• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Hasil Penelitian

SD Negeri 4 Tanggung terletak di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Berdiri pada tahun 1964, tetapi belum mempunyai gedung sendiri. Kegiatan belajar mengajar masih menumpang pada rumah penduduk yang kosong. Pada tahun 1975 pemerintah mendirikan gedung SD N 4 Tanggung di atas tanah seluas 1905,75 m2.

selama ini sudah mengalami beberapa kali perbaikan dengan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK), sehingga menjadikan SD N 4 Tanggung mempunyai ruangan yang cukup lengkap. Meskipun letak SD N 4 Tanggung berdampingan dengan rumah penduduk, namun kegiatan belajar mengajar tetap dapat berjalan dengan baik.

Sebelum pelaksanaan penelitian, instrumen berupa tes formatif diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. Adapun ujicoba dilakukan di kelas IV SD N 03 Tanggung Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan dengan jumlah siswa 24 orang.

Analisis hasil uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur tes yang digunakan dalam penelitian. Untuk mengukur validitas dilakukan dengan menggunakan analisis "corrected item to total correlation" dari masing-masing indikator empirik, dengan teknik korelasi Product Moment.

Menurut Santoso (2000) angket dikatakan valid jika pertanyaan pada suatau angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Untuk mengujinya digunakan analisis item dengan nilai total variabel yang diuji, dalam hal ini digunakan korelasi antara skor dengan skor total (corrected item to total correlation). Menurut Ghozali (2004) suatu item dikatakan valid jika diperoleh korelasi item total ≥ 0,25. Untuk mengukur reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Spearman Brown dengan taraf signifikansi 5%. Suatu item dikatakn reliabel jika besarnya Alpha Cronbach ≥ 0,70 (Ghozali, 2004). Analisis terhadap instrumen ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for Windows.

Berdasarkan hasil uji validitas (lampiran) dapat diketahui hasil perhitungan besarnya nilai rit dengan standar error 5% semuanya diatas 0,25. Oleh karena itu status

setiap item adalah valid maka instrumen memenuhi syarat reliabilitas untuk mengukur soal tes yang digunakan. Menurut Ghozali (2004: 42) hasil uji reliabilitas diketahui bahwa bahwa soal tes reliable karena koefisien Alpha ≥ 0,70.

(2)

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

1. Pra Siklus

Keaktifan dan pemahaman siswa sebelum pelaksanaan tindakan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Hasil Pengamatan mengenai Keaktifan siswa sebelum perbaikan pembelajaran

NO INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 Menggambar bagian-bagian yang ditunjukkan guru 1 2 3 4 5 2 Konsentrasi siswa dalam memahami gambar yang dibuat 1 2 3 4 5 3 Perhatian siswa ketika guru menjelaskan bagian-bagian

pecahan 1 2 3 4 5

4 Memahami nama dari bagian-bagian berdasarkan

penjelasan guru 1 2 3 4 5

5 Perhatian siswa saat teman bertanya dan berpendapat 1 2 3 4 5 6 Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru apabila

menemui kesulitan 1 2 3 4 5

Total Skor 4 9 4

Berdasarkan tabel 4.1 mengenai keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran sebelum perbaikan pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa:

a. Skor keaktifan siswa sebelum perbaikan adalah 17 b. Skor maksimal keaktifan siswa adalah 6 item x 5 = 30 c. Pengkategorian keaktifan siswa adalah:

1) Keaktifan siswa sangat kurang jika nilai 0-4 2) Keaktifan siswa kurang jika nilai 4,1-5,5 3) Keaktifan siswa cukup jika nilai 5,6-7,0 4) Keaktifan siswa baik jika nilai 7,1-8,5 5) Keaktifan siswa sangat baik jika nilai 8,6-10

d. Tingkat keaktifan siswa adalah dalam kategori baik, yaitu (17 x 2) : 6 = 5,6 (Kategori cukup)

Berdasarkan observasi terhadap aktivitas siswa sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh gambaran sebagai berikut:

(3)

a. Siswa belum memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru, karena guru masih mendominasi dengan ceramah. Siswa masih banyak yang berbicara sendiri ketika guru member penjelasan atau bahkan mengganggu teman sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Hal tersebut nampak pada penilaian pengamat yang menilai kurang baik dalam hal kedua indikator di atas, (2/6 x 100% = 33,3% dinyatakan kurang baik keaktifannya)

b. Pengamat menilai 3 indikator yaitu persiapan anak terhadap alat pelajaran, keaktifan dalam diskusi kelompok dan sudah menyukai pembelajaran matematika sudah cukup baik atau (3/6 x 100% = 50% dinyatakan cukup baik keaktifannya)

c. Pengamat menilai indikator siswa sudah baik dalam mengerjakan perintah guru atau sebesar 16,7% keaktifannya sudah baik.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat digambarkan diagram keaktifan siswa sebelum perbaikan pembelajaran sebagai berikut:

Gambar 4.1. Diagram Keaktifan Siswa Sebelum Perbaikan Pembelajaran

Pada pembelajaran yang dilaksanakan sebelum perbaikan terlihat bahwa prosentase ketuntasan belajar hanya mencapai 58,33% (14 orang yang tuntas). Hasil belajar siswa sebelum perbaikan pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut.

(4)

58.33% 41.67%

Tuntas Blm Tuntas Tabel 4.2

Hasil Belajar sebelum Perbaikan Pembelajaran Kelas IVSD N 4 Tanggung Tahun Pelajaran 2011/2012

Ketuntasan Jumlah Persentase (%)

Siswa yang tuntas 14 58,33%

Siswa yang belum tuntas 10 41,67%

Rata-rata 59,79

Ketuntasan Klasikal 58,33%

Nilai Tertinggi 80

Nilai terendah 55

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa siswa tuntas sebanyak 14 orang atau 58,33%, yang belum tuntas sebanyak 10 orang atau 41,67% dengan rata-rata 59,79. Nlai tertinggi yang dicapai siswa adalah 80 sedangkan nilai terendahnya adalah 55.

Berdasar nilai evaluasi sebelum perbaikan dapat disajikan dalam diagram pada gambar 4.2 berikut:

Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Siswa Sebelum Perbaikan Pembelajaran 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2012 di kelas IV dengan jumlah siswa 24 orang siswa. Dalam hal ini

(5)

peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Dalam siklus I pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang direncanakan difokuskan pada penerapan teori Bruner dalam pembelajaran. Maka fokus penelitian adalah tahap enaktif, ikonik dan simbolik dalam pembelajaran pecahan. Kondisi pembelajaran lebih interaktif, ditandai dengan terjadi kerjasama dan tanya jawab baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa. Terjadi pula komunikasi siswa dalam mengerjakan lembar kerja dan penyampaian rangkuman materi.

Selain itu ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan observasi yang dipadukan menciptakan keikutsertaan siswa pada proses kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya terpaku di bangku sebagai pendengar, tetapi berubah dengan kegiatan memahami materi dan menyimpulkan materi berdasarkan soal-soal yang diberikan oleh guru. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru kelas IV.

Hasil observasi terhadap siswa pada siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.3

Hasil Pengamatan mengenai Keaktifan siswa Siklus I

NO INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 Menggambar bagian-bagian yang ditunjukkan guru 1 2 3 4 5 2 Konsentrasi siswa dalam memahami gambar yang dibuat 1 2 3 4 5 3 Perhatian siswa ketika guru menjelaskan bagian-bagian

pecahan 1 2 3 4 5

4 Memahami nama dari bagian-bagian berdasarkan

penjelasan guru 1 2 3 4 5

5 Perhatian siswa saat teman bertanya dan berpendapat 1 2 3 4 5 6 Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru apabila

menemui kesulitan 1 2 3 4 5

Total Skor 6 16

Berdasarkan tabel 4.3 mengenai keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa:

(6)

1) Skor keaktifan siswa pada siklus I adalah 22

2) Skor maksimal keaktifan siswa adalah 6 item x 5 = 30 3) Pengkategorian keaktifan siswa adalah:

a) Keaktifan siswa sangat kurang jika nilai 0-4 b) Keaktifan siswa kurang jika nilai 4,1-5,5 c) Keaktifan siswa cukup jika nilai 5,6-7,0 d) Keaktifan siswa baik jika nilai 7,1-8,5 e) Keaktifan siswa sangat baik jika nilai 8,6-10

4) Tingkat keaktifan siswa adalah dalam kategori baik, yaitu (22 x 2) : 6 = 7,33

Observasi pada siklus I dilakukan oleh pengamat yaitu guru SD N 4 Tanggung (Bapak Mulyono, S.Pd). Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pada siklus I karena guru sudah menerapkan pembelajaran dengan teori Bruner, terutama saat memberi penjelasan dengan bola yang dibelah menjadi beberapa bagian, siswa mulai antusias untuk mendengarkan penjelasan guru. Siswa yang berbicara sendiri atau mengganggu teman saat penjelasan guru mulai berkurang sehingga suasana kelas tidak ramai/ gaduh. Pengamat nilai 2 indikator keaktifan siswa dalam kategori cukup baik atau 2/6 = 33,3%

2) Siswa juga sudah cukup baik dalam melaksanakan diskusi kelompok serta terlihat ceria dalam mengikuti pelajaran. Pengamat menilai 4 indikator keaktifan siswa dalam kategori baik atau 4/6 = 66,7%

Keaktifan siswa pada siklus I dapat digambarkan dalam diagram 4.3. sebagai berikut:

(7)

Hasil pengamatan terhadap penguasaan guru dalam pembelajaran siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil Pengamatan mengenai Penguasaan Guru Siklus I

NO INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I PRA PEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran 1 2 3 4 5

2 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

3 Guru menunjukkan benda yang utuh 1 2 3 4 5

4 Guru menunjukkan bahwa benda yang utuh terdiri dari

bagian-bagian 1 2 3 4 5

5 Guru menjelaskan dengan menggambar bagian-bagian tersebut 1 2 3 4 5

6 Guru menunjukkan nama bagian dari bagian-bagian yang

ditunjukkan 1 2 3 4 5

7 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbh keg positif 1 2 3 4 5 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu 1 2 3 4 5 10 Menggunakan buku sumber yang relevan 1 2 3 4 5 11 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5 12 Mengupayakan buku sumber bagi siswa dan buku pegangan 1 2 3 4 5 13 Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5 14 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5 15 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar 1 2 3 4 5 16 Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 5 17 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan 1 2 3 4 5 18 Menggunakan bahas lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar 1 2 3 4 5 19 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

III PENUTUP

20 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5

(8)

Berdasarkan tabel 4.4. mengenai penguasaan guru selama kegiatan pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa:

1) Skor penguasaan guru pada siklus I adalah 73

2) Skor maksimal penguasaan guru adalah 20 item x 5 = 100 3) Pengkategorian penguasaan guru adalah:

a) Penguasaan guru sangat kurang jika nilai 0-4 b) Penguasaan guru kurang jika nilai 4,1-5,5 c) Penguasaan guru cukup jika nilai 5,6-7,0 d) Penguasaan guru baik jika nilai 7,1-8,5 e) Penguasaan guru sangat baik jika nilai 8,6-10

4). Tingkat penguasaan guru adalah dalam kategori baik, yaitu (73 x 2) : 20= 7,3 (Kategori Baik)

Observasi terhadap peneliti juga dilakukan oleh Bapak Mulyono, S.Pd untuk mengetahui penerapan pembelajaran menurut Bruner sudah dilakukan dengan baik dan benar. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

1) Secara umum pada kegiatan awal guru (peneliti) sudah melaksanakan dengan baik, terutama saat apersepsi guru sudah mengarah ke materi yang akan dipelajari.

2) Pada saat kegiatan inti, guru sudah melakukan tahapan enaktif, ikonik dan simbolik, hanya saja guru belum runtut dalam menjelaskan materi, sehingga siswa masih kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan.

3) Pada kegiatan akhir, guru sudah melakukan refleksi dengan baik.

Hasil observasi terhadap aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran diketahui bahwa 7 indikator dinyatakan cukup baik oleh pengamat (7/20 x 100% = 35%, sedangkan 13 indikator dinyatakan baik atau 65%). Hasil observasi penguasaan guru siklus I dapat digambarkan sebagai berikut:

(9)

Gambar 4.4. Diagram Penguasaan Guru Siklus I

Setelah diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, data nilai hasil belajar disajikan pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Belajar Setelah Siklus I Kelas IV SD N 4 Tanggung Tahun Pelajaran 2011/2012

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Siswa yang tuntas 15 62,5%

Siswa yang belum tuntas 9 37,5%

Rata-rata 62,38

Ketuntasan Klasikal 61,25%

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 40

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa siswa tuntas sebanyak 13 orang atau 61,91%, yang belum belum tuntas sebanyak 8 orang atau 38,09% dengan rata-rata 62,38. Nlai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 sedangkan nilai terendahnya adalah 50. Tabel 4.5 dapat pula divisualisasikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

(10)

62.50% 37.50%

Tuntas Blm Tuntas

Gambar 4.5. Diagram Ketuntasan Siswa Setelah Perbaikan Siklus I

Apabila dicermati dari gambar 4.2 dan 4.5 terdapat perbedaan perolehan nilai. Meskipun data menunjukkan adanya peningkatan belajar sebesar 4,7%, yaitu dari sebelum perbaikan sebesar 58.33% menjadi 62.5% namun hal ini belum sepenuhnya perbaikan pembelajaran pada siklus I berhasil. Sebab batas minimal ketuntasan belajar klasikal adalah 80%. Maka peneliti berupaya memperbaiki pembelajaran pokok bahasan pecahan.

c. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan sebagaimana lembar observasi diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Guru kurang baik dalam menumbuhkan keaktifan siswa. 2) Guru kurang baik dalam mengelola waktu

3) Siswa kurang konsentrasi selama pembelajaran berlangsung, masih mengganggu teman (bergurau dengan teman)

d. Refisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

1) Guru perlu lebih terampil dalam motivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan materi. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu memberi catatan.

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam motivasi siswa sehingga siswa lebih antusias.

(11)

4.1.1.2. Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan belajar aktif dan lembar observasi guru dan siswa.

2. Tahap Pelaksanaan dan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pasa tanggal 27 Maret 2012 di kelas IV dengan jumlah siswa 24 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga kesalahan tau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah guru kelas IV. Adapun hasil pengamatannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Pengamatan mengenai Keaktifan siswa Siklus II

NO INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 Menggambar bagian-bagian yang ditunjukkan guru 1 2 3 4 5 2 Konsentrasi siswa dalam memahami gambar yang dibuat 1 2 3 4 5 3 Perhatian siswa ketika guru menjelaskan bagian-bagian

pecahan 1 2 3 4 5

4 Memahami nama dari bagian-bagian berdasarkan

penjelasan guru 1 2 3 4 5

5 Perhatian siswa saat teman bertanya dan berpendapat 1 2 3 4 5 6 Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru apabila

menemui kesulitan 1 2 3 4 5

Total Skor 20 5

Berdasarkan tabel 4.6 mengenai keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran siklus II, dapat dijelaskan bahwa:

(12)

a. Skor keaktifan siswa pada siklus II adalah 25

b. Skor maksimal keaktifan siswa adalah 6 item x 5 = 30 c. Pengkategorian keaktifan siswa adalah:

1) Keaktifan siswa sangat kurang jika nilai 0-4 2) Keaktifan siswa kurang jika nilai 4,1-5,5 3) Keaktifan siswa cukup jika nilai 5,6-7,0 4) Keaktifan siswa baik jika nilai 7,1-8,5 5) Keaktifan siswa sangat baik jika nilai 8,6-10

d. Tingkat keaktifan siswa adalah dalam kategori baik, yaitu (25 x 2) : 6 = 8,33 Hasil observasi mengenai keaktifan siswa tersebut menunjukkan bahwa:

a. Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, baik mempersiapkan buku, buku sumber sudah baik. Siswa aktif mendengarkan penjelasan guru, diskusi kelompok, dan tidak membuat suasana kelas gaduh. Pengamat menilai 5 indikator keaktifan siswa sudah baik atau 4/6 =83,3%

b. Dalam hal indikator siswa mengerjakan perintah guru, pengamat menilai sudah sangat baik, terutama ketika guru memberi pertanyaan atau meminta siswa maju ke depan mengerjakan tugas siswa dengan segera mengerjakan perintah guru dengan sangat baik atau sebesar 16,7%.

Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa pada siklus II dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 4.6. Diagram Keaktifan Siswa Setelah Perbaikan Siklus II

Hasil pengamatan terhadap penguasaan guru dalam pembelajaran siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:

(13)

Tabel 4.7

Hasil Pengamatan mengenai Penguasaan Guru Siklus II

NO INDIKATOR/ ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I PRA PEMBELAJARAN

1 Memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran 1 2 3 4 5 2 Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 3 4 5

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

3 Guru menunjukkan benda yang utuh 1 2 3 4 5

4 Guru menunjukkan bahwa benda yang utuh terdiri dari

bagian-bagian 1 2 3 4 5

5 Guru menjelaskan dengan menggambar bagian-bagian tersebut 1 2 3 4 5

6 Guru menunjukkan nama bagian dari bagian-bagian yang

ditunjukkan 1 2 3 4 5

7 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5 8 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbh keg positif 1 2 3 4 5 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai alokasi waktu 1 2 3 4 5 10 Menggunakan buku sumber yang relevan 1 2 3 4 5 11 Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4 5 12 Mengupayakan buku sumber bagi siswa dan buku pegangan 1 2 3 4 5 13 Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5 14 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5 15 Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar 1 2 3 4 5 16 Memantau kemajuan belajar selama proses 1 2 3 4 5 17 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan tujuan 1 2 3 4 5 18 Menggunakan bahas lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar 1 2 3 4 5 19 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

III PENUTUP

20 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5

Total Skor 68 15

Berdasarkan tabel 4.7 mengenai penguasaan guru selama kegiatan pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa:

(14)

a. Skor penguasaan guru pada siklus II adalah 83

b. Skor maksimal penguasaan guru adalah 20 item x 5 = 100 c. Pengkategorian penguasaan guru adalah:

1) Penguasaan guru sangat kurang jika nilai 0-4 2) Penguasaan guru kurang jika nilai 4,1-5,5 3) Penguasaan guru cukup jika nilai 5,6-7,0 4) Penguasaan guru baik jika nilai 7,1-8,5 5) Penguasaan guru sangat baik jika nilai 8,6-10

Tingkat penguasaan guru adalah dalam kategori baik, yaitu (83 x 2) : 20= 8,3 (Kategori Baik). Hasil tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pada kegiatan pendahuluan guru absensi kehadiran siswa dilanjutkan dengan apersepsi dengan baik. Pada kegiatan inti, secara umum sudah baik, dalam memberi penjelasan, penguasaan materi dan menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar. Pada kegiatan akhir, dalam membuat rangkuman siswa sudah dilibatkan sehingga siswa merasa mendapatkan perhatian guru. Pengamat menilai 17 indikator penguasaan guru pada siklus II dalam kategori baik atau 85%.

b. Pengamat menilai 3 indikator penguasaan guru, yaitu memantau kemajuan belajar siswa, penilaian akhir dan refleksi akhir pelajaran sudah sangat baik atau sebesar 15%

Hasil observasi terhadap penguasaan guru selama kegiatan pembelajaran siklus II dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.7. Diagram Penguasaan Guru Siklus II Selanjutnya data hasil belajar siklus II disajikan pada tabel 4.8 berikut:

(15)

91.67% 8.33%

Tuntas Blm Tuntas Tabel 4.8

Hasil Belajar Setelah Siklus II Kelas IV SD N 4 Tanggung Tahun Pelajaran 2011/2012

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Siswa yang tuntas 22 91,67%

Siswa yang belum tuntas 2 8,33%

Rata-rata 79,58

Ketuntasan Klasikal 91,67%

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 50

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa siswa tuntas sebanyak 22 orang atau 91,66%, yang belum belum tuntas sebanyak 2 orang atau 8,33% dengan rata-rata 79,58. Nlai tertinggi yang dicapai siswa adalah 100 sedangkan nilai terendahnya adalah 60. Tabel 4.5 dapat pula divisualisasikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Gambar 4.8. Diagram Nilai Siswa Siklus II

Pada gambar 4.3 terlihat adanya perbedaan pergerakan pada batang kelas interval. Tetapi walaupun ada perbedaan pergerakan pada batang kelas interval, hasil belajar pada perbaikan siklus II mengalami peningkatan.

3. Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

a. Guru dalam menjelaskan materi dalam setiap tahap pembelajaran menurut teori Bruner tidak tergesa-gesa dan jelas

b. Membimbing siswa merumuskan kesimpulan mengenai materi yang disampaikan c. Pengelolaan waktu sudah baik

(16)

4. Refisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain : a. Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi

selama proses belajar mengajar berlangsung.

b. Guru lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengamukakan pendapat atau bertanya.

c. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/ menemukan konsep dari materi yang disampaikan.

d. Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Siklus I

Fokus perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah penerapan teori Bruner dalam pembelajaran. Metode ini merupakan penerapan metode yang menggambarkan bahwa guru perlu memanfaatkan sarana yang tepat dalam menjelaskan materi sehingga siswa menjadi jelas. Jadi dominasi guru dalam proses pembelajaran menjadi berkurang dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Pada kegiatan inti siswa secara berkelompok dengan bimbingan guru mengerjakan soal pecahan dan perbandingan pada LKS dalam kelompok maupun individu. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi antar siswa atau antara siswa dengan guru melalui kegiatan kelompok. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran melalui kegiatan diskusi kelompok ataupun diskusi kelas. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

Perolehan hasil belajar siswa pada siklus I masih belum optimal yaitu hanya sebesar 62,5%. Siswa yang aktif dalam pembelajaran belum merata, hanya siswa tertentu saja yang sudah aktif dalam pembelajaran dan siswa yang aktif itu pun sebagian besar merupakan siswa yang sudah aktif sebelum dilakukan tindakan dan juga merupakan siswa dengan tingkat kemampuan akademik tinggi. Siswa yang belum aktif dalam pembelajaran

(17)

salah satunya disebabkan karena meraka masih merasa takut salah dan malu untuk bertanya, menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat.

Kurang optimalnya keaktifan siswa pada siklus I juga disebabkan karena siswa belum terbiasa melakukan kegiatan pembelajaran dengan penerapan teori Bruner. Kerjasama antar anggota kelompok belum tampak nyata. Kegiatan siswa dalam kelompok masih didominasi oleh siswa yang kemampuan akademiknya tinggi. Siswa yang kurang pandai belum percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya dalam kegiatan diskusi. Siswa tampaknya masih perlu berlatih untuk mengemukakan pendapat dan menumbuhkan sikap percaya diri. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2008) yang menyatakan bahwa keterampilan berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses panjang. Pendapat yang serupa juga disampaikan Mulyasa (2004) bahwa pembelajaran dengan penerapan teori Bruner memerlukan waktu lebih lama bagi siswa untuk berinteraksi mengenai ide-ide secara langsung kepada siswa lain.

Belum optimalnya peran siswa dalam pembelajaran juga berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Pada siklus I ini siswa yang tuntas belajar baru mencapai 62,5% dengan nilai rata-rata 61,25. siswa yang turut aktif dalam menemukan konsep tentang materi yang dipelajari akan lebih mudah paham dan mengerti dibandingkan dengan siswa yang hanya sekedar melihat dan mengamati. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Suherman (2007) bahwa siswa yang belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang mendalam.

Keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu sedapat mungkin guru harus mengupayakan agar siswa lebih aktif dan agar mereka berusaha menemukan sendiri suatu konsep yang dipelajari. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa seperti melakukan eksplorasi artikel, kegiatan diskusi maupun pengamatan langsung. Hal ini seperti pendapat Mulyasa (2004) yang menyatakan bahwa guru sebagai fasilitator merupakan pembimbing proses, orang sumber, orang yang menunjukkan dan mengenalkan kepada peserta didik tentang masalah yang dihadapi.

(18)

Tabel 4.9.

Perbandingan Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus I Kelas IV SD N 4 Tanggung Tahun Pelajaran 2011/2012

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I

Tuntas 14 15

Belum Tuntas 10 9

Ketuntasan Klasikal 58,33% 62.5%

Tabel 4.9 menunjukkan peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran. Saat sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang tuntas hanya mencapai 14 orang (58,33%), setelah dilakukan perbaikan melalui siklus I meningkat menjadi 15 orang atau (62,5%). Berdasar table 4.9 dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.9. Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Nilai Siswa Pra Siklus dan Siklus I

Sedangkan perbandingan keaktifan siswa sebelum siklus dan siklus I dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.10.

Perbandingan Keaktifan Siswa Pra Siklus dan Siklus I Kelas IV SD N 4 Tanggung Tahun Pelajaran 2011/2012

Keaktifan Pra Siklus Siklus I

Baik 33,3% 66,7%

Cukup 50% 33,3%

Kurang 16,7% -

(19)

Keaktifan siswa pada pra siklus dalam kategori kurang sebesar 16,7%, cukup 50% dan baik sebesar 33,3%. Sedangkan pada siklus I dalam kategori cukup sebesar 33,3% dan baik sebesar 66,7%. Keaktian siswa pra siklus dan siklus I dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.10. Diagram Batang Perbandingan Keaktifan Siswa Pra Siklus dan Siklus I

Berdasarkan hasil analisis data tabel 4.9 dan 4.10, perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran selanjutnya. Guru harus lebih banyak memberikan motivasi yang dapat membangkitkan minat belajar siswa sehingga siswa memiliki kepercayaan diri untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru diharapkan dapat memberikan bimbingan dan pemantauan atas jalannya diskusi secara menyeluruh kepada semua kelompok sehingga kegiatan diskusi dapat berkembang dengan baik dan guru dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa. Guru harus selalu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, tidak menegangkan, serta memungkinkan siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

4.2.2. Siklus II

Perbaikan pembelajaran pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik peran guru, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dari kegiatan refleksi teridentifikasi bahwa

(20)

yang menjadi kendalanya adalah kurang konkritnya media pembelajaran yang digunakan, terutama contoh soal yang diberikan guru.

Selanjutnya pada siklus II penelitian perbaikan pembelajaran, difokuskan pada penggunaan media yang dikenal siswa. Selama proses pembelajaran, siswa tampak lebih proaktif. Hasilnya ketuntasan belajar siswa mencapai 91,66% meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan belajar 80%.

Sampai pada perbaikan pembelajaran siklus II, masih ditemukan beberapa siswa dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai nilai tuntas. Hal ini disebabkan karena daya serap siswa terhadap materi sangat rendah dan motivasi belajarnya kurang.

Tabel 4.11.

Perbandingan Ketuntasan Pra Siklus, Siklus I dan II Kelas IV SD N 4 Tanggung Tahun Pelajaran 2011/2012

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas 14 15 22

Belum Tuntas 10 9 2

Ketuntasan Klasikal 58,33% 62,5% 91,66%

Tabel 4.11 menunjukkan peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran dari pra siklus, siklus I ke siklus II. Pada pra siklus, siswa yang tuntas hanya 14 orang atau ketuntasannya 58,33%. Saat siklus I, jumlah siswa yang tuntas hanya mencapai 15 orang (62,5%), setelah dilakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I, meningkat menjadi 22 orang atau (91,66%). Table 4.11 dapat digambarkan sebagai berikut:

(21)

Gambar 4.11. Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Sedangkan perbandingan keaktifan siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.12.

Perbandingan Keaktifan Siswa Pra Siklus, Siklus I dan II Kelas IV SD N 4 Tanggung Tahun Pelajaran 2011/2012

Keaktifan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Sangat Baik - - 83,3%

Baik 33,3% 66,7% 16,7%

Cukup 50% 33,3% -

Kurang 16,7% - -

Jumlah 100% 100% 100%

Keaktifan siswa berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa pada pra siklus, siswa yang kurang aktif mencapai 16,7%, cukup aktif 50% dan keaktifannya baik mencapai 33,3%. Pada siklus I siswa yang cukup aktif mencapai 33,3% dan baik keaktifannya mencapai 66,7%. Pada siklus II meningkat siswa yang keaktifannya dalam kategori baik mencapai 16,7% dan sangat baik 83,3%. Tabel 4.12 dapat digambarkan sebagai berikut:

(22)

Gambar 4.12. Diagram Batang Perbandingan Keaktifan Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Gambar

Gambar 4.1. Diagram Keaktifan Siswa Sebelum Perbaikan Pembelajaran
Gambar 4.3. Diagram Keaktifan Siswa Siklus I
Gambar 4.4. Diagram Penguasaan Guru Siklus I
Gambar 4.5. Diagram Ketuntasan Siswa Setelah Perbaikan Siklus I
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil observasi aktivitas guru secara keseluruhan dalam kegiatan belajar mengajar yang diperoleh pada siklus pertama tergolong cukup dengan skor perolehan 77 dan

Berdasarkan tabel dan gambar di atas dapat diketahui bahwa aktivitas kegiatan siswa dalam proses pembelajaran secara umum dapat dikategorikan cukup baik. Hanya memang pada

Selama proses pembelajaran berlangsung di lakukan observasi dan penilaian terhadap aktivitas siswa. Observasi di lakukan dengan cara pengamatan langsung dan penyebaran tes

a) Hasil Observasi Aktivitas Peneliti dan Aktivitas Peserta Didik Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak

Observasi dilakukan terhadap aktivitas guru dan aktivitas peserta didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan dan aktivitas belajar peserta didik dan

Ada yang mengembangkannya 3 ranah tetapi adapula guru bidang studi yang hanya mengembangkan indikator cukup 2 ranah dan pada masing-masing materi ada

a) Hasil observasi pada hari Rabu, 11 September 2013 oleh guru pengamat terhap aktivitas guru yang muncul pada waktu pembelajaran berlangsung adalah pada aspek

Pelaksanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi kegiatan guru dan