ii
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita masih dapat menyelesaikan tugas-tugas diantaranya menyusun Laporan Kinerja Universitas Papua (UNIPA) Tahun 2020. Laporan kinerja ini disusun merupakan perwujudan pertanggungjawaban pencapaian visi dan misi UNIPA dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Permendikbud Nomor 39 Tahun 2020 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
UNIPA telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan perwujudan tekad UNIPA untuk terus mengimplementasikan tata kelola pemerintahan yang baik yaitu tata kelola yang berorientasi pada hasil (kinerja) dan meningkatkan kualitas layanan publik.Didasari pada semangat perubahan reformasi dan transformasi maka untuk dapat mewujudkannya, hal itu perlu mengimplementasikan SAKIP secara baik melalui peningkatan kualitas pada perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerjanya.
Laporan kinerja tahun 2020 ini disusun mengacu pada indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra UNIPA 2020–2024, serta berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas, agar masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan serta stakeholder dapat memperoleh gambaran tentang kinerja Universitas Papua.
Kami menyadari Laporan kinerja tahun 2020 ini masih belum memenuhi harapan, namun kami berusaha keras untuk menyampaikannya secara benar menurut pedoman yang telah ditentukan. Jika masih ditemukan kekurangan, kami berharap pihak Kemendikbud khususnya Biro Perencanaan Setjen Kemendikbud dapat membantu memberikan masukan yang konstruktif agar Laporan kinerja Unipa lebih baik dari saat ini.
Manokwari, 28 Januari 2020
Rektor
Dr. Meky Sagrim, SP, M.Si
NIP. 196905051996101001
KATA PENGANTAR
iii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
Jl. Gunung Salju Amban Manokwari-Papua Barat(9831) Telp.(0986) 211982;21143 Fax : 211455
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH UNIVERSITAS PAPUA
TAHUN ANGGARAN 2020
Kami telah mereviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Universitas Papua untuk Tahun Anggaran 2019, sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Universitas Papua.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini.
Manokwari, 28 Januari 2021 Ketua Satuan Pengawas Internal
Danny Erlis Waimbo, SE., M.Si
iv
T I M P E N Y U S U N
Pengarah : Dr. Meky Sagrim, SP, M.Si
Penanggungjawab : Dr. Ir. Irnanda A.F. Djuuna, M.Sc : Dr.Ir. Agus Irianto Sumule
: Danny Erlis Waimbo, SE., M.Si
Ketua : drh. Sri Sulistiawati, MM Wakil Ketua : Kashudi, SH, M.Si
Sekretaris : Manuel P. Rumayomi, S.Hut., M.Si
Anggota : Sepus Marten Fatem, S.Hut, M.Sc Dr. Rima HS. Siburian, S.Hut., M.Si Dr. Obadja A. Fenetiruma S.P.,M.Si Kati Syamsuddin.KT, SP.,MP Dr. Zita Lita Sarunggallo, M.Si Wilson P. Aman, S.Tp.,M.Si Deny Iyal, S.Pt., M.Sc Dr. Ir. Sangle Yohanis Randa, M.Sc Dr. Ir. Ridwan Sala, M.Si Tresia Sonya Tururaja, S.IK.,M.Si Markus H. Lansa S.Si., M.Sc., Ph.D Rium Hilum, S.Pd., M.Si
Dr. Joni Marwa, S.Hut., M.Si Dr. C.M.E. Susanti, S.Hut., M.Si Dr. Ir. Rully Novie Wurarah, M.Si Dr. Selmi Dedi, SE.,M.M
Andreas J. Deda,S.Pd,MA Novita A. Taroreh, S.S., M.Trans.Stud Dr. Adelhard B. Rahiara ST., MCSE Pandung Sarungallo,St.,MT
Dr. Ir. Benidikus Tanujaya, M.Si Irfan Yusuf, S.Pd., M.Pd Dr. Sepus M. Fatem,S.Hut,M.Sc Agustina S.M Muzendi SP, MSi Ir. Endra Gunawan, MP. Nur P. Ponco Nugroho, S.T., M.Eng Prof. Dr. Budi Santoso, MP Loisa A.Iek, S.Sos
Dr. Ir. Dwiana Wasgito Purnomo,M.Si M. Arsyad,S.Pi,M.Si Daud Sorbu, SH Anom.I. Adikyaksa, S.Hut Paulus Baransano, A.Md.Kom Eko Wahyudi, SP
Suci Rokhimah, SE Ubaldus Wihyawari Ighnatius Twamangkwa, SE Ruben Pariri, SE
v
IKHTISAR
Laporan kinerja ini disusun sebagai wujud dan tekad Universitas Papua dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Permendikbud Nomor 39 Tahun 2020 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
UNIPA berkomitmen untuk terus meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik yaitu tata kelola yang berorientasi pada hasil (kinerja) dan meningkatkan kualitas layanan publik. Beberapa upaya yang dilakukan dalam rangka mengimplementasikan SAKIP secara baik adalah melakukan perbaikan pada komponen SAKIP yaitu perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan capaian kinerja.
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya, Universitas Papua menetapkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis organisasi. Masing-masing sasaran strategis yang ditetapkan mempunyai indikator kinerja sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaiannya. Setiap tahun indikator kinerja diukur tingkat ketercapaiannya. Hasil pengukuran Laporan Kinerja Tahun 2020 bisa dilihat dari ketercapaian masing-masing Indikator Kinerja Kegiatan.
Untuk Sasaran Meningkatnya tata kelola satuan kerja di lingkungan
Ditjen Pendidikan Tinggi, dari dua indikator kinerja kegiatan yaitu: (1) IKK
Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB, (2) IKK Rata-Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80 belum mencapai target atau kedua IKK tidak tercapai.
vi
Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh)
sks di luar kampus; atau meraih prestasi… Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang berhasil mendapat pekerjaan; melanjutkan
studi; atau menjadi wiraswasta.
60
77,72 CAPAIAN
Grafik 1. Meningkatnya Kualitas lulusan pendidikan tinggi
Tingkat pencapaian Meningkatnya kurikulum dan pembelajaran, dari ketiga indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan yaitu: (1) IKK persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang melaksanakan kerja sama dengan mitra, (2) IKK Persentase mata kuliah S1 dan D4/D3/D2 yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan kasus (case method) atau pembelajaran kelompok berbasis projek (team-based project) sebagai sebagian bobot evaluasi dan (3) Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang memiliki akreditasi atau sertifikat internasional yang diakui pemerintah seperti terlihat pada grafik menggambarkan bahwa dua indikator kinerja kegiatan dapat dilaksanakan namun capaiannya belum tercapai. Sedangkan IKK Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang memiliki akreditasi atau sertifikat internasional yang diakui pemerintah tidak dilaksanakan.
Grafik 2. Meningkatnya kurikulum dan pembelajaran
Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang memiliki akreditasi atau sertifikat
internasional yang diakui pemerintah. Persentase mata kuliah S1 dan D4/D3/D2 yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan kasus (case method) atau… Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2
yang melaksanakan kerja sama dengan mitra.
0
44
57,14 Capaian
vii
Tingkat pencapaian Meningkatnya kualitas dosen pendidikan tinggi, dari ketiga indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan yaitu: (1) IKK Persentase dosen yang berkegiatan tridarma di kampus lain, di QS100 berdasarkan bidang ilmu (QS100 by subject), bekerja sebagai praktisi di dunia industri, atau membina mahasiswa yang berhasil meraih prestasi paling rendah tingkat nasional dalam 5 (lima) tahun terakhir, (2) IKK Persentase dosen tetap berkualifikasi akademik S3; memiliki sertifikat kompetensi/profesi yang diakui oleh industri dan dunia kerja; atau berasal dari kalangan praktisi profesional, dunia industri, atau dunia kerja. dan (3) Jumlah keluaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berhasil mendapat rekognisi internasional atau diterapkan oleh masyarakat per jumlah dosen seperti terlihat pada grafik menggambarkan bahwa dua indikator kinerja kegiatan dapat dilaksanakan namun capaiannya belum tercapai. Sedangkan IKK Jumlah keluaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berhasil mendapat rekognisi internasional atau diterapkan oleh masyarakat per jumlah dosen telah
telah tercapai.
Grafik 3. Meningkatnya kualitas dosen pendidikan tinggi
Jumlah keluaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berhasil mendapat rekognisi internasional atau diterapkan oleh
masyarakat per jumlah dosen. Persentase dosen tetap berkualifikasi
akademik S3; memiliki sertifikat kompetensi/profesi yang diakui oleh industri
dan dunia kerja; atau berasal dari kalangan… Persentase dosen yang berkegiatan tridarma
di kampus lain, di QS100 berdasarkan bidang ilmu (QS100 by subject), bekerja
sebagai praktisi di dunia industri, atau…
100 50
13,07 Capaian
viii
Laporan Keuangan
Pagu Universitas Papua dalam DIPA 2020 yang digunakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja kementerian tahun 2020 sebesar Rp 174.510.525.000 dilaksanakan untuk membiayai tiga fungsi yaitu fungsi Dukungan Manajemen PTN/Kopertis sebesar 126.772.091.000, Penyediaan Dana Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri dan Bantuan Pendanaan PTN-BH sebesar Rp. 9.102.770.000 dan Peningkatan Layanan Tridarma Perguruan Tinggi sebesar Rp. 38.635.664.000.
Pada tahun 2020 Universitas Papua mendapatkan bantuan anggaran untuk program kegiatan peningkatan kualitas sumber daya yang bersumber dari kemendikbud, dapat dilihat pada tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Tambahan Alokasi Anggaran Universitas Papua Tahun 2020
No Sumber Dana Uraian Kegiatan Pagu Anggaran
Rp.
1 Kemendikbud Dukungan kualitas sumber daya 77.312.200.000 2 PNBP Peningkatan Layanan Tridharma
Perguruan Tinggi
10.380.530.770
Sehingga alokasi tambahan anggaran UNIPA Tahun 2020 yang diperuntukan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis sebesar Rp. 262.000.710.353.000,- dilaksanakan untuk membiayai fungsi Dukungan Manajemen PTN/Kopertis sebesar 126.772.091.000, Peningkatan Penyediaan Dana Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri dan Bantuan Pendanaan PTN-BH sebesar Rp 9.102.770.000, Peningkatan Peningkatan Layanan Tridharma Perguruan Tinggi (PNBP) sebesar Rp 49.016.194.770 dan peningkatan kualitas sumber daya Rp. 77.312.200.000.
ix
Tabel 2.2 Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Tahun 2020
No Sasaran Strategi Indikator Kinerja Sasaran Satuan Targe % Realisasi % Capaian % 1. Meningkatnya tata
kelola satuan kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi
1.1 Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB
predikat BB CC CC
1.2 Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80 nilai 80,00 50,89 50,89 2. Meningkatnya kualitas lulusan pendidikan tinggi 2.1 Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang berhasil mendapat pekerjaan; melanjutkan studi; atau menjadi wiraswasta.
% 55,00 40 77,72
2.2 Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks di luar kampus; atau meraih prestasi paling rendah tingkat nasional
% 20,00 10.30 60 3. Meningkatnya kualitas kurikulum dan pembelajaran 3.1 Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang melaksanakan kerja sama dengan mitra.
% 35,00 20 57,14
3.2 Persentase mata kuliah S1 dan D4/D3/D2 yang menggunakan metode pembelajaran
pemecahan kasus (case method) atau pembelajaran kelompok berbasis projek (team-based project) sebagai sebagian bobot evaluasi.
% 2,50 1.10 44
3.3 Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang memiliki akreditasi atau sertifikat internasional yang diakui pemerintah.
% 2,50 0 0
4. 4.1 Persentase dosen yang
berkegiatan tridarma di
x Meningkatnya kualitas dosen pendidikan tinggi kampus lain, di QS100 berdasarkan bidang ilmu (QS100 by subject), bekerja sebagai praktisi di dunia industri, atau membina mahasiswa yang berhasil meraih prestasi paling rendah tingkat nasional dalam 5 (lima) 4.2 Persentase dosen tetap
berkualifikasi akademik S3; memiliki sertifikat kompetensi/profesi yang diakui oleh industri dan dunia kerja; atau berasal dari kalangan praktisi profesional, dunia industri, atau dunia kerja. % 30,00 15 50 4.3 Jumlah keluaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berhasil mendapat rekognisi internasional atau diterapkan oleh masyarakat per jumlah dosen. hasil penelitian per jumlah dosen 0,10 0.10 100
xi
D A F T A R I S I
• KATA PENGANTAR
ii
• PERNYATAAN TELAH REVIEW
iii
• TIM PENYUSUNiv
• IKHTISARv
BAB I (PENDAHULUAN)
• LATAR BELAKANG • MAKSUD DAN TUJUAN • TUGAS DAN FUNGSI • STRUKTUR ORGANISASI • SUMBER DAYA MANUSIA• VISI, MISI DAN TUJUAN
• PAGU ANGGARAN 2020
• SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA
BAB II (PERENCANAAN KINERJA)
• SASARAN 1 (Meningkatnya tata kelola satuan
kerja di lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi)
• SASARAN 2 (Meningkatnya Kualitas Lulusan
Pendidikan Tinggi)
• SASARAN 3 (Meningkatnya kualitas kurikulum
dan pembelajaran)
• SASARAN 4 (Meningkatnya Kualitas Dosen
Pendidikan Tinggi )
BAB III (AKUNTABILITAS KINERJA)
BAB IV
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Universitas Papua (UNIPA) didirikan pada tanggal 3 November 2000 yang merupakan pengembangan dari Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih dengan Keputusan Presiden RI Nomor 153 tahun 2000 tentang Pendirian Universitas Negeri Papua, dan pada tahun 2015 Universitas ini menjadi Univeritas Papua melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 155 tahun 2014. Secara sadar the founder UNIPA melihat kedepan bahwa UNIPA harus menempatkan diri menjadi Perguruan Tinggi Riset yang Mandiri, Bermartabat, Berjiwa Konservasi dan Berkarakter Wirausaha. Guna mencapai itu maka dibangunlah komitmen bersama yang sangat kuat yaitu 1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang efisien, produktif dan akuntabel, 2. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berbasis potensi sumberdaya lokal Papua, dan 3. Mengembangkan manajemen Perguruan Tinggi yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Hal yang perlu disadari secara mendasar oleh semua akademisi bahwa berkehidupan sosial secara umum merupakan hubungan sebab akibat dari Kemiskinan dan keterbelakangan yang memacu kelaparan dan ketertinggalan. Sehingga sangat relevan ke depan segenap civitas Akademika UNIPA berkomitmen mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi terhadap sumber daya (pertanian dalam arti luas, termasuk sumberdaya alam lainnya) dan melakukan konservasi sumber daya tersebut untuk kepentingan umum. Semua komitmen tersebut telah dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan Universitas Papua 2010-2035 dimana saat ini merupakan awal dari Tahap ke III RIP UNIPA 2020-2025. Secara bersamaan pada saat ini telah dilakukan estafet kepemimpinan UNIPA yang ke VI untuk periode 2020-2024.
I.2 Maksud dan Tujuan
Penyusunan laporan kinerja Universitas Papua tahun 2020 ditujukan sebagai bentuk pertanggungjawaban Universitas Papua kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atas pelaksanaan program/kegiatan, kinerja dan
2
pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan. Penyusunan laporan kinerja ini juga untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian sasaran dan kinerja tahun 2020 Universitas Papua.
I.3 Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 3 Tahun 2015, Pasal 1 ayat (1) Universitas Papua dalam Peraturan Menteri ini disebut UNIPA merupakan perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Undang Undang No. 12 Tahun 2012 Pasal 58 pasal (1) Perguruan Tinggi melaksanakan fungsi dan peran sebagai :
a. Wadah pembelajaran Mahasiswa dan Masyarakat; b. Wadah pendidikan calon pemimpin bangsa;
c. Pusat pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d. Pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan
e. Pusat pengembangan peradaban bangsa.
Pasal (2) Fungsi dan peran Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan Tridharma yang ditetapkan dalam statuta Perguruan Tinggi.
Hal penting dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga-lembaga publik adalah implementasi tata kelola pemerintahan yang baik. Untuk itu, Universitas Papua menyadari sepenuhnya bahwa aspek tata kelola
kepemerintahan yang baik merupakan landasan awal bagi kesuksesan tercapainya Visi dan Misi organisasi. Tantangan yang dihadapi organisasi kedepan sangatlah berat seiring dengan perkembangan lokal dan global yang menuntut organisasi harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan-perubahan dan trend baru yang terjadi
3
I.4 Struktur Organisasi Universitas Papua (UNIPA)
Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 3 Tahun 2015, Struktur Organisasi UNIPA terdiri dari :
a. Senat Universitas
b. Satuan Pengawas Internal c. Dewan Pertimbangan d. Unsur Pimpinan Universitas
1) Rektor;
2) Wakil Rektor Bidang Akademik (WR I);
3) Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan (WR II);
4) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (WR III); 5) Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama (WR IV);
e. Biro Perencanaan, Akademik dan Kemahasiswaan (BPAK) terdiri dari: 1) Bagian Perencanaan dan Kerjasama
a. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi;
b. Sub Bagian Kerjasama dan Hubungan Masyarakat; 2) Bagian Akademik dan Kemahasiswaan
a. Sub Bagian Pembelajaran b. Sub Bagian Data Akademik dan c. Sub Bagian Kemahasiswaan;
f. Biro Umum dan Keuangan (BUK), terdiri dari: 1) Bagian Tata Usaha dan Barang Milik Negara
a. Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga; b. Sub Bagian Barang Milik Negara;
2) Bagian Kepegawaian, Hukum, dan Tata Laksana a. Sub Bagian Kepegawaian;
b. Sub Bagian Hukum dan Tata Laksana. 3) Bagian Keuangan
a. Sub Bagian Anggaran;
4
g. Pasca Sarjana 1. Direktur
2. Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan 3. Wakil Direktur Bidang Imu dan Keuangan
4. Program Studi Ilmu Pertanian 5. Program Studi Ilmu Lingkungan 6. Program Studi Ilmu Peternakan 7. Program Studi Ilmu Kehutanan 8. Program Studi Akuakultur 9. Sub Bagian Tata Usaha h. Fakultas
1. Dekan
2. Wakil Bidang Akademik
3. Wakil Bidang Umum dan Keuangan 4. Wakil Bidang Kemahasiswaan dan Alumni 5. Senat Fakultas
6. Bagian Tata Usaha
a. Sub Bagian Umum dan Keuangan
b. Sub Bagian Akademik & Kemahasiswaan 7. Jurusan
8. Laboratorium 9. Program Studi i. Lembaga :
a. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) b. Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Unsur Lembaga: a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bagian Tata Usaha: Sub Bagian Umum dan Keuangan, Sub Bagian Program, Data, Informasi
j. Unit Pelasana Teknis: a. UPT. Perpustakaan
b. UPT. Teknologi Informasi dan Komunikasi c. UPT. Bahasa
d. UPT. Asrama e. UPT. Bengkel f. UPT. Geospasial g. UPT. Kebun Percobaan
6
I.5 Sumber Daya Manusia
Universitas Papua dalam menyelenggarakan kegiatan Tridharma melibatkan semua potensi tenaga pendidik (dosen) yang ada. Kondisi tenaga pendidik (dosen) di UNIPA seperti berikut.
1. Dosen
Jumlah dosen UNIPA saat ini adalah 543 orang terdiri dari 510 orang dosen tetap PNS dan 33 orang dosen tetap non PNS. Berdasarkan kualifikasi pendidikan dosen PNS terdiri dengan kualifikasi Doktor 79 orang (15,49%), 416 orang (83,73%) dengan kualifikasi Magister dan 4 orang (0,78%) dengan kualifikasi Sarjana. Sedangkan Dosen Tetap Non PNS seluruhnya masih bergelar Magister. Sebaran jumlah dosen tetap PNS tiap fakultas menurut pendidikan terakhir disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Jumlah Dosen (PNS) Berdasarkan Gelar Akademis Tahun 2020
FAKULTAS/PROGRAM STUDI GELAR AKADEMIS JUMLAH
DOKTOR MASTER SARJANA
Fakultas Pertanian 18 74 0 53
Fakultas Teknologi Pertanian 6 19 1 26
Fakultas Peternakan 13 34 47
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan 8 37 45
Fakultas Matematikan Dan Ilmu Pengetahuan Alam
13 38 51
Fakultas Kehutanan 10 58 68
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis 4 49 53
Fakultas Sastra Dan Budaya 2 21 3 26
Fakultas Teknik 2 22 24
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
3 38 41
Fakultas Kedokteran 11 11
Fakultas Teknik Pertambangan Dan Perminyakan
26 26
7
Jabatan fungsional dosen Unipa terdiri dari Profesor, Lektor Kepala, Lektor, Asisten Ahli dan Tenaga Pengajar. Menurut jabatan fungsional terdapat 8 orang Guru Besar, 72 orang Lektor Kepala, 220 orang Lektor, 151 orang Asisten Ahli dan 59 orang masih berstatus Tenaga Pengajar. Persentase keadaan dosen UNIPA berdasarkan jabatan fungsional disajikan pada Grafik 1.1.
Grafik 1.1. Keadaan Dosen UNIPA Berdasarkan Jabatan Fungsional
2. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan UNIPA terdiri dari 2 orang Kepala Biro, 18 orang Kepala Bagian, 42 orang Kepala Sub.Bagian, Fungsional Umum 116 orang, 2 teknisi, 2 orang bendaharawan dan 1 orang pustakawan, seperti pada grafik 1.2. Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 191 orang. Penurunan tenaga kependidikan dikarenakan faktor pensiun dan meninggal.
Guru Besar 2% Lektor Kepala 14% Lektor 43% Asisten Ahli 30% Tenaga Pengajar 11%
8
Grafik 1.2. Tenaga Kependidikan UNIPA
Dari sisi kualifikasi pendidikan, Tenaga Adminsitrasi UNIPA yang berpendidikan S2 sebanyak 10 orang, S1 sebanyak 87 orang, Diploma sebanyak 16 orang, SMA sebanyak 52 orang, SMP sebanyak 13 orang dan SD sebanyak 5 orang. Keadaan tenaga kependidikan UNIPA berdasarkan pendidikan disajikan pada grafik 1.3.
Grafik 1.3. Keadaan Tenaga Kependidikan UNIPA Berdasarkan Pendidikan 1,09% 1,09% 9,84% 22,95% 63,39% 1,09% 0,55% Kepala Biro Bendaharawan Kepala Bagian Kepala Sub bagian Fungsional Umum Teknisi Pustakawan 0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% S2 5% S1 48% Diploma 9% SMA 28% SMP 7% SD 3%
9
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Menjawab evaluasi Perkembangan UNIPA hingga tahun 2020 diatas maka perlu disusun gambaran kebijakan Umum. Sasaran Program UNIPA yang strategis. Kebijakan umum ini akan memandu kearah mana kebijakan dan strategi apa yang akan dilalui oleh UNIPA untuk melaksanakan Program 2020-2024. Untuk itu Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan strategis dan Sarasan Program Strategis akan dibahas dibawah ini
VISI
MISI
Dalam Rencana Induk Pengembangan Universitas Papua 2015-2035 mempunyai Visi yaitu “UNIPA menjadi perguruan tinggi riset yang mandiri, bermartabat, berjiwa konservasi dan berkarakter kewirausahaa”
Untuk mencapai Visi tersebut maka dengan memertimbangkan pilar strategis diatas maka Universitas Papua pada pereode 2020-20124 mengemban Misi sebagai berkut:
1. Menyelenggarakan pendidikan berkwaitas menuju Universitas yang otonom dan berdaya saing dalam konteks Merdeka Belajar: Kampus Merdeka,
2. Menyelenggarakan pendidikan bermutu tinggi untuk menghasilkan lulusan yang mandiri, berintegritas, berdaya saing, dan mampu menciptakan pasar kerja melalui Kemapuan Wirausaha.
3. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) yang berbasis potensi sumberdaya lokal Papua sebagai keunggulan komparatif dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Mengembangkan manajemen Perguruan Tinggi yang berkarakter keilmuan dan kemanusiaan berbasis kewirausahaan dengan taat pada asas efektif, efisien, transparan, dan akuntabel
TUJUAN
Guna mendukung Misi tersebut diatas maka tujuan utama rencana strategis 2020-2024 adalah sebagai berikut,
PAGU ANGGARAN 2020
Awal PK Rp. 251.822.725.000,-
10
Pagu Universitas Papua dalam DIPA 2020 yang digunakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis sebagaimana ditetapkan dalam penetapan kinerja kementerian tahun 2020 sebesar Rp 174.510.525.000 dilaksanakan untuk membiayai tiga fungsi yaitu fungsi Dukungan Manajemen PTN/Kopertis sebesar 126.772.091.000, Penyediaan Dana Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri dan Bantuan Pendanaan PTN-BH sebesar Rp. 9.102.770.000 dan Peningkatan Layanan Tridarma Perguruan Tinggi sebesar Rp. 38.635.664.000.
Pada tahun 2020 Universitas Papua mendapatkan bantuan anggaran untuk program kegiatan peningkatan kualitas sumber daya yang bersumber dari kemendikbud, dapat dilihat pada tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Tambahan Alokasi Anggaran Universitas Papua Tahun 2020
No Sumber Dana Uraian Kegiatan Pagu Anggaran
Rp.
1 Kemendikbud Dukungan kualitas sumber daya 77.312.200.000 2 PNBP Peningkatan Layanan Tridharma
Perguruan Tinggi
10.380.530.770
Sehingga alokasi tambahan anggaran UNIPA Tahun 2020 yang diperuntukan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis sebesar Rp. 262.000.710.353.000,- dilaksanakan untuk membiayai fungsi Dukungan Manajemen PTN/Kopertis sebesar 126.772.091.000, Peningkatan Penyediaan Dana Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri dan Bantuan Pendanaan PTN-BH sebesar Rp 9.102.770.000, Peningkatan Peningkatan Layanan Tridharma Perguruan Tinggi (PNBP) sebesar Rp 49.016.194.770 dan peningkatan kualitas sumber daya Rp. 77.312.200.000.
11
SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA SASARAN
No Sasaran Strategi Indikator Kinerja Sasaran Satuan Target 1. Meningkatnya tata kelola satuan kerja di
lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi
1.1 Rata-rata predikat SAKIP Satker minimal BB
predikat BB 1.2 Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas
Pelaksanaan RKA-K/L Satker minimal 80
nilai 80,00
2. Meningkatnya kualitas lulusan pendidikan tinggi
2.1 Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang berhasil mendapat pekerjaan; melanjutkan studi; atau menjadi wiraswasta.
% 55,00
2.2 Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks di luar kampus; atau meraih prestasi paling rendah tingkat nasional
% 20,00
3.
Meningkatnya kualitas kurikulum dan pembelajaran
3.1 Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang melaksanakan kerja sama dengan mitra.
% 35,00
3.2 Persentase mata kuliah S1 dan D4/D3/D2 yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan kasus (case method) atau pembelajaran kelompok berbasis projek (team-based project) sebagai sebagian bobot evaluasi.
% 25,00
3.3 Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang memiliki akreditasi atau sertifikat internasional yang diakui pemerintah.
% 2,50
4. Meningkatnya kualitas dosen pendidikan tinggi
4.1 Persentase dosen yang berkegiatan tridarma di kampus lain, di QS100 berdasarkan bidang ilmu (QS100 by subject), bekerja sebagai praktisi di dunia industri, atau membina mahasiswa yang berhasil meraih prestasi paling rendah tingkat nasional dalam 5 (lima)
% 15,00
4.2 Persentase dosen tetap berkualifikasi akademik S3; memiliki sertifikat kompetensi/profesi yang diakui oleh industri dan dunia kerja; atau berasal dari kalangan praktisi profesional, dunia industri, atau dunia kerja.
% 30,00
4.3 Jumlah keluaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berhasil mendapat rekognisi internasional atau diterapkan oleh masyarakat per jumlah dosen.
hasil penelitian per jumlah dosen
12
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
CAPAIAN KINERJA UNIVERSITAS PAPUA
Sesuai perjanjian kinerja tahun 2020, Universitas Papua menetapkan 4 (empat) sasaran strategis dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja untuk dicapai. Tingkat ketercapaian sasaran strategis dan indikator kinerja tersebut sampai tahun 2020 adalah sebagai berikut.
SASARAN 1. Meningkatnya tata kelola satuan kerja di
lingkungan Ditjen Pendidikan Tinggi
Akuntabilitas kinerja merupakan salah satu dari delapan program yang wajib dijalankan dalam reformasi birokrasi internal. Penerapan akuntabilitas kinerja pada seluruh instansi pemerintah didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (SAKIP). Akuntabilitas kinerja diterapkan secara berjenjang mulai dari tingkat Kementerian, unit kerja, dan satuan kerja (unit kerja mandiri). Penerapan akuntabilitas dilakukan mulai dari perencanaan (rencana strategis dan perjanjian kinerja), pengukuran kinerja, pengelolaan kinerja, pelaporan kinerja, reviu dan evaluasi kinerja. Di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan penerapan SAKIP juga didasarkan pada Permendikbud Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kemendikbud. Evaluasi atas penerapan SAKIP pada seluruh instansi pemerintah dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN dan RB).
Sesuai dengan evaluasi akuntabilitas kinerja yang dilakukan oleh tim reviu dan SPI, untuk tahun 2020, UNIPA masuk dalam predikat “BB” dengan nilai sebesar 75. Dengan penilaian tersebut menunjukkan tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja organisasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang beroientasi hasil pada UNIPA menunjukkan hasil yang baik.
UNIPA telah mengimplementasikan SAKIP dengan sangat baik, namun ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki dimasa datang diantaranya penyempurnaan
13
definisi kinerja pada tingkat Fakultas, Unit dan Lembaga, penyelarasan perencanaan antara Universitas, Fakultas dan Unit/Lembaga, pemanfaatan sistem pengukuran kinerja, peningkatan kualitas evaluasi kinerja internal dan evaluasi kelembagaan terkait unit kerja yang bertanggungjawab atas pengguatan penerapan SAKIP.
Sesuai hasil evaluasi internal UNIPA, penerapan SAKIP pada satuan kerja di lingkungan UNIPA menunjukkan peningkatan.
Upaya peningkatan kualitas penerapan SAKIP terus dilakukan, diantaranya melalui pembinaan kepada sumber daya manusia yang mengelola akuntabilitas kinerja di UNIPA, penyusunan/penyempurnaan peraturan dan pedoman terkait implementasi SAKIP yang akan menjadi pegangan bagi satuan kerja, asistensi penyusunan dokumen SAKIP, pemetaan masalah dan pemberian solusi perbaikan penerapan SAKIP pada satuan kerja, Training of Trainer (ToT) untuk SDM pembina dan evaluator SAKIP, penyempurnaan sistem pengukuran kinerja, yaitu dengan mengintegrasikan sistem-sistem yang sudah ada seperti sistem krisna dari Bappenas, sistem dari Kemenkeu, sistem molk dari Kemendikbud dan pemberian penghargaan SAKIP terbaik pada satuan kerja.
SASARAN 2. Meningkatnya Kualitas Lulusan
Pendidikan Tinggi
Peningkatan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan perguruan tinggi sudah sangat dirasakan perlu, termasuk untuk menggunakan prinsip-prinsip manajemen modern yang berorientasi pada kualitas. Bagi para pemilik dan pengelola Perguruan Tinggi, sistem manajemen kualitas pada hakekatnya berinti pada perbaikan terus menerus untuk memperkuat dan mengembangkan kualitas lulusan sehingga dapat diserap oleh kalangan instansi dan pasar tenaga kerja. Sebagaimana diketahui bahwa era globalisasi adalah era persaingan mutu atau kualitas dari suatu produk. Produk yang berkualitas akan diminati oleh konsumen, sebaliknya apabila produk itu tidak berkualitas maka akan ditinggalkan oleh konsumen. Begitupun juga perguruan tinggi di era globalisasi harus berbasis pada kualitas, bagaimana perguruan tinggi dalam kegiatan jasa pendidikan maupun pengembangan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan-keunggulan. Para
14
mahasiswa sebagai calon ekonom yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi sesungguhnya mengharapkan hasil dari laboratorium itu memiliki nialai ganda yaitu ilmu pengetahuan, gelar, ketrampilan, pengalaman, keyakinan dan perilaku luhur yang mampu bersaing dipasar global. Semuanya itu diperlukan sebagai persiapan memasuki dunia kerja dan atau persiapan membuka lapangan kerja dengan mengharapkan kehidupan yang lebih baik dan kesejahteraan lahir serta batin.
Oleh karena itu, untuk mengukur Sasaran meningkatnya kualitas lulusan pendidikan tinggi Universitas Papua menjadi penting yang harus dilakukan dengan menetapkan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang harus dicapai, yaitu :
1. Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang berhasil mendapatkan pekerjaan; melanjutkan studi; atau menjadi wiraswata
2. Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks di luar kampus; atau meraih prestasi paling rendah tingkat nasional. 3. Selanjutnya, penghitungan IKK “Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang
berhasil mendapatkan pekerjaan dengan kriteria jumlah lulusan yang mendapat pekerjaan dengan masa tunggu < 6 bulan dan gaji > 1,2 UMR di:
4. Perusahan swasta (termasuk nasional, multi nasional, startup, UMKM, dst); 5. Perusahan nirlaba, Institusi/organisasi multilateral;
6. Lembaga pemerintah, BUMN, atau BUMD atau sudah berpengasilan > 1,2 x UMR sebelum lulus;
7. Bekerja part-time atau magang di perusahaan dalam kategori diatas.
8. Melanjutkan studi dengan kriteria mendapatkan surat penerimaan untuk melanjutkan proses pembelajaran di program studi S2/S2 terapan, S3/S3 terapan di dalam negeri atau luar negeri dalam jangka waktu <12 bulan setelah lulus. 9. Kewirausahaan dengan kriteria mulai bekerja dalam < 6 bulan setelah lulus dan
menghasilkan >1.2 x UMR bekerjasebagai:
10. Pendiri atau pasangan pendiri (co-founder) perusahaan
11. Pekerja lepas (freelancer) atau sudah berpenghasilan (pendapatan pribadi) >1.2 x UMR sebelum lulus.
15 Tabel 3.1. Capaian Sasaran Meningkatnya kualitas lulusan pendidikan tinggi
Sasaran/Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2020 Target Realisasi %
Capaian 1. Meningkatnya kualitas lulusan pendidikan tinggi
1. Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang berhasil mendapatkan pekerjaan;
55% 45% 81,82
Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang berhasil melanjutkan studi;
20% 36,36 Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang berhasil
menjadi wiraswata.
35% 63,64
2. Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks di luar kampus;
20 % 11 % 55
Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang meraih prestasi paling rendah tingkat nasional.
5% 19,62
Persentase lulusan S1 dan D3 yang berhasil mendapatkan pekerjaan; melanjutkan studi; atau menjadi wiraswata
Perubahan yang cepat di dunia kerja sebagai akibat dari globalisasi dan revolusi di bidang teknologi informasi, dan sains, telah menuntut antisipasi dan evaluasi terhadap kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Evaluasi juga penting dilakukan sehingga dunia pendidikan tinggi tidak terpisah dan berjarak dengan dunia kerja yang riil yang ada di masyarakat. Beberapa pergeseran penting yang terjadi meliputi terjadinya peningkatan pengangguran terdidik baik pengangguran terbuka maupun terselubung sebagai akibat dari massifikasi pendidikan tinggi, berubahnya struktur sosio-ekonomi dan politik global yang mempengaruhi pasar dunia kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga menyebabkan terjadinya bebagai perubahan-perubahan mendasar dalam hal kualifikasi, kompetensi, dan persyaratan untuk memasuki dunia kerja.
Salah satu indikator keberhasilan pendidikan tinggi adalah dengan melihat jumlah mahasiswa lulusan pendidikan tinggi yang langsung bekerja. Oleh karena itu, Perguruan Tinggi dituntut mampu menghasilkan lulusan yang memiliki daya
16
saing dan siap berkiprah dalam pembangunan. Daya saing lulusan yang ditunjukkan melalui masa tunggu mendapatkan pekerjaan pertama, keberhasilan lulusan berkompetisi dalam seleksi, dan gaji yang diperoleh. Relevansi (kesesuaian) pendidikan lulusan ini ditunjukkan melalui profil pekerjaan (macam dan tempat pekerjaan), relevansi pekerjaan dengan latar belakang pendidikan, manfaat mata kuliah yang diprogram dalam pekerjaan, saran lulusan untuk perbaikan kompetensi lulusan. Selain itu, relevansi pendidikan juga ditunjukkan melalui pendapat pengguna lulusan tentang kepuasan pengguna lulusan, kompetensi lulusan dan saran lulusan untuk perbaikan kompetensi lulusan.
UNIPA menjadikan Persentase lulusan S1 dan D3 yang berhasil mendapatkan pekerjaan; melanjutkan studi; atau menjadi wiraswata menjadi salah satu indikator kinerja untuk mengukur tingkat penyerapan dunia kerja terhadap lulusan UNIPA. Dalam rangka menunjang pelaksanaan program penyelarasan pendidikan dengan dunia kerja, sangat diperlukan data lulusan agar Perguruan Tinggi dapat lebih mempersiapkan calon lulusannya untuk bersaing di pasar kerja yang kompetitif. Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masyarakat, perlu dilakukan pelacakan para lulusan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan yang didapat memudahkan lulusan dalam mendapatkan pekerjaan.
Dari ketiga indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan, seluruh indikator kinerja kegiatan belum mencapai target dimana Persentase lulusan S1 dan D3 yang berhasil mendapatkan pekerjaan yang ditargetkan sebesar 55% namun realisasi 45% sehingga capaian baru mencapai 81,82%, begitupulah indikator kinerja kegiatan persentase lulusan S1 dan D3 yang berhasil melanjutkan studi yang ditargetkan sebesar 55% dan terrealisasi sebesar 20% sehingga capaiannya 36,36%, demikian juga indikator kinerja kegiatan persentase lulusan S1 dan D3 yang berhasil menjadi wiraswata yang ditargetkan sebesar 55% dengan realisasi 35% sehingga capaian mencapai 63,64%.
Hal yang menyebabkan target belum tercapai adalah masalah pendataan alumni, dimana tidak semua alumni diketahui keberadaannya setelah meninggalkan kampus.
17
Pendekatan lain yang harusnya dilakukan adalah melakukan pelacakan melalui penelusuran alumni (tracer study). Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu persiapan, pelaksanaan, pengumpulan data hingga mengunggah data tersebut pada portal tracer study. Keberhasilan capaian jumlah Persentase lulusan S1 dan D3 yang berhasil mendapatkan pekerjaan; melanjutkan studi; atau menjadi wiraswata sangat dipengaruhi oleh ketersediaan data tentang hasil tracer study yang dilakukan oleh Universitas Papua. Oleh karena itu, pembaruan data yang valid tentang jumlah lulusan yang sudah bekerja melalui kegiatan tracer study yang dilaksanakan oleh UNIPA seluruh perlu dioptimalkan dan dilakukan secara berkelanjutan. Melalui cara tersebut data hasil tracer study dapat menggambarkan keadaan alumni UNIPA Secara umum, permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan Persentase lulusan S1 dan D3 yang berhasil mendapatkan pekerjaan; melanjutkan studi, di antaranya:
1. Seringkali tracer study dilakukan hanya karena kebutuhan akan akreditasi, sehingga pelaksanaannya tidak dilakukan secara rutin. Kegiatan tracer study masih dalam tahap pengumpulan data melalui kuisioner yang diisi oleh alumni yang disebarkan oleh Fakultas/Unit Kerja.
2. Permintaan data dalam pengisian sistem tracer study terstandar kemdikbud belum mengikat, sehingga ada Perguruan Tinggi yang menggunakan instrument berbeda.
3. Penelusuran lulusan belum menjadi kebutuhan sehingga tracer study hanya untuk keperluan akreditasi oleh BAN-PT.
Persentase lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks di luar kampus; atau meraih prestasi paling rendah tingkat nasional.
Universitas Papua sebagai pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat besar dalam upaya pengembangan SDM dan peningkatan daya saing bangsa. Agar peran yang strategis dan besar tersebut dapat dijalankan dengan baik, maka SDM UNIPA haruslah memiliki kualitas yang unggul. Berbagai macam usaha dilakukan oleh UNIPA untuk menghasilkan SDM yang memiliki kemampuan profesional, pengetahuan, ketrampilan serta wawasan yang luas serta untuk mengembangkan
18
dan menguatkan soft skills pada para mahasiswa lulusan S1 dan D3 melalui optimalisasi proses pembelajaran serta pelaksanaan Kerja Praktik (magang), Mengajar di sekolah, Kegiatan wirausaha dan Proyek kemanusiaan.
Saat ini sudah saatnya dosen lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan proses belajar mengajar yang berpusat pada mahasiswa. Setiap orang termasuk mahasiswa sudah memiliki soft skills walaupun berbeda-beda. Soft skills ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik atau bernilai (diterapkan dalam kehidupan sehari-hari) melalui proses pembelajaran. Pendidikan soft skills tidak seharusnya melalui satu mata kuliah khusus, melainkan diintegrasikan melalui mata kuliah yang sudah ada atau dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Selain dari faktor proses pembelajaran yang diperoleh dari UNIPA, untuk mengembangkan soft skills mahasiswa juga dipengaruhi dari pengalaman Kerja Praktik (magang), Mengajar di sekolah, Kegiatan wirausaha dan Proyek kemanusiaan. Dalam upaya mengembangkan soft skills pada mahasiswa telah diberikan teori-teori dan praktik yang mendukung pelajaran yang ada di UNIPA, sehingga mahasiswa memiliki bekal pengalaman yang dapat dijadikan tumpuan saat memasuki dunia kerja nanti.
Kriterian Pengalaman diluar kampus; Lulusan yang mendapatkan >20 sks berkegiatan di luar kampus:
1. Magang atau praktek kerja: Kegiatan magang di sebuah perusahaan, yayasan nirlaba, organisasi multilateral, institusi pemerintah, maupun perusahaan rintisan/startup (bagi prodi vokasi program magang wajib, tidak dapat dihitung)
2. Proyek di desa: Proyek sosial/pengabdian kepada masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur, dan lainnya
3. Mengajar di sekolah: Kegiatan mengajar di sekolah dasar. dan menengah selama beberapa bulan. Sekolah dapat berada di lokasi kota maupun terpencil
19
4. Pertukaran pelajar: Mengambil kelas atau semester di perguruan tinggi luar negeri maupun dalam negeri, berdasarkan perjanjian kerjasama yang sudah diadakan antar perguruan tinggi atau pemerintah
5. Penelitian atau riset: Kegiatan riset akademik, baik sains maupun sosial humaniora, yang dilakukan di bawah pengawasan dosen atau peneliti 6. Kegiatan wirausaha: Mahasiswa mengembangkan kegiatan
kewirausahaan secara mandiri dibuktikan dengan penjelasan/proposal kegiatan kewirausahaan dan bukti transaksi konsumen atau slip gaji pegawai
7. Studi atau proyek independen: Mahasiswa dapat mengembangkan sebuah proyek mandiri (untuk mengikuti lomba tingkat internasional yang relevan dengan keilmuannya, proyek teknologi, maupun rekayasa sosial) dapat dikerjakan bersama-sama dengan mahasiswa lain
8. Proyek kemanusiaan: Kegiatan sosial/pengabdian kepada masyarakat yang merupakan program Perguruan Tinggi atau untuk sebuah yayasan atau organisasi kemanusiaan yang disetujui Perguruan Tinggi, baik di dalam maupun luar negeri (seperti penanganan bencana alam, pemberdayaan masyarakat, penyelamatan lingkungan, palang merah,
peace corps, dsb).
9. Kriterian Pengalaman diluar kampus; Kompetisi atau lomba yang minimal tingkat nasional.
Dari kedua indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan, seluruh indikator kinerja kegiatan belum mencapai target dimana Persentase lulusan S1 dan D3 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks di luar kampus yang ditargetkan sebesar 20% dengan realisasi 11% sehingga capaian mencapai 55%, begitupun indikator kinerja kegiatan persentase lulusan S1 dan D3 yang meraih prestasi paling rendah tingkat nasional yang ditargetkan sebesar 20% namun terrealisasi sebesar 5% sehingga capaiannya 19,62%.
Universitas Papua diharapkan melaksanakan pendidikan dengan memperhatikan sinergitas dan keharmonisan bidang kurikuler, ko- dan ekstra kurikuler yang capaiannya diharapkan dapat membentuk mahasiswa yang memiliki
20
kompetensi baik hardskill maupun softskill secara seimbang. Pencapaian kombinasi baik soft skill dan hard skill yang tinggi akan menghasilkan lulusan Perguruan Tinggi yang kompeten di bidangnya sebagai daya dobrak percepatan pembangunan dan daya saing bangsa.
Untuk merealisasikan tujuan tersebut diselenggarakan berbagai bentuk kompetisi atau perlombaan bidang penalaran, seni, olahraga, minat, dan bakat baik tingkat daerah maupun nasional. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu memfasilitasi berbagai event/ perlombaan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa peraih medali emas tingkat nasional dan internasional.
Melalui berbagai kompetisi atau perlombaan mahasiswa dapat mengekspresikan minat dan bakat sebagai salah satu cara pembinaan hardskill dan softskill. Harapannya, mahasiswa memiliki keunggulan dalam persaingan dunia kerja. Bahkan, kemampuan tersebut memungkinkan mahasiswa mampu membuka atau menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri dan orang lain.
Prestasi mahasiswa juga menjadi salah satu indikator penilaian dalam penentuan akreditasi Perguruan Tinggi. Jumlah prestasi yang diperoleh mahasiswa menunjukkan kualitas suatu Perguruan Tinggi.
Persentase lulusan S1 dan D3 yang meraih prestasi paling rendah tingkat nasional merupakan indikator untuk mengukur kualitas dan kiprah mahasiswa di kancah nasional dan dalam bentuk prestasi. Kualitas dan kiprah mahasiswa ditandai dengan perolehan prestasi/kejuaraan dalam bidang minat, bakat, penalaran (meliputi bidang keilmuan, olahraga, dan seni serta kerohanian) pada level nasional. Dalam pengembangan minat, bakat, penalaran dan kreativitas serta unit kemahasiswaan tahun 2020 telah dilakukan berbagai program/kegiatan antara lain pelatihan karakter kepemimpinan, kreativitas, olah raga dan seni.
Rendahnya pencapaian target, dikarenakan Rendahnya jumlah Mahasiswa UNIPA yang berhasil meraih penghargaan tingkat nasional maupun internasional. Secara umum, permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan jumlah mahasiswa peraih medali emas tingkat nasional dan internasional, di antaranya:
21
1. Disparitas prestasi antara PT di wilayah barat dan timur
2. Mahasiswa dari PT wilayah timur belum mampu berkompetisi dengan mahasiswa dari PT di wilayah barat
3. Jenis perlombaan/kompetisi lebih banyak mengakomodasi bidang sains dan teknologi
4. Kurangnya sinergi dengan dunia usaha dan dunia industri dalam pemanfaatan hasil perlombaan/ kompetisi (temuan dan inovasi)
5. Keterbatasan untuk mengakses kegiatan/perlombaan di tingkat internasional
6. Keterbatasan SDM di PT dalam pembinaan dan pembimbingan mahasiswa untuk mengikuti kompetisi (nasional dan internasional)
7. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan upaya di antaranya: 8. Penyelenggaran event/perlombaan dengan mempertimbangkan sebaran
wilayah secara proporsional
9. Penyelenggaraan kompetisi tingkat wilayah perlu diperbanyak dan diperluas cakupannya
10. Jenis perlombaan/kompetisi bidang sosial humaniora perlu ditingkatkan 11. Sinergi dengan dunia usaha dan dunia industri dalam pemanfaatan hasil
perlombaan/kompetisi melalui tindak lanjut hasil temuan/inovasi
12. Pemanfaatan jejaring dan teknologi untuk meningkatkan akses mengikuti perlombaan di luar negeri
13. Melibatkan ahli dan praktisi dari dunia usaha dan industri untuk membina dan membimbing mahasiswa mengikuti kompetisi.
SASARAN 3. Meningkatnya kualitas kurikulum dan
pembelajaran
Meningkatkan kualitas kurikulum dan pembelajaran adalah komponen yang sangat penting dalam proses pendidikan. Karena kurikulum merupakan substansi utama dalam materi yang diajarkan. Dengan adanya kurikulum maka proses belajar mengajar di perguruan tinggi dapat berjalan dengan baik dan teratur. Kurikulum tentu wajib diterapkan di setiap perguruan tinggi yang ada di Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan.
22
Komponen-komponen yang ada di kurikulum diantaranya terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi. Kurikulum akan berjalan sesuai tujuan pendidikan dengan adanya kerja sama diantara seluruh subsistemnya. Apabila salah satu variable kurikulum tidak berfungsi dengan baik, maka kurikulum akan berjalan kurang maksimal. Pengelolaan kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau cara bersama untuk mencapai tujuan pengajaran terkhususnya dalam usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar. Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman belajar yang membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas belajar bagi mahasiswa. Sedangkan manajemen pembelajaran adalah suatu sistem atau cara dengan komponen-komponen yang saling berkaitan, meliputi: peserta didik, dosen, bahan ajar, kurikulum, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran.
Tabel 3.2. Capaian Sasaran Meningkatnya kualitas kurikulum dan pembelajaran
Sasaran/Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2020
Target Realisasi % Capaian
3. Meningkatnya kualitas kurikulum dan pembelajaran
a. Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang melaksanakan kerja sama dengan mitra
35% 15 42
b. Persentase mata kuliah S1 dan D4/D3/D2 yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan kasus (case method) atau pembelajaran kelompok berbasis projek (team-based project) sebagian bobot evaluasi
2,50% 1,10 44
c. Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang memiliki akreditasi atau sertifikasi internasional yang diakui pemerintah.
2,50% - -
a. Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang melaksanakan kerja sama dengan mitra
Salah satu upaya mengembangkan daya saing perguruan tinggi di Indonesia adalah melalui kolaborasi yang kuat antar perguruan tinggi untuk menghadapi tantangan bersama. Peningkatan mutu perguruan tinggi melalui kerjasama saling menguntungkan diharapkan akan meningkatkan kapasitas dan daya saing bangsa yang pada gilirannya akan memperkuat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
23
Sebagai implementasi dari salah satu pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, yaitu penyelenggaraan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang mendorong pengembangan potensi manusia, masyarakat dan sumber daya alam untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat maka Universitas Papua mempunyai peran untuk ikut memeratakan pendidikan di Indonesia. Salah satu kegiatan yang dapat dilaksanakan yaitu kerjasama trasfer kredit mahasiswa dengan universitas lain di Indonesia. Kegiatan transfer kredit adalah penyelenggaraan perkuliahan di UNIPA, yang diikuti oleh mahasiswa perguruan tinggi mitra untuk menempuh sejumlah satuan kredit semester (SKS) yang mendapatkan pengakuan di perguruan tinggi mitra tersebut berdasarkan kesetaraan kurikulum.
Tujuan Kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia di daerah maupun UNIPA. Lebih jauh lagi, kerjasama ini dapat menghasilkan mahasiswa yang mempunyai kompetensi sesuai bidang pendidikan mahasiswa. Selain itu, dengan dilaksanakan transfer kredit mahasiswa dari universitas mitra di lain dapat bertukar ilmu pengetahuan maupun budaya yang dimiliki masing-masing pihak.
Target indikator kinerja kegiatan yang ditetapkan belum mencapai target dimana persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang melaksanakan kerja sama dengan mitra yang ditargetkan sebesar 35% namun realisasi 15% dengan capaian sebesar 42 %.
b. Persentase mata kuliah S1 dan D4/D3/D2 yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan kasus (case method) atau pembelajaran kelompok berbasis projek (team-based project) sebagian bobot evaluasi
Project-based learning atau yang biasa di sebut pembelajaran perbasis proyek menekankan pendidikan yang memberi peluang pada sistem pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (peserta didik), secara kolaboratif dan mengintegrasikan masalah-masalah nyata dan praktis, pengajarannya efektif dalam membangun pengetahuan dan kreatifitas. Penerapan project based
learning pada mata pelajaran produktif multimedia akan sangat membantu siswa
24
siswa untuk digunakan dalam penyelesaian project. Diharapkan dengan digunakannya model pembelajaran project based learning berorientasi soft skills mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar sebagai tindak lanjut pemecahan masalah kurangnya penerapan soft skills dan motivasi belajar di UNIPA.
Target indikator kinerja kegiatan persentase mata kuliah S1 dan D4/D3/D2 yang menggunakan metode pembelajaran pemecahan kasus (case method) atau pembelajaran kelompok berbasis projek (team-based project) sebagian bobot evaluasi ditetapkan dalam target IKK sebesar 2,50% namun terrealisasi sebesar 1,10% sehingga capaiannya 44%.
c. Persentase program studi S1 dan D4/D3/D2 yang memiliki akreditasi atau sertifikasi internasional yang diakui pemerintah
Akreditasi program studi adalah proses evaluasi dan penilaian secara komprehensif atas komitmen program studi terhadap mutu dan kapasitas penyelenggaraan program tridarma perguruan tinggi, untuk menentukan kelayakan program akademiknya. Evaluasi dan penilaian dalam rangka akreditasi program studi dilakukan oleh tim asesor yang terdiri atas pakar sejawat dan/atau pakar yang memahami penyelenggaraan program akademik program studi. Keputusan mengenai mutu didasarkan pada evaluasi dan penilaian terhadap berbagai bukti yang terkait dengan standar yang ditetapkan dan berdasarkan nalar dan pertimbangan para pakar sejawat. Bukti-bukti yang diperlukan termasuk laporan tertulis yang disiapkan oleh program studi yang diakreditasi, diverifikasi dan divalidasi melalui kunjungan atau asesmen lapangan tim asesor ke lokasi program studi.
Persentase Program Studi terakreditasi
Program studi merupakan kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dana atau pendidikan vokasi. Sebagai kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran, UU Dikti mengamanatkan bahwa program studi dapat diselenggarakan atas izin Menteri bila telah memenuhi
25
persyaratan minimum akreditasi dan wajib diakreditasi ulang saat jangka waktu akreditasinya berakhir.
Salah satu penilaian mutu Perguruan Tinggi adalah peringkat akreditasi setiap program studi yang ada di UNIPA. Dengan demikian, peringkat akreditasi program studi mencerminkan kualitas sebuah Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, menjadi kewajiban UNIPA untuk mengawal peningkatan prodi menjadi unggul dan menjadikan peningkatan jumlah prodi unggul menjadi salah satu indikator sasaran strategisnya.
Jumlah Prodi terakreditasi unggul merupakan indikator untuk mengukur kinerja program studi yang telah terakreditasi minimal B dan telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh BAN-PT dan Lembaga Akreditasi Mandiri lainnya dengan merujuk pada standar nasional pendidikan tinggi. Kriteria prodi unggul adalah Prodi tersebut sudah mendapatkan akreditasi “baik” dan “sangat baik” dari BAN-PT dan Lembaga Akreditasi Mandiri. Hal itu berarti bahwa Standar Mutu Perguruan Tinggi tersebut sudah dapat melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Capaian Persentase prodi terakreditasi tahun 2020 sebesar 77,36%, artinya telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 35%. Dengan demikian persentase capaian kinerja pada tahun 2020 ini melebihi target yang ditentukan oleh Kemendikbud sebesar 221%.
Tabel 3.3. Daftar Nilai Akreditasi Program Studi di UNIPA No Program Studi Strata No. SK Tahun
SK Peringkat
Status Akreditasi 1. Budidaya Perikanan D-III
8520/SK/BAN- PT/Akred/Dipl-III/XII/2020 2020 B Masih berlaku 2. Teknologi Hasil Pertanian S1 3031/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/V/2020 2020 B Masih berlaku 3. Budidaya Hutan D-III
1631/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/Dipl-III/III/2020
2020 B Masih berlaku 4. Teknik Pertambangan S1
2369/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/IV/2020
2020 C Masih berlaku 5. Teknik Pertambangan D-III
5894/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/Dipl-III/IX/2020
26
6. Ilmu Lingkungan S2 5895/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/M/IX/2020 2020 B Masih berlaku 7. Agroteknologi S1 2969/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/V/2020 2020 B Masih berlaku 8. Manajemen Sumber Daya Perairan S1 2958/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/V/2020 2020 B Masih berlaku 9. Akuntansi S1 748/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/I/2020 2020 C Masih berlaku 10. Ilmu Peternakan S2
9/SK/BAN-PT/Ak-PKP/M/I/2021
2021 Baik Masih berlaku 11. Biologi S1 8526/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2020 2020 Baik Sekali Masih berlaku 12. Kimia S1 2971/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/V/2020 2020 B Masih berlaku 13. Manajemen Hutan Alam Produksi D-III 7258/SK/BAN-PT/Ak-PKP/Dipl-III/XI/2020
2020 Baik Masih berlaku 14. Kehutanan S2
5093/SK/BAN-PT/Ak-PKP/M/XII/2019
2019 C Masih berlaku 15. Kesehatan Hewan D3
4789/SK/BAN- PT/Akred/Dipl-III/XII/2019 2019 B Masih berlaku 16. Antropologi S1 4662/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2019 2019 C Masih berlaku 17. Ekonomi Pembangunan S1 4478/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/S/XI/2019 2019 C Masih berlaku 18. Teknik Informatika S1
3690/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2019
2019 B Masih berlaku 19. Ilmu Kelautan S1
3401/SK/BAN-PT/Akred/S/IX/2019
2019 B Masih berlaku 20. Peternakan S1
2548/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2019
2019 B Masih berlaku 21. Sastra Inggris S1
2432/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2019 2019 B Masih berlaku 22. Pendidikan Bahasa Indonesia S1 278/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2019 2019 B Masih berlaku 23. Pendidikan Bahasa Inggris S1 852/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2019 2019 C Masih berlaku 24. Fisika S1 61/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2018 2018 C Masih berlaku 25. Pendidikan Fisika S1
62/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2018
2018 B Masih berlaku 26. Teknik Perminyakan
Dan Gas Bumi
D-III
188/SK/BAN-PT/Akred/Dipl-III/I/2018
2018 C Masih berlaku 27. Pendidikan Kimia S1
311/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2018
2018 C Masih berlaku 28. Manajemen S1
312/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2018
2018 C Masih berlaku 29 Teknik Elektro S1
337/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2018
27
30. Kehutanan S1 2294/SK/BAN-PT/Akred/S/VII/2017
2017 B Masih berlaku 31. Ilmu Pertanian S2
3221/SK/BAN-PT/Akred/M/IX/2017
2017 B Masih berlaku 32. Matematika S1
3861/SK/BAN-PT/Akred/S/X/2017
2017 C Masih berlaku 33. Teknik Geologi S1
4632/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 2017 C Masih berlaku 34. Pendidikan Matematika S1 4633/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 2017 B Masih berlaku 35. Konservasi Sumberdaya Hutan D-III 4814/SK/BAN- PT/Akred/Dipl-III/XII/2017 2017 C Masih berlaku
36. Pendidikan Biologi S1 5008/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 2017 B Masih berlaku 37. Budidaya Tanaman Perkebunan D-III 5018/SK/BAN- PT/Akred/Dipl-III/XII/2017 2017 C Masih berlaku 38. Budidaya Tanaman Pangan D-III 5032/SK/BAN- PT/Akred/Dipl-III/XII/2017 2017 C Masih berlaku 39. Agribisnis S1 5169/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 2017 B Masih berlaku 40. Teknik Listrik D-III
401/SK/BAN-PT/Akred/Dpl-III/X/2014
2014 C Proses
reakreditasi 41. Teknik Komputer D-III
428/SK/BAN-PT/Akred/Dpl-III/XI/2014
2014 C Proses
reakreditasi Tabel 3.9. Tabel Data Akreditasi Program Studi tahun 2020
No Nilai Akreditasi 2020
Jml Prod %
1. A - -
2. B 23 56,10%
3. C 18 43,90%
Total Prod Terakreditasi 41 77,36%
Total Prodi 53
% Prodi Minimal B 23 56,10%
Secara umum, permasalahan yang dihadapi dalam upaya meningkatkan jumlah Prodi terakreditasi unggul, di antaranya:
a. Jumlah prodi yang mengusulkan akreditasi setiap tahun tidak seimbang dengan kemampuan melaksanakan proses penilaian akreditasi.
b. Implementasikan sistem penjaminan mutu internal di Perguruan Tinggi atau program studi yang belum optimal.
28
c. Keterbatasan sumber dana dalam pemenuhan standar operasional penyelenggaraan prodi.
d. Keterbatasan dalam implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Prodi. Untuk mengatasi permasalahan dalam upaya meningkatkan jumlah Prodi terakreditasi unggal, diantaranya:
1. Rintisan pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) harus terus diupayakan, agar proses akreditasi program studi dapat menjangkau jumlah yang lebih banyak dan merata secara nasional.
2. Meningkatkan program pembinaan atau program studi yang diarahkan untuk membangun dan mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di program studi.
3. Penyediaan bantuan/hibah Program Bantuan Operasional Proses Akreditasi (PBOPA) yang kompetiif dan afirmatif.
4. Mendorong, meningkatkan, dan mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi di UNIPA melalui penataan regulasi, fasilitasi dalam bentuk sosialisasi, workshop, pelatihan, bimbingan teknis, maupun bantuan dana, sistem informasi, dan program pengembangan,yang dilaksanakan secara terintegrasi, sistemik, komprehensif, dan terus menerus.
Untuk mencapai target jumlah prodi terakreditasi unggul kedepan, diselenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut secara berjenjang:
1. Diseminasi SPMI. Penyebarluasan SPMI dilakukan pada tahap awal
program dengan target program studi di UNIPA dengan mayoritas peringkat akreditasinya C. Diseminasi dilakukan oleh Kemenristekdikti yang melibatkan para pakar Quality Assurance dari Perguruan Tinggi unggul. Materi Diseminasi SPMI antara Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM Dikti), Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME), Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti), dan Audit Mutu Internal (AMI).
2. Lokakarya Penyusunan Dokumen SPMI. Lokakarya/Pelatihan dilakukan
29
kemampuan menyusun Dokumen SPMI yang terdiri dari Dokumen Kebijakan, Dokumen Standar, dan Dokumen Manual. Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti) yang terdiri atas Standar Nasional Pendidikan, ditambah Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat.
3. Lokakarya Auditor Mutu Internal. Audit mutu internal merupakan salah
satu cara atau metode evaluasi pada siklus pelaksanaan SPMI, yaitu PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan). Dengan AMI, maka ruang-ruang peningkatan dapat diperoleh dan diketahui sejauh mana pelaksanaan standar pendidikan tinggi sudah dilakukan secara efektif dan efisien. Lokakarya AMI dimaksudkan agar Perguruan Tinggi memiliki auditor mutu yang memiliki kemampuan melakukan audit mutu internal minimal di Perguruan Tingginya. Audit mutu internal menggunakan standar yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi yang melampaui SN Dikti dan sesuai dengan 9 kriteria yang digunakan BAN-PT sehingga pelaksanaan AMI di Perguruan Tinggi juga digunakan untuk persiapan akreditasi atau sertifikasi yang dilakukan oleh BAN-PT atau lembaga akreditasi lain baik nasional maupun internasional.
Semua upaya tersebut diarahkan selain untuk meningkatkan jumlah prodi terakreditasi unggul juga bertujuan untuk menumbuhkan budaya mutu di UNIPA, yaitu meliputi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Target lebih jauh predikat unggul tidak hanya dalam lingkup nasional, tetapi ditujukan pula untuk meraih akreditasi prodi dari lembaga-lembaga akreditasi internasional. Dengan demikian dapat meningkatkan jumlah Perguruan Tinggi yang masuk peringkat atas di level internasional. Hal tersebut dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan nasional di bidang pendidikan.
30
SASARAN 4. Meningkatnya Kualitas Dosen Pendidikan
Tinggi
Pengembangan sumber daya manusia Indonesia berkualitas menjadi tanggungjawab pendidikan nasional, terutama dalam mempersiapkan peserta didik untuk menjadi subjek yang memiliki peran penting dalam menampilkan dirinya sebagai manusia yang tangguh, kreatif, mandiri, dan profesional pada bidangnya. UNIPA dalam menyelenggarakan kegiatan Tridarma melibatkan semua potensi tenaga pendidikan(dosen) yang ada.
Dosen tidak hanya dituntut untuk memiliki kualifikasi yang minimal berijasah magister (S2 & S3), namun memiliki kompetensi. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Dosen yang memiliki kompetensi profesional memiliki fungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai agen pembelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, senin, serta pengabdian kepada masyarakat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Tak dapat dipungkiri bahwa majunya suatu Perguruan Tinggi sangat dipengaruhi oleh sumberdaya yang ada, baik sacara kualitas maupun kuantitas, terutama adalah sumberdaya manusianya. Pada saat ini salah satu syarat untuk dapat diterima menjadi dosen di suatu Perguruan Tinggi adalah paling rendah berpendidikan Program Magister. Dengan demikian seorang dosen dituntut untk selalu mengembangkan ilmu pengetahuannya, sehingga lebih tinggi dari mahasiswanya. Peningkatan kualitas sumberdaya bukan hanya dilihat dari status akdemik, tetapi juga tingkat kesejahteraan dosen.
31
Tabel 4.1. Capaian Sasaran Meningkatnya kualitas dosen pendidikan tinggi
Sasaran/Indikator Kinerja Kegiatan
Tahun 2020
Target Realisasi %
Capaian 4. Meningkatnya kualitas dosen pendidikan tinggi
4.1 1. Persentase dosen yang berkegiatan tridarma di
kampus lain
15% 15% 100
Persentase dosen yang berkegiatan tridarma di QS100 berdasarkan bidang ilmu (QS100 by sudject)
15% 0 0
Persentase dosen yang bekerja sebagai praktisi di dunia industri
15% 4% 26,67
Persentase dosen yang berkegiatan membina mahasiswa yang berhasil meraih prestasi paling rendah tingkat nasional dalam 5(lima) terakhir
15% 4% 26,67
4.2 1. Persentase dosen tetap berkualifikasi akademik S3 30% 26,8 89,33 Persentase dosen tetap memiliki sertifikat
kompetensi/profesi yang diakui oleh industri dan dunia kerja,
30% 2,18 7,27
Persentase dosen tetap berasal dari kalangan praktisi profesional, dunia industri, atau dunia kerja
30% 3,49 11,63
4.3 Jumlah keluaran penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang berhasil mendapat rekognisi internasional atau diterapkan oleh masyarakat per jumlah dosen.