• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI ISLAM: BASIS FILOSOFIS DAN PENDEKATAN. Lecture: Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.SI. Didin Chonyta ( )* Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI ISLAM: BASIS FILOSOFIS DAN PENDEKATAN. Lecture: Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.SI. Didin Chonyta ( )* Abstract"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 1

STUDI ISLAM: BASIS FILOSOFIS DAN PENDEKATAN

Lecture: Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.SI

Didin Chonyta (14750010)*

Abstract

Religion is not a part of human life. All people have religion (whatever their religion is). Religion as an object of study and research in this era. With religion and methodology approach becomes a significant and interesting phenomenon. One of reseacher, Richard C. Martin’s idea is “data fields”. It plays as a constructive criticism for Islamic Studies. His view maintains the issues on religious studies and the responds of Muslim writers. It also touches the theme of scripture and prophet, ritual and community, religion and society, scholarship and interpretation, challenge and criticism. Martin’s outline uses textual, historical, sociological, anthropological, hermeneutical, and critical approach. It is important that Martin’s idea contributes to the expression of essential issues on religious studies.

Keywords: Approach, Islamic Studies, Phylosophy, Richard Martin

A. Pendahuluan

Eksitensi agama memiliki peran dan fungsi dalam masyarakat. Kenyataan ini menimbulkan banyaknya penelitian ilmiah yang tertarik melakukan penelitian tentang agama. Salah satunya studi Islam. Secara umum studi Islam bertujuan untuk menggali kembali dasar dan pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yaitu al-Qur’an, sumber ini bersifat universal dan dinamis untuk dihadapkan dengan budaya dan dunia modern agar mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia.

Studi Islam (Islamic Studies) dari masa ke masa terlihat semakin berkembang pesat. Meski pada awalnya terminologi Islamic Studies mencuat dari belahan Barat, tetapi realitas keilmuan menuntut umat Islam dan lembaga pendidikan didalamnya menyadari eksistensi dan peran Perguruan Tinggi dalam merespons problem, tantangan, konstruksi, eksistensi dan

(2)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 2 pengembangan keilmuan studi Islam. Kita tahu bahwa ilmu dibangun dengan perangkat paradigma, pendekatan dan metode. Dalam hemat penulis, perangkat ini berakumulasi secara dinamis dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang bersangkutan.1

Bagi Islamic Studies, berbagai pendekatan dan metode ilmiah berkembang dengan aneka perspektif, tendensi dan orientasi yang lahir dari latar masing-masing pengkajinya. Latar ini, nyatanya, berkemungkinan menyebabkan terjadinya problem metodologis yang menyangkut paradigma, pendekatan dan metode studinya. Dengan latar belakang tersebut studi Islam menggunakan cara pendekatan yang bermacam-macam, yakni pendekatan normative, empiris, hermeunetik, antropologis, sosiologis, teologis, fenomenologis, historis, filosofis, politis, psikologis, interdisipliner dll.

Di dalam penelitian Studi Islam, Peneliti harus faham tentang konsep penelitian yang akan dibahas. Permasalahan agama yang hadir dalam sejarah umat manusia sepanjang zaman tidaklah sama dengan masa kehidupan lainnya. Perilaku hidup beragama yang amat luas tersebar di muka bumi menjadi bagian hidup kebudayaan dalam aneka corak yang khas antara satu lingkup sosial budaya dengan sosial budaya lainnya.2

Di dalam pembahasan “Studi Islam; Basis Filosofis dan pendekatan” Penelitian ini akan membahas hal-hal sebagai berikut: mendiskusikan basis filosofis dan pendekatan dalam studi Islam. Studi Islam memiliki beragam pendekatan, misalnya pendekatan normatif dan empirik. Perbedaan pendekatan ini sangat tergantung pada basis filosofis terutama ontologi dan

1 Sokhi Huda, Pendekatan terhadap Islam dalam studi Agama dan elevansinya

terhadap studi Islam di Indonesia (pembacaan Kritis atas pemikiran Richard C, Martin), Jurnal ReligioVolume 1, Nomor 1, Maret 2011 Hlm 25 – 44

2 Suparno, Islam sebagai Obyek dan studi Penelitian, Ragam Jurnal Pengembangan

(3)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 3 epistemologi dalam memahami Islam sebagai bahan kajian.3 Penulis juga tertarik untuk membahas pendekatan studi Islam menurut Richard C Martin sebagai Islamolog barat yang banyak menguasai Pendekatan Studi Islam.

B. Kajian Teori

Dalam KBBI4 pendekatan mempunyai dua makna yaitu pertama, proses perbuatan, cara mendekati; kedua, usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. Secara terminologi, pendekatan merupakan serangkaian pendapat tentang hakikat belajar dan pengajaran. Jika dihubungkan dengan studi Islam, pendekatan berarti serangkaian pendapat atau asumsi tentang hakikat studi Islam dan pengajaran agama Islam. Pendekatan tidak terpisah dari tujuan, metode, dan teknik. Pendekatan memiliki peranan yang sangat penting dalam studi Islam karena terkait dengan pemahaman akan Islam itu sendiri.

Jika ditilik kembali bahwa Metodologi Studi Islam dalam buku John L Esposito adalah istilah “studi-studi Islam” yang sekarang digunakan pada jurnal ilmiah dan professional, departemen akademis dan institusi, mencakup penelitian bidang yang luas, dengan Islam sebagai Pengikat bersamanya. Ia merujuk ke Islam entah merujuk ke budaya, peradaban atau tradisi relegius, lalu istilah ini juga di pakai dalam masyarakat Eropa membicarakan gagasan Islam politik (fundamentalisme). Literature ini berbicara tentang Bank Islam, ekonomi Islam, tatanan politik Islam, demokrasi Islam, hak asasi manusia (HAM) Islam dan seterusnya.5

Sebagai ilustrasi kita bisa mengedepankan kasus seorang yang ingin memetik buah di sebuah pohon. Dari jauh ia telah mengamati pohon dan buah tersebut. Jalan

3 Syamsul Arifin, Sylabus Sosiologi Islam di Indonesia, Magister Studi Ilmu agama

Islam, UIN MALIKI Malang

4 Kamus Besar bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Depeartemen pendidikan nasional,

(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008) ISBN 978-979-689-779-1, Hlm, 233

5 John L, Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, jilid 3, (Bandung;

(4)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 4 menuju ke pohon ini ada empat jalur. Maka metodologi adalah segala usahanya dalam memikirkan dan menimbang jalan manakah yang tercepat yang akan ia ambil untuk mendekati pohon tersebut, dengan cara apakah ia akan menaiki pohon tersebut, apakah pakai tangga, atau dipanjat, hingga cara mendapatkan buah tersebut, inilah metodologi. Sedangkan pendekatan adalah empat jalur jalan yang menuju pohon tersebut, terserah yang mana yang lebih menarik baginya. Sedangkan metode adalah cara yang ia gunakan untuk mendapatkan buah tersebut, baik dengan menggunakan tangga, memanjat, atau pakai galah dan lain sebagainya. Sedangkan tekhnik adalah cara yang lebih spesifik dari metode.

C. Sekilas Latar Belakang Historis Studi Islam

Secara historis, menurut Jean Jacques Waardenburg, Islamic Studies pada paruh pertama abad ke-20 menjadi bidang studi yang mantap dalam penelitian dan pengajaran di Eropa dan Amerika Utara. Secara luas berlanjut sepanjang waktu sampai ia disebarluaskan pada mayoritas universitas sejak akhir abad ke-19. Islamic Studies dikombinasikan dengan studi tentang Arab, yang berkembang di Eropa pada abad ke-16 dan dengan studi tentang Persi, Ottoman, Turki Modern. Menurut Waarderburg, Islamic Studies menghadapi problem metodologis yang justru muncul karena faktor-faktor ideologi dan politik. Hal ini dinyatakannya sebagai berikut:

“Nowadays Islamic Studies still risk being pursued, taught, and used within a typically Western political horizon. This is especially the case when Islamic Studies are expected and designed to see Islam as a potential or real danger, to view it as something to be subdued to Western control, and to promote those forms of Islam that will be favorable to Western politic and economic interests. Obviously, such political management of research is not what I call Islamic Studies the sake of “true” knowladge. However, contexts can also play a positive role in Islamic Studies. I am thinking of the search undertaken by a few

Christian scholars of Arabic and Islam for rapproachement and

communication in terms of dialogue with Muslims. This search has led to more and better studies of Islam as a religion: by Massignon and his pupils Anawawi, Garder, Moubarac, and others in Catholic world; by

(5)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 5 Montgomery Watt, Cragg, and others in the Anglican world; by Wilfred Cantwell Smith, Anton Wessels and others in the Protestant world.6

Islamic Studies merupakan bagian dari subject matter yang disebut Oriental Studies, yakni studi kesarjanaan tentang kultur Timur yang dmaksudkan untuk percepatan secara independen bagi interes politik dan kepenyiaran. Sebagaimana cabang-cabang lain, Oriental Studies dan Islamic Studies pada waktu itu konsisten pada studi materi tekstual dan dokumen historikal. Selanjutnya Wardeenburg memaparkan para tokoh Islamic Studies yang secara ringkas penulis modifikasi ke dalam bentuk table.7

Tabel 1

Tokoh-Tokoh Islamic Studies, Periode dan Orientasi Studinya

No Periode Tokoh Orientasi Studi

1 Sampai Perang Dunia II

1. Ignaz Golziher (1850-1921) 2. Christiaan Snouck Hurgronje (1857-1936)

3. Carl Heinrich Becker (1876-1933) 4. Arent Jan Wensinck (1882-1939) 5. Duncan Black Macdonald (1863-1943)

6. LouisMassignon (1883-1962)

Membangun pandangan

yang komprehensif tentang Islam sebagai agama dan budaya bahasa dan literatur, sejarah, realitas sosial dan agama.

2 Pasca Perang Dunia II

1. Henry Corbin (1903-1978) 2. Gustave E. von Gunebaum (1909-1972)

3. Henri Laoust (1905-1983) 4. Helmut Ritter (1892-1971)

5. Wilfred Cantwell Smith (1916-2000) 6. William Montgomery Watt (1909-2007)

Sebagaimana pandangan Yang komprehensif di atas.

3 Selama Abad ke-20; aneka tendensi pendekatan (1) 1. Arthur J. Arberry (1905-1969) 2. Henry Corbin (1903-1978) 3. Louis Massignon (1883-1962) 4. Annemarie Schimmel (1920-2003) 5. Samuel Stern (1920-1969) Pendekatan spiritual 4 Selama Abad ke-20; aneka 1. Claude Cahen (1909-1991) 2. Hamilton A.R. Gibb (1895-1971)

Pendekatan historis (aspek-aspek sosial dan

6 Jean Jacques Waardenburg, Muslim as Actors: Islamic Meanings and Muslim

Interpretations, hlm 212

7

Jean Jacques Waardenburg, Muslim as Actors: Islamic Meanings and Muslim Interpretations (Berlin: Walter de Gruyter GmbH & Co., 2007), Hlm, 189, lihat di Sokhi Huda, Pendekatan terhadap Islam dalam studi Agama dan elevansinya terhadap studi Islam di Indonesia (pembacaan Kritis atas pemikiran Richard C, Martin), Jurnal ReligioVolume 1, Nomor 1, Maret 2011 Hlm 27

(6)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 6 tendensi

pendekatan (2)

3. Marshall Hodson ((1921-1968) 4. Bernard Lewis (*1916), George Makdisi (1920-2002).

ekonomi dan peran Islam dalam proses historikal secara luas). 5 Selama Abad ke-20; aneka tendensi Pendekatan (3) 1. Jacques Berque (1910-1995) 2. Clifford Geertz (1926-2006) 3. C.A.O. van Nieuwenhuijze (*1920)

Riset sosiologis dan antropologis tentang masyarakat Muslim kontemporer. 6 Selama Abad ke-20; aneka tendensi pendekatan (4) 1. Albert Hourani (1915-1993) 2. Maxime Rodinson (1915-2004)

Fokus perhatian terhadap gerakan-gerakan kultural secara luas dan kekuatan sosio-politik dalam

masyarakat Muslim saat ini, dengan interpretasi tentang Islam sebagai tradisi, ideologi dan instrumen sosio-politik. 7 Selama Abad ke-20; aneka tendensi pendekatan (5)

Tokoh-Tokoh tidak disebutkan satu per satu.

Fokus pada aspek-aspek kultural, historis,

antropologis dan sosio-politik tentang masyarakat

Muslim dan Islam

D. Beberapa Pendekatan dalam Studi Islam

Pendekatan pada Islam sangat beragam dari yang normative sampai yang deskriptif. Pendekatan-pendekatan ini dapat diklasifikasikan menurut ada tidaknya komitmen agama peneliti. Karena di dalam penelitian ini ada dua tujuan yakni untuk menarik perhatian pada satu sisi dan motif intelektual pada sisi lain. Kecenderungan motif ini juga akan berbeda-beda hasilnya, tergantung pendekatan yang digunakan oleh peneliti. Ada beberapa pendekatan yang penulis akan paparkan dalam pembahasan makalah ini.

1) Pendekatan Normatif atau Agamis

Diantara beberapa pendekatan terhadap Islam yang termasuk mendekati isi normative dan agamis adalah, (1) pendekatan misionaris tradisional, (2) pendekatan apologetic Muslin, dan (3) pendekatan irenik.8 Yang Pertama, pendekatan Misionaris bertujuan untuk mengubah agama dan keyakinan penduduk setempat. Pendekatan ini masih berjalan di

8 Syamsul Arifin, Studi Agama (prespektif sosiologis dan isu-isu kontemporer),

(7)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 7 masyarakat, bisanya para misionaris menjadi pelayan sosial untuk membantu masyarakat kelas bawah. Kedua, pendekatan apologetic muslin, pendekatan ini banyak dilakukan pada abad 12. Apologetic dipandang sebagai respon pemikiran muslim terhadap situasi masyarakat pada masa modern, selama satu abad terakhir masyarakat muslim mengalami tekanan pada budaya barat, lalu mereka memulai mencari jati diri nilai dasar tradisi mereka. Selain itu pendekatan ini juga bertujuan untuk mencari alat untuk memordesasi diri yang dianggap untuk memperoleh kembali kekuasaan dan kejayaan masa lalu, yang saat bersamaan berjuang juga mempertahankan identitas dan prinsip warisan tradisionalnya. Ketiga, pendekatan irenik tujuanya lebih memahami keagamaan Islam dan menumbuhkan sikap baru terhadap agama ini. Gerakan ini memiliki tujuan moral dan agamis selain tujuan intelektual. Gerakan ini juga ingin memahami nilai-nilai umat Islam yang ditunjukan pada umatnya sendiri dan memberi evaluative yang positif untuk kesalahan umat Islam sendiri.

2) Pendekatan Filosofis

Pendekatan filosofis ini memandang bahwa manusia adalah makhluk rasional atau “homo rational” sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan kepada sejauh mana pengembangan berfikir dapat dikembangkan. Al-Qur'an memberikan konsep secara konkrit dan mendalam. Terbukti dengan adanya penghargaan Allah Swt kepada manusia yang selalu menggunakan pemikiran. Ungkapan penghargaan tersebut. Terulang sebanyak 780 kali salah satu di antaranya ayat:



































(8)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 8 Artinya: “Allah SWT memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendakiNya .Dan barang siapa yang diberi hikmah,sungguh telah diberi kebijakan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.9

Tujuan pendekatan ini dimaksudkan agar manusia dapat menggunakan pemikiran seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga manusia terlatih untuk terus berfikr dengan menggunakan kemampuan berfikirnya.

3) Pendekatan Sejarah dan Ilmu Bahasa

Secara etimologis, sejarah mempunyai banyak arti, Sejarah bisa berarti cerita, suatu rekonstruksi atau juga kumpulan gejala empiris masa lampau. Secara umum, sejarah mempunyai dua pengertian, yaitu sejarah dalam arti subyektif, dan sejarah dalam arti obyektif.

Sebuah studi atau penelitian sejarah, baik yang lalu maupun yang kontemporer, sebenamya merupakan kombinasi antara analisa dari aktor dan peneliti, sehingga merupakan suatu realitas dari hari lampau yang utuh. Sejarah mempunyai dua konsep yang terpisah pertama, sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau dan keseluruhan pengalaman manusia, kedua, sejarah adalah fakta yang diseleksi, di ubah ubah, dijabarkan dan di analisis.10 Menurut Soerjono Soekanto, pendekatan historis mempergunakan analisa atas peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum.11

Sedangkan pendekatan bahasa menempatkan bahasa sebagai alat terpenting untuk menguasai warisan Islam. Meskipun bahasa sudah sangat dihargai sebagian besar sarjana yang mempelajari organisasi studi timur tengah, rumusan yang diberikan pada mahasiswa tidak selalu mencerminkan prioritas penting bagi kompetensi bahasa dan ilmu bahasa.

9 (Q.S.Al-Baqarah:2:269). 10

Dudung Abdurahman, Pendekatan Sejarah, dalam dudung abdurahman (ed), metedologi penelitian agama Pendekatan Multidisipliner, (Yogyakarta; lembaga penelitian UIN Suka, 2006), Hlm, 40-41

11 Direktorat jendral pendidikan Islam, Berbagai Pendekatan dan Metode dalam

(9)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 9 Maka metode ilmu sejarah dan bahasa akan tetap memiliki relevansi kuat dengan studi Islam.12

4) Pendekatan Ilmu Sosial

Pada prinsipnya, Sosiologi merupakan sebuah kajian ilmu yang berkaitan dengan aspek hubungan sosial manusia antara yang satu dengan yang lain, atau antara kelompok yang satu dengan yang lain. Sosiologi dan antropologi di Indonesia, pada umumnya tidak memiliki perbedaan prinsipil, sehingga tidak heran kalau kemudian, dikenal ada mata kuliah atau bidang studi Sosiologi-Antropologi dalam satu kajian yang sama. Jika mau dibedakan, sebenarnya, perbedaannya terletak pada penekanannya (orientasi kajiannya). Sosiologi menitikberatkan pada sistem sosial (masyarakat) yang kompleks, sedangkan antropologi mengutamakan masyarakat yang erat dengan hubungan kekerabatan (masyarakat sederhana). Sosiologi merupakan ilmu sosial yang obyeknya adalah masyarakat, yang bersifat empiris teoritis, dan kumulatif. Jika dituntut secara historis dalam kajian bidang keilmuan.13

Asusmsi dasar pendekatan sosiologi terhadap agama adalah bahwa gejala-gejala keagamaan dapat dianalisis sebagai gejala social menggunakan teori yang berlaku.14 Dalam kajian Islam, persoalan menjadi hal yang sangat menarik untuk dikaji. Dimensi sosial ini biasanya disebut dengan istilah “muamalah”, yakni hubungan dengan manusia (hablun min an-naas). Sedangkan dimensi yang satu lagi, lazim disebut “Ibadah” atau dimensi ritual, yakni hubungan langsung dengan Allah (hablun min Allah). Dari dua dimensi penting ajaran Islam tersebut, ternyata Islam adalah agama yang menekankan urusan sosial (muamalah) lebih besar dari urusah ibadah (ritual).

12 Syamsul Arifin, Studi Agama, Hlm, 13-14

13 Direktorat jendral pendidikan Islam, Berbagai Pendekatan, Hlm. 75 14

(10)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 10 Menurut Abuddin Nata bahwa ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam kajian ke-Islaman.15

1. Pedekatan Teologis: pendekatan yang menekankan pada bentuk formal atau simbol-simbol kegamaan yang masing-masing mengklaim dirinya sebagai yang paling benar.

2. Pendekatan Antropologis: suatu upaya dalam memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

3. Pendekatan Sosiologis: yakni dengan melihat kepada keadaan masyarakat lengkap dengan strukturnya, lapisan serta berbagai gejala sosial yang saling berkaitan.

4. Pendekatan Filosofis: upaya untuk mencari inti, hakekat dan hikmah dalam memahami sesuatu di balik formanya.

5. Pendekatan Historis: yaitu mempelajari Islam melalui kajian peristiwa masa lalu dengan melacak kapan peristiwa tersebut terjadi, dimana, prosesnya, partisipannya. Dengan menggunakan pendekatan sejarah, maka seorang akan diajak untuk melihat realita yang terjadi dalam masyarakat, baik itu sejalan dengan ide-ide agama ataupun yang senjang dari ide-ide agama tersebut. Pendekatan sejarah tidak hanya meneliti peristiwa sukses, tapi juga peristiwa kegagalan.

6. Pendekatan Kebudayaan: yaitu penelitian yang dilakukan terhadap pengamalan agama yang terdapat dalam masyarakat yang diproses oleh penganutnya dari sumber-sumber agama.

7. Pendekatan Psikologis: dimana dengan pendekatan ini akan diketahui tingkat keagamaan seseorang, pengamalannya, bahkan dapat digunakan untuk memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan umur dan bakatnya. 8. Selain itu dalam kajian pendekatan dalam pengkajian Islam juga dikenal beberapa

pendekatan lain seperti pendekatan fenomenologis, komparatif, studi wilayah dan pendekatan post-modernisme.

15

(11)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 11

E. Makna dan Skop Studi Islam.

Pembahasan di sekitar permasalahan studi Islam masih diperdebatkan

oleh banyak pakar tentang apakah ia bisa menajdi bagian dari disiplin ilmu yang bisa berdiri sendiri atau tidak, apakah ia bisa diaktegorikan sebagai ilmu pengetahuan, mengingat sifat dan karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama sungguh berbeda. Pada tataran normativitas nampaknya Islam tampaknya kurang sesuai untuk dikatakan sebagai ilmu, namun pada tataran historis tidaklah keliru.

Amin Abdullah mengatakan bahwa studi Islam pada tataran normativitas masih banyak terbebani oleh misi keagamaan yang memihak, romantis, apologis, sehingga kadar muatan analisa, kritik, metodologi, histori, empiri terutama dalam menelaah teks-teks atau naskah-naskah keagamaan yang merupakan produk sejarah terdahulu kurang ditonjolkan, kecuali dalam lingkungan peneliti tertentu yang masih sangat terbatas.16

Menurut Abuddin Nata, studi Islam adalah ilmu pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran Islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia, sedangkan pengetahuan agama adalah pengetahuan yang diklaim sepenuhnya diambil dari ajaran-ajaran agama, seperti tentang aqidah, ibadah dan lain sebagainya.17

Ketidak-sempurnaan dalam memahami Islam mengakibatkan kesempitan dalam mengintrepretasikan hakikat ajarannya, bahkan bisa mengakibatkan kesalahpahaman karena tidak mengenalnya dengan lebih komprehensif. Pengetahuan Islam dari satu dua aspek dan itupun hanya dari satu aliran mazhab saja, akan menimbulkan pengetahuan yang tidak lengkap tentang Islam.18

16

Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historitas (Yogyakarta: ttp, 1996), hlm. 106

17 Abuddin Nata, Metodologi, hlm. 152

18 Harun Nasution, Islam Ditijnau Dari Berbagai Aspekny (Jakarta: UI Press, 2001)

(12)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 12 Sedangkan studi Islam menurut Jacques Waardenburg memiliki tiga kajian yang meliputi tiga aktifitas yang berbeda, yakni:

1. Studi tentang kaidah agama Islam, hal ini umumnya dilaksanakan oleh ummat Islam untuk memperoleh pengetahuan tentang kesahihan agama. Contohnya adalah ilmu Hadist, Tafsir, Fikih dan ilmu Kalam. Secara tradisionil ilmu ini dipelajari oleh ummat Islam di mesjid-mesjid, madrasah-madrasah;

2. Studi tentang non-normativ Islam, biasanya studi ini dilakukan di tingkat universitas, biasanya penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan apakah yang dianggap benar sebagai Islam, dan apa yang benar-benar esensial dalam Islam. Studi non-normatif ini boleh dilakukan oleh muslim dan non-muslim, riset ini secara umum dinamakan studi Islam;

3. Studi non-normatif tetang aspek Islam dari kebudayaan dan masyarakat muslim. Makna lebih luas dari studi ini tidak berhubungan dengan Islam saja. Dalam konteks lebih luas lagi butuh kepada pertimbangan, suatu pendekatan Islam dari sudut pandang sejarah dan literature atau sudut antropologi budaya sosiologi, dan tidak spesifik bila dilihat dari perspektif studi agama.19

Dengan kata lain bahwa studi Islam itu adalah segala kajian yang tidak terlepas dari unsur Islam, baik sebagai objek langsung dalam kajian tersebut atau objek tidak langsung. Studi Islam itu meliputi segala kajian tentang Islam pada tiga tingkatan yakni Islam sebagai wahyu, Islam sebagai pemikiran atau dalam pemahaman dan Islam sebagai pengamalan.

Memang skop kajian studi Islam ini sungguh luas, ia menyajikan ruang objek yang menarik untuk diteliti baik tentang Alquran al-Karim, hadist, tasawwuf, theologi, filsafat, sastra, seni, sains, sejarah, baik dengan pendekatan sosiologis, ekonomi, psikologi, antropologis, fenomenologis,

19 Nur A. Fadhil Lubis, Introductory Readings on Islamic Studies (Median, IAIN

(13)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 13 historis, maupun komparatif baik pada era klasik, modern ataupun post-modern.

Pendekatan dalam pengkajian Islam akan menyajikan suatu standar dalam pemikiran Islam, selain itu, studi ini juga akan menyediakan filter bagi para ilmuwan dalam menyaring sebuah informasi, mencari sumber kesalahan sebuah data yang sering ditemukan dalam beberapa kajian ke-Islaman.

Pendekatan dalam pengkajian Islam juga merupakan basis bagi para sarjanawan dalam menghasilkan suatu khazanah ilmu pengetahuan ke-Islaman, baik dalam sejarah, filasafat, tasawwuf, Teologi, fikih, sains, sastra dan lain sebagainya, yang semuanya dapat dikategorikan sebagai peradaban Islam.

Dengan kajian ini kita akan dapat membedakan antara peradaban Islam dengan peradaban Arab, jikalau memang komponen Arab cukup bervariasi untuk dikatakan sebagai peradaban. Selain itu, seperti telah kita utarakan diatas, bahwa pendekatan dalam pengkajian Islam juga telah menyajikan sebuah saringan dalam menerima data dan kesimpulan. Contohnya, dalam berberapa kajian seperti yang dicatat oleh Marshall Hodgson20, bahwa banyak dari kalangan Orientalis yang menganggap bahwa muslim itu adalah setiap orang yang berbahasa Arab, selain itu ada juga yang menganggap bahwa muslim itu adalah setiap orang yang menggunakan bahasa Arab dalam ritual keagamaannya. Dengan pendekatan dalam pengkajian Islam, yang menyediakan basis pendekatan dan metodologi dalam mengkaji Islam, akan tampak beberapa kesalahan fatal yang terjadi pada kajian mereka.

F. Pemikiran Richard Martin dalam Kerangka Studi Islam

Sekilas Biodata Richard C. Martin Richard C. Martin adalah profesor agama di Emory University. Ia menjabat sebagai Ketua Departemen Agama pada tahun 1996-1999. Bidang-bidang keahliannya meliputi studi Islam

20 Marshall Hodgson, The Venture of Islam (Chicago: Chicago University Press,

(14)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 14 (Islamic Studies), studi perbandingan agama serta agama dan konflik. Dia menjabat di beberapa dewan akademis nasional dan komite, seperti Komite Eksekutif Pusat Penelitian Amerika di Mesir. Ia telah memberi kuliah secara luas di Amerika Serikat, Eropa, Afrika Selatan dan Asia Tenggara pada topik-topik yang terkait dengan Islam dan sejarah agama.21 Profesor Martin pernah tinggal dan melakukan penelitian di Mesir dan di tempat-tempat lain di dunia Muslim. Dia juga terlibat dalam proyek kerjasama dengan ulama Muslim.22

Di antara karya-karya Martin adalah Approaches to Islam in Religious Studies (Tucson, 1985), Islamic Studies: A History of Religions Approach (Prentice-Hall, 1996) dan Defenders of Reason in Islam: Mu`tazilism from Medieval School to Modern Symbol (Oneworld, 1997). Dia adalah co-editor bersama John Witte dari buku Sharing the Book: Religious Perspectives on the Rights and Wrongs of Proselytism. Dia juga co-edit (bersama Abbas Barzegar) buku yang baru diterbitkan Islamism: Contested Perspectives on Political Islam (Stanford University Press, 2009).23

Sejumlah problem metodologis semisal di atas itulah yang coba dijawab oleh buku suntingan Richard C. Martin yang berjudul Approaches to Islam in Religious Studies. Dalam buku ini disajikan berbagai pendekatan yang digunakan oleh para Islamis dan sarjana Barat dalam ikhtiar mendekati subject matters tentang Islam, mulai dari Organisasi IAHR terbentuk pada tahun 1950 sebagai hasil diskusi internasional, khususnya tentang persoalan-persoalan metodologi Ilmu Perbandingan Agama. Inisiatif pembentukan organisasi itu berasal dari Himpunan Belanda untuk Sejarawan Agama (Genootschap van Godsdiensthistorici). Kecenderungan seperti ini dapat

21 http://religion.emory.edu/home/people/emeriti/martin-richard.html di akses

tanggal 12-03-2015

22 http://cslr.law.emory.edu/people/person/name/martin/ diakses tanggal 12-03-2015 23

(15)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 15 dibaca dalam Buku yang dikaji adalah Richard C. Martin, Approaches to Islam in Religious Studies (Tucson: The University of Arizona Press, 1985) pendekatan terhadap teks kitab suci (filologi) dan Nabi, ritual Islam, Islam dan masyarakat, hingga pendekatan interpretasi dan problem insider dan outsider.

Bingkai Pendekatan Studi Islam Richard C. Martin di awal bab menjelaskan tentang Islam dan posisinya dalam studi agama. Dikatakan olehnya bahwa pemahaman tentang Islam sebagai agama dan pemahaman tentang agama dari sudut pandang Islam merupakan persoalan yang perlu dielaborasi dalam diskusi dan pembahasan para sarjana di bidang studi agama. Selanjutnya Martin mengemukakan ingin membuka kemungkinan kontak dan pertemuan langsung antara tradisi berpikir keilmuan dalam Islamic Studies secara tradisional dan tradisi berpikir keilmuan dalam Religious Studies kontemporer yang telah memanfaatkan kerangka teori, metodologi dan pendekatan yang digunakan oleh ilmu-ilmu sosial dan humaniora yang berkembang sekitar abad ke-18 dan 19.24

Buku suntingan Richard C. Martin tersebut sarat dengan muatan metodologi. Upayanya diarahkan untuk membawa dan mengangkat Islamic Studies keluar dari jebakan historis-kulturalnya sendiri ke wilayah arus besar pusaran ilmu agama (Religionwissenschaft) yang berkembang sejak abad ke-19 dengan berbagai perangkat metodologi yang dimilikinya. Upaya ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan metodologis antara Islamic Studies dan Religionwissenschaft.25

24 Abdullah, Continuity and Change dalam Ilmu-Ilmu Agama: Meneropong

Kegelisahan Akademik Ilmuan Islamic Studies Kontemporer, dalam http://www.ditpertais.net/swara/warta10-04.asp, di akses 12-03-2015

25 Amin Abdullah, “Kata Pengantar” dalam Richard C. Martin, Pendekatan Kajian

Islam dalam Studi Agama, terj. Zakiyuddin Baidhawy (Surakarta: Muhammadiyah University, 2002), Hlm, iv.

(16)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 16 Sebagai editor, Martin menjelaskan bahwa bidang-bidang data (data fields) yang dikaji dalam buku suntingannya adalah bidang-bidang data tentang Islam yang menebar luas secara historis dan geografis. Sedang jenis-jenisnya terbentang dari jenis-jenis tekstual, sosial-historis, hingga ritual-simbolis. Buku ini bermaksud mempresentasikan kritisisme konstruktif dari pendekatan-pendekatan yang sudah lama diterima terhadap studi Islam dan bermaksud untuk menerapkan metode-metode dan teori-teori dari disiplin-disiplin lain terhadap data keagamaan Islam. Maksudnya adalah untuk memberikan servis tentang perubahan dan pengembangan yang diperlukan dalam studi Islam sebagai agama.26

Martin mengelompokkan materi bukunya ke dalam dua kelompok bidang data (data fields). Bagian pertama sampai dengan bagian keempat isu-isu studi keagamaan (issues in religious studies) sedangkan bagian kelima mempresentasikan respons-respons para penulis Muslim yang terkenal tentang Islam. Seluruhnya membentuk dialog dan diskusi tentang Islam dan studi agama, subjek yang Martin mengharapkan perhatian serius dapat diberikan untuk hal itu.27

Pendekatan terhadap Islam dalam Studi Agama Dalam buku suntingan Martin disajikan berbagai pendekatan yang digunakan oleh para Islamisis dan sarjana Barat dalam upaya mendekati materi-materi Islam, mulai dari pendekatan terhadap teks kitab suci dan nabi, ritual Islam, Islam dan masyarakat hingga pendekatan interpretasi dan problem insider dan outsider.

Pembacaan Kritis dan Relevansi dengan Studi Islam di Indonesia Pada seluruh penjelasan pada bagian pembahasan di atas, upaya Richard C. Martin dalam buku suntingannya Approach to Islam in Religious Studies dapat diapresiasi untuk memperkaya wawasan sekaligus sebagai alternatif

26 Richard C. Martin, “Prakata” dalam Martin, Approaches to Islam, Hlm, 17 27

(17)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 17 yang produktif dalam mengkaji, memahami dan memecahkan persoalan-persoalan dalam studi Islam. Meskipun diakui oleh Martin sendiri masih banyak kekurangannya. Dengan semakin beragamnya pendekatan dalam perkembangan studi Islam, terdapat banyak alternatif sebagai instrumen metodologis untuk melakukan kajian secara empatik dan simpatik, dengan pengendalian terhadap sikap prasangka yang kontraproduktif.

G. Kesimpulan.

Dalam kajian keIslaman diperlukan perangkat yang akan mengantar pengkaji Islamic studies kepada kesimpulan yang benar, baik dalam pendekatannya, metodologi, metode, teknik, dan lain sebagainya. Semua perangkat ini sangat berpengaruh dalam menghasilkan suatu kesimpulam dalam kajian ke-Islaman.

Skop studi Islam tentu saja sangat luas, karena penganut agama ini sungguh banyak di berbagai belahan dunia, dengan berbgai etnis dan berbagai paham yang berbeda-beda. Semakin banyak dinamika atau gerakan yang ada dalam Islam, baik sebagai agama ataupun kebudayaan maka akan semakin banyak pula khazanah studi Islam tersebut.

Richard C, Martin menggunakan kata kunci data fields sebagai basis fokus kajiannya. Data fields yang dikaji adalah bidang-bidang data tentang Islam yang menebar luas secara historis dan geografis. Sedang jenis-jenisnya terbentang dari jenis-jenis tekstual, sosial-historis, hingga ritual-simbolis. Martin bermaksud mempresentasikan kritisisme konstruktif terhadap studi Islam. Maksudnya adalah untuk memberikan servis tentang perubahan dan pengembangan yang diperlukan dalam studi Islam sebagai agama yang diteliti..

(18)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 18 Tabel II

Alur Pemikiran Richard C. Martin tentang Pendekatan terhadap Islam dalam Studi Agama

Background Studi Agama

Puncak Kontribusi Martin (Rapproachcment /Solusi Metodologis) Kontribusi Martin (2) (Agenda Riset) Kontribusi Martin (1) (material) Background Studi Islam Identitas

Dinamika Studi Islam

Sejarah Agama Perbandingan Agama

Studi Islam

Studi Agama (Religionwissenschaft)

Respon para penulis Muslim terkenal

tentang Islam Isu-Isu studi agama

Problem outsider Problem insider

Martin ingin membawa dan mengangkat Islamic Studies keluar dari jebakan historis-kulturalnya sendiri ke wilayah arus besar pusaran Religionwissenschaft yang berkembang sejak abad ke 19 dengan berbagai perangkat metodologi yang dimilikinya. Upaya ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan metodologis antara Islamaic Studies dan Religionwissenschaf

Pendekatan Fenomenologi:

a. Manifestasi budaya dari agama dapat direduksi menjadi esensi pengalaman keagamaan. Manifestasi agama harus dipandang menurut bahasanya sendiri oleh sang peneliti

b. Peneliti harus meninggalkan sementara waktu keyakinan-keyakinan agamanya sendiri agar sampai pada kebenaran agama lain. Seorang sarjana harus menjadi tamu dalam alam spiritual orang-orang yang dikajinya dan membuat

(19)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 19

Daftar Pustaka

Al-Qur’anul Karim.

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004).

Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historitas (Yogyakarta: ttp, 1996).

Amin Abdullah, “Kata Pengantar” dalam Richard C. Martin, Pendekatan Kajian Islam dalam Studi Agama, terj. Zakiyuddin Baidhawy (Surakarta: Muhammadiyah University, 2002).

Direktorat jendral pendidikan Islam, Berbagai Pendekatan dan Metode dalam Studi Islam, (Pdf).

Dudung Abdurahman, Pendekatan Sejarah, dalam dudung abdurahman (ed), metedologi penelitian agama Pendekatan Multidisipliner, (Yogyakarta; lembaga penelitian UIN Suka, 2006)

Harun Nasution, Islam Ditijnau Dari Berbagai Aspeknya (Jakarta: UI Press, 2001).

John L, Esposito, Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, jilid 3, (Bandung; Mizan, 2001).

Jean Jacques Waardenburg, Muslim as Actors: Islamic Meanings and Muslim Interpretations (Berlin: Walter de Gruyter GmbH & Co, 2007).

Kamus Besar bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Depeartemen pendidikan nasional, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008) ISBN 978-979-689-779-1.

Marshall Hodgson, The Venture of Islam (Chicago: Chicago University Press, 1974).

Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta; teras, 2009).

Nur A. Fadhil Lubis, Introductory Readings on Islamic Studies (Median, IAIN Press, 1998).

(20)

Studi Islam: Basis Filosofi dan Pendekatan 20 Sokhi Huda, Pendekatan terhadap Islam dalam studi Agama dan elevansinya

terhadap studi Islam di Indonesia (pembacaan Kritis atas pemikiran Richard C, Martin), Jurnal ReligioVolume 1, Nomor 1, Maret 2011.

Suparno, Islam sebagai Obyek dan studi Penelitian, Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora, Volume 10 Nomor 1, April 2010.

Syamsul Arifin, Sylabus Sosiologi Islam di Indonesia, Magister Studi Ilmu agama Islam, UIN MALIKI Malang.

Syamsul Arifin, Studi Agama (prespektif sosiologis dan isu-isu kontemporer), (Malang, UMM press, 2009).

http://religion.emory.edu/home/people/emeriti/martin-richard.html http://cslr.law.emory.edu/people/person/name/martin/

http://www.religion.emory.edu/faculty/martin.html,

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan mampu memahami dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai PFM Ahli Pertama di bidang penyusunan

Target sasaran dalam proses komunikasi adalah penerima pesan, dengan mengetahui target sasaran dapat disusun strategi komunikasi yang hendak dilakukan terkait dengan isi pesan,

2. Untuk faktor yang mempengruhi Upaya Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam pada faktor keluarga guru harus menggunakan cara dengan sebaik baiknya agar

Terdapat semacam kesepakatan bahwa kerangka dari sebuah Balanced Scorecard paling tidak terdiri dari empat perspektif yang umum, yaitu: finansial, pelanggan,

43 Ketika wilayah ini sudah menjadi kawasan destinasi wisata budaya (culture tourism), terjadi pergeseran cara pandang masyarakat terhadap kebudayaannya. Suatu

menganggap budaya tersebut sebagai sesuatu yang kuno dan tidak modern. Selain perubahan sosial-budaya, salah satu efek media massa

[r]

PROBLEM SOSIAL DALAM CERITA BERSAMBUNG RAJAPATI ING PERENG WILIS KARYA KUKUH