• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Sosial Untuk Komunikasi Keluarga Saat Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Media Sosial Untuk Komunikasi Keluarga Saat Pandemi Covid-19"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Seri II Manajemen Sumberdaya Keluarga 1_Media

Sosial untuk Komunikasi Keluarga saat Pandemi

Covid-19

Media Sosial untuk Komunikasi Keluarga saat

Pandemi Covid-19

Media Sosial Untuk Komunikasi Keluarga Saat Pandemi Covid-19

Awal Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa dua warga

Indonesia, tepatnya di kota Depok, Jawa Barat terjangkit virus COVID-19.  Menurut Jokowi, dua warga tersebut sempat kontak dengan Warga Negara Asing yang datang ke Indonesia. "Orang jepang ke Indonesia bertemu siapa, ditelusuri dan ketemu. Ternyata orang yang terkena virus corona berhubungan dengan dua orang, ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin (2/3/2020). Demikian kasus COVID-19 pertama di Indonesia, yang kemudian Penyebaran virus yang sangat cepat membuat semua aspek kehidupan manusia harus berubah.

Melihat penyebaran yang sangat cepat, Bapak Terawan Agus Putranto sebagai

Menteri Kesehatan mengeluarkan surat edaran mengenai protokol isolasi diri sendiri dalam penanganan COVID-19, termasuk di dalamnya mengenai pemberlakuan

pembelajaran dan bekerja dari rumah. "Mengisolasi diri dan memantau diri sendiri untuk menghindari kemungkinan penularan kepada orang-orang di sekitar.

Termasuk melapor ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat tentang kondisi

kesehatannya riwayat kontak dengan pasien Covid-19, atau riwayat perjalanan dari negara/area transmisi lokal, untuk dilakukan pemeriksaan sampel oleh petugas kesehatan," kata Terawan dalam keterangan tertulis yang diterima KBR, Selasa (17/3/2020).

(2)

Dalam upaya pencegahan virus COVID-19 kegiatan manusia harus dibatasi, di mana para pekerja menjalankan work from home atau bekerja dari rumah sedangkan anak-anak melakukan pembelajaran jarak jauh. Hal ini membuat interaksi

seseorang akan lebih banyak dilakukan dengan keluarganya. Komunikasi dalam keluarga merupakan kegiatan pemberian informasi atau pesan yang dilakukan antar anggota keluarga. Saat pandemi, komunikasi dengan keluarga inti dapat menjadi lebih dekat dan akrab karena waktu yang lebih banyak dihabiskan di rumah oleh masing-masing anggota, tetapi tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan permasalahan baru. Sedangkan, pandemi juga membawa perubahan pada komunikasi dengan keluarga besar.

Interaksi keluarga inti yang terdiri dari ibu, ayah dan anak, di mana saat pandemi mereka dapat bekerja bersama dalam penyelesaian tugas, mendampingi anak-anak dalam melakukan pembelajaran jarak jauh, serta melakukan kegiatan positif lainnya seperti beribadah bersama, menanam, memasak bersama, melibatkan anak dalam membantu pekerjaan rumah dan melakukan kegiatan baru lainnya yang

sebelumnya tidak pernah dilakukan bersama-sama. Pada titik ini, orang tua berperan sebagai pengembang berbagai kegiatan yang bisa dilakukan bersama dengan anak. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa interaksi yang terlalu akrab akan menjadi permasalahan baru, untuk pasangan yang kurang harmonis, suami atau istrinya lebih nyaman berada di luar rumah, akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan dirinya sendiri sehingga pasangan atau mungkin anggota keluarga lainnya yang berada di satu rumah menjadi tempat pelampiasan

amarahnya tersebut. Terlebih untuk anak yang mungkin sebenarnya belum mengerti tentang permasalahan orang dewasa, terkadang lebih sering menjadi korban pelampiasan amarah orangtua mereka.

Komunikasi dalam keluarga besar juga mengalami beberapa perubahan. Di mana pada sebelum pandemi, komunikasi dengan sanak saudara dapat dilakukan secara langsung atau tatap muka, seperti berkunjung ke rumah saudara, diadakannya berbagai acara, dilakukan liburan bersama dan sebagainya. Hal-hal tersebut tidak bisa dilakukan saat pandemi, terlebih pada awal diberlakukannya protokol

kesehatan berupa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Walaupun demikian, kualitas komunikasi dengan keluarga besar tidak berubah secara signifikan, karena keluarga besar masih bisa berkomunikasi secara online atau melalui jaringan

internet, selain itu karena saat berkomunikasi dengan saudara jauh sudah biasa dilakukan dengan tidak tatap muka.

(3)

Penggunaan Media Sosial bagi Keluarga

Pandemi yang membawa perubahan dalam komunikasi keluarga juga erat kaitannya dengan perubahan penggunaan media sosial oleh anggota keluarga. Menggunakan media sosial akan mempermudah seseorang dalam berkomunikasi dengan lawan bicaranya tanpa terbatas jarak, waktu dan ruang.  Dengan

menggunakan media sosial, seseorang bisa menyampaikan pesan, berkenalan, dan sebagainya melalui jaringan internet. Pada saat pandemi, diharuskan segala

sesuatu dilakukan secara online untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19, dari hal tersebut mengakibatkan intensitas penggunaan media sosial meningkat,

dibandingkan sebelum adanya pandemi.

Sebelum adanya pandemi COVID-19, setiap anggota keluarga telah mengenal dan menggunakan media sosial dalam kehidupannya, di mana media sosial yang sering digunakan adalah Whatsapp, Facebook, Line, Instagram, Youtube, dan Twitter.  Saat pandemi, penggunaan aplikasi dengan pemanfaatan fitur video meningkat, seperti Zoom, Google Meet, Webex dan sebagainya. Hal ini selaras dengan

diberlakukannya Work From Home (WFH) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),

kegiatan tersebut lebih banyak menggunakan aplikasi video conference. Sebelum pandemi, bekerja dan aktivitas belajar di sekolah atau perkuliahan memiliki batasan waktu yang jelas, seperti bekerja offline dilakukan dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore, setelah itu tidak ada tugas yang harus diselesaikan. Berbanding terbalik dengan saat pandemi, orang bekerja secara online tidak mengenal waktu, selagi hari itu bisa diselesaikan maka akan dikerjakan hingga tuntas, serta jadwal kerja yang fleksibel sehingga diadakannya pertemuan atau rapat, pemberian materi, pertukaran pendapat, ide dan sebagainya pada waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk beristirahat.

Pembelajaran jarak jauh juga turut andil dalam peningkatan intensitas

menggunakan media sosial. Saat pandemi, pemberian pembelajaran  dan diskusi mengenai pelajaran dilakukan secara online, terkadang juga beberapa hasil tugas diberikan penilaian ketika telah dibagikan di media sosial peserta didik seperti

Instagram dan Youtube, selain itu tugas kelompok juga mengharuskan peserta didik melakukan komunikasi secara daring, dengan waktu yang fleksibel, diskusi secara daring juga tidak mengenal batasan waktu. Serta, perencanaan kegiatan hingga pelaksanaan dan evaluasi kegiatan kepesertaan didik juga dilakukan secara online. Hal tersebut, tidak mengherankan apabila terjadi peningkatan intensitas

(4)

Waktu luang yang mungkin pada saat sebelum pandemi akan dimanfaatkan untuk berkegiatan di luar rumah, seperti pergi ke mall, tempat bermain, berolahraga di taman dan sebagainya. Di mana kegiatan tersebut sulit dilakukan pada saat

pandemi, hal ini membuat kebanyakan orang memilih menggunakan media sosial untuk mengisi waktu luang dan memberikan hiburan kepada mereka yang sedang jenuh karena sulit berkegiatan di luar rumah. Tidak jarang pula, sebagian orang mengisi waktu luangnya untuk bisa produktif di media sosial, seperti berjualan secara online, mengikuti webinar, menjadikan media sosial sebagai alternatif sumber sosial, seperti alat penelitian, melacak opini publik dan hal lainnya.

Perubahan komunikasi dalam keluarga memang tidak selalu memberikan dampak yang baik, tetapi diharapkan dengan adanya perubahan komunikasi yang lebih akrab akan memberikan dukungan untuk saling menguatkan antar anggota keluarga sehingga dapat terus bertahan dan berhasil melewati segala

permasalahan yang ada.  Hal ini juga selaras dengan meningkatnya intensitas penggunaan media sosial, diharapkan pula dengan adanya peningkatan tersebut keluarga menjadi lebih produktif dan dapat mengisi waktu luangnya tanpa harus berkegiatan yang tidak penting di luar rumah.

_____________________________________________________________________________________ _____

SOCIAL MEDIA FOR FAMILY COMMUNICATION DURING THE COVID-19 PANDEMIC

Early March 2020, President Joko Widodo announced that two Indonesian citizens, precisely in the city of Depok, West Java, were infected with the COVID-19 virus. According to Jokowi, the two residents had contact with foreign nationals who came to Indonesia. "Who did the Japanese to Indonesia meet, traced and found. It turned out that the person affected by the corona virus was in contact with two people, a 64-year-old mother and 31-year-old daughter," Jokowi said at the Presidential Palace, Monday (2/3/2020). Thus, the first case of COVID-19 in Indonesia, which then spread very quickly, making all aspects of human life have to change.

(5)

Seeing the very fast spread, Mr. Terawan Agus Putranto as Minister of Health issued a circular regarding the protocol for self-isolation in handling COVID-19, including the implementation of learning and working from home. "Isolate yourself and

monitor yourself to avoid possible transmission to people around you. This includes reporting to the nearest health care facility about your health condition, history of contact with Covid-19 patients, or travel history from countries/local transmission areas, for sample examination. by health workers," Terawan said in a written statement received by KBR, Tuesday (17/3/2020).

Changes in Family Communication Activities

In an effort to prevent the COVID-19 virus, human activities must be limited, where workers work from home or work from home while children do distance learning. This makes a person's interaction will be done more with his family. Communication in the family is an activity of providing information or messages between family members. During a pandemic, communication with the nuclear family can become closer and closer because each member spends more time at home, but it does not rule out the possibility of new problems. Meanwhile, the pandemic has also brought changes to communication with extended families.

Interaction of the nuclear family consisting of mother, father and children, where during a pandemic they can work together in completing tasks, accompanying children in distance learning, and carrying out other positive activities such as worshiping together, planting, cooking together, involving children in helping with housework and doing other new activities that had never been done together. At this point, parents act as developers of various activities that can be done together with children. However, it is possible that interactions that are too close will become new problems, for couples who are less harmonious, the husband or wife is more comfortable outside the home, will have difficulty controlling themselves so that the partner or maybe other family members who are in the same house become a place of venting his anger. Especially for children who may not actually understand about adult problems, sometimes they are more often victims of their parents' anger.

(6)

Where before the pandemic, communication with relatives can be done directly or face-to-face, such as visiting relatives' homes, holding various events, taking holidays together and so on. These things cannot be done during a pandemic,

especially at the beginning of the implementation of the health protocol in the form of PSBB (Large-Scale Social Restrictions). However, the quality of communication with extended families has not changed significantly, because extended families can still communicate online or via the internet, in addition to communicating with distant relatives, it is customary to do so without face-to-face.

Use of Social Media for Families

The pandemic that brought changes in family communication is also closely related to changes in the use of social media by family members. Using social media will make it easier for someone to communicate with the other person without being limited by distance, time and space. By using social media, someone can convey messages, get acquainted, and so on through the internet network. During a pandemic, everything is required to be done online to reduce the spread of the COVID-19 virus, and this has resulted in an increase in the intensity of social media use, compared to before the pandemic.

Before the COVID-19 pandemic, every family member had known and used social media in their lives, where the social media that were often used were Whatsapp, Facebook, Line, Instagram, Youtube, and Twitter. During the pandemic, the use of applications with the use of video features increased, such as Zoom, Google Meet, Webex and so on. This is in line with the implementation of Work From Home (WFH) and Distance Learning (PJJ), these activities mostly use video conferencing

applications. Before the pandemic, work and study activities at school or lectures had clear time limits, such as working offline from 7 am to 4 pm, after that there were no assignments to complete. In contrast to during the pandemic, people

working online do not know the time, as long as the day can be completed it will be done to completion, as well as a flexible work schedule so that meetings or

meetings are held, giving materials, exchange of opinions, ideas and so on at the appropriate time. used to rest.

(7)

Distance learning also contributes to increasing the intensity of using social media. During a pandemic, the provision of learning and discussions about lessons are carried out online, sometimes some task results are given an assessment when they have been shared on students' social media such as Instagram and Youtube, besides that group assignments also require students to communicate online, with flexible times. , online discussion also knows no time limit. In addition, the planning of activities to the implementation and evaluation of student participation activities is also carried out online. This is not surprising if there has been an increase in the intensity of social media use during the pandemic.

Free time that may have been before the pandemic will be used for activities outside the home, such as going to the mall, playing areas, exercising in the park and so on. Where these activities are difficult to carry out during a pandemic, this makes most people choose to use social media to fill their spare time and provide entertainment to those who are bored because it is difficult to do activities outside the home. Not infrequently, some people fill their spare time to be productive on social media, such as selling online, participating in webinars, using social media as an alternative social source, such as research tools, tracking public opinion and other things.

Changes in communication in the family do not always have a good impact, but it is hoped that a change in communication that is more intimate will provide support to strengthen each other between family members so that they can continue to

survive and successfully pass all existing problems. This is also in line with the increasing intensity of social media use, it is also hoped that with this increase the family will be more productive and can fill their spare time without having to do non-essential activities outside the home.

Sumber Sitasi :

Damayanti, A.P., Gunawan, A.Y., Pramita, A., Salsabila, A.F., Annisyahara, A.G., Simanjuntak, M. (2021). Media Sosial untuk Komunikasi Keluarga saat Pandemi Covid-19. Seri Kuliah Manajemen Sumberdaya Keluarga. Bogor : Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB.

Referensi

Dokumen terkait

Selain untuk memperoleh data melalui tes formatif, juga diadakan observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap proses pembelajaran Matematika di kelas 4 dengan

Indonesia sebagai badan hukum dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia sebagai kumpulan orang-orang yang menganut suatu aliran dan paham keagamaan.. Penganut Ahmadiyah mengaku paham

KODE WARNA HTML... KODE

Menuju Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat dan Pandemi COVID-19. Virus Corona: Hal-hal apa yang perlu

Penggunaan media sosial Arsip UGM masa pandemi covid-19 ini memiliki peluang antara lain: sosialisasi layanan kearsipan masa pandemi covid-19; kerjasama antara akun

Hal inilah yang akhirnya menarik para pelaku usaha untuk menjadikan media sosial sebagai media promosi andalan dengan ditopang oleh website/blog perusahaan yang dapat

Dengan demikian karya tersebut memiliki tingkat kerumitan dalam proses pengerjaannya mulai dari proses pembuatan motif hias, sampai proses pewarnaannya selain itu juga siswa

HR Process melakukan proses Assessment untuk para calon pekerja yang sebelumnya mengikuti Walk In Interview Untuk calon pekerja yang belum memenuhi kriteria dalam Job Order,