• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat, Waktu dan Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI PENELITIAN. Tempat, Waktu dan Objek Penelitian"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat, Waktu dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di areal kerja HPH PT. Suka Jaya Makmur (Alas Kusuma Group), Kabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat, selama kurang lebih 3 bulan, mulai bulan Juli Tahun 2000 sampai dengan September Tahun 2000.

Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah kegiatan pemanenan kayu yang dilakukan secara konvensional dan dengan teknik NTH pada kegiatan :

Perencanaan pemanenan kayu

Inventarisasi tegakan sebelum penebangan dan survey topografi

Penandaan jalan sarad dan Tpn, penandaan arah rebah dan pemotongan liana Pembukaan dan konstruksi jalan sarad

Penebangan Penyaradan

Rehabilitasi kerusakan setelah kegiatan pemanenan kayu Inspeksi blok

Perbaikan kerusakan tegakan tinggal

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah peta kerja areal HPH, peta RKT Thn 2000/2001, peta hasil penafsiran potret udara, patok batas petak penelitian, cat untuk penomoran dan tally sheet. Peralatan yang digunakan adalah Traktor, Chainsaw, Stopwacth, kompas, clinometer, meteran, tongkat ukur, h a s , spidol, kamera, alat tulis menulis, alat pengaman dan alat penunjang lainnya

(2)

Asumsi dan Batasan Penelitian

Didalarn pengumpulan data penelitian dipergunakan asumsi dan batasan batasan sebagai berikut :

1. Pada kegiatan pemanenan konvensional dan pemanenan dengan teknik RITH kegiatan yang membedakannya terletak pada kegiatan :

a. Perencanaan pemanenan kayu

b. Inventarisasi tegakan sebelum penebangan dan survey topografi

c. Penandaan jalan sarad dan Tpn, penandaan arah rebah dan pemotongan liana d. Pembukaan dan konstruksi jalan sarad

e. Penebangan dengan arah rebah terencana

f.

Penyaradan dengan didahului winching

g. Rehabilitasi kerusakan setelah pemanenan kayu h. Inspeksi blok

i. Perbaikan kerusakan tegakan tinggal

Sedangkan pada tahapan kegiatan pemanenan dengan kegiatan pembagian batang, muat bongkar dan pengangkutan dianggap sama.

2. Kemampuan dan ketrampilan operator mesin pada pemanenan konvensional dan

pemanenan dengan teknik RITH dianggap sama, hanya pada kegiatan pemanenan dengan teknik N T H operator di supervisi oleh peneliti.

3. Perbedaan jenis kayu pada pemanenan konvensional dan pemanenan dengan teknik RITH dianggap tidak berpengaruh.

(3)

4. Peralatan yang digunakan pada kegiatan pemanenan secara konvensional dan dengan teknik RITH adalah sama.

5. Klas kemiringan lapangan lokasi penelitian adalah sama yaitu klas lereng curam

6. Diameter pohon yang diamati pada kegiatan penebangan dan penyaradan secara konvensional dan teknik N T H adalah pohon yang berdiameter 2 50 cm.

7. Kondisi permukaan tanah (mikrotopografi) pada lokasi penelitian dianggap sama

8. Klas kerapatan tegakan perhektar pada lokasi penelitian adalah sama

Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mencatat data dari arsip- arsip perusahaan HPH tempat penelitian ini dilakukan, sedangkan data primer diperoleh melalui pengukuran dan atau pengamatan langsung di lapangan dalam setiap tahapan kegiatan pemanenan kayu.

Untuk mengevaluasi sudah cukup atau tidaknya jumlah ulangan yang dilakukan dalam pengamatan kegiatan penebangan sampai penyaradan kayu ( pada tingkat kepercayaan 95 % ) dihitung dengan rumus Barnes (1968) sebagai

(4)

Dimana : k = konstan, bernilai 2 pada tingkat kepercayaan 95 % N' = jumlah ulangan yang diperlukan

N = jumlah ulangan yang dilakukan Xi = waktu unsur ke rja representatif

Bila N = N7 maka jumlah ulangan yang diperlukan dapat diketahui dari penurunan rumus Barnes di atas sebagai berikut :

Data

Sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan dan pemerintah serta sumber-sumber lainnya yang terkait. Data sekunder yang diperlukan adalah :

1. Keadaan umum perusahaan dan lokasi penelitian. 2. Petaareal kerja skala 1 : 50.000 dan 1 : 10.000

3. Peralatan untuk kegiatan perencanaan, persiapan, penebangan dan penyaradan yang meliputi data harga beli alat, nilai rongsokan alat, suku bunga modal, biaya perbaikan dan perawatan alat, spesifikasi alat, masa pakai alat, jam kerja alat pertahun, biaya pajak dan asuransi.

4. Harga kayu bulat lokal pe rjenis perklas diameter 5. Harga bahan bakar, pelumas dan gemuk

6. Upah tenaga kerja

(5)

8. Struktur organisasi pemanenan kayu di lapangan

9. Jumlah tenaga teknis dan adrninistrasi pemanenan kayu di lapangan 10. Manajemen pemanenan kayu di lapangan

Data Primer

Data primer yang diperoleh dari pengamatdpengukuran langsung di lapangan di areal pemanenan dengan cara konvensional dan dengan teknik RITH yang luasannya masing-masing seluas 10 ha adalah data sebagai berikut :

1. Data Potensi Hutan, Hasil Penebangan dan Penyaradan

Potensi yang diukur adalah potensi pada waktu kegiatan inventarisasi tegakan sebelum penebangan, penebangan dan penyaradan. Cara pengukurannya mengacu kepada pengukuran Isi Kayu Bulat Rimba Indonesia yang ditetapkan oleh Departemen Kehutanan. Pohon yang di inventarisasi sebelum kegiatan penebangan adalah yang berdiameter 20 cm keatas.

2. Data Survey Topografi

Pengambilan data pada survey topografi dilakukan bersamaan dengan inventarisasi tegakan sebelum penebangan. Kegiatan yang dilakukan dalam survey topografi adalah membuat patok titik ikat (starting point), membuat batas ikat (baseline) dan pembuatan jalur-jalur topografi.

(6)

3. Data Peralatan

Alat dan bahan yang digunakan pada pemanenan secara konvensional dan dengan teknik RITH di data pada masing-masing tahap kegiatan.

4. Data Tenaga Kerja

Jurnlah dan struktur tenaga ke rja yang diamati adalah khusus pada kegiatan pemanenan kayu yang ada di lapangan baik secara konvensional maupun dengan teknik RITH.

5. Data Waktu Kerja

Pengukuran waktu kerja pada pemanenan konvensional dan dengan teknik

RITH dibedakan menjadi sebagai berikut :

a. Waktu kerja di ukur dari awdmulai kegiatan sampai dengan selesai kegiatan pada petak penelitian seluas 10 Ha. Pengukuran ini dilakukan pada kegiatan perencanaan pemanenan; ITSP dan survey topografi; penandaan jalan sarad, Tpn, penandaan arah rebah pohon dan pemotongan liana; pembukaan dan konstruksi jalan sarad; rehabilitasi setelah pemanenan kayu; serta inspeksi blok.

b. Waktu kerja diukur pada setiap elemen kerja dengan metode berulang (Nz~lI Stop) dengan menggunakan dua buah stopwatch atau lebih. Pengukuran ini dilakukan pada kegiatan penebangan dan penyaradan.

6. Upah Kerja

Upah kerja diteliti pada setiap kegiatan pemanenan konvensional dan dengan teknik RITH.

(7)

Pengolahan Data

1. Rekapitulasi ITSP dan Survey Topografi

Pembuatan tabulasi hasil inventarisasi digolongkan menurut jenis, diameter, volume dan kondisi kesehatan pohon.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan

2. Pembuatan Peta Pohon dan Peta Kontur

Pembuatan peta pohon dan peta kontur skala 1 : 1.000 dilakukan secara manual ataupun menggunakan software terhadap pohon yang akan ditebang (0 2

50 cm), pohon inti (0 20 - 49 cm), pohon yang dilindungi dan pohon induk, sedangkan jarak antar kontur 5 meter. Tahap-tahap pembuatan peta kontur secara manual menurut Alas Kusuma Group (1 998) adalah sebagai berikut

a. Plotkan baseline pada kertas grafik. Tandai semua stasiun dan beda elevasi terhadap titik ikat (starting point).

Ket. No. 1. Kelompok Jenis Pemanenan Konvensional

-

Diterocarpaceae Komersil

-

Non Dipterompmae Komersil

-

Non Komersil 010-20 cm (btg) J u m l a h ( 1 ) Rata

-

Rata (1) 021-30 @tg) (m3 2. cm (m3 Pemanenan dengan t e l d k RITH :

-

Dipterocarpaceae Komersil

-

Non Dipterocarpaceae Komersil

-

Non Komersil Potensi J u m l a h ( 2 ) Rata - rata ( 2 ) 031-40 @tn) cm N V N V N V N V N V (m3 041-50 cm 0 2 (btp) @tg) 50 cm

(m3

(m3

(8)

b. Memplotkan setiap hasil kerja survey pada kertas yang terpisah.

c. Mernplotkan posisi jalur pada selembar kertas yang lain d. Menyesuaikan kesalahan horizontal (horizontal error).

e. Memplotkan titik-titik individu pada jalur yang telah terkoreksi.

f

Memindahkan detail planimetriknya (sungai dan tanda-tanda alam lainnya) pada jalur yang telah dikoreksi.

g. Menyesuaikan kesalahan beda tinggi (vertical error).

h. Mensketsa kontur pada peta yang telah ditentukankan sebelurnnya. Hubungkan garis-garis kontur tersebut kurang lebih 20 m arah timur dan barat dari jalur survey.

i. Mengkompilasi gabungan masing masing peta kontur pada meja berlampu yang tembus pandang.

j. Mencari detail planimetrik dan topografinya terhadap peta komposit. Buatlah grid jalur terkoreksi. Kemudian gabungkan detail garis kontur dan planimetriknya pada seluruh areal. Penulisan ketinggian dari muka laut adalah dengan menaik atau mendaki bukit.

(9)
(10)

Gambar3. Contoh Peta Kontur yang Telah Dilengkapi dan Siap untuk Dimasukkan Data Pohon

(11)

3. Perhitungan Volume Pohon Berdiri

Menggunakan rumus :

Dimana : V = Volume pohon (m3)

d = Diameter pohon setinggi dada (m)

t = Tinggi pohon bebas cabang (m) f = Angka bentuk

4. Perhitungan Volume Batang Hasil Penebangan dan Penyaradan

Dihitung dengan menggunakan rumus : V = '/a n(d/100)2 x L

Dimana: V = Volume kayu bulat (m3) D = Diameter kayu bulat (cm)

L = Panjang kayu bulat (m) d l , d2 = Diameter bontos pangkal (cm)

d3, d4 = Diameter bontos ujung (cm)

5. Perhitungan Prestasi Kerja

Dihitung menggunakan rumus : L

p =-

Dimana : P = Prestasi kerja L = Hasil Kerja

(12)

6. Biaya Produksi

Dihitung dengan menggunakan rumus :

F + V

C =

P

Dimana : C = Biaya produksi

(R

P

/m3 atau Rp/Ha) F = Biaya tetap (Rplm atau Rpma)

V = Biaya tidak tetap (lXp1m3 atau Rp/Ha)

P = Prestasi ke rja (m3/jam atau Hajjam) Biaya tetap, rumusnya F = D

+

B

Dimana : D = Depresiasi alat (Rp/jam) B = Bunga Modal (Rp/tahun) M - R

D =

N x t

Dirnana : M = Harga alat mula-mula (Rp) R = Harga rongsokan alat (Rp) N = Masa pakai alat (tahun)

T = Jam kerja alat (jadtahun)

Dimana : B = Bunga modal (Rpltahun) 0,Op = Suku bunga (%)

Biaya tidak tetap, adalah biaya yang dikeluarkan apabila melakukan kegiatan produksi . Biaya ini terdiri dari :

Biaya perbaikan dan perawatan (Rpljam)

Biaya bahan bakar rninyak, pelumas dan gemuk (Rpljam) Biaya alat pelengkap (Rpljam)

(13)

7. Jarak Sarad Rata-rata

Jalan sarad dipetakan pada peta 1 : 1.000, sedangkan jarak sarad rata-rata sebenarnya dilapangan dicari dengan menggunakan rumus :

Dimana : JS = Jarak Sarad Rata-rata

X I . . .N = Jarak Sarad Pengukuran Dilapangan N = Jurnlah Ulangan

8. Tingkat Efisiensi Pemanfaatan Kayu

Tingkat efisiensi pernungutan kayu ditujukan untuk rnengetahui berapa bagian (%) volume pohon yang dimanfaatkan dan persen limbah yang dihasilkan dari sebatang pohon. Dihitung dengan rumus :

Dimana : E = Efisiensi Pernungutan Kayu (%) Vb = Volume Batang yang ditebang (M3)

Vt = Volume Batang yang dimanfaatkan s/d di Tpn dari pohon yang ditebang (M3)

9. Nilai Kerusakan Tegakan Tinggal

Sebelum menilai kerugiadkerusakan tegakan tinggal yang terjadi, terlebih dahulu dilakukan penafsiradperhitungan terhadap besarnya nilai tegakan (NT) yang dapat dihasilkan dari areal penelitian sebagai dasar pendekatan. Nilai

(14)

tegakan dapat dihitung dengan menggunakan met& Conversion return (Davis, 1 966).

NT = R - C - M

dimana :

NT = nil& tegakan (Itp/m3)

R = nilai penjualan produksi / harga jual log (Rp/m3)

C = biaya produksi pemanenan kayu (IZp/m3)

M = margin untuk keuntungan d m resiko termasuk biaya modal (Rp/m3) P = ratio keuntungan (%)

Analisis nilai kerusakan tegakan tinggal akan menggunakan asumsi (dalam Wijayanti, 1993 yang berdasarkan keterangan lisan Elias, 1993) sebagai berikut: kerusakan tegakan tinggal dihitung berdasarkan kerugian nyata yang terjadi sekaranglsaat pemanenan, dengan menggunakan nilai tegakan.

D = Vrs X NT dimana :

D = nilai kerugian/kerusakan tegakan tinggal saat pemanenan kayu (RpJha)

Vrs = Volume pohon berdiameter 10 cm ke atas yang rusak saat pemanenan (m3/ha)

NT = nilai tegakan ( ~ ~ / m ~ )

10. Organisasi Kerja dalam Implementasi RITH

Struktur organisasi pemanenan kayu secara konvensional dianalisis sesuai dengan tugadpeke rjaan dan jumlah pekerja yang tersedia di lapangan.

(15)

Analisis struktur organisasi pemanenan kayu dengan teknik RITH akan menjelaskan tugas-tugas yang hams dikerjakan dan jumlah peke rja yang dibutuhkan. Struktur organisasi dalam pemanenan kayu dengan teknik RITH menumt Elias

(1999) adalah seperti pada Garnbar 4.

Manager Base Camp

(16)

40

Tabel 2. Prestasi Kerja, Biaya ITSP dan Survey Topografi

Tabel 3. Prestasi Kerja dan Biaya Penandaan Jalan Sarad, Tpn, Penandaan Arah Rebah dan Pemotongan Liana

Pemanenan dengan Teknik RITH

Tabel 4. Prestasi Keja, Biaya Pembuatan dan Konstruksi Jalan Sarad Pemanenan Konvensional No. 1. 2. 3. 4. 5. U r a i a n Prestasi Ke j a (HaJJam)

Biaya Alat / Bahan Pelengkap (Rp/Ha) Biaya Upah Ke j a (RptHa)

Biaya Usaha @@Jam)

Biaya ITSP dan Survey Topografi (Rp/Ha)

Biaya Upah Kerja m m a ) Biaya Alat dan Bahan Penunjang (RpfHa) Prestasi Kerja (Ha/Jam) No. 1. 2. 3. 4. Biaya Prod* (Rpl Ha) Biaya Usaha (Rpljam) Elemen Kerja

Penandaan Jalan Sarad Penandaan Tpn Penandaan Arah Rebah

Pemotongan Liana Biaya Produksi (Rp/Ha) J u m l a h Prestasi Kerja (Ha/ Jam) No. 1. 2. 3. ElemenKerjaPembuatan J.Lm Sand

Membuat rintisan dan menandai jalan sarad dilapangan.

Pembukaan Jalan Sarad

Pembuatan jalan sarad dengan traktor Biiya Tetap J u m l a h Depresi asi alat @PI Jam) Binya Usaha (Rpl Jam) Biiya Tidak Tetap (RpMa)

@ m a ) Bunga Modal ( R P ~ Thn) P e r W an/Pera watan (Rpma)

pzi

jang (Rp/ Ha) BBXVPe lumas ( R P ~ Ha) Upah Kerja @p/ Ha)

(17)

Tabel 5. Prestasi Kerja dan Biaya Penebangan, Penyaradan dan Rehabilitasi Kerusakan Setelah Pemanenan kayu

Tabel 6. Prestasi Kerja dan Biaya Inspeksi Blok No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. lo. 11. 12. U r a i a n

Prestasi Kerja (m3/~am) Depresiasi Alat (Rp/Jam) Bunga Modal (RgdJam) Biaya Tetap (qp/m3)

= ( 2+3)

Biaya Perbaikan dan Perawatan Alat (Rp/m3) Biaya BBM (Rp/ m3) Biaya Pelumas (Rp/ m3) Biaya Alat clan Bahan Pelengkap (Rp/ m3)

Biaya Upah Kerja (Rpl m3) Biaya Tidak Tetap

(qp/ m3) = (5+6+7+8+9) Biaya Usaba (qp/ Jam)

= ( 4+10) Biaya Proctuksi (Rpl m3) = ( l l : 1 ) No. 1. 2. Elemen Kerja Evaluasi kualitas &n kuantitas hasil penebangan Evaluasi h l i t a s dan kuantitas hasil penyaradan

Penebangan Peinanenan Konvensi- onnl Prestasi Kerja (HaIJam) Pemnnenan dengan teknik RITH Penyaradan Pemnnenan Konvensi- Onal Rehabilitasi lCeruaakaa Setelah Biaya Alat dan Bahan Penunjang OZprna) Pemmenan dengan teknik RITH Permmenan Pcnuarmrn Kmvccrd- oml Kayu Pemnnenan d q a n t e k d i RITH Biaya Upah kerja (RpIHa) Biaya Usaha (RpJJam) Biaya Produksi ((Rprna)

(18)

Tabel 7. Rekapitulasi Biaya Produksi Pemanenan Kayu Secara Konvensional dan

11. Analisis Finansial

Untuk melakukan analisis finansial pemanenan kayu, seluruh penerimaan dan pengeluaran pemanenan kayu dengan teknik RITH dan cara konvensional disusun dalam aliran kas / uang / cash flow yang menggambarkan aliran kas masuk (inflow) dan aliran kas keluar

outflow^).

Pendapatan finansial pemanenan kayunya adalah harga kayu dikalikan volume kayu yang dipanen. Volume kayu yang dipanen berasal dari :

(19)

1. Efisiensi pemanfaatan kayu

2. Efisiensi biaya perbaikan kerusakan tegakan tinggal

Biaya yang dikeluarkan disusun sesuai dengan tahapan pada rnasing- masing pemanenan kayu, baik secara konvensional maupun dengan teknik RITH. Aliran kas masuk/pendapatan dan aliran kas keluar/pengeluaran tersebut disusun dalarn tabel aliran kas sebagai berikut :

Tabel 8. Aliran Kas Pemanenan Kayu dengan teknik Reduced Impact Timber Harvesting Biaya No. I. Uraian Kegiatan ArusKasMasuk:

1. Efisiensi pemanfaatan kayu

2. Efisiensi biaya perbaikan

kerusakan tegakan tinggal

5 - 1 KasTahun 3 Aliran 2 JumlahArusKasMasuk ke : 4

11. Arus Kas Keluar :

1. Manajemen Pemanenan Kayu

2. Perencanaan Pemanenan

Kayu

3. lTSP dan S w e y Topografi

4. Pembuatan Peta Pohon dan

Garis Kontur

5 . Penandaan jalan sarad, Tpn Arah Rebah Pohon dan

Pemotongan Liana. 6. Pembukaan jalan sarad dan

konstruksi jalan sarad

7. Penebangan

8. Winching dan Penyaradan

9. Rehabilitasi Kerusakan Setelah Pemanenan Kayu

10. Inspeksi Blok Jurnlah Arus Kas Keluar

(20)

Apabila telah disusun arus kas setiap tahun selarna umur kegiatan, maka selanjutnya dihitung nilai sekarang @resent value) dengan menggunakan discount fakror

OF)

yang rumusnya sebagai berikut :

Dimana, DF =

is count

Faktor i = Discount Rate

t = Tahun yang sedang be rjalan

Nilai kriteria investasi (NPV,

IRR

dan BCR) menurut Kadariah (1978) dihitung dengan menggunakan rumus :

1. Net Present Value

NPV

merupakan selisih antara Present Value dari pada pendapatan dan Present Value dari pada pengeluaran, rumusnya :

Dimana :

Bt = merupakan pendapatan sehubungan dengan sesuatu proyek pada tahun t Ct = merupakan pengeluaran sehubungan dengan proyek pada tahun t, tidak

dilihat apakah biaya tersebut dianggap bersifat modal atau rutin n = adalah umur ekonomis dari pada proyek

i = merupakan Opportunity Cost of Capital, yang ditunjuk sebagai discount rate

2. Internal Rate of Return

IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV daripada proyek = nol, yaitu :

(21)

IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, asal setiap pendapatan bersih yang diwujudkan (yaitu setiap Bt

-

Ct yang bersifat positif) secara otomatis ditanam kembali dalam tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan i yang sama , yang diberi bunga selama sisa umur proyek.

Biasanya rumus IRR tadi tidak dapat dipecahkan atau dicari nilai i-nya secara langsung. Namun secara coba-coba pemecahan ini dapat didekati dalam waktu cukup singkat.

3. Benefit Cost Ratio

Untuk menghitung BCR terlebih dahulu dihitung

&

-

Ct untuk setiap tahun t

( 1 +i)t

BCR merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya terdiri dari present value total daripada pendapatan bersih dalam tahun-tahun dimana pendapatan bersih itu bersifat positif, sedangkan penyebutnya terdiri dari present value total daripada biaya bersih dalam tahun-tahun dimana Bt -Ct

bersifat negatif, yaitu biaya kotor lebih besar dari pendapatan kotor.

"

Bt-Ct

(22)

Seperti dalarn ha1 IRR, maka

BCR

itu akan terdapat apabila paling sedikit salah satu nilai

Bt

- Ct bersifat negatif. Jika tidak, maka

BCR

seperti IRR

adalah tak terhingga.

Kalau rumus tadi sarna dengan 1, berarti :

Hal itu membawa hasil :

Kalau rumus tadi memberikan hasil lebih besar dari 1, berarti NPV > 0. Jadi BCR > 1 merupakan tanda layak untuk sesuatu proyek, sedangkan BCR < 1 merupakan tanda tidak layak.

Keuntungan ataupun kerugian yang dapat diperoleh dari penerapan pemanenan kayu dengan teknik RITH, diperhitungkan sebagaimana pada Tabel 9.

(23)

Tabel 9. Keuntungan dan Kerugian Pemanenan Kayu Konvensional dan dengan Teknik Reduced Impact Timber Hawestirlg

Keuntunganl Kerugian

(Yo) Pemanenan

teknik dengan RITH

Pemanenan Konvensional No. 1. 2. 3. 4. 5 . 6 . 7. 8. 9. 10. K c g i a t a n Waktu Kerja :

-

lTSP dan Survey Topografi

-

Penandaan Jalan Sara4 Tpn, Arah Rebah Pobon dan Pemotongan Liana

- Penebangau

-

Penyaradan dan Wmclung

-

Rehabilitasi K w k a n Setelah

Pemanenan

-

Inspeksi Blok Prestasi Kerja :

-

ITSP dan Survey Topografi

-

Penandaan Jalan Sarad, Tpn, Arah Rebah Pdnrn dan Pemotongan Liana

-

Penebangan

-

Penyaradan dan Winching

- Rehabilitasi Kerusakan Setelah Pemanenan

-

InspeksiBlok

Tingkat Efisiensi Pernungutan Kayu Mutu KayuISortimen yang

Dihasilkan

Biaya Produksi :

-

RSPdan SurveyTom

- Penandaan Jalan Sarad, Tpn, Arah Rebah Pohm clan Pemotongan Lima

- Penebangan

- Penyaradan dan Winchmg

- Rehabilitasi Kerusakan Setelah Pemanenan

- hpks'iBldc

Kerapatan Jalan Sarad

Keterbukaan Tanah Akibat Jalan Sarad

Kerusakan Tegakan Tinggal Nilai Kerusakan Tegakan Tinggal Biaya Perbaikan Kerusakan Tegakan Tinggal

Gambar

Gambar  2.  Pengkoreksian Kesalahan Horisontal
Gambar  4.  Struktur Organisasi Pemanenan Kayu dengan Teknik RITH
Tabel 2.  Prestasi Kerja,  Biaya ITSP dan Survey Topografi
Tabel  5.  Prestasi Kerja dan Biaya Penebangan, Penyaradan dan Rehabilitasi  Kerusakan Setelah Pemanenan kayu
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk campur kode penyisipan unsur kata yakni: (1) penyisipan unsur kata bahasa Indonesia 98 tuturan, (2) penyisipan unsur kata bahasa Inggris 76 tuturan,

Lebih lanjut, FQ (tajwid) mendefinisikan fenomena Ikhfa ini sebagai bunyi yang berada pada posisi antara pengucapan idzhar dan idgham (Al-Hamad, 2002:107) atau

Berdasarkan integrasi struktur geologi terhadap situs-situs di Kawasan Huu tersebut, maka dihasilkan data mengenai pemilihan lokasi situs yang terletak pada bagian yang

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan formula es krim nabati terbaik berdasarkan uji sensoris (warna, flavor, tekstur, dan overall), mengetahui karakteristik

Pada saat terjadi serangan maka saat terdeteksi oleh sensor yang ada maka akan di cek apakah sesuai dengan policy yang diatur dan action apa yang akan

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan

Kemampuan isolat bakteri dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam limbah minyak berat dilakukan untuk menyeleksi isolat yang akan digunakan untuk