• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREPARASI MANGAN TRIOKSIDA (Mn 2 O 3 ) NANOPORI DARI MANGAN KARANGNUNGGAL UNTUK BAHAN ELEKTRODA PENYIMPAN ENERGI BATERAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PREPARASI MANGAN TRIOKSIDA (Mn 2 O 3 ) NANOPORI DARI MANGAN KARANGNUNGGAL UNTUK BAHAN ELEKTRODA PENYIMPAN ENERGI BATERAI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

451/Teknik Elektro

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN (70%) INOVASI PERGURUAN TINGGI

PREPARASI MANGAN TRIOKSIDA (Mn

2

O

3

) NANOPORI

DARI MANGAN KARANGNUNGGAL UNTUK BAHAN

ELEKTRODA PENYIMPAN ENERGI BATERAI

Prof. H. Aripin, Ph.D (Eng)/0016086704

Edvin Priatna, S.T., M.T/0414016902

UNIVERSITAS SILIWANGI JULI 2017

(2)
(3)

3 DAFTAR ISI Hal: HALAMAN PENGESAHAN 2 DAFTAR ISI 2 RINGKASAN 3 BAB 1. PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Tujuan Khusus 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 State of the art 6

2.2 Penerapan Hasil Penelitian 7

2.3 Uraian Kebaharuan Penelitian 7

BAB 3. METODE PENELITIAN 9

3.1 Preparasi Bijih Mangan Karangnunggal 9

3.2 Preparasi Serbuk Mangan 9

3.3 Preparasi Mangan Trioksida Mn2O3 9

3.4 Karakterisasi 9

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI 10

4.1 Hasil FTIR 10

BAB 5. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 11

BAB 6. KESIMPULAN 12

(4)

4 RINGKASAN

Kec. Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya mempunyai pertambangan bijih mangan rakyat dengan produksi sekitar 350.000 ton/tahun. Saat ini pertambangan bijih mangan dilakukan secara konvensional dan hasil tambang dijual secara perorangan ke pengusaha dengan harga Rp. 1.500/kg. Rendahnya harga jual ini karena bijih mangan Karangnunggal dijual masih dalam bentuk bongkahan mentah bijih mangan dan belum mengalami pengolahan lebih lanjut setelah penambangan. Untuk meningkatkan nilai tambah bijih mangan Karangnunggal, maka mutu mangan Karangnunggal perlu ditingkatkan. Itu diketahui bahwa bijih mangan Karangnunggal mengandung sekitar 46,8% mangan oksida MnO2 untuk bijih mangan grade menengah dan

74,23% MnO2 untuk bijih mangan grade tinggi. Karena mengandung MnO2 tinggi, maka bijih

mangan Karangnunggal memungkinkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku yang tepat untuk bahan elektroda penyimpan energi baterai. Pada penelitian ini, telah dilakukan preparasi sampel komposit bijih mangan dan TiO2. Hasil FTIR menunjukkan bahwa konsentrasi MnO2

berkurang ketika jumlah beban TiO2 bertambah dan juga serapan pada 3438 cm−1 semakin

melebar ketika beban TiO2 berkurang. Komposit dengan TiO2 lebih besar mempunyai afinitas

lebih kuat untuk molekul air dari beban TiO2 lebih kecil.

(5)

5 BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kec. Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya mempunyai pertambangan bijih mangan rakyat dengan produksi sekitar 350.000 ton/tahun (BPS Kab. Tasikmalaya, 2015). Eksplorasi potensi mangan tersebut masih dilakukan secara tradisional dan skala kecil. Sebagian besar produksi hasil tambang ini dijual ke pabrik logam secara perorangan dalam bentuk bongkahan mentah bijih mangan dengan harga Rp. 1.500/kg. Saat ini bijih mangan yang cukup melimpah belum secara maksimal dimanfaatkan untuk industri bahkan eksploitasinya terhenti karena harga bijih mangan sangat murah di tingkat penambang. Untuk meningkatkan nilai tambah bijih mangan Karangnunggal, maka mutu mangan Karangnunggal perlu ditingkatkan.

Itu diketahui bahwa bijih mangan Karangnunggal mengandung sekitar 46,8% mangan oksida (MnO2) untuk bijih mangan grade menengah dan 74,23% MnO2 untuk bijih mangan

grade tinggi (Aripin, 2016). Ketersediaan bijih mangan Karangnunggal dengan kandungan

MnO2 tinggi memungkinkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku yang tepat untuk bahan

elektroda penyimpan energi baterai. Disamping harga bijih mangan sangat murah, pemanfaatannya juga ramah lingkungan sebagai bahan elektroda untuk penyimpan energi baterai. Namun ada dua permasalahan untuk memperoleh MnO2 dari bijih mangan

Karangnunggal sebagai bahan elektroda nanopori penyimpan energi elektrokimia baterai.

Pertama, karena bukan hanya MnO2 saja yang terkandung di dalam bijih mangan tetapi ada

komponen kimia lain seperti silikon oksida (SiO2), kalsium oksida (CaO), besi (III) oksida

(Fe2O3), aluminium oksida (Al2O3), magnesium oksida (MgO), dan lain-lain, maka komponen

lain tersebut perlu dihilangkan dari bijih mangan Karangnunggal. Kedua, MnO2 kemurnian tinggi

yang diperoleh dari bijih mangan Karangnunggal tidak mempunyai struktur pembentukan reaktivitas elektrokimia sehingga itu perlu mereduksi MnO2 menjadi mangan trioksida (Mn2O3).

Menurut literatur (Chabre dan Pannetier, 1995), struktur Mn2O3 mempunyai struktur

pembentukan reaktivitas elektrokimia yang penting untuk penyimpanan energi baterai. Berdasarkan permasalahan di atas, maka melalui riset ini akan dilakukan penelitian tentang ”Preparasi Mangan Trioksida (Mn2O3) Nanopori dari Mangan Karangnunggal untuk Bahan

(6)

6 1.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan khusus penelitian ini adalah:

a. Menentukan kondisi pencucian optimum bijih mangan Karangnunggal menggunakan SO2

(temperatur, waktu, ukuran partikel, konsentrasi) guna menghasilkan MnO2 kemurnian

tertinggi.

b. Menentukan temperatur, daya dan waktu pemanasan optimum yang memberikan karakteristik Mn2O3 maksimum (luas permukaan spesifik, diameter pori, distribusi

(7)

7 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 State of the art

a. Karakteristik Bijih Mangan

Mangan adalah elemen paling melimpah urutan kesepuluh di kerak bumi. Warna bijih mangan adalah hitam kecoklatan. Bijih mangan ditemukan dalam bentuk oksida sebagai

pyrolusite, ramsdellite (MnO2), hausmanite (Mn3O4) dan manganite MnO(OH). Pyrolusite

adalah bijih mangan yang mengandung sekitar 63,2% Mn (Zhang dan Cheng, 2007). Jenis tipe mangan Karangnunggal yaitu tipe mangan oksida dan mangan oksida. Tipe mangan non-oksida tergolong bijih mangan grade tinggi (>40%) dan tipe mangan non-oksida tergolong bijih mangan grade rendah (<40%). Tabel 1 menunjukkan komposisi kimia bijih mangan Karangnunggal. Bijih mangan mempunyai densitas dalam kisaran 3,56 g/cm3 – 4,26 g/cm2, sedangkan porositasnya antara 22,68 – 29,40% (Faria dkk, 2013). Luas permukaan BET dan diameter pori rata-rata berturut-turut adalah 32 m2/g dan 15,8 nm (Zhao dkk, 2015). Massa jenis mangan pada temperatur kamar adalah sekitara 7,21 g/cm3, sedangkan massa jenis cair pada titik lebur sekitar 5,95 g/cm3. Titik lebur mangan adalah sekitar 1519oC, sedangkan titik didihnya adalah 2061oC.

Tabel 1. Komposisi kimia bijih mangan (Roberto de Oliveira dkk, 2011; Rout dkk, 2009)

No Komponen Porsentase (%)

Grade tinggi Grade rendah

1 MnO2 67,3% 25,05%

2 Fe2O3 7,8% 5,03%

2 SiO2 9,1% 58,37%

3 Al2O3 12,8% 8,8%

2.2 Penerapan Hasil Penelitian

Karakteristik bijih mangan dalam bentuk mangan trioksida Mn2O3 dengan struktur

nanopori mempunyai keuntungan teknologi menjadi media penyimpanan energi baterai untuk peralatan elektronik modern seperti digital kamera, ponsel, MP3 player dan mainan teknologi

(8)

8

tinggi. Kenyataan ini dibuktikan dalam penelitian sebelumnya bahwa mangan sebagai bahan anoda baterai lithium menunjukkan kapasitas reversibel 757 mAh/g(Jiang et. al., 2015). Ketika morfologinya berubah dari microsphere menjadi pori spongelike, kapasitasnya bertambah menjadi 869 mAh/g (Gao et. al., 2011). Melihat dari kenyataan ini dan membandingkan ukuran porositas dari elektroda penyimpan energi elektrokimia, itu diprediksi bahwa elektroda mangan trioksida Mn2O3 dengan struktur nanopori yang diusulkan dalam penelitian ini akan memberikan

kapasitas penyimpanan energi dan daya lebih tinggi. Penggunaan mangan trioksida Mn2O3

nanopori sebagai bahan elektroda penyimpan energi elektrokimia baterai juga mempunyai keuntungan ekonomis dalam hal pengisian dan pengosongan energi baterai lebih cepat, tidak adanya bagian yang sekali pakai dan komponen berbahaya secara lingkungan, efisiensi tinggi hingga 90% dan beban termal rendah. Dengan keuntungan-keuntungan ekonomis tersebut, komersialisasi sistem baterai di pasar konsumen berkembang dengan cepat dan itu berakibat pada peningkatan permintaan mangan produksi dalam negeri.

2.3 Uraian Kebaharuan Penelitian

Bahan baku mangan oksida untuk elektroda baterai disiapkan dari bijih mangan Karangnunggal mempunyai keunggulan dibandingkan dengan karbon aktif. Keunggulan tersebut adalah ukuran pori sampai 10 nm dengan luas permukaan spesifik besar sampai 216 m2/g dan mempunyai struktur Mn2O3 (Chabre dan Pannetier,, 1995) untuk pembentukan reaktivitas

elektrokimia baterai. Dengan keunggulan ini memungkinkan banyak ion-ion elektrolit memasuki pori-pori elektroda dan difusi ion dilakukan dengan cepat sehingga meningkatkan penyimpanan energi. Banyak alternatif jenis elektrolit yang bisa digunakan untuk elektroda mangan Karangnunggal dengan ukuran pori ini untuk menghasilkan baterai berdaya dan berenergi tinggi, sehingga dari segi ekonomi bisa memilih elektrolit yang harganya murah untuk menekan biaya dalam pengembangan baterai lebih lanjut.

(9)

9

Gambar 1. Diagram skematik preparasi Mn2O3 dari mangan Karangnunggal

Karakterisasi dengan XRF, BET Surface, porositas, XRD, SEM, FTIR Bijih Mangan

Karangnunggal (MK)

Pencucian MK dan pengeringan dalam oven

Penggilingan dan pengayakan serbuk MK

Oksidasi termal, variasi daya, temperatur dan waktu Pencucian dengan SO2

(10)

10 BAB 3. METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini akan mengikuti diagram alir seperti ditunjukkan pada gambar 1. Di bawah, secara terperinci tahapan-tahapan dijelaskan.

3.1 Preparasi Bijih Mangan Karangnunggal

Bijih mangan diambil dari pertambangan rakyat di Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat. Bijih mangan Karangnunggal (MK) dicuci dengan air dan kemudian dikeringkan dalam oven.

3.2 Preparasi Serbuk Mangan

MK digiling menggunakan jar mill untuk melewati saringan 150 mesh. Serbuk mangan hasil penggilingan disimpan dalam dessicatior untuk digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya.

3.3 Preparasi Mangan Trioksida Mn2O3

Eksperimen pencucian reduksi mangan dari bijih mangan Karangnunggal dilakukan dengan dua tahapan proses. Pertama, serbuk bijih mangan Karangnunggal dan sulfur dioksida SO2 dicampurkan di dalam gelas beaker untuk memperoleh larutan mangan sulfat. Selanjutnya,

Mn(OH)2 diproduksi dengan menambahkan larutan alkali NaOH. Partikel-partikel Mn3O4

diproduksi oleh penyimpanan gel Mn(OH)2 pada suhu 25 °C selama 24 jam di udara. Akhirnya,

Mn3O4 dilarutkan dengan asam asetat dan CH3COOH dan menghasilkan pembentukan

oksi-hidroksida mangan α-MnO(OH) dan mangan asetat Mn(CH3COO)2 (Perez-Garibay dkk., 2016).

Endapan padat dirubah menjadi mangan trioksida Mn2O3 dengan oksidasi termal menggunakan

pemanasan gelombang mikro dan listrik.

3.4 Karakterisasi

Serbuk mangan yang dihasilkan dalam prosedur b, c, dan d dikarakterisasi komposisi kimia dengan X-ray Fluorecence (XRF), morfologi permukaan dengan SEM, gugus fungsional dengan FTIR, struktur pori (luas permukaan, volume pori total, diameter pori dan distribusi ukuran pori) menggunakan Surface Area Analyzer Nova-1000, dan fase kristal ditentukan dengan XRD.

(11)

11 BAB 4. HASIL YANG DICAPAI

4.1 Hasil FTIR

Gambar 3.1 menunjukkan spektrum sampel komposit bijih mangan dan TiO2 (Mn/TiO2)

dengan variasi TiO2 dan di-sinter pada 1200oC. Pita lebar pada 3438 cm −1

untuk semua sampel dihubungkan dengan getaran peregangan molekul-molekul air permukaan yang terikat dengan hidrogen dan gugus-gugus hidroksil. Selain itu, pita pada 1645 dan 1386 cm−1 berhubungan dengan keberadaan gugus-gugus hidroksil sisa yang menyiratkan mode getar O-H dari jejak air yang teradsorpsi. Pita yang teridentifikasi pada 1020 cm–1 berhubungan dengan pyrolusite (MnO2). Pita yang berada pada 539 cm−1 dapat dianggap berasal dari getaran Mn-O dari bijih

mangan. Analisis FTIR yang disajikan disini konsisten dengan hasil yang dilaporkan dalam literature (Yang dkk, 2004 dan Yang dkk, 2005). Pada Gambar 3.1, ada perubahan diamati pada spektrum FTIR pada 1020 cm–1 dan 3438 cm−1. Itu dapat dilihat bahwa konsentrasi MnO2

berkurang ketika jumlah beban TiO2 bertambah dan juga serapan pada 3438 cm−1 semakin

melebar ketika beban TiO2 berkurang. Hasil menunjukkan bahwa komposit dengan TiO2 lebih

besar mempunyai afinitas lebih kuat untuk molekul air dari beban TiO2 lebih kecil. Semua

sampel memberikan mode peregangan ikatan Ti-O-Ti dari TiO2 di bawah 800 cm−1.

Gambar 3.1 Spektrum FTIR untuk sampel komposit bijih mangan dan TiO2 (Mn/TiO2) dengan

(12)

12 BAB 5. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana berikutnya adalah mengkarakterisasi sampel komposit bijih mangan dan TiO2 yang

dibakar pada 1200oC menggunakan: 1. X-ray diffraction (XRD)

2. Scanning Electron Microscope (SEM)

(13)

13 BAB 6. KESIMPULAN

Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dalam sampel komposit bijih mangan dan TiO2 yang dibakar pada 1200oC selama 2 jam, itu

menghasilkan pita-pita serapan pada 3438 cm−1 untuk getaran peregangan molekul-molekul air permukaan yang terikat dengan hidrogen dan gugus-gugus hidroksil, pada 1645 dan 1386 cm−1 untuk gugus-gugus hidroksil sisa, pada 1020 cm–1 untuk pyrolusite (MnO2) dan pada

(14)

14 DAFTAR PUSTAKA

Aripin, I Made Joni, Edvin Priatna, Nundang Busaeri, I Nyoman Sudiana, Svilen Sabchevski. (2016). Reduction Behavior of Medium Grade Manganese ore from Karangnunggal during Sintering Process in Methane Gas, sedang di-review dalam jurnal Energy Procedia melalui 13th Eco-Energy and Materials Science and Engineering Symposium

2016,UdonThani, Thailand, on 1-4 December, 2016.

BPS, Badan Pusat Statistik Kab. Tasikmalaya, 2015.

Chabre, Y., dan J. Pannetier, (1995). Structural and electrochemical properties of the proton/-MnO2 system. Prog. Solid State Chem., 23, pp. 125–130.

Gao, J., M.A. Lowe, dan H.D. Abruna, (2011). Spongelike Nanosized Mn3O4 as a High-Capacity

Anode Material for Rechargeable Lithium Batteries. Chemistry of Materials, 23 (13), pp. 3223 – 3227.

Jiang, X., Y. Wang, L.D. Yang, dan Y. Ding, (2015). Dealloying to porous hybrid manganese oxides microspheres for high performance anodes in lithium ion batteries. Journal of

Power Sources, 274, pp. 862 – 868.

Perez-Garibay, P., A.P. Gonzalez-Garcia, J.C. Fuentes-Aceituno, J. C. Rendon-Angeles, dan S. Bello-Teodoro, (2016). Synthesis of Mn2O3 from Manganese Sulfated Leaching Solutions,

Industrial and Engineering Chemistry Research, 55, pp 9468–9475.

Yang, X.J., dkk., (2004). Structural Characterization of Self-Assembled MnO2 Nanosheets from Birnessite Manganese Oxide Single Crystals. Chem Mater, 16, p. 5581.

Yang, R., Z. Wang, L Dai, L Chen, (2005). Synthesis and characterization of single-crystalline nanorods of α-MnO2 and γ-MnOOH, Mater Chem Phys., 93, p. 149.

Gambar

Tabel 1. Komposisi kimia bijih mangan (Roberto de Oliveira dkk, 2011; Rout dkk, 2009)
Gambar 1. Diagram skematik preparasi Mn 2 O 3  dari mangan Karangnunggal
Gambar 3.1 menunjukkan spektrum sampel komposit bijih mangan dan TiO 2  (Mn/TiO 2 )  dengan variasi TiO 2  dan di-sinter pada 1200 o C

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada klon-klon lain memiliki tingkat perkembangan kejadian penyakit yang tidak secepat Cilacap, penguningan daun bagian atas terjadi secara bertahap yang

1) Lokasi pabrik dan kebun yang berjauhan. Perusahaan perkebunan rata-rata mempunyai lahan.. Besarnya lahan membuat jarak pabrik dengan kebun yang berjauhan sehingga

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay–Two Stray (TS-TS) Dalam

intervening variables yang meliputi psikologis, demografis, role - related interpersonal , lingkungan, dan karakteristik sumber informasi merupakan faktor yang

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pemilihan penolong persalinan pada ibu yang telah mengikuti kelas ibu hamil di Puskesmas Garuda dan Puskesmas Pasundan Kota Bandung

Setelah mengamati tayangan video pembelajaran dari guru di grup WA, siswa mampu menyimpulkan secara tertulis tentang informasi pemanfaatan dan pelestarian sumber daya

Penelitian ini dilakukan untuk mencari variasi konsentrasi sumber karbon yang dapat menghasilkan PGA dengan jumlah yang banyak dengan menggunakan Bacillus subtilis

Definisi laporan keuangan dalam akuntansi bank syariah adalah laporan keuangan yang menggambarkan fungsi bank Islam sebagai investor, hak dan kewajibannya, dengan