• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatau kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk materi yang dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lalu.

(2)

4. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dalam penggunaan kata kerja, seperti menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis mewujudkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau dengan tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Tingkat pengetahuan setiap orang bervariasi karena di pengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain :

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang di berikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat di pungkirin bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang di milikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru di perkenalkan.

(3)

2. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung

3. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada 4 kategori yaitu pertama perubahan ukuran, kedua perubahan proposi, ketiga hilangnya ciri-ciri lama, keempat timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6. Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan di mana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

(4)

7. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Notoatmodjo, 2005).

2.1.4. Cara Memperoleh Pengetahuan 1. Cara memperoleh kebenaran ilmiah

a. Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. b. Secara Kebetulan

Merupakan penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c. Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai kekuasaan atau wibawa, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d. Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Yang mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.

e. Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan, manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. 2. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

(5)

penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626). Mula-mula ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan. Kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum (Notoatmodjo, 2010).

2.2. Sikap

2.2.1. Definisi Sikap

Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus, yang melibatkan pendapat dan emosi orang yang bersangkutan. Sikap juga dapat didefinisikan sebagai kesiapan saraf sebelum memberikan respons (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Campbell (1950) dalam Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kumpulan dari gejala dalam merespons suatu stimulus sehingga melibatkan perasaan, pikiran dan gejala kejiwaan lainnya.

Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2007), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku.

2.2.2. Komponen Sikap

Menurut Allport (1945) dalam Notoatmodjo (2007), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen yaitu :

1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tren to behave) seperti halnya dengan pengetahuan.

(6)

2.2.3 Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap juga memiliki beberapa tingkatan seperti yang dimiliki oleh pengetahuan, yaitu :

1. Menerima (Receiving)

Menerima memiliki arti bahwa seseorang atau suatu subjek mau menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan oleh suatu objek.

2. Menanggapi (Responding)

Menanggapi berarti dapat memberikan jawaban apabila ditanya dan mengerjakan serta menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Menghargai (Valuing)

Menghargai berarti memberikan penilaian positif terhadap suatu hal, baik itu objek maupun stimulus.

4. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab merupakan Tingkatan sikap yang paling tinggi. Dalam hal ini seseorang dikatakan bertanggung jawab jika ia berani mengambil resiko atas setiap sikap yang ia pilih.

2.3. Anatomi Payudara

Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar ini menjadi fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan dan pada laki-laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae mencapai perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu (laktasi) setelah kelahiran bayi.

Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan glandular dan adipose yang tertutup kulit pada dinding anterior dada. Payudara terletak diatas otot pektoralis mayor dan melekat pada otot tersebut melalui selapis jaringan ikat. Variasi ukuran payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat dan bukan pada jumlah glandular actual (Sloane, 2004).

1. Struktur

Payudara terdiri dari bagian luar (eksternal) dan bagian dalam (internal). Payudara bagian luar terdiri dari sepasang buah dada yang terletak di dada,

(7)

puting susu yang merupakan tempat bayi menghisap air susu, dan areola yang merupakan daerah berwarna kecoklatan disekitar puting susu.

Payudara bagian dalam terdiri dari kelenjar susu (mammary alveoli), gudang susu (sinus lactiferous), saluran susu (ductus lactiferous), dan jaringan ikat serta sel lemak yang melindungi payudara. Setiap payudara mengandung 15 – 20 lobus atau unit penghasil susu yang tersusun seperti barisan roda di sekitar putting. Setiap lobus memiliki 20 -40 lobulus dan setiap lobulus terdapat banyak alveoli yang mengandung sel-sel pembuat air susu. Air susu mengalir dari alveoli melalui duktulus ke duktus laktiferus yang lebih panjang. Kemudian air susu masuk ke sinus susu yang terletak di bawah areola dan keluar dari payudara melalui lubang puting (Roesli, 2000).

2. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara

a. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri mammary internal, yang merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam vena supervisial yang menuju vena kava superior.

b. Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (Sloane, 2004).

(8)

2.4. Fisiologi Laktasi

ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ketika bayi mulai menghisap ASI, akan terjadi dua refleks yang menyebabkan ASI keluar. Hal ini disebut dengan refleks pembentukan atau refleks prolaktin dan refleks pengeluaran atau disebut juga dengan let-down reflex ( Roesli, 2000 ).

2.4.1. Refleks Prolaktin

ASI diproduksi sebagai hasil kerja hormon-hormon dan refleks-refleks yang berperan. Pada waktu hamil terjadi perubahan-perubahan antara lain terbentuknya lebih banyak kelenjar susu sehingga mammae membesar, sebagai persiapaan untuk menyusui. Segera setelah persalinan, perubahan hormonal menyebabkan mammae mulai memproduksi ASI dimulai dengan hisapan bayi pada puting susu, dua jenis refleks memproduksi dan mengeluarkan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Kelenjar pituitary bagian depan di bagian dasar otak menghasilkan hormon prolaktin. Proses ini dimulai dari hisapan sampai diproduksinya ASI disebut refleks prolaktin.

2.4.2. Refleks Oksitosin

Efek hisapan bayi selain berpengaruh terhadap dihasilkannya hormon prolaktin oleh kelenjar pituitary bagian depan, berpengaruh pula terhadap bagian belakang kelenjar pituitary untuk menghasilkan hormon oksitosin yang berefek berkontraksinya otot sel pada kelenjar susu menyebabkan ASI dialirkan melalui saluran susu ke sinus laktiferus. Keseluruhan proses ini disebut refleks oksitosin (Soetjiningsih, 1997).

Refleks let-down ini tidak terjadi karena tekanan negatif oleh pengisapan dan juga bukan karena payudara yang penuh, namun disebabkan oleh refleks neurogenik yang menstimulasi pelepasan oksitosin. Ibu menyusui akan mengalami refleks let-down sekitar 30 – 60 menit setelah bayi mulai menyusu. Refleks ini sangat dipengaruhi oleh emosi ibu. Rasa kasih sayang pada bayi akan membantu refleks. Tetapi rasa cemas, ketakutan, perasaan tidak aman atau ketegangan dan kurang percaya diri akan menghambat refleks ini (Farrer, 2001).

(9)

2.5. Definisi Ibu Hamil

Ibu hamil adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mittendorf & Williams, 1990).

2.6. Perubahan Payudara Selama Kehamilan

Kehamilan menyebabkan perubahan pada payudara sehingga payudara menjadi lebih penuh, keras, dan daerah puting susu menjadi lebih gelap. Perubahan ini di sebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang khususnya menyebabkan pertumbuhan kelenjar susu dan penimbunan lemak di payudara serta perkembangan papilla mamae, aerola semakin nyata.

Glandula sebacea mensekresikan serum seperti minyak yang berguna untuk melumasi papilla mamae. Pada stadium ini disebut tuberculum

montgomery, colostrum mulai keluar dari papilla mamae pada multigravida dan

pada primigravida akan mulai memproduksi colostrum pada akhir kehamilan, karena penurunan estrogen memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI pun dimulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh adanya penghisapan dari bayi (Varney, 2007).

a. Pembesaran Payudara

Payudara masih akan mengalami pembesaran payudara (ini merupakan keuntungan kehamilan bagi wanita berpayudara kecil, tetapi tidak akan berlangsung terus setelah kehamilan dan penyusuan berlaku). Pertambahan ukuran disebabkan oleh pertambahan zat kelenjar payudara dan jumlah lemak di antara sel-sel kelenjar ini, kedua efek ini berlangsung disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormon dalam tubuh.

b. Penggelapan Warna Kulit

Sejak minggu ke -12 kehamilan, kita akan melihat menggelapnya warna kulit dan areola payudara, ini tampak lebih jelas pada wanita berkulit gelap dari pada berkulit terang atau berambut merah. Perubahan ini permanen dan akan menetap sepanjang hidup setelah suatu kehamilan.

(10)

c. Perubahan Puting Susu

Puting susu menjadi lebih menonjol dan lebih lembut selama kehamilan, hal ini bentuk yang cocok untuk persiapan menyusui bagi bayi nantinya.

d. Sekresi Colostrum

Sejak kehamilan minggu ke-20, payudara mungkin mengeluarkan sedikit cairan jernih kekuningan. Cairan ini disebut dengan colostrum dan ini merupakan produksi ASI. Colostrum dalam jumlah besar dihasilkan pada hari-hari pertama setelah kelahiran, dan pada saat ini colostrum mengandung banyak zat protein tinggi bagi pertumbuhan dan perlindungan pada bayi (Gilbert, 2002).

2.7. Perawatan Payudara pada Ibu Hamil 2.7.1. Pengertian Perawatan Payudara

Perawatan payudara adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya. Saat kehamilan payudara akan membesar dan daerah sekitar puting susu akan lebih gelap warnanya dan juga lebih sensitif. Semua ini terjadi untuk persiapan tubuh ibu hamil untuk memberikan makanan pada bayinya kelak (Suririnah, 2003).

Apabila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan hanya melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah melahirkan maka akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti :

a. ASI tidak keluar, jika keluar sesudah hari kedua atau lebih b. Puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap c. Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi d. Infeksi payudara, payudara bengkak atau bernanah

e. Muncul benjolan di payudara

Beberapa permasalahan tersebut di atas dapat di cegah dengan melakukan perawatan payudara sedini mungkin (Saryono & Pramitasari, 2009).

(11)

2.7.2. Tujuan Perawatan Payudara

Menurut Saryono & Pramitasari (2009), perawatan payudara pada ibu hamil bertujuan:

1. Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.

2. Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusu.

3. Meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan.

4. Mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan upaya untuk mengatasinya.

5. Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.

2.7.3. Langkah – langkah Perawatan Payudara

Beberapa cara dalam melakukan perawatan payudara pada ibu hamil, yaitu:

1. Tiap pagi dan sore sebelum mandi teteskan minyak kelapa atau baby oil pada sepotong kasa atau kapas, lalu usapkan pada kedua puting susu ibu. Tunggulah kira-kira lima menit, lalu gosoklah puting susu ibu dengan kain kasa atau kapas selama 2 - 3 menit sehingga semua kotoran terlepas. Supaya kotoran yang melekat pada puting susu dapat lepas dan jika nanti dihisap bayi tidak lekas lecet.

(12)

2. Oleskan minyak kelapa atau baby oil pada kedua tangan ibu, dengan telapak kiri pada payudara kiri dan telapak tangan kanan pada payudara kanan. Telapak tangan digosok pada payudara dimulai dari tengah ke atas, ke samping dan akhirnya ke bawah. Lakukanlah kira-kira 25 kali.

Gambar 2.3. Langkah Kedua Perawatan Payudara

3. Genggamlah tangan kanan ibu yang telah berminyak, tinju kanan (punggung jari-jari tangan menghadap payudara) dan digosok pada pada payudara dengan arah pangkal sampai ke ujung puting susu. Lakukanlah sehingga seluruh permukaan payudara ibu tergosok kira-kira 25 kali.

(13)

4. Pekerjaan ini diulangi tetapi tidak memakai tinju melainkan dengan sisi telapak tangan, lakukan kira-kira 25 kali.

Gambar 2.5. Langkah Keempat Perawatan Payudara

5. Pelintirlah kedua puting susu ibu sambil ditarik ke depan, dengan demikian puting susu tetap akan menonjol keluar sehingga bayi ibu dapat mengisap puting susu dengan mudah.

Gambar 2.6. Langkah Kelima Perawatan Payudara

Semua gerakan tersebut di atas bermanfaat melancarkan refleks pengeluaran ASI. Selain itu juga merupakan cara efektif meningkatkan volume ASI. Terakhir yang tak kalah penting, mencegah bendungan pada payudara (Melltyna, 2003)

Adapun cara lain dalam perawatan payudara yang sering dilakukan oleh tenaga kesehatan di klinik, yaitu:

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan, seperti: a. Minyak kelapa

b. Gelas susu

(14)

d. Waslap/sapu tangan dari handuk e. Handuk bersih

2. Lakukan langkah pengurutan payudara pertama Terdiri dari empat gerakan, yang dilakukan pada kedua payudara selama lima menit. Berikut tahap-tahap yang dilakukan pada pengurutan pertama.

a. Licinkan kedua tangan dengan minyak

b. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara

c. Lakukan pengurutan dimulai kearah atas, lalu telapak tangan kiri keatas sisi kiri dan telapak tangan kanan ke arah sisi kanan.

d. Lakukan terus mengurut ke bawah atau ke samping, selanjutnya pengurutan melintang. Telapak tangan mengurut kedepan, lalu kedua tangan dilepas dari payudara.

e. Ulang gerakan 20-30 kali setiap satu payudara. 3. Pengurutan kedua

Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua atau tiga jari tangan kanan membuat gerakkan memutar sambil menekan mulai dari pangkal payudara dua berakhir pada puting susu. Lakukan tahap yang sama pada payudara kanan, lakukan dua kali gerakkan pada setiap payudara.

4. Pengurutan ketiga

Sokong payudara dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah puting susu. Lakukan gerakan sekitar 30 kali.

5. Pengompresan

Lakukan tahap pengompresan, sebelumnya siapkan alat dan bahan berupa dua wadah atau baskom kecil yang masing-masing diisi dengan air hangat dan air dingin serta dua buah waslap atau sapu tangan dari bahan handuk. Selanjutnya kompres kedua payudara dengan waslap hangat selama dua menit, lalu ganti dengan kompres waslap dingin selama satu menit. Kompres bergantian selama tiga kali berturut-turut dan akhiri dengan kompres air hangat.

(15)

7. Memakai BH yang dapat menopang payudara, jangan memakai yang ketat dan dapat menekan payudara. Bila BH sudah mulai terasa sempit sebaiknya menggantinya dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik untuk payudara. Pilihlah BH yang ukurannya sesuai dengan payudara, memakai BH yang mempunyai ukuran yang tidak sesuai dengan ukuran payudara dapat menyebabkan infeksi seperti mastitis, yaitu infeksi pada kelenjar susu di payudara (Saryono & Pramitasari, 2009).

2.8. Masalah – Masalah Dalam Menyusui 1. Puting Susu Nyeri

Pada umumnya ibu akan mengalami sakit pada waktu awal menyusui. Rasa nyeri akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasan nyeri ini akan menghilang.

Cara menangani:

a. Pastikan posisi menyusui sudah benar.

b. Mulailah menyusui pada putting susu yang tidak sakit, guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sedang sakit. c. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di putting

susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering (Ambarwati & Wulandari, 2008).

2. Puting Susu Lecet

Puting susu yang nyeri, bila tidak segera ditangani dengan benar akan menjadi lecet, sehingga menyusui akan terasa menyakitkan dan dapat mengeluaran darah. Puting susu yang lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidiasis) atau dermatitis. Hal ini dapat diatasi dengan cara mengobati puting susu yang lecet dan memperhatikan posisi menyusui. Apabila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang

(16)

sakit untuk sementara memberikan kesempatan lukanya sembuh. Mengeluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI. Memberikan ASI perah dengan sendok atau gelas tetapi jangan dengan dot. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkat. Apabila lecet tidak sembuh dalam1minggu, rujuk ke Puskesmas. Posisi menyusui yang benar adalah bayi diletakkan menghadap ibu, perut bayi menempel ke perut ibu, telinga bayi segaris dengan lengan, mulut bayi terbuka lebar, bibir lengkung keluar, dagu menempel pada payudara, sebagian besar areola tak kelihatan (Depkes RI, 2001).

3. Puting Susu Datar atau Terbenam

Pada awalnya bayi akan mengalami kesulitan, tetapi setelah beberapa minggu dengan usaha yang ekstra, puting susu yang datar akan menonjol keluar sehingga bayi dapat menyusu dengan mudah. Usaha untuk mengeluarkan puting susu yang terbenam ini dapat dilakukan dengan cara menyusui bayi segera secepatnya setelah lahir bayi aktif dan ingin menyusu. Menyusui bayi sesering mungkin akan menghindarkan payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untuk menyusu. Mengeluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat kandungan payudara dan puting susu tertarik ke dalam. Pompa ASI yang efektif (bukan yang berbentuk ’terompet’ atau bentuk squeeze dan bulb) dapat dipakai untuk mengeluarkan puting susu pada waktu menyusui (Depkes RI, 2001).

4. Payudara Bengkak

Pada hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak. Penyebab payudara bengkak adalah posisi mulut bayi dan puting susu ibu yang

(17)

salah, produksi ASI berlebih, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang jarang dan waktu menyusui yang terbatas. Cara mengatasinya adalah dengan menyusui bayi sesering mungkin tanpa terjadwal atau tanpa batas waktu. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif sebelum menyusui. Sebelum menyusui dapat dikompres dengan air dingin untuk mengurangi oedema (Depkes RI, 2001).

Gambar

Gambar 2.1. Anatomi Payudara (Farrer, 2001).
Gambar 2.2. Langkah Pertama Perawatan Payudara
Gambar 2.3. Langkah Kedua Perawatan Payudara
Gambar 2.5. Langkah Keempat Perawatan Payudara

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak etanol daun kumis kucing memungkinkan mempunyai efek antiinflamasi karena sebagian zat yang terdapat pada ekstrak etanol daun kumis kucing sama dengan yang tersari

Kinerja jaringan umumnya ditentukan dari berapa rata-rata dan persentase terjadinya tundaan (delay) terhadap aplikasi, jenis pembawa (carriers), laju bit

Artinya, proses komunikasi yang terjadi dalam organisasi tersebut jika terlaksana dengan baik maka BASARNAS Kupang akan semakin kokoh dan kinerja pegawai akan meningkat.

a) Perawatan hand tool dilakukan sesuai prosedur kerja dengan benar b) Perawatan hand tool dilakukan sesuai penggunaan peralatan dengan benar c) Perawatan hand tool dilakukan

Pihak Pertama; yaitu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama-sama dengan 7 (tujuh) Kabupaten/Kota di kawasan pantai barat akan menanggung jaminan operasional penerbangan

Berdasarkan faktor laju produksi biogas, laju degradasi bahan organik, nilai pH maka waktu 4 hari dan sistem tanpa sirkulasi (SBTS) merupakan pilihan terbaik untuk analisis potensi

Pengelompokan yang terjadi karena memiliki kesamaan diantaranya pada siklus hidup vegetatif evergreen, tipe daun berbentuk simple, intensitas warna daun hijau gelap dark,

Dalam mata kuliah profesi kependidikan mahasiswa diajarkan untuk menguasai kode etik keguruan, dan bersikap sebagai seorang guru yang menguasai kompetensi dasar