• Tidak ada hasil yang ditemukan

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

437 Knowledge Tacit Individual Declarative Task Explicit Social Procedural Context

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB

PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

Windi Irmayani

K o m p u t e r i s a s i A k u n t a n s i , A M I K B S I P o n t i a n a k Jl. Abdurrahman Saleh No. 18 A Pontianak

email: [email protected]

ABSTRAK

Knowledge management system adalah sebuah sistem informasi yang berkembang sangat pesat. Knowledge management system bahkan diakatakan merupakan faktor penting dalam membangun sistem informasi di suatu perusahaan. Hal ini didasari dengan pentingnya perusahaan mengelola pengetahuan sebagai aset tak-kasat-mata (intangible). Melihat pentingnya hal tersebut, PT. Mega Konstruksi New Pontianak harus memiliki sistem informasi yang baik dan terupdate, untuk itu web knowledge management system perusahaan dibangun. Setelah menggunakan web ini, perusahaan harus mengukur performansi atau kinerja dari web tersebut. Untuk mengevaluasi apakah web yang telah dibuat sesuai dengan tujuan perusahaan dalam mengelola pengetahuan sebagai aset. Salah satu indikator pengujian yang dapat diimplementasikan adalah usability knowledge management system. pengujian usability menggunakan aplikasi spss untuk mevalidasi data dan mengukur data yang masuk. Hasilnya web knowledge management system yang dibangun untuk PT. Mega Konstruksi New Pontianak memiliki performansi atau kinerja yang baik dalam penggunaan dan perolehan informasi yang dibutuhkan.

Kata Kunci: Usability, Knowledge, Knowledge Management System

1. Pendahuluan

Knowledge management system

berkembang pesat dan kini seringkali dibicarakan di banyak forum ilmiah. Knowledge management

system juga dikatakan sebagai salah satu pilar

utama dalam membangun sistem informasi di suatu perusahaan. Sistem informasi yang dapat didukung oleh knowledge management system antara lain, customer relationship management,

supply chain management dan enterprise resource planning.

PT. Mega Konstruksi New Pontianak merupakan salah satu perusahaan konstruksi di Pontianak yang telah dibuatkan knowledge

management system berbasis web. Perusahaan

menyadari bahwa untuk berkembang secara optimal dibutuhkan strategi pengelolaan dan penggunaan pengetahuan secara optimal dari aset intelektual yang mereka miliki. Disini butuh peran teknologi informasi untuk mendorong implementasi knowledge management yang efisien dan efektif. Dalam penelitian ini penulis mengukur kinerja web yang telah dibuat dengan mengambil indikator usability untuk mengetahui sejauh mana karyawan merasa bahwa sistem yang dibangun mudah untuk digunakan, apakah informasi yang dibutuhkan dalam sistem ini mudah untuk didapat dan bagaimana kinerja

knowledge management system yang berjalan.

2. Metode Penelitian

Sebelum membahas mengenai

knowledge management, terlebih dahulu kita

bahas beberapa macam dimensi dari pengetahuan itu sendiri (knowledge). Berikut beberapa dimensi dari pengetahuan (knowledge) yang juga penting untuk diketahui:

Gambar 1. Dimensi

Pengetahuan (Knowledge)

Tacit – Explicit

Tacit dapat diartikan sebagai suatu substansi yang dapat diekspresikan secara implisit tanpa terang-terangan. Tacit knowledge dapat diartikan pengetahuan yang tersimpan

(2)

People

Technology

Process

dalam diri seseorang dimana bahkan orang tersebut tidak menyadari akan pengetahuan yang dimilikinya. Kebalikan dari Tacit, Explicit diartikan sebagai sesuatu yang terekspresikan secara langsung dan tanpa ambiguitas.

Individual – Social

Sudut pandang ini melihat bagaimana sebuah pengetahuan didapatkan. Dapat melalui pembelajaran dan pengalaman pribadi maupun dari interaksi sosial dalam organisasi.

Procedural – Declarative

Dimensi ini melihat bagaimana suatu pengetahuan dipresentasikan. Pengetahuan yang deklaratif akan tertulis sebagai uraian tentang suatu hal, sementara pengetahuan prosedural berisikan langkah-langkah yang berurutan tentang penyelesaisan suatu masalah atau melakukan sesuatu.

Task – Context

Suatu pengetahuan dapat berupa jawaban lugas terhadap tugas-tugas tertentu yang rutin sehari-hari dijalankan perusahaan. Terkadang ini bisa berupa aktivitas

decision-making pada level strategis. Untuk itu perlu context dari suatu pengetahuan yaitu latar

belakang, deskripsi situasi, dan atribut lain menjelaskan maksud dari pengetahuan itu sendiri.

2.1. Knowledge Management

Pengetahuan tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi melalui rancang bangun pengetahuan terdiri dari data, informasi, pegetahuan dan wisdom. Berbagai pendekatan yang menginginkan pengetahuan individu dapat tercipta, diperbesar atau diperluas dan dinilai dalam organisasi dilakukan beberapa langkah, dengan metode knowledge spiral SECI (Nonaka dan Takeuci, 1995).

Gambar 2. The SECI Model (Nonaka dan Takeuci,19995)

Gambar di atas menjelaskan empat proses dalam konversi pengetahuan sebagai berikut:

a. Sozialication merupakan proses mengubah

tacit knowledge menjadi tacit knowledge

dengan melalui on-the-job training, berbagai pengalaman, pengamatan, imitasi, dan praktek jadi setiap karyawan dari suatu organisasi mempelajari keterampilan baru. b. Externalization proses dimana tacit

knowledge diartikulsasikan ke dalam explicit knowledge dengan bantuan metafora dan

analogi. Eksternalisasi dipicu oleh dialog dan refleksi kolektif.

c. Combination merupakan proses konversi

explicit knowledge menjadi set yang substansi dari explicit knowledge yang ada. d. Internalization merupakan proses dimana

explicit knowledge dikonversi menjadi tacit knowledge, ini biasanya terjadi ketika explicit knowledge dipraktekkan.

Menurut Alavi dan Leidner (2001) Knowledge

Management terdiri dari empat tahap yaitu:

1. Penciptaan pengetahuan (creating/

generating knowledge)

2. Penyimpanan pengetahuan (representing/

storing knowledge)

3. Pengguanaan pengetahuan (accesing/

using/re-using knowledge)

4. Penyebaran pengetahuan (disseminating/

transfering knowledge)

2.2. Indikator Kinerja Knowledge

Management

Knowledge management sendiri memiliki

tiga domain utama yaitu: People, Process, dan

Technology. Ketiganya menetukan keberhasilan

implementasi knowledge management system.

Gambar 3. Integrasi People, Process dan

Technology

Knowledge management dibangun dari

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Orang-orang yang memiliki pengetahuan mengelola pengatahuan tersebut dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam pengelolaan pengetahuan diperlukan proses yang jelas agat tercipta budaya

(3)

berbagi pengetahuan dalam organisasi. Aktivitas berbagi pengetahuan ini semakin baik pengolahannya dengan bantuan teknologi. Teknologi mengoptimalkan proses berbagi pengetahuan antara seseorang dengan lainnya. Akhirnya ketiga domain ini menjadi indikator pengukuran kinerja Knowledge management

system yang telah berjalan.

Pendekatan dari pengukuran knowledge

management dapat berupa kuesioner, pengumpulan data dari sistem, ataupun interview dengan pimpinan perusahaan. Sebagai salah satu teknik pengumpulan data, kuesioner terhadap karyawan berguna untuk mendapatkan gambaran mengenai kapabilitas dan kinerja

knowledge management yang berjalan. Hal ini

dikarenakan pentingnya peran karyawan atau

knowledge worker dalam aktivitas knowledge management. Pendekatan dapat berdasarkan 3

domain pada knowledge management yaitu

people, process, dan technology.

People

Beberapa yang dapat diukur antara lain dari perilaku knowledge sharing, aktivitas

knowledge sharing, kesadaran dan partisipasi

dalam aktivitas.

Process

Beberapa yang dapat diukur antara lain dari kualitas pengetahuan, efesiensi akibat proses baru, insentif, kontributor.

Technology

Beberapa yang dapat diukur antara lain keterlibatan aktif, knowledge structure, dan

usability.

3. Hasil dan Pembahasan

Pengujian sistem yang digunakan oleh staf maupun karyawan PT. Mega Konstruksi New Pontianak berupa pertanyaan yang dirangkum dalam kuesioner yang disebarkan kepada karyawan.

Kuesioner yang dibagikan berisikan beberapa pertanyaan mengenai performance atau kinerja dari web. Kuesioner menitikberatkan kepada indikator pengukur kinerja dari salah satu domain Knowledge

management system yaitu technology. Peneliti

menitikberatkan pada pengukuran usability untuk mengetahui sejauh mana karyawan merasa bahwa sistem yang dibangun mudah untuk digunakan, apakah informasi yang dibutuhkan dalam sistem ini mudah untuk didapat dan bagaimana kinerja web keseluruhan.

3.1.Permodelan Sistem

Berikut permodelan visual Unified Modelling Language (UML) berbentuk use case diagram Knowledge management system PT.

Mega Konstruksi New Pontianak.

Gambar 4. Use Case Diagram Web KMS PT. Mega

Kosntruksi New Pontianak

3.2.Web Knowledge Management System

Berikut beberapa tampilan web knowledge

management system PT. Mega Konstruksi New

Pontiaanak.

1. Antar Muka Administrator a. Halaman Login

Halaman login menampilkan pemberitahuan bahwa untuk masuk kesistem pengguna harus melakukan proses login. Pada proses ini pengguna akan divalidasi sebagai administrator atau sebagai anggota.

(4)

b. Halaman Utama Administrator

Gambar 6. Halaman Utama Administrator

c. Halaman Kelola Data Pengguna/Anggota

Gambar 7. Halaman Kelola Data Pengguna/Anggota

d. Halaman Tambah Pengguna/Anggota

Gambar 8. Halaman Tambah Pengguna/Anggota

e. Halaman Kelola Data Kategori

Gambar 9. Halaman Kelola Data Kategori

f. Halaman Tambah Kategori

Gambar 10. Halaman Tambah Kategori

g. Halaman Kelola Data Proyek

Gambar 11. Halaman Kelola Data Proyek

h. Halaman Tambah Proyek

Gambar 12. Halaman Tambah Proyek

i. Halaman Lihat Detail Proyek

(5)

j. Halaman Kelola Aksi

Gambar 14. Halaman Kelola Aksi

k. Halaman Tambah Aksi

Gambar 15. Halaman Tambah Aksi

l. Halaman Kelola Artikel

Gambar 16. Halaman Kelola Artikel

m. Halaman Tambah Artikel

Gambar 17. Halaman Tambah Artikel

n. Halaman Kelola Diskusi

Gambar 18. Halaman Kelola Diskusi

o. Halaman Tambah Diskusi

Gambar 19. Halaman Tambah Diskusi

p. Halaman Utama Pengguna/Anggota

Gambar 20. Halaman Utama Pengguna/Anggota

q. Halaman Pengetahuan

Gambar 21. Halaman Pengetahuan Pengguna/Anggota

(6)

r. Halaman Artikel

Gambar 22. Halaman Artikel Pengguna/Anggota

s. Halaman Diskusi

Gambar 23. Halaman Diskusi Pengguna/Anggota

t. Halaman Komentar

Gambar 24. Halaman Komentar Pengguna/Anggota

3.3.Usability Knowledge Management

Pengukuran kinerja web Knowledge Management System PT. Mega Konstruksi New Pontianak diukur menggunakan data kuesioner yang disebar kepada karyawan. Data kuesioner yang didapat dihitung menggunakan aplikasi SPSS untuk mendapatkan validasi data untuk dianalisis. Berikut hasil perhitungannya:

Tabel.1. Descriptive Statistics

N Minim um Maximu m Mean Std. Deviation 1 10 2 4 3.50 .707 2 10 3 4 3.60 .516 3 10 2 4 3.30 .675 4 10 3 4 3.70 .483 5 10 3 4 3.40 .516 6 10 3 4 3.60 .516 7 10 3 4 3.80 .422 8 10 3 4 3.60 .516 9 10 3 4 3.60 .516 10 10 3 4 3.70 .483 11 10 3 4 3.80 .422 12 10 3 4 3.80 .422 13 10 3 4 3.80 .422 14 10 3 4 3.60 .516 15 10 3 4 3.50 .527 16 10 3 4 3.80 .422 17 10 3 4 3.70 .483 18 10 3 4 3.50 .527 19 10 3 4 3.70 .483 Valid N (listwise) 10

Responden terdiri dari 10 karyawan PT. Konstruksi New Pontianak. 10 hasil kuesioner yang dibagikan dan dikembalikan valid dan dapat dijadikan data perhitungan. Perhitungan dilakukan menggunakan aplikasi spss. Berikut hasil perhitungannya:

Tabel.2. Jawaban Pertanyaan Pertama

Pertanyaan pertama berisikan kepuasan responden terhadap kemudahan sistem. Pada pertanyaan pertama diantara 10 responden 10% orang menjawab kurang setuju, 30 orang menjawab setuju dan 60% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel.3. Jawaban Pertanyaan Kedua

Pertanyaan kedua berisikan apakah penggunaan aplikasi ini sangat sederhana. Pada pertanyaan kedua diantara 10 responden 40%

(7)

orang menjawab setuju dan 60% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel.4. Jawaban Pertanyaan Ketiga

Pertanyaan ketiga berisikan apakah karyawan dapat menyelesaikan tugas secara efektif ketika menggunakan sistem. Pada pertanyaan ketiga diantara 10 responden 10% orang menjawab kurang setuju, 50% orang menjawab setuju dan 40% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel.5. Jawaban Pertanyaan Keempat

Pertanyaan keempat berisikan apakah karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat menggunakan aplikasi ini. Pada pertanyaan keempat diantara 10 responden 30% orang menjawab setuju dan 70% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel.6. Jawaban Pertanyaan Kelima

Pertanyaan kelima berisikan apakah karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan efisien menggunakan sistem ini. Pada pertanyaan kelimat diantara 10 responden 60% orang menjawab setuju dan 40% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 7 Jawaban Pertanyaan Keenam

Pertanyaan keenam berisikan apakah karyawan merasa nyaman menggunakan sistem ini. Pada pertanyaan keenam diantara 10 responden 40% orang menjawab setuju dan 60% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 8 Jawaban Pertanyaan Ketujuh

Pertanyaan ketujuh berisikan apakah sistem ini mudah dipelajari. Pada pertanyaan ketujuh diantara 10 responden 20% orang menjawab setuju dan 80% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 9 Jawaban Pertanyaan Kedelapan

Pertanyaan kedelapan berisikan apakah karyawan yakin bisa lebih produktif ketika menggunakan sistem ini. Pada pertanyaan kedelapan diantara 10 responden 40% orang menjawab setuju dan 60% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 10 Jawaban Pertanyaan Kesembilan

Pertanyaan kesembilan berisikan apakah saat terjadi error, sistem ini memberikan pesan pemberitahuan tentang langkah yang karyawan lakukan untuk mengatasi masalah. Pada pertanyaan kesembilan diantara 10 responden 40% orang menjawab setuju dan 60% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 11 Jawaban Pertanyaan Kesepuluh

Pertanyaan kesepuluh berisikan apakah kapanpun karyawan membuat kesalahan, mereka bisa memperbaikinya dengan cepat dan mudah. Pada pertanyaan kesembilan diantara 10 responden 30% orang menjawab setuju dan 70% lainnya menjawab sangat setuju.

(8)

Tabel 12 Jawaban Pertanyaan Kesebelas

Pertanyaan kesebelas berisikan apakah informasi yang disediakan sistem ini cukup jelas. Pada pertanyaan kesembilan diantara 10 responden 20% orang menjawab setuju dan 80% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 13 Jawaban Pertanyaan Keduabelas

Pertanyaan keduabelas berisikan apakah sangat mudah mencari informasi di aplikasi ini. Pada pertanyaan kesembilan diantara 10 responden 20% orang menjawab setuju dan 80% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 14 Jawaban Pertanyaan Ketigabelas

Pertanyaan ketigabelas berisikan apakah informasi yang diberikan oleh sistem ini sangat mudah dipahami. Pada pertanyaan ketigabelas diantara 10 responden 20% orang menjawab setuju dan 80% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 15 Jawaban Pertanyaan Keempatbelas

Pertanyaan keempatbelas berisikan apakah informasi yang disediakan efektif membantu menyelesaikan pekerjaan karyawan. Pada pertanyaan ketigabelas diantara 10 responden 40% orang menjawab setuju dan 60% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 16 Jawaban Pertanyaan Kelimabelas

Pertanyaan kelimabelas berisikan apakah pengorganisasian informasi yang ditampilkan cukup jelas. Pada pertanyaan kelimabelas diantara 10 responden 50% orang menjawab setuju dan 50% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 17 Jawaban Pertanyaan Keenambelas

Pertanyaan keenambelas berisikan apakah tampilan sistem ini sangat enak dilihat. Pada pertanyaan kelimabelas diantara 10 responden 20% orang menjawab setuju dan 80% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 18 Jawaban Pertanyaan Ketujuhbelas

Pertanyaan ketujuhbelas berisikan apakah karyawan menyukai penggunaan antarmuka aplikasi ini. Pada pertanyaan ketujuhbelas diantara 10 responden 30% orang menjawab setuju dan 70% lainnya menjawab sangat setuju.

Tabel 19 Jawaban Pertanyaan Kedelapanbelas

Pertanyaan kedelapanbelass berisikan apakah sistem ini memberikan semua fungsi dan kapabilitas yang karyawan perlukan. Pada pertanyaan kedelapanbelas diantara 10 responden 50% orang menjawab setuju dan 50% lainnya menjawab sangat setuju.

(9)

Tabel 20 Jawaban Pertanyaan Kesembilanbelas

Pertanyaan kesembilanbelass berisikan apakah secara keseluruhan karyawan puas dengan kinerja sistem ini. Pada pertanyaan kedelapanbelas diantara 10 responden 30% orang menjawab setuju dan 70% lainnya menjawab sangat setuju.

4. Kesimpulan

Dari pembahasan pengukuran usability di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Web Knowledge management system PT. Mega Konstruksi New Pontianak

yang dibangun mudah untuk digunakan. 2. Informasi yang dibutuhkan dalam web Knowledge management system PT. Mega Konstruksi New Pontianak ini mudah untuk didapat.

3. Knowledge management system PT.

Mega Konstruksi New Pontianak yang berjalan memiliki kinerja yang baik.

Referensi

E. Meilinda. (2015). Knowledge Management System Berbasis Web Pada PT. Mega Konstruksi New Pontianak Menggunakan Metode ACWA (Applied Cognitive Work Analysis) Dan Pendekatan Metode Specific Actions. Jakarta: Pascasarjana STMIK Nusa Mandiri Jakarta.

M. Alavi. And D. Leidner (2001). “Knowledge Management Systems: Conceptual Foundations and Research Issues”.

MIS Quaterly Vol.25, pp. 107-136

R. Nur Imansyah. (2010). Pengukuran Nilai dan Performansi Knowledge Management. Jakarta: Universitas Bina Nusantara.

Gambar

Gambar 1.  Dimensi
Gambar  di  atas  menjelaskan    empat  proses  dalam  konversi  pengetahuan  sebagai  berikut:
Gambar 4. Use Case Diagram Web KMS PT. Mega  Kosntruksi New Pontianak
Gambar 8. Halaman Tambah  Pengguna/Anggota  e.  Halaman Kelola Data Kategori
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itulah penelitian ini dilakukan guna memberikan rekomendasi tentang Perda bangunan gedung untuk Kota Serang yang merupakan salah satu kota besar dari Provinsi

Uraian kutipan teori-teori di atas dapat disintesiskan bahwa siswa berprestasi belajar adalah siswa/anak yang telah mencapai tujuan atau hasil belajar akhir yang

7 IFRS 7 Financial Instruments : Disclosure PSAK 60 Instrumen Keuangan Pengungkapan (R2013). 8 IFRS 8 Operating Segments PSAK 5 Segmen Operasi

Pada zona ini raw meal dari preheater akan mengalami pemanasan hingga 1200 ºC dan proses yang terjadi adalah proses penguraian secara maksimum dari unsure –

menganalisis perbedaan rerata konsumsi buah dan sayur, IMT, frekuensi olahraga serta durasi olahraga sebelum dan setelah intervensi antara kelompok yang diberi konseling

Timbangan ini dipasang pada bagian luar pabrik Casting (Penuangan) yang digunakan untuk menimbang MTC (Metal Transportation Car), yang digunakan untuk membawa ladle yang

pada umumnya berasal dari daratan, tetapi diendapkan kembali di delta oleh arus laut dan ombak (Goulty, 2002). Faktor yang paling penting terjadinya perkembangan delta adalah

Suatu studi yang mengambil sampel sebanyak 123 orang anak penderita infeksi SSP diperoleh 37 (30%) anak mengalami gangguan fungsi tiroid, hasil rata-rata nilai T3, T4