• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BLHD PROVINSI SULSEL TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAKIP LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BLHD PROVINSI SULSEL TAHUN 2014 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN

BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Jl. Urip Sumoharjo No. 269 Makassar

Telp. 0411 5423 669

Fax. 0411 450478

LAPORAN KINERJA

LAPORAN KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

INSTANSI PEMERINTAH

BLHD PROVINSI SULSEL

BLHD PROVINSI SULSEL

TAHUN 2014

TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

BLHD PROVINSI SULSEL

TAHUN 2014

LAKIP

(2)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulsel dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BLHD Provinsi Sulsel Tahun 2014. Laporan ini memuat berbagai informasi tentang Potret Kondisi Organisasi seperti; uraian umum organisasi, perencanaan kinerja tahun 2014, capaian kinerja, dan realisasi anggaran program/kegiatan yang telah ditetapkan pada Tahun 2014.

Laporan LAKIP ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban BLHD Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008. Selain itu dimaksudkan pula untuk memenuhi kewajiban ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Laporan ini berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Revisi atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan ini diharapkan dapat memberikan dukungan informasi kepada berbagai pihak baik instansi pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, dan perguruan tinggi sebagai mitra dalam merumuskan/melaksanakan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Disamping itu diharapkan pula dapat dimanfaatkan sebagai instrumen untuk lebih mensinergikan dan mengefektifkan pengelolaan lingkungan hidup dimasa mendatang.

Dalam penyusunan laporan ini tentunya masih banyak kekurangan maupun kesalahan, sehingga kami berharap adanya saran, kritik, dan masukan yang sifatnya konstruktif guna menyempurnakan penyusunan laporan diwaktu yang akan datang.

Akhirnya kami tak lupa mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak atas bantuannya sehingga LAKIP BLHD Provinsi Sulsel Tahun 2014 dapat terselesaikan. Semoga laporan ini bermanfaat adanya.

Makassar, 4 Maret 2015

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH,

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Ir. ANDI HASBI, M.T

Pangkat Pembina Utama Muda NIP. 19650427 199203 1 009

(3)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Struktur Organisasi BLHD Prov.Sulsel ... 1

1.2 Kepegawaian ... 5

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi ... 7

1.4 Visi dan Misi ... 13

1.5 Tujuan dan Sasaran ... 14

1.6 Isu Strategis dan Permasalahannya ... 15

1.7 Upaya Pengelolaan Lingkungan Melalui Program Perioritas 16

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Proses Perencanaan ... 17

2.2 Target Perjanjian Kinerja Tahun 2014 ... 17

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja ... 23

3.1.1 Capaian Kinerja Pada Setiap Program/Kegiatan ... 23

3.1.2 Capaian Kinerja Pada Program Perioritas ... 83

3.1.3 Capaian Indikator Kinerja Utama ... 89

3.1.4 Capaian Standar Pelayanan Minimal ... 90

3.1.5 Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan ... 92

3.1.6 Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya ... 94

3.2 Realisasi Anggaran ... 95

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 100

4.2 Saran-Saran ... 100

LAMPIRAN

1. Perjanjian Kinerja (Penetapan Kinerja Tahun 2014) 2. Pengukuran Kinerja BLHD Prov.Sulsel Tahun 2014 3. Hasil Capaian Target Penetapan Kinerja Tahun 2014

(4)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Struktur Organisasi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis dan Lembaga lain Provinsi Sulawesi Selatan yang ditinjaklanjuti Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 34 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Badan lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dimana Badan Lingkungan Hidup Daerah merupakan unsur pendukung Gubernur, dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang lingkungan hidup berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok Badan Lingkungan Hidup Daerah mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya dan teknologi lingkungan, konservasi sumber daya alam dan pengendalian pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;

b. Pengorganisasian penyusun perencanaan lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumberdaya, dan teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;

c. Pembinaan dan penyelenggaraan tugas dibidang lingkungan hidup daerah meliputi standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, ekonomi, sumber daya dan teknologi lingkungan, konservasi sumberdaya alam dan pengendalian pencemaran, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan;

d. Penyelenggaraan tugas kedinasan lain sesuai bidang tugasnya.

Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut :

(5)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 2

b. Sekretariat; mempunyai tugas pokok mengkoordinasi kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan admistrasi umum dan kepegawaian, keuangan serta penyusunan program. Sekretariat membawahi :

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2) Sub Bagian Keuangan

3) Sub Bagian Program

c. Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan; mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkungan hidup dibidang standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan. Bidang Standarisasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan membawahi :

1) Sub Bidang Standarisasi Lingkungan

2) Sub Bidang Pemulihan Kualitas Lingkungan

d. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan Teknologi Lingkungan; mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas badan dibidang Pengembangan Sumber Daya Ekonomi dan Teknologi Lingkungan. Bidang Ekonomi, Sumber Daya dan Teknologi Lingkungan membawahi :

1) Sub Bidang Sumber Daya Lingkungan

2) Sub Bidang Ekonomi dan Teknologi Lingkungan

e. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Pencemaran; mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan di Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Bidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Pencemaran membawahi :

1) Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam 2) Sub Bidang Pengendalian Pencemaran

f. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan; mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan dibidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan. Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan membawahi :

1) Sub Bidang Pengawasan dan Pemantauan Lingkungan 2) Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan

(6)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 3

UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup dibentuk untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Badan, yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/kota.

UPTB Laboratorium Lingkungan membawahi : 1. Seksi Administrasi Laboratorium LH

2. Seksi Pelayanan dan Pengujian Laboratorium LH 3. Seksi Tata Usaha

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Saat ini di BLHD Provinsi Sulawesi Selatan telah terdapat jabatan fungsional khusus yaitu Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PPLHD). Pada jabatan ini terdapat 5 (lima) personil dengan keahlian khusus dalam pengawasan lingkungan. Adapun ketentuan yang digunakan dalam pembentukan kelompok jabatan fungsional ini adalah sebagai berikut :

- Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya.

- Peraturan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 09 Tahun 2012 Nomor : 06 Tahun 2012 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup dan Angka Kreditnya.

(7)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 4 KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

Jumanto, SE

SUB BAGIAN PROGRAM

Muhammad Ridwan, SE, MSi

SUB BAGIAN KEUANGAN

Dra. Hj.MarwantySaharuddin

SUB BIDANG STANDARISASI LINGKUNGAN

Maidahwati, Shut, M.Si

SUB BIDANG PEMULIHAN KUALITAS LINGKUNGAN

Andi Astetika, BA

SUB BIDANG SUMBERDAYA LINGKUNGAN

Sumarni S, S.Pi, M.Si

SUB BIDANG EKONOMI DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN

Dra. Rosmiati Bangun

SUB BIDANG PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN

M. Nur Salam, SH, M.Si

SUB BIDANG PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN

M. Aswar, SH,M.Si

SEKSI TATA USAHA

Sri Bulan, SE

SEKSI ADMINISTRAS

Naskah Filaillah, Pg.Dip,, M.Si

I

SEKSI PELAYANAN & PENGUJIAN

Rosmah, ST KEPALA BADAN Ir. Andi Hasbi Nur, MTP

SEKRETARIAT

Ir. Faisal, M.Si

BIDANG KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN Drs. H. Anwar Latief, M.Pd BIDANG EKONOMI, SUMBERDAYA, DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN DR. Tunggul Prasodjo, M.Si

BIDANG PENGAWASAN DAN PENEGAKAN HUKUM

LINGKUNGAN

Ir. Andi Sarrafah, M.Si

BIDANG STANDARISASI DAN PEMULIHAN KUALITAS LINGKUNGAN

Drs. H. Abd. Muis, M.Si

SUB BIDANG KONSERVASI

Darmayanti, S.Hut, M.Si

SUB BIDANG ENGENDALIAN PENCEMARAN

Agus Dina, ST, M.Si

UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM LH

(8)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 5

1.2 Kepegawaian

Pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulsel terhitung sampai dengan 31 Desember 2014 berjumlah 84 Orang, dengan rincian 27 pegawai laki-laki dan 57 pegawai perempuan. Apabila dibandingkan dengan jumlah pegawai BLHD Provinsi Sulsel pada tahun 2013 mengalami peningkatan dari jumlah yang pada saat itu berjumlah 77 orang. Hal ini karena pada tahun 2014 BLHD Provinsi Sulsel menerima sejumlah pegawai pindahan dari SKPD lain dan pegawai Pemerintah Kabupaten. Adapun jumlah pegawai BLHD Provinsi Sulsel untuk setiap bagian adalah sebagai berikut :

No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014

1 Sekretariat 28 Orang 28 Orang

2 Bidang Standarisasi dan

Pemulihan Kualitas Lingkungan

9 Orang 8 Orang

3 Bidang Ekonomi Sumberdaya dan Teknologi Lingkungan

8 Orang 9 Orang

4 Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian Pencemaran

9 Orang 7 Orang

5 Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum

10 Orang 11 Orang

6 Unit Pelaksana Teknis Badan Laboratorium LH

13 Orang 16 Orang

7 Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup

- Orang 5 Orang

Jumlah 77 Orang 84 Orang

Adapun jumlah pegawai BLHD Provinsi Sulsel dilihat dari pendidikannya, sebagai berikut :

No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014

1 Pendidikan (S3) 1 Orang 1 Orang

2 Pendidikan Pasca Sarjana (S2)

18 Orang 16 Orang

3 Pendidikan Sarjana (S1) 40 Orang 47 Orang

4 Pendidikan Sarjana Muda (D3) 3 Orang 2 Orang

5 Pendidikan SLTA 14 Orang 17 Orang

6 Pendidikan SLTP - Orang - Orang

7 Pendidikan SD 1 Orang 1 Orang Jumlah 77 Orang 84 Orang

(9)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 6

Berdasarkan pada tabel diatas, nampak bahwa kualifikasi pendidikan pengawai di BLHD Provinsi Sulsel adalah Sarjana (S1), sehingga dari sisi pendidikan sudah cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup. Akan tetapi sarjana yang ada tersebut pada umumnya tidak spesifik ilmu lingkungan, basic sains atau teknis. Untuk itu terus dilakukan peningkatan kapasitas SDM yang ada dengan mengikut sertakan sejumlah pegawai dalam diklat-diklat teknis lingkungan seperti kursus AMDAL, Audit Lingkungan, Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, Pengelolaan Limbah B3, PPNS, dan PPLH. Selain itu juga telah diikutkan pegawai BLHD dalam diklat-diklat khusus yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan di BLHD Provinsi Sulsel seperti Diklat Fungsional Perencana Pertama yang telah diikuti oleh 5 staf BLHD, Pelatihan Implementasi ISO 9001 dan ISO 17025; 2008 untuk seluruh personil di UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup. Sementara berdasarkan kualifikasi pendidikan tersebut, pegawai yang menduduki jabatan sebagai Kepala Instansi, Sekretaris, Kepala Bidang/Ka Subbidang, Ka Subbagian, rata-rata memiliki pendidikan S1 dan S2. Kondisi tersebut dilihat dari kualitasnya sudah cukup memadai.

Jumlah pengawai BLHD Provinsi Sulsel sampai dengan 31 Desember 2014 dilihat dari pangkat dan golongannya, sebagai berikut :

No Golongan / Ruang Tahun 2013 Tahun 2014 1 Pembina Utama Muda, IV/c 1 Orang 1 Orang

2 Pembina Tk.I, IV/b 4 Orang 4 Orang

3 Pembina, IV/a 7 Orang 5 Orang

4 Penata Tk. I, III/d 11 Orang 17 Orang

5 Penata, III/c 14 Orang 12 Orang

6 Penata Muda Tk.I, III/b 11 Orang 16 Orang

7 Penata Muda, III/a 15 Orang 11 Orang

8 Pengatur Tk.I, II/d 3 Orang 2 Orang

9 Pengatur, II/c - Orang 1 Orang

10 Pengatur Muda Tk.I, II/b 6 Orang 12 Orang

11 Pengatur Muda, II/a 5 Orang 1 Orang

12 Juru Muda I/a 1 Orang 1 Orang

(10)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 7

Jumlah pejabat berdasarkan eselonisasi dan jabatan fungsional BLHD Provinsi Sulsel sebagai berikut :

No Uraian Tahun 2013 Tahun 2014

1 Eselon II 1 Orang 1 Orang

2 Eselon III 6 Orang 5 Orang

3 Eselon IV 14 Orang 14 Orang

4 Jabatan Fungsional Umum 56 Orang 59 Orang

5 Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan Hidup

- Orang 5 Orang

Jumlah 77 Orang 84 Orang

Berdasarkan jumlah formasi jabatan, BLHD Provinsi Sulsel memiliki 21 Jabatan Struktural, dan formasi jabatan tersebut sampai dengan 31 Desember 2014 terdapat jabatan struktural eselon III yang tidak terisi yaitu Kepala UPTB Laboratorium Lingkungan Hidup. Hal ini dikarenakan pejabat yang mengisi posisi tersebut beralih ke Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian pada Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan.

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Susunan organisasi serta uraian tugas pokok dan fungsi BLHD Prov. Sulsel menurut Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2011. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 34 Tahun 2008. Tugas pokok Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah membantu Gubernur Sulawesi Selatan dalam melakukan penyusunan dan melaksanakan kebijakan dibidang pengelolaan lingkungan hidup. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut diatas, Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis lingkungan hidup daerah meliputi Bidang standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, Bidang ekonomi sumberdaya dan teknologi lingkungan, bidang konservasi sumbedaya alam dan perencanaan dan bidang pengawasan dan penegakan hukum lingkungan dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup.

(11)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 8

2. Pengkoordinasian penyusunan rencana pengelolaan lingkungan hidup daerah meliputi Bidang standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, Bidang ekonomi sumberdaya dan teknologi lingkungan, bidang konservasi sumbedaya alam dan perencanaan dan bidang pengawasan dan penegakan hukum lingkungan dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang lingkungan hidup daerah meliputi Bidang standarisasi dan pemulihan kualitas lingkungan, Bidang ekonomi sumberdaya dan teknologi lingkungan, bidang konservasi sumbedaya alam dan perencanaan dan bidang pengawasan dan penegakan hukum lingkungan dan Unit Pelaksana Teknis Laboratorium Lingkungan Hidup.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, maka kewenangan Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagai berikut :

1. Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang Lingkungan Hidup terdiri atas Sub Bidang :

a. Pengendalian Dampak Lingkungan b. Konservasi Sumber Daya Alam (SDA)

2. Sub Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, meliputi :

a. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), terdiri atas : 1) Pengawasan pelaksanaan pengelolaan limbah B3 skala provinsi 2) Izin pengumpulan limbah B3 skala provinsi (sumber limbah lintas

kab./kota) kecuali minyak pelumas/oli bekas

3) Pengawasan pelaksanaan pemulihan akibat pencemaran limbah B3 pada skala propinsi

4) Rekomendasi izin pengumpulan limbah B3 skala nasional

5) Pengawasan pelaksanaan sistem tanggap darurat skala propinsi 6) Pengawasan penanggulangan kecelakaan pengelolaan limbah B3

skala propinsi

b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), terdiri atas :

1) Penilaian AMDAL bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup di provinsi,

(12)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 9

sesuai dengan standar, norma,dan prosedur yang ditetapkan oleh pemerintah.

2) Pembinaan dan pengawasan terhadap penilaian AMDAL di kabupaten/kota

3) Pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL dalam wilayah propinsi dalam rangka uji petik 4) Pengawasan terhadap pelaksanaan pemberian rekomendasi

UKL/UPL yang dilakukan oleh kabupaten/kota dalam wilayah propinsi 5) Pembinaan terhadap pelaksanaan pengawasan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan oleh kabupaten/kota bagi jenis usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL dan UKL/UPL dalam wilayah provinsi.

6) Pembinaan terhadap pelaksanaan pemberian rekomendasi UKL/UPL yang dilakukan oleh kabupaten/kota dalam wilayah propinsi.

c. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, terdiri atas: 1) Koordinasi pengelolaan kualitas air skala propinsi.

2) Penetapan kelas air pada sumber air skala propinsi.

3) Koordinasi pemantauan kualitas air pada sumber air skala propinsi. 4) Penetapan pengendalian pencemaran air pada sumber skala

propinsi.

5) Pengawasan pelaksanaan pengendalian pencemaran air skala propinsi.

6) Penetapan baku mutu air lebih ketat dan/atau penambahan parameter dari kriteria mutu air skala propinsi.

7) Penerapan paksaan pemerintahan atau uang paksa terhadap pelaksanaan penanggulangan pencemaran air skala provinsi pada keadaan darurat dan/atau keadaan yang tidak terduga lainnya skala propinsi.

8) Pengaturan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air skala propinsi.

9) Penetapan baku mutu air limbah untuk berbagai kegiatan sama atau lebih ketat dari pemerintah.

(13)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 10

10) Pembinaan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pemberian izin pembuangan limbah cair lintas kabupaten/kota.

d. Pengelolaan Kualitas Udara dan Pengendalian Pencemaran Udara, terdiri atas :

1) Penetapan baku mutu udara ambien daerah lebih ketat atau sama dengan baku mutu udara ambien nasional.

2) Penetapan status mutu udara ambien daerah.

3) Penetapan baku mutu emisi udara sumber tidak bergerak, ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dan penetapan baku tingkat kebisingan dan getaran sumber tidak bergerak dan tingkat kebisingan kendaraan bermotor lama skala propinsi.

4) Pelaksanaan koordinasi operasional pengendalian pencemaran udara skala propinsi.

5) Koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas udara skala propinsi.

6) Pembinaan dan pengawasan baku mutu emisi udara sumber tidak bergerak, ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor lama dan penetapan baku tingkat kebisingan dan getaran sumber tidak bergerak dan baku tingkat kebisingan kendaraan bermotor lama skala propinsi.

7) Pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara skala provinsi.

8) Pemantauan kualitas udara dalam ruangan.

e. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Pesisir dan Laut terdiri atas :

1) Penetapan baku mutu air laut skala provinsi.

2) Penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan pesisir dan laut skala provinsi.

3) Penetapan lokasi dalam pengelolaan konservasi laut skala provinsi. 4) Pengawasan terhadap kegiatan pengendalian pencemaran dan/atau

kerusakan oleh kabupaten/kota.

5) Pemantauan kualitas lingkungan wilayah pesisir dan laut skala propinsi

(14)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 11

6) Pengaturan pengendalian pencemaran dan kerusakan wilayah pesisir dan laut skala propinsi.

7) Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah propinsi atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah. f. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Tanah akibat

Kebakaran Hutan dan/atau Lahan, terdiri atas :

1) Penetapan kriteria teknis baku kerusakan lingkungan hidup skala propinsi yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan. 2) Pengkoordinasian penanggulangan kebakaran hutan dan/atau lahan

skala propinsi.

3) Pengawasan atas pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang berdampak atau diperkirakan dapat berdampak skala propinsi.

4) Pengendalian kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang berdampak skala propinsi.

g. Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Tanah Untuk Kegiatan Produksi Biomassa, terdiri atas :

1) Penetapan kriteria propinsi baku kerusakan lahan dan/atau tanah propinsi untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan hutan tanaman berdasarkan kriteria baku kerusakan tanah nasional.

2) Pengawasan atas pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah akibat kegiatan yang berdampak atau diperkirakan dapat berdampak skala propinsi.

3) Pengaturan pengendalian kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa skala propinsi.

h. Penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat bencana, terdiri atas :

1) Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan akibat bencana skala propinsi

2) Penetapan kawasan yang beresiko rawan bencana.

i. Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Kompetensi Personil Bidang Lingkungan Hidup, meliputi pembinaan dan pengawasan

(15)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 12

penerapan SNI dan standar kompetensi personil bidang pengelolaan lingkungan hidup pada skala propinsi.

j. Pengembangan Perangkat Ekonomi Lingkungan, terdiri atas :

1) Penetapan peraturan daerah di bidang penerapan instrumen ekonomi yang bersifat lintas kabupaten/kota dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

2) Pembinaan dan pengawasan penerapan instrumen ekonomi yang bersifat lintas kabupaten/kota dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

k. Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Ekolabel, Produksi Bersih, dan Teknologi Berwawasan Lingkungan, meliputi pembinaan dan pengawasan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih, dan teknologi berwawasan lingkungan yang mendukung pola produksi dan konsumsi berkelanjutan pada skala propinsi.

l. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT), terdiri atas :

1) Penyelenggaraan diklat di bidang lingkungan hidup sesuai permasalahan lingkungan hidup skala propinsi.

2) Penetapan kurikulum/materi ajar tambahan di bidang lingkungan hidup sesuai dengan karakteristik dan permasalahan propinsi.

m. Pelayanan Bidang Lingkungan Hidup, meliputi penyelenggaraan pelayanan di bidang pengendalian lingkungan hidup skala propinsi. n. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup, meliputi penegakan hukum

lingkungan skala propinsi.

o. Perjanjian Internasional di Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, terdiri atas :

1) Pelaksanaan dan pemantauan penataan atas perjanjian internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan skala propinsi.

2) Pemantauan pengendalian pelaksanaan konvensi dan protokol skala propinsi.

p. Perubahan Iklim dan Perlindungan Atmosfir, terdiri atas :

1) Penetapan kebijakan pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim skala propinsi.

2) Penetapan kebijakan perlindungan lapisan ozon dan pemantauan skala propinsi.

(16)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 13

3) Pemantauan dampak deposisi asam skala propinsi. q. Laboratorium Lingkungan, terdiri atas :

1) Penunjukan laboratorium lingkungan yang telah diakreditasi/rekomendasi untuk melakukan analisis lingkungan. 2) Pembinaan laboratorium lingkungan.

3. Sub Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (SDA) meliputi Keanekaragaman Hayati, terdiri atas :

a. Koordinasi dalam perencanaan konservasi keanekaragaman hayati skala propinsi.

b. Penetapan dan pelaksanaan kebijakan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati skala propinsi. c. Penetapan dan pelaksanaan pengendalian kemerosotan

keanekaragaman hayati skala propinsi.

d. Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan konservasi keanekaragaman hayati skala propinsi.

e. Penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati skala propinsi.

f. Pengembangan manajemen sistem informasi dan pengelolaan data base keanekaragaman hayati skala propinsi.

1.4 Visi dan Misi BLHD Provinsi Sulsel 2013-2018

Dalam rangka mewujudkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan sebagaimana amanah Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan selaras dengan tujuan, sasaran, dan kebijakan pembangunan lingkungan hidup pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, maka visi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut.

Visi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan ini merupakan penjabaran dari visi RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018, yakni “Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi

Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Nasional dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2018

(17)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 14

Kesejahteraan. Pengertian dari visi BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 tersebut adalah bahwa Sulawesi Selatan berposisi sebagai provinsi yang terdepan dalam perlindungan fungsi lingkungan hidup dan penanganan dampak lingkungan hidup. Posisi terdepan dalam perlindungan fungsi lingkungan hidup serta penanganan dampak lingkungan hidup tersebut harus ditopang dengan kapasitas pengelolaan hidup pada seluruh pemangku kepentingan dan tegaknya hukum lingkungan hidup.

Pokok Visi dari BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 terletak pada empat poin penting, yakni :

(1) terlindunginya fungsi lingkungan hidup;

(2) tertanganinya dampak lingkungan hidup;

(3) tercukupinya kapasitas pengelolaan lingkungan hidup pada seluruh pemangku kepentingan; dan

(4) tegaknya hukum lingkungan hidup dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Agar visi tersebut dapat diwujudkan, maka dirumuskan misi Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 sebagai komitmen pada stakeholder utama dan/atau apa yang ingin diwujudkan oleh visi, adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup;

2. Meningkatkan penanganan dampak lingkungan hidup dari pembangunan dan aktivitas sehari-hari masyarakat;

3. Meningkatkan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup;

4. Meningkatkan penegakan hukum dan regulasi lingkungan hidup.

1.5 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari BLHD dimaksudkan sebagai pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi BLHD, melaksanakan misi BLHD, memecahkan permasalahan yang dihadapi BLHD, dan menangani isu strategis daerah yang ada. Tujuan harus bersifat realistis dan dapat dicapai. Adapun tujuan

(18)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 15

jangka menengah Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan daya dukung lingkungan hidup;

2. Mempertahankan daya tampung lingkungan hidup;

3. Meningkatkan peranserta pemangku kepentingan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

4. Meningkatkan kapasitas manajemen, sumberdaya manusia, dan kelembagaan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

5. Meningkatkan pembinaan, pengawasan dan penegakan hukum lingkungan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, dan rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, dengan demikian, sebuah tujuan dapat terjabarkan ke dalam lebih dari satu sasaran. Adapun Sasaran jangka menengah Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut.

1. Meningkatnya pencegahan dan pemulihan kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup;

2. Meningkatnya pengendalian pencemaran pada media air, tanah, dan udara;

3. Meningkatnya peranserta dan kerjasama antarpemangku kepentingan dalam penanganan dampak lingkungan hidup;

4. Meningkatnya kapasitas manajemen, sumberdaya manusia, dan kelembagaan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup;

5. Meningkatnya ketaatan pemangku kepentingan terhadap peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup.

1.6 Isu-Isu Startegis dan Permasalahannya

Diperkirakan dalam 5 (lima) tahun kedepan, upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan akan dihadapkan pada

(19)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 16

beberapa isu-isu strategis dan permasalahannya.Isu-isu dan permasalahan tersebut antara lain :

a. Isu kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dengan permasalahan: (1) meningkatnya kerusakan sumberdaya alam pada ekosistem hutan, sungai, danau, permukiman, dan pesisir; (2) meningkatnya kerusakan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim secara global.

b. Isu pencemaran lingkungan, dengan permasalahan: (1) meningkatnya beban pencemaran pada media air, udara, dan tanah yang disebabkan aktifitas manusia timbulan sampah serta buangan limbah dari kegiatan pemrakarsa usaha.

c. Isu kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dengan permasalahan rendahnya kompetensi dan sinergi antarstakeholder dalam pengelolaan lingkungan hidup.

d. Isu penegakan hukum dan regulasi lingkungan hidup, dengan permasalahan masih banyaknya pengaturan hukum dan regulasi pengelolaan lingkungan hidup yang belum konsisten teraplikasikan.

1.7 Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup melalui Program Perioritas.

Dalam urusan lingkungan hidup, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan melalui Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan terus mengupayakan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana amanah Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sehubungan dengan upaya tersebut BLHD Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan 4 program perioritas yaitu Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Program Penaatan Hukum Lingkungan. Masing-masing program tersebut diarahkan untuk mewujukan peningkatan penanganan dampak lingkungan hidup dari pembangunan dan aktifitas sehari-hari, peningkatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup, peningkatan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan peningkatan penegakan hukum dan regulasi lingkungan hidup.

(20)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 17

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Proses Perencanaan

Perencanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup diawali dengan penyusunan Rencana Strategi (RENSTRA) Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, RENSTRA dimaksud disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018, serta Peraturan Daerah Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan pada Renstra tersebut diatas, maka disusun program dan kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun dan dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2014. Renja Tahun 2014 tersebut disusun dengan mempertimbangkan hasil pertemuan Forum Satuan Kerja Daerah (SKPD) Lingkungan Hidup dan hasil rapat koordinasi pembangunan Provinsi Sulsel serta musyawarah pembangunan (Musrenbang) Provinsi Sulawesi Selatan. Rencana program dan kegiatan tersebut yang tertuang dalam Renja Tahun 2014 merupakan pedoman dasar untuk pelaksanaan kegiatan tahunan BLHD Provinsi Sulawesi Selatan. Proses perencanaan ini dilakukan setiap tahun sesuai dengan pedoman yang berlaku.

2.2 Target Perjanjian Kinerja Tahun 2014.

Pada tahun 2014 Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan melaksanakan 4 program perioritas dengan 29 kegiatan yang tertuang dalam RPJMD Provinsi Sulsel dan Renstra BLHD Provinsi Sulsel Tahun 2013-2018. Adapun program tersebut adalah Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Program Penaatan Hukum Lingkungan. Selain itu juga dilaksanakan 3 program urusan SKPD dengan 11 kegiatan yang tertuang dalam Renstra BLHD Provinsi Sulsel Tahun 2013-2018. Adapun program tersebut adalah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Peningkatan Kapasitas Kinerja

(21)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 18

SKPD, Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Evaluasi Kinerja.

Untuk target masing-masing program tersebut dituangkan dalam perjanjian kinerja tahun 2014 yang disepakati antara Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulsel dengan Gubernur Sulawesi Selatan. Adapun secara ringkas target masing-masing program tersebut diuraikan dibawah ini :

2.2.1 Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

Program ini diarahkan untuk mewujudkan peningkatan penanganan dampak lingkungan hidup dari pembangunan dan aktifitas sehari-hari Pemerintah, Pemrakarsa usaha/kegiatan dan seluruh masyarakat di Sulawesi Selatan. Adapun Outcome dari program ini adalah tercapainya penurunan beban pencemaran di Sulawesi Selatan sekitar 6,08 Juta Ton atau sekitar 20% dari yang ditargetkan pada Tahun 2018 yaitu 30,43 Juta Ton. Sedangkan output yang ditargetkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya pemantauan dan diketahuinya status mutu air pada 7 sungai dan 1 danau di Sulawesi Selatan yang merupakan sungai lintas Kabupaten. 2. Terlaksananya pemantauan dan diketahuinya status mutu udara ambient pada

13 Kab/Kota di Sulawesi Selatan.

3. Terlaksananya koordinasi dan pembinaan terhadap 24 Kab/Kota di Sulawesi Selatan dalam upaya penerimaan penghargaan adipura dan kalpataru.

4. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan terhadap 24 Kab/Kota dan 30 pemrakarsa usaha dalam pengelolaan limbah B3.

5. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan ketaatan pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan terhadap 12 Kab/Kota dan 7 Pemrakarsa Usaha.

6. Terlaksananya inventarisasi data konsumsi bahan perusak ozon sebesar 20% Kab/Kota.

7. Terlaksananya koordinasi penilaian dokumen lingkungan hidup sebanyak 5 dokumen lingkungan hidup.

8. Terlaksananya koordinasi dan pembinaan Sulsel Go Green pada 3 jalur pemangku kepentingan yaitu jalur pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. 9. Terlaksananya koordinasi dan pengawasan pelaksanaan KLHS pada 6

(22)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 19

10. Terlaksananya pelayanan pengujian laboratorium lingkungan hidup untuk 12 jenis parameter terakreditasi.

11. Terlaksananya pembinaan dan fasilitasi pengelolaan persampahan pada 5 Kab/Kota.

12. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan komisi penilai AMDAL, UKL-UPL terhadap 24 Kab/Kota.

2.2.2 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Program ini diarahkan untuk mewujudkan peningkatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup dari pembangunan dan aktifitas sehari-hari Pemerintah, Pemrakarsa usaha/kegiatan dan seluruh masyarakat di Sulawesi Selatan. Adapun Outcome dari program ini adalah terdapatnya lokasi perlindungan dan konservasi SDA sekitar 12 titik lokasi atau sekitar 20% dari yang ditargetkan pada Tahun 2018 yaitu 60 titik lokasi. Sedangkan output yang ditargetkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya koordinasi dan pembinaan pemulihan kualitas lingkungan hidup pada 24 Kab/Kota.

2. Terlaksananya koordinasi dan pembinaan kawasan pesisir, laut dan pulau-pulau kecil pada 12 Kabupaten/Kota.

3. Terlaksananya koordinasi dan pembinaan pengembangan dan pemantapan kawasan konservasi pada 18 Kabupaten/Kota.

4. Terlaksananya koordinasi dan pembinaan pelestarian kawasan karst pada 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Maros dan Pangkep.

5. Terlaksananya koordinasi dan pembinaan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim pada 12 Kab/Kota.

6. Terlaksananya pembinaan dan koordinasi pengelolaan keanekaragaman hayati dan plasma nutfah pada 15 Kab/Kota.

2.2.3 Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Lingkungan Hidup

Program ini diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan. Adapun Outcome dari program ini adalah tercapainya bobot kapasitas pengelolaan

(23)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 20

lingkungan hidup menjadi 2,86 dari yang ditargetkan pada Tahun 2018 yaitu 3,17. Sedangkan output yang ditargetkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya pembinaan Sulsel Go Green Jalur Sekolah pada 24 Kab/Kota. 2. Terlaksananya pembinaan penerapan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produk bersih, dan teknologi berwawasan lingkungan pada 18 Kab/Kota.

3. Terlaksananya pembangunan prasarana dan operasional perguruan tinggi lingkungan hidup pada 1 (satu) sekolah.

4. Terlaksananya koordinasi dan pembinaan penyusunan sistem informasi lingkungan hidup pada 15 Kab/Kota.

5. Terlaksananya koordinasi dan pembinaan laboratorium lingkungan hidup pada 24 Kab/Kota.

6. Terlaksananya pembinaan dan koordinasi penerapan kearifan lokal lingkungan hidup pada 24 Kab/Kota.

7. Terlaksananya pembinaan dan kerjasama dengan organisasi peduli lingkungan pada 25 organisasi.

2.2.4 Program Penaatan Hukum Lingkungan Hidup

Program ini diarahkan untuk mewujudkan peningkatan peningkatan penegakan hukum dan regulasi lingkungan hidup di Sulawesi Selatan. Adapun Outcome dari program ini adalah tercapainya 10 kasus/pengaduan pencemaran dan pengrusakan lingkungan yang ditindaklanjuti dari yang ditargetkan pada Tahun 2018 yaitu 20 kasus/pengaduan. Sedangkan output yang ditargetkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya Identifikasi, investigasi, dan pelayanan pengaduan masyarakat terhadap lingkungan hidup sebesar 35%.

2. Terlaksananya koordinasi penegakan hukum dan penanganan kasus lingkungan hidup sebesar 50%.

3. Terlaksananya koordinasi dan penyusunan produk hukum lingkungan hidup sebanyak 5 draft produk hukum..

4. Terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan lingkungan hidup sebanyak 10 peraturan perundang-undangan lingkungan hidup.

(24)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 21

2.2.5 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program ini diarahkan untuk mewujudkan percepatan implementasi reformasi birokrasi di SKPD Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulsel. Adapun Outcome dari program ini adalah tercapainya 20% peningkatan pelayanan administrasi perkantoran. Sedangkan output yang ditargetkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya peningkatan pelayanan prima kepada publik sebesar 20% melalui pengelolaan dan pelayanan administrasi perkantoran.

2. Terlaksananya penyusunan laporan pengelolaan administrasi keuangan berbasis akrual sebanyak 4 buku laporan keuangan melalui penatausahaan administrasi keuangan.

3. Terlaksananya pengelolaan administrasi kepegawaian yang efektif dan efisien sebesar 100% melalui pembinaan dan pengelolaan kepegawaian.

4. Terlaksananya peningkatan ketersediaan dan pemeliharaan barang modal sebesar 20% melalui pemeliharaan dan penyediaan sarana dan prasarana.

2.2.6 Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD

Program ini diarahkan untuk mewujudkan percepatan implementasi reformasi birokrasi di SKPD Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulsel. Adapun Outcome dari program ini adalah tercapainya 20% peningkatan kapasitas dan kinerja SKPD. Sedangkan output yang ditargetkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya peningkatan PAD dari jasa laboratorium lingkungan hidup sebesar 20% melalui penatausahaan administrasi laboratorium lingkungan hidup.

2. Terlaksananya akreditasi 20 jenis parameter melalui pengembangan mutu dan kapasitas laboratorium lingkungan hidup.

3. Terlaksananya penyebaran informasi lingkungan hidup sebesar 100% melalui berbagai media.

4. Terlaksananya pembinaan dalam pengembangan sistem pengaduan lingkungan pada 24 Kab/Kota.

(25)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 22

5. Terlaksananya pembinaan dan peningkatan kompetensi serta kualitas aparatur pada 30 orang PNS melalui diklat, pelatihan, bintek dan seminar.

2.2.7 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Evaluasi Kinerja.

Program ini diarahkan untuk mewujudkan peningkatan kualitas perencanaan dan evaluasi kinerja di SKPD Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulsel. Adapun Outcome dari program ini adalah tercapainya 20% peningkatan kapasitas dan kinerja SKPD. Sedangkan output yang ditargetkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah sebagai berikut :

1. Terlaksananya penyusunan 6 jenis laporan rencana kegiatan anggaran dan pelaporan pengelolaan lingkungan hidup berbasis kinerja.

2. Terlaksananya penyusunan 4 jenis laporan hasil monev dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup.

(26)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 23

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 CAPAIAN KINERJA

3.1.1 Capaian Kinerja Pada Setiap Program/Kegiatan

3.1.1.1Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup.

a) Kegiatan Pemantauan Kualitas Air

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 282.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 277.772.400,00, atau sebesar 98,50 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Pemantuan Kualitas Air 282.000.000,00 277.772.400,00

Keluaran (Output)

Jumlah sungai dan danau yang diketahui status mutu airnya

7 Sungai dan 1 Danau 10 Sungai dan 2 Danau 100 % 150 % Hasil (Outcome) Persentase Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Realisasi kinerja pada kegiatan ini secara fisik tercapai 150% yaitu terdapat 10 sungai dan 2 danau yang dipantau dan diketahui status mutu airnya dari yang ditargetkan hanya 7 sungai dan 1 danau. Bila dibandingkan pada tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan cakupan sungai yang dipantau, dimana sebelumnya pada tahun 2013 hanya 5 sungai. Sementara pada tahun akhir renstra yaitu 2018 ditargetkan dapat dilakukan pemantauan pada 27 sungai dan 2 danau. Hasil yang telah dicapai terhadap target renstra adalah 41,38 %. Adapun sungai yang dipantau tersebut pada tahun 2014 adalah Sungai Walannae, Sungai Bialo, Sungai Rongkong, Sungai Maros, Sungai Mataallo, Sungai Lirang, Sungai Lamasi, Sungai Bone-Bone, Sungai Cenrana, dan Sungai Segeri. Sementara dua danau yang dipantau yaitu danau matano dan danau towuti. Pemantaun dilakukan sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada bulan Juni dan Agustus 2014. Untuk lokasi

(27)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 24

pemantauan pada sungai dilakukan pada 3 (tiga) titik yaitu hulu, tengah, dan hilir. Sedangkan untuk danau dilakukan hanya pada 2 (dua) titik yaitu hulu dan hilirnya. Hasil pemantauan pada tahun 2014 ini secara umum menunjukkan status mutu air dari status memenuhi baku mutu, cemar ringan hingga cemar berat, hasil ini tidak jauh berbeda dengan tahun 2013.

b) Kegiatan Pemantauan Kualitas Udara Ambien

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 225.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 221.866.900,00, atau sebesar 98,61 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Pemantauan Kualitas Udara Ambien

282.000.000,00 277.772.400,00

Keluaran (Output)

Jumlah kab/kota yang diketahui status mutu udara ambiennya 13 Kab/Kota 13 Kab/Kota 100 % 100 % Hasil (Outcome) Persentase Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Realisasi kinerja pada kegiatan ini secara fisik tercapai 100% yaitu terdapat 13 Kab/Kota yang dipantau dan diketahui status mutu udara ambiennya. Bila dibandingkan pada tahun 2013 cakupan Kab/Kota yang dipantau sama yaitu 13 Kab/Kota. Sementara pada tahun akhir renstra yaitu 2018 ditargetkan dapat dilakukan pemantauan pada 24 Kab/Kota. Hasil yang telah dicapai terhadap target renstra adalah 54,17 %.

Adapun Kab/Kota yang dipantau pada tahun 2014 tersebut adalah Kota Pare-Pare, Kabupaten Maros, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bone, Kabupaten Barru, Kabupaten Wajo, Kabupaten Bantaeng, Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Pangkep, dan Kabupaten Sidrap. sedangkan untuk ringkasan hasil analisis

(28)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 25

kualitas udara pada setiap Kabupaten/Kota yang dipantau ditampilkan pada tabel berikut ini :

Tabel Hasil Perhitungan Status Mutu Udara Ambien di Sulsel

KAB./KOTA STATUS ISPU STATUS ISM

Kota Pare-Pare Tidak Sehat-Sangat Tidak Sehat

Tercemar

Kab.Maros Sangat Tidak Sehat-Berbahaya

Tercemar

Kab.Gowa Sedang - Berbahaya Tercemar Kab.Bulukumba Sedang Tercemar Kab.Bone Berbahaya Tdk Tercemar –

Tercemar Kab. Barru Tidak Sehat-Sangat

Tidak Sehat

Tercemar

Kab. Wajo Sedang – Tidak Sehat Tercemar Kab.Bantaeng Sedang Tidak Tercemar Kab.Takalar Tidak Sehat Tercemar Kab. Jeneponto Sedang-Berbahaya Tercemar Kab. Sinjai Sedang-Tidak Sehat Tercemar Kab.Pangkep Tidak Sehat-Berbahaya Tercemar Kab.Sidrap Sedang-Tidak Sehat Tidak

Tercemar-Tercemar

c) Kegiatan Koordinasi dan Pembinaan Adipura dan Kalpataru

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 310.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 299.755.300,00, atau sebesar 96,70 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Koordinasi dan

Pembinaan Adipura dan Kalpataru

(29)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 26

Keluaran (Output)

Jumlah kab/kota yang dibina untuk memperoleh penghargaan adipura dan kalpataru 24 Kab/Kota 24 Kab/Kota 100 % 100 % Hasil (Outcome) Persentase Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Realisasi kinerja pada kegiatan ini secara fisik tercapai 100%. Koordinasi dan Pembinaan Adipura dan Kalpataru dillakukan melalui workshop yang mengundang 24 Kab/Kota dan perjalanan dinas kedaerah untuk melakukan pembinaan adipura. Koordinasi dan pembinaan terhadap 24 Kab/Kota ini telah dilaksanakan seperti pada tahun 2013. Workshop adipura dan kalpataru merupakan salah satu sarana bagi menumbuhkan kesadaran baik Pemerintah maupun masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam program Go Green yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun uraian terkait workshop tersebut sebagai berikut :

Hari/Tanggal : Senin-Selasa, 10 s/d 11 November 2014

Tempat : Hotel Grand Celino Makassar Jl. Lanto Dg. Pasewang No. 27 Makassar

Unsur Peserta : 55 Orang yang berasal dari SKPD BLHD Kab/ Kota Sesulsel dan LSRG Peduli Lingkunga Se-Sulsel

Materi dan Materi dna Narasumber :

o Kalpataru Sulsel dan perbendayaan masyarakat dalam upaya PPLH oleh ( Ir. Andi Hasbi Nur. M. Tp )

 Sosialisasi Pedoman Kalpataru 2014 oleh Drs. Parus, M, Si

 Bimbingan Teknis Pemilihan Kalpataru oleh Sumarni, S, S. Pi, M. Si

 Tata Cara pengisian Form Penilaian Kalpataru oleh Oktofin Pali, Si Hasil dan Kesimpulan :

Lingkungan Workshop Kalpataru ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terutama generasi muda terhadap pedoman penilaian kalpataru

(30)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 27

d) Kegiatan Koordinasi dan Pembinaan Pengelolaan Limbah B3

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 172.825.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 171.569.000,00, atau sebesar 99,27 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Koordinasi dan Pembinaan Pengelolaan Limbah B3 172.825.000,00 171.569.000,00 Keluaran (Output)

Jumlah kab/kota dan pemrakarsa

usaha/kegiatan yang dibina dan diawasi dalam pengelolaan limbah B3. 24 Kab/Kota dan 30 Pemrakarsa usaha 24 Kab/Kota dan 30 Pemrakarsa usaha 100 % 100 % Hasil (Outcome) Persentase Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Realisasi kinerja pada kegiatan ini secara fisik tercapai 100%, yaitu 24 Kab/Kota dan 30 pemrakarsa usaha yang dibina dan diawasi dalam pengelolaan limbah B3. Bentuk pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui pelaksanaan workshop tata cara perizinan pengelolaan limbah B3 dan pembinaan berupa pemberian rekomendasi 2 (dua) perusahaan dan kunjungan lapangan 8 (delapam) kab/kota antara lain PT Lonsum Kabupaten Bulukumba, PT Vale Kabupaten Luwu Timur, PT Pertamina Pare-pare di Kabupaten Pare-Pare, PLTU Barru di Kabupaten Barru, PLTU Jeneponto di Kabupaten Jeneponto dan PT Tonasa Kabupaten Pangkep, Equity dan Energi Sengkang Kabupaten Wajo. Selain itu dilakukan pembinaan dan pengawasan melalui evalusi pelaporan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Perusahaan tersebut antara lain : PT. Energi Sengkang Kabupaten Sengkang, PT. Makassar Power Kabupaten Pinrang, PT.Pertamina Depot LPG Makassar, PT. PLN Wilayah Sulselbar, PTPN XIV PG Takalar Kabupaten Takalar, PT. Multazam Makassar, RS Khusus Daerah Makassar Daya, PT.Vale Kabupaten Luwu Timur, PT. Lonsum Tbk Kabupaten Bulukumba, PT. Sermani Steel Makassar, RS. Steila Maris Makassar, PT.Barawaja Makassar, PT. Bumi Maju Sawit, CV. Nadengan Binaguna Jaya, RS.

(31)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 28

Awal Bros Makassar, PT. Dharana Inti Boga, PT. CS2, RS. Elin Kabupaten Toraja, RSUD Jeneponto, RS Sayang Rakyat, RS. Grestelina, RS.Salewangan Maros, Hotel MGH, RS.Fatimah, Pabrik Gula Takalar, RSU Makkassau Parepare, PG. Bone, RS Labuang Baji, RSKP Sulsel.

Adapun uraian terkait workshop tata cara perizinan pengelolaan limbah B3 adalah sebagai berikut

Hari/Tanggal : Rabu – Kamis, 18-19 Juni 2014

Tempat : Hotel Denpasar Jl. Boulevard Ruko Jasper No. 1 Unsur Peserta : BLH Kab/Kota, dan rumah sakit Makassar

Materi & Narasumber :

 Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3 oleh Ir. Andi Hasbi, M.T (Kepala BLHD Prov.Sulsel)

 Kebijakan Perizinan melalui UP2T Provinsi Sulsel oleh Muh. Siad Wahab, SE, MM (Kepala UPT P2T)

 Dampak Umum LB3 terhadap lingkungan dan kesehatan manusia oleh Prof. Dr. M. Sjahrul, M. Agr (Akademisi Unhas)

 Tata Laksana Pengelolaan Limbah B3 oleh Upik Sitti Aslia K. (Asdep Verifikasi Pengelolaan LB3).

e) Kegiatan Koordinasi, Pembinaan dan Pengawasan Ketaatan Pemrakarsa Usaha dan/atau Kegiatan

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 125.500.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 123.220.450,00, atau sebesar 98,18 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Koordinasi, Pembinaan dan Pengawasan Ketaatan Pemrakarsa Usaha dan/atau Kegiatan

125.500.000,00 123.220.450,00

Keluaran (Output)

Jumlah kab/kota dan pemrakarsa

usaha/kegiatan yang dibina dan diawasi tingkat ketaatan dalam menerapkan peraturan 12 Kab/Kota dan 7 Pemrakarsa usaha 24 Kab/Kota dan 15 Pemrakarsa usaha 100 % 205,26 %

(32)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 29 perundang-undangan bidang LH. Hasil (Outcome) Persentase Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Realisasi kinerja pada kegiatan ini secara fisik tercapai 100%, yaitu 24 Kab/Kota dilakukan rapat/pertemuan koordinasi dan pembinaan terkait mekanisme pelaksanaan pengawasan dan pembinaan kataatan pemrakarsa usaha terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup. Sedangkan untuk 15 pemrakarsa usaha yang dibina dan diawasi dalam pengelolaan lingkungan hidup dilakukan pengawasan, pemantauan langsung kelokasi kegiatan. Adapun 15 pemrakarsa usaha adalah PT. Panply Unit Bulukumba, PT. Macrolink Nickel Development, PT. Charoen Pokphan Indonesia, TBK, PT. Japfa Comfeed TBK cbg Makassar, Hotel Swiss Bel In, PLTU Sektor Barru, RS Islam Faisal, RS. Pangkep, Hotel Platinum, PT. Jakarta Intilang (Mall M Tos), RS. Arifin Nu’mang, PT.Japfa Comfeed TBK Sidrap, PT. Mardeka Mineral Indonesia, PT.Daya Cayo, RS Padjonga DG Ngalle.

Terkait hasil pengawasan tahun 2014 secara umum menunjukkan bahwa semua industri/perusahaan yang dipantau/diawasi melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup, namun sebagian besar perusahaan/industri masih perlu pembinaan dan pengawasan lebih lanjut agar pelaksanaan pengelolaan lingkungan terutama yang berkaitan dengan pengendalian pencemaran udara dan emisi gas buang, pengendalian pencemaran limbah cair dan pengelolaan limbah B3 dapat dioptimalkan. Untuk itu dari hasil pengawasan dan pemantauan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, disampaikan langsung rekomendasi untuk ditindaklanjuti dan dilakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

f) Kegiatan Koordinasi, Pembinaan dan Inventarisasi Bahan Perusak Ozon

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 157.500.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 156.965.400,00, atau sebesar 99,66 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(33)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 30

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Koordinasi, Pembinaan dan Inventarisasi Bahan Perusak Ozon

157.500.000,00 156.965.400,00

Keluaran (Output)

Persentase data

konsumsi bahan perusak ozon (BPO) yang

diinventarisasi 20 % 20 % 100 % 100 % Hasil (Outcome) Persentase Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Realisasi kinerja pada kegiatan ini secara fisik tercapai 100%. Bentuk koordinasi, pembinaan, dan koordinasi dilakukan melalui beberapa kegiatan diantaranya :

 Sosialisasi Perlindungan Lapisan Ozon Dalam Rangka Koordinasi, Pembinaan, dan Inventarisasi Bahan Perusak Ozon.

Hari/Tanggal : Jumat, 7 Maret 2014 Tempat : Hotel Prima Makassar

Unsur Peserta : BLH Kab/Kota, Instansi Terkait, dan Pengusaha pengguna regfigeran

Narasumber :

Ir. Andi Sarrafah, M. Si (BLHD Prov. Sulsel)

Nur Azikin (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Dr. Sci. Muhammad Zakir (Dosen UNHAS)

Redny Tota Sihite, ST, M.Si (Asdep Mitigasi dan Pelestarian Fungsi Atmosfer KLH)

Ir. Uvan Nurwahida, MP (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura

 Melakukan Persuratan tentang permintaan data BPO di tiap instansi terkait (Bea cukai, syahbandar, balai karantina, pelabuhan, dan Bulog) yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan,

 Rapat dengan mengundang instansi terkait (Bea cukai, syahbandar, balai karantina, pelabuhan, dan Bulog) yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan

(34)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 31

 Perjalanan dinas ke Instansi terkait (Bea cukai, syahbandar, balai karantina, pelabuhan, dan Bulog) yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengambil langsung data.

g) Kegiatan Koordinasi Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 454.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 328.183.800,00 atau sebesar 72,79 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Koordinasi Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup 454.000.000,00 328.183.800,00 Keluaran (Output) Jumlah dokumen lingkungan hidup yang dinilai oleh komisi penilai amdal provinsi 5 dokumen 15 Dokumen 100 % 300 % Hasil (Outcome) Persentase Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Realisasi kinerja pada kegiatan ini secara fisik melampaui target 100 % yaitu tercapai 300%. Hal ini dikarenakan banyaknya rencana pengembangan proyek yang akan dilaksanakan di Sulsel pada tahun 2014. Pada tahun 2014 telah dilakukan pembahasan dan penilaian terhadap 15 dokumen KA- Andal yaitu Dok. KA. Andal Rencana Pembangunan Kawasan Waterfrony City Kab. Bulukumba, PLTM Bungin II Kab. Enrekang, Pembangunan PLTB Sidrap Kab. Sidrap, Pembangunan Smelter dan Dermaga di Kab. Bantaeng, Pembangunan RSUD Torut di Kab. Toraja Utara, Pembanguan Smelter di Kab. Bantaeng, Pembangunan Pabrik Pengolahan Bijih Nikel di Kab. Jeneponto, Pembangunan PLTM Kindang Kab. Bulukumba, Pembangunan Bendungan Paselloreng di Kab. Wajo, Pembangunan GOR Luwu di Kab. Luwu, Pembangunan Kolam Nipa-Nipa di Kab. Gowa-Maros, Pembangunan Jalur Kereta Api Antara Makassar-Parepare, dan Pemb. Kawasan Pelabuhan PT. Semen Bosowa Maros di Kab. Barru, Pembangunan PLTM Benteng Malewang, Bendungan Karalloe di Kab. Gowa,

(35)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 32

dimana 4 (empat) diantaranya sudah mendapatkan izin lingkungan, yaitu PLTM Bungin II, Bendungan Karalloe, PLTM Benteng Malewang.

h) Kegiatan Pembinaan Sulsel Go Green

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 217.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 213.085.600,00, atau sebesar 98,20 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Pembinaan Sulsel Go Green 217.000.000,00 213.085.600,00 Keluaran (Output) Jumlah pemangku

kepentingan yang dibina 3 Jalur 3 Jalur

100 % 100 % Hasil (Outcome) Persentase Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Pada kegiatan ini target secara fisik tercapai 100%, dimana terlaksana pembinaan Sulsel Go Green melalui 3 jalur yaitu jalur pemerintah, masyarakat dan dunia usaha. Bentuk pembinaan dilakukan dalam bentuk sosialisasi Sulsel Go Green, rapat pertemuan pengisian format data penanaman yang dilakukan diawal tahun yang kemuadian akan dievaluasi pada saat menjelang akhir tahun, dan perjalanan dinas ke daerah dalam rangka pembinaan Sulsel Go Green.

Hari/Tanggal : Senin, 22 September 2014

Unsur Peserta : 200 Orang dari Unsur Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha

Tempat : Hotel Sahid Jaya Makassar Narasumber :

1. Onny Gappa (Dirut Bank Panin)

2. Dr. Ir. Baharuddin (Dosen Fak.Kehutanan UH) 3. Ir. Andi Hasbi Nur, M.TP (Kepala BLHD SulSel) 4. Ir. Anwar Latief, M.Pd (Kabid Bid.III BLHD)

(36)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 33

i) Kegiatan Koordinasi dan Pengawasan Pelaksanaan KLHS Provinsi dan Kab/Kota

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 133.400.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 127.480.400,00, atau sebesar 95,56 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Koordinasi dan Pengawasan Pelaksanaan KLHS 133.400.000,00 127.480.400,00 Keluaran (Output)

Jumlah kab/kota dan Provinsi di Sulsel yang dibina KLHSnya 6 Kab/Kota 6 Kab/Kota 100 % 100 % Hasil (Outcome) Persentase Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Pada kegiatan ini target secara fisik tercapai 100%. Pada tahun 2014 ini koordinasi dan konsultasi menegenai Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Startegis di 6 Kab/kota yaitu Kab. Pangkep, Barru, Kota Parepare, Pinrang, Wajo, Sidrap. Selain itu juga telah dilaksanakan Sosialisasi mengenai kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) dengan uraian pelaksanaan sebagai berikut

1) Sosialisasi Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Hari/Tanggal : Rabu, 23 April 2014

Tempat : Hotel JL Star Makassar

Unsur Peserta : 50 Orang yang berasal dari BLH dan Bappeda Kab/Kota

Materi dan Narasumber :

 Kebijakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis oleh Ir. Faisal, M.Si

 Tata Cara Penyusunan KLHS RPJMD oleh Fidaan Husein, S.Hut, MT, MA

 Tata Cara Penyusunan KLHS Tata Ruang oleh Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Phill

 Keterlibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan dalam Proses KLHS oleh Dr. Ir. Roland A Barkey, M.Sc

(37)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 34

Hasil dan Kesimpulan :

 Kajian Lingkungan Hidup Strategis merupakan instrument perencanaan lingkungan yang imengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam pengambilan keputusan pada tahap kebijakan, rencana dan program untuk menjamin terlaksananya prinsip lingkungan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan.

 KLHS adalah proses sistematis untuk mengevaluasi konsekuensi lingkungan hidup dari suatu usulan kebijakan, rencana, atau program sebagai upaya untuk menjamin bahwa konsekuensi dimaksud telah dipertimbangkan dan dimasukan sedini mungkin dalam proses pengambilan keputusan paralel dengan pertimbangan sosial dan ekonomi.

 KLHS adalah proses yang komprehensif, sistematis dan formal untuk mengevaluasi efek lingkungan dari kebijakan, rencana, atau program berikut alternatifnya, termasuk penyusunan dokumen yang memuat temuan evaluasi tersebut dan menggunakan temuan tersebut untuk menghasilkan pengambilan keputusan yang memiliki akuntabilitas publik.

 Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan kebijakan, rencana, atau program pembangunan.

 Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan semakin efektif diatasi atau dicegah karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak tahap formulasi kebijakan, rencana, atau program pembangunan.

j) Kegiatan Pelayanan Pengujian Laboratorium Lingkungan Hidup

Pada kegiatan ini dianggarkan sebesar Rp. 139.340.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 135.727.400,00, atau sebesar 97,41 %. Secara rinci kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Indikator Tolak Ukur

Kinerja

Target Realisasi Masukan Tersedianya dana untuk

Pelayanan Pengujian Laboratorium Lingkungan Hidup 139.340.000,00 135.727.400,00 Keluaran (output)

Jumlah jenis parameter

(38)

LAKIP BLHD Prov.Sulsel Tahun Anggaran 2014 35 100 % 166,67 % Hasil (Outcome) Persentase Peningkatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup 20 % 20 %

Pada kegiatan ini target secara fisik tercapai 166,67% yaitu 20 parameter yang terakreditasi yang diuji diantaranya BOD, COD, DO, pH, TSS, TDS, Nitrit, Sulfat, Klorida, DHL, COD secara spektro, PO4, Zn, Fe, Cd, Cu, Mn, Ni, Cr Total,

MBAS. Untuk 4 (empat) parameter yang lainnya telah dilakukan asesmen oleh KAN tetapi hingga saat ini sertifikat akreditasinya belum keluar.

Selain itu pada kegiatan ini juga dilaksanakan beberapa kegiatan in house

training, antara lain :

1) In house training validasi dan verifikasi pengujian udara ambien. Hari/Tanggal : Selasa-Rabu, 18 s/d 19 Maret 2014 Tempat : UPTB Lab LH BLHD Prov.Sulsel

Unsur Peserta : 17 Orang Tenaga UPTB Laboratorium LH. Narasumber : Emalya Rachmawati, S.Si (Pusarpedal KLH)

Materi :

 Pengendalian Mutu Udara Ambien

 Validasi/verifikasi parameter udara ambien secara umum

 Verifikasi gas NO2 dan NO3

 Verifikasi gas SO2, CO, dan HC

 Estimasi ketidakpastian udara ambient secara umum

 Estimasi ketidakpastian NO2 dan O3

 Estimasi ketidakpastian SO2

Hasil dan Kesimpulan :

 Inhouse training kualitas udara ambien melatih analis dan petugas pengambil sampel dalam kegiatan sampling kualitas udara dan analisa parameter kualitas udara baik dilapangan maupun dilaboratorium.

2) Inhouse Training Review Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO/IEC.17025:2008 Bagian Persyaratan Teknis.

Hari/Tanggal : Kamis-Jumat, 27-28 November 2014 Tempat : UPTB Lab LH BLHD Prov.Sulsel

Gambar

Tabel Hasil Perhitungan Status Mutu Udara Ambien di Sulsel  KAB./KOTA  STATUS ISPU  STATUS ISM  Kota Pare-Pare  Tidak Sehat-Sangat
Tabel 3.1. Indikator Kinerja, Target dan Realisasinya
Tabel 3.3   Anggaran Dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Dan Belanja   Langsung BLHD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014
Tabel 3.4   Jumlah Anggaran BLHD Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2014  (Rp)  No.  Tahun  Belanja Tidak Langsung  (BTL)  Belanja  Langsung (BL)  Jumlah  Kegiatan  Dekonsentrasi  1
+2

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan derajat keasaman (potential of hydrogen) di atas permukaan laut (menyatakan ketinggian tempat)

[r]

[r]

Hal ini disebabkan karena pada tahun 2012 harga pokok penjualan (Rp. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 tidak banyak persediaan yang menganggur dibanding tahun

Positioning the ultrasonic unit and the multimeter behind the reflector screen at some distance from the measurement area is recommended.. In addition, the person carrying out

Hasil tersebut menunjukkan bahwa input yang diberikan pada pemodelan numerik (Khususnya RAO Motion ) adalah valid, sehingga bisa digunakan pada penelitian ini dan

The force is measured on a ring shortly before a liquid film tears using a torsion meter2. Determine the surface tension of olive oil as a function

Menurut W idarjono ( 2010: 123), dalam regresi logistik uj i W ald digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat secara