• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 MELAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 MELAYA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BAHASA INDONESIA

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS VIII SMPN 1 MELAYA

I Md Andreano Deny Putra

1

, I Kmg Sudarma

2

, I Md Tegeh

3

1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:

{

imadeandreanodenyputra@yahoo.co.id

1

, sudarmadede@gmail.com

2

,

imadetegehderana@yahoo.com

3}

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dari hasil belajar siswa karena kurangnya penggunaan media yang menunjang dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan desain pengembangan multimedia interaktif berbasis Macromedia Flash 8 dengan model penelitian pengembangan 4-D (Four-D) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia; (2) menguji validitas hasil pengembangan media pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia untuk siswa semester genap kelas VIII SMP 1 Melaya; dan (3) mengetahui efektivitas penggunaan pengembangan media pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 1 Melaya. Penelitian pengembangan ini menggunakan model 4-D (Four-D). Pada tahap desain telah dilaksanakan pembuatan rancangan spesifikasi secara rinci mengenai menyusun teks acuan patokan seperti instrumen dan soal obyektif setelah itu menentukan pemilihan media, pemilihan format, dan rancang awal produk yang akan di kembangkan kebutuhan sebagai acuan alur pengembangan produk. Desain ini digunakan untuk mengembangkan sebuah produk media pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia kelas VIII. Analisis data menggunakan tiga teknik yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif naratif, dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil evaluasi ahli isi dan Ahli desain mendapatkan kualifikasi nilai sangat baik sehingga media valid dan dilanjutkan ke ahli media yang mendapatkan kualifikasi baik. Hasil uji perorangan sebesar 98,6% dan hasil uji kelompok kecil sebesar 94,2% masing-masing pada kualifikasi sangat baik serta hasil uji lapangan sebesar 96% pada kualifikasi sangat baik sehingga media dikatakan valid untuk diuji cobakan. Penghitungan hasil belajar t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa setelah menggunakan media (88,6) lebih tinggi dibandingkan sebelum menggunakan media (55,33). Dengan demikian, penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Melaya ini memperoleh kesimpulan yaitu penggunaan media pembelajaran interaktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas VIII.

Kata kunci : multimedia interaktif, model pengembangan 4-D

Abstract

This research is motivated by the problems of student learning outcomes because of the lack of use of media that support the learning process. This research aimed at: (1) describing the development of Macromedia Flash 8 interactive multimedia design through 4-D (Four D) on Bahasa Indonesia subject; (2) testing the validity of the result of the eighth grade students in the second semester in SMP Negeri 1 Melaya; and (3) knowing the effectiveness of using the development of interactive multimedia to the results on learning Bahasa Indonesia of the eighth grade students in the second semester in SMP Negeri 1 Melaya. The model of this research was 4-D (Four D). In the stage of design, the instruments and

(2)

objective questions were made. Then, it was continued by choosing the form and the design of product which was developed. The design was used to develop learning media for the eighth grade students in Junior High School. The techniques used were qualitative descriptive, narrative descriptive and quantitative descriptive. The results from the experts in content and design showed that the media was valid. Besides, the percentage of individual test reached 98.6% and small group test reached 94.2%. Therefore, the media could be used to conduct the research. In addition, the analysis of t-test was higher than t-table, so H0 was rejected and H1 was accepted. The mean score of students after using media (88.6) was higher than the mean score before using the media (55.33). It could be concluded that the use of interactive multimedia gave positive and significant effect on the result of learning Bahasa Indonesia subject in the eighth grade.

Key words: interactive multimedia, developmental design of 4-D

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman. Peran pengetahuan sangat penting bagi setiap masyarakat yang mau meningkatkan kemampuannya mengikuti persaingan yang kompetitif dalam krisis multidimensi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahak mulia serta keterampilan yang diperlukan diriya dan masyarakat (UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Dilihat dari perkembangan zaman pendidikan di Indonesia saat ini mengalami peningkatan yang sangat pesat dari penggunaan setiap pembelajaran yang berbasis teknologi komunikasi. Seiring dengan hal ini secara tidak langsung mengubah hasil belajar siswa khususnya dalam hal pembelajaran. Dengan memanfatkan media pembelajaran yang tepat, peserta didik lebih leluasa untuk mengembangkan daya pikir. Untuk itu peningkatan mutu pengetahuan peserta didik tidak cukup dengan pembaharuan kurikulum, penyedian buku-buku dan perbaikan sarana belajar lainnya, tetapi juga perlu disertai peningkatan penggunaan media pembelajaran yang tepat baik elektronik maupun nonelektronik.

Di era globaliasasi ini para teknolog sudah harus mampu menjadikan sebuah proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dengan membuat media

sebagai bahan pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas. Menurut Azhar Arsyad (2007 : 3), “Kata media berasal dari bahsa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”.

Hal ini tentu saja memperkuat bahwa media dalam pembelajaran mempunyai peran penting dan bermanfaat untuk membantu mempermudah belajar siswa. Tidak hanya mempermudah siswa, dengan kehadiran media pembelajaran guru juga merasa terbantu dalam pembelajaran. Salah satu model media pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan dalam pembelajaran dikelas yaitu multimedia interaktif. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioprasikan oleh pengguna.

Menurut Hofstetter (dalam Sarwiko, 2012:3) multimedia interaktif adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tools yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dapat memberikan warna baru dalam proses pembelajaran dan meningkatkan interaksi pembelajaran antara siswa dengan guru. Apabila dirancang secara cermat, pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dapat mempermudah guru untuk menyampaikan materi pelajaran dalam proses belajar mengajar. Namun, saat ini pengembangan

(3)

multimedia pembelajaran interaktif masih jarang digunakan di sekolah-sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara kepada bapak I Nyoman Murtiadi, S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia khususnya kelas VIII F di SMP Negeri 1 Melaya menggungkapkan bahwa masih banyak peserta didik yang belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang di tentukan. Standar kriteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII F adalah 75 sedangkan rata-rata hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VIII F dilihat dari nilai UTS tahun pelajaran 2014/2015 adalah 65,5. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia belum optimal. Permasalahan lain yang ditemukan di sekolah adalah guru belum mampu memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang sudah ada di sekolah mulai dari 20 laptop, 9 LCD proyektor dan sebuah ruang LAB bahasa yang sudah disediakan oleh sekolah. Permasalahan yang paling menonjol dalam proses pembelajaran adalah terbatasnya media pembelajaran yang menarik dan kurang efektifnya waktu dalam satu kali pertemuan materi menulis slogan dan poster. Penggunaan media yang masih sangat konvensional seperti papan tulis dirasa sudah tidak menarik lagi. Hal ini diduga sangat berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa untuk belajar. Melihat kondisi yang demikian, akhirnya peneliti memberikan solusi alternatif dalam proses pembelajaran melalui penerapan

model dan penggunaan media

pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

Hal ini diduga sangat berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa untuk belajar. Melihat kondisi yang demikian, akhirnya peneliti memberikan solusi alternatif dalam proses pembelajaran melalui penerapan model dan penggunaan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu model pengembangan yang sistematis yaitu adalah model pengembangan 4-D (Four-D).

Model 4D merupakan singkatan dari

Define, Design, Development and

Dissemination yang dikembangkan oleh

Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, menurut (Endang,2009:2)

tahap pengembangan dengan

menggunakan model 4D yaitu: (1) Pendefinisian (Define), (2) Perancangan

(Design), (3) Pengembangan

(Development), (4) Penyebarluasan (Desseminate).

Dengan model pengembangan 4-D yang digunakan dengan penerapan multimedia ineraktif dihaapkan dapat menunjang peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dikarenakan mata pelajaran Bahasa Indonesia dikarenakan mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki sistematika yang prosedural dilihat dari pengembangan setiap materi yang ada pada silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, untuk membantu siswa dalam memahami mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dipandang sangat perlu dikembangkan sebuah multimedia pembelajaran interaktif. Oleh karena itu penelitian pengembangan ini berjudul Pengembangan Multimedia Interaktif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 1 Melaya.

METODE

Pada penelitian ini penulis

menggunakan model penelitian

pengembangan. Penelitian pengembangan adalah upaya untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk berupa materi, media, alat dan atau strategi pembelajaran, digunakan untuk mengatasi masalah belajar dikelas dan bukan untuk menguji teori. Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian pengembangan

Four-D Model atau yang disebut dengan 4D

yang dikembangkan oleh Sivasailam Thaigarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melyvyn I Semmel (1974). Model pengembangan 4D merupakan penelitian

(4)

pengembangan media pembelajaran interaktif yang meneliti tentang suatu produk pembelajaran dengan tujuan untuk mengembangkan suatu produk atau program inovatif .

Model 4-D memiliki 4 tahap yang diantaranya: 1 tahap analisis pendefinisian adalah tahap menganalisis kebutuhan dimana peneliti menentukan karakteristik siswa dari hasil observasi dan menentukan produk apa yang cocok dikembangkan. Pada penelitian ini, produk yang akan dikembangkan adalah multimedia interaktif dengan materi menulis slogan dan poster pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII, 2 tahap desain pembelajaran adalah tahap dimana peneliti menyiapkan prototype prangkat pembelajaran tahap ini memiliki tiga yaitu, (a) menyusun test acuan patokan, merupakan tahap awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan dan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat ukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah proses pembelajaran, (b) pemilihan media yang sesuai dengan tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (c) pemilihan format. Dalam format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah dikembangkan, 3 tahap produksi atau pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan perangkat pembelajaran pembelajaran yang sudah direvisi berdasakan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar di ikuti dengan revisi, (b) simulasi, yaitu kegiatan mengoprasionalkan rencana pelajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya, dan yang terahkir tahap 4 penyebaran produk yaitu tahap penggunaan prangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya pada kelas lain dengan tujuan untuk menguji efektivitas penggunaan prangkat didalam proses pembelajaran

Pengembangan multimedia interaktif berbasis Macromedia Flash 8 yang

dikemas dalam bentuk CD (Compact Disc) ini harus diuji tingkat validitas dan keefektifanya. Hasil dari kegiatan validitas ini dilakukan melalui dua tahap yakni : a)

riview oleh ahli isi bidang studi atau mata

pelajaran, ahli desain media pembelajaran dan ahli media pembelajaran, b) uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji lapangan.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini adalah pencatatan dokumen pencetatan dokumen, instrument angket dan soal pretest dan posttest. Lembar pencatatan dokumen digunakan untuk mengumpulkan data tentang desain pengembangan produk, instrumen angket digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran dan siswa saat uji perorangan, kelompok kecil dan lapangan dan dan lembar jawaban pretest, posttest digunakan untuk mengumpulkan data hasil sesudah dan sebelum menggunakan media pembelajaran interaktif.

Uji coba instrumen pengumpulan data untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur yang dilakukan langsung saat penelitian dimana alat ukur hasil belajar siswa yang dalam tes yang akan dibagikan sebagai analisis data yaitu (1) uji validitas tes, (2) uji reabilitas tes, (3) daya beda, (4) tingkat kesukaran tes.

Analisis data merupakan salah satu tahap kegiatan penelitian berupa proses penyusunan dan pengolahan data guna menafsirkan data yang diperoleh dari lapangan. Analisis data dilakukan setelah instrumen didistribusikan kepada responden. Instrumen yang sudah diisi responden kemudian dikembalikan kepada peneliti. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu perlu diadministrasi secara jelas untuk memudahkan peneliti melakukan analisis, dengan melakukan skoring dan tabulasi (Sukardi, 2008:84). Dalam penelitian pengembangan ini digunakan dua teknik analisis data, yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.

Analisis ini ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagaii kondisi lapangan yang bersifat tanggapan

(5)

dan pandangan. Tanggapan-tanggapan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

review ahli isi bidang studi atau mata

pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data-data yang sudah terkumpul diolah dengan teknik ini dengan melakukan pengelompokan informasi-informasi berupa komentar dan saran perbaikan yang terdapat pada lembaran kuesioner.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis data analisis data merupakan salah satu tahap kegiatan penelitian berupa proses penyusunan dan pengolahan data guna menafsirkan data yang diperoleh dari lapangan. Analisis data dilakukan setelah instrumen didistribusikan kepada responden. Instrumen yang sudah diisi responden kemudian dikembalikan kepada peneliti. Teknik analisis yang digunakan diantaranya adalah teknik deskriptif, kuantitatif, teknik analisis kualitatif dan teknik analisis inferensial. Teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data atau mendapatkan informasi masukan dan tanggapan dari lembar pencatatan dokumen. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui kuesioner validasi produk dalam bentuk skor. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subjek validasi produk menurut Tegeh dan Kirna, (2010:26) sebagai berikut.

Gambar 01. Analisis Deskriptif Kuantitatif Keterangan: ∑ = Jumlah

n = jumlah seluruh item angket

Selanjutnya untuk menghitung persentase keseluruhan subyek coba digunakan rumus:

Persentase= (F : N) x 100%

Keterangan:

F= Jumlah persentase keseluruhan subyek N= Banyak subjek

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan dalam penelitian, digunakan ketetapan seperti tabel 01.

Tabel 01. Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5 Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan 90 – 100 % Sangat baik Tidak perlu direvisi 75 – 89 % Baik tidak direvisi 65 – 74 % Cukup Direvisi

secukupnya 55 - 64 % Kurang Banyak hal

yang direvisi 0 - 54 % Sangat kurang Diulangi membuat produk (Tegeh dan Kirna, 2010: 101)

Selanjutnya teknik analisis deskriptif inferensial analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa pada siswa SMP Negeri 1 Melaya di kelas VIII F sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan multimedia pembelajaran interaktif melalui lembar jawaban pretest dan posttest yang dibagikan pada kelas VIII F. Rumus yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah rumus uji-t. Uji-t adalah dasar penggunaan teknik uji t berkorelasi ini adalah menggunakan dua perlakuan yang berbeda terhadap satu sampel. Rumus untuk uji-t berkorelasi adalah sebagai berikut.                     2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 n s n s r n s n s X X t (Sumber: Koyan, 2012:29)

(6)

1 X = rata-rata sampel 1 (sebelum menggunakan media) 2 X = rata-rata sampel 2 (sesudah menggunakan media)

S1 = simpangan baku sampel

1 (sebelum

menggunakan media) S2 = simpangan baku sampel

2 (sesudah

menggunakan media) S12 = varians sampel 1 S22 = varians sampel 2 r = korelasi antara dua

sampel HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen dilakukan dengan mencatat tahap-tahap yang telah dilakukan sesuai

dengan prosedur pengembangan.

Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan pengembangan produk. Dalam laporan pengembangan produk, terdapat bagian yang menjelaskan desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen dilakukan dengan mencatat tahap-tahap yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur pengembangan. Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan pengembangan produk. Dalam laporan pengembangan produk, terdapat bagian yang menjelaskan desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Pada laporan pengembangan produk bagian tahap desain menjelaskan tes acuan pokok, pemilihan media, pemilihan format dan rancangan awal.

Dalam validitas hasil pengembangan media pembelajaran interaktif ini akan dipaparkan enam hal pokok, meliputi validitas media pembelajaran interaktif menurut (1) ahli isi mata pelajaran, (2) ahli desain pembelajaran, (3) ahli media

pembelajaran, (4) uji coba perorangan, (5) uji coba kelompok kecil, dan (6) uji coba lapangan.

Produk ahkir dari penelitian pengembangan ini adalah multimedia interaktif mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi “Menulis slogan dan poster” pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Melaya. Media pembelajaran interaktif ini diuji oleh bapak I Nyoman Murtiadi, S.Pd selaku ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 96 % berada pada kualifikasi sangat baik dan tidak perlu direvisi. Setelah melakukan revisi media sesuai masukan ahli isi, langkah selanjutnya yaitu hasil evaluasi oleh ahli desain pembelajaran yaitu Bapak Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd. Berikut ini hasil evaluasi dari ahli desain pembelajaran terhadap produk multimedia interaktif yang dikembangkan

Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 89% berada pada kualifikasi baik dan sedikit direvisi. Setelah melakukan revisi media sesuai masukan ahli desain pembelajaran, langkah selanjutnya adalah hasil evaluasi oleh ahli media pembelajaran yaitu Bapak I Kadek Suartama, S.Pd.,M.Pd. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian 87,2% berada pada kualifikasi baik sedikit revisi. Kemudian dilanjutkan dengan uji coba perorangan subjek dari uji coba perorangan ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Melaya sebanyak 3 (tiga) siswa. Siswa tersebut terdiri dari satu orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, satu orang siswa dengan prestasi belajar sedang dan satu orang siswa dengan prestasi belajar rendah Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, rerata persentase tingkat pencapaian 98,6 % berada pada kualifikasi sangat baik.

Pada uji coba kelompok kecil, subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Melaya sebanyak 12 (dua belas) siswa. Siswa tersebut terdiri dari empat orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, empat orang siswa dengan prestasi belajar sedang dan empat orang siswa dengan prestasi belajar rendah. Setelah dikonversikan dengan tabel

(7)

konversi, rerata persentase tingkat pencapaian 94,2 % berada pada kualifikasi sangat baik. Media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan produk pengembangan yang telah direvisi berdasarkan masukan siswa dalam uji coba kelompok kecil, selanjutnya diberikan kepada 30 orang siswa kelas VIII D untuk melasanakan uji coba lapangan. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi,persentase tingkat pencapaian 96 % berada pada kualifikasi baik. Setelah melakukan revisi dari semua ahli dan uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan maka dilakukan uji efektifitas prouk untuk menguji keefektifan produk sebelum dilakukan penyebaran produk. Berikut ini tabel kualifikasi nilai dari masing-masing respoden PAP skala 5.

Tabel 02. Kualifikasi nilai dari masing-masing respoden sesuai PAP skala 5

No. Responden Nilai

(%)

Kualifikasi

1 Ahli Isi Mata

Pelajaran 96 Sangat baik 2 Ahli Media Pembelajaran 87,2 Baik 3 Ahli Desain Pembelajaran 89 Baik 4 Uji coba perorangan 98,6 Sangat baik 5 Uji coba kelompok kecil 94,2 Sangat baik 6 Uji coba kelas/lapangan 96 Sangat baik

Kemudian dilakukan uji homogenitas untuk mencari bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama (Candiasa, 2010:192). Untuk mencari hasil dari uji homogenitas ini maka hasil dari varians terbesar di bagi dengan hasil varians terkecil maka hasil yang diperoleh

Fhitung (1,85) ≤ Ftabel (1,94) sehingga H1 ditolak yang berarti sampel bersifat homogen. Setelah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Hasil analisis Uji-t dengan cara manual. Sebelum melakukan Uji-t pengembang terlebih dahulu melakukan penghitungan korelasi untuk vriabel untuk mencari rxy. Setelah

melakukan penghitungan tersebut maka bisa dilanjutkan dengan penghitungan Uji-t sehingga terdapat hasil t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t tabel untuk db 56 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung yaitu 3,04 lebih besar dari pada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 1 Melaya. Terdapat tiga pembahasan yang dipaparkan oleh pengembang yaitu: 1) Bagaimanakah desain pengembangan multimedia interaktif berbasis Macromedia Flash 8 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan pada kelas VIII pada ruang lingkup SMP 1 Melaya? 2) Bagaimana kualitas produk dari multimedia berdasarkan validasi dari ahli isi bidang studi, ahli disain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji lapangan? 3) Bagaimanakah efektivitas produk pengembangan media pembelajaran CD multimedia interkatif Bahasa Indonesia dalam meningkatkan hasil belajar kelas VIII semester genap di SMP Negeri 1 Melaya. Desain pengembangan produk desain dalam pengembangan media pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia menggunakan model penelitian pengembangan 4-D

(Four-D). Berdasarkan laporan pengembangan

produk yang dirancang sesuai tahapan-tahapan model 4-D (Four-D), tahap yang kedua dari model pengembangan 4D

(Four-D) menjelaskan tahap desain

pengembangan media pembelajaran interaktif yaitu menyusun teks acuan patokan seperti instrumen dan soal obyektif setelah itu menentukan pemilihan media, pemilihan format, dan rancang awal produk yang akan di kembangkan.

Rancang awal pada tahap desain ini, langkah pertama merupakan langkah kegiatan melakukan pendeskripsian produk seperti kebutuhan sistem komputer yang terdiri dari kebutuhan sistem hardwere dan kebutuhan sistem softwere. Setelah melakukan langkah pendeskripsian kebutuhan, pengembang juga harus melakukan pendeskripsian halaman.

(8)

Deskripsi halaman merupakan deskripsi dari scane/halaman pada media multimedia interaktif yang telah disusun sesuai dengan

storyboard dan Flowchart pada tahap

pengembangan pertama yaitu tahap

difine/penyusunan seperti halaman

pembuka, halaman intro/percakapan sebuah animasi, halaman home atau beranda, halaman petunjuk penggunaan media, halaman SK/KD, halaman materi, halaman evaluasi, dan halaman profil pengembang. Halaman intro merupakan halaman pembuka media pembelajaran interaktif yang terdiri dari teks, gambar pengenalan media pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia beserta button untuk melanjutkan kescane selanjutnya.

Halaman intro/percakapan ini merupakan halaman yang berisikan percakapan antar siswa sebagai pembangkit keingintahuan siswa tentang materi slogan dan poster pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Halaman beranda/home merupakan halaman yang berisikan teks dari judul multimedia interaktif. Halaman petunjuk penggunaan merupakan halaman yang berisikan petunjuk dari penggunaan media pembelajaran interaktif seperti penggunaan dari setiap button yang ada pada media pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia. Halaman SK/KD merupakan halaman yang berisikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran sesuai dengan silabus dari materi menulis slogan dan poster kelas VIII. Halaman materi merupakan halaman yang berisikan tiga materi dari materi definisi slogan, definisi poster serta jenis-jenis slogan dan poster. Halaman evaluasi merupakan halaman pengukur kemampuan pengguna media setelah membaca materi yang ada pada media pembelajaran interaktif. Halaman profil pengembang merupakan halaman identitas dari pengembang media pembelajaran interaktif.

Kemudian kualitas produk yang dihasilkan melalui (1) uji ahli isi mata pelajaran, yang menyatakan bahwa media sudah layak digunakan namun demi

kesempurnaan media pengembang

melakukakan revisi pada penggunaan

speaker saat penggunaan media, (2) ahli

desain media pembelajaran dengan hasil

revisi yaitu pada kemasan media dan isi media pembelajaran interaktif, (3) ahli media pembelajaran menyatakan bahwa media yang dikembangkan sudah valid dan perlu sedikit direvisi isi dari intro media, (4) melalui uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan yang dinyatakan bahwa media yang dikembangkan sudah memperoleh hasil sangat baik yang dihitung dengan PAP skala 5.

Efektivitas pengembangan media pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia yang dilakukan dengan metode tes di ukur dengan memberikan lembar soal pilihan ganda terhadap 30 orang peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 1 melaya melalui

pretest dan posttest. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 orang siswa

tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi.

Rata-rata nilai pretest adalah 55,33 dan rata-rata nilai posttest adalah 88,67. Peningkatan rata-rata nilai siswa ini juga dapat dilihat berdasarkan jawaban-jawaban siswa saat menjawab tes. Sebagian besar jawaban siswa yang salah saat pretest, benar saat posttest. Hal ini disebabkan karena media pembelajaran interaktif yang disajikan sudah dirancang berdasarkan karakteristik siswa yang menampilkan teks, gambar, video, animasi dan audio sehingga siswa lebih antusias dan tertarik untuk belajar.

Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 3,04. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar dari pada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara

sebelum menggunakan media

pembelajaran interaktif dan sesudah menggunakan media pembelajaran interaktif.

Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas VIII F SMP Negeri 1 Melaya, nilai rata-rata posttest peserta didik 88,6 berada pada kualifikasi Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia

(9)

sebesar 75. Melihat nilai rerata atau mean

posttest yang lebih besar dari nilai rerata

atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa media interaktif pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Meningkatnya hasil belajar siswa disebabkan karena multimedia interaktif memberikan kemudahan pada siswa untuk memahami materi yang diberikan, dibandingkan dengan hanya menggunakan sumber dari buku saja. Dalam multimedia interaktif, materi yang disajikan dilengkapi dengan contoh-contoh berupa video, gambar dan animasi yang menarik, sehingga materi akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sutopo (2003:9), yang menyatakan bahwa manusia sangat berorientasi pada visual

(visual-oriented), dan gambar merupakan sarana

yang sangat baik untuk menyajikan informasi.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis data maka diperoleh simpulan sebagai berikut. Desain pengembangan media video pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model 4D

(Four-D). Pada tahap perancangan atau desain

telah dilaksanakan pembuatan rancangan (design) spesifikasi secara rinci yang terlampir pada laporan pengembangan mengenai arsitektur media pembelajaran interakkebutuhan materi, flowchart dan storyboard untuk produk media pembelajaran interaktif sebagai acuan alur

pengembangan produk. Kemajuan

pengembangan produk telah dilaporkan dalam tabel laporan pengembangan produk. Desain ini digunakan untuk mengembangkan sebuah produk media pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia untuk kelas VIII semester genap di SMP Negeri 1 Melaya. Validitas hasil review dari ahli isi mata pelajaran berada pada kualifikasi sangat baik dengan tingkat pencapaian 96%, ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi baik dengan tingkat pencapaian 87,2%, ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi baik

dengan tingkat pencapaian 89%. Kemudian tingkat pencapaian dari pada uji perorangan

98,6%

berada pada kualifikasi sangat baik, tingkat pencapaian dari pada uji kelompok kecil 94,2% berada pada kualifikasi sangat baik, dan uji lapangan berada pada kualifikasi baik yaitu 96%.

Efektifitas produk sudah dikatakan efektif oleh karena uji t yang dilakukan dan memperoleh hasil t hitung 3,04 lebih besar dari pada t tabel 2,000 dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran interaktif. Hal ini disebabkan karena media pembelajaran interaktif yang disajikan sudah dirancang berdasarkan karakteristik siswa yang menampilkan teks, gambar, video, animasi dan audio sehingga siswa lebih antusias dan tertarik untuk belajar.

UCAPAN TRIMAKASIH

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bimbingan, dorongan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan;

2. Dr. I Komang Sudarma, M. Pd., selaku pembimbing I;

3. Dr. I Made Tegeh, M. Pd., selaku pembimbing II;

4. Bapak/Ibu dosen di lingkungan Jurusan Teknologi Pendidikan; 5. Bapak I Wayan Timpuh S.Pd,

M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Melaya;

6. Bapak I Nyoman Murtiadi, S.Pd., selaku Guru Pembimbing Bahasa Indonesia;

7. Teman-teman mahasiswa dan seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, saran, dan dorongan.

(10)

DAFTAR RUJUKAN

Azhar, Arsyad. 2007. Media

Pembelajaran.Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

B. Seels, Barbara dan Richey. 1994.

Definisi dan Kawasanya. Jakarta:

Unit Percetakan Universitas Negeri Jakarta.

Sarwiko, Dwi. 2012. “Pengembangan

Media Pembelajaran Berbasis

Multimedia Interaktif Menggunakan Macromedia Director Mx (Studi Kasus Mata Kuliah Pengolahan Citra Pada Jurusan S1 Sistem

Informasi”. Tersedia pada

http://www.gunadarma.ac.id/library/a rticles/graduate/computerscience/20 10/Artikel_10105507.pdf (Diakses tanggal 6 Desember 2014)

Tegeh, I Made & I Made Kirna. 2010.

Metode Penelitian Pengembangan

Pendidikan. Buku Ajar (tidak

diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Gambar

Gambar 01. Analisis Deskriptif Kuantitatif  Keterangan:  ∑ = Jumlah
Tabel 02. Kualifikasi nilai dari masing- masing-masing respoden sesuai PAP skala 5  No

Referensi

Dokumen terkait

NuArt Sculpture Park dapat dijadikan wisata budaya unggulan di kota Bandung, karena dari hasil penelitian menunjukan Nu Art bahwa faktor internal yaitu NuArt

Tetapi berdsarkan hasil konversi luas lahan dalam 1 Ha pada budidaya padi sawah menggunakan pupuk kompos +EM-10 dan budidaya padi hanya menggunakan pupuk kompos pada

Kaitan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu, serta pola asuh dengan perilaku keluarga kadar gizi dan status gizi anak.. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat,

CPMK5 Mahasiswa mampu menemukan teori baru atau mengembangkan konsep teoritis melalui literasi data dan literasi teknologi serta literasi manusia yang berkontribusi pada

Desain Antar Muka Sistem Informasi Perpustakaan Lintas Sekolah ( Cross School Library) ini dapat digunakan oleh beberapa pengguna diantaranya Admin Perpustakaan setiap

Untuk melihat kristalisasi kerangka pemikiran tentang Penanaman Pilar- Pilar Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Akhlak Karimah Siswa (Penelitian di MA Darul-Fattah

Menimbang : Perlunya mengangkat dan menetapkan TIM JURI Lomba Karya Tulis Kategorial Sekolah Minggu, Remaja/Pemuda dan kaum Bapak Dalam Rangka Perayaan

Lebih jauh lagi, Baitul Hilal Teluk Kemang juga sangat berkontribusi bagi pengembangan ilmu falak dan pelaksanaan ru’yat al-hilāl di Malaysia, antara lain dengan terus