• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK WISATA AIR TERJUN SRI GETHUK. A. Gambaran Umum Kabupaten Gunung Kidul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK WISATA AIR TERJUN SRI GETHUK. A. Gambaran Umum Kabupaten Gunung Kidul"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user 2

BAB II

GAMBARAN UMUM OBYEK WISATA AIR TERJUN SRI GETHUK

A. Gambaran Umum Kabupaten Gunung Kidul

1. Kondisi Geografi, Iklim, Demografi dan Ekonomi a. Kondisi Geografis Gunung Kidul

Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa. Kecamatan yang ada diantaranya adalah sebagai berikut : Kecamatan Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Tepus, Tanjung Sari, Rongkop, Girisubo, Semanu, Ponjong, Karangmojo, Wonosari, Playen, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen dan Semin.

Secara astronomi Kabupaten Gunung Kidul terletak antara 110O 21' sampai 110O 50' Bujur Timur dan 7O 46' sampai 8O 09' Lintang Selatan. Dengan batas Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebagai berikut:

Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman (Propinsi DIY).

Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo (Propinsi Jawa Tengah) Sebelah Timur : Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah).

Sebelah Selatan : Samudera Hindia 17

(2)

commit to user b. Kondisi Iklim

Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa alam dan juga sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di kawasan selatan kurang subur yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal.

Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan kering berkisar 5 bulan. Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebelah utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah tengah dan selatan. Wilayah Gunungkidul wilayah selatan mempunyai awal hujan paling akhir. Suhu udara rata-rata harian 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4°C. Kelembaban nisbi berkisar antara 80 % - 85 %, tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim (gunungkidulkab.go.id, diakses tanggal 27 Juli 2015).

c. Kondisi Demografi

Salah satu modal pembangunan nasional adalah penduduk dengan sumber daya manusia yang potensial dan produktif untuk mewujudkan pembangunan nasional. Salah satu unsur penting dalam pembangunan yaitu adanya jumlah penduduk yang besar. Penduduk apabila dibina serta dikembangkan dengan baik dan terpadu maka akan menjadi potensi dan sumber daya manusia yang tangguh dalam mendukung pembangunan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Puspitasari, 2015: 43).

(3)

commit to user

Tabel 1. Luas Wilayah Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Gunung Kidul tahun 2013

Luas Jumlah Penduduk

No Kecamatan Wilayah

(Km2) Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Panggang 99,80 12.872 13.967 26.839 2 Purwosari 71,76 9.374 10.227 19.601 3 Paliyan 58,07 14.132 15.310 29.442 4 Saptosari 87,83 16.718 17.975 34.693 5 Tepus 104,91 15.394 16.888 32.282 6 Tanjungsari 71,63 12.512 13.502 26.014 7 Rongkop 83,46 13.125 14.107 27.232 8 Girisubo 94,57 10.664 11.797 22.461 9 Semanu 108,39 25.230 27.145 52.375 10 Ponjong 104,49 24.376 26.041 50.417 11 Karangmojo 80,12 23.789 25.579 49.368 12 Wonosari 75,51 38.975 40.755 79.730 13 Playen 105,26 26.663 28.506 55.169 14 Patuk 72,04 14.983 15.733 30.716 15 Gedangsari 68,14 17.483 18.216 35.699 16 Nglipar 73,87 14.574 15.480 30.054 17 Ngawen 46,59 15.581 16.432 32.013 18 Semin 78,92 24.016 25.614 49.630 Jumlah 1.485,36 330.461 353.274 683.735

Sumber : BPS Kabupaten Gunung Kidul 2013

Berdasarkan data Tabel 1.1 secara keseluruhan total jumlah penduduk Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 2013 sebanyak 683.735 Jiwa (laki-laki 330.461 jiwa dan perempuan 353.274 jiwa). Jumlah populasi terbanyak yaitu di Kecamatan Wonosari (79.730 jiwa), dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Purwosari (19.601 jiwa).

(4)

commit to user d. Kondisi Ekonomi

Komposisi jumlah penduduk berdasarkan Mata Pencaharian Komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah jumlah penduduk yang bekerja menurut pekerjaannya sehari-hari. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul tahun 2013.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2013

No Mata Pencaharian Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1 Petani 106.863 127.374 234.237 2 Buruh Tani 4.445 4.232 8.677 3 Buruh Harian 46.385 23.860 70.245 4 Wiraswasta 46.023 23.151 69.174 5 Karyawan Swasta 31.127 15.826 46.953 6 Pegawai Negeri Sipil 10.073 4.116 14.189 7 Pensiunan 5.043 1.317 6.360 8 Pedagang 2.177 2.140 4.317

Jumlah 252.136 202.016 454.152

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Gunung Kidul 2013

Berdasarkan data Tabel 1.2 Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 454.152 Jiwa (Laki-laki berjumlah 252.136 Jiwa dan Perempuan berjumlah 202.016 Jiwa). Pada tahun 2013, jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang sudah bekerja paling banyak didominasi sebagai petani dengan jumlah 234.237 Jiwa yang kemudian diposisi kedua adalah Buruh harian sebanyak 70245 Jiwa, dan yang terakhir sebanyak 69.174 Jiwa bekerja sebagai Wiraswasta.

(5)

commit to user

2. Kondisi Geografi, Iklim, Demografi dan Ekonomi Kecamatan Playen a. Kondisi geografi

Kecamatan Playen merupakan salah satu kecamatan yang berada di Wilayah Kabupaten Gunung Kidul. Luas wilayah Kecamatan Playen 105,26 km2. Kecamatan Playen berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:

Sebelah Selatan : Kecamatan Paliyan Sebelah Barat : Kabupaten Bantul

Sebelah Utara : Kecamatan Patuk Sebelah Timur : Kecamatan Wonosari

Secara Administratif Wilayah Kecamatan Playen terdiri dari 13 Desa, 101 Dusun, 101 RW, dan 605 RT. 13 Lembaga-lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan 13 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Padukuhan (LPMP). Desa yang berada di Kecamatan Playen antara lain: Desa Banyusoco, Plembutan, Bleberan, Getas, Dengok, Ngunut, Playen, Ngawu, Bandung, Logandeng, Gading, Banaran, dan Ngleri.

b. Kondisi Iklim

Wilayah Kecamatan Playen termasuk dalam wilayah bagian tengah, yaitu wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 m – 200 mdpl. Sedangkan untuk jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga ketika musim kemarau panjang datang, partikel-partikel air masih mampu bertahan.

(6)

commit to user

Adanya sungai di atas tanah, tetapi di musim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m – 120 m dibawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah dan Kecamatan Semanu bagian utara.

Suhu udara rata-rata harian 27,7°C, Suhu minimum mencapai 23,2°C sedangkan suhu maksimum mencapai 32,4°C. Kelembaban nisbi berkisar antara 80%-85%, tidak terlalu dipengaruhi oleh musim. Kelembaban tertinggi di Kecamatan Playen terjadi pada bulan Januari – Maret, sedangkan kelembaban terendah terjadi pada bulan September, air permukaan (sungai dan mata air) banyak dijumpai, selain itu terdapat air tanah yang cukup dangkal dan dimanfaatkan untuk sumur ladang.

c. Kondisi Demografi

Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah penduduk dengan sumber daya manusia yang potensial dan produktif unuk mewujudkan pembangunan nasional. Penduduk yang besar di suatu wilayah merupakan unsur penting pembangunan. Penduduk apabila dibina serta dikembangkan dengan baik dan terpadu maka akan menjadi potensi dan sumber daya manusia yang tangguh dalam mendukung pembangunan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Puspitasari, 2015: 43).

Tabel 3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Playen Tahun 2013

Luas Jumlah Penduduk

No Kecamatan Wilayah

(7)

commit to user 1 Banyusoco 2.035,11 3.033 2.994 6.027 2 Plembutan 533,89 2.361 2.443 4.804 3 Bleberan 1.626,10 2.790 2.744 5.534 4 Getas 723,20 2.637 2.662 5.299 5 Dengok 401,11 1.236 1.318 2.554 6 Ngunut 236,41 1.119 1.104 2.223 7 Playen 430,80 2.129 2.179 4.308 8 Ngawu 344,38 2.014 2.083 4.097 9 Bandung 401,33 2.003 2.043 4.046 10 Logandeng 667,97 4.227 4.212 8.439 11 Gading 1.311,25 3.283 3.320 6.603 12 Banaran 751,11 2.090 2.216 4.306 13 Ngleri 986,42 1.337 1.428 2.765 Jumlah 10.449,08 30.259 30.746 61.005

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul 2013

Berdasarkan data Tabel 1.3 secara keseluruhan total jumlah penduduk di Kecamatan Playen pada tahun 2013 sebanyak 61.005 Jiwa ( laki-laki 30.259 jiwa dan perempuan 30.746 jiwa) dengan total keseluruhan luas wilayah sebesar 10.449,08 Ha. Jumlah populasi terbanyak yaitu di Desa Gading (6.603 jiwa), dan yang paling sedikit berada di Desa Ngunut (2.223 jiwa).

d. Kondisi Ekonomi

Komposisi Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian Komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah jumlah penduduk yang bekerja menurut pekerjaannya sehari-hari. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul tahun 2013

Tabel 4. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Playen Tahun 2013

(8)

commit to user

No Mata Pencaharian Jenis Kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan 1 Petani 7.009 8.787 15.796 2 Buruh Tani 368 359 727 3 Buruh Harian 2.762 961 3.723 4 Wiraswasta 3.743 1.687 5.430 5 Karyawan Swasta 5.430 2.555 7.985 6 Pegawai Negeri Sipil 1.049 654 1.703

7 Pensiunan 858 231 1.089

8 Pedagang 164 202 366

Jumlah 21.383 15.436 36.819

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Gunung Kidul

Berdasarkan data Tabel 1.4 Jumlah penduduk yang bekerja di Kecamatan Playen sebanyak 36.819 Jiwa ( Laki-laki berjumlah 21.383 Jiwa dan Perempuan berjumlah 15.436 Jiwa). Pada tahun 2013, masyarakat Kecamatan Playen paling banyak bekerja sebagai petani sebanyak 15.796 Jiwa, dan yang paling sedikit bekerja sebagai pedagang sebanyak 366 Jiwa.

3. Kondisi Geografi, Iklim, Demografi dan Ekonomi Desa Bleberan a. Kondisi Geografi

Desa Bleberan adalah salah satu dari 13 Desa yang berada di wilayah Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul yang berada di bagian barat. Jarak orbitasi dengan ibukota Kecamatan Playen adalah 4 km, sedangkan jarak dengan ibukota Kabupaten Gunung Kidul adalah 10 Km serta jarak dengan ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 40 km. Desa Bleberan secara keseluruhan memiliki luas wilayah sebesar 16.262.170 Ha.

(9)

commit to user Batas-batas wilayah Desa Bleberan yaitu :

Sebelah Utara : Desa Getas dan Desa Dengok

Sebelah Barat : Desa Banyusoco dan Wilayah Kehutanan

Sebelah Selatan : Wilayah Kehutanan RPH Karang Mojo Sebelah Timur : Desa Dengok dan Desa Plembutan

b. Kondisi Iklim

Desa Bleberan berada pada ketinggian 188;20 m diatas permukaan laut dengan suhu udara mencapai 23-33°C dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80%-85%, serta curah hujan pada tahun 2007 sebesar 1.400 mm/th. Dengan jumlah hari hujan 89 hari. Bulan basah 4-5 bulan, sedangkan bulan kering terjadi antara 7-8 bulan. 90% daerah di Desa Bleberan merupakan dataran dan 10% tanah berbukit yang terdapat di 3 padukuhan (Padukuhan Menggoran I, Menggoran II, dan Ngrancang). Jenis tanah pertaniannya beragam dan didominasi oleh tanah margalit. Oleh karena itu setiap datang musim kemarau lapisan tanah mengalami retak-retak atau lebih dikenal “telo” lebar dan panjang telo tersebut besarnya berkorelasi negatif dengan tingkat kelembaban dan bahan organik tanah ini terdapat di wilayah sektor tengah ke timur (Padukuhan Peron, Tanjung I, Tanjung II, Bleberan Sawahan dan Srikoyo). Sedang di sektor tanah sebelah utara tanah berkapur dan untuk wilayah barat Menggoran I, Menggoran II, Ngrancang dengan tanah merah. c. Kondisi Demografi

Secara Demografi Desa Bleberan terdiri dari 11 Padukuhan yaitu : Peron, Tanjung I, Tanjung II, Bleberan, Sawahan I, Sawahan II, Putat,

(10)

commit to user

Srikoyo, Menggoran I, Menggoran II, dan Ngrancang yang terdiri dari 96 (85 Rt dan 11 Rw), dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 5.534 jiwa (2.790 perempuan dan 2.744 laki-laki), dengan jumlah 1.600 Kepala Keluarga.

Tabel 5. Jumlah RW dan RT di Desa Bleberan Tahun 2013

No Padukuhan RW RT 1 Peron 1 5 2 Tanjung I 1 6 3 Tanjung II 1 6 4 Bleberan 1 10 5 Sawahan I 1 9 6 Sawahan II 1 5 7 Putat 1 7 8 Srikoyo 1 7 9 Menggoran I 1 11 10 Menggoran II 1 11 11 Ngrancang 1 8 Jumlah 11 85

Sumber : Kelurahan Desa Bleberan, 2013 d. Kondisi Ekonomi

Komposisi Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian Komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah jumlah penduduk yang bekerja menurut pekerjaannya sehari-hari. Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul tahun 2013.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Mata Pencaharian di Desa Bleberan Tahun 2013

No Mata Pencaharian Jenis Kelamin Jumlah

L P

(11)

commit to user

2 Buruh Tani 1 2 3

3 Buruh Harian 104 43 147

4 Wiraswasta 353 145 498

5 Karyawan Swasta 185 104 289 6 Pegawai Negeri Sipil 53 33 86

7 Pensiunan 63 42 105

8 Pedagang 9 11 20

Jumlah 1.714 1.596 3.310

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Gunung Kidul 2013 Berdasarkan data Tabel 4.8 Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 11.985 Jiwa (Laki-laki berjumlah 6.021 Jiwa dan Perempuan berjumlah 5.964 Jiwa). Pada tahun 2013, masyarakat Desa Bleberan paling banyak bekerja sebagai petani. Hal ini sangat beralasan karena sebagian besar didominasi oleh persawahan (Puspitasari, 2015: 43).

B. Sejarah Singkat Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk

Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk merupakan salah satu obyek wisata alam yang menyuguhkan keindahan air terjun yang memiliki tiga sumber mata air yaitu Kedungpoh, Ngandong dan Ngumbul. Ketiga sumber mata air tersebut bertemu dan mengalir menjadi satu dan jatuh dari tebing bebatuan karst. Obyek wisata Air Terjun Sri Gethuk terletak di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Nomor telepon yang dapat dihubungi yaitu milik ketua pengelola Bapak Tri Harjono 081328216842/ 087839033380 atau dapat menghubungi bagian promosi dan marketing bapak Kohar 085334005700/ bapak Bambang 087838868854. Untuk informasi lainnya Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk dapat diakses melalui website

(12)

commit to user

(www.desawisatableberanjogja.com) atau melalui email (triharjono_srigethuk@yahoo.com).

Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk telah dirintis sejak tahun 2007 atas inisiatif masyarakat desa yang ikut dalam keanggotaan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang diketuai oleh bapak Tri Harjono. Hal ini dilakukan agar tercapai tujuan dari pihak Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yaitu dapat memberdayakan serta mensejahterakan masyarakat desa Bleberan. Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk diresmikan oleh Wakil Bupati Gunung Kidul pada tanggal 3 Juli 2010. Selain peresmian Air Terjun Sri Gethuk Wakil Bupati juga meresmikan Gua Rancang Kencana dan Desa Wisata Bleberan yang masih satu kawasan dengan yang lainnya. Peresmian ini diharapkan menjadi potensi wisata yang dapat dikembangkan dan mampu memberi kesejahteraan bagi masyarakat sekitar desa Bleberan. Selama 5 tahun pengelola berusaha mengembangkan wisata Air Terjun Sri Gethuk. Pada awalnya belum banyak wisatawan yang datang ke Obyek ini tetapi pihak pengelola giat melakukan promosi guna meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Air Terjun Sri Gethuk. Pada awal tahun 2007 sampai tahun 2010 warga masyarakat mengembangkan obyek wisata Air Terjun Sri Gethuk secara otodidak tetapi tidak semua warga berminat karena warga masayarakat cenderung melakukan pekerjaan yang biasa mereka lakukan yaitu dalam bidang pertanian dan perkebunan. Hingga akhirnya setelah peresmian maka dari pihak pemerintah melakukan pelatihan kepada masyarakat, dengan adanya pelatihan-pelatihan tersebut maka sebagian besar masyarakat mulai berminat dan ikut andil dalam pengelolaan wisata Air Terjun Sri Gethuk (wawancara dengan Syaifudin, 03 Mei 2015).

(13)

commit to user

Nama Air Terjun Sri Gethuk dikenal juga dengan sebutan Air Terjun Slempret, menurut legenda nama Slempret sebenarnya adalah berasal dari kata Slempret yang merupakan alat musik tiup. Konon cerita bahwa lokasi tersebut adalah merupakan tempat atau pusatnya para jin atau makhluk halus yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata atau dapat di katakan bahwa tempat tersebut merupakan tempat yang sangat angker dengan nama pimpinan para jin tersebut adalah Jin Anggo Menduro.

Jin ini merupakan yang sangat menyukai dengan berbagai kesenian, hal tersebut dapat dibuktikan bahwa di tempat tersebut pada saat–saat tertentu akan terdengar suara atau dengan bahasa Jawa disebut pandulon yang suara tersebut kalau di dengarkan di lokasi Padukuhan Menggoran dan sekitarnya suara tersebut berasal dari lokasi air terjun. Tapi, kalau didekati suara itu akan hilang, suara tersebut adalah suara dramben dengan suara yang sangat dominan adalah suara Slempret maka tempat tersebut di kenal sebagai sebutan Slompret atau kemudian di sebut Slempret maka yang terkenal sampai dengan saat ini lokasi tersebut dengan Air terjun Slempret karena air tersebut berada di lokasi daerah Slempret. Namun, sebenarnya air terjun tersebut bernama Air Tejun Sri Gethuk

Seperti pada cerita awal bahwa tempat tersebut merupakan pusatnya para jin yang di dalamnya sebagai pimpnannya adalah Jin Angga Manduro, jin yang sangat suka dengan segala kesenian yang di antaranya adalah dramben dan juga gamelan. Di saat tertentu tempat ini juga sering terdengar sura gamelan atau suara kerawitan tapi jika di dekati suara ini juga tidak ada atau disebut hanya merupakan pandulon yang menyuarakan gamelan. Dalam cerita legenda Gamelan ini juga

(14)

commit to user

dapat dipinjam oleh manusia yang mempunyai kemampuan lebih dan juga dapat di manfaatkan untuk tabuan selayaknya gamelan biasa yang dapat kasat mata.

Dalam cerita legenda di lokasi wisata Slempret tersebut ada beberap tempat untuk menyimpan gamelan milik Anggo Menduro di antaranya lokasi Mergangsan dan juga Srikethuk. Mergangsan ini berada di sebelah bawah lokasi Sungai Oyo tempat tersebut disebut Mergangsan karena dipergunakan sebagai tempat menyimpan gongso atau gamelan. Sri Kethuk berada di lokasi air terjun tempat tersebut di sebut Sri kethuk karena dipergunakan oleh Jin Anggo Menduro sebagai tempat penyimpanan salah satu instrumen gamelan dengan nama Kethuk. Hingga kini nama tersebut menjadi Sri Gethuk (http://travel.detik.com.)

Waktu berjalan dalam usaha pengelolaannya Air Terjun Sri Gethuk membuat bapak Tri Harjono semakin giat dalam melakukan kegiatan promosi mulai dari mendatangkan wisatawan, memasang dan menyebarkan brosur hingga mengikuti travel dialogue untuk memperkenalkan Obyek Wisata ini kepada. Perlahan-lahan wisatawan yang datang merupakan beberapa wisatawan yang diajak oleh beberapa masyarakat sekitar dan beberapa kerabat yang berasal dari luar daerah. Pengelola memberikan brosur pada setiap wisatawan agar dapat direkomendasikan kepada wisatawan luas. Usaha tersebut dilakukan dengan melakukan kegiatan promosi wisata lainnya. Hingga akhirnya pada pertengahan tahun 2011 merupakan awal yang cerah bagi Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk, pada saat itu merupakan high season dimana beberapa wisatawan mencari alternatif tempat liburan baru karena beberapa obyek wisata yang ada terlalu ramai untuk dikunjungi. Pada saat itu pengelola memang belum benar-benar siap dikarenakan wisatawan yang melonjak drastis dan belum lengkapnya

(15)

commit to user

sarana dan prasarana dimana pada saat itu hanya menggunakan satu perahu untuk mengangkut wisatawan dari dermaga menuju ke lokasi air terjun, sisanya wisatawan hanya menggunakan jalan setapak yang dibuat oleh pihak pengelola untuk mengantisipasi antrian panjang apabila menggunakan perahu. (wawancara dengan Syaifudin, 03 Mei 2015).

Pengelola Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk selalu mengikuti perkembangan pasar dengan membuat paket wisata sesuai dengan keinginan wisatawan. Dalam perkembangannya pihak pengelola Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk mempunyai fasilitas-fasilitas pendukung untuk membantu dalam hal operasional wisatawan, yaitu: Papan petunjuk menuju Air Terjun Sri Gethuk, tempat pemungutan retribusi, kantor sekretariat, brosur, internet dan website, angkutan dari TPR menuju dermaga, pemandu wisata, ruang informasi, lahan parkir yang luas, toilet, kios-kios, mushola, perahu, pelampung dan asuransi bagi wisatawan.

C. Struktur Organisasi Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk

Sebelum Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk di resmikan, dalam sebuah pengelolaan harus memiliki Struktur Organisasi. Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukan hubungan diantara tujuan tugas serta fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang berhubungan antara pimpinan kepada karyawan, karyawan satu dengan karyawan lainnya bertujuan agar fungsi dan tugas-tugas dalam perusahaan dapat dijalankan sesuai dengan harapan.

(16)

commit to user

Pada awal perintisan belum ada struktur organisasi karena pengelolaan obyek wisata belum berjalan, sehingga hanya dikelola oleh beberapa warga desa Bleberan yang secara sukarela berjaga di sekitar Air Terjun. Tetapi semua pertanggung jawaban dilaporkan kepada Tri Harjono yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Desa Bleberan.

Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari berbagai bagian, struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi unit usaha dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Bleberan. Setiap bagian harus bertanggung jawab langsung kepada Ketua Unit Usaha Wisata yaitu Tri Harjono. Hal ini berguna untuk memudahkan dalam hal pengawasan kerja sama pada setiap bagian, sehingga efisiensi waktu dan tujuan perusahaan tercapai sesuai harapan yang telah direncanakan. Struktur Organisasi mampu memberikan penilaian sebuah Obyek Wisata telah dikelola dengan baik dan berfungsi dalam hal pelaksaan kerjanya. Struktur Organisasi Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan 5 Seksi yaitu Seksi Paket Wisata dan Pemasaran, Seksi Pengelolaan Warung dan Kebersihan, Seksi Perencanaan dan Pembangunan, Seksi Pengelolan Perahu dan Pelampung dan Seksi Pengelolaan Parkir dan Keamanan, selain itu terdapat juga 4 Koordinator lapangan yang diantaranya Koordinator Tempat Pemungutan Retribusi dan Pemandu, Koordinator Warung dan Kebersihan, Koordinator Perahu dan Pelampung dan Koordinator Parkir dan Keamanan.

(17)

commit to user

Skema Struktur Organisasi Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk

Di Desa Bleberan Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta

Sumber: Wawancara dengan Tri Harjono, 14 Mei 2015

Berdasarkan struktur organisasi diatas menunjukkan bahwa pengelolaan Obyek Wisata sangat terstruktur dan memiliki fungsi sesuai dengan kebutuhan

KETUA UNIT USAHA DESA WISATA

Tri Harjono Tri Harjono \\ KARYAWAN SEKRETARIS Susilo Hadi Syaifudin SEKSI PENGELOLAAN PARKIR DAN KEAMANAN Purwanto KOORDINATOR TPR Sutoyo Kusyanto Sumarno Sukiwintarto KOORDINATOR WARUNG & KEBERSIHAN Sarman Bambang B KOORDINATOR PARKIR & KEAMANAN Bambang A Wisnu Jianto Jaini KOORDINATOR PERAHU & PELAMPUNG Zuhari Sutarjan Sunardi Nuryanto BENDAHARA Atik Ristiana SEKSI PERENCANAAN & PEMBANGUNAN Sumarjuni SEKSI PENGELOLAAN WARUNG & KEBERSIHAN Hartono SEKSI PAKET WISATA DAN PEMASARAN M. Kohar Bambang F SEKSI PENGELOLAAN PERAHU & PELAMPUNG Suharno

(18)

commit to user

pengelolaan wisata, sehingga mampu memberikan pelayanan wisata yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Berikut adalah tugas dan kewajiban pengelola Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk :

1. Ketua

Seorang Ketua adalah seorang yang bertanggung jawab dalam segala hal yang berhubungan dengan Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk mulai dari membuat dan melaksanakan program kerja dan mengambil keputusan dalam setiap program kerja yang telah ditetapkan dalam rapat pengurus. Selain itu seorang Ketua juga mengkoordinasi dan mengevaluasi kegiatan kepariwisataan. Ketua menghadiri setiap kegiatan kepariwisataan guna perkembangan wisata seperti ikut serta dalam Travel Dialogue yang diadakan oleh Dinas Pariwisata.

2. Sekretaris

Sekretaris memiliki tugas membantu Ketua dalam bidang administrasi umum seperti surat menyurat, kearsipan, penggandaan, ekspedisi dan Pendataan Inventarisasi. Sekretaris juga mencatat keputusan rapat, membuat laporan serta mewakili ketua dalam menjalankan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Peran seorang sekretari yaitu dengan mengikuti dan mencatat setiap permasalahan yang dibahas dalam rapat pengurus serta melakukan pendataan terhadap barang-barang yang digunakan untuk kegiatan wisata.

3. Bendahara

Bendahara bertugas dalam pengelolaan keuangan mulai dari menerima setoran keuangan dari unit kegiatan dan menyimpan di dalam brankas wisata, mengeluarkan uang sesuai dengan ketentuan - ketentuan yang berlaku, melakukan penyusunan administrasi keuangan dan melaporkan pertanggung jawaban

(19)

commit to user

keuangan kepada Ketua setiap minggu. Bendahara juga mengawasi keuangan di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) serta mengelola keuangan dari hasil penjualan paket wisata.

4. Seksi Paket Wisata dan Pemasaran

Seksi ini bertugas membuat perencanaan dan pelaksanaan paket–paket wisata baik di kawasan wisata dan Desa wisata, mempersiapkan berbagai atraksi wisata sarana dan prasarana paket wisata diantaranya homestay, kuliner, dan mempersiapkan sistem pemanduan dalam rangka membuat daya tarik wisata. Menyusun dan melaksanakan promosi wisata baik dengan sistem leaflet, banner dan pemasaran keluar dan pengelolaan TI. Selain itu seksi paket wisata dan pemasaran juga melakukan pelaporan dengan segala sesuatu yang telah di laksanakan.

5. Seksi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan

Seksi Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan beretugas dalam merencanakan pembangunan kawasan wisata Goa Rancang Kencono dan Air terjun Sri Gethuk mulai dari rencana anggaran pembangunan (RAB) setiap rencana pembangunan yang akan di laksanakan, melaksanakan pembangunan sesuai dengan rencana pembangunan yang telah di sepakati pengelola dan membuat pelaporan dan pertanggung jawaban kepada pengelola

6. Seksi Pengelolaan Warung dan Kebersihan

Seksi Pengelolaan Warung dan Kebersihan memiliki tugas menyusun rencana kegiatan kebersamaan antar pedagang, menyusun strategi agar pedagang tidak melakukan kompetisi yang bersifat negatif, mengatur dan mengawasi kemasan dagangan dan cara penyajian agar tetap higienis dan pengepakan yang

(20)

commit to user

baik. Kemudian menyusun rencana kegiatan kelompok kebersihan, mengatur dan menjaga lingkungan kawasan wisata Gua Rancang Kencono dan Air terjun Sri Gethuk agar tampak bersih dan menyusun strategi pembuangan sampah atapun pengolahan sampah.

7. Seksi Pengelolaan Perahu dan Pelampung

Seksi Pengelolaan Perahu dan Pelampung memiliki tugas membuat perencanaan sarana prasarana (perahu dan pelampung) untuk memenuhi kebutuhan pelayanan wisata, mengkoordinasikan petugas perahu dan pelampung dalam setiap kegiatan dan melakukan pengawasan terhadap sarana prasarana dermaga dan perahu demi keselamatan wisatawan. Selain itu seksi ini membuat pencatatan hasil pelaksanaan kegiatan baik perahu maupun kegiatan pelampung pada setiap minggunya. Serta membuat daftar inventaris sarana prasarana perahu dan pelampung.

8. Seksi Pengelolaan Parkir dan Keamanan Wisata

Seksi ini membuat rencana pelaksanaan tugas pengamanan dan parkir agar dapat lebih tertata dan dapat memberikan pelayanan lebih baik, mengkoordinasikan petugas pengamanan dalam rangka memberikan layanan lalu lintas keluar masuk wisata dan mengevaluasi dan mencatat kejadian yang terjadi di Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk

9. Koodinator Paket Air Terjun Sri Gethuk dan Gua Rancang kencono

Memberikan pelayanan paket wisata baik di Gua rancang kencono maupun di Air terjun Srigethuk beserta jajaran anggota. Mengatur dan mengkoordinasikan tugas dan tanggung jawab terhadap tugas pelayanan paket wisata. Mengatur penjadwalan tugas kepada anggota sesuai dengan peraturan yang di berikan.

(21)

commit to user 10. Koordinator Parkir

Koordinator parkir bertugas menarik retribusi parkir sesuai dengan peraturan Daerah, mengatur kendaraan wisatawan sesuai dengan tata kelola lokasi yang telah di persiapkan oleh Desa Wisata. Menjaga dan mengamankan kendaraan dan peralatan yang di tinggalkan oleh wisatawan.

11. Koordinator pemandu

Koordinator pemandu bertugas memberikan pelayanan dan pemanduan kepada wisatawan baik di minta maupun tidak di minta, memandu wisatawan yang menggunakan fasilitas paket wisata / menggunakan fasilitas shuttle dari mulai TPR - Gua rancang – Air terjun sampai dengan kembalinya wisatawan ke kendaraan awal.

12. Koordinator Perahu

Koordinator Perahu bertugas mengkoordinir anggota/karyawan perahu secara keseluruhan, memberikan fasilitas dan layanan wisatawan dan melakukan inventarisasi sarana parasana yang menjadi kebutuhan dan kepemilikan aset. Kemudian menyetorkan hasil penyewaan pelampung setiap hari kepada bendahara Desa Wisata

13. Koordinator pelampung

Koordinator pelampung memiliki tugas memberikan pelayanan penyewaan pelampung kepada wisatawan dengan besaran di tetapkan dalam peraturan pengelola Desa Wisata. Menyiapkan pelampung dan menyimpan kembali ketempat yang telah di tetapkan serta membuat inventaris jumlah pelampung yang masih baik, rusak dan di laporkan kepada ketua Desa wisata. Kemudian

(22)

commit to user

menyetorkan hasil penyewaan pelampung setiap hari kepada bendahara Desawisata.

14. Koordinator Kebersihan

Koordinator Kebersihan memiliki tanggung jawab mengkordinir dan mengatur tugas anggota kebersihan, melaksanakan tugas menjaga kebersihan di kawasan wisata Gua rancang kencono dan Air terjun Srigethuk.

15. Koordinator Keamanan

Koordinator Keamanan memiliki tanggung jawab pengamanan di kawasan wisata Gua Rancang Kencono dan Air Terjun Sri Gethuk sesuai dengan titik lokasi yang telah di tetapkan oleh Pengelola Desa wisata. Mengatur lalu lintas keluar masuk wisata sesuai dengan tempat yang telah di tetapkan, selain itu Koordinator juga menjaga pengamanan dan kerukunan antar karyawan (Sumber : Anggaran Dasar Desa Wisata Bleberan)

D. POTENSI ATRAKSI WISATA DI AIR TERJUN SRI GETHUK

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kekuatan untuk dikembangkan melalui usaha-usaha terencana dan terprogram melalui strategi-strategi perencanaan yang tepat agar memperoleh hasil yang maksimal sesuai yang ditargetkan (Lukman Ali, 1996 : 784).

Air Terjun Sri Gethuk merupakan sebuah kawasan wisata air yang menyuguhkan keindahan alam air terjun serta pemandangan bebatuan khas yang sangat cantik yang mampu memikat wisatawan yang datang ke lokasi ini. Selain menikmati gemericik air terjun pihak pengelola menambahkan atraksi wisata lainnya guna menambah pengalaman wisatawan saat berkunjung ke kawasan Air

(23)

commit to user

Terjun Sri Gethuk. Pengelola berusaha memberikan pelayanan pemanduan yang baik pada saat memandu wisatawan tidak hanya di air terjun saja tetapi juga di kawasan wisata di Desa Bleberan. Berikut adalah potensi yang dimiliki kawasan Wisata Air Terjun Sri Gethuk yang dapat dijadikan sebagai Atraksi Wisata : 1. Sungai Oyo

Sungai Oyo adalah salah satu sungai yang memiliki potensi dalam hal pengembangan atraksi wisata. Wisatawan diajak menyusuri sungai sepanjang 250 meter yang memiliki keindahan alam yang menakjubkan hingga beberapa orang menyebutnya dengan Grand Canyon Jogja, karena di kawasan ini terdapat pemandangan yang berupa aliran sungai yang sangat jernih pada saat musim kemarau bahkan wisatawan dapat melihat sampai dasar sungai selain itu wisatawan juga disuguhkan dengan pemandangan bebatuan karst yang menjulang tinggi yang memanjakan mata. Setelah menyusuri sungai Oyo maka wisatawan akan sampai di Air Terjun Sri Gethuk dengan pemandangan Air Terjun yang mampu memanjakan mata para wisatawan. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat beberapa potensi yang mampu dikembangkan sebagai atraksi wisata yang menarik minat wisatawan untuk datang.

Susur sungai adalah salah satu pengembangan atraksi wisata yang ada yaitu dengan menyusuri sungai dengan menggunakan perahu dengan kapasitas 10 orang, untuk menikmati atraksi ini wisatawan dikenakan tarif Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) setiap orangnya untuk tiket berangkat dan kembali lagi ke dermaga.

Selain susur sungai potensi yang lainnya yang dapat dilakukan di sungai Oyo yaitu Body Rafting adalah kegiatan yang mampu menghilangkan penat

(24)

commit to user

wisatawan karena wisatawan akan menikmati keindahan sungai oyo dengan terapung bersama pelampung. Untuk menikmati body rafting wisatawan dikenakan tarif Rp 35.000,- (tiga puluh lima ribu rupiah) setiap orangnya untuk sekali body rafting ditemani oleh pemandu dengan fasilitas pelampung dan asuransi.

Gambar 1. Sungai Oyo

Sumber : Dokumentasi Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk

Atraksi lainnya yang dapat di nikmati selain di sungai Oyo yaitu di Air Terjun Sri Gethuk, pada umumnya wisatawan yang datang ke Air Terjun hanya bermain-main air tetapi pihak pengelola mengembangkan atraksi yang berbeda yaitu Canyoning, atraksi wisata ini sangat berbeda karena hanya yang bernyali tinggi yang dapat melakukannya. Canyoning adalah olahraga menuruni tebing di aliran Air Terjun dengan menggunakan tali, cara ini hanya dapat diikuti dengan pemanduan dan menyesuaikan dengan keadaan Air Terjun. Untuk menikmati atraksi ini harus melakukan pemesanan terlebih dahulu dan kegiatan dapat dilakukan dengan intensitas air terjun yang stabil.

(25)

commit to user 2. Goa Rancang Kencana

Goa Rancang Kencana adalah sebuah goa yang terletak tidak jauh dari pintu masuk. Goa ini sangat unik karena teletak seolah di bawah tanah, untuk dapat masuk ke Goa ini wisatawan harus menuruni beberapa anak tangga kemudian wisatawan akan disambut dengan pohon besar yang menjulang tinggi, pohon tersebut adalah pohon Klumpit. Di dalam goa terdapat 3 ruangan ruangan pertama berupa ruangan terbuka yang sangat lebar dan dapat digunakan untuk berbagai aktifitas, kemudian dua ruangan lainnya berada di dalam dengan ruangan yang masing-masing sangat sempit tetapi masih dapat di kunjungi oleh wisatawan. Berdasarkan hal tersebut maka pihak pengelola berusaha mengembangkannya sebagai atraksi yang dapat dilakukan wisatawan di kawasan Obyek Wisata Air Terjun Sri Gethuk. Atraksi yang pertama yaitu Outbond Team Building. Outbond Team Building adalah sebuah permainan kelompok dengan kegiatan yang akan mampu meningkatkan kepekaan dan kerjasama antar kelompok.

Gambar 2. Goa Rancang Kencana Sumber : Photoparse.blogspot.com

(26)

commit to user

Wisatawan yang ingin mengikuti ini akan dipandu di lokasi outbond Rancang Kencana dengan permainan kelompok. Paket ini minimal diikuti oleh 30 orang dengan harga Rp 115.000,-/ orang (Seratur lima belas ribu rupiah). Fasilitas yang diperoleh wisatawan yaitu: welcome drink, minum, snack, kelapa muda, makan, peralatan, 2 games team building, 2 games ice breaking dan dinamika kelompok, game air, body rafting, pemandu, asuransi.

Selain paket Outbond Team Building juga ada paket outbond, education & tour for kids. Paket Outbond ini dikhususkan untuk anak-anak khususnya PAUD, TK, SD hingga SMP dengan minimal peserta 30 orang. Untuk paket ini dikenakan harga Rp 60.000,-/ anak (enam puluh ribu rupiah). Fasilitasnya berupa makan, snack, pemandu, property, kereta wisata, jasa raharja, dengan obyek Situs Purbakala, Gua Rancang Kencana dan Air Terjun Sri Gethuk.

Selain kegiatan Outbond di dalam Goa Rancang Kencana juga dimanfaatkan sebagai area Meeting, pihak pengelola melihat potensi yang dapat dikembangkan dan berbeda dari Obyek Wisata lainnya. Di dalam Goa ini merupakan area yang luas dan dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan pertemuan ataupun rapat. Pihak pengelola juga memfasilitasi tempat ini untuk kebutuhan Meeting. Paket ini ditawarkan dengan harga Rp 80.000,-/ orang (delapan puluh ribu rupiah). Minimal 30 orang peserta dengan fasilitas welcome drink, fasilitas meeting dalam Goa, pemanduan, makan, body rafting serta asuransi jasa raharja.

Gambar

Tabel 1. Luas Wilayah Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin  di Kabupaten Gunung Kidul tahun 2013
Tabel 2. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut  Mata Pencaharian di Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2013
Tabel 3. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin  di Kecamatan Playen Tahun 2013
Tabel  4.  Jumlah  Penduduk  Usia  15  Tahun  ke  Atas  yang  Bekerja  Menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Playen Tahun 2013
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai Persepsi Wisatawan terhadap Obyek Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru Kecamatan

Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengetahui potensi apa saja yang terdapat di kawasan Air Terjun Parang Ijo, Upaya apa saja yang telah dilakukan pihak

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kare Kabupaten Madiun dengan judul “potensi obyek wisata air terjun dalam rangka pengembangan pariwisata di Kecamatan Kare Kabupaten

Keberadaan air terjun Sihobuk sebagai salah satu destinasi di Kabupaten Tapanuli Tegah membuat destinasi alam di kabupaten ini bervariatif sehingga dapat menarik perhatian

Aktifitas wisatawan pada umumnya ketika beristirahat di air terjun Ponot, yaitu makan dan minum sejenak dimana makanan dan minuman dibawa dari rumah sebagai bekal wisatawan

Dari hasil wawancara dengan Kasi pengembangan obyek dan daya tarik wisata dapat disimpulkan bahwa para pengelola obyek wisata air terjun resun masih memiliki

Objek wisata alam Air Terjun Binusan merupakan salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Nunukan yang banyak di kunjungi oleh wisatawan lokal untuk berwisata, namun objek wisata

Untuk dapat mengembangkan Obyek Wisata Air Terjun Jumog ini pemerintah Desa Berjo memiliki kesempatan yaitu dengan cara bekerja sama gotong royong dengan warga