• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. I, II, III, yaitu penggunaan media sosial facebook dalam upaya anti-hoax oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. I, II, III, yaitu penggunaan media sosial facebook dalam upaya anti-hoax oleh"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Hasil Penelitian

Memasuki bab IV ini, setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori dan metode penelitian yang digunakan dan dirumuskan pada bab I, II, III, yaitu “penggunaan media sosial facebook dalam upaya anti-hoax oleh komunitas Indonesia Hoaxes (studi deskriptif mengenai penggunaan media sosial facebook dalam upaya anti-hoax oleh komunitas Indonesia Hoaxes kepada followersnya”, maka pada bab ini dipaparkan mengenai hasil dari penelitian. Hasil penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil pengumpuan data melalui studi observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi, serta diskusi yang terfokuskan terhadap masalah yang diteliti. Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini, akan menguraikan berbagai hal mengenai hasil wawancara pada bulan Januari 2019 yang dilakukan dengan Admin dari komunitas Indonesia Hoaxes, dan beberapa followers yang mengikuti komunitas Indonesia Hoaxes.

Setelah memiliki informan yang menjadi sasaran penelitian, kemudian dilanjutkan menuju tahap analisis. Pada tahap ini yang dilakukan oleh Peneliti adalah membuat daftar pertanyaan yang digunakan untuk wawancara kepada para informan dan sebagai pengumpulan data, yang kemudian dianalisis. Untuk mengetahui

(2)

bagaimana informasi yang diberikan informan, Peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu:

1. Melakukan observasi dengan mengikuti komunitas Indonesia Hoaxes sekaligus melakukan interaksi berupa mengirim pesan melalui Whatsapp guna mendapatkan data awal dan meminta izin dalam melakukan penelitian. 2. Membuat susunan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada informan

sesuai dengan informasi yang dibutuhkan terkait penelitian.

3. Peneliti melakukan proses komunikasi dengan dokumentasi baik itu melakukan rekaman audio maupun foto atau men screenshot setiap kegiatan yang dilakukan oleh .

4. Menghubungi berbagai informan yang kemudian menentukan jadwal wawancara dan selama proses wawancara Peneliti melakukan kegiatan dokumentasi baik foto maupun rekaman audio.

5. Data yang telah diperoleh kemudian dioleh untuk dianalisis hasilnya. Tahapan-tahapam yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh data yang objektif dan alamiah.

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih sistematis dan terarah, maka Peneliti membagi dalam tiga pembahasan, yaitu:

1. Gambaran Objek Penelitian 2. Profil Informan

(3)

Objek penelitian adalah objek yang diteliti dan dianalisis. Dalam penelitian ini, lingkup objek penelitian yang ditetapkan Peneliti sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu mengenai penggunaan media sosial facebook dalam upaya anti-hoax oleh komunitas Indonesia Hoaxes.

4.1.1 Gambaran Objek Penelitian

4.1.1.1 Tentang Komunitas Indonesia Hoaxes

Komunitas Indonesia Hoaxes merupakan akun fanpage facebook yang dibentuk dari keprihatinan terhadap banyaknya hoax yang beredar menejalang pemilihan presiden tahun 2014 saat itu. Keresahan pada saat itu membuat Admin sendiri membuat klarifikasi atas pemberitaan hoax-hoax yang beredar dan disebarluasnya yang di unggah kedalam fanapge facebook. Akibat dari perkembangan internet dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa ternyata sebuah perangkat mampu menjadi sebuah mediator dalam proses penyebaran pesan.

Dioperasikan sebagai layanan publik untuk Komunitas Internet. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, banyak pengguna internet atau yang disebut user menyukai fanpage tersebut siapapun berhak menjadi pembaca. Fanpage Indonesia Hoaxes tidak dibayar dalam bentuk apapun dan oleh siapapun.

(4)

Indonesia Hoaxes merupakan fanpage facebook yang dibuat pada tanggal 26 Febuari 2014. Fanpage ini merupakan fanpage yang mewadahi keluh-kesah publik atau followersnya terkait isu hoax yang tersebar, dari kontenya sendiri diambil dari linimasa (Timeline) dari Admin sendiri atau pertanyan dari followersnya. Sang pemilik atau pembuat fanpage melihat bahwa perkembangan teknologi dan internet mampu membantu dalam penyebaran konten hoax yang telah di debunknya.

Tabel 4.1

Jadwal Wawancara Informan

NO WAKTU TEMPAT INFORMAN ASPEK YANG

DIWAWANCARA 1. Pukul 15.39 – 16.20 WIB (Via Telepon) di di Jl. Cendana No. 82,   RT/RW. 03/09 Kel/Des. Kayuambon, Kec. Lembang Muhammad Azka Ramadhan Share (Participate, Connect, Build trust), Optimize (Listen & learn, Take part in authrntic), Manage (Media

Monitoring, Quick respons, Real time interaction)

(5)

2. Pukul 11.26-12.30 WIB Jl. Dustira No 1 Cimahi Andreva Rahman Seputar Komunitas Indonesia Hoaxes 3. Pukul 12.30-1.45 WIB Jl. Sudirman No. 823 Bandung Nooryla Rizkia Vriadika Seputar Komunitas Indonesia Hoaxes Sumber : Peneliti 2019

4.1.2 Deskripsi Identitas Informan

Deskripsi pada informan penelitian ini berjumlah empat orang dengan dua informan kunci yaitu Admin sekaligus Moderator dari Komunitas Indonesia Hoaxes, serta dua informan pendukung yakni mahasiswa dan karyawan swasta sekaligus followers komunitas Indonesia Hoaxes. Peneliti mengambil informan dengan teknik Purposive.

1. Muhammad Azka Ramadhan

Muhammad Azka Ramadhan sebagai salah satu admin dari fanpage Indonesia Hoaxes sekaligus moderator di forum diskusi online Indonesia Hoaxes Comunity. Kang Azka sapa akrabnya. Pria berusia 21 tahun ini mengurusi pertanyaan-pertanyaan terkait hoax yang berada dalam kolom komentar fanpage dan tidak lupa juga sebagai moderator di forum diskusi fanpage Indoensia Hoaxes dan Indoensia Hoaxes Comunity.

Salah satu Admin fanpage Indonesia Hoaxes yang bisa ditemui Peneliti ketika pra-observasi maupun ketika Peneliti melakukan

(6)

observasi dan wawancara. Peneliti mengenal sosok kang Azka ini orangnya sangat ramah, responnya cepat. kang Azka sangat terbuka saat sesi wawancara mengenai fanpage komunitas Indonesia Hoaxes.

Ketika peneliti ingin melakukan wawancara Kang Azka berada dikampung halaman karena waktu libur pulang kampung, namun disamping itu informan meluangkan waktunya kepada peneliti untuk melakukan sesi wawancara melalui telepon untuk memeberikan informasi kepada penliti.

Gambar 4.1

Muhammad Azka Ramadhan sebagai Admin fanpage Indonesia Hoaxes pada saat pra observasi

(7)

2. Andreva Rahman

Andreva Rahman merupakan salah satu followers dari komunitas Indonesia Hoaxes. Mahasiswa asal Bandung ini adalah mahasiswa yang bisa terbilang megikuti dalam konten atau isu yang di angkat oleh komunitas tersebut. Kang Andreva ini mengikuti fanpage dari tahun 2017 tahun lalu.

Kang Andreva adalah mahasiswa kedoteran Univeritas Jendral Achmad Yani semester 8 sampai 11, program studi yang diambil kang Andreva ini pendidikan dokter (PSPD) dan program studi pendidiakn dokter gigi (PSPDG). Kang andreva ini sedang KOAS di salah satu rumah sakit di daerah Cimahi. Karena kerahamanya kang Andreva memberi saya kesempatan untuk memewancara lebih dalam untuk ikut membantu memberikan informasi atau data terkait penelitian peneliti.

Peneliti mengenal sosok Andreva Rahman, Dia sosok yang sangat ramah, hummble dan mudah sejalan dalam hal pemikiran, sangat membantu peneliti dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian peneliti.

(8)

Gambar 4.2

Andreva Rahman ketika Wawancara dengan Peneliti

Sumber : Peneliti 2019

3. Nooryla Rizkiya Vriadika

Nooryla Rizkia Vriadika merupakan salah satu followers dari fanpage komunitas facebook Indonesia Hoaxes. Berstatus karyawan swasta di PT. Gajah Angkasa Perkasa.

Nooryla Rizkiya Vriadika ini bekerja sebagai planing controlling di PT. Gajah Ankasa Perkasa tersebut, meski terbilang sangat sibuk dengan pekerjannya, peneliti diberi kemudahan untuk sesi wawancara dengan informan pendukung penletian. Sehingga Ia sangat memahami kondisi peneliti dan tidak segan untuk ikut membantu memberikan informasi atau data terkait penelitian peneliti.

(9)

Peneliti mengenal sosok Nooryla Rizkiya Vriadika, dia sosok yang sangat ramah, dan senang berintraksi dengan orang baru seperti peneliti. Fast respone dalam hal komunikasi dalam soscial chat, sangat membantu peneliti dalam memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian peneliti.

Gambar 4.3

Nooryla Rizkia Vriadika ketika Wawancara dengan Peneliti

Sumber : Peneliti 2019

4.1.3 Analisis Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah analisis pada semua yang telah diperoleh Peneliti dari hasil observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi.

(10)

Wawancara dilakukan dengan dua orang informan inti dan dua orang informan pendukung yang peneliti rasa dapat memberikan penjelasan tentang pengunaan media sosial facebook dalam upaya Anti-Hoax oleh komunitas Indonesia Hoaxes. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan penelitian, dimana wawancara yang diajukan peneliti kepada informan, maka peneliti dapat melakukan analisis terkait pengunaan media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes. yang meliputi bagaimana Share, Optimize, dan Manage.

Secara garis besar dalam buku Social Media (Regina Luttrell, 40:2015), ke tiga unsur diatas merupakan unsur yang ada dalam media sosial yang teliti tuangkan pada facebook. Unsur ini merupakan perpaduan dan sekaligus memandu proses menganalisis penggunaan media sosial media facebook. Setiap unusr yang ada dalam media sosial facebook akan memberikan gambaran bagaimana komunitas virtual yang ada di cybercultural atau dunia maya yang dikenal dengan internet.

Sekilas tahap share dalam tahap ini Luttrell menekankan ada tiga hal yang harus dierhatikan di dalamnya yaitu participate, connect, dan build trust, pada poin participate, dilihat komunitas ini berpartisipasi secara langsung dalam berkomunikasi kepada followers mereka di media sosial. Pada poin connect Indonesia Hoaxes diliat bagaiama menjalin hubungan dengan followers di media sosial mereka, pada poin build trust Indonesia Hoaxes dituntut untuk membangun kepercyaan pada followers mereka di media sosial. Setelah terhubung dengan khalayak, kemudian munculnya kepercayaan,

(11)

dimana followers percaya bahwa Indonesia Hoaxes tersbut benar-benar mempunyai kridibiltas.

Optimize pada tahap ini organigasi harus mengetahui apa yang sedang dibicarakan publik terkait dengan topik yang dipublikasikan organisasi tersebut listen & learn, dan take part in auhentic communications. poin listen & learn menjadi salah satu poin dimana Indonesia Hoaxes mengamati, mendengar dan menelaah perbincangan khalayak suatu topik di media sosial. take part in authentic conversation, pada poin ini, Indoensia Hoaxes diharuskan terjun dalam komunikasi dua arah, dimana komunitas menjadi bagian dari perbincagan orang-orang percakapan dibuat dalam waktu yang real dan mengajak para pegguna untuk berdiskusi di forum fanpage yang disediakan.

Pada tahap manage, manage media sosial yang digunakan. Koumintas harus mampu merespon hal-hal yang terjadi di media sosial dengan cepat, karena publik pun mengharapakan respon yang cepat dari Indoensia Hoaxes yang bersangkutan dalam tahap manage Luttrel menentukan kegiatan media monitoring, quick response, dan real time intercation. Pada poin media media monitoring, akan dilihat kegiatan Indonesia Hoaxes dalam meneliti, mengontrol dan melalukan cara evaluasi terhadap perkembangan yang berkaitan, poin quick response. Respon cepat yang dimaksud adalah bagiamana subjek merespon feedback yang masuk fanpage facebook Indonesia Hoaxes mereka dan poin terkahir adalah real-time interaciton, dalam hal ini akan dilihat

(12)

bagaimana subjek berinteraksi secara realtime di media sosial. Maksudnya adalah dengan melibatkan diri dalam disuksi sosial,

Setelah menjelaskan secara singkat maka selanjutnya peneliti akan mendeskripsikan hasil dari penelitian yang didapatkan oleh peneliti di lapangan kedalam tiga unsur tersebut, yang akan dipaparkan sebagai berikut:

4.1.3.1 Tahap share pada penggunaan media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes

Dalam sub bab ini, peneliti akan memamparkan bagaimana tahap share media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes pada tahap share dengan tiga poin yang harus diperhatikan.

Pertama adalah dengan bagaimana komunitas Indonesia Hoaxes mulai berpartisipasi (participate), kedua bagaimana komunitas Indonesia Hoaxes menjalin koneksi dan bagaimana followers me-repost postinganya (connect), tekakhir bagaiaman cara membangun kepercayaan followers di media sosial (buildtrust).

Pertama Peneliti mengajukan pertanyaan kepada admin, sebagai berikut: “Apakah langkah langkah yang dilakukan Indonesia Hoaxes untuk memulai menyebarkan infomasi dalam upaya Anti-Hoax?”

(13)

Jawaban dari informan pertama ini adalah:

“yang pertama dilakukan ya tadi, kami akan mengeshare dulu ke fanapge agar melihat respon netizen gituh, jiga cukup positif baru disebar lagi ke akun lainya eee akun instagram dan lain lain gituh, tapi tentunya diringkas lagi. Karena instagram terbatas pada penggunaan karakter dan gambar gituhkan, kita gambar juga dibuat harus seringkas mungkin agar menarik perhatian netizen untuk membaca.”, (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

Berdasarkan pertanyaan tersebut, komunitas Indonesia Hoaxes pertama-tama yang melakukan share terlebih dahulu ke fanpage facebook melihat dari responya cukup positif, komunitas Indonesia Hoaxes lalu menyebarkanya lagi melalui media sosil yang lain salah satunya instagram. komunitas Indonesia Hoaxes memliki keterbatasan dalam penggunaan karakter dan gambar, maka dari itu Komunitas Indonesia Hoaxes ini mencoba untuk meringkaskan isi konten apa yang ingin publiskan.

Beragam konten di media sosial khususnya fanpage facebook komunitas Indonesia Hoaxes telah dipublikasikan. Indonesia Hoaxes tidak asal dalam membuat konten yang akan di posting. Terlebih hoax, sangatlah meresahakan, sehingga konten yang di publikasikan harus diberi penjelasan yang sangat rinci dan sumber yang terpercaya agar

(14)

tidak menimbulkan reaksi negatif, bahkan selalu ada komentar-komentar yang menyinggung komunitas ini. Mereka mendisukusikan terlebih dahulu dengan para admin untuk menyusun konten yang akan di publikasikan. Penyebaran informasi juga mengikuti isu-isu yang sedang terjadi di masyarkat.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan Komunitas Indonesia Hoaxes dalam menentukan konten apa saja yang harus di share di media sosial perihal hoax?

“biasanya yang kami perhatikan itu yaitu bagaimana pengaruh suatu berita yang tersebar di sosmed gituh, jadi dilihat juga dari pengaruh influce-influncenya itu, jadi misalkan jika yang eee mengshare berita itu terbilang banyak, nah baru kami akan menyelediki, apakah berita itu bener atau tidak terlebih dari berita tersebut belum ada atau belum tersedia disitus berita yang sanagat resmi. Jadi kembali ke pengaruh ke berita tersebut misalkan jika kebetulan isu tersebut memang bener-bener hangat-hangatnya dan yakin belum terbukti kepastianya baru kami mulai menyelediki apakah berita tersebut benar atau tidak”, (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

Berdasarakan peryataan tersebut, komunitas Indonesia Hoaxes terlebih dahulu melihat pengaruh suatu berita yang tesebar di media sosial. Jika yang membagikan berita itu terbilang banyak, komunitas Indoensia Hoaxes lalu menyelediki isu yang hangat tersebut, apakah berita itu bener atau tidak, terlebih dari berita tersebut belum ada atau belum tersedia disitus berita yang resmi. Setelah medapatakan fakta

(15)

Indoensia Hoaxes lalu menyabarluasakannya ini dimaksudkan agar hasil dari konten klarifiksi yang di buat oleh komunutias Indonesia Hoaxes bias meluas.

Gambar 4.4

Konten klarifikasi Hoax komunitas Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 31 Oktober 2018)

Konten-konten yang diposting di fanpage facebook komunitas Indonesia Hoaxes sangat beragam, konten yang dibagikan di fanpage facebook tidak hanya soal isu politik ataupun isu keseharian

(16)

saja. Keberagaman dari konten diyakini agar followers monoton atau tidak memanas dalam membahas isu hoax politik dari masing-masing pasangan calon Presiden 2019.

Gambar 4.5

Konten lain selain isu politik Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 31 Oktober 2018)

Selain itu, konten berisi klrifikasi tentang isu hoax yang beredar di media sosial. Dari setiap konten tersebut, komunitas Indonesia Hoaxes juga memberikan semacam tips bagaimana mengecek sebuah berita hoax jika terjadi disekitar kita, tak hanya tips Komunitas Ini menampilkan infografis penyebaran berita hoax di media sosial.

(17)

Konten ini biasanya me-repost dari akun @divhumas_polri atau akun-akun yang peduli akan bahaya hoax. dari setiap konten tersebut, Komunitas Indonesia Hoaxes juga menggunakan kata pada caption untuk menjelaskan dari postingan yang disebarkan. Bahasa yang digunakan sederhana tidak terlalu kaku dengan tujuan agar followers lebih mudah memahami pesan yang dibagikan tersebut. Komunitas Indonesia Hoaxes juga memaksimalkan visual konten sehingga lebih menarik minat followers

Gambar 4.6

Konten edukasi Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 31 Oktober 2018)

(18)

Keberagaman konten pun di akui oleh Andreva Rahman yang merupakan salah satu followers fanpage komunitas Indonesia Hoaxes, sebagai berikut:

“kalau konten eee isi penjelasnya rinci yah. dan beragam, disana tidak hanya memberikan informasi kasus hoax saja. Tapi sesekali memberikan pembekalan bagaiaman mana cara untuk mencek suatu berita atau bagaiaman cara untuk melapor berita. Tapi dari segi bahasa yang di gunakan menurut saya mudah dipahami dan dimengerti.”, (wawancara Andreva Rahman, 23 Januari 2019, 11.26 WIB).

Adapun pendapat salah satu followers lain yang tentang konten yang di posting komunitas Indonesia Hoaxes. sebagai berikut:

“menurutku, informasi yang dishare cukup bagus, karena banyak berisi infomasi yang mungkin tak dapat dari fanpage fanpage lainya mengenai hoax ya, Indonesia Hoaxes juga ngasih wawasan kekitanya seperti tips mengecek sebuah berita. tapi sekarang sudah jarang yah memposting tips tips gituh. dengan adanya konten seperti itu followers baru atau masyakarat bisa meminimlasiir hoax yang beredar dimasyakart luas atau media sosial.”, (wawancara Nooryla Rizkiya Vriadika, 26 Januari 2019, 12.30 WIB).

Dalam pengolaaan media sosial facebook, fanpage komunitas Indonesia Hoaxes memliki karakterisitik dalam penulisan konten yang dibuat. Muhamad Azka Ramadhan menyatakan mengggunakan kalimat formal pada konten klarifkasi menjadi aturan sendiri, agar followers melihat hal tersebut adanya batasan-batasan dalam hubungan antara admin dan followers, tetapi selain penulisan ada

(19)

juga penggunaan hastag, hastag yang digunakan dalam setiap postingan komunitas Indonesia Hoaxes gunanya agar memudahakan dalam untuk menggolongkan tema atau topik yang lebih spesifik dalam sosial media. Dalam dunia digital, khususnya digital feed marketing pada sosial media, hastag berguna untuk mengelompokkan sebuah tema atau informasi produk agar orang lain dan calon customer dapat menemukan informasi yang anda sampaikan pada sebuah artikel dengan hastag tertentu.

Gambar 4.7

Penggunaan bahasa formal pada konten Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 26 Januari 2019)

(20)

Berdasarkana peryataan tersebut, komunitas Indonesia Hoaxes memiliki karaktersistik pada penulisan kontenya, dimana penulisan yang digunakan menggunakan penulisan formal. Penggunaan penulisan pada konten tersebut agar adanya batasan, ini dibuat untuk menjaga citra fanpage tersebut.

Dalam berpartisipasi membagikan infomasi melalui facebook komunitas Indonesia Hoaxes melakukan sosialisasi pada fanpage komunitas Indonesia Hoaxes tersebut. Adapun penyataan Muhammad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“Biasanya melalui sosialisasi di fanpage seperti membuat post informasi perihal mencegah hoax.”. (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 22 Maret 2019, 13.52 WIB).

Komunitas Indonesia Hoaxes mereka melakukan sosialisasi pada media sosial facebook, mereka akan memposting perihal mencegah hoax.

komunitas Indonesia Hoaxes belum sepenuhnya optimal dalam menggunakan fasilitas media sosial adapun pernyataan Muhammad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“Untuk fitur belum digunakan secara optimal karena terbatasnya ruang untuk menambahkan teks, sehingga masih menggunakan fitur post.”, (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

(21)

Berdasarakan pernyataan diatas, Komunitas Indonesia Hoaxes belum menggunakan secara optimal dalam pengguna fitur yang ada pada media sosial facebook, karena alesan utama yaitu terbatasnya ruang untuk menambahkan text. Indonesia Hoaxes sendiri lebih mengutamakan text, karena text ini banyaknya pesan-pesan yang akan disampaikan kepada followersnya, maka komunitas Indonesia Hoaxes memilih fitur post pada fanpage tersebut.

Selanjutnya pada poin connect, dalam menjalin koneksi dengan followers di facebook, komunitas Indonesia Hoaxes berusaha menjalin hubungan dengan followersnya dengan cara membentuk grup facebook.

Hal ini di jelaskan Muhammad Azka Ramadhan dalam pernyataan sebagai beritkut:

“Untuk menjalin hubungan, dibentuklah grup Indonesian Hoaxes Comunity, agar komunitas dan followers dapat berkomunikasi satu sama lain.” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 22 Maret 2019, 13.52 WIB).

Pernyataan diatas menujukan Komunitas Indonesia Hoaxes menjalin hubungan dengan followers di facebook mereka membuat grup yang bernama Indonesia Hoaxes Comunity. Menurutnya membuat grup ini untuk komunitas dan followers dapat berkomunikasi satu sama lain.

(22)

Selain itu dalam upaya untuk membuat followersnya mempoting kembali apa yang di posting fanpage komunitas komunitas Indonesia Hoaxes

“Kalau cara saya adalah menyelipkan pesan tersembunyi yang menghibur pada setiap post untuk menarik perhatian followers. tapi jika isu yang didebunk adalah isu yang sedang ramai, followers biasanya akan langsung membagikan atau repost debunk dari Indonesian Hoaxes.” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 22 Maret 2019, 13.52 WIB). Komunitas Indonesia Hoaxes melakukan agar followersnya memposting apa yang di posting fanpage dengan cara menyelipkan pesan yang tersembunyi yang menghibur pada setiap post guna menarik perhatian followers tetapi itu dilakakukan bila isu yang didebunk yang sedang ramai di media sosial.

Poin selanjutnya dalam tahap share adalah poin build turst. Komunitas Indoneisa Hoaxes membangun kepercayaan didapat dari terverifikasinya fanpage facebook, tak hanya itu komunitas Indonesia Hoaxes juga mengambil sumber berita dari dua situs berbeda yang berlawanan, lalu digabungkanya berita tersebut. Gunanya menggabungkan sumber berita agar followers yang tidak suka dengan salah satu situs berita A atau B atau sebaliknya. jadi tidak menggunakan cara itu akan adanya saling tuduh antara followers dan admin. Tujuan mengambil dua sumber berbeda. Ini sebagai bentuk membangun

(23)

kepercayaan followers agar dirasa adil, Karena mengambil dari sumber berita yang followers inginkan, agar followers puas dengan admin buat. Hal ini dijelaksan Muhammad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“selain data terverifikasi, kami juga mengusahakan untuk mencari informasi dari dua sumber yang bisa dibilang saling berwalanan gituh, jadi misalakan ada kubu A yang ingin dari beritanya itu dari situs A dan ada kubu B yang ingin beritanya dari situs B. Jadi kami berusaha menggabungkan berita dari situs A dan B agar eee netizen yang bisa di bilang ga suka dengan situs B dan sebaliknya netizen B ga suka situs A. Jadi bisa mempercayai satu sama lain dengan mengambungkan kedua berita dari situs berita yang bisa dibilang berlawanan itu, yang masing-masing yang tidak disukai oleh netizen terentu. Jadi kami juga engga mengambil dari satu sumber biasanya, jadi dengan berusaha diusahakan mendapat berita yang sama dari situs yang bisa dibilang berlawanan gituh agar netizen yang misalkan netizen A gasuka situs B dan sebaliknya netizen B gasuka dengan situs A jadi ga akan saling tuduh. Contohnya A ini bahan dari situs A ah ini bahan dari situs B. Jadi itu juga sebagai bentuk membangun kepercayaan netizen agar dirasa adil gituh. Karena mengambil dari sumber berita yang mereka inginkan, agar mereka apa, bisa dibilang puas juga gituh jadi ga lihat dari satu sudut pandang saja.” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

Walaupun komunitas Indoneisa Hoaxes sudah memberikan apa yang diinginkan oleh followersnya untuk mendapatakan kepercayaan tetapi masih ada saja respon kontra terhadap tulisan yang dibuat, menilai fanpage komunitas Indonesia Hoaxes berat sebalah dalam konten politik  yang diangkat, merasa kubu atau kelompoknya dirugikan admin sendiri

(24)

berusaha seimbang kepada kedua kubu menjelang pemilihan calon presiden tahun 2019.

4.1.3.2 Tahap optimize pada penggunaan media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes

Pada sub-bab inin penulis akan menjabarkan bagaimana tahap optimize (optimalisasi) pada penggunaa media sosial facebook dalam upaya anti-hoax oleh komunitas Indonesia Hoaxes kepada followersnya. Dalam tahap optimize ada poin penting yang menjadi acuan, yaitu bagaiaman mendengarkan dam mempelajari apa yang dibicarakan audien (listen & learn), lalu bagaimana melibatkan diri dalam percakapan otentik audiens di media sosial (take part in authentik conversation). Peneliti akan memaparkan hasil dari wawancara dengan acuan dua hal tersebut.

Untuk mengoptimalkan penggunaan media sosial facebook dalam upaya Anti-Hoax. komunitas Indonesia Hoaxes menggunakan hastag dalam setiap postingan fanpage komunitas Indonesia Hoaxes adapun pernyataan Muhammad Azka Ramadhan sebagai beritkut:

“Untuk hashtag biasanya kami memakai hashtag #klarifikasi, #edukasi, #informasi, sedangkan untuk hashtag #hoax, #disinformasi, dan #misinformasi digunakan tergantung pada topik yang akan disampaikan.” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

(25)

Gambar 4.8

Penggunaan hastag dalam setiap postingan Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 26 Januari 2019)

Selain itu, klarifikasi yang di posting oleh komunitas Indonesia Hoaxes menggunakan hastag #klarifikasi, #informasi, hastag memudahkan followersnya untuk mencari informasi terkait isu yang diangkat. Hastag #klarifikasi, #informasi inilah yang selalu dipakai dalam setiap postingan di fanpage facebook.

(26)

Beberapa followers komunitas Indonesia Hoaxes juga sering melihat penggunaan hastag dalam setiap postingan komunitas Indonesia Hoaxes, mereka juga merasa bahwa penggunaan hastag sangat penting.

Adapun pernyataan Nooryla Rizkiya Vriadika sebagai salah satu followers fanpage facebook komunitas Indonesia Hoaxes sebagai berikut:

“Kalau hastag yang aku liat sih biasanya hastag informasi, hastag klarifikasi sama satu lagi hastag hoax yang.”, (wawancara Nooryla Rizkiya Vriadika, 26 Januari 2019, 12.30 WIB).

Pernyataan lainya dari Andreva Rahman yang juga sebagai salah satu followers Komunitas Indonesia Hoaxes sebagai berikut.

“Hastag biasanya beda-beda, macem macem juga. kalau saya perhatikan, Indonesia Hoaxes selalu menggunakan karena mungkin banyak konten yang nantinya ada hubunganya jadi hastag ini memudahkan para follower untuk mencari suatu topik dan hastag itu penting sih.” (wawancara Andreva Rahman, 23 Januari 2019, 11.26 WIB).

Berdasarakan pernyataan tersebut, penggunaan hastag menjadi salah satu hal penting dalam pengenggunaan media sosial. Hastag #klarifiaksi menjadi salah satu untuk mengoptimalisasi koten yang akan diposting pada fanpage facebook komunitas Indonesia Hoaxes. selain

(27)

memudahkan followers untuk mencari tahu lebih lanjut tentang konten isu yang diangkat.

Dalam poin mendengarkan dan mempelajari apa yang di bicarakan followers menjadi hal yang penting untuk mengetahui pesan apa yang tepat untuk dipublikasikan di media sosial. Namun berdasarkan hasil wawancara, peneliti melihat bahwa komunitas Indoneisa Hoaxes. melihat dari linimasa masing masing admin komunitas Indoensia Hoaxes, melihat aktivitas dari berita apa yang dibagikan.

Hal ini dingkapkan oleh Muhammad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“kalau kami biasanya cukup dengan memantau linimassa akun masing masing biasanya, karena dengan biasanya kami juga akan memantau aktivitas teman teman dari linimasa kami eee berita apa saja yang mereka share, yang mereka bicarakan lalu jika eee lalu jika mereka dibicarakan eee bisa di bilang isunya cukup ramai namun diragukan nah itu mungkin bisa kami tindak lanjuti dengan memastikan memferivikasi apakah berita tersebut eee apa, eee fakta atau isu belaka atau semacam hoax gituh, iya balik lagi ke netizennya kan kami juga sambil memantau aktivitas netizen juga melalui lini masa akunya masing masing. (wawancara Andreva Rahman, 23 Januari 2019, 11.26 WIB)

Berdasarkan peryataan diatas, komunitas Indonesia Hoaxes menyatakan dalam mencaritahu apa yang sedang dibicarkaan followers di media sosial, mereka menngunakan survei memantau linimasa

(28)

audiens, melihat isu apa yang ramai dibicarakan, bila ada isu yang cukup meragukan bisa di tindak lanjuti.

Menurut admin Azka pun, tidak ada tools khusus, mereka hanya cukup memantau menggunakan handphone atauapun menggunakan laptop. Hal ini disampaikan oleh Muhammad Azka Ramadhan selaku admin komunitas Indonesia Hoaxes.

“kalau saya sih tidak menggunakan aplikasi, tidak menggunakan suatu aplikasi karena saja juga untuk memantau mah, memanatau cukup hanya menggunakan handhpone saya atau menggunakan laptop saya tidak menggunakan tools lain tapi entah untuk angggota lain. (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

Berdasarkan pernyataan tersebut, dalam mencari tahu dan mempelajari apa yang dibicarkan followers di media sosial. Komunitas Indonesia Hoaxes hanya mematau mengunakan handphone. Artinya mereka hanya mengandalkan sebuah handphone mereka, untuk mengetahui apa yang dibicarakan audiens.

Selanjutnya, untuk mempelajari apa yang dibicarakan publik, komunitas Indonesia Hoaxes menganalisis isu hoax di media sosial pertama dengan memastikan sudah beritakan oleh situs terdaftar atau resmi atau tidak, menurut kang azka terkadang situs berita juga terkadang menyampakainya masih ada miss informasi, komunitas Indonesia Hoaxes juga selalu meperbaikinya.

(29)

Adapun pernyataan Muhamad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“kalau cara mengalisisnya ya itu kemabli lagi ke, seperti yang tadi pertanyaan sembelumnya dengan memastikan apakah berita tersebut eee apah, diberitakan juga oleh situs terdaftar atau resmi atau tidak, namun terkadang situs berita tersebut terkadang menyampaikan miss informasi yang kami perbaiki juga. (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

Selanjutnya, langkah untuk mengoptimalisasi penggunaan facebook adalah dengan melibatkan diri dalam percakapan suatu topik dengan publikasinya di media sosial. Dalam hal ini, komunitas Indonesia Hoaxes menggunakan aku dari masing-masing admin untuk berdiskusi dengan akun lain.

Hal ini diungkapan Muhammad Azka Ramadhan selaku admin dan moderator forum diskusi online Indonesia Hoaxes Communty sebagai berikut:

“Biasanya kami menggunakan akun masing masing gituh. Untuk apa, untuk mendiskusi dengan akun lain, tapi tidak jarang juga kami berkomunikasi menggunakan akun fanpage.” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

Untuk memulainya diskusi online komunitas Indonesia Hoaxes mempunyai dua cara dengan membuat status di fanpage Indonesia hoaxes bila di grup komunitasnya lebih menunggu dari followersnya

(30)

untuk memulai diskusi. Adapun peryataan tersbut dari Muhammad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“biasanya kalau dari fanpage kita mengundangnya dengan membuat status kalau dari fanpage. sedangkan kalau di grup, kita biasanya lebih ke menunggu dari anggotanya untuk mulai disuksi tapi tidak jarang jarang anggota admin juga ada yang membuka diskusi gituh untuk mendiskusikan sesuatu. (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

Bersdasarakan hal tersebut, komunitas Indonesia Hoaxes akan melibatkan diri apabila ada ajakan dari followers. Jadi mereka akan melakukan tersebut jika ada ajakan untuk memulai diskusi tak dipungkiri admin komunitas Indonesia Hoaxes juga ada yang membuka diskusi online.

Dengan penjelasan demikian, ini menujukan bahwa komunitas Indonesia Hoaxes menggunakan facebook untuk sepenuhnya terlibat membicarakan topik yang sedang dibicarakan, namun untuk memulainya diskusi harus berawal dari followersnya, tak jarang admin juga membuka diskusi. yang terpenting adalah admin dan followers bisa sharing tentang adanya isu yang ramai, jadi tidak akan terjadi kesalah pahaman followers dalam mempresepsi pesan yang dibagikan di media sosial.

(31)

Gambar 4.9

Tampilan Grup Indonesia Hoaxes Comunity melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 27 Januari 2019)

(32)

Gambar 4.10

Tampilan 2 Grup Indonesia Hoaxes Communty melalui fanpage facebook

Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 27 Januari 2019)

4.1.3.3 Tahap manage pada penggunaan media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes

Dalam sub bab ini peneliti akan menjelaskan bagaiaman tahap manage (mengelola) pada media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes dalam upaya anti-hoax. Ada tiga poin yang harus diperhatikan. Pertama adalah bagaiamana Indonesia Hoaxes melakukan media monitoring. Kedua adalah, bagaiama melakukan interaksi dalam waktu

(33)

sebenarnya di media sosial (real-time intrecation). Ketiga adalah bagaimana komunitas Indonesia Hoaxes merespon cepat terhadap feedback followersnyanya di media sosial. Peneliti akan memeparkan hasil wawancara berkenaan dengan tiga poin tersebut. Sedangkan interpresntasi terkait temuan tersebut akan dibahas pada sub pembahasaan.

Komunitas Indoensia Hoaxes dalam mengelola media sosial mereka dengan membuka untuk menjadi relawan pengurusan fanpage atau grup itupun hanya dikontrak menjadi moderator di grup Indonnesia Hoaxes, bila aktif berkontribusi yang banyak dalam medebunk bisa menjadi diangkat menjadi pengurus fanpage, komunitas Indonesia Hoaxes. untuk mengelola pesan, Komunitas Indonesia Hoaxes melihat dari isu yang akan diklarifiaksi memiliki data yang kurang ataupun sesitif mereka akan mediskusikan terlebih dahulu dengan sesama anggotanya. Adapun peryataan tersbut dari Muhammad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“Untuk itu jika isu yang akan diklarifikasi memiliki data yang kurang, bahkan sensitif biasanya akan diskusikan dahulu dengan anggota lain. Namun jika ke media yang dimaksud seperti berita online, yang saya temukan kebanyakan media tersebut mengutip langsung dari fanpage. maksudnya media tersebut ketika ingin mengangkatnya menjadi artikel, dapat langsung mengutip dari fanpage. Dari fanpage Indonesian Hoaxes.” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 22 Maret 2019, 13.52 WIB).

(34)

Dalam pengelolaan pesan komunitas Indonesia Hoaxes ketika menganalis mendapatkan data yang kurang atau sensitif biasamya komunitas ini terlebih dahulu tidak langsung memposting tetapi mendiskusikanya terlebih dahulu dengan anggota lain. Menurut Muhammad Azka Ramadhan terkadang ada saja berita online yang ditemukan selalu mengutip langsung dari fanpage tersebut

Dalam melakukan media monitoring komunitas Indonesia Hoaxes tidak menggunakan tools khusus untuk melihat perkembangan fanpage komunitas Indonesia Hoaxes Adapun peryataan tersbut dari Muhammad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“Untuk saat ini komunitas Indonesia Hoaxes belum memakai tools dari pihak ketiga, masih mengandalkan engagement organik dari facebook. Mengandalkan share dari followers, jumlah share pada suatu post tersebut akan diakumulasi oleh facebook.” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 22 Maret 2019, 13.52 WIB).

Dari penejelasan diatas mereka tidak menggunakan alat dari pihak ketiga mereka mengandalkan engangement organik dari facebook atau yang diakumulasi oleh facebook sendiri.

(35)

Komunitas Indonessia Hoaxes tidak mempunyai batasan waktu untuk memposting, hal ini dijelaskan oleh Muhahamad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“Untuk post konten bisa kapan saja, tidak ada batasan waktu.” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 22 Maret 2019, 13.52 WIB).

Masalah hoax tidak perlu adanya batasan waktu karena isu hoax sendiri sangat sensitif di masyarkat maka dari itu komunitas Indonesia Hoaxes bila mendapatkan isu hoax bisa langsung di klarifikasi tidak perlu menunggu.

Hal lain tahap Manage adalah bagiamana komunitas Indonesia Hoaxes melaukan Real-time interacton di media sosial facebook. Muhammad Azka Ramadhan menjelasakan tidak adanya aturan yang di berikan untuk berintraksi tidak adaanya batasan dalam berdisuksi.

“Untuk interkasi real-time kami biasanya lebih sering melakukan di grup dari pada di fanpage. “(wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 22 Maret 2019, 13.52 WIB). Dari penjelasan tersebut menujukan bahwa komunitas Indonesia Hoaxes lebih banyak berinterkasi real-time pada grup Indonesia Hoaxes Comunity dibadingkan pada fanpage komunitas Indonesia Hoaxes tersebut.

(36)

Komunitas Indoneisa Hoaxes mengakuai bahwa respon dalam membalas sangat lambat dikarenakana dalam satu postingan bisa lebih dari lima ratus komentar hal ini dinyataka oleh Muhammad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“Kalau responya bisa dibilang kami agak lambat kalau melalui fanpage karena di fanpage itu tidak jarang satu postingan bisa ada lebih dari lima ratus komentar apalagi kalau yang bener bener hangat bahkan bisa tembus seribu komentar jadi kami sulit menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh followers jadi kalaupun ingin fastrespon sebaiknya yaitu dengan bergabung ke grup Indoensia Hoaxes Comunity agar fast respon lebih baik tanpa harus mencari cari suatu komentar yang ada pada status fanpage” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

Dari penjelasan tersebut menujukan bahwa interkasi secara langsung di fanpage facebook tidak dilakukan secara optimal, karena banyaknya pertanyaan yang masuk pada komunitas Indonesia Hoaxes admin sendiri menyarankan bila mempunyai pertanyaan bisa bergabung pada grup Indoensia Hoaxes Communty dan kelebihan pada grup Indonesia Hoaxes Comunity tingkat responya lebih cepat dan tidak harus menacari cari suatu komentar yang ada pada status fanpage.

Adapun pandangan berbeda dari salah satu follower komunitas Indonesia Hoaxes yang mengatakan bahwa respon yang diberikan sangat kurang tidak tahun 2018 lalu.

(37)

“kalau menurut saya kurang ya, ga seperti tahun dua ribu delapan belas lalu kalau menurut saya rasakan.” (wawancara Andreva Rahman, 23 Januari 2019, 11.26 WIB)

Gambar 4.11

Salah satu komentar yang tidak di respon Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 26 Januari 2019)

(38)

Gambar 4.12

Salah satu komentar yang tidak di respon Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 26 Januari 2019)

Berdasarakan penjelasan diatas, dapat dilihat bagaiamana kurangnya respon yang diberikan pada kolom komentar. Indonesia Hoaxes bisa membalas setiap respon yang masuk di fanpage facebook tergantung dari mendaapatakan informasi sulit atau tidaknya peryataan ini dinyataka oleh Muhammad Azka Ramadhan sebagai berikut:

“kalau jangka waktu yaa tergantung dari penggunaan kitanya mendapatkan suatu informasi karena eeee se apa, sesulit atau tidaknya mendapatkanya informasi mempengaruhi kita merespon pertanyaan followers. Jika misalakan yang diajukan isu, isu apa yang bisa dibilang cukup sulit ada kemungkinan kami akan agak lama menyelidikinya namun sebaliknya jika memang sudah tersedia bisiaanya kami merespon lebih cepat. Analis paling lama bisa seminggu atau dua minggu kalau

(39)

paling lamanya terlebih jika media resmi juga belum mengambarakan biasanya itu memakan waktu yang cukup lama, Kalau paling cepet di hari yang sama juga bisa paling cepetnya gituh, di hari yang sama jika wah ini kebetulan isunya sudah di beritakan nah kami akan diberitahu biasanya umumnya gituh jika memang sudah ada beritanya.” (wawancara Muhammad Azka Ramadhan, 23 Januari 2019, 15.39 WIB).

Yang kita bisa lihat di atas bahawa Indonesia Hoaxes lama dalam mendapatkan bahan klarifikasi karena lama atau tidaknya tergantung dalam bhan untuk memverikasi, untuk masalah respon sudah cepat namun untuk menanalisinya itu lama, paling cepat di hari yang sama juga bisa jika isunya sudah du beritakan.

4.2 Pembahasan Penelitian

setelah menuliskan mengnai hasil penelitian yang telah didapatkan peneliti melalui wawancara, studi data, dan observasi lapangan, peneliti mencoba untuk meneliti hasil-hasil tersebut menjadi suatu pembahasan. Peneliti mencoba menyusun dengan konsep penggunaan media sosial. Peneliti menggunakan beberapa refensi dalam membahas temuan-temuan tersebut diantarnya buku.

Pada penelitian ini, peneliti mengamati gejala-gejala yang terjadi serta menelusuri secara mendalam menggunakan media sosial facebook dalam upaya anti-hoax, yang kemudian juga mengklarifikasi data serta menampilkan data dalam bentuk deskriptif. Hal yang akan peneliti lakukan pertama adalah menjalaskan konsep dari penelitian yang menjadi acuan penulis dalam pembahasan bagaiamana penggunaan media sosial facebook dalam upaya anti-hoax kepada followersnya. Tahapan yang

(40)

dijadikan acuan adalah share, optimize dan manage yang didapat dari Regina Luttrell. Tahap tersebut akan peneliti uraikan berdasarkan penggunaan media sosial yang dilakukan oleh komunitas Indonesia Hoaxes dalam upaya anti hoax kepada followersnya

Setelah dirasa cukup melakukan observasi dan wawancara dengan tiga informan, dapat peneliti analisis bahwa:

4.2.1 Tahap share pada penggunaan media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes dalam upaya anti-hoax

Pada tahapa share, telah dijelakasan sebelumnya bahwa ada beberapa poin yang harus diperhatikan dalam penggunaan media sosial yaitu, bagaiamana subjek berpartisipasi dalam media sosial (participate), bagiamana subjek menjalin hubungan dengan followers di media sosial (connect) dan bagaimana subjek membangun kepercayaan dengan followers (build trust).

Proses share merupakan tahap awal dalam konsep ini, perusahaan atau organisasi akan mecari tahu media sosial apa yang tepat untuk digunakan sesuai dengan karakteristik khalayak. Organisasi tersebut juga harus berpartisipasi di media sosial tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatan Luttrell (2015:41) dalam pengaplikasianya tahap share sebagai berikut:

"Social media throught social networl help people connect winth others who share similar intrests passion and beliefts. organizations that use specife networking stragies wherein their consumeers are particapting their targeted populations" (Luttell, 2015:41)

(41)

Luttrell (2015:131) juga menuturkan bahwa semakin organisasi sharing dengan publiknya, audiens tersebut akan semakin membagikan kepada yang lainya. Membagi foto di jejaring sosial, dimana juga mengajak mereka untuk share, coment dan berinterkasi dengan organisasi tersebut, akan mendukung jiwa media sosial itu sendiri. Media sosial melalui jaringan sosial membantu orang-orang terhubung dengan yang lainya yang memiliki minat, gairah, atau kriteria dan keyakinan yang sama. Organisasi yang menggunkana startegi jarigan media sosial tertenu dimana konsumen mereka berpartisipasi dalam percakapan tersebut akan mampu bersosialisasi online bersama-sama.

Latar belakang pemilihan media sosial facaebook ini adalah karena memiliki keunggulan dimana tidak akan ditemukan pada media sosial lainya. facebook memiliki keunggulan pada pembuatan caption, sekarang facebook memliki 60.000 text. Yang bermulai awalnya hanya dari 500 menjadi 5.000 tapi jumlah batas facebook mutlak baru sebernannya 63.206 karakter, dengan adanya penambahan jumlah text pada facebook sangat memudahkan komunitas Indonesia Hoaxes dalam membuat konten klarifikasi anti-hoax. Keputusan komunitas Indonesia Hoaxes dalam menggunakan media sosial facebook sebagai media utama hal yang tepat. Menurut Luttrell (2015:42) Dalam mengaktivasi media sosial yang akan digunakan, tidak sembarang yang aktivasi. Pasalnya media sosial tersbut sebaiknya memiliki unsur share agar bisa saling menghubungkan audiens di media sosial tersebut baik dengan atau tidak dengan

(42)

peran subjek itu sendiri. Menurutnya media sosial yang memiliki unsur share tersebut adalah : Facebook, Instagram, Pinterest, MySpace, Youtube, Vimeo, LinkedIn, Flickr, Kaboodle, Bebo dan Hi5.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa komunitas Indonesia Hoaxes sudah benar dalam mengaktivaisi media sosial yang dijelaskan Luttrell. Facebook dianggap salah satu situs jejaring sosial terbesar di dunia. Facebook menyediakan para pengguna dengan kemampuan untuk berbagi dan berkomunikasi dengan keluarga dan teman, dan itu meningkatkan keterbukaan dan konektivitas di seluruh dunia. Lebih banyak 70 miliar keping potongan dari link web, cerita berita, pos-pos blog, update status, foto, dan sumber-sumber lain yang dibagikan melalui platform ini. Facebook menyediakan tempat untuk tidak hanya berbagi intormasi tetapi juga berinteraksi dengan itu. Organisasi berita, contoh memungkinkan orang-orang untuk mengirim cerita mereka saya langsung ke dinding Facebook mereka untuk berbagi dengan teman-teman. Pengguna jejaring jejaring facebook untuk membangun komunitas dan melibatkan konsumen dengan cara yang lebih bermakna.

Berkaitan dengan konsep diatas pula, komunitas Indonesia Hoaxes tidak semua sosial media dapat efektif digunakan. Maka dari itu facebook dianggap paling efektif dalam menyebarkan pesan. Dapat diketahui bahwa komunitas Indonesia Hoaxes menyebarkan postingan yang menggunakan banyak text

(43)

keunggulan yang dimilki facebook sangat cocok untuk menyebarkan informasi tentang hoax.

Dalam pembuat konten, komunitas Indoensia Hoaxes berawal melihat dari pengaruh suatu berita yang tersebar di media sosial. Banyak tidaknya berita isu tersebar menjadi awal pergerakan untuk memulai menyelediki lebih lanjut, bilamana dampaknya berita tidak begitu besar Indonesia Hoaxes tidak akan menyelidiki. Bila yang didapatkan isu begitu besar maka admin akan mulai menganalisanya, setelah mendapatkan data, sumber, fakta. Indonesia Hoaxes akan membuat klarifikasi yang nantinya akan diupdate agar pesan yang disampaikanya efektif Indonesia Hoaxes selalu menyebarluaskan konten klarifikasi ataupun disinformasi.

Konten-konten yang ada pada fanpage facebook komunitas Indonesia Hoaxes mempunyai banyak sumber data, data yang didapatkaan yang nanti akan diolah menjadi konten, konten komunitas Indonesia Hoaxes tidak asal dalam pembuatan kontennya yang akan diposting, dari isu yang diangkat menjadi konten pada komunitas Indonesia Hoaxes saja itu tergantung besar kecilnya dampak hoax yang dirasakan. Terlebih hoax sangatlah meresahakan, sehingga konten yang dipublikasikan harus diberi sumber fakta yang jelas. Gunanya menampilakan sumber, agar tidak menimbulkan rekasi negatif pada para followers. Sebelum untuk pembuatan konten, para admin mendisukusikannya melaui grup khusus pengurus komunitas Indonesia Hoaxes.

(44)

Keberagaman konten yang disajikanpun pada komunitas ini sangat beragam yang peneliti lihat, hal ini disengaja oleh admin, agar followers tidak saling serang antara kedua kubu dikala tahun pemilu dikala admin membahas isu politik yang dijadikannya konten. adapun konten yang tidak membuat panas susana dalam fanpage tersebut hanya sebagai alat mempercair situasi dalam fanpage tersebut. Tak hanya sebuah Isu hoax politik, sara, kriminal dll. Indonesia Hoaxes juga membahas isu tentang sebuah film, game bahkan hingga anime yang tidak mungkin didapatkan pada fanpage komunitas melawan hoax.. Indoensia Hoaxes juga memberikan edukasi berupa konten tips dan adanya sebuah infograris penyebaran berita hoax disebuah jerajing sosial.

Gambar 4.13

(45)

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 26 Januari 2019)

Adapun konten fanpage komunitas Indonesia Hoaxes yang mengedukasi followersnya yaitu konten tips berhubungan melawan hoax. konten ini biasanya hasil repost dari akun instagram @divisihumasporli atau akun pemeberatas hoax lainya. Tujuan admin hanya menggingatan kembali kepara followersnya baik yang baru gabung atau sudah lama mengikuti fanpage.

Gambar 4.14

Konten menedukaasi followers Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 26 Januari 2019)

(46)

Dalam pengolaan media sosial facebook, fanpage komunitas Indonesia Hoaxes mempunyai karakterisik dalam penulisan konten yang dibuat. Indonesia Hoaxes menggunakan kalimat formal pada kontennya, itu menjadi sebuah aturan bagi komunitas tersebut. Guna mengunakan kalimat formal tersebut agar fanpage memeliki kribilitas. Dari sudut pandang followerspun bahwa fanpage tersebut bukan untuk main-main dalam menjalankan tugasnya sebagai melawan hoax tersebut.

Dalam berpartisipasi membagikan informasi melalui facebook, komunitas Indonesia Hoaxes melakukan sosialisasi di fanpage dengan membuat konten konten perihal mencegah hoax, dimana saat ini hoax menjadi musuh bagi pengguna sosial media khususnya.

Peneliti melihat Indonesia Hoaxes dirasa belum optimal dalam menggunakan fasilitas media sosial facebook. Dikarenakan terbatasnya ruang untuk menambahkan text yang banyak, yang peneliti lihat penyamapaian sebuah klarifikasi hoax tidak bisa setengah-setengah dalam menjalakan sebuah informasi harus lengkap dalam membeberkan suatu informasi lugas. komunitas Indonesia Hoaxes pada umumnya pada konten klrafikasi isi caption membahas dari berita hoax yang sedang beredar apa, dan penjelasan fakta yang sebenranya apa, isi pada konten juga selalu di akhir dengan sebuah kesimpulan.maka dari itu

(47)

Indonesia Hoaxes lebih memilih fitur post biasa pada fanpage tersebut ketimbang fitur-fitur baru yang dimiliki facebook.

Terkait poin lain dalam share yaitu connect, komunitas Indonesia menjalin koneksi dan membuat upaya membuat apa yang mereka posting menjadi di posting kembali oleh followersnya. Untuk menjalin komunitas hubungan Indonesia Hoaxes membuat grup khusus di media sosial facebook, yang bernama Indonesia Hoaxes Comunity. komunitas Indonesia Hoaxes berusaha menjalin hubungan dengan followers, agar komunitas dan followers dapat berkomunikasi satu sama yang lain.

Agar followersnya memposting apa yang mereka buat Komunitas Indonesia Hoaxes menurut Muhamad Azka Ramadhan mereka menyelipkan guyonan atau candaan yang menghibur. Artinya disini mereka berusaha angar menarik perhatian followers memposting apa yang mereka buat. Tetapi itupun tergantung isu ramai atau tidaknya, Tapi komunitas Indonesia Hoaxes selalu mendapatkan repost debunk dari followersnya.

Poin lain dalam tahap share yang dilakukan komunitas Indonesia Hoaxes adalah membangun kepercayaan (build trust) followers di media sosial. Ketika media sosial digunakan untuk penyebaran informasi, sudah seharusnya media sosial tersebut juga digunakan untuk membangun kepercayaan publik.

(48)

Lutrell (2015:52) mengatakan bahwa media sosial dibaung atas premis untuk membuat hubungan yang otentik. Kita harus bekerja lebih baik untuk memahai mengapa banyak perusahaan yang gagal dalam menggunakan sosial media. Ada beberapa alasan mengapa itu terjadi, namun yang paling besar dalam kegagalan tersebut adalah saat organisasi tersebut terlalu tergesa-gesa saat proses membangun tersebut. Luttrell juga menambkan bahawa membangun hubungan suatu hubungan melalui media sosial memperlukam keadaan yang bisa membuat audiens tersebut pantas untuk dilibatkan didalamnya. Regina Luttrell (2015:53) dalam bukunya Social Media: How to Engage. Share and Connet mengatakan bahwa:

“mendengarkan dan berbincangan dari waktu ke waktu adalah bagaiama hubungan yang berkaman dibangun dan kepercayaan dapat didapat” (Luttrell, 2015:53)

Komunitas Indonesia Hoaxes pun berusaha untuk membangun kepercayaan yang baik dengan followers di facebook dalam upaya anti-hoax. Salah cara yang mereka gunakan adalah dengan mengambil jalan tengah untuk menedebunk suatu berita, debunk adalah membuktikan ketidak benaran, memperlihatkan fakta seberarnya. Komunitas Indonesia Hoaxes mengambil sumber-sumber berita yang berlawanan yang followers inginkan gunanya mengambil dari sumber yang berbeda agaar followers dalam kedua kubu berbeda khususnya tidak terprecah belah dalam fanpage komunitas Indonesia Hoaxes

(49)

tersebut, agar dirasa oleh masing masing kubu tidak ada saling tuding terhadap fanpage tersebut. Walau sudah memberikan yang terbaik kepada followersnya dan mengikuti keinginnya mengabil dari sumber yang followers mau. tetap saja ada yang kontra terhap koten yang dibuat oleh komunitas Indonesia Hoaxes.

Dari semua penjabaran hasil diatas, akhirnya peneliti dapat merangkum hasil tersebut kedalam sebuah model, sebagai berikut:

(50)

Gamabar 4.15

Model penggunaan tahap share Fanpage komunitas Idonesia

Hoaxes

Tahap Share

Partiscipate

Latar Belakang Aktivasi Facebook  Memiliki keunggulan yang tidak

ditemukan pada sosial lainya yaitu memiliki 60.000 karakter untuk membuat status

Konten yang diposting

 Gaya penulisan mengunakan

kalimat formal pada setiap postingan agar memiliki kridibilitas

 Edukasi : memberikan tips bagiamana melaporkan hoax, infografis penyeabran berita hoax media sosial

 Informasi : klarifikasi isu hoax yang didapat dari followersnya

Connect Upaya membuat followers merepost Menyelipkan guyonaan atau candaan yang menghibur agar memiliki ketertarikan untuk merepost oleh followersnya Build trust  Berusaha menjawab respon yang masuk  Mengambil jalan tengah, komunitas Indonesia Hoaxes mengambil data sumber berita yang berlawanan yang masing-masing followers inginkan

Penggunaan Media Sosial Facebook Dalam Upaya Anti-Hoax Oleh komunitas Indonesia Hoaxes Kepada Followersnya

(51)

4.2.2 Tahap optimize pada penggunaan media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes dalam upaya anti-hoax

Tahap selajutnya dalam The Circular Model of SoMe dari Regina Luttrell adalah tahap optimize. Pada tahap ini organisasi diarahkan untuk mengoptimalakan dalam membuat pesan atau konten-konten yang aka dipublikasikan. Ada dua poin dalam tahap optimize yaitu bagaiamana mendengarkan dan mencari tahu apa yang dibicarakan publiknya (listen & learn), dan bagaimana melibatkan upaya untuk melibatkan diri dalam percakapan suatu topik (take part in authentik conversation)

Luttrell (2015:42) mengungkapkan bahwa untuk mengoptimalkan pesan, suatu organisasi harus mendengarkan apa yang dikatakan dan mempelajari dari perbincagan yang diskusikan audiens tentang kegiatan, karena audiens akan terus berbagi opini mengenai organisasi, dengan atau tanpa pihak organisasi tersebut didalamnya. Bagaimanapun, perbincangan tersebut akan lebih banyak informasi apabila pihak organiasi juga ikut bergabung, dalam perbincangan tersebut karena tidak dapat dipungkiri, di era ini organisasi diharuskan untuk dapat berkomunkasi secara transparan guna memenuhi keingina publik.

Untuk mengoptimalakan penggunaan media sosial facebook Indonesia Hoaxes menggunaan hastag. peneliti melakukan observasi dengan melihat penggunaan hastag apa saja yang digunakan dalam membuat konten.. Hastag yang selalu digunakan pada fanpage tersebut #klarifikasi, #informasi dimana

(52)

peneliti lihat hastag tersebut selalu ada pada setiap postingan yang di upload. Penggunaan hastag menjadi salah satu hal penting dalam penggunaan media sosial. Hastag #klarifikasi, #informasi menjadi salah satu pelengkap dalam konten yang akan di posting. Selain itu hastag juga memudahkan followers untuk mencari tahu lebih lanjut tentang konten isu yang sebelumnya sudah diangkat.

Gambar 4.16

Penggunaan hastag dalam setiap postingan Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 26 Januari 2019)

(53)

Gambar di atas adalah salah satu kategori hastga #klarifikasi. klarifiaksi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan dan masalah tertentu. Indoensia Hoaxes dan #klarifikasi tidak bisa dipisahakan karena pasti selalu ada saja antara hoax dan klrarifikasi, maka dari itu komunitas tersebut selalu mengunakan hastag tersebut.

Upaya mendengarkan dan mencari tahu (listen & learn) apa yang sedang hangat dibicirakan publiknya, komunitas Indonesia Hoaxes melakukan upaya tersebut secara online. Melihat dan mensurvei dari memnatau dari lini masa (time-line) masing masing akun facebook admin melihat isu apa yang ramai dibicarkan publik. Bila mendapatkan isu yang cukup meragunkan komunitas Indonesia Hoaxes bisa langsung untuk menganalisa isu tersbut. Alat yang digunakan oleh sebagian admin untuk mengetahui apa yang dibicarkan oleh audiens sangat sederha menggunakan handphone ataupun laptop.

Setelah mengetahui dan mempelajari apa yang dibicarkan publiknya, poin pada tahap optimize selajutnya adalah bagaiamana komunitas Indonesia Hoaxes melibatkan diri dalam suatu percakapan (take part in authentik conversation). Berkenaan dengan hal tersebut, upaya yang dilakukan komunitas Indonesia Hoaxes adalah mereka menggunakan akun masing-masing untuk berdisuksi dengan akun lain tidak jarang komunitas Indonesia Hoaxes juga melibatkan diri menggunakan fanpage komunitas Indonesia Hoaxes.

(54)

Dalam pemahan mereka untuk melibatkan diri pada percakapan, itu memulai berdikusi online pada grup Indonesia Hoaxes Comunity dikarenakan pada grup diskusi ini followers berhak membuka diskusi dan mengeluarkan opini mereka menurut Muhamad Azka Ramadhan selaku admin dan Moderator diskusi online. Ini selaras dengan apa yang dikatakan Regina Luttrell (2015:55) dimana audiens merasa cukup nyaman untuk memuji atau menuntun oragnisasi di media sosial, karena opini mereka bisa diinterpretasikan sebagai kemurnian. Secara tidak langsung Luttrell menjelaskan bahwa kehadiran media sosial saat ini bisa dimanfattkan sebagai cara baru untuk berdiskusi dengan publiknya. Yang artinya perbincagnan atau diskusi audiens di media sosial, sama pentingnya dengan perbincangan secara tatap muka.

Maka dari itu, dalam poin take part in authentic conversation, partisipasi Komunitas Indonesia Hoaxes dalam menggunakan facebook tidak hanya sekedar memposting konten sebuah klarifiaksi isu hoax tetapi komunitas Indonesia Hoaxes juga membuat suatu percakapan mendalam dan dital pada sebuah grup diskusi yang mereka buat.

(55)

Gambar 4.17

Model penggunaan tahap optimize

Fanpage komunitas Idonesia Hoaxes

Tahap optimize

Listen & Learn  Penggunaan hastag

untuk mengoptimalkan penggunaan media soial

 Melakukan secara online upaya yang di lakukan komunitas Indonesia Hoaxes tersebut secara memantau dari lini masa (time-line) dari masing-masing akun admin

Take Part In Authentic Conversation

 Menggunakan akun masing masing admin dalam berdiskusi online

 Terlibat membicarakan topik yang sedang dibicarakan bersama followers, tetapi diskusi tersebut diawali dengan followrs

 Facebook tidak hanya

menposting konten klarifikasi isu hoax tetapi juga membuat suatu percakapan mendalam  

Penggunaan Media Sosial Facebook Dalam Upaya Anti-Hoax Oleh Komunitas Indonesia Hoaxes Kepada Followersnya

(56)

4.2.3 Tahap Manage pada penggunaan media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes

Pada tahap ketiga dari konsep penggunaan media sosial Regina Luttrell adalah tahap manage (pengelolaan). Pada tahap ini aka akan dibahas bagaimana komunitas Indoensia Hoaxes mengelola akun media sosial facebook Indonesia Hoaxes, pada tahap ini ada 3 poin yang menjad acuan subjek dalam menggunakan media sosial, yaitu bagaimana melakukan media monitoring, bagiamana subjek memberikan respon cepat kepada publiknya (quick responses) dan bagimana interkasi realtime dengan publiknya (real-time intraction).

Dalam tahap manage, berkaitan bagaiamana proses media monitoring, komunitas Indonesia Hoaxes menggunakan dengan membuka sebagai relawan pengurusan fanpage tetapi itupun hanya dikontrak menajadi moderator di grup Indonesia Hoaxes, Bila relawan tersebut terbilang aktif dalam mendebunk bisa langsung diangkat menjadi pengurus fanpage. selain itu mereka belum menggnuanakan tools Hootsuite atau alat pihak ketiga, mereka hanya mengandalkan share dari followers jumlah share tersebut nantinya akan diakumulasi oleh facebooknya sendiri, mereka masih mengadalakan enggament organik.

Luttrell (2015:43) mengemukakan bahwa media monitoring yang dimaksud adalah mematau media sosial yang digunakan organisasi tersebut, bukan mematau pemberitaan di media lain, upaya melakukan media monitoring diperlukan menggunakan tools tertentu, tools tersebut adalah social media

(57)

dashbord yang porpuler digunakan adalah Hootsuite dan Tweetdeck lebih lanjut, Luttrell menjelaskan apa bila mengunakan tools seperti ini akan mempermudah pengelola media sosial tersebut karena lebih efesien. Sedangkan pengelola media sosial yang kewalahaan dalam mengelola berbagi media sosial bahkan terlau menghabiskan banyak waktu adalah salah satu penyebab kegagaln dalam menggunakan media sosial.

Dalam mengelola media sosial facebook komunitas Indonesia Hoaxes tidak mempunyai batasan waktu untuk memposting, ini karena masalah hoax tidak perlu adanya batasa waktu karena isu hoax sangat sensitif di masyarkat maka dari itu komunitas Indonesia Hoaxes bila mendaptakan isu hoax bisa langsung langusng di klarifikasi tidak harus menunggu.

Poin kedua dalam tahap manage adalah bagaimana komunitas Indonesia melakukan real-time interaction di facebook. Dalam tahap,subjek harus mampu berinterkasi pada waktu sebenarnya. Luttrel mengatakan bahwa dengan mengguanakan tools seperti Tweetdeck dan Hootsuite, perusahan atau organisasi dapat berinterkasi dengan audiens secara real-time. Komunitas Indonesia memanfatkan grup sebagai media interkasi real-time. Menurut mereka lebih banyak berinteraksi real-time pada grup Indonesia Hoaxes Comunity dibandingkan dengan fanpage tersebut.

Pada tahap Quick Respone Indoensia Hoaxes mengakui bahwa respon dalam membalas sanagat lamabat karena dalam satu postingan bisa sampai lima

(58)

ratus ribu komentar itu jerdi jika konten yang diangkat sedah hangat-hangatnya atauapun ramai dibicarakan. Peneliti masih menemukan ada beberapa komenatar yang tidak direspon Indonesia Hoaxes. Dan itu dirasakan adanya penurusan kinerja tidak seperti tahun lalu bisa di bilang responsesive.

Gambar 4.18

Salah satu komentar yang tidak direspon Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

 

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 26 Januari 2019)

Komunitas Indonesia Hoaxes bisa membalas setiap responya yang masuk ke fanpage facebook pada kolom-kolom komentar tergantung dari

(59)

mendatapatkan informasi sulit atau tidaknya sebuah isu. kalau mendapatkaan teruslit maka respon yang diberikan akan memakan waktu, Indonesia Hoaxes sebernya bisa saja dalam penyebarkan informasi pada hari itu juga namun sebelumnya harus isunya sudah diberitakan.

Gambar 4.19

Salah satu komentar yang tidak di respon Indonesia Hoaxes melalui fanpage facebook

(Sumber: https://www.facebook.com/TurnBackHoax/. Di akses pada tanggal Rabu, 26 Januari 2019)

(60)

Gambar 4.20

Model penggunaan tahap manage

Fanpage komunitas Idonesia Hoaxes Tahap manage Media monitoring  Komunitas Indonesia Hoaxes mengadalakan enggament organik  Tidak mempunyai

batasan waktu untuk memposting konten di facebook

Real time intraction Komunitas

Indonesesia Hoaxes lebih memanfaatkan grup sebagai intraksi tiap waktu

Quick respone

Komunitas Indionesia Hoaxes bisa membalas komentar followers pada hari itu juga tergantung

menpatkaan informasi sulit tidaknya

Penggunaan Media Sosial Facebook Dalam Upaya Anti-Hoax Oleh Komunitas Indonesia Hoaxes Kepada Followersnya

(61)

Gamb ar  4.2 1  

(62)

Gambar di atas adalah bagaimana terbentuknya penggunaan yang dilakukan oleh admin komunitas Indoneisa Hoaxes dalam upaya anti-hoax dengan adanya masalah mikro yaitu tahap Share, Optimize, Manage maka penggunaan media sosial dalam upaya anti-hoax bisa terlihat dan dampak dari hal tersebut adalah masyarakat pengguna media sosial facebook menjadi tahu tahap-tahap pada penggunaan media sosial. Internet adalah budaya baru di masa kini dengan adanya media sosial facebook, facebook bisa menjadi media dalam dalam upaya anti-hoax.

Referensi

Dokumen terkait

Pengklasifikasian suatu ruang ke dalam suatu wilayah membutuhkan suatu dasar, salah satunya melalui karakteristik tertentu dari ruang untuk membentuk suatu wilayah. Pembentukan

Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulakan bahwa secara umum kemampuan membaca puisi mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Bawakaraeng 1

Hasil pengukuran efektivitas bentuk-bentuk promosi pada Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta menunjukkan bahwa efektivitas media promosi dinilai efektif

(+) Angkat sikut kita yang terpegang dan tekan Ke arah berlawanan dibantu tangan kanan Kerjakan seperti Gyaku Katate Nage. Kuncian :

Penelitian ini bertujuan mengetahui laju pertumbuhan dan tingkat kelulusan hidup teripang pasir yang dipelihara dalam keramba jaring apung dengan perlakuan pemberian

Kegiatan penigkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya Kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan

Kecamatan Dagangan juga mempunyai nilai c-organik yang sangat rendah sehingga untuk meningkatkan KTK perlu peningkatan bahan organik tanah dengan cara pemberian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi CO di sekitar lingkungan kerja reseptor sensitif seperti polisi lalu lintas, dan petugas parkir di