Abstrak—Terdapat dua fenomena yang sering terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia saat Initial Public Offering (IPO) yaitu, underpricing dan overpricing. Underpricing sering dihubungkan dengan initial return yang diterima investor, karena initial return merupakan keuntungan yang diterima dari underpricing. Adanya keberagaman variabel yang digunakan dan hasil penelitian mengenai initial return mendorong peneliti melakukan penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis melalui analisis regresi. Data yang digunakan adalah initial return, umur perusahaan, ukuran perusahaan, reputasi auditor dan reputasi underwriter perusahaan IPO periode 1992 hingga April 2012. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara initial return 1 (satu) hari dan 1 (satu) bulan terhadap initial return satu tahun setelah listing. Hasil uji regresi juga menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan dan reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) hari dan 1 (satu) bulan setelah listing.
Kata Kunci—Initial Return, Overpricing, Underpricing. Abstract—There are two phenomenoma that are commonly occur in different countries including Indonesia when Initial Public Offering (IPO) that is, underpricing and overpricing. Underpricing is often associated with the initial return investors received, because initial return is the profit received from underpricing. The diversity of variables and research results of initial return leads to re-examine this subject. This study use quantitative approach by regression analysis. The sample used in this study are initial return, company age, company size, stock offer value, auditor reputation and underwriter reputation of IPO company over 1992 to 2012 April. The major conclusion of this study is, that the first day and first month initial return had significant affect the first year initial return after listing. This study also concluded that company size and auditor reputation had significant affect the first day and first month initial return after listing.
Keywords—Initial Return, Overpricing, Underpricing. 1. PENDAHULUAN
PERUSAHAAN di Indonesia terbagi menjadi 2 (dua) jenis, Private Company dan Public Company. Alternatif untuk mendapatkan modal tambahan, private company hanya bisa menjual saham perusahaan secara private. Sedangkan public company dapat meningkatkan modal perusahaan dengan menawarkan saham ke publik secara besar-besaran melalui IPO (Initial Public Offering).
Terdapat 2 (dua) fenomena yang sering terjadi saat IPO yaitu underpricing dan overpricing. Husnan (1996), mengungkapkan bahwa di Indonesia terdapat kecenderungan underpricing saat IPO (Yasa, 2008).
Underpricing merupakan fenomena yang terjadi apabila
harga saham di pasar perdana lebih rendah dibandingkan harga saham di pasar sekunder. Underpricing sering dihubungkan dengan initial return yang akan diterima
investor, karena initial return merupakan keuntungan yang diterima investor dari selisih pembelian harga saham di pasar perdana dan penjualan di pasar sekunder. Sedangkan
overpricing merupakan fenomena yang terjadi apabila harga
saham di pasar perdana lebih tinggi dibandingkan harga saham di pasar sekunder
Kinerja harga saham di pasar perdana dapat diamati ke dalam dua periode waktu, yaitu periode jangka pendek dan jangka panjang. Khurshed (2011) menyatakan bahwa periode jangka pendek sering mengarah pada kinerja harga saham pada hari pertama perdagangan, minggu pertama perdagangan dan 1 (satu) bulan pertama saat perdagangan. Untuk periode jangka panjang sendiri sering mengarah pada kinerja harga saham saat 3 (tiga) tahun pertama perdagangan.
Berbagai penelitian tentang kinerja dengan rentang waktu yang berbeda-beda mengungkapkan bahwa kinerja saham setelah IPO dalam jangka panjang (rentang waktu satu tahun, dua tahun, dan tiga tahun) mengalami penurunan (Kurniawan, 2007). Maksud dari penurunan kinerja saham adalah menurunnya harga saham, sehingga investor yang membeli saham pada penawaran perdana dengan maksud untuk periode jangka panjang tidak dapat menerima return yang diharapkan.
Penelitian tentang kinerja perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia telah banyak di teliti di Indonesia, namun penelitian di bidang ini masih merupakan masalah yang menarik untuk diteliti karena hasil penelitian yang tidak selalu konsisten. Penelitian ini menggunakan rentang waktu 1 (satu) hari, 1 (satu) bulan, dan 1 (tahun) setelah IPO periode 1992 hingga April 2012 dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel ukuran perusahaan (SIZE), umur perusahaan (AGE), nilai penawaran saham (NPS), reputasi auditor (RUA) dan reputasi underwriter (RUD).
2. TEORIPENUNJANG
Sebelum perusahaan memutuskan untuk IPO, perusahaan membutuhkan beberapa ahli professional di bidangnya untuk diikutsertakan agar dapat membantu mendukung emisi saham sesuai dengan peraturan yang berlaku, agar perusahaan berhasil menjual sahamnya ke pasar modal.Ahli professional yang dibutuhkan perusahaan yaitu perusahaan penilai, konsultan hukum, notaris, dan penjamin emisi efek untuk membantu mensukseskan penjualan saham.
Penjamin emisi efek (underwriter) merupakan unsur yang paling utama untuk berhasilnya go public sebuah perusahaan, karena underwriter bertindak sebagai salesmen yang bijaksana serta berusaha untuk meyakinkan para calon investor mengenai keuntungan dari pembelian saham yang dimaksud. Underwriter yang belum mempunyai reputasi cenderung akan menghindari risiko, sehingga underwriter
Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Initial Return
Setelah Initial Public Offering (IPO)
Like Stefi Gabriela
Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
menginginkan saham dengan harga yang rendah. Sedangkan
underwriter yang memiliki reputasi akan menetapkan harga
saham yang lebih tinggi pada saat Initial Public Offering (IPO) karena akan memiliki initial return rendah.
Berbeda dengan underwriter, jasa profesi akuntan dibutuhkan secara terus menerus selama saham dari perusahaan diperdagangkan di pasar modal, walaupun kemungkinan akuntan yang memeriksanya bertukar. Dengan demikian, akuntan yang paling banyak mengetahui tentang kinerja dan cara beroperasi perusahaan di luar manajemen. Emiten yang menggunakan auditor berkualitas akan diinterpretasikan oleh investor bahwa emiten mempunyai informasi yang tidak salah mengenai prospeknya dan mengurangi ketidakpastian di masa akan datang. Status
adviser yang profesional dapat mempengaruhi tingkat discount dalam dua cara. Pertama, adviser dengan reputasi
baik akan mengurangi kesempatan emiten melakukan tindak kecurangan dalam menyajikan informasi yang tidak akurat ke pasar. Kedua, adviser dengan reputasi baik mempunyai pengalaman yang lebih banyak sehingga dapat meramalkan harga pasar yang lebih akurat dibandingkan dengan adviser yang belum berpengalaman. Dengan demikian, auditor yang memiliki reputasi akan meningkatkan initial return yang merupakan selisih antara harga saham pada pasar perdana dengan harga saham pada pasar sekunder.
Daljono (2000) menyatakan bahwa umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan. Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut (dalam Zirman & Darlis, 2011). Informasi ini akan bermanfaat untuk investor dalam mengurangi tingkat ketidakpastian perusahaan. Dengan demikian, calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk memperoleh informasi tentang perusahaan yang melakukan IPO tersebut. Jadi, perusahaan yang telah lama berdiri mempunyai tingkat underpriced rendah daripada perusahaan yang masih baru karena mengurangi asimetri informasi. Sehingga semakin lama umur perusahaan maka harga saham yang ditawarkan lebih rendah sehingga menghasilkan initial return rendah.
Pada saat perusahaan menawarkan saham baru maka terdapat aliran kas masuk dari proceeds (penerimaan dari pengeluaran saham). Proceeds menunjukkan besarnya skala penawaran saham pada saat Initial Public Offering (IPO). Melalui Initial Public Offering (IPO) diharapkan akan menjadi alasan membaiknya prospek perusahaan yang terjadi karena ekspansi atau investasi yang akan dilakukan atas hasil Initial Public Offering (IPO). Faktor persentase penawaran saham dapat digunakan sebagai proxy terhadap faktor ketidakpastian return saham yang akan diterima oleh investor dan calon investor. Semakin besar nilai saham yang ditawarkan perusahaan ke publik maka semakin kecil tingkat underpricing, yang mengakibatkan semakin kecilnya tingkat ketidakpastian harga saham di masa akan datang, sehingga initial return akan semakin besar.
Ukuran perusahaan dapat dijadikan sebagai proxy tingkat ketidakpastian saham. Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih dikenal masyarakat sehingga informasi mengenai prospek perusahaan berskala besar lebih mudah diperoleh investor daripada perusahaan berskala kecil. Ardiansyah (2004) mengemukakan tingkat ketidakpastian yang akan dihadapi oleh calon investor mengenai masa depan perusahaan emiten dapat diperkecil apabila informasi yang diperolehnya banyak. Dengan rendahnya ukuran
perusahaan yang berskala kecil maka kemungkinan return yang diterima investor akan semakin rendah karena terdapat ketidakpastian yang terjadi di masa akan datang sehingga dapat dikatakan ukuran perusahaan mempengaruhi initial
return. Diduga semakin besar ukuran perusahaan maka akan
semakin rendah initial return.
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam penelitian ini dapat dikemukakan bahwa hipotesa penelitiannya adalah :
Ukuran perusahaan (SIZE), Umur perusahaan (AGE), Reputasi auditor (RUA), Reputasi underwriter (RUD), dan Nilai penawaran saham (NPS) berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) hari setelah IPO.
Ukuran perusahaan (SIZE), Umur perusahaan (AGE), Reputasi auditor (RUA), Reputasi underwriter (RUD), dan Nilai penawaran saham (NPS) berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) bulan setelah IPO.
Initial return 1 (satu) hari dan 1 (satu) bulan setelah IPO berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) tahun setelah IPO.
3. METODOLOGIPENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang bersifat obyektif, mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik (Hermawan, 2005).
B. Gambaran Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah data perusahaan yang melakukab IPO di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan yang melakukan IPO periode 1992 hingga April 2012.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data diperoleh dari Yahoo finance, Indo Premier
Securities, Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
dan Indonesia Stock Exchange (IDX).
D. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumenter. Dokumenter adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu. Semua dokumen yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai sumber informasi (Gulo, 2000).
E. Teknik Analisa Data
- Menghitung Initial return 1 (satu) hari, 1 (satu) bulan dan 1 (satu) tahun perusahaan setelah Initial Public
Offering (IPO) periode 1992 hingga April 2012 dengan
menggunakan rumus :
(1) - Mengukur Reputasi Auditor dan Reputasi Underwriter
perusahaan setelah Initial Public Offering (IPO).
Saham (NPS), dan Ukuran Perusahaan (SIZE) setelah
Initial Public Offering (IPO) dengan menggunakan
rumus :
Age = Listing year – Establish year (2) NPS = Log (shares x offering price) (3) Size = Log (Total Asset) (4)
- Melakukan Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
- Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan persamaan regresi sebagai berikut :
Hipotesis 1: Initial return 1 (satu) hari setelah listing dipengaruhi oleh variabel independen.
IR1h = a + b1RUD + b2 RUA + b3 AGE + b4 SIZE + b5 NPS +
Dimana:
IR1h = initial return 1 hari setelah listing. RUD = reputasi underwriter merupakan variabel dummy
RUA = reputasi auditor merupakan variabel dummy
AGE = umur perusahaan
NPS = nilai penawaran saham
SIZE = ukuran perusahaan
a = konstanta.
b1, b2,.5 = koefisien regresi dari variabel
independen. ε = residu. Hipotesa: - Secara parsial H0: bi = 0 H1: bi ≠ 0 - Secara serempak: H0: b1 ; b2 ; b3 ; b4 ; b5 = 0 H1: b1 ; b2 ; b3 ; b4 ; b5 ≠ 0
Jika nilai signifikansi > 0,05 (α=5%), maka gagal tolak H0, yang berarti initial return 1 (satu) hari setelah
listing tidak dipengaruhi oleh variabel independen.
Sedangkan jika signifikansi ˂ 0,05 (α=5%), maka H0 ditolak, yang berarti initial return 1 (satu) hari setelah
listing dipengaruhi oleh variabel independen.
Hipotesis 2: Initial return 1 (satu) bulan setelah listing dipengaruhi oleh variabel independen.
IR1b = a + b1 RUD + b2 RUA + b3 AGE + b4 SIZE + b5 NPS +
Dimana:
IR1b = initial return 1 bulan setelah listing. RUD = reputasi underwriter merupakan variabel dummy
RUA = reputasi auditor merupakan variabel dummy
AGE = umur perusahaan
NPS = nilai penawaran saham
SIZE = ukuran perusahaan
a = konstanta.
b1, b2,.5 = koefisien regresi dari variabel
independen. ε = residu. Hipotesa: - Secara parsial H0: bi = 0 H1: bi ≠ 0 - Secara serempak H0: b1 ; b2 ; b3 ; b4 ; b5 = 0 H1: b1 ; b2 ; b3 ; b4 ; b5 ≠ 0
Jika nilai signifikansi > 0,05 (α=5%), maka gagal tolak H0, yang berarti initial return 1 (satu) bulan setelah listing tidak dipengaruhi oleh variabel independen. Sedangkan jika signifikansi ˂ 0,05 (α=5%), maka H0 ditolak, yang berarti initial return 1 (satu) bulan setelah listing dipengaruhi oleh variabel independen.
Hipotesis 3: Initial return 1 (satu) tahun setelah listing dipengaruhi oleh variabel independen.
IR1T = a + b1 IR1H+ b2 IR1B+
Dimana:
IR1T = return 1 tahun setelah IPO. IR1H = return 1 hari setelah IPO IR1B = return 1 bulan setelah IPO a = konstanta.
b1, b2 = koefisien regresi dari variabel independen.
ε = residu. Hipotesa: - Secara parsial H0: bi = 0 H1: bi ≠ 0 - Secara serempak H0: b1 ; b2 = 0 H1: b1 ; b2 ≠ 0
Jika nilai signifikansi > 0,05 (α=5%), maka gagal tolak H0, yang berarti initial return 1 (satu) tahun setelah listing tidak dipengaruhi oleh variabel independen. Sedangkan jika signifikansi ˂ 0,05 (α=5%), maka H0 ditolak, yang berarti initial return 1 (satu) tahun setelah listing dipengaruhi oleh variabel independen.
4. ANALISADANPEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan yang IPO periode 1992 hingga April 2012. Setelah diseleksi berdasarkan kelayakan data, terdapat 311 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Return satu hari, satu bulan dan satu tahun setelah listing periode 1992 sampai April 2012 dengan total observasi perusahaan sebanyak 311 perusahaan.
Variabel umur perusahaan (AGE), nilai penawaran saham (NPS), ukuran perusahaan (SIZE), reputasi auditor (RUA) dan reputasi underwriter (RUD) diukur berdasarkan perusahaan yang IPO periode 1992 sampai April 2012 dengan total observasi perusahaan sebanyak 311 perusahaan.
Tabel 1 Deskriptif Statistik Data Hipotesa 1, 2 dan 3
N Minimum Maximum Mean Std.dev
IR 1 hari 311 -1 4,316 -0,2137 0,69042 IR 1 bulan 311 -1 6,2381 0,0296 0,86159 IR 1 tahun 311 -0,9958 10,8095 -0,0244 1,11823 NPS 311 Rp 6.181 Rp 385.026.021 Rp 5.800.402 Rp 28.731.563,42 Size 311 7.500.000.000 830.523.000.000.000 4.424.702.005.856 47.182.699.642.373 Age 311 0,3671 107,97 17,5079 16,1847
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata untuk
Initial Return (IR) 1 hari adalah -0,2137 yang berarti bahwa
secara rata-rata tingkat return 1 hari setelah IPO mengalami penurunan sebesar 21,37% dengan nilai tertinggi return 1 hari sebesar 4,316 (4 kali lipat lebih besar dari return sebelumnya) dan terendah -1 (mengalami penurunan 100% dibanding dengan return sebelumnya). Mengalami penyimpangan sebesar 69,042%. Selanjutnya, IR 1 bulan memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0296 yang berarti bahwa secara rata-rata, initial return 1 bulan setelah IPO mengalami peningkatan sebesar 2,96% dengan nilai return terendah -1 (mengalami penurunan 100% dibanding dengan
return sebelumnya) dan nilai tertinggi 6,2381 (6 kali lipat
lebih besar dari return sebelumnya). Kondisi tersebut juga tercerminkan oleh tingkat risiko yang tinggi sebesar 86,159%. Sedangkan, variabel IR 1 tahun secara rata-rata mengalami penurunan tingkat return sebesar 2,44%, dengan nilai return tertinggi 10,8095 (10 kali lipat lebih besar dari
return sebelumnya) dan terendah -0,9958 (mengalami
penurunan 99,58% dibanding dengan return sebelumnya). Mengalami penyimpangan untuk initial return 1 tahun setelah listing cukup tinggi yaitu 1,11823.
Untuk variabel independen NPS, diketahui bahwa rata-rata nilai saham yang ditawarkan oleh perusahaan yang melakukan IPO periode 1992 hingga April 2012 sebesar Rp 5.800.402 per lembar saham dengan nilai penawaran saham tertinggi sebesar Rp 385.026.021 per lembar saham dan terendah Rp 6.181 per lembar saham. Mengalami penyimpangan sebesar Rp28.731.563,42 per lembar saham. Selanjutnya, variabel Size memiliki nilai rata-rata total asset dari perusahaan yang IPO periode 1992 hingga April 2012 sebesar Rp 4.424.702.005.856 dengan penyimpangan sebesar Rp 47.182.699.642.373. Nilai tertinggi total asset yang menjadi unsur pengukuran Size sebesar Rp 830.523.000.000.000 dan terendah sebesar Rp 7.500.000.000. Variabel Age memiliki nilai rata-rata umur perusahaan 17,5079 tahun. Dengan tingkat risiko sebesar 16,1847 tahun. Umur tertua perusahaan sebesar 107,97 tahun yang merupakan umur dari perusahaan BBRI (Bank Rakyat Indonesia). Sedangkan untuk umur terendah perusahaan sebesar 0,3671 tahun yang merupakan umur perusahaan MYOH (Samindo Resources). Dapat dikatakan tidak mungkin perusahaan yang baru berdiri 0,3671 tahun dapat melakukan IPO. Hal ini berarti, sebelum perusahaan melakukan IPO, perusahaan menggunakan nama yang berbeda dengan pada saat perusahaan melakukan IPO. Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas
Pada analisis regresi pengujian normalitas dilakukan pada nilai residual yang dihasilkan model regresi.Pengujian normalitas residual dilakukan dengan uji kolmogorov
smirnov. Jika nilai signifikansi uji kolmogorov smirnov >
0,05 (α=5%), maka residual model regresi berdistribusi normal.
Berikut adalah hasil uji kolmogorov smirnov residual model regresi 1, 2 dan 3:
Tabel 2 Uji Normalitas Model
Regresi
Nilai Signifikansi Uji Kolmogorov Smirnov
1 0,001
2 0,000
3 0,000
Tabel 2 menunjukkan bahwa besarnya nilai signifikan uji kolmogorov smirnov pada model regresi 1, 2 dan 3
kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil ini maka asumsi normalitas residual pada model regresi 1, 2 dan 3 belum terpenuhi. Akan tetapi berdasarkan Dalil Limit Pusat (Limit
Central Theorem), asumsi normalitas tidak terlalu kritis
untuk sampel yang besar (Solimun, 2002). Dalam Dalil Limit Pusat disebutkan bahwa apabila jumlah sampel besar (n ≥ 30), maka statistik dari sampel tersebut akan mendekati distribusi normal. Diketahui sampel atau observasi yang digunakan pada model regresi 1, 2 dan 3 masing-masing sebanyak 311. Dengan demikian berdasarkan Dalil Limit Pusat, asumsi normalitas residual pada model regresi 1, 2 dan 3 telah terpenuhi.
- Uji Multikoliniearitas
Multikolinearitas menunjukkan adanya korelasi (hubungan) yang kuat antara variabel bebas atau variabel
dummy dalam model regresi. Pendeteksian ada atau tidaknya
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF. Apabila nilai VIF < 10, maka model regresi bebas dari multikolinearitas.
Berikut adalah hasil uji kolmogorov smirnov residual model regresi 1, 2 dan 3:
Tabel 3 Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 3 diketahui nilai VIF masing-masing variabel pada model regresi 1, 2 dan 3 semuanya di bawah angka 10, sehingga disimpulkan model regresi 1, 2 dan 3 bebas dari multikolinearitas, dengan demikian asumsi non multikolinearitas telah terpenuhi.
- Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menunjukkan adanya ketidaksamaan varians dari residual atas suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas menggunakan korelasi rank spearman. Jika korelasi rank spearman antara variabel bebas dengan nilai residual menghasilkan nilai signifikansi > 0,05 (α=5%), maka disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berikut adalah hasil korelasi rank spearman antara variabel bebas dengan nilai residual pada model regresi 1, 2 dan 3:
Tabel 4 Uji Heteroskedastisitas
Model Regresi Variabel Nilai Signifikansi Korelasi
Rank Spearman 1 AGE 0,491 SIZE 0,176 NPS 0,518 RUD 0,652 RUA 0,791 2 AGE 0,980 SIZE 0,116 NPS 0,263
Model Regresi Variabel Colinierity Statistics Tolerance VIF 1 AGE 0,952 1,051 SIZE 0,396 2,525 NPS 0,391 2,558 RUD 0,830 1,205 RUA 0,949 1,053 2 SIZE 0,951 1,051 AGE 0,393 2,541 NPS 0,243 4,117 RUD 0,335 2,982 RUA 0,967 1,035 3 1 HARI 0,235 4,250 1 BULAN 0,235 4,250
RUD 0,395
RUA 0,141
3 1 HARI 0,952
1 BULAN 0,508
Berdasarkan tabel 4 diketahui korelasi Rank Spearman menghasilkan nilai signifikansi variabel dummy model regresi 1 dan 2 semuanya lebih besar dari 0,05 (α=5%), nilai signifikansi variabel bebas model regresi 3 juga lebih besar dari 0,05 (α=5%), sehingga disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi 1, 2 dan 3, dengan demikian asumsi non heteroskedastisitas telah terpenuhi. - Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode t-1 (sebelumnya). Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan Run Test. Jika nilai signifikansi Run Test yang dihasilkan regresi > 0,05, maka disimpulkan tidak terdapat autokorelasi pada model regresi (Ghozali, 2009). Berikut adalah nilai Run Test yang dihasilkan dari model regresi 1, 2 dan 3:
Tabel 5 Uji Autokorelasi Model Regresi Nilai Signifikansi Run Test
1 0,156
2 0,532
3 0,078
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi Run Test yang dihasilkan model regresi 1, 2 dan 3 di atas 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi non autokorelasi terpenuhi.
Analisis Regresi Uji Hipotesis 1
Hasil uji F pada model regresi 1 adalah sebagai berikut: Tabel 6 Uji F Hipotesis 1
F Sig.
Regression 11,934 0,000b
Dari tabel diperoleh nilai signifikansi yang dihasilkan uji F pada 5 (lima) variabel independen kurang dari 0,05 atau nilai 0.000 < 0,05, dapat dikatakan bahwa secara serempak variabel NPS, SIZE, AGE, Reputasi Auditor dan Reputasi Underwriter berpengaruh signifikan terhadap
Initial Return 1 (satu) hari setelah listing periode 1992
hingga April 2012.
Hasil uji koefisien determinasi pada model regresi 1 adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Uji Koefisien Determinasi Model R Square
1 0,164
Pada model regresi 1, dapat dijelaskan bahwa hanya 16,4% variasi variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sedangkan sisanya 83,6% dijelaskan oleh variabel lain.
Hasil uji t pada model regresi 1 adalah sebagai berikut: Tabel 8 Uji t Hipotesis 1
Variab
el Koefisien Regresi T Sig. Keterangan
AGE -0,003 -1,475 0,141 Tidak Signifikan
SIZE 0,168 2,411 0,016 Signifikan
NPS -0,055 -0,700 0,484 Tidak Signifikan
RUD -0,011 -0,137 0,891 Tidak Signifikan
RUA -0,543 -7,232 0,000 Signifikan
Pada model regresi 1, terdapat 2 variabel yang menghasilkan nilai signifikan uji t kurang dari 0,05 yaitu variabel ukuran perusahaan (SIZE) dan Reputasi Auditor (RUA), sedangkan nilai signifikan variabel Umur Perusahaan (AGE) sebesar 0,141, Nilai Penawaran Saham (NPS) sebesar 0,484, dan Reputasi Underwriter (RUD) sebesar 0,891. Dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan (SIZE) dan Reputasi Auditor (RUA) berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 hari setelah listing periode 1992 hingga April 2012.
Uji Hipotesis 2
Hasil uji F pada model regresi 2 adalah sebagai berikut: Tabel 9 Uji F Hipotesis 2
F Sig.
Regression 10,783 0,000b
Dari tabel diperoleh nilai signifikansi yang dihasilkan uji F pada lima variabel kurang dari 0,05 atau nilai 0,158 < 0,05, dapat dikatakan bahwa secara serempak variabel NPS,
SIZE, AGE, Reputasi Auditor dan Reputasi Underwriter
berpengaruh signifikan terhadap Initial Return 1 bulan setelah listing periode 1992 hingga April 2012.
Hasil uji koefisien determinasi pada model regresi 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 10 Uji Koefisien Determinasi Model R Square
1 0,15
Pada model regresi 2, dapat dijelaskan bahwa hanya 15% variasi variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sedangkan sisanya 85% dijelaskan oleh variabel lain.
Hasil uji T pada model regresi 2 adalah sebagai berikut: Tabel 11 Uji t Hipotesis 2
Variabel Koefisien Regresi T Sig. Keterangan
AGE 0,001 -0,220 0,826 Tidak Signifikan
SIZE 0,204 2,319 0,021 Signifikan
NPS -0,208 -1,664 0,097 Tidak Signifikan
RUD 0,178 1,129 0,260 Tidak Signifikan
RUA -0,644 -6,887 0,000 Signifikan
Pada model regresi 2, Ukuran perusahaan (SIZE) dan Reputasi Auditor (RUA) yang menghasilkan nilai signifikan uji t kurang dari 0,05 dengan nilai masing-masing 0,021 dan 0,000, sedangkan nilai signifikan variabel Umur Perusahaan (AGE) sebesar 0,826, Nilai Penawaran Saham (NPS) sebesar 0,097 dan Reputasi Underwriter (RUD) sebesar 0,260. Dapat disimpulkan bahwa variabel Ukuran perusahaan (SIZE) dan Reputasi Auditor (RUA) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap initial return 1 (satu) bulan setelah listing periode 1992 hingga April 2012 dibandingkan dengan variabel lainnya yang memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05.
Uji Hipotesis 3
Hasil uji F pada model regresi 3 adalah sebagai berikut: Tabel 12 Uji F Hipotesis 3
F Sig.
Regression 212,226 0,000b
Dari tabel diperoleh nilai signifikansi yang dihasilkan uji F pada variabel initial return 1 hari dan initial return 1 bulan kurang dari 0,05 atau nilai 0,00 < 0,05, dapat dikatakan bahwa secara serempak Initial Return 1 hari dan
Initial Return 1 bulan berpengaruh signifikan terhadap Initial Return 1 tahun setelah listing periode 1992 hingga
April 2012.
Hasil uji koefisien determinasi pada model regresi 3 adalah sebagai berikut:
Tabel 13 Uji Koefisien Determinasi
Model R Square
1 0,579
Pada model regresi 3, dapat dijelaskan bahwa hanya 57,9% variasi variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Sedangkan sisanya 42,1 % dijelaskan oleh variabel lain.
Hasil uji t pada model regresi 3 adalah sebagai berikut: Tabel 14 Uji t Hipotesis 3
Variabel Koefisien Regresi t Sig. Ket.
1 Hari -0,670 -5,429 0,000 Signifikan
1 Bulan 1,422 14,388 0,000 Signifikan
Pada model regresi 3, nilai signifikansi Initial Return 1 hari dan 1 bulan setelah listing kurang dari 0,05. Meskipun
return 1 hari setelah listing lebih rendah daripada return 1
bulan setelah listing (koefisien regresi bernilai negatif yaitu -0,670), namun terbukti bahwa return 1 hari setelah listing tidak berbeda signifikan dengan return 1 bulan setelah
listing. Dapat disimpulkan bahwa initial return 1 hari dan 1
bulan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap initial
return 1 tahun setelah listing periode 1992-2012.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Initial return 1 (satu) hari setelah listing dipengaruhi variabel ukuran perusahaan (SIZE) dan reputasi auditor (RUA). Sedangkan variabel umur perusahaan (AGE), nilai penawaran saham (NPS) dan reputasi underwriter (RUD). Sehingga, secara serempak hipotesis 1 dapat diterima. Tetapi, secara parsial hipotesis 1 (satu) hanya variabel SIZE dan RUA yang diterima, variabel AGE, NPS dan RUD ditolak.
2. Initial return 1 (satu) bulan setelah listing dipengaruhi variabel ukuran perusahaan (SIZE) dan reputasi auditor (RUA). Sedangkan variabel umur perusahaan (AGE), nilai penawaran saham (NPS) dan reputasi underwriter (RUD). Sehingga, secara serempak hipotesis 2 dapat diterima. Tetapi, secara parsial hipotesis 2 hanya variabel SIZE dan RUA yang diterima, variabel AGE, NPS dan RUD ditolak.
3. Initial return 1 (satu) hari dan 1 (satu) bulan mempengaruhi initial return 1 (satu) tahun setelah
listing. Hal ini berarti short term performance
perusahaan mempengaruhi long term performance. Berdasarkan hasil ini, hipotesis 3 secara serempak maupun parsial dapat diterima.
Peneliti yang ingin meneliti di bidang yang sama dapat meneliti dengan menggunakan atau menambah variabel-variabel keuangan lainnya yang ada didalam prospektus yang memiliki kemungkinan berpengaruh terhadap initial
return. Misalnya Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Investment (ROI) serta
variabel-variabel yang mencerminkan kondisi ekonomi makro, misalnya tingkat suku bunga bank, tingkat inflasi, untuk itu perlu adanya pengkajian ulang sebagai bukti bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh terhadap initial
return atau tidak.
DAFTARPUSTAKA
Ardiansyah, M. (2004). Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jak. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.7 No.2, 125-153. Emilia, Sulaiman, L., & Sembel, R. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Initial Return 1 Hari, Return 1 Bulan, dan Pengaruh terhadap Return 1 Tahun setelah IPO. Journal of Applied Finance and Accounting Vol. 1 No. 1, 116-140.
Ghozali, I. (2009). Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Undip.
Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Undip.
Gujarati N. Dan Porter D.C. (2009). Basic Econometrics. Fifth Edition. Singapore: McGraw-Hill.
Gulo, W. (2000). Metodologi Penelitian. Grasindo.
Hermawan, A. (2005). Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Grasindo.
Khurshed, A. (2011). Initial Public Offerings : The Mechanics and Performance of IPOs. Great Britain: Harriman House Ltd. Kurniawan, B. (2007). Analisis Pengaruh Variabel Keuangan dan non Keuangan Terhadap Initial Return dan Return 7 Hari setelah IPO. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.13 No.1, 21-30. Lestari, Y. O. (2011). Informasi Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Return Saham Di Pasar Perdana. Jurnal F. Ekonomi : JRAK Vol.2 No.1.
Yasa, G. W. (2008). Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vol.3 No.2, 145-157.
Zirman, & Darlis, E. (2011). Pengaruh Informasi Akuntansi Dan Non Akuntansi Terhadap Kecenderungan Underpricing : Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekononomi Vol. 19 No. 01.