• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

57 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada sub bab ini akan membahas tiga sub judul yaitu deskripsi Pra Siklus/Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi Pra Siklus/ Kondisi Awal

Penelitian ini dilakukan di SDN Kalisari 3 pada Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. SDN Kalisari 3 memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 12 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah. 6 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Mata Pelajaran PenjasOrkes, 1 Pustakawan, dan 1 Penjaga Sekolah.

Subjek penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas IV SDN Kalisari 3 semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 30 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 8.1 Mendiskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatmya. Dan Kompetensi Dasar (KD) 8.4 menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik. mata pelajaran IPA di kelas IV SDN Kalisari 3 diampu olen Bapak Sapto prawoto hadi.

(2)

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari senin 19 januari 2015 dengan mengamati pelaksanaan pross belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas IV di SDN Kalisari 3. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran.

Permaslahan yang muncul adalah yang terkait dengan hasil belajar yang rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah dalam mengikuti proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA, hal ini terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi, siswa belum fokus dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Keadaan ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu mendominasi di setiap proses belajar mengajar, dalam kegiatan proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Kalisari 3, faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar IPA rendah yaiti masih kurangnya ketrampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang mampu menumbuhkan antusiasme siswa untuk belajar, guru masih menerapkan pembelajaran yang konvensional (ceramah), pembelajaran yang diterapkan masih memposisikan guru sebagai subyek dan siswa hanya menjadi objek pasif. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar di kelas IV SDN Kalisari 3, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan dalam mnegikuti proses belajar mengajar, kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥60). Nilai KKM atas nilai KKM ≥ 60

(3)

merupakan KKM dari SDN Kalisari 3 yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran IPA.

Hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kaliari 3 sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN Kalisari 3 Semester I tahun 2014/2015. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:

Tabel 18

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Pra Siklus

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. ≥80 5 17% 2. 70-79 3 10% 3. 60-69 1 3% 4. 50-59 13 43% 5. 40-49 6 20% 6. 30-39 2 7% Jumlah siswa 30 100% Nilai Rata-rata 53,33 Nilai Tertinggi 80 Nilai Terendah 30

Berdasarkan tabel 18 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah, Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 60), sebagian besar siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM 60. Sebanyak 21 siswa dari total 30 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 9 siswa yang tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 60. Dari tabel tersebut diketahui tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 60. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai ≥ 80 sejumlah 5 siswa dengan presentase 17% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 70-79 sejumlah 3 dengan presentase 10% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 60-69 sejumlah 1 dengan presentase 3% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 50-59 sejumlah 13 siswa dengan presentase 43% dari jumlah keseluruhan nilai, rentang nilai 40-49 sejumlah 6

(4)

siswa dengan presentase 20% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai 30-39 sejumlah 2 siswa presentase 7% dari keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (PraSiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah 30.

Berdasarkan tabel 4. Dapat digambarkan dalam diagram 1 sebagai berikut:

Diagram 1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Pra Siklus

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 60) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal/ PraSiklus dapat disajikan dalam bentuk tabel 19

Tabel 19

Ketuntasan Belajar Pra Siklus

No. Nilai Jumlah siswa Ketuntasan

Belajar Frekuensi Persentase (%) 1. ≥ 60 9 30% Tuntas 2. < 60 21 70% Belum Tuntas Jumlah 30 100%

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 60) sejumlah 21 siswa atau 70% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai criteria ketuntasan minimal sebanyak 9 siswa dengan presentase 30% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa presentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan

17% 10% 3% 43% 20% 7% ≥80 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39

(5)

minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai ketuntasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 2 dapat dilihat pada diagram 2 berikut:

Diagram 2 Ketuntasan Belajar Pra Siklus

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas IV SDN Kalisari 3 maka peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation (GI), sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada sub unit ini deskripsi siklus I, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 3 kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung 35 menit.

30%

70%

(6)

4.1.2.1 Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu, masing-masing pertemuan berlangsung dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan Februari. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Kooperatif metode Group Investigation (GI) dengan Kompetensi Dasar (KD) 8.1 Mendiskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatmya. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Bapak Sapto Hadi Prawoto selaku guru kelas IV dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) Menyebutkan sumber-sumber bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar. (2) Membedakan macam-macam karakteristik bunyi. (3) Mengklasifikasikan bunyi berdasarkan frekuensinya. (4) menyimpulkan bahwa bunyi oleh benda yang bergetar (5) Menyebutkan sifat-sifat bunyi. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Group Invstigation (GI) yaitu: (1) Melalui penjelasan dari guru tentang bunyi siswa dapat menyebutkan sumber-sumber bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar dengan

(7)

benar. (2) Melalui penjelasan dari guru tentang bunyi siswa dapat membedakan macam-macam karakteristi bunyi dengan benar. (3) Melalui penjelasan dari guru siswa dapat mengklasifikasikan bunyi berdasarkan frekuensi dengan benar. (4) Melalui percobaan menggunakan benda-benda yang terdapat di lingkungan sekitar siswa dapat menyimpulkan bahwa benda dihasilkan oleh benda yang bergetar dengan benar. (5) Melalui penjelasan dari guru siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bunyi dengan benar. Selanjutnya menyiapkan materi pembelajaran yang didiskusikan, dan menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu kaleng bekas, balon, lidi, karet gelang, garputala, sendok, kain flanel, pensil, pasir, batu, senar layangan, batu, pasir, air, baskom, piring, batang korek api, paku, jam, dan pensil. Selain itu peneliti juga mempersiapkan daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar diskusi siswa.

2. Pertemuan Kedua

Pada perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua ini, hampir sama dengan pertemuan pertama, namun yang membedakan adalah pada indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan alat peraga yang digunakan. Pertemuan kedua ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Peneliti masih menyusun RPP mnggunakan model pembelajaran Kooperatif metode Group Investigation (GI) yang didiskusikan dengan guru kelas IV mengenai indikator pada indikator pada pertemuan kedua ini adalah (1) Menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda padat. (2) Menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda cair (3) Menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda gas (4). Menyimpulkan bahwa bunyi dapat diserap. (5) Menunjukkan bukti bahwa bunyi dapat dipantulkan.dan selanjutnya merencanakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua ini dengan menggunakan model pembelajaran koperatif metode group investigation (GI), antara lain yaitu: (1) Melalui percobaan siswa dapat menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda padat dengan benar.(2) Melalui percobaan siswa dapat menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda cair dengan benar. (3) Melalui percobaan siswa dapat menunjukkan bukti perambatan bunyi pada benda dengan benar.(4) Melalui

(8)

percobaan siswa dapat menunjukkan bukti bahwa bunyi dapat dipantulkan dengan benar.setelah membahas indikator dan tujuan pembelajaran, kemudian menyiapkan materi yang akan dilakukan tindakan, dan menyiapakan alat peraga yang akan digunakan pada siklus I pada pertemuan kedua ini.

3. Pertemuan Ketiga

Perencanaan pada siklus I pertemuan ketiga ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran ini digunakan untuk tes evaluasi siklus I. hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dikelas IV SDN Kalisari 3 setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI). Materi yang diteskan adalah materi pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I, Soal yang diujikan untuk tes berjumlah 25 soal untuk 30 siswa dalam bentuk pilihan ganda dengan waktu 35 menit. Sebelum dilakukan tes, guru mengulang materi tentang pertemuan pertama dan pertemuan kedua pada siklus I.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pada sub bab ini membahas tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dari awal sampai akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 12 februari 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator kelas IV SDN Kalisari 3 yaitu Bapak Sapto Hadi Prawoto guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran adalah Bapak Sunarto, S.Pd. kegiatan awal pada pertemuan pertama diawali dengan mengucap salam dan berdoa lemudian dilanjutkan presensi. Guru juga meminta untuk menyiapkan alat tulis untuk siap dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru memberikan apresepsi dengan mengajak siswa untuk berbicara sambil memegang lehernya masing-masing kemudian guru

(9)

memberikan pertanyaan “apakah yang dirasakan?” kemudian guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) yang terdiri dari groping (mengidentifikasi siswa dalam kelompok), planning (merencanakan tugas yang akan diberikan), investigation (melaksanakan investigasi), organizing (menyiapkan laporan akhir), presenting (mempresentasikan laporan akhir), dan evaluating (evaluasi). Pada kegiatan groping guru menyuruh siswa untuk membentuk kelompok dengan anggota 5-6 orang secara heterogen. Selanjutnya kegiatan Planning yaitu memilih satu topik untuk di invesigasi dan setiap kelompok memilih topik yang berbeda dan guru membagikan LKS dan alat peraga kepada masing-masing kelompok, kegiatan selanjutnya Investigasi yaitu siswa melakukan pembagian tugas kepada anggota kelompok untuk menginvestigasi masalah tersebut. Dilanjutkan dengan Organizing yaitu hasil dari investigasi kemudian di tuls dalam LKS beserta dengan kesimpulannya dan menyiapkan untuk dipresentasikan didepan kelas. Kemudian dilanjutkan dengan Presenting yaitu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas dan kelompok lain menanggapi.setelah presentasi selesai guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Kemudin siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yamg telah dipelajari.kegiatan yang terakhir evaluating yaitu pembelajaran pada pertemuan pertama ditutup dengan guru menyampaikan pesan moral dan penerapan bunyi dalam kehidupan sehari-hari dan guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang sudah mempresentasikan didepan kelas. Setelah itu guru memberi refleksi dengan mengulas sedikit materi yang telah dipelajari dan menyimpulkan bersama hasil pembelajaran. Kemudian guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yaitu melanjutkan materi kompetensi dasar 8.1 mendiskripsikan energy panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

(10)

2. Pertemuan kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 13 februari 205 pukul 07.00-08.10 WIB. Oleh guru kolaborator yaitu Bapak Sapto Hadi Prawoto selaku guru kelas IV di SDN Kalisari 3. Sedangkan guru yang ditunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran terhadap aktivitas kegiatan guru dan siswa, yaitu Bapak Sunarto S,.Pd. pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam, berdoa, mengabsen siswa, memeriksa kesiapan siswa sebelum menerima pelajaran. Selanjutnya guru memberikan apresepsi kepada siswa dengan mengingatkan kembali pelajaran yang ada pada pertemuan pertama. Guru kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Selanjutnya guru memberikan pertanyaan tentang bunyi bel sekolah yang dapat didengar dan melakukan Tanya jawab dengan siswa untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari yaitu perambatan bunyi. Kemudian siswa membentuk kelompok heterogen dengan anggota kelompok 5-6 orang dan memilih topic yang akan diinvestigasi.

Setelah itu guru membagikan LKS dan alat peraga tentang Perambatan bunyi ada benda cair, padat, dan gas kepada kelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan alat peraga yang berbeda-beda. Alat peraga disesuaikan dengan topic yang telah dipilih siswa. Setelah itu siswa melakukan pembagian tugas bersama dengan kelompoknya dilanjutkan dengan siswa melakukan investigasi bersama dengan kelompoknya dan menuliskan hasilnya pada LKS. Dalam kegiatan investiugasi guru hanya berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa. Kemudian siswa menyiapkan presentasi dan dilanjutkan dengan presentasi di depan kelas dan kelompok yang lainnya menanggapinya. Setelah itu siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Pembelajaran pada pertemuan kedua diakhiri dengan guru memberikan contoh penerapan bunyi dalam kehidupan sehari-hari dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

(11)

3. Pertemua ketiga

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 14 februari 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator kelas IV SDN Kalisari 3 yaitu Bapak Sapto Hadi Prawoto. Kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga pada siklus I ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus I. Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucap salam dan doa dilanjutkan presensi, dan menyiapkan alat tulis untuk memulai pelajaran. Sebelum dimulai tes evaluasi pada siklus I pertemuan ketiga ini, guru dan siswa mengulas kembali materi yang dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya yang belum dipahami sebelum dimulai tes evaluasi siklus I. setelah tidak ada pertanyaan, tes evaluasi siklus I dimulai dengan waktu yang ditentukan yaitu 2 kali 35 menit. Siswa mengerjakan dengan tenang dan lancar. Setelah selesai mengerjakan, soal dan jawaban dikumpulkan. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam.

4.1.2.3 Pelaksanaan Observasi

Pada sub bab ini akan membahas mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI). Analisis hasil observasi ini dilakkan pada pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga dengan uraian sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas guru kolaborator dengan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 33 indikator aktivitas guru dan 30 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi aktivitas tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 disini berarti kurang, skor 2 cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penlaian dalam persentase. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1% - 20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21% - 40%

(12)

berada pada kriteria kurang, sedangkan pada persentase 41% - 60% termasuk kedalam kriteria cukup baik, persentase skor 61% - 80% termasuk dalam kriteria baik, dan persentase skor 81% - 100% termasuk pada kriteria sangat baik.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini:

Tabel 20

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor Total Skor 1. Skor 1 - - 2. Skor 2 8, 11, 13, 14, 16, 19, 22, 32. 8.2 16 3. Skor 3 3, 6, 7, 9, 10, 12, 15, 17, 18, 20, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31. 17.3 51 4. Skor 4 1, 2, 4, 5, 21, 26, 29, 33. 8.4 32 TOTAL 33 99

Berdasarkan tabel 20 hasil observasi aktivitas guru dapat diketahui hasil penilaian dari observer indikator aktivitas guru yang mendapat skor 2 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah skor 3 sebanyak 17 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 99. Pada kegiatan Pra Pembelajaran terdiri dari empat aspek dengan rincian sebagai berikut: pada indikator 1 dan 2 guru mengadakan doa bersama siswa dan presensi memperoleh skor 4, indikator 3 dengan Guru memeriksa kesiapan siswa dalam melakukan pembelajaran memperoleh skor 3, sedangkan indikator 4 guru menyampaikan tujuan pembelajaran memperoleh skor 4. Kemudian pada kegiatan awal pembelajaran dengan indikator 5 dan 6 guru melakukan apersepsi dan stimulus masing-masing memperoleh skor 4 dan 3. Sedangkan pada indikator 7 dan 8 guru memberi motivasi dan guru membagi kelompok secara heterogen memperoleh skor 3 dan 2. Pada indikator 9 dengan guru memberi petunjuk sebelum melakukan presentasi memperoleh skor 3. Pada indikator 10 guru menjelaskan aturan diskusi memperoleh skor 3, indikator 11 dengan membagi lembar kerja siswa dan alat peraga sesuai dengan topik masalah

(13)

pada setiap kelompok memperoleh skor 2, indikator 12 menyampaikan menyampaikan topik masalah kepada setiap kelompok memperoleh skor 3. Kemudian pada indikator 13 dan 14 mengajak siswa merencanakan tugas dan melakukan pembagian tugas pada kelompoknya masing-masing memperoleh skor masing-masing 2.

Pada indikator 15 menugaskan siswa untuk melakukan investigasi memperoleh skor 3, sedangkan indikator 16 guru membimbing langkah yang dilakukan dengan menggunakan media yang melibatkan siswa secara aktif memperoleh skor 2. Pada indikator 17 dan 18 tentang guru mengajak siswa mengumpulkan dan kerjasama siswadata yang relevan dengan mengunakan media dalam kegiatan percobaan dan mencatat hasil dari pengumpulan data memperoleh skor yang sama yaitu 3. Indikator 19 dan 20 yaitu guru mengamati dan membimbing kejasama siswa dalam kelompok dan mengolah data yang diperoleh melalui alat peraga endapat skor 2 dan 3. Pada indikator 21 guru nmembimbing siswa berdiskusi memperoleh nilai 4, sedangkan pada indikator 22 membimbing siswa saat menyiapkan laporan memperoleh skor 2, dan untuk indikator 23,24, dan 25 yaitu membimbing siswa melakukan presentasi, menanggapi presentasi dan mengevaluasi pembelajaran skor yang sama yaitu 3. Indikator 26 dan 27 memberi kesimpulan tentang materi yang disampaikan dan member kesempatan kepada siswa untuk bertanya memperoleh skor 4 dan 3. Pada kegiatan akhir, indikator 28 dan 29 menguasai kelas dan sesuai dengan alokasi waktu memperoleh skor 3 dan 4. Indikator 30 dan 31 melakukan refleksi dan member soal sesuai materi memperoleh skor masing-masing 3. Sedangkan untuk indikator 32 dan 33 menutup pembelajraran dan memberikan salam memperoleh skor 2 dan 4. Jadi total keseluruhan skor dari hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama adalah 99 skor. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk peersentase menjadi 75%, hal ini berarti dalam kriteria skor aktivitas guru sudah dalam kategori baik. berarti guru dalam menjelaskan materi dengan menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI) sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram 3 berikut ini:

(14)

Diagram 3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Setelah membahas hasil observasi aktivitas guru, selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dijelaskan dalam tabel 21 berikut ini:

Tabel 21

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor Total Skor 1. Skor 1 27 1 1 2. Skor 2 11, 12, 14, 17, 20, 21 6.2 12 3. Skor 3 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 13, 15, 16, 18, 19, 22, 23, 24, 28, 29. 18.3 54 4. Skor 4 2, 5, 25, 26, 30. 5.5 20 TOTAL 30 87

Berdasarkan pada tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA dapat diketahui indikator yang memperoleh skor 1 hanya 1 item, indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 6 item, indikator

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

JUM LA H INDI K A TOR SKOR PENCAPAIKAN

(15)

dengan skor 3 sebnyak 18 item, dan untuk indikator dengan skor 4 sebanyak 5 item. Jadi jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 87. Hal ini dapat dirincikan sebagai berikut: pada indikator 1 dan 2 menyiapkan alat belajar dan doa memperoleh skor 3 dan 4, sedangkan indikator 3 dan 4 menyimak tujuan pembelajaran dan antusias dalam mengikuti pembelajaran masing-masing memperoleh nilai 3. Indikator 5 menirukan apersepsi dari guru ini sangat baik dan memperoleh skor 4, sedangkan pada indikator 6,7,8,9,10 menjawab pertanyaan dari apersepsi, memperhatikan motivasi, memperhatikan guru menjelaskan tentang rencana kegiatan yang akan dicapai, tenang saat pembagian kelompok , LKS dan alat peraga, memperoleh skor masing-masing adalah 3. Indikator 11 dan 12 dengan siswa bagaimana cara menggunakan alat peraga dan melakukan pembagian kelompok memperoleh skor sama yaitu 2. Indikator 13 dan 14 bersemangat saat melakukan investigasi dan mampu memanfaatkan alat peraga sesuai dengan topiknya memperoleh skor 3 dan 2, sedangkan indikator 15 dan 16 bersemangat dalam menyusun hasil diskusi dan memperssiapkan presentasi memperoleh skor sama yaitu 3. Pada indikator 17 berantusius dalam mengikuti presentasi dan bekerjasama dalam kelompok memperoleh skor 2, untuk indikator 18 dan 19 memberikan pendapat saat mengikui presentasi dan mmemperoleh skor yng sama yaitu 3. Pada indikator 20 dan 21 guru memberikan kesimpulan akhir dari pembelajaran dan siswa terlibat aktif memperoleh skor masing-masing 2, dan untuk indikator 22,23,24 siswa mengikuti pembelajaran dengan baik dan alokasi yang ditentukan oleh guru sesuai, siswa dapat memperhatikan ketika guru memberikan reflekai memperoleh skor yang sama yaitu masing-masing 3. Indikator 25 dan 26 siswa mengerjakan soal dan menyampaiakan hasil diskusi memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 27 sesuai dengan alokasi waktu memperoleh skor 1. Pada indikator 28 dan 29 menyimak dan bertanya materi yang belum dipahami memperoleh skor yang sama yaitu 3, sedangkan pada indikator 30 membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari mendapat skor 4. Jadi total keseluruhan skor dari hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama adalah 87 skor. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk peersentase menjadi 72,5%, hal ini berarti siswa dalam menerima pembelajaran

(16)

sesuai materi dengan menggunakan model kooperatif metode group investigation berbantuan sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram 4 berikut ini:

Diagram 4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan dililihat dalam diagram batang menunjukkan skor aktivitas guru paling banyak ada pada skor 3 dengan jumlah indikator 18 item, dan pada hasil aktivitas siswa pada diagram batang menunjukkan hasil skor paling tinggi adalah pada skor 3 dengan jumlah banyak skor yaitu 54.

1) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dengan menerapkan model kooperatif metode group investigation (GI) dapat dilihat pada tabel 22 berikut ini:

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

JU M LA H IND IK A TO R SKOR PENCAPAIKAN

(17)

Tabel 22

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor Total Skor 1. Skor 1 - - 2. Skor 2 8, 14, 19. 3.2 6 3. Skor 3 3, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 32. 20.3 60 4. Skor 4 1, 2, 4, 5, 6, 17, 21, 26, 29, 33. 10.4 40 TOTAL 33 106

Berdasarkan tabel 22 hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua dapat diketahui bahwa aktivitas guru berdasarkan penilaian guru observer adalah yang memperoleh indikator dengan skor 2 sebanyak 3 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 20 item, dan pada indikator dengan skor 4 diperoleh sebanyak 10 item. Sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 106. Pada indikator 1 dan 2 memperoleh skor sama yaitu 4, indikator 2 memperoleh skoe 3, indikator 4,5, dan 6 mmemperoleh skor yang sama yaitu masing-masing 4. Pada indikator 7 dan 8 memperoleh skor 3 dan 2, sedangkan indikator 9, 10, 11, 12, dan 13 memperoleh skor yang sama yaitu 3. Indikator 14,15,16 memperoleh skor masing-masing yaitu 2, 3, 3, sedangkan pada indikator 17, 18, 19, 20 memperoleh skor masing-mmasing yaitu 4, 3, 2, 3. Pada indikator 21 memperoleh skor 4, kemudian indikator 22, 23, 24, 25 memperoleh skor yang sama yaitu 3. Pada indikator 26 memperoleh skor 4, indikator 27 dan 28 memperoleh skor sama yaitu 3, indikator 29 memperoleh skor 4, indikator 30, 31, 32, dan 33 memperoleh skor yang sama yaitu 3, dan pada indikator 33 memperoleh skor 4. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus I adalah 106. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk peersentase menjadi 80,3%, hasil ini berarti dalam kriteria skor aktivitas guru sudah dalam kategori baik. berarti guru dalam menjelaskan materi dengan menggunakan model berbantuan kooperatif metode group investigation (GI) sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 5 Hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI)

(18)

Diagram 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

Setelah mengetahui hasil aktivitas guru, selanjutnya membahas pada hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus I dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI) yang dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 23

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor Total Skor 1. Skor 1 27 1.1 1 2. Skor 2 12 1.2 2 3. Skor 3 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 23, 29. 18.3 54 4. Skor 4 1, 2, 5, 17, 22, 24, 25, 26, 28,30. 10.4 40 TOTAL 30 97

Berdasarkan tabel hasil observasi aktiviitas siswa dalam pembeljaran IPA kelas IV SDN Kalisari 3 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) pada pertemuan kedua siklus I dapat diuraikan bahwa indikator aktivitas siswa belajar yang memperoleh skor 1 sebanyak 1 item, indikator skor 2 sebanyak 1 item, indikator skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

JU M LA H IND IK A TO R SKOR PENCAPAIKAN

(19)

skor 4 sebanyak 10 item, jadi jika total ada 30 item indikator pencapaian siswa dengan kriteria skor 1,2,3, dan 4.

Pada indikator 1 dan 2 memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 3 dan 4 memperoleh skor masing-masing 3, indikator 5 memperoleh skor 4. Sedangkan pada indikator 6,7,8,9,10,11 memperoleh skor yang sama berturut-turut yaitu 3. Pada indikator 12 memperoleh skor 2, indikator 13,14,15,16 memperoleh skor yang sama yaitu 3, sedangkan pada indikator 17 memperoleh skor 4. Indikator 18,19,20,21 memperoleh skor sama yaitu 3, indikator 22 memperoleh skor 4, dan indikator 23 memperoleh skor 3. Pada indikator 24,25,26 memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 27 memperoleh skor 1, indikator 28 memperoleh skor 4, indikator 29 memperoleh skor 3, dan indikator 30 mendapat skor 4. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus I adalah 97. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk persentase menjadi 80,8%, hal ini berarti siswa dalam menerima pembelajaran sesuai materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) sudah dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.6 Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) sebagai berikut:

Tabel 24

Rekapitulasi Hasil Aktivitas Guru dengan model pembelajaran kooperatif metode Group Investigation (GI) Siklus I

Pertemuan Skor Fresentase Kategori

1 99 75% Baik

2 106 80,3% Baik

Dari tabel 24 mengenai rekapitulasi aktivitas guru pada siklus I, pertemuan I dari dari 33 indikator diperoleh skor 99 dengan presentase 75% dan berada pada kategori baik, pada pertemuan ke dua pada aktivitas guru mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari total skor yang diperoleh yaitu 106 dengan presentase 80,3% dengan kategori baik.

(20)

Tabel 25

Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa

dengan model pembelajaran kooperatif metode Group Investigation (GI) Siklus I

Pertemuan Skor Fresentase Kategori

1 87 72,5% Baik

2 97 80,8% Baik

Dari tabel 25 mengenai rekapitulasi aktivitas guru pada siklus I, pertemuan I dari dari 30 indikator diperoleh skor 87 dengan presentase 72,5% dan berada pada kategori baik, pada pertemuan ke dua pada aktivitas guru mengalami peningkatan. Hal ini bisa dilihat dari total skor yang diperoleh yaitu 97 dengan presentase 80,8% dengan kategori baik.

Diagram 6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga siklus I ini. Hasil refleksi ini diambil dari lembar observasi yang telah dilakukan oleh guru observer. Refleksi ini digunakan sebagai perbaikan pada saat proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang ditetapkan dan untuk mengetahui kekurang dan kelebihan dari pelaksanaan kegitan tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) pada siswa kelas IV SDN Kalisari 3. Kegiatan refleksi

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4

JUM LAH IN DIK ATOR SKOR PENCAPAIKAN

(21)

ini dilakukan dalam diskusi antara semua pihak yaitu peneliti, guru pelaksana, guru observer, dan siswa. Diskusi dilaksanakan untuk mengetahui apakah dengan melaksanakan model ini ada perubahan sikap siswa dalam menerima pelajaran pada mata pelajaran IPA dan guru juga mendapat pengalaman dengan menggunakan model yang tidak biasa beliau gunakan dalam mengajar.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertamma siklus I yang mendapat skor 2 sebanyak 8 item, indikator dengan jumlah skor 3 sebanyak 17 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 99. Kemudian pada pertemuan kedua yang memperoleh indikator dengan skor 2 sebanyak 3 item, indikator dengan skor 3 sebanyak 20 item, dan pada indikator dengan skor 4 diperoleh sebanyak 10 item. Sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 106. Pada pelaksanaan tersebut mengalami peningkatan. Hasil presentase aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 75%, pertemuan kedua meningkat menjadi 80,3%.

Berdasarkan pada hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran IPA, pada siklus I pertemuan pertama dapat diketahui indikaor yang memperoleh skor 1 hanya 1 item, indikator yang memperoleh skor 2 sebanyak 6 item, indikator dengan skor 3 sebnyak 18 item, dan untuk indikator dengan skor 4 sebanyak 5 item. Jadi jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 87. pada pertemuan kedua siklus I dapat diuraikan bahwa indikator aktivitas siswa belajar yang memperoleh skor 1 sebanyak 1 item, indikator skor 2 sebanyak 1 item, indikator skor 3 sebanyak 18 item, dan indikator skor 4 sebanyak 10 item. pada Pada pelaksanaan tersebut mengalami peningkatan. Hasil presentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar 72,5%, pertemuan kedua meningkat menjadi 80,8%.

Pada diagram peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa kelas IV SDN Kalisari 3 dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama siklus pertama ini mencapai 72,5% atau 73%, kemudian pada tindakan yang dilakukan mengalami peningkatan hasil aktivitas siswa menjadi 80,80%.

(22)

Pada pelaksanaan observasi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa dengan dijelaskannya peningkatan presentase pada hasil observasi aktivitas guru dan siswa, tentunya ada beberapa kelebihan dan kelemahan dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Group Investigation (GI). Kelebihan yang ada ditemui dalam pembelajaran antara lain:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disampaikan sesuai dengan rancangan yang disusun dengan baik

b. Siswa meperhatikan penjelasan yang telah disampaikan guru

c. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI) membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, menarik, dan antusias dalam menerima materi sehingga aktivitas siswa meningkat.

d. Kondisi pembelajaran yang terbentuk lebih baik, dominasi guru dalam pembelajaran berkurang terlihat dari peningkatan aspek aktivitas guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) Sementara itu kelemahan yang dialami yaitu antara lain sebagai berikut:

a. Karena model yang digunakan dalam pembelajaran masih baru jadi siswa masih merasa bingung dalam melaksanakan proses pembelajaran tindakan siklus I.

b. Masih ada beberapa siswa yang belum bisa diajak bekerjasama dalam menjalankan pelaksanaan pembelajaran tindakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI)

c. Siswa masih malu-malu dalam menyampaikan pendapat dalam aktivitas yang dilakukan sesuai dengan pembelajaran.

Dengan mengetahui kelemahan dalam pembelajaran tersebut, maka tindakan guru dengan peneliti mendiskusikan tindak lanjut yang dilakukan agar kelemahan tersebut yaitu antara lain:

(23)

2. Memberi arahan kepada siswa agar dalam kelompok untuk bekerjasama dengan baik.

3. Guru memberi motivasi agar siswanya tidak malu dalam mengeluarkan pendapat.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada sub bab ini membahas tentang tindak lanjut atau upaya pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Siklus II ini juga menguraikan tentang tahap-tahap yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SDN Kalisari 3, terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksaan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap ini membahas tentang perencaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator kelas 5 sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif metode group investigation Perencanaan ini meliputi penyusunan RPP dan semua bahan yang digunakan untuk pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II ini. Kegiatan pada siklus II ini dilaksanakn dalam tiga kali pertemuan, masing-masing waktunya adalah dua kali 35 mmenit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan perencanaan pada pertemuan pertama siklus II ini dilaksanakan pada minggu keempat bulan Februari. Materi yang akan dibahas yaitu tentang Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran peneliti menyiapkan segala keperluan untuk mendukung jalannya pembelajaran seperti mmbuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) Penyusunan RPP didiskusikan dengan guru kolaborator kelas IV SDN Kalisari 3 yaitu Bapak Sapto Hadi Prawoto yang menjalankan selama pembelajaran siklus II nanti. Diskusi ini meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media

(24)

pembelajaran yang perlu digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu peneliti juga mempersiapkan presensi, lembar diskusi, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa.

2) Pertemuan Kedua

Pada perencanaan pertemuan kedua ini sama seperti perencanaan pertemuan pertama, namun yang membedakan pada pertemuan kedua ini pada materi yang akan dilakukan tindakan. Pokok bahasan yang akan dibahas ini adalah perubahan bunyi pada alat musik. Sebelum melakukan kegiatan, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI). RPP didiskusikan dengan Bapak Sapto Hadi Prawoto selaku guru kelas IV dan sebagai guru kolaborator di SDN 1 Kalisari 3 dalam pelaksanaan tindakan penelitan. Dalam diskusi ini yang dibahas meliputi penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Setelah menentukan indikator dan tujuan pembelajaran, perencanaan selanjutnya adalah peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat Setelah itu, peneliti juga menyiapkan lembar diskusi, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan daftar presensi siswa.

3) Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan kedua siklus II. Perencanaan pertemuan ketiga ini membahas tes evaluasi pada siklus II yang telah dipelajari siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua yang akan diteskan oleh guru kolaborator kepada siswa kelas IV SDN Kalisari 3. Peneliti menyusun soal tes evaluasi dengan mendiskusikan bersama guru kolaborator. Sebelum menyusun peneliti juga mempersiapkan RPP terlebih dahulu. Soal tes evaluasi terdiri dari 25 soal dalam bentuk pilihan ganda dengan alokasi waktu selama dua kali 35 menit. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi tentang materi pada pertemuan pertama dan kedua siklus II sebelumnya.

(25)

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Pada sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II. Pelaksanaan siklus II dilakukan tiga kali pertemuan, setiap pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan ini dilaksanakan hari Kamis, 26 Februari 2015 pukul 07.00-08.10 WIB. Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus II dilakukan oleh guru kolaborator sekaligus guru kelas IV SDN Kalisari 3, dan guru observer yang bertugas mengamati berlangsungnya pembelajaran terhadap aktivitas guru adalah Bapak Sunarto, S.Pd. pada kegiatan awal pembelajaran siklus II ini adalah mengucap salam, berdoa, presensi dan motivasi sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru juga meminta untuk menyiapkan alat tulis untuk siap dalam kegiatan pembelajaran.kemudian guru memberikan apersepsi dengan memberi pertanyaan “apa nama alat musik yang dibawa dan bagaimana cara memainkannya?” Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik.

Setelah kegiatan awal disampaikan, dilanjtkan dengan kegiatan inti dengan menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI).yaitu siswa dibentuk dalam kelompok dengan anggota kelompok 5-6 orang secara heterogen dan memilih satu topik yang berbeda dengan kelompok lain. Selanjutnya guru membagikan LKS dan alat peraga kepada masing-masing kelompok. Setelah itu siswa melakukan pembagian tugas bersama dengan kelompoknya untuk melakukan investigasi terlebih dahulu dengan melihat alat peraga yang dibagikan tersebut..

Setelah itu barulah siswa melakukan investigasi bersama dengan kelompokn ya. Selama siswa melakukan investigasi guru berperan sebagai fasilitator dan juga pembimbing siswa hasil dari investigasi tersebut kemudian dituliskan pada LKS

(26)

dan siswa menyiapkan untuk presentasi. Setelah itu siswa mempresentasikan hasilnya didepan kelas dan kelompok yang lain menanggapi.setelah presentasi selesai kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untk bertanya tentang materi yang belum jelas. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.

Pembelajaran pada pertemuan pertama diakhiri dengan guru menyampaikan perubahan bunyi pada alat musik petik dan tiup. Selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapakan salam.

2). Pertemuan Kedua

Pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 27 februari 2015 pukul 07.00-08.10 WIB pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan lanjutan dari materi pada pertemuan pertama. Pembelajaran dilakukan dengan kompetensi dasar 8.1 mendiskripsikan energy panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

Pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, berdoa, mengabsen siswa dan memeriksa kesiapan siswa. Kemudia guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang pelajaran yang lalu, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa apakah pernah melihat pertunjukkan music dan alat musik apa saja yang dimainkannya sambil bertanya jawab dengan siswa untuk menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dipelajari.

Selanjutnya siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang secara heterogen, kemudian siswa memilih topik yanga akan diinvestigasi. Untuk setiap kelompok topik yang akan dipelajari berbeda-beda. Kemudian guru membagikan alat peraga dan LKS kepada setiap kelompok sesuai dengan topic yang dipilihnya.setelah itu siswa melakukan pembagian tugas bersama dengan kelompoknya.

Sebelum siswa melakukan investigasi bersama dengan kelompoknya dengan bimbingan guru. Setelah melakukan investigasi kemudian siswa menuliskan hasilnya pada LKS dan mempersiapkan presentasi. Kemudian siswa mempresentasikan hasilnya didepan kelas dan kelompok yang lain

(27)

menanggapinya. Setelah presentasi siswa bersama guru mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami siswa. Setelah itu bersama dengan siswa menyusun kesimpulan dari amteri yang sudah dipelajari.

Pembelajaran diakhiri dengan guru menyampaikan perubahan bunyi pada alat musik kepada siswa. Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 28 februari 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator kelas IV SDN Kalisari 3 yaitu Bapak Sapto Hadi Prawoto . kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga pada siklus II ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi siklus II selama hasil kegiatan pelaksanaan pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pelaksanaan tes evaluasi ini dilakukan dengan alokasi waktu dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut: Kegiatan awal dimulai dengan guru mengucap salam dan doa, dilanjutkan presensi, dan menyiapkan alat tulis untuk memulai pelajaran. Sebelum dimulai tes evaluasi pada siklus II pertemuan ketiga ini, guru dan siswa mengulas kembali materi yang dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya yang belum dipahami sebelum dimulai tes evaluasi siklus II. Setelah tidak ada pertanyaan, tes evaluasi siklus I dimulai dengan waktu yang ditentuan yaitu dua kali 35 menit. Siswa mengerjakan dengan tenang dan lancar. Selah selesai mengerjakan, soal dan jawaban dikumpulkan. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam.

4.1.3.3. Pelaksanaan Observasi

Pada pelaksanaan observasi siklus II ini membahas tentang hasil observasi dengan mengunakan model kooperatif metode group investigation (GI) yang berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua, serta hasil tes evaluasi yang dilakukan pada pertemuan ketiga siklus II. Ketiga pertemuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

(28)

1) Pertemuan Pertama

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 26 berikut ini:

Tabel 26

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor Total Skor 1. Skor 1 - - 2. Skor 2 - - 3. Skor 3 3,7,8,9,10,12,13,14,15,16, 18,19,20,22,23, 25, 27, 31,32. 19.3 57 4. Skor 4 1,2,4,5,6,11,17,21,24,26,28,29,30,33. 14.4 56 TOTAL 33 113

Berdasarkan tabel 26 hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dapat diketahui bahwa aktivitas guru berdasarkan penilaian guru observer adalah yang memperoleh indikator dengan skor 3 sebanyak 19 item, dan pada indikator dengan skor 4 diperoleh sebanyak 14 item. Total indikator 33 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 113. Pada indikator 1 dan 2 memperoleh skor sama yaitu 4, indikator 2 memperoleh skor 3, indikator 4,5, dan 6 mmemperoleh skor yang sama yaitu masing-masing 4. Pada indikator 7,8,9,10 memperoleh skor sama yaitu 3, sedangkan indikator 11 memperoleh skor 3. Indikator 12.13.14,15,16 memperoleh skor yang sama yaitu 3, sedangkan pada indikator 17 memperoleh skor 4, indokator 18, 19, 20 memperoleh skor sama yaitu 4, 3, 2, 3. Pada indikator 21 memperoleh skor 4, kemudian indikator 22 dan 23 memperoleh skor sama yaitu 3, indikator 24 skor 4, indikator 25 memperoleh skor 3. Pada indikator 26 memperoleh skor 3, indikator 27 dan 28 memperoleh skor yaitu 3 dan 4, indikator 29 dan 30 memperoleh skor sama yaitu 4, indikator 31 dan 32 memperoleh skor yang sama yaitu 3, dan pada indikator 33 memperoleh skor 4. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus I adalah 113. Jika jumlah skor pada indikator tersebut

(29)

dalam bentuk persentase menjadi 85,6%, hasil ini berarti dalam kriteria skor aktivitas guru sudah dalam kategori sangat baik, berarti guru dalam menjelaskan materi dengan menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI) sudah dalam kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.5 Hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama siklus sebagai berikut:

Diagram 7 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

Setelah mengetahui hasil aktivitas guru, selanjutnya membahas pada hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama siklus II dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI) yang dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 27

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor Total Skor 1. Skor 1 27 1.1 1 2. Skor 2 - - 3. Skor 3 6, 7, 9, 10, 11, 13,15, 16, 18, 19, 20, 14.3 42 SKOR 1 SKOR 2 SKOR 3 SKOR 4

Series1 1 0 5 24 0 5 10 15 20 25 30 Ju m lah b an yak sko r

(30)

21, 23, 29.

4. Skor 4 1, 2, 3, 4, 5, 8, 12, 14, 17, 22, 24, 25, 26, 28, 30.

15.4 60

TOTAL 30 103 103

Berdasarkan tabel hasil observasi aktiviitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV SDN Kalisari 3 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) pada pertemuan pertama siklus II dapat diuraikan bahwa indikator aktivitas siswa belajar yang memperoleh skor 1 sebanyak 1 item, indikator skor 3 sebanyak 14 item, dan indikator skor 4 sebanyak 15 item, jadi jika total ada 30 item indikator pencapaian siswa dengan kriteria skor 1,2,3, dan 4. Total jumlah banyak skor adalah 103.

Pada indikator 1,2,3,4 dan 5 memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator Sedangkan pada indikator 6 dan 7 juga sama yaitu 3, indikator 8 skor 4,indikator 9,10,11 memperoleh skor yang sama berturut-turut yaitu 3. Pada indikator 12 memperoleh skor 4, indikator 13 skor 3, indikator 14 skor 4,indikator 15 dan 16 memperoleh skor yang sama yaitu 3, sedangkan pada indikator 17 memperoleh skor 4. Indikator 18,19,20,21 memperoleh skor sama yaitu 3, indikator 22 memperoleh skor 4, dan indikator 23 memperoleh skor 3. Pada indikator 24,25,26 memperoleh skor yang sama yaitu 4, indikator 27 memperoleh skor 1, indikator 28 memperoleh skor 4, indikator 29 memperoleh skor 3, dan indikator 30 mendapat skor 4. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus I adalah 103. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk persentase menjadi 85,8%, hal ini berarti siswa dalam menerima pembelajaran sesuai materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation sudah dalam kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.10 Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan pertama siklus II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode group investigation sebagai berikut:

(31)

Diagram 8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelakan pada tabel berikut ini:

Tabel 28

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor Total Skor 1. Skor 1 - - - 2. Skor 2 - - - 3. Skor 3 7, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 25. 10.3 30 4. Skor 4 1, 2, 3, 4, 5, 6,8, 9, 10, 11, 12,17, 19, 21, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33. 23.4 92 TOTAL 33 122

Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua dapat diketahui bahwa aktivitas guru berdasarkan penilaian guru observer adalah yang memperoleh indikator dengan skor 3 sebanyak 10 item, dan pada indikator dengan skor 4 diperoleh sebanyak 23 item. Jumlah indikator ada 33 item,

SKOR 1 SKOR 2 SKOR 3 SKOR 4

Series1 1 0 5 24 0 5 10 15 20 25 30 Ju m lah b an yak sko r

(32)

sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 122. Pada indikator 1,2,3,4,5,6 memperoleh skor sama yaitu 4, indikator 7 memperoleh skor 3, dan 8,9,10,11,12 memperoleh skor yang sama yaitu 4, sedangkan indikator 13,14,15,16 memperoleh skor yang sama yaitu 3, indikator 17 memperoleh skor 4, indikator 18 skor 3, indikator 19 skor 4, indikator 20 skor 3, indikator 21 skor 4, indikator 22 dan 23 skor sama yaitu 3, indikator 24 skor 4, indikator 25 skor 3. Pada 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33 memperoleh skor yang sama berturut-turut yaitu 4. Jumlah indikator ada 33 item, sehingga total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus II adalah 122. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk peersentase menjadi 92,4%, hasil ini berarti dalam kriteria skor aktivitas guru sudah dalam kategori sangat baik, ini berarti guru dalam menjelaskan materi dengan menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI) sudah dalam kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram Hasil observasi aktivitas guru pertemuan kedua siklus II:

Diagram 9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II

Setelah mengetahui hasil aktivitas guru, selanjutnya membahas pada hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua siklus II dengan menerapkan model pembelajaran menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI) yang dijelaskan pada tabel berikut ini:

SKOR 1 SKOR 2 SKOR 3 SKOR 4

Series1 1 0 5 24 0 5 10 15 20 25 30 Ju m lah b anya k skor

(33)

Tabel 29

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

No. Skor Penilaian Indikator Penilaian Jumlah Skor Total Skor 1. Skor 1 27 1.1 1 2. Skor 2 - - - 3. Skor 3 9, 11, 15, 21, 23, 29. 6.3 18 4. Skor 4 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8,10, 12, 13,14, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 30. 23.4 92 TOTAL 30 111 KETERANGAN:

Indikator penilaian sama dengan indikator penilaian aktivitas siswa pertemuan pertama siklus I.

Berdasarkan tabel hasil observasi aktiviitas siswa dalam pembeljaran IPA kelas IV SDN Kalisari 3 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode group investigation (GI) pada pertemuan kedua siklus II dapat diuraikan bahwa indikator aktivitas siswa belajar yang memperoleh indikator skor 1 sebanyak 1 item, indikator skor 3 sebanyak 6 item, dan indikator skor 4 sebanyak 23 item, jadi jika total ada 30 item indikator pencapaian siswa dengan kriteria skor 1,2,3, dan 4. Total jumlah skor indikator mencapai 111.

Pada indikator 1,2,3,4,5 memperoleh skor yang sama yaitu 4, Sedangkan pada indikator 6 memperoleh skor 3, indikator 7 dan 8 skor sama yaitu 4, indikator 9 skor 3, indikator 10 skor 4, indikator 11 skor 3, indikator 12, 13, 14 meperoleh skor sama yaitu 4, indikator 15 memperoleh skor 3. Pada indikator 16,17,18,19,20 memperoleh skor yang sama berturut-turut yaitu 4, indikator 21 skor 3, indikator 22 skor 4, indikator 23 skor 3, dan indikator 24,25,26 memperoleh skor sama yaitu 4, indikator 27 skor 1, dan indikator 28, 29, 30 memperoleh skor sama yaitu 4. Jumlah indikator ada 30 item, sehingga total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus II adalah 111. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk persentase menjadi

(34)

92,5%, hal ini berarti siswa dalam menerima pembelajaran sesuai materi dengan menggunakan model kooperatif model group investigation (GI) sudah dalam kategori sangat baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram Hasil observasi aktivitas siswa pertemuan kedua siklus II sebagai berikut:

Diagram 10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

4.1.3.4. Refleksi Siklus II

Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelakasanaan tindakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Kegiatan ini berupa guru kolaborator berdiskusi dengan peneliti membahas evaluasi mengenai berlangsungnya pelaksanaan siklus II. Diskusi ini membahas tentang upaya perbaikan tindakan yang direncanakan sesuai dengan refleksi siklus I.

Berdasarkan tabel hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama dapat diketahui bahwa aktivitas guru berdasarkan penilaian guru observer adalah yang memperoleh indikator dengan skor 3 sebanyak 19 item, dan pada indikator dengan skor 4 diperoleh sebanyak 14 item. Total indikator 33 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 113. Jika jumlah skor pada indikator tersebut dalam bentuk persentase menjadi 85,6%. pada pertemuan kedua dapat diketahui bahwa aktivitas guru berdasarkan penilaian guru observer adalah yang memperoleh indikator dengan skor 3 sebanyak 10 item, dan pada indikator

SKOR 1 SKOR 2 SKOR 3 SKOR 4

Series1 1 0 5 24 0 5 10 15 20 25 30 Ju m lah b anya k skor

(35)

dengan skor 4 diperoleh sebanyak 23 item. Jumlah indikator ada 33 item, sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh adalah 122 dengan persentase 92,4%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Diagram 11 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I dan II Siklus II

Indikator aktivitas siswa belajar yang memperoleh skor 1 sebanyak 1 item, indikator skor 3 sebanyak 14 item, dan indikator skor 4 sebanyak 15 item, jadi jika total ada 30 item indikator pencapaian siswa dengan kriteria skor 1,2,3, dan 4. Total jumlah banyak skor adalah 103. Jika dalam benruk persentase menjadi 85,8%. indikator aktivitas siswa belajar yang memperoleh indikator skor 1 sebanyak 1 item, indikator skor 3 sebanyak 6 item, dan indikator skor 4 sebanyak 23 item, jadi jika total ada 30 item indikator pencapaian siswa dengan kriteria skor 1,2,3, dan 4. Total jumlah skor indikator mencapai 111 mjika dalam persentase menjadi 92,5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut: pertemuan I Pertemmuan II Series1 85,80% 92,50% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% 92,00% 94,00% PE R SE N TA SE

(36)

Diagram 12 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I dan II Siklus II

Berdasarrkan indikator keberhasilan yang telah dicapai pada pertemnuan I mencapi 86% dan pada pertemuan II naik menjadi 92,5%. Melalui pengamatan dari observer pada siklus II, hasil refleksi yang dilakukan adalah:

1. Pelaksanaan rencana pembelajaran silakukan dengan baik sesuai rencana yang disusun.

2. Siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif metode group investigation (GI) sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa kelas IV SDN Kalisari 3.

3. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam proses pembelajaran.

Pada masalah-masalah yang telah muncul pada siklus II yang sudah teratasi melalui kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan pmbelajaran siklus II antara lain:

1. Guru kolaborator dan peneliti melakukan diskusi bersama membahas tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan melaui model kooperatif metode group investigation (GI) agar sesuai yang diharapkan. 2. Guru sudah mempersiapkan dan mempelajari materi yang akan

disampaikan kepada siswa sehingga terstruktur dengan baik. pertemuan I Pertemmuan II Series1 85,80% 92,50% 82,00% 84,00% 86,00% 88,00% 90,00% 92,00% 94,00% PE R SE N TA SE

(37)

3. Guru selalu memberi motivasi bagi siswa, dan lebih memperjelas dalam meyampaikan materi pembelajaran terutama pada pelajaran IPA

4.2 Hasil dan Analisis Tindakan

Pada hasil tindakan ini membahas tentang hasil pembelajaran tes evaluasi mata pelajaran IPA kelas IV SDN Kalisari 3 yang dilaksanakan pada akhir siklus I dan siklus II.

4.2.1 Hasil Tindakan

Pada hasil tindakan ini membahas tentang hasil pembelajaran tes evaluasi mata pelajaran IPA kelas IV SDN Kalisari 3 melalui model pembelajarn kooperatif metode group investigation (GI) dengan rincian sebagai berikut:

A. Siklus I

Pelaksanaan tes evaluasi mata pelajaran IPA kelas IV SDN Kalisari 3 pada siklus I yang dilakukan pada pertemuan ketiga ini dapat disajikan pada tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I siswa kelas IV SDN Kalisari 3 sebagai berikut:

Tabel 30

Distribusi Frekuensi Nilai IPA siklus I Nilai Tes Evaluasi Siklus I

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 ≥80 9 30% 2 70-79 8 27% 3 60-69 1 3% 4 50-59 3 10% 5 40-49 6 20% 6 30-39 3 10% Jumlah 30 100% Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 30 Rata-rata 63,66

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus I dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kalisari 3 mengalami peningkatan dari kondisi awal, hal ini ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 63,66%. Hasil nilai IPA pada siklus I siswa kelas IV SDN Kalisari 3

(38)

pada rentang nilai ≥80 sejumlah 9 siswa dengan presentase 30% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai antara 70-79 sejumlah 8 siswa dengan presentase 3%, rentang nilai 50-59 sejumlah 3 siswa dengan presentase 10%, pada rentang 40-49 dengan jumlah 6 siswa dengan presentase 20%, dan rentang nilai 30-39 dengan jumlah 3 siswa dengan presentase 10%. Dari data tersebut diketahui nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 30, dan nilai tertinggi adalah 95, sedangkan rata-rata dari jumlah nilai tersebut adalah 63,66. Berdasarkan uraian dapat ditampilkan dalam diagram berikut ini:

Diagram 13 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Berdasarkan KKM (60) data hasil perolehan nilai siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 31

Ketuntasan Belajar Siklus I

No Kategori Jumlah Prosentase

1 Tuntas 18 siswa 60%

2 Belum Tuntas 12 siswa 40%

Jumlah 30 siswa 100%

Pada tabel ketuntasan belajar siswa pada siklus I dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai tuntas atau sudah mencapai KKM(60) sebanyak 18 siswa dengan presentase 60%, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum

memenuhi KKM sebanyak 12 siswa dengan presentase 40%. Hasil tersebut sudah 30% 27% 3% 10% 20% 10% ≥80 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39

(39)

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA. Dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Diagram 14 Ketuntasan Belajar Siklus I B. Siklus II

Pelaksanaan tes evaluasi mata pelajaran IPA kelas IV SDN Kalisari 3 pada siklus II yang dilakukan pada pertemuan ketiga ini dapat disajikan pada tabel distribusi frekuensi nilai IPA siklus II siswa kelas IV SDN Kalisari 3 sebagai berikut:

Tabel 32

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklsu II

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

1 ≥80 12 40% 2 70-79 10 33% 3 60-69 5 17% 4 50-59 2 7% 5 40-49 1 3% 6 30-39 0 0% Jumlah 30 100% Nilai Tertinggi 95 Nilai Terendah 40 Rata-rata 73,66

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kalisari 3 mengalami peningkatan hasil belajar siklus I dengan

60% 40%

Gambar

Diagram 1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Pra Siklus
Diagram 2 Ketuntasan Belajar Pra Siklus
Diagram 3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
Diagram 5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

To make it architectural, meaning that to speak language with space and gatra , with line and plane, with a material and lace atmosphere, it is natural that individual

Keyword : Economic Growth, Human Development, Intergovernmental Revenue, Inflation, And Government Size. Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh langsung

Data hasil penelitian dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan uji statistik (uji-t). Adapun hasil penelitiannya adalah 1) Pencapaian kemampuan berpikir

Selama ini proses pemesanan pada DoR Futsal yaitu calon penyewa dapat mengirim SMS (short mesages services), telepon atau datang langsung ke tempat dan

Kasus-kasus hukum di Indonesia khususnya yang berhubungan dengan kecurangan perlu melibatkan akuntan forensik dalam penyelesaiannya, karena akuntan forensik dapat

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan campuran Piperazine-DEA terhadap solubilitas CO 2 dalam larutan 30% berat K 2 CO 3 untuk berbagai variabel

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih