that researcher want to have a reaserch about “Effect Of Endurance Training With Interval Running Method And Game Method To Rise Up Cardiovascular Endurance Of Puberty Children”.

Research method that use in this research is experiment method with sampling tehnique employed, purposive sampling. Sample in this researche are students which classified in 26 junior high school extracoriculer of football about 16 people. Research instrument that use in this research is balke test. To calculate the significant test of the progress of both two group, researcher use test of the equality of two average such as T Test.

From this research we can conclude that interval running method improved cardiovaskuler endurance puberty children. Games method has not improved cardiovaskuler endurance puberty children. Meanwhile if we want to know the differentiation between both of those methods that reseacher also use is test the equality of two average such as T Test. The Conclution of this research is interval running method is more effective to improved cardiovascular endurance of puberty children than games method.

Key Words: Cardiovascular Endurance, Interval Running, Games Method, Puberty Children.

(3)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembinaan olahraga prestasi yang baik tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.Faktor tersebut diantaranya pelatih, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sarana- prasarana serta kemampuan atlet tersebut (keberbakatan).Faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi adalah sarana dan prasarana serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang maju.Kedua komponen tersebut bisa dianggap sebagai kompenen pendukung.Sedangkan faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah pelatih dan keberbakatan atlet itu sendiri.Komponen tersebut bisa di anggap sebagai komponen utama.

Dalam pelaksanaan pembinaan olahraga prestasi, masing-masing faktor (baik langsung maupun tidak langsung) memegang peranan tersendiri sesuai dengan fungsinya. Untuk komponen pendukung biasanya memiliki porsi atau peranan yang tidak lebih banyak dari komponen utama.Karena pada prinsipnya, walaupun tanpa komponen pendukung, pembinaan olahraga prestasi masih dapat dilaksanakan hanya dengan dua komponen inti tersebut walaupun hasilnya nanti tidak optimal.

Keberhasilan mencapai tujuan dalam olahraga prestasi sangat ditentukan oleh kemampuan pelatih dan keberbakatan yang dimiliki oleh atlet. Faktor tersebut memegang peranan yang penting dalam proses pencapaian prestasi puncak bagi atlet. Hal tersebut menjadi langkah awal pembinaan yang konkret.Atlet berbakat merupakan modal awalyang memerlukan pembinaan serius. Karena tanpa diawali oleh atlet yang berbakat pencapaian prestasi tidak akan maksimal meskipun pelatih yang melatihnya adalah pelatih yang handalserta sarana dan prasarananya yang baik. Dengan didapatnya atlet yang berbakat berarti satu tahapan pembinaan telah dimulai.

(4)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1988:100), bahwa“Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu : latihan fisik, teknik, taktik dan mental”. Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa ada empat aspek dasar latihan yang perlu dilatih oleh atlet.Aspek-aspek tersebut adalah fisik, teknik, taktik dan mental.Masing masing aspek tersebut mempunyai peranan dan porsi yang berbeda sesuai dengan fungsinya.

Dalam melatih Keempat aspek diatas dibutuhkan pentahapan latihan agar perkembangan kemampuan atlet dapat meningkat sampai tahap maksimal.Harsono, (1988:100) mengungkapkan

bahwa “perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh amatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan-latihan dengan sempurna”.Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahap awal pembinaan prestasi, aspek pertama yang harus dilatih dan tingkatkan adalah kondisi fisik, karena komponen ini merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki oleh seorang atlet dan faktor tersebut akan menentukan pencapaian target dalam tahapan pembinaan berikutnya.

Untuk menghadapi tekanan atau tugas dengan intensitas yang tinggi dalam suatu pertandingan dimana terdapat stress, maka seorang atlet harus memiliki kondisi fisik dengan tingkat kebugaran yang baik. Atlet yang tidak memiliki kemampuan fisik dengan kebugaran jasmani yang memadai, kecenderungannya tidak akan siap mengatasi berbagai tekanan dalam pertandingan.Selain itu dalam melaksanakan pembinaan kondisi fisik harus ada perencanaan yang matang agar sasaran yang menjadi tujuan dari pembinaan tersebut dapat dicapai dengan waktu yang tepat.

Aspek kondisi fisik mempunyai beberapa komponen dasar dan komponen-komponen tersebut saling mendukung sebagai penunjang aktifitas fisik. Menurut Zimmermann, yang dikutip Sidik (2011:3) mengemukakan bahwa kemampuan fisik terdiri dari :

(5)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari daya tahan aerobik (aerobic endurance) dan daya tahan anaerobik (Anaerobik endurance)

Mengacu pada paparan tersebut dapat dilihat bahwa ada empat komponen dasar kondisi fisik, yaitu fleksibilitas, kekuatan, kecepatan, dan daya tahan yang harus ditingkatkan oleh atlet.Keempat komponen dasar tersebut merupakan kemapuan yang dibutuhkan oleh atlet untuk bisa melakukan gerakan atau teknik kecabangannya. Jika keempat komponen dasar tersebut tidak berkembang secara optimal, hal itu akan berdampak pada kurangnya penguasaan teknik kecabangan. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh Harsono (1988:153) bahwa “Karena sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting

dalam meningkatkan prestasi atlet”.

Dalam beberapa cabang olahraga ada salah satu atau beberapa komponen dasar kondisi fisik yang berperan cukup dominan dalam pelaksanaan masing-masing olahraga kecabangan.Seperti dalam atletik nomor sprint komponen fisik yang berperan lebih dominan adalah kecepatan, dalam sepak bola komponen dasar kondisi fisik yang berperan lebih dominan adalah daya tahan.

Menurut Harsono (2004:44) menerangkan bahwa :

“Namun sebaiknya latihann kekuatan dan dan daya tahan jangan kurang dari dua kali

seminggu, karena kedua unsure tersebut merupakan unsur-unsur dasar guna mengembangkan unsur-unsur fisik lainnya seperti kelincahan, kecepatan, power, stamina (anaerobik) baik yang alactacid maupun yang lactacid”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa komponen daya tahan aerobik menjadi pondasi atau dasar untuk mengembangkan komponen kondisi fisik lainnya.Daya tahan menurut Letzelter yang dikutip oleh Sidik (2010: 46) adalah“Kemampuan melawan kelelahan, yang terlihat dengan

kemampuan melakukan repetisi jumlah yang banyak disertai dengan pemulihan yang cepat”.

(6)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

baik, seorang atlet terutama dalam cabang sepak bola akan dapat melakukan permainan yang stabil dalam waktu yang lama.

Dalam melatih komponen daya tahan diperlukan waktu cukup lama untuk memperoleh perkembangan yang optimal.Namun dalam beberapa pertandingan sering kali selang waktu yang tersedia hanya sedikit.Sehingga diperlukan metode latihan yang efektif dan efisien yang bisa dipakai oleh atlet untuk bisa meningkatan daya tahan dalam waktu yang tersedia.Sistem latihan yang dapat dipakai untuk maksud tersebut adalah metode latihan interval dan metode permainan.

Metode latihan interval merupakan metode yang sering dipakai oleh pelatih dan atlet. Definisi metode ini dijelaskan oleh Harsono (1988 : 227) sebagai berikut “Latihan interval adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat”. Dari pendapat tersebut dapat dilihat bahwa interval training dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti circuit training, interval running, interval swimming. Cara lain yang juga sering dipakai untuk meningkatkan kemampuan daya tahan kardiovaskuler adalah melalui

pendekatan bermain. Metode bermain menurut Sukintaka (1992:7), “Metode bermain adalah

suatu kegiatan yang dilakukan dengan sukarela atas dasar rasa senang yang menumbuhkan

kreatifitas yang dilakukan secara spontan untuk memeroleh kesenangan”.Melihat dari pendapat

tersebut, metode bermain dapat menghilangkan rasa jenuh yang dialami seseorang ketika melakukan latihan daya tahan kardovaskuler.Dari kedua metode tersebut (interval running dan metode bermain), terdapat kekurangan dan kelebihan masing-masing.Terutama untuk seorang anak yang sedang dalam masa transisi (pubertas).

(7)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat berupa bertambahnya beban kerja yang harus dihadapi.Seperti dengan bertambahnya tinggi atau berat badan maka kebutuhan energi untuk melakukan gerak pun semakin meningkat.Jika hal tersebut tidak diimbangi dengan olahraga secara teratur dapat menyebabkan ketidak sesuaian fungsi alat tubuh yang sedang berkembang dengan perubahan fisik yang dihadapi.Ketidaksesuaian tersebut dapat berupa mudah lelah karena beban tubuh makin bertambah, lambatnya gerakan karena koordinasi antar saraf otot jarang dilatih.

Karakteristik anak puber antara lain merasa diri sudah dewasa sehingga anak sering membantah atau menentang, emosi tidak stabil sehingga anak puber cenderung merasa sedih, marah, gelisah, khawatir, mengatur dirinya sendiri sehingga terkesan egois, dan sangat mengutamakan kepentingan kelompok atau geng sehingga mudah terpengaruh oleh teman sekelompoknya. Anak mudah terpengaruh oleh lingkungan dan budaya baru yang sering bertentangan dengan norma masyarakat, serta memiliki rasa keingitahuan yang besar pada hal-hal baru yang mengakibatkan perilaku coba-coba tanpa didasari dengan informasi yang benar dan jelas.

Meskipun demikian, secara psikis mereka tetap senang bermain.Bermain yang mereka lakukan tentunya lebih cenderung kearah kompetitif. Karena dengan perubahan fisik yang terjadi mereka cenderung untuk menunjukan kepada rekannya bahwa mereka lebih unggul dari yang lain.

Melihat karakteristik tersebut, dalam pembinaan prestasi olahraga anak usia usia pubertas untuk cabang olahraga sepak bola yang memerlukan kondisi fisik yang baik terutama pada aspek daya tahan kardiovaskuler, dibutuhkan latihan yang sesuai dengan perkembangan karakteristik tersebut. latihan yang dilakukan harus memiliki unsur yang kompettif dan menyenangkan.Latihan tersebut dapatdilakukan dengan berbentuk permainan.Namun tidak dapat dipungkiri bahwa latihan dalam bentuk drill juga harus diberikan karena keefektifannya dalam mencapai sasaran yang diinginkan. Latihan dengan betuk drill dapat berbentuk interval running.

(8)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulis, diharapkan dapat diketahui apakah kedua metode latihan ini efektif dalam meningkatkan daya tahan aerobik anak usia pubertas atau malah sebaliknya.

Berdasarkan uraian diatas peneliti menganggap penting hal tersebut untuk diangkat dalam bentuk penelitian, khususnya penelitian mengenai daya tahan aerobik anak usia pubertas, sehingga peneliti mengambil judul Dampak Latihan Interval Running dan Metode Bermain

Terhadap Peningkatan Kemampuan Daya Tahan kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah metode Interval running dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler pada anak usia pubertas ?

2. Apakah metode Bermain dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler pada anak usia pubertas ?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara metode interval running dan metode permainan dalam meningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler pada anak usia pubertas ?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah seperti yang tertera pada halaman tujuh :

1. Mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai pengaruh yang signifikan latihan menggunakan metode interval running terhadap peningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler pada anak usia pubertas.

(9)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai perbedaan yang signifikan latihan daya tahan dengan menggunakan metode Interval Running dan Metode bermain terhadap peningkatan kemampuan daya tahan pada anak usia pubertas.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang penulis paparkan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa khususnya FPOK dan umumnya bagi pihak lain yang berkepentingan dalam bidang olahraga.

1. Dipandang secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang berarti bagi para atlet, siswa, guru maupun pelatih dalam upaya menambah keilmuan dibidang kepelatihan.

2. Dipandang secara praktis dapat menjadi acuan bagi atlet untuk berlatih, bagi pelatih untuk melatih, guru untuk mengajar, siswauntuk belajar.

E. Batasan Penelitian

Batasan penelitian sangat diperlukan dalam setiap penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah dan jelas kemana tujuannya. Mengenai batasan penelitian dijelaskan oleh Surakhmad (1998:36) sebagai berikut:

Pembatasan ini diperlukan bukan saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah bagi penyelidik tetapi juga untuk dapat menetapkan lebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan untuk pemecahannya: tenaga, kecekatan, waktu, biaya, dan lain sebagainya yang timbul dari rencana tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal seperti yang tertera pada halaman delapan :

(10)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Interval running dan pendekatan bermain. 3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan daya tahan kardiovaskuler.

4. Sampel dalam penelitian ini adalah anak SMP Negeri 26 bandung dengan usia antara 13-15 tahun.

5. Perlakuan dilaksanakan sebanyak 24 pertemuan

F. Definisi Operasional

Jika dilihat dari sudut pandang penafsiran seseorang terhadap suatu istilah itu berbeda-beda. Untuk menghindari kesalahan pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan dan menjabarkan satu-persatu istilah tersebut, diantaranya sebagai berikut

1. Latihan Menurut Bompa (1944) yang dikutip Satriya et al. (2007:11) adalah „suatu aktifitas olahraga yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

2. Metode Interval training menurut Harsono (1988:156) suatu sistem latihan yang diselingi olah interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Bentuk interval training dapat berupa interval running.

3. Metode Bermainmenurut Sukintaka (1988:7) “suatu kegiatan yang dilakukan dengan sukarela atas dasar rasa senang yang menumbuhkan kreatifitas yang dilakukan secara spontan untuk memeroleh kesenangan”.

4. Daya tahan menurut Letzelter yang dikutip oleh Dikdik (2010: 46) adalah Kemampuan melawan kelelahan, yang terlihat dengan kemampuan melakukan repetisi jumlah yang banyak disertai dengan pemulihan yang cepat.

(11)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Usia atau Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan (Harlock, 2004)

Pubertas menurut Santrok ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja.Selanjutnya Samuel Johnson

mengemukakan bahwa “Puberty the time when the two sexes begin to first become acquainted”.

(12)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di stadion Universitas pendidikan Indonesia dan lapang Futsal (GOR Alfin) adapaun perencanaan jadwal pelaksanaan tes dan pengukuarn pada penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Jadwal penelitian : Mulai tanggal 20 februari s/d 15 april Pelaksanaan latihan : sore

Waktu : 14.00 – 15.00

Untuk mendapatkan perkembangan yang positf terhadap kondisi fisik, diperlukan proses latihan dalam jangka waktu tertentu. Dalam penelitian ini penulis membuat jadwal latihan sebanyak 3 pertemuan dalam seminggu yaitu selasa, kamis dan sabtu dari pukul 14.00 s.d selesai. Latihan dalam penelitian ini dilaksanakan selama 8 Minggu atau 24 pertemuan, mengenai

hal ini penulis mengacu pada pendapat Satriya dkk, (2007:34), bahwa ”Atlet sebaiknya berlatih 2

–5 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam olahraga”.

Mengacu pada prinsip reversibility, jika kita berlatih pasti akanada perkembangan atau peningkatan dalam kemampuan atau fungsi organ-organ tubuh kita (fisiologis tubuh), tetapi sebaliknya jika kita tidak melakukan latihan atau berhenti berlatih maka kemampuan atau fungsi alat-alat tubuh akan kembali pada keadaan semula atau tidak meningkat.

Untuk meningkatkan kualitas atlet dibutuhkan latihan yang terus-menerus secara berkesinambungan tidak hanya satu atau dua kali berlatih, karena dibutuhkan beberapa hari, minggu bahkan bulan.Sedangkan untuk meningkatkan kualitas fisik atau daya tahan dibutuhkan berbulan-bulan latihan untuk dapat meningkatkannya.Dalam melakukan latihan seorang pelatih harus mempersiapkan program latihan sesuai dengan periodisasi yang dipersiapkan atletnya. Menurut Harre, (1982), yang dikutip oleh Harsono, (1988:106) menjelaskan tentang periodisasi latihan adalah sebagai berikut

(13)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program latihan (periodisasi) terdiri dari beberapa periode persiapan sesuai dengan target atau pertandingan yang dihadapi.Periode-periode persiapan terdiri dari persiapan umum, persiapan khusus, persiapan pra pertandingan dan pertandingan utama. Tujuan latihan sendiri pada periode persiapan umum terutama dalam kemampuan fisik, menurut Sidik, (2008:62), yaitu

“a. Adaptasi anatomis yang lebih baik; b.Kekuatan maksimal yang lebih besar; c. Daya tahan aerobic yang lebih besar; d. Koordinasi kemampuan gerak yang lebih baik; e. Kelentukan yang lebih baik”

Program latihan olahraga haruslah selalu dimulai dengan latihan pendahuluan sebelum memasuki latihan inti dan penutup setelah melakukan latihan inti. Berikut uraian dari penjelasan diatas :

1. Latihan pendahuluan

Latihan pemanasan yang dilakukan untuk menaikan suhu tubuh dan mempersiapkan otot-otot tubuh sebelum melakukan aktivitas inti agar terhindar dari cedera. Menurut Giriwijoyo, (2007:154), mengungkapkan bahwa :

Latihan pendahuluan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan raga untuk menjalani latihan intiatau pertandingan, haruslah deprogram sesuai dengan tata aturan dan tata urutan fungsional ergosistema primer dan ergosistema sekunder sebagai perangkat pendukungnya. Latihan pendahuluan peregangan dan pelemasan ini melibatkan kapsula sendi dan semua jaringan ikat sekitar sendi, tendon dan bahkan juga otot-otot yang bekerja pada sendi itu.

Beberapa cara latihan pemanasan yang harus dilakukan sebelum malakukan latihan inti yaitu dengan cara statis dan dinamis. Peregangan statis yaitu meregangkan seluruh anggota tubuh secara sistematis yang dilakukan mulai dari kepala sampai ke kaki sesuai dengan bentuk latihan, mmelakukan jogging bolak-balik dan melakukan ABC’run.

Setelah melakukan peregangan statis lanjutkan dengan melakukan peregangan dinamis, yaitu bentuk latihan yang meliputi gerakan memantulkan anggota badan secara berulang-ulang. Pada program pelatihan harness latihan pemanasan lebih ditekankan yaitu pada bagian kaki dan tungkai, karena latihan inti menuntut kesiapan kai dan tungkai untuk menerima beban pada program latihan yang diberikan.

(14)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Latihan yang diberikan pada latihan inti yaitu disesuaikan dengan program latihan yang diberikan pelatih pada saat latihan. Latihan yang dilakukan adalah pelatihan harness dengan menggunakan bebean pada pelatihannya atau alat bantu sebagai tekanan ketika gerakan lari atau bentuk latihan akselerasi, kelincahan, power, dan juga daya tahan. Prinsip-prinsip latihan pun diterapkan diantaranya prinsip sistematis, berulang-ulang dan overload.

Pelaksanaan latihan inti secar lebih detail dapat dilihat pada lampiran mengenai program latihan. Menurut Sidik, (2008:65), dalam buku pembinaan kondisi fisik, petunjuk dalam penyusunan program latihan harian dalam unit latihan untuk menghindari cedera latihan, berikanlah latihan sesuai urutan.Setelah melakukan pemanasan, kemudian lanjutkan dengan latihan inti. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam skema berikut ini

Petunjuk menyusun program latihan harian dalam unit latihan Sumber : Sidik (2008:65)

Pemanasan inti laihan : teknik atau taktik fisik : - kecepatan

- Kekuatan - Daya tahan Pelemasan Latihan penutup

Latihan penutup bentuknya kurang lebih seperti latihan pendahuluan yaitu berupa gerakan-gerakan ringan yang juga lebih menyerupai peregangan dan pelemasan. Arti fisiologis latihan penutup ini ialah bahwa gerakan-gerakan ringan itu akan membantu memperlancar sirkulasi (mengaktifkan pompa vena), sehingga akan membantu mempercepat pembuangan sampah-sampah sisa olahdaya dari otot-otot yang aktif pada waktu melakukan olahraga sebelumnya.

(15)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelatih harus memperhatikan urutan dan tempo dari latihannya. Umumnya latihan dimulai dengan warm-up, disusul dengan latihan yang makin lama makin intensif, dan kemudian pada akhir latihan ada suatu masa warm-down atau cooling-off. Sering pula kita lihat bahwa setelah masa cooling-off ini, pelatih memberikan latihan-latihan kondisi fisik yang berat kepada para atlet seperti sit-up, push-up dan sebagainya.

Dari pendapat tersebut data dilihat bahwa dalam melaksanakan latihan terdapat bagian-bagian yang harus dilaksanakan secara berurutan (rangkaian).

B.Populasi Dan Sampel

Populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan untuk dijadikan sampel oleh peneliti.Populasi merupakan kelompok dimana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan penelitiannya.Populasi merupakan seluruh individu yang mempunyai karakteristik tertentu.

Populasi menurut sugiyono (2011:215) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Sampel menurut arikunto (2006:131) adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 26 Bandung yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepak bola.Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah purposive sampling.Tentang purposive sampling, Sugiyono (2013:124) menjelaskan bahwa “sampling purposive adalah tehnik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Populasi dan sampel penelitian yang akan diambil adalah para siswa SMP negeri 26 Bandung yang tergabung dalam ekstrakulikuler sepak bola sebanyak 16 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Seperti yang dijelaskan diatas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak dengan usia pubertas (13-15) tahun.

(16)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian yang penulis gunakan adalah Pre-test and Post-test Design. Penulis menggunakan desain tersebut karena dalam pelaksannaan penelitian penulis membagi sampel menjadi dua kelompok yang sama dengan perlakuan yang berbeda.

Adapun konstalasi desain penelitiannya adalah sebagi berikut:

Gambar 3.2 Desain Penelitian

(Sumber: Lutan,dkk. 2007:161)

Keterangan:

A : Kelompok metode interval running B : Kelompok metode permainan O1 : Tes Awal

X1 : Treatment (Pendekatan interval running)

X2 : Treatment (Pendekatan permainan)

O2 : Tes Akhir

D.Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sugiyono, (2013:2), menjelaskan tentang pengertian penelitian sebagai berikut,

“metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu”. Pada dasarnya penelitian bertujuan untuk mengungkap serta mengetahui

tentang dampak latihan daya tahan dengan metode Interval Running dan metode permainan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan kardiovaskuler anak usia pubertas.

Metode adalah langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitian. Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang akan diteliti, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan hasil ppemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan peneliti adalah metode penelitian eksperimen.

Kelompok eksperimen (A) O1 X1 O2

---

(17)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian eksperimen adalah penelitian ang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik.Artinya penelitian eksperimen

mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.

Karakteristik utama penelitian eksperimen adalah bahwa peneliti memanipulasi variable bebas. Peneliti menentukan sifat perlakuan (treatment) yaitu apa yang akan terjadi pada subjek penelitian, setelah perlakuan diberikan selama waktu tertentu. Peneliti kemudian mengobservasi atau mengukur kelompok yang menerima perlakuan, yakni untuk melihat perbedaannya.Selain itu untuk melihat kalau perlakuan itu menyebabkan adanya perbedaan.

Menurut Sugiyono, (2013:72),menjelaskan ”Metode penelitian eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok eksperimen, dan kepada setiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.

Gagasan yang mendasari keseluruhan penelitian eksperimen benar-benar sangat sederhana. Eksperimen formal memiliki dua kondisi dasar yakni : pertama, paling sedikit dua kondisi atau metode (tetap sering kali lebih) dibandingkan untuk menilai penaruh dari kondisi atau perlakuan khusus (variabel bebas). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode interval running dan metode permainan.

Kedua, variabel bebas langsung dimanipulasi oleh peneliti.Perubahannya adalah direncanakan dan sengaja dimanipulasi, yakni untuk mempelajari pengaruhnya terhadap satu atau lebih hasil (variabel terikat). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan daya tahan kardiovaskuler anak usia pubertas.

(18)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat untuk mengumpulkan data. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2006:160) sebagai berikut :

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan ahsilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sisteatis sehingga lebih mudah diolah.

Tujuan dari instrumen adalah mengukur seberapa besar kemampuan daya tahan atlet sehingga dapat diketahui kemampuan aerobiknya.Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk mengetahui hasil penelitian. Untuk melaksanakan proses dan mengumpulkan data maka instrumen penelitian yang digunakan berupa program latihan untuk daya tahan kardiovaskuler dan beberapa item tes untuk mengathui kemampuan aerobik, yaitu

:”Diukur melalui tes daya tahan kardiovasculer yaitu lari 15 menit (tes balke)”.

F. Prosedur pengolahan Data

Langkah langkah yang diambil untuk pengumpulan data adalah menyiapkan instrument tes, melaksanakan pengetesan dan pengukuran sesuai dengan prosedur.Jadwal pengambilan data terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap pertama merupakan tes awal untuk mengetahui kondisi para sampel dan tahap kedua adalah tes akhir untuk melihat perkembangan dari hasil perlakuan pelatihan.

Setelah data dari hasil tes dan pengukuran telah terkumpul maka langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menggunakan rumus-rumus statistika, kemudian setelah itu analisis data. Rumus-rumus yang digunakan oleh peneliti dikutip dari buku nurhasan dan dudung hasanudin cholil dalam statistik (2007:22,38,46,54-55).

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dari hasil tes dan pengukuran yang telah dilakukan berdasarkan tes kemampuan dinamis aerobic adalah sebagai berikut :

a. Mencari nilai rata-rata. Untuk menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel adalah dengan rumus :

(19)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Arti dari tanda-tanda tersebut adalah:

̅

=

Rata-rata hitung yang dicari

∑ = Jumlah dari

Xi = Data hasil pengukuran n = Jumlah sampel

b. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus :

S

=

∑ ̅

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

∑ ̅ = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

c. Menguji Homogenitas, rumus yang digunakan adalah seperti yang tertera pada halaman empat puluh satu:

F =

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1,V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05.

d. Menguji normalitas data dengan pendekatan uji Lilliefors. Adapun langkah-langkah pengujian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Penggunaan X1, X2,...Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2,...Zn dengan menggunakan rumus Z

skor : Zi =

̅

( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)

(20)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketentuan: Jika nilai Z negatif maka dalam menetukan Fzi nya adalah 0,5 – luas daerah distrbusi Z pada tabel.

3) Menetukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyaknya sampel.

4) Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

5) Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

6) Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L.

7) Bandingkanlah nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk menghitung diterima atau ditolak hipotesisnya, dengan kriteria:

Terima Ho jika Lo < Lα = Normal Tolak Ho jika Lo > Lα = Tidak normal

a. Uji Signifikasi peningkatan hasil latihan, dengan menggunakan uji t dengan rumus : H0 : ̅ = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan

H1 : ̅≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan

t =

̅

√ Untuk masing-masing kelompok

Arti dari tanda-tanda dari rumus tersebut: t = Nilai t hitung yang dicari

̅ = Rata-rata nilai beda = Simpangan baku n = Jumlah sampel

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis: terima H0 jika –t (1-1/2α) < t > t (1-1/2 α) dk

(n-1). Dalam hal lainya H0 ditolak

b. Uji Signifikasi perbedaan penngkatan hasil latihan, menggunakan uji t: H0 : µ1 < µ2, tidak terdapat perbedaan yang signifikan

(21)

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

t =

̅̅̅̅– ̅̅̅̅

√ ⁄

Untuk perbedaan kelompok

t = Nilai t hitung yang dicari n2= Jumlah sampel kelompok 2

S1 = Simpangan baku ̅̅̅ = Nilai rata-rata kelompok 1

S2 =Simpangan baku ̅̅̅ = Nilai rata-rata kelompok 2

n1 = Jumlah sampel kelompok 1

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

 Terima hipotesis jika, thitung < t(1-0.05)

t´<

Dimana : W1 =

 Tolak hipotesis jika, thitung > t(1-0.05)

t´>

Dimana : W2 =

(22)

56

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penlitian. Jakarta. PT. Rineka Cipta

Giriwijoyo, Y.S.santosa dan Zafar, Sidik, Dikdik. (2012). Ilmu Faal Olah raga. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Harsono (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: Tambak Kusuma CV.

Bompa (2004) Successful Coaching. Champaign-united states. Human Kinetics Bompa (1999) Periodization : Theory and Methodology of Traning.

Champaign-united states. Human Kinetics

Nurhasan, dan Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: FPOK UPI

Sajoto. (1990). Peningkatan dan Pembinaan kekuataan kondisi fisik dalam olahraga. Bandung: Tambak Kusuma CV

Santrock. John W. (1995). Lifa-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta : Erlangga

Satriya, Dkk. (2010). Metadologi Kepelatihan Olahraga. Bandung. FPOK UPI. Sidik, Dikdik Zafar. (2010). Pembinaan Konsisi Fisik (Dasar dan Lanjutan).

Bandung. FPOK UPI.

Subroto, Toto dkk. (2010). Didaktik Metodik Pembelajaraan Olahraga Permainan. Bandung. FPOK UPI.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta, CV.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Bandung. Arum Korining Gusti CV.

Surakhmad winarno. (1992). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung. Tarsito

(23)

56

Ahmad Hendra Dana, 2014

Dampak Latihan Daya Tahan menggunakan Metode Interval Running

dan Metode Permainan terhadap peningkatan Daya Tahan Kardiovaskuler Anak Usia Pubertas

Referensi

Dokumen terkait

b. Dalam pelaksanaannya masih ditemukan banyaknya pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur. dalam peraturan perundang-undangan

Permasalahan dalam skripsi ini membahas tentang keefektifan pemilukada serentak di Indonesia dari segi biaya dan kinerja penyelenggaranya, pengaturan kewenangan Kepala Daerah

[1] Kumar, Sudipt dan Theerthan, J.Ananda. 2008, Thesis: Production and Characterisation of Aluminium-Fly Ash Composite Using Stir Casting Method,.. Departement of

Satuan biaya taksi perjalanan dinas dalam negeri merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya tarif satu kali perjalanan taksi dari kantor tempat

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan.. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

(STUDI KASUS TERHADAP PESERTA DIDIK SMA/MA DI JAMPANGTENGAH KABUPATEN

Perkembangan P edagogical Content Knowledge (Pck) Guru Peserta Kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp) Ipa Di Kota Sumedang. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dalam hal ini penulis hanya membuat alat yang disesuaikan dengan karakteristik khas bunyi gitar rock yang rangkaiannya dibuat sesederhana mungkin dengan biaya yang murah dan